Aira Yasmin
Aira Yamin adalah seorang wanita pekerja keras, tangguh dan pantang menyerah. Sejak lulus SMA Aira sudah bekerja tanpa pernah memikir kan ingin melanjutkan sekolah di perguruan tinggi.
Padahal ibunya ingin Aira masuk ke perguruan tinggi dan mendapat gelar sarjana, tapi Aira hanya ingin bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya.
Ibu Siska adalah seorang janda yang di tinggal suaminya karna sakit yang di derita hingga ajal menjemputnya. Ibu hanya bisa berjuang untuk kelangsungan hidup sejak anak-anaknya masih kecil.
Aira adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Ibunya menggantungkan harapan padanya karna ke tiga kakaknya hanya bisa sekolah sampai SMP saja. Aira tidak mau jadi beban untuk ibunya yang seorang janda.
Aira memang hanya punya ibu karna ayah meninggal dunia sejak Aira berumur dua tahun.
"Nak, ibu hanya ingin melihat mu bahagia karna dengan pendidikan yang tinggi kamu bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik," ucap ibu penuh kasih.
"Maaf bu, aku hanya tak ingin jadi beban untuk ibu. Aku ingin membahagiakan ibu saja dengan cara ku sendiri," jawab Aira.
Ke tiga kakak Aira sudah menikah semua. Ardy kakak pertamanya menikah dengan Wulan dan menetap di kota A.
Sedangkan Nabila setelah menikah di bawa tinggal bersama suaminya di kota B.
Dan Gilang masih di kota yang sama namun selalu sibuk dengan pekerjaannya dan keluarganya.
Hanya Aira yang jadi sandaran untuk ibunya. Dan Aira satu-satunya harapan ibunya.
"Bu, suatu saat nanti ibu akan bangga dengan apa yang aku capai. Aku janji akan buat ibu bahagia," batin Aira.
...***...
Aira bekerja keras hanya untuk membahagia kan ibunya. Dari pagi sampai sore Aira bekerja sebagai SPG di toko pakaian. Setelah pulang bekerja Aira memilih bekerja paruh waktu di cafe milik temannya.
Ibu yang khawatir akan kesehatan Aira selalu mengingat kan Aira untuk bekerja di satu tempat saja.
"Nak, apa kamu tidak cape pergi pagi pulang larut malam hanya untuk mencari uang?" tanya ibu.
"Semua ini aku lakukan hanya untuk ibu. Ibu adalah sumber kebahagiaan untuk ku." jawab Aira.
"Tapi nak, kamu juga harus jaga kesehatan kamu," kata ibu khawatir.
"Ibu tenang saja aku selalu minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh ku. Ibu doa kan saja agar aku selalu sehat dan kuat" jawab Aira.
"Apa sebaiknya kamu tidak menikah saja nak?" tanya ibu cemas.
"Bu saat ini aku belum memikir kan hal itu karna masih banyak hal yang ingin aku capai. Lagian aku belum menemukan seseorang yang pas dan cocok untuk jadi imam ku," jawan Aira.
"Ibu tidak akan memaksa tapi ibu hanya tak ingin kamu seperti ini," tutur lembur ibu perlahan terhenti.
"Bu aku baik-baik saja. Ibu jangan khawatir ya," jawab Aira.
Aira meyakin kan ibu agar ibu tenang hati melepas Aira bekerja keras dan melihat semua hal yang di capainya hanya untuk membahagia kan ibunya.
...***...
Hasil kerja keras Aira tidak lah sia-sia, sedikit demi sedikit Aira sudah bisa membenahi rumah peninggalan ayahnya. Semua kebutuhan Aira cukupi karna Aira tidak mau melihat ibunya cape.
Semua jerih payahnya hanya untuk ibunya.
"Nak, pikirkan juga kebahagiaan mu. Usia mu sudah 21tahun sudah saatnya kamu mulai memikir kan jodoh," ucap ibu.
"Bu, kalau aku menikah belum tentu aku bisa seperti ini. Apa suami ku mau memberikan semuanya untuk ibu?" jawab Aira.
"Bu selama aku bisa buat ibu bahagia, akan ku lakukan itu" sambung Aira.
Pertemuan pertama
Sepulang bekerja di toko karna di cafe tempat Aira magang sedang libur, Aira ikut serta teman-temannya kumpul di rumah Alicya.
Karna memang Aira tidak punya waktu banyak untuk dirinya sendiri. Aira hanya sibuk bekerja dan mementingkan kebahagiaan ibu di atas segalanya.
Sedang asyik bercanda dan tertawa bersama yang lain, tiba-tiba saudara Alicya datang bertamu dan melihat Aira yang memang duduk terpisah dari yang lainnya.
"Eh lagi ada tamu ya, duh maaf ya ganggu saya masuk dulu," kata Juan sungkan.
"Mama mu mana Al?" sambung Juan.
"Ada di dapur tuh cari aja sendiri sana," jawab Alicya.
Juan pun masuk dan mencari keberadaan tantenya.
"Tan, aku di suruh ibu antar oleh-oleh untuk tante kemarin ayah baru pulang dinas dari kota sebelah," kata Juan.
"Aduh repot-repot segala," jawab Mama Lilis.
"Ga repot kok tan," kata Juan.
"Oh iya itu di depan teman-teman kerja Alicya semua apa teman-teman sekolahnya," sambung Juan.
"Meraka teman kerja Alicya di toko, sengaja kumpul mumpung ada waktu katanya," jawab ibu Alicya.
"Oh, kalau gitu aku pulang dulu ya tan, mau sekalian bli sesuatu ke depan komplek," ucap Juan pamit.
"Iya hati-hati ya Juan. Sampai kan rasa terima kasih tante sama ayah ibu mu," ucap ibu Alicya.
Juan melangkah pergi meninggal kan dapur dan menuju luar. Sesekali Juan melirik Aira yang sedang asyik berbincang-bincang dengan yang lain.
"Al, aku balik dulu ya," ucap Juan.
"Mau kemana kamu?" tanya Alicya.
"Mau ke depan komplek beli pesanan ibu," jawab Juan.
"Sini gabung dulu, sekalian kenalan," ajak Alicya.
"Kenalin ini saudara aku yang nyebelin, hehehe," sambung Alicya.
Juan pun berkenalan dengan semua teman-teman Alicya. Tak lupa dengan Aira, wanita incaran Juan.
Saat hendak berkenalan dengan Aira, sekalian Juan mengeluar kan ponselnya.
"Hai, Nama ku Juan. Boleh sekalian minta nomor whatsUpp?" kata Juan sambil memberi kan ponselnya.
"Eh, nama ku Aira. Buat apa nomor WhatsApp?" jawan Aira.
"Pengen kenal kamu aja," kata Juan.
"Kenapa yang lain ga di minta juga? Kenapa cuma aku aja?" tanya Aira heran.
"Terlalu banyak pertanyaan, ya sudah aku pergi dulu kalau ga mau kasih nomor whatsUpp," kata Juan.
Juan pun hendak ingin beranjak pergi tapi Alicya merebut ponsel milik Juan.
"Al balikin ponsel ku, kamu ini apa-apaan sih," Juan mulai kesal dengan candaan Alicya.
"Kamu mau pergi kan, tuh udah aku tulis nomor Aira hehehe," jawab Aira.
"Kamu ga tanya dulu yang punya, main tulis aja. Orangnya mau ga nomornya ada di ponsel ku," kata Juan.
Juan pun mengambil ponsel dari tangan Alicya dan bergegas pergi dari rumah Alicya dengan senyum tipis di bibirnya.
"Maaf ya Aira, kamu terlalu lama mikir. Juan ga gigit kok hehehe. Dia udah jinak😀," kata Alicya sedikit menggoda Aira.
Aira hanya terdiam melihat tingkah temannya yang satu ini.
"Kamu lagi jomblo juga kan?" sambung Alicya.
"Iya emang aku jomblo. Puas kamu," jawab Aira ketus.
"Siapa tahu berjodoh, kita kan nanti jadi saudara," ucap Alicya terus menggoda Aira.
"Iya kalau dia mau sama aku, tulus sama aku dan mau terima keadaan aku yang serba kekurangan. Mana ada laki-laki yang mau sama aku," jawab Aira.
"Yang namanya jodoh siapa yang tahu kan Aira, kamu jangan pesimis gitu," ucap Lila.
Beberapa hari setelah pertemuan dengan Juan, Aira selalu memikir kan tentang apa yang d kata kan oleh Alicya bahwa jodoh dan cinta sejati tidak memandang apa dan siapa.
Aira menjalan kan aktifitas seperti biasanya, pagi bekerja di toko dan sepulang dari toko Aira lanjut bekerja di cafe.
"Ku rasa dia memang bukan untuk ku," batin Aira.
Aira duduk termenung di halte bus sambil menunggu angkot yang lewat.
"Mana mau dia sama aku, dia orang kaya sedang kan aku orang ga punya," batin Aira
Aira selalu menunggu cinta pertamanya datang kembali tapi itu hanya mimpi bagi Aira.
Karna orang yang di tunggu Aira entah dimana keberadaannya, menghilang tanpa kabar dan tak ada satu teman pun yang tahu keberadaannya.
"Andai aku tahu dimana kamu Vino, aku ingin sekali bertemu dengan mu," batin Aira.
Vino adalah cinta pertama Aira semasa sekolah menengah pertama.
Vino pindah sekolah dan tidak ada satu orang pun yang tahu Vino pindah kemana.
Aira larut dalam lamunan hingga tak sadar ada seseorang yang memanggilnya.
"Aira," sapa Juan.
Aira hanya melamun dan tak mendengar panggilan untuknya.
"Aira, hei," panggil Juan kembali.
Juan menepuk pundak Aira agar sadar dari lamunannya.
"Eh, kamu," ucap Aira.
"Kamu lagi ngelamunin apa sih, sampai ga fokus aku panggil dari tadi," tanya Juan.
"Ah kamu kepo. Eh kamu lagi ngapain di sini?" tanya Aira.
"Aku hanya kebetulan lewat, kamu mau kemana malam-malam begini? Emang ga takut perempuan secantik kamu keluyuran jam segini," tanya Juan.
"Aku memang tiap hari pulang jam segini dan bukan keluyuran tapi aku baru pulang bekerja," jawab Aira.
"Beda kalau keluyuran ga mungkin diam di halte, pasti d tempat rame. Aku tuh cari uang bukan ngabisin uang buat hal yang ga penting," sambung Aira ketus.
"Idih, galak amat bu," ucap Juan.
"Mau aku antar ga pulangnya?" sambung Juan.
Juan terus mendekati Aira namun Aira cuek dan tanpa respon.
"Ga usah, terima kasih atas tawarannya. Aku udah biasa pulang pergi kemana-mana sendirian," jawab Aira.
"Beneran nih ga mau? Gratis loh," ucap Juan.
"terima kasih, tapi aku masih bisa pulang pake angkot," jawab Aira.
Tak lama angkot pun datang, segera Aira menaiki angkot yang biasa ia naiki setiap hari.
"Hari ini boleh gagal tapi besok harus berhasil. Aku harus bisa dapat kan dia," batin Juan.
...***...
Di rumah.
Sebelum tidur, Aira selalu mengecek ponsel terlebih dahulu karma Aira hanya sesekali memain kan ponselnya di saat sedang bekerja.
Chat whatsapp dari banyak teman-temannya yang belum di buka dan di balas oleh Aira.
Ada chat dari nomor tidak di kenal tapi Aira abaikan karna merasa tidak penting.
"Eh nomor telpon siapa ini, chatnya gitu doang. Ga penting banget ih kalau iya ada perlu kn bisa sekalian ngomong langsung. Ga jelas," gerutu Aira.
Tiba-tiba nomor tersebut menelpon dan Aira tetap abaikan.
Chat baru pun masuk dari nomor tersebut.
[Aira kok aku di cuekin sih]
[Ini aku Juan]
"Oh, ternyata dia toh. Ku kira siapa," batin Aira.
[Iya, kenapa. Aku ga bisa terima telpon dari kamu nanti bisa ganggu waktu istirahat ibu ku]
[Chat aja ga usah telpon] balas Aira.
[Maaf ya kalau aku menganggu waktunya]
[Apa boleh besok kita bertemu?] tanya Juan.
[Maaf sebelumnya, aku sibuk kerja dari pagi sampai malam. Jadi ga ada waktu untuk bertemu kamu]
Aira terus menghindar dari Juan karna Aira tidak mau memberi harapan pada Juan.
Tapi Juan tetap tidak menyerah walaupun Aira cuek dan jutek padanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!