NovelToon NovelToon

NERAKA DALAM PERNIKAHAN

01# Anatasya

Anatasya adalah sosok gadis yang berparas cantik dan juga ceria. Namun suatu kejadian yang tragis membuat hidupnya jauh berubah.

Sang mama meninggal dunia akibat defresi yang di alaminya karna mengetahui papa Ana berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

Sedangkan sang papa yang menyesali perbuatannya memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Disitulah kehidupan Ana berubah drastis di saat dia masih duduk di bangku SMA dia harus berjuang seorang diri untuk membiayai sekolahnya.

Namun kehadiran sang kekasih membuatnya terus semangat. Brian Kusuma adalah kekasih Ana mereka telah menjalin hubungan selama setahun lebih.

Dukungan sang kekasih membuat Ana terus kuat menjalani hari harinya tak jarang Brian juga membantu Ana untuk biaya sekolah Ana. Kasih sayang dan perhatian yang selalu diberikan Brian membuat Ana larut dalam kegelapan cinta.

"Sayang apa boleh aku meminta sesuatu kepadamu?" ucap Brian sambil menciumi leher jenjang Ana.

Ana yang hidup seorang diri membuatnya larut dalam kebebasan. Seperti saat ini Brian dan Ana sedang berduaan di rumah peninggalan kedua orang tua Ana.

"Apa?" Ana langsung saja menatap lekat wajah Brian.

"Aku mau ini" ucap Brian menyentuh aset berharga Ana.

"Sayang jangan macam macam" ucap Ana kesal mendengar permintaan Brian.

"Sayang aku janji akan tanggung jawab dan akan menikahimu saat kamu sudah selesai sekolah" jelas Brian dengan tatapan penuh permohonan.

Mendengar ucapan Brian, Ana nampak berpikir sambil menatap lekat wajah kekasihnya.

"Aku mohon sayang, kamu bilang kamu cinta samaku. Lagian aku tidak akan pernah meninggalkanmu kamu juga sudah kenal dengan seluruh keluargaku. Jika nanti aku pergi meninggalmu maka kamu bisa menemui keluargaku." jelas Brian terus saja membujuk Ana dengan wajah memelasnya.

Mendengar ucapan Brian hati Ana akhirnya luluh dia akhirnya menganggung menyatakan dia siap menyerahkan kesuciannya ke Brian.

"Kamu serius kan sayang?" ucap Brian tersenyum.

"Ia, tapi kamu janji tidak akan meninggalkan aku kan?" ucap Ana menyodorkan jari kelingkingnya.

"Ia sayang aku janji" ucap Brian tersenyum lalu menyatukan jari kelingkinnya ke jari kelingking Ana menyatakan mereka telah mengikat janji bersama.

Brian langsung saja membawa tubuh langsing Ana ke dalam gendongannya lalu membawa Ana ke dalam kamarnya untuk menyatukan cinta mereka.

*****

Hari demi haripun berlalu seperti yang di katakan Brian dia tidak akan meninggalkan Ana dia bahkan jauh lebih perhatian ke Ana dan memberikan semua yang Ana inginkan.

Namun saat Ana belum lulus sekolah Brian harus pindah ke luar kota untuk mengantikan sang papa mengurus Perusahaannya yang berada di sana.

Dengan berat hati Ana harus mengiklaskan Brian untuk merantau dan akan melakuan hubungan LDR. Ana selalu sabar dan setia menanti kepulangan Brian. Namun setelah beberapa bulan berada di luar kota tiba tiba Brian berubah.

Brian jarang memberi kabar ke Ana bahkan kabar dari Ana sama sekali tidak di pedulikan oleh Brian. Namun Ana selalu saja berpikir positif dia tidak mau berpikir buruk tentang Brian.

Tiba tiba di suatu hari ponsel Ana berdering dan tertera nama Brian di sana. Melihat itu Ana yang kegirangan karna dihubungi oleh Brian langsung saja menekan tombol hijau lalu meletakkan benda pipih itu di telinganya.

"Hallo, sayang kamu apa kabar?" ucap Ana gembira.

"Aku baik baik saja, ada hal penting yang harus ku bicarakan" ucap Brian dinggin.

Mendengar ucapan Brian yang begitu dinggin dan cuek hati Ana seperti teriris namun dia tetap berusaha tegar dan mendengarkan cerita Brian.

"Apa?" ucap Ana singkat dengan mata berkaca kaca.

"Aku mau kita putus" ucap Brian to the point.

"Apa?" teriak Ana membulatkan matanya tak percaya.

"Kamu hanya bercanda kan?. Ini tidak lucu sayang" ucap Ana tak percaya.

"Tidak, aku tidak bercanda aku mau kita putus" jelas Brian kembali.

"Tidak bisa, kamu tidak bisa meminta putus dariku begitu saja. Kamu harus tanggung jawab Brian" ucap Ana dengan isak tangisnya.

"Maaf, aku tidak bisa meneruskan hubungan ini" ucap Brian tanpa memperdulikan Ana langsung saja mematikan sambungan telepon mereka.

"Kamu tidak bisa seperti ini Brian" ucap Ana menangis sambil terus saja menghubungi Brian namun sayang ponsel Brian sama sekali tidak bisa di hubungi lagi.

Tak terima dengan ucapan Brian, Ana yang sakit hati langsung saja mengangis histeris sambil mengacak acak seluruh isi kamarnya.

"Kamu jahat Brian. Kamu jahat, aku benci kamu Brian. Aku Benci..." teriak Ana histeris sambil terus saja melempar barang barang yang ada di dekatnya. Karna lelah mengis Ana akhirnya tertidur dalam tangisnya.

****

Setelah kejadian itu Ana berusaha untuk bangkit lagi dia tidak mau terus berada di dalam keterpurukan. Dia berusaha terlihat kuat walaupun sebenarnya hatinya sangat rapuh.

Hingga akhirnya kelulusan telah tiba setelah di pastikan lulus dan mendapat sertivikat kelulusan Ana mencoba untuk mencari pekerjaan tetap untuk menyambung hidupnya.

Jujur dia sangat ingin melanjut pendidikannya ke jenjang lebih tinggi namun mengingat keadaannya Ana lebih memilih bekerja lalu membangun hidupnya kembali.

Setelah melamar di berbagai tempat akhirnya Ana di terima di salah satu toko sepatu sebagai sales. Walaupun penghasilan yang sangat kecil namun Ana berusaha menerimanya.

Karna kesibukan di pekerjaannya membuat ana harus pulang malam. Namun, saat di perjalanan pulang dia harus melewati warung perjudian dimana banyak brandalan yang sedang nongkrong di sana.

Ana berjalan dengan tenang melewati kumpulan pria itu tanpa melihat ke arah mereka. Namun sudah ada dua orang pria yang menghalangi jalannya.

"Hai cantik mau kemana malam malam seperti ini?" ujar salah satu pemuda mencoba merayu Ana.

Ana yang ketakutan mencoba untuk menghindar dari kedua pemuda itu. Namun saat dia melangkah mundur dia malah menabrak tubuh kekar yang ada di belakannya.

"Ma..maaf" ucap Ana gemetar ketakutan.

"Mau apa kalian?" bentak pria itu kepada kedua pemuda yang mencoba menggoda Ana.

"Maaf dre kami tidak tau jika dia mangsamu" ucap pemuda. Lalu pergi meninggalkan Ana bersama pria yang menolongnya.

"Kamu tidak apa apa?" ucap pria itu melihat Ana yang ketakutan.

"Ti..tidak. Terimakasi" ucap Ana terus saja menunduk.

"Tidak apa apa. Kenalkan namaku Andreas" ucap andreas tersenyum sambil menjulurkan tangannya.

"Ana" ucap Ana tersenyum lalu menyambut uluran tangan Andreas.

"Nama yang sangat cantik. Mari ku antar pulang nanti pemuda itu menganggu kamu lagi" tawar andreas.

"Apa tidak merepotkan?" ucap Ana.

"Tidak. Daripada nanti kamu di goda para brandalan itu lagi. Ia kalau hanya di goda, jika sampai mereka melakukan yang tidak tidak bagaimana?" ucap Andreas menakut nakuti Ana.

Ana yang ketakutan karna ucapan Andreas langsung saja setuju di antar oleh Andreas. Sepenjang perjalanan mereka bercerita satu sama lain. Hingga tak terasa senyuman Ana yang telah lama hilang kembali terukir indah di wajah cantiknya.

Bersambug...

02# Menikah

Semenjak kejadian itu Andreas terus saja mendekati Ana. Dia tidak ada lelahnya untuk mengukir indahnya cinta di dalam hati Ana.

Namun Ana yang telah terlanjur terauma akan cinta selalu saja menghindar dari Andreas. Kelakuan Brian yang tega mencampakkan dirinya setelah mendapatkan kesuciannya membuat Ana sangat trauma dan tidak lagi mempercayai yang namanya cinta.

Namun Andreas tak ada lelahnya untuk mengejar cinta Ana. Seperti saat ini dia bersedia menunggu Ana sampai pulang berkerja.

Dia bersembunyi di kegelapan agar Ana tidak melihatnya. Ketika melihat Ana keluar dari tempat kerjanya Andreas langsung saja menemuinya pastinya Ana tidak bisa menghindar lagi.

"Hai, Na" ucap Andreas tiba tiba datang lalu berdiri di depan Ana.

Melihat Andreas sudah berdiri di depannya Ana langsung saja kelagapan. Dia ingin menghindar tidak bisa lagi. Jika dia menolak Andreas dia merasa tidak enak karna Andreas pernah menolongnya.

"Hai.." ucap Ana tersenyum.

"Kamu sudah pulang?" Andreas.

"Sudah" Ana

"Mau aku antar?" tawar Andreas.

"Ti...tidak usah repot repot. Aku bisa pulang sendiri" tolak Ana halus.

"Tidak. Lagian kita searah. Apa kamu tidak takut di ganggu para brandal itu lagi?" ucap Andreas mencoba menakut nakuti Ana.

Mendengar ucapan Andreas, Ana nampak berpikir. Mengingat hari sudah malam dan juga gemuruh petir mulai menyambar menandakan hujan mau turun. Membuat Ana tak punya pilihan selain ikut bersama Andreas.

"Ia deh. Aku ikut kamu" ucap Ana ketakutan mengingat kejadian malam itu.

" Gitu dong. Ayo naik" ucap Andreas langsung menghidupkan sepeda motornya.

Ana langsung saja menaiki sepeda motor Andreas. Melihat Ana sudah duduk di belakangnya Andreas langsung saja tersenyum lalu menjalankan sepeda motornya.

Namun saat masih di perjalanan hujan turun membasahi keduanya. Melihat Ana kedinginan Andreas langsung saja menepikan sepeda motornya lalu memasangkan jaketnya ke Ana.

"Peluk aku, Na" ucap Andreas kembali menghidupkan sepeda motornya.

Mendengar ucapan Andreas, Ana nampak ragu dia tidak berani memeluk pria di depannya. Andreas yang melihat Ana hanya diam saja langsung saja menarik tangan mulus Ana lalu melingkarkannya di pinggangnya.

"Sudah seperti ini aja. Nanti kamu kedinginan" ucap Andreas sedikit memaksa lalu kembali menjalankan sepeda motornya.

Tak menunggu lama akhirnya mereka sampai di kediaman Ana. Melihat Andreas yang basah kuyub mau tak mau Ana langsung saja membawa Andreas masuk ke rumahnya.

"Ini ada baju papa. Kamu pakai saja" ucap Ana menyerahkan sepasang pakaian ke Andreas.

Andreas yang sudah basah kuyub langsung saja menerima pakaian yang diberikan Ana.

"Kamar mandinya di mana?" Andreas.

"Itu, kamu ganti baju di situ saja" ucap Ana menunjukkan kamar mandi belakang.

Setelah melihat Andreas masuk ke dalam kamar mandi Ana langsung saja menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya.

setelah selesai Ana langsung saja turun dengan baju tidur yang cukup sopan. Dia melihat Andreas sedang duduk seorang diri di sofa ruang tamu.

Ana langsung saja menuju dapur untuk membuat teh untuk mereka. Setelah selesai Ana langsung saja menemui Andreas dengan membawa dua cangkir teh untuk mereka.

"Ini minumlah." ucap Ana menyerahkan secangkir teh untuk Andreas lalu duduk di samping Andreas.

"Terimakasi" ucap Andreas tersenyum sambil terus menatap kagum kecantikan Ana.

Dengan rambut panjang yang masih basah di biarkan terurai begitu saja dan juga wajah polos tanpa make up membuat kecantikan Ana semakin terpancar. Anderas terus saja menatap kagum ciptaan Allah yang sangat sempurna itu.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" ucap Ana yang tidak nyaman dengan tatapan Andreas

"Maaf." ucap Andreas langsung menyeruput teh buatan Ana sambil menatap sekeliling ruangan rumah Ana yang sangat sunyi.

"Apa kamu tinggal seorang diri?" ucap Andreas yang tidak melihat siapapun di rumah itu.

"Ia, semenjak papa dan mama meninggal aku tinggal seorang diri di sini" jelas Ana dengan mata berkaca kaca mengingat semua kenangan indah yang pernah ia lewati bersama kedua orang tuanya di rumah itu.

"Maaf" ucap Andreas merasa tak enak karna membuat Ana kembali mengingat kedua orang tuanya.

"Tidak apa apa" ucap Ana tersenyum.

"Na. Apa aku boleh menyatakan sesuatu kepadamu?" ucap Andreas menatap lekat wajah Ana.

"Apa?" Ana.

"Maukah kamu menikah denganku Na?" ucap Andreas mengam kedua tangan Ana.

Mendengar ucapan Andreas, Ana langsung saja terkejut lalu melepaskan gengaman Andreas.

"Maaf ndre, aku tidak bisa" ucap Ana tanpa sadar air matanya bercucuran deras mengingat apa yang telah terjadi kepadanya.

"Kenapa?" ucap Andreas dengan wajah memelasnya sambil menghapus air mata Ana.

"A..aku tidak bisa ndre" Ana.

"Kenapa, Na? apa alasannya?" ucap Andres sambil menarik dagu Ana sehingga kedua netra mereka bertemu.

"A.. aku sudah tidak suci lagi ndre" ucap Ana tanpa sadar menyatakan apa yang telah terjadi kepadanya.

"Aku akan menerimanya Na. Aku akan menerima kekuranganmu itu dan aku berjanji akan selalu membahagiakanmu. Menikahlah denganku Na" ucap Andreas penuh permohonan.

Melihat keseriusan di mata Andreas di tambah lagi Andreas yang mau menerimanya walaupun tidak suci lagi membuat hati Ana luluh dan mau menerima lamaran Andreas.

Setelah Ana menerima lamarannya, Andreas langsung saja memperkenalkan Ana kepada kedua orang tuanya. Kedua orang tua Andreas sangat menyukai Ana dan dengan senang hati menyetujui hubungan mereka.

Dan langsung saja menikahkan mereka dengan sangat meriah kedua orang tua Andreas memperkenalkan Ana dengan bangganya kepada semua orang.

Karna Andreas Adalah anak laki laki satu satunya dari keluarga kazanopa maka kedua mertua Ana menjanjikana Ana akan mendapatkan rumah dan juga sebagian tanah mereka.

Mendengar janji dari kedua bertuanya Ana langsung saja merasa senang. Dia juga berhenti dari pekerjaannya karna permintaan kedua orang tua Andreas.

Kedua orang tua Andreas memang orang yang berada jadi wajar saja mereka menyuruh Ana untuk berhenti berkerja dan menyuruh Ana hanya di rumah saja mengurus seluruh pekerjaan rumah bagaimana tugas ibu rumah tangga yang semestinya.

******

Di malam pertama Ana dan Andreas mereka langsung saja menyatukan cinta mereka. Namun setelah selesai Andreas langsung saja menatap wajah Ana denga penuh kekecewaan.

"Ternyata milikmu sudah sangat longgar. Tapi sayang semua sudah terlanjur, jika aku tau dari awal aku tidak mau menikah denganmu" ucap Andreas penuh kekesalan lalu meninggalkan Ana seorang diri di kamar mereka.

degh...

Hati Ana sangat sakit mendengar ucapan Andreas padahal dari awal dia telah mengatakannya kepadanya tanpa ada yang di tutup tutupi.

Andreas juga berjanji mau menerima kekuranganya dan tidak mengungkitnya lagi. Tapi apa? di malam pertama mereka Andreas malah mengungkitnya dan membuat hati Ana sangat terluka.

bersambung....

03# Hamil

Setelah beberapa bulan menikah akhirnya Andreas menunjukkan sifat aslinya. Sifat manja dan pemalasnya terlihat jelas walaupun sudah berkeluarga, Andreas enggan untuk bekerja. Semua kebutuhan mereka di tanggung oleh kedua mertua Ana.

Seperti saat pagi ini walaupun matahari sudah menjulang tinggi Andreas masih tertidur dengan lelapnya.

Andreas lebih suka nongkrong bersama teman temannya di warung judi tempat pertama mereka bertemu sampai larut malam tanpa memperdulikan perasaan Ana.

"Mas, ayo bangun" ucap Ana mencoba membangunkan sang suami.

"Apaan sih, aku masih mengantuk" bentak Andreas kembali menarik selimutnya.

"Ayo sarapan bersama, aku sudah masak" ucap Ana kembali.

"Kalau mau sarapan, sarapan saja sana. Aku masih mau tidur" ucap Andreas kembali melanjutkan mimpi indahnya.

Ana yang melihat Andreas sudah kembali tertidur akhirnya memilih untuk keluar dan melakukan sarapan seorang diri.

"Kakak masak apa?" ucap Putri adik ipar Ana langsung duduk di meja makan dengan seragam putih abu abu yang melekat di tubuhnya.

"Kakak masak nasi goreng. Kamu makan lah" ucap Ana langsung pergi membersihkan piringnya.

Setelah selesai sarapan Putri langsung saja pergi ke sekolah. Tak menunggu lama Andreas akhirnya bangun dari tidurnya lalu mencari makanan di meja makan.

"Na, mana sarapanku?" teriak Andreas.

"Itu mas di meja makan" ucap Ana masih membersihkan piring kotor bekas adik ipar dan kedua mertuanya.

"Ini apa? nasi anj**g juga tidak seperti ini" bentak Andreas kesal sambil membanting piring berisi nasi goreng yang tinggal sedikit.

"Ada apa ini?" ucap Andar papa mertua Ana.

"Papa tanya saja sama menantu kesayangan papa ini" ucap Andreas kesal lalu pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri.

"Kamu sih Na, bukan di banguni suamimu agar bisa sarapan bersama" ucap bu Andar kesal.

"Sudahlah ma, kamu tidak tau aja bagaimana putramu yang satu itu" ucap Andar membela Ana.

Mendengar ucapan suaminya bu Andar langsung saja pergi menemui Andreas tanpa memperdulikan perasaan Ana. Sedangkan Andar hanya mengelengkan kepalanya melihat sikap istrinya yang selalu memanjakan putra mereka.

Melihat sikap mertuanya Ana hanya mampu diam dengan mata berkaca kaca sambil membersihkan nasi goreng yang di campakkan oleh Andreas.

"Nak ini uang sarapanlah di luar" ucap bu Andar ketika melihat Andreas keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi.

Tak banyak pikir Andreas langsung saja menerima uang pemberian sang mama sambil menoleh sedikit ke arah Ana yang masih membersihkan nasi goreng yang ia campakkan tadi. Lalu pergi tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.

*****

Tah mengapa sedari pagi Ana merasakan mual yang begitu hemat. Dia sama sekali tak selera makan, jika dia memakan nasi sedikit saja langsung saja perutnya langsung mual

huek...huekk....

Ana terus saja mengeluarkan isi perutnya dengan lemas dan wajah pucatnya.

"Kamu kenapa sih?" ucap Andreas kesal karna melihat Ana muntah muntah sedari tadi.

"Aku juga tidak tau mas" ucap ana sambil memyirami bekas muntahnya.

"Sudah bawa saja Ana ke puskesmas, kasihan istrimu sedari tadi muntah muntah saja" ucap bu Andar tersenyum.

"Tapi aku gak punya uang ma" ucap andreas memelas.

"Ini, mama ada uang. Kamu sudah punya istri tapi kebutuhan istrimu mama juga yang menangung" oceh bu Andar sambil memberika uang lima puluh ribu ke Andreas.

Andreas langsung saja menerima uang pemberian sang mama tanpa memperdulikan ocehan sang mama sama sekali.

"Ayo" ucap Andreas berjalan meninggalkan Ana.

Melihat suaminya yang telah pergi Ana hanya mampu mengendus kesal. Dia berjalan di belakang suaminya dengan lemas dan sempoyongan

Andreas langsung saja membawa Ana ke puskesmas terdekat dengan sepeda motornya. Dia langsung saja mendaptarkan Ana untuk segera di periksa.

Setelah itu mereka duduk di kursi tunggu Andreas melirik tubuh Ana yang kurus kering dan juga kusam. Ntah kemana tubuh mulus dan juga wajah cantiknya semenjak menikah dengan Andreas seakan hilang begitu saja.

Walaupun mereka baru menikah beberapa bulan tapi tubuh Ana langsung berubah drastis. Bagaimana tidak Andreas tidak pernah memberi uang kepadanya.

Jangankan merawat tubuh pakaian Ana saja tidak pernah terbeli untung saja dia mempunyai stok pakaian yang banyak saat gadis dulu.

"Kamu kalau pergi denganku modis sedikit kenapa? bikin malu saja" oceh Andreas kesal karna melihat Ana yang kusam hanya memakai pakaian tidur saja.

Mendengar ocehan suaminya Ana hanya mampu menunduk sambil memperhatikan para pasangan suami istri yang sama sama menunggu antrian dengannya.

Ana menatap para pasangan suami yang sangat memperhatikan istrinya dengan penuh rasa iri. Dia berharap mempunyai suami seperti mereka yang begitu menyayangi istrinya, namun apa lah dayanya jangankan perhatian Andreas sama sekali tidak pernah peduli dengannya.

"Sudah giliranmu ayo cepat" ucap Andreas langsung masuk ke ruangan dokter tanpa memperdulikan Ana.

Ana yang melihat Andreas telah pergi langsung saja berjalan mengikuti langkah suaminya.setelah memasuki ruangan dokter Ana langsung saja duduk di depan suaminya.

"Ini dok istri saya sedari tadi muntah muntah terus" jelas Andreas.

mendengar ucapan Andreas wanita paru baya itu langsung tersenyum lalu menyuruh Ana berbaring di bangsal. Lalu memeriksa keadaan Ana.

"Kalau boleh ibu tau tamu bulanan terakhirmu kapan datang?" ucap dokter menatap Ana.

Mendengar ucapan dokter itu Ana nampak berpikir dia baru mengingat jika bulan ini dia belum mendapatkan tanda tanda jika tamu bulanannya akan datang padahal tanggalnya sudah terlewat dua minggu.

"Bulan ini saya tamu bulanan saya belum datang, Dok" jelas Ana.

Mendengar penjelasan Ana dokter itu langsung tersenyum lalu memeriksa keadaan Ana kembali. Setelah selesai dokter itu langsung menyuruh Ana untuk duduk.

"Bagaimana dok?" ucap Ana.

"Kamu tidak apa apa, hanya saja di umur kehamilanmu yang mau dua minggu akab mengalami ngidap seperti muntah, mual dan tidak selera makan" jelas dokter itu ramah.

"Jadi istri saya sedang hamil dok?" ucap Andreas senang.

"Ia selamatnya. Saya minta kamu harus jaga supan makanmu ya. Ini ada resep obat kalian ambil saja di apotik puskesmas ini ya" ucap dokter itu ramah sambil memberikan resep obat ke Andreas.

Andreas langsung saja menerima resep itu lalu pergi ke apotik untuk menebusnya. Ana berharap dengan kehamilannya suaminya bisa berubah dan mengerti tanggung jawabnya sebagai suami.

"Kamu sudah makan?" ucap Andreas yang melihat wajah pucat Ana.

Mendengar ucapan suaminya Ana langsung saja mengelengkan kepalanya. Karna dia merasakan perutnya yang melilit karna sedari tadi apapun yan dia makan akan langsung keluar dari muntahnya.

''Ayo makan di sana?" ucap Andreas menunjuk ke arah warung bakso di depan mereka.

Dengan penuh semanggat Ana langsung menganggukkan kepalanya. Melihat Ana yang mengangguk Andreas langsung saja membawa Ana ke warung bakso itu.

bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!