NovelToon NovelToon

29 Hari

Bab. 1. Tukang Sapu

"Hai anak baru ! kau tidak layak di Sekolah ini, kau lebih cocok di jalan dan membersihkan sampah-sampah yang ada di jalan raya itu." ucap Chika dan beberapa teman wanita saat melihat Airin memasuki gerbang Sekolah.

Airin tertegun sejenak saat diperlakukan seperti itu.

"Maaf apa maksudnya semua ini ?" tanya Airin dengan sedikit bingung.

"Jangan pura-pura linglung dan hilang ingatan. Aku melihat sendiri kau menyapu dijalan dan menggunakan seragam berwarna oranye itu."

"Asal kau tau, Sekolah ini adalah Sekolah yang didirikan khusus untuk siswa-siswi yang berkelas, bukan siswi yang bekerja sebagai tukang sapu jalan !" jawab Chika dengan menunjuk muka Airin.

"Apakah ada peraturan yang menyatakan akan hal itu ?" tanya Airin kemudian.

"Secara tertulis belum ada, tetapi sebentar lagi akan aku tuliskan untuk mu. Agar esok kau tidak berani datang ke Sekolah ini lagi !" ucap Chika sambil menjambak rambut Airin.

Sementara Airin berusaha untuk melepaskan tangan Chika dari rambutnya. Beruntung bel segera berbunyi sehingga Chika dan juga teman-temannya segera melepaskan Airin dan melangkah menuju ke kelas mereka.

Sementara Airin hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap mereka yang seolah bukan seorang siswi. Mereka lebih layak menjadi preman di terminal dari pada menjadi seorang siswi salah satu Sekolah paling terkenal di kota itu.

Setelah merapikan kembali rambutnya, Airin berjalan menuju ke kelasnya. Airin adalah siswi baru di Sekolah tersebut.

Ia baru dua hari menjadi siswi di Sekolah itu. Kemarin saat ia baru berangkat ke Sekolah, ia tanpa sengaja bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang sedang mengerang kesakitan dan hampir saja pingsan di jalan.

Wanita itu berprofesi sebagai seorang penyapu jalan, ia hidup sebatang kara, ia harus menahan sakit yang ia rasakan demi mendapatkan gaji yang utuh demi untuk menyambung hidup.

Airin merasa iba, kemudian ia menolong wanita itu dan bersedia mengantikan tugasnya selama ia belum sehat, hal itu ia lakukan dengan suka rela setelah pulang sekolah.

Dan disaat ia sedang membersihkan jalan, tanpa sengaja temannya yang bernama Chika melihatnya dan dengan sengaja membuat ulah dengan menumpahkan sampah yang telah Airin kumpulkan.

Setelah Airin tiba di depan pintu kelasnya, Airin menyadari bahwa ada yang iseng dengan menaruh air di atas pintu dengan menggunakan ember.

Airin duduk berjongkok sambil membenarkan tali sepatunya, hal itu ia lakukan agar siswa lain yang kebetulan ada dibelakangnya masuk lebih dahulu.

Dan benar saja, saat siswa itu masuk, air yang berada di atas pintu tumpah membasahi seluruh tubuhnya. Hal itu terjadi di hadapan sang Guru yang juga hendak masuk ke dalam kelas tersebut.

Airin masuk ke dalam kelas tersebut dengan selamat. Sementara Siswa yang menjadi korban diberi waktu untuk pulang dan mengganti pakaiannya.

"Dia beruntung bisa selamat dari jebakan itu, tapi tidak untuk berikutnya. Lihat saja apa yang akan terjadi kepada tukang sapu jalan itu." batin Chika.

Sementara Airin tersenyum melihat Chika yang kesal karena usahanya untuk mengerjai Airin gagal.

Setelah waktu pulang Sekolah tiba, Airin bergegas pulang, ia harus mengerjakan tugas untuk membersihkan jalan.

Dengan penuh semangat Airin mengganti pakaiannya kemudian ia segera mengerjakan semua tugasnya.

Namun saat ia hendak memulai pekerjaannya, Chika dan temannya dengan sengaja mengambil foto Airin dengan seragam oranye itu.

Airin yang menyadari bahwa ia sedang difoto, dengan tersenyum mendekati Chika.

"Hai, apakah kalian ingin membantu kami ? jika demikian maka aku akan memanggil petugas yang lainnya untuk kau gantikan." ucap Airin dengan ramah.

"Cih siapa yang Sudi menjadi tukang sapu seperti mu. Bisa alergi kulitku jika melakukan hal itu." jawab Chika.

"Kalau begitu apa yang hendak kalian lakukan ?" tanya Airin lagi.

"Mengambil foto teman kami yang berprofesi sebagai tukang sapu jalan. Agar besok pagi ada gosip baru yang terpasang di Mading Sekolah."

"Biar semuanya tau siapa sebenarnya siswi baru yang masuk Sekolah kami karena belas kasihan dari pihak Sekolah." jawab Chika dengan bangga.

"Baiklah jika itu yang kalian inginkan." jawab Airin kemudian mengambil HP ditangan Chika kemudian ber-selfie dengan Chika dan yang lainnya.

Dengan cepat Airin mengunggah foto tersebut di salah satu akun media milik Chika. Dalam unggahannya itu Airin menuliskan bahwa Chika ingin menjadi donatur bagi ibu Iyem yang berprofesi sebagai seorang penyapu jalan, yang kini sedang menderita sakit.

Dalam akun tersebut Airin juga menuliskan bahwa Chika dan juga teman-temannya akan menggantikan pekerjaan ibu Iyem selama beliau sakit.

"Ini HP milikmu, jadi esok saat kau menempel foto di Mading Sekolah. Semua siswa-siswi dan juga dewan Guru akan merasa bangga terhadap kemuliaan hatimu." ucap Airin sambil memberikan HP milik Chika.

"Apa yang kau lakukan ?" tanya Airin sambil memeriksa HP-nya.

"Tidak ada, hanya menyimpan foto indah kita, sebagai awal pertemanan kita." jawab Airin.

"Siapa yang Sudi menjadi temanmu ? lihat saja besok apa yang bisa aku lakukan untuk dirimu." jawab Chika.

"Baiklah akan aku tunggu kejutan yang akan kau berikan itu." jawab Airin.

"Kau berani sekali menantang ku, apakah kau belum tau siap aku ? jika memang begitu maka akan aku beritahu." ucap Chika.

"Nona Chika Fernandez adalah anak salah satu pejabat yang sangat dihormati oleh banyak orang. Bahkan jika ia mau seluruh tukang sapu jalan di kota ini bisa ia beri makan secara gratis selama satu Minggu. Bukankah begitu nona Chika ?" ucap Airin dengan sangat jelas.

"Tentu saja, kau bahkan sudah tau hal itu jadi jangan berani-beraninya kau menantang aku !" jawab Chika.

"Maaf Nona saya sangat takut sekali dengan ancaman Nona." jawab Airin dengan nada yang dibuat-buat.

"Dasar kau tukang sapu ... ." ucap Chika terhenti saat ia melihat banyak orang yang melihat kejadian itu.

Dengan kesal kemudian meninggalkan Airin dan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sedangkan Airin hanya tersenyum, kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Dengan bersenandung Airin melakukan pekerjaan itu, sehingga ia tidak merasa begitu lelah karena ia mengerjakannya dengan penuh suka cita.

Setelah selesai, Airin berganti baju kemudian ia membeli dua bungkus nasi untuk dirinya dan juga ibu Iyem.

Airin juga membelikan beberapa roti dan juga susu, untuk ibu Iyem. Setelah ia merasa cukup, kemudian ia membayarnya dan segera pulang ke rumah ibu Iyem.

Airin berjalan dengan cepat karena waktu sudah semakin Sore, ia takut Ibu Iyem mencemaskan dirinya karena ia terlambat pulang. Setelah sampai ia segera mengetuk pintu, tak lama kemudian Ibu Iyem dengan susah payah membukakan pintu untuk Airin.

Bab. 2. Pemuda Tampan

Setelah Airin masuk kedalam rumah, ibu Iyem menyiapkan air hangat untuk dirinya mandi. Airin tersenyum kemudian ia memeluk tubuh ibu Iyem yang mulai menua.

"Bu, bagaimana ibu bisa melakukan itu semua ? Ibu selalu melakukan hal dengan sempurna. Cintamu melindungi ku hari demi hari."

"Sehingga aku bisa melakukan apa saja kapanpun itu selagi ibu masih ada. Ibu aku tidak mengerti mengapa kau mencintaiku ? tetapi aku sangat menyukainya dan aku juga sangat mencintaimu ibu." bisik Airin sambil memeluk tubuh wanita paruh baya itu.

"Nak mendengarkan kalimat indah mu itu, seakan ibu menjadi wanita paling mulia dan sempurna di dunia ini."

"Ibu seakan merasakan mempunyai seorang anak kandung. Meskipun ibu tidak bisa merasakan indahnya menjadi seorang ibu." jawab ibu Iyem dengan bergetar.

"Ibu sekarang ada Airin disini. Ibu jangan sedih lagi dan ibu tidak perlu lagi memikirkan hal yang lainnya, ibu harus cepat sehat dan kita bisa beraktivitas bersama-sama." ucap Airin.

"Nak, hatimu sungguh mulia, alangkah beruntungnya kedua orang tuamu, karena memiliki anak seperti dirimu." ucap ibu Iyem dengan tersenyum menatap wajah ayu Airin.

"Ternyata ibu sangat pandai merayu. Terimakasih untuk pujiannya Bu, dan maaf saya harus mandi terlebih dahulu agar lebih segar dan sayang jika air yang ibu hangatkan dengan cinta dan kasih sayangmu itu tidak segera aku nikmati kehangatannya." ucap Airin sambil berlalu meninggalkan ibu Iyem.

Setelah selesai mandi, Airin dan juga ibu Iyem menikmati makan malam bersama. Keduanya sama-sama menceritakan pengalamannya menjadi seorang penyapu jalan.

Ada orang yang selalu memandang hina pekerjaan itu, tetapi ada juga yang memuji kesabaran dan keikhlasan mereka untuk menjaga kebersihan jalan kota.

Setelah selesai menikmati makan malamnya, Airin berpamitan untuk segera beristirahat. Ia merasa sedikit lelah karena aktivitas hari ini.

Keesokan paginya, Airin bersiap-siap untuk pergi ke Sekolah setelah ia membantu ibu Iyem membereskan rumah.

Dengan penuh semangat Airin berjalan menuju ke Sekolahnya. Baru saja Airin masuk melewati pintu gerbang, ia Sudah disambut oleh beberapa temannya.

"Oh ini ternyata siswi baru yang berprofesi sebagai tukang sapu jalan !" ucap salah satu dari mereka dengan pandangan yang jijik.

"Entahlah apa kelebihan yang ia miliki sehingga Sekolah kita ini mau menerimanya sebagai salah satu siswi di sini." ucap yang lainnya lagi.

Belum sempat Airin menjawab pernyataan dari mereka. Chika dan juga teman-temannya sudah datang dengan membawa sebuah karung dan juga ember yang berisi air dari selokan.

Tanpa menunggu perintah, mereka melakukan tugasnya masing-masing. Ada yang menyiramkan air ke atas kepala Airin dan ada juga yang menumpahkan setumpuk sampah dari dalam karung yang mereka bawa.

Airin yang tidak sempat menghindar menjadi basah kuyup dan banyak sampah menempel di tubuhnya karena basah.

Sungguh sangat menyedihkan keadaan Airin. Tak cukup sampai di situ. Chika mendorong tubuh Airin sehingga ia terjatuh ke tanah.

Tak puas sampai di situ, Chika dan teman-temannya meludah karena jijik melihat kondisi Airin yang sangat kotor.

"Bagaimana tukang sapu jalan, apakah kau masih berani menantang aku ha ?" tanya Chika dengan sombongnya.

"Kalian benar - benar keterlaluan. Cepat pergi dari sini sebelum Kepala Sekolah melihat kelakuan kalian." ucap tukang kebun di Sekolah tersebut.

"Oh, sudah berani rupanya. Kalian sama saja, sama-sama tukang sapu jadi saling melindungi. Tetapi kalian harus ingat ! kalian tidak bisa memerintah seenaknya saja."

"Kau pikir siapa kau sehingga berani melawan aku." ucap Chika sambil mendekati tukang kebun yang hendak menolong Airin.

"Non, bukan maksud bapak untuk memerintah non Chika, tetapi kasian dia non. Dan jika Bapak Kepala Sekolah melihat kejadian ini, pasti non Chika dan juga yang lainnya bakal kena hukuman." jawab tukang kebun itu mencoba menjelaskan.

"Kepala Sekolah tidak akan melihatnya, karena hari ini beliau sedang ada acara dinas keluar. Jadi beliau tidak akan mengetahuinya jika tidak ada yang menyampaikan hal ini."

"Dan bagi siapapun yang berani mengatakan hal itu maka berarti dia berani menantang aku !" ucap Chika dengan penuh penekanan.

"Maaf non, tapi kasian dia. Dia sudah sangat menyedihkan jadi tolong biarkan dia pergi." ucap sang tukang kebun itu lagi.

"Kasian ? dia tidak pantas untuk di kasihani ! dia layak mendapatkan hal itu. Sama seperti tukang kebun yang sok jagoan seperti anda." jawab Chika sambil mendorong lelaki paruh baya itu sehingga beliau tersungkur di samping Airin.

Airin yang melihat hal itu langsung membantu tukang kebun itu untuk bangkit.

"Pak apakah bapak baik-baik saja ?" tanya Airin dengan khawatir.

"Tidak nak, bapak tidak apa-apa." jawab tukang kebun itu dengan tersenyum.

Airin membantunya membersihkan kotoran yang menempel di baju bapak itu. Dan ia melihat ada luka di telapak tangannya karena terbentur batu.

"Pak tangan bapak terluka." ucap Airin.

"Tidak apa-apa nak, sebentar lagi juga pasti akan sembuh." jawab tukang kebun itu.

"Mari pak saya bantu untuk mengobatinya, jika tidak cepat dibersihkan dan diobati takutnya tangan bapak akan terinfeksi." ucap Airin lagi.

"Sungguh mengharukan sekali. Tetapi siapa yang menyuruh kalian pergi dari sini ? kalian tidak bisa pergi tanpa seijin ku." ucap Chika.

Airin langsung berdiri menatap tajam ke arah Chika.

"Sungguh miris sekali sikapnya, seharusnya ia bisa memberikan contoh yang baik untuk teman-temannya tapi ini malah sebaliknya. Aku harus segera memperbaiki akhlak siswa-siswi di Sekolah ini." batin Airin.

"Apakah kau masih mau menantang ku ?" ucap Chika sambil menatap ke arah Airin.

"Lihat kondisimu sekarang, jangankan untuk menantang ku untuk masuk kedalam kelas saja kau sangat tidak layak." ucap Chika lagi.

"Hentikan !" teriak seorang siswa yang baru saja turun dari mobilnya sport berwarna merah.

Lelaki yang tampan itu kemudian berjalan mendekati mereka. Terlihat ketegasan dan ketampanan wajahnya dibalik kacamata hitam yang ia kenakan.

Perlahan ia mendekati tukang kebun itu, kemudian memberikan beberapa lembar uang dan memintanya untuk segera meninggalkan tempat itu dan segera mengobati luka ditangannya.

"Terimakasih tuan muda." ucap tukang kebun itu.

"Pergilah pak dan segera obati luka bapak. Biar mereka menjadi urusan saya." ucap pemuda tampan itu.

"Dan kau anak baru, silakan bersihkan dirimu baru kembali ke Sekolah ini, untuk keterlambatan mu saya yang akan menyampaikan kepada Guru di kelas mu dan juga Wali Kelasmu. " ucap pemuda itu lagi.

"Dan untuk kau Chika dan yang lainnya, temui saya di ruang BP !" ucap pemuda itu.

Kemudian ia berbalik dan meninggalkan mereka semua kemudian melakukan mobilnya menuju tempat parkir. Sedangkan Chika dan yang lainnya berjalan dengan lemas mengikuti perintah pemuda tampan itu.

Bab. 3. Suasana Kelas

Setelah pemuda itu pergi, Airin mengantarkan tukang kebun itu ke tempat tinggalnya dan membantu mengobati luka ditangannya.

"Maaf pak, siapa pemuda tadi ?" tanya Airin.

"Dia adalah tuan muda Arian, di Sekolah ini dia sebagai ketua OSIS. Dia adalah anak yang sangat baik dan suka menolong."

"Kekayaan keluarganya tidak membuat ia menjadi anak yang sombong. Dia adalah salah satu siswa yang berprestasi di Sekolah ini." jelas tukang kebun itu.

"Oh begitu. Kenalkan pak nama saya Airin." ucap Airin kemudian.

"Saya Udin, biasa dipanggil mang Udin." jawab tukang kebun itu dengan tersenyum.

"Mang Udin salut sama neng Airin, meskipun siswi baru dan diperlakukan seperti itu tetapi neng Airin tidak merasa takut sama sekali." ucap mang Udin lagi.

"Selama kita tidak melakukan sebuah kesalahan mengapa harus takut mang ?" tanya Airin.

"Neng non Chika itu sangat mengerikan sekali, dia menggunakan kekuasaan orang tuanya untuk bertindak semaunya."

"Hari ini dia bisa melakukan hal itu kepada kita, dan hari ini kita selamat karena tuan muda Arian datang tepat waktu, sehingga kita bisa selamat neng."

"Tetapi belum tentu besok kita bisa selamat dari nona Chika. Terlebih bagi neng Airin pasti dia akan terus-menerus berbuat tidak baik terhadap neng Airin." jelas mang Udin dengan khawatir.

"Tidak apa mang, saya bisa menjaga diri. Tetapi apakah Chika juga akan berbuat hal yang sama terhadap mang Udin ?" tanya Airin lagi.

"Itu sudah biasa bagi saya neng. Mang Udin mah hanya bisa pasrah saja menjalani semuanya neng."

"Cuma mang Udin takut neng Airin jadi tidak betah Sekolah disini. Padahal Sekolah ini adalah impian banyak anak-anak neng." jawab Mang Udin.

"Jangan khawatirkan saya mang, saya bisa kok jaga diri. Dan saya sebelumnya sudah mengetahui bahwa siswa baru yang berasal dari keluarga kurang mampu selalu menjadi korban bullying oleh mereka yang berasal dari keluarga kaya terlebih keluarga pejabat."

"Meskipun tidak semuanya seperti itu, tetapi kebanyakan ya seperti itu. Bahakan mereka tidak bisa menghormati orang yang lebih tua, hanya karena profesi orang tersebut."

"Parahnya lagi ada beberapa oknum pengajar yang seakan menutup mata dan telinga mereka untuk kejadian itu."

"Seharusnya siapapun siswa yang melakukan tindakan yang kurang baik ya harus diarahkan ke arah yang benar. Bukan malah menutup mata seolah tidak mengetahuinya hanya karena mereka berasal dari keluarga yang terpandang."

"Sebuah lembaga pendidikan yang seharusnya mengarahkan dan mendidik seluruh peserta didiknya ke arah yang seharusnya malah tidak berfungsi sesuai dengan fungsi sebenarnya. Sungguh sangat ironis." ucap Airin.

"Sebenarnya siapa neng Airin ini, dia sungguh berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Dia berwawasan sangat luas. Apakah sebenarnya dia berasal dari keluarga yang berada." batin Mang Udin.

"Seandainya semua siswa memiliki pemahaman seperti neng Airin, pasti Negara kita akan jauh lebih baik, karena generasi penerus bangsa memiliki kecakapan yang luar biasa." puji mang Udin.

"Mang Udin bisa saja, jika terus dipuji saya bisa terbang ke awan mang." jawab Airin sambil tertawa melihat ekspresi mang Udin.

Setelah selesai mengobati tangan mang Udin, Airin berpamitan untuk membersihkan diri agar bisa segera mengikuti pelajaran di kelasnya.

Dengan cepat Airin membersihkan diri dan berganti pakaian, setelah itu ia masuk ke dalam kelasnya.

Ketika Airin masuk kedalam kelas, hampir seluruh siswa dan siswi melihat ke arahnya. Kerena kebetulan guru yang bertugas tidak masuk dikarenakan sedang sakit.

"Oh ini si tukang sapu jalan yang dibela oleh ketua OSIS kita ?" tanya salah satu siswi di kelas tersebut.

"Beruntung sekali dia." ucap yang lainnya.

"Kalau aku lebih kasihan lagi, pasalnya Chika and the gank tidak akan begitu saja melepaskan dia." ucap yang lainnya lagi.

"Tukang sapu jalan ! sebaiknya kau berfikir ulang sebelum masuk ke Sekolah ini. Apa lagi kau berani melawan mereka. Bisa dipastikan kau tidak akan bertahan lama di Sekolah ini."

"Sebelum kau bermimpi terlalu tinggi. Sebaiknya kau bangun terlebih dahulu dan pergilah ke Sekolah yang lainnya, masa depanmu lebih terjamin di sana." ucap yang lainnya lagi.

"Sebaiknya kau dengar itu tukang sapu jalan ! kami sebenarnya kasian tapi apa yang bisa kami lakukan." ucap salah satu siswa lagi.

"Airin, lebih baik kau cepat duduk dan kerjakan tugas yang ada di papan tulis itu ! itu jauh lebih baik dari pada kau mendengarkan ocehan mereka." ucap salah satu siswi yang bersimpati pada Airin.

Airin kemudian duduk dan mengabaikan apa yang diucapkan oleh mereka kepada dirinya. Setelah itu ia mengeluarkan buku tulisnya dan hendak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru kelasnya.

Namun, belum sempat Airin menulis. buku tulisnya di ambil oleh Chika yang tiba-tiba sudah berada di depan Airin. Kemudian ia merobek-robek buku itu setelah itu ia melemparkan ke sembarang arah.

Semua yang berada dalam ruangan itu langsung terdiam dan tak berani berkutik. Saat Chika melakukan hal itu kepada Airin.

"Jangan bermimpi kau bisa duduk dengan santai dan mengerjakan tugas dari guru sebelum kau menerima akibat dari perbuatanmu yang berani melawanku !" ucap Chika dengan penuh kemarahan.

Chika ingin menjambak rambut Airin namun dengan cepat Airin menghindarinya dan berdiri menjauhi Chika.

"Kau berani menantang ku rupanya. Jangan harap ada Arian yang akan melindungi mu dari hukuman yang akan aku berikan." ucap Chika sambil berjalan mendekati Airin.

Airin juga tak mau kalah, ia segera menjauh untuk menghindari gerakan Chika. Chika yang sudah terbakar emosi sampai tidak bisa mengimbangi gerakan Airin yang terlihat sangat lincah.

Hal itu membuat Chika terjatuh di hadapan Airin. Airin tersenyum kemudian ia mengulurkan tangannya hendak menolong Chika. Tapi sayangnya Chika tidak menerima bantuan dari Airin.

"Kau tidak mau menerima niat baik dari ku ?" tanya Airin dengan tersenyum.

"Siapa yang Sudi berjabat tangan dengan dirimu, tanganmu bau seperti sampah di pinggir jalan itu." jawab Chika sambil berdiri dan dibantu oleh teman-temannya.

"Baiklah kalau begitu." jawab Airin kemudian ia berjalan kembali hendak duduk di kursinya.

"Tunggu ! siapa yang mengijinkan mu untuk duduk ? Sebelum aku mengijinkannya maka kau akan tetap berdiri dan jangan berani-berani untuk duduk." Ucap Chika.

"Bukankah status kita sama ? sama-sama sebagai seorang siswi. Lalu apa wewenang mu sehingga kau bisa membuat keputusan seperti itu ?" jawab Airin sambil terus melangkah meninggalkan Chika dan teman-temannya.

Setelah sampai dengan santainya Airin duduk di bangkunya. Dan kembali mengeluarkan sebuah buku untuk mengerjakan tugas yang tertulis di papan tulis.

Sementara yang lainnya, tidak berani bertindak apa-apa selain diam dan melihat kelanjutan dari kisah Airin dan juga Chika.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!