Ailda Rajacenna gadis cantik yang memiliki bola mata biru dan rambut pirang panjang yang menjuntai, Ailda dilahirkan dari keluarga sederhana namun memiliki wajah mirip dengan seorang putri yang kaya raya.
Amsterdam...
Ailda hanyalah gadis miskin yang sudah tak punya kedua orang tua.
Gadis berusia 19 tahun itu harus rela bekerja mencari uang untuk kehidupannya sendiri, ia pun harus bisa mencari uang karena Neneknya sedang sakit dirumah dan membutuhkan banyak uang untuk berobat.
Setelah kepergian kedua orang tuanya Ailda hanya tinggal dengan Neneknya yang sakit sakitan, sedangkan paman dan bibinya seakan tak perduli lagi dengan mereka.
Ailda bekerja buruh sebagai pemetik anggur di kebun tetangganya, karena sekarang sedang musim panen jadi Ailda harus kerja Ful bahkan sampai malam karena takut anggurnya busuk jika di biarkan sampai besok.
"Ailda kau pulanglah biarkan pekerjaan ini aku yang urus" sahut Mona pemilik kebun Anggur itu.
"Baiklah Bi aku akan pulang" jawab Ailda.
Ailda mengambil tas yang berisi bekalnya,
Dia berjalan ingin berpamitan dengan Bibi Mona tetangganya itu.
"Bi aku pulang ya" sahut Ailda.
"Ambil uang ini buat beli obat Nenekmu" ucap Bibi Mona sambil menyodorkan beberapa lembar uang pada tangan Ailda.
"Makasih Bibi Mona, uangnya sangat banyak" ucapnya sumbringah sambil mengambil uangnya.
-
Di sisi lain seorang pria kaya yang sedang cemas karena Putrinya kabur dari rumah karena mau di jodohkan dengan lelaki pilihan Ayahnya itu.
"Jack cari Alice sampai ketemu, aku gak mau saat keluarga Vincen datang kesini dia masih belum di temukan" sahut Ayah Putri Alice yang bernama Tuan David Delmar.
Pria baruh baya yang sedang cemas itu kini duduk bersandar di Sofa mewah miliknya.
"Aku tak akan membatalkan perjodohan ini, karena dengan perjodohan ini maka akan menguntungkan aku dalam berbisnis" gumam Tuan David Delmar.
"Cari sampai dapat" teriak Jack pada anak buah tuan David.
Semua anak buah Tuan David berlarian mencari Alice yang entah kabur kemana.
Jack Arlan adalah pria dingin dia kaki tangannya tuan David, hanya Jack lah yang dapat di percaya oleh tuan David bahkan Jack sudah hampir bekerja selama 12 tahun bersama dengan Tuan David.
"Dimana kamu Nona Alice" gumam Jack.
Sedangkan tuan David Delmar sedang duduk di depan laptopnya mencari keberadaan putrinya lewat GPS di handphone putrinya.
"Argghhh dimana kamu Alice, kau bikin Ayah pusing saja" gerutu tuan David Delmar.
Dengan kerjaannya yang cukup ekstrim tuan David takut jika putrinya itu di culik atau bahkan bisa saja di bunuh oleh orang yang iri dengan keberhasilannya bisnisnya di bidang ilegal.
"Jika ada yang berani menyentuh putriku aku pastikan orang itu akan merasakan kejamnya neraka" gumam Tuan David.
-
Jack Arlan mencari Alice sampai ke pelosok kampung yang sangat jauh dari kota dan bahkan hampir tak ada internet disini.
"Cari di kampung ini jika tak ketemu juga kita akan cari lagi ke kota" titah Jack.
Jack melihat semua orang yang berada di pelosok itu ada orang yang sedang mengambil air dari kran umum, ada juga orang yang sedang memanen Anggur.
Mata Jack berfokus pada seorang wanita yang sedang memetik Anggur di kebun itu, wanita itu sesekali tersenyum karena sedang mengobrol dengan teman teman kerjanya.
"Tuan lihat Nona Alice sedang memetik Anggur" bisik anak buah tuan David yang ikut mencari disana.
"Kalian tunggu disini biar aku yang membujuknya pulang" sahut Jack.
Jack berjalan kearah gadis itu.
"Nona sampai kapan kau akan pergi" sahut Jack tepat di telinga Ailda yang sedang memetik Anggur.
Ailda langsung menoleh kebelakangnya ternyata ada seorang lelaki tampan yang sedang berdiri tak jauh darinya.
"Anda siapa tuan" tanya Ailda kebingungan.
"Jangan membodohiku Nona aku tau kau sembunyi disini" gumam Jack.
"Terserah apa mau mu Tuan aku tak mengenalmu, tolong jauhi saya" ucap Ailda ketus.
Jack menahan tangan Ailda saat Ailda hendak pergi meninggalkannya.
"Lepaskan tangan saya Tuan, anda menyakiti saya" ucap Ailda meringis kesakitan.
"Hey Tuan jangan macam macam dengan Ailda" teriak Bibi Mona dari jarak yang cukup jauh.
Jack melepas cekalan tangannya.
Jack melihat seorang wanita paruh baya yang mendekat kearahnya.
"Siapa anda tuan" tanya bibi Mona penuh selidik.
"Saya Jack Arlan anak buahnya tuan David Delmar dari Kota Xxxxx, tujuan saya kemari karena saya mau mencari Nona Alice putri semata wayang tuan David" jelas Jack.
"Lantas kenapa kau mengganggu karyawanku" sahut bibi Mona ketus.
"Aku kira dia Nona itu Nona Alice karena wajahnya mirip Nyonya" sahut Jack sambil melihat wajah Ailda.
"Dia Ailda bukan Nona Alice mu itu" ucap Bibi Mona.
Bibi Mona dan Ailda pergi meninggalkan Jack yang sedang mematung memikirkan bagaimana ada orang yang mirip persis dengan orang lain.
Drrtttt drttt..
Ponsel Jack berbunyi ada panggilan dari seseorang.
Jack mengambil ponselnya yang selalu ada di dalam sakunya.
📞📞📞
"Hallo Tuan" sahut Jack pada Tuan David yang sedang menelponnya sekarang.
"Gimana Jack apa ketemu" tanya tuan David.
"Maaf Tuan saya tak menemukan tuan Alice tapi saya menemukan orang yang benar benar mirip dengannya" sahut Jack.
"Apa, aku butuh putriku bukan orang lain" geram tuan David marah.
"Tapi Tuan dengan bantuan gadis ini, Tuan lebih mudah untuk bertemu dengan Keluarga Tuan Vincen, sampai kita menemukan Nona Alice gadis ini akan sangat membantu Tuan" balas Jack.
Tuan David berpikir sejenak.
"Baiklah bawa gadis itu kehadapanku, aku mau lihat seberapa mirip dia dengan Aliceku" sahut tuan David sambil mematikan sambungan telponnya..
📞📞📞
"Baiklah aku akan bawa gadis jutek itu padamu Tuan" gumam Jack.
Jack menyusul Bibi Mona dan Ailda yang sedang duduk di sebuah rumah sederhana yang bahkan rumahnya sudah hampir rubuh.
"Maaf Nyonya apa aku bisa mengobrol denganmu" sahut Jack.
"Ngobrol apa lagi tuan" jawabnya.
"Ada yang mau aku bicarakan" ucap Jack.
"Baiklah masuk kerumahku, tak baik berbicara diluar ajak juga kedua lelaki yang selalu mengikutimu itu" sahut Bibi Mona pada kedua anak buah Tuan David yang ikut dengan Jack.
Jack dan kedua anak buah tuan David, masuk kedalam rumah bibi Mona dengan Ailda juga ikut serta.
Bibi Mona mengambil air minum untuk tamu mendadaknya itu.
"Minumlah, kalian pasti haus" sahut Bibi Mona.
Namun salah satu anak buah itu membawa gelas yang berisi air itu ke arahnya.
Dia memperhatikan ketiga Air yang ada di dalam gelas itu.
Kepalanya mengangguk angguk.
"Minum Tuan airnya aman" sahutnya pada Jack.
Jack mengambil gelas itu dan meminumnya hingga tandas.
"Tuan air di rumahku itu bersih jadi kau tak perlu khawatir, aku juga tak akan menaruh racun pada minuman kalian" gerutu Bibi Mona.
"Tenang Nyonya, baiklah kita kembali ke pembahasan awal" sahut Jack.
"Aku ingin tau siapa gadis ini" tanya Jack sambil menunjuk Ailda yang duduk di sebelah Bibi Mona.
"Kenapa saya, apa salah saya" ucap Ailda takut.
"Salah kamu adalah kamu berwajah seperti Nona Alice" bentak Jack yang melihat Ailda ketakutan karenanya.
"Pelankan suaramu Tuan" teriak Bibi Mona yang sadar kalau Ailda sangat ketakutan karena suara bentakan dari orang yang tak dia kenal.
"Aku ingin membawa gadis itu ke kota dan bertemu dengan tuan David" ucap Jack berusaha tenang.
"Siapa kau yang mau membawa gadis orang tanpa persetujuan orang tuanya" sahut Bibi Mona.
"Baik kalau begitu aku ingin menemui orang tuanya? Bisa?" tanya Jack.
"Tidak, orang tuanya sudah tak ada Ailda hanya tinggal dengan Neneknya" jawab Bibi Mona.
"Aku akan bertemu dengan Neneknya" ucap Jack yang langsung bangkit berdiri.
"Antar saya bertemu dengan Nenekmu, Gadis" sahut Jack pada Ailda yang masih ketakutan.
"Bii" gumam Ailda melirik wajah Bibi Mona yang masih berpikir.
Mona Atrora adalah seorang janda kaya disana, Mona memiliki karakter yang tegas dan muka yang judes, sehingga akan banyak lelaki yang berpikir dua kali untuk meminangnya.
"Tunggu apa kau tak akan menyakiti Ailda dan Neneknya" tanya Bibi Mona dengan penuh selidik.
"Tentu tidak Nyonya, aku akan meminta gadis ini dengan baik baik" ucap Jack.
"Baiklah akan aku antar kalian" sahut Bibi Mona takut jika Ailda di manfaatkan oleh Mereka.
bersambung...
***terima kasih sudah mampir kecerita saya..
salam Manis Leni nurleni***
Jack melonggo saat melihat rumah Ailda yang sangat kumuh dan sudah terbilang tua.
"Apa ini rumahmu Nona? apa kau tak takut jika malam hati rumah ini Roboh?" tanya Jack seakan menghina rumah Ailda.
Ailda tak menjawab pertanyaan Jack dia hanya berlalu masuk kedalam rumahnya, Ailda mengajak Neneknya yang sedang duduk di kursi roda untuk keluar menemui Jack dan kedua anak buah tuan David.
"Nenek ada tamu diluar" sahut Ailda sambil mendorong kursi roda yang di duduki Neneknya.
"Siapa Ail? Tumben ada tamu?" tanya Neneknya.
"Gak tau Nek" jawabnya.
Ailda sampai di luar rumahnya dengan Neneknya.
"Nek ada yang mau bertemu dengan Nenek" sahut Bibi Mona yang menyadari kalau Nenek Ailda sudah berada di luar.
"Siapa?" tanyanya.
"Saya Jack Arlan, anak buah tuan David Delmar dari kota Xxxxx, tujuan saya datang kesini saya mau membawa cucu Nenek untuk bekerja dengan kami" sahut Jack.
"Benarkah, bagus itu Ail" ucap Nenek Ailda setuju.
"Tapi Nek aku tak kenal dengan mereka" sahut Ailda menolak.
"Ail pergilah, Nenek sudah tua Nak kamu berhak menentukan hidupmu sendiri, Nenek gak mau kamu terus bergantung pada desa ini" sahut Nenek Ailda.
"Tapi Nek Ailda tak mau" rengek Ailda.
"Jangan menolak nak bisa saja ini adalah takdirmu untuk berbahagia" bujuk Nenek Ailda.
"Tidak masalah Nek jika Ailda tak mau kita bisa kok membawa Nenek ikut kesana" sahut Jack.
"Benarkah terima kasih Nak" sahut Nenek Ailda.
SATU MINGGU KEMUDIAN...
Ailda sudah bersiap mengemasi pakaiannya dan pakaian Neneknya, Hari ini mereka akan pergi ke kota bersama Jack.
"Sudah, bawa Nenekmu aku tunggu di mobil" sahut Jack sambil membawa dua koper yang isinya baju Ailda dan Neneknya.
"Nek apa benar kita akan hidup di kota orang" tanya Ailda tak percaya karena dia tak mengenal Jack apa lagi Tuan David.
"Ini mungkin sudah rencana tuhan nak" jawab Nenek Ailda.
Jack sudah menjelaskan tujuannya mau membawa Ailda pergi dan Nenek Ailda tak melarangnya, asalkan Ailda berguna untuk orang lain Neneknya tak pernah mempermasalahkan itu.
"Masuklah Nona biar Nenek saya yang gendong" bisik Jack tepat di telinga Ailda.
-
5 jam perjalanan.
Akhirnya mereka sampai juga di rumah mewah Tuan David Delmar.
Sudah ada banyak pelayan yang menyambut kedatangan Ailda dan Neneknya.
Namun mereka tak tau kalau gadis itu Ailda mereka hanya tau kalau itu Nona Alice putri semata wayang tuan David.
"Nona biar saya yang dorong Neneknya" sahut satu pelayan wanita.
"Tidak Nyonya tidak usah" sahut Ailda menolak takut menyusahkan.
Semua pelayan menatap Ailda karena telah berbicara sopan dan memanggil pelayan dengan sebutan Nyonya.
"Nona kau jadi Nona Alice bukan Ailda lagi panggil dia Bibi Pelayan" bisik Jack.
"Tidak Bibi aku bisa sendiri" sahut Ailda.
Semua pelayang langsung masuk kedalam dan mempersilahkan Ailda beserta Neneknya masuk kedalam rumah mewah tuan David.
"Tetap seperti itu ingat kamu Nona Alice bukan Ailda lagi" bisik Jack.
Ailda menganggukan kepalanya.
"Pelayan bawa Nenek ini ke kamar tamu, berikan apa pun yang dia inginkan" sahut Jack.
Beberapa pelayan membawa Nenek Ailda masuk kedalam kamar tamu dan melayaninya layaknya Nyonya rumah.
Dan Jack membawa Ailda untuk bertemu dengan tuan David Delmar.
"Tuan apa tuanmu tak akan menyakitiku" tanya Ailda ragu karena takut.
"Tergantung jika kamu keras kepala dan tak menurut maka Tuan David akan marah dan menyakitimu" jawab Jack ketus.
Ailda terdiam mendengarnya.
"Masuklah ini ruangan pribadi tuan David" sahut Jack.
Ailda merasa ketakutan dia memainkan jarinya sangking takutnya bertemu dengan tuan David.
"Tuan apa kau akan menemani aku masuk" gumam Ailda dengan suara serak seperti orang yang mau menangis.
Ailda memegang tangan Jack.
Deg..
Jack merasa nyaman saat tangan Ailda menyentuh tangannya, apa lagi Ailda sangat dekat dengan Jack.
"Lepaskan tanganku Nona, aku akan mengantarmu kedalam" sahut Jack.
Mereka berdua masuk kedalam ruangan tuan David.
Tuan David sedang duduk di kursi namun matanya Fokus pada layar laptop yang ada di meja kerjanya.
"Tuan" sahut Jack.
Tuan David melihat siapa yang datang menemuinya.
"Alice apa itu kau" tanya tuan David yang langsung berdiri karena melihat Ailda sedang berdiri di samping Jack.
"Dia Ailda Rajacenna tuan orang yang mirip dengan Nona Alice" jelas Jack.
"Aku kira kau putriku, kenapa kau sangat mirip dengan putriku hah?" tanya tuan David menatap nyalang ke arah Ailda yang sedang ketakutan.
"Aku juga berpikir begitu Tuan, namun ternyata salah Nona Alice belum di temukan" sahut Jack merasa menyesal karena belum mendapat kabar tentang Alice.
"Baiklah aku akan menampungmu disini, kau boleh menjadi pengganti putriku Alice, dan ingat jangan ada orang yang tau kalau kau Ailda bukan Alice, ingat itu" ucap tuan David serius.
"Ba-baik Tuan" ucap Ailda terbata bata.
"Jack antar dia ke kamar Alice dan jelaskan bagaimana karakter Alice padanya" titah tuan David.
"Kalau begitu saya permisi tuan" sahut Jack.
-
"Ini kamar Non Alice, lihat Fotonya dia sangat cantik kau beda jauh dengan Nona Alice, lihat dia senyumnya manis dan kau hanya raut wajah takut yang kau tunjukan padaku" ejek Jack pada Ailda.
"Tuan apa aku akan tidur disini" tanya Ailda.
"Memangnya kau akan tidur dimana, apa kau mau tidur denganku Nona?" goda Jack menjahili Ailda yang polos itu.
"Tentu saja Tidak Tuan kau kejam aku tak suka padamu" gumam Ailda.
"Kau membicarakanku Nona" tanya Jack.
"Tidak tuan" ketus Ailda.
"Baiklah silahkan nikmati kemewahan ini, jika kau butuh sesuatu silahkan panggil pelayan" sahut Jack sambil pergi dari kamar Nona Alice.
Ailda mendekati Foto kecil yang terletak di atas nakas dekat lampu duduk.
Ailda mengambil satu Foto Nona Alice yang sedang tersenyum memakai gaun merah dan topi hitam.
"Dia terlihat sangat mirip denganku wajahnya postur tubuhnya benar benar mirip denganku hanya saja baju kita yang berbeda, apa akan terdengar masuk akal jika dia pergi dari rumah dan meninggalkan semua kemewahan ini" gumam Ailda sambil memperhatikan Foto Nona Alice yang lain.
Klek..
Pintu kamar Nona Alice terbuka, Ailda yang sedang duduk di bibir ranjang merasa kaget dan takut jika ada orang yang masuk dan memarahinya karena sudah berani masuk kedalam kamar Nona Alice.
"Nona apa kau mau mandi?" tanya seorang pelayan yang barusaja masuk kedalam kamarnya.
"Iya Bi saya akan mandi sekarang" jawab Ailda ragu ragu.
"Apa mau aku siapkan air hangatnya" tanya pelayan lagi.
"Tidak, tidak usah Bi saya bisa sendiri" ucap Ailda menolak bantuan pelayan itu.
Pelayan itu pun hanya melongo dan tak protes pada keputusan baru Nona Alice KW itu, padahal sikap Alice yang asli sangatlah sombong dan tak berperasaan.
Bahkan pernah Alice melempar seorang pelayan dengan pas bunga karena pelayan itu melakukan kesalahan saat dirinya sedang bekerja.
Alice pun tak akan segan segan memecat pelayan jika dia tak menyukai pelayan itu.
"Baiklah Nona saya permisi keluar dulu" sahut pelayan yang langsung meninggalkan Ailda sendirian.
Ailda hanya menganggukan kepalanya jujur saja dia tak mengetahui letak kamar mandinya dimana sedangkan di kamar ini saja ada 3 pintu yang Ailda tak tau isinya apa.
Ailda membuka pintu pertama yang berwarna Coklat dengan desain mewah yang membuat mata Ailda terpaku melihat keindahan di depan matanya.
Klek..
Alida membuka pintu itu, begitu terpananya Ailda pada setiap barang yang berada di kamar itu, tempat belajar Nona Alice yang tertata rapih dan meja belajar yang sangat bagus dengan corak mewah.
Namun Ailda tak mau di sebut orang yang tak tau malu, dia langsung menutup lagi pintu itu. Lalu Ailda berjalan ke pintu kedua yang cukup kecil lalu ada pajangan Foto Nona Alice di pintu itu.
Klekk.
Ailda membukanya ternyata di dalamnya sangat banyak sekali pakaian Nona Alice yang tertata Rapih di lemari kaca yang sangat tinggi.
Ada banyak baju yang bagus di pajang kesini sepatu bagus tertata rapih di lemari sebelahnya lagi tas dan yang lainnya berjajaran disana.
Namun Ailda tak mau menyentuh barang itu takut ada orang yang memarahinya karena sudah berani menyentuh barang Nona Alice tanpa persetujuan tuan David.
Namun karena Ailda terpaku melihat gaun Nona Alice yang sangat bagus dia sampai tak menyadari kalau Jack masuk dan kedalam kamarnya.
"Hey Nona apa kau suka" bisik Jack tepat di telinga Ailda yang masih memperhatikan Gaun itu.
Ailda terkejut mendengar perkataan Jack yang sudah berada tepat di belakangnya.
Ailda berbalik kebelakang namun karena jarak mereka yang sangat dekat jadi wajah Ailda langsung menempel pada dada Jack.
Jantung Jack berdetak sangat kencang karena baru kali ini dia berdekatan dengan seorang wanita yang baru saja dia kenal.
Jack memundurkan badannya dari hadapan Ailda yang masih mematung karena merasakan jantung Jack yang berdetak sangat kencang.
"Nona kau membuat kemejaku kotor" sahut Jack berusaha mengontrol jantungnya itu.
"Lihat Nona noda lipstikmu ada di kemejaku" sahut Jack merasa risih.
"Maaf tuan, sini biar saya bantu membersihkan" sahut Ailda yang berusaha mendekat kearah Jack untuk menghapus noda lipstiknya.
"Tidak perlu Nona aku bisa sendiri" ketus Jack.
"Kata tuan David kau boleh memakai semua yang di miliki oleh Nona Alice, jika kau suka kau boleh mengambilnya" ucap Jack.
"Tapi apa Nona Alice tak akan marah padaku tuan" tanya Ailda gugup.
"Apa kau tau Nona, bahkan Nona Alice bisa membeli lagi barang barang yang lebih bagus dari barangnya itu" jelas Jack.
"Ohh" gumam Ailda.
"Baiklah kau mandi dulu sana, lalu kau keluar karena sekarang ada makan malam keluarga" ucap Jack.
"Tuan dimana kamar mandinya" tanya Ailda polos.
"Ckk disana Nona, apa kau mau aku mandikan Nona" kesal Jack.
"Oh terima kasih tuan" ucap Ailda.
bersambung....
***jangan lupa like comen dan Votenya ya..
salam manis Nurleni***
Jack keluar dari kamar Nona Alice yang sedang di tempati oleh Ailda! Jack berjalan kearah kamar pribadi tuan David yang memintanya untuk menemuinya nanti.
"Tuan apa boleh masuk" sahut Jack dari luar kamar tuan David Delmar.
"Masuk" teriak Tuan David dari dalam kamar.
Jack masuk kedalam kamar pribadi tuan David, Jack duduk di sofa mewah.
Tuan David melihat Jack yang sedang duduk di sofa, namun mata tuan David tertuju pada noda lipstik yang ada di kemeja putih yang sedang dia pakai itu.
"Hahahha" tuan David tersenyum melihat noda itu.
"Ada apa tuan apa aku selucu itu" sahut Jack.
"Aku kira kau tak suka perempuan ternyata aku salah kau ternyata sudah punya pacar sekarang" ledek tuan David.
"Ck tuan ini karena ulah Ailda itu, Tuan dia sangat menyusahkanku saat ini" ucap Jack merengek karena Ailda.
"Aku senang jika kau memiliki pasangan Jack, aku akan menikahkan kalian jika kau sudah mendapatkan kekasih Jack! Kau sudah ku anggap sebagai saudaraku sendiri jadi kehidupanmu adalah tanggung jawabku" sahut Tuan David.
"Tuan tak ada wanita yang mau denganku, jika ada pun perempuan yang mau aku akan langsung menikahinya, tak akan aku lepaskan dia" ucap Jack.
Hahahahhaha
Jack dan tuan David tertawa bersama.
-
Ailda dan Neneknya sudah duduk di meja makan tinggal menunggu tuan David datang.
"Ibu" teriak seorang wanita cantik saat melihat Nenek Mathilda neneknya Ailda.
Tatapan Ailda dan neneknya tertuju pada wanita canti itu, namun tangan wanita itu di cekal oleh dua pelayan sehingga dia tak bisa berjalan mendekat kearah Ailda dan Neneknya.
"Lepaskan aku bodoh argghhhhhh... Lepaskan aku... Honey.... Lepaskan aku... My Alice..." teriak wanita itu berontak karena di pegang oleh kedua pelayan.
Tuan David yang mendengar istrinya berteriak pun langsung berlari kearah istrinya berada.
"Ehemm lepaskan Dia pelayan" titah Tuan David.
Kedua pelayan itu hanya patuh pada ucapan tuan David karena takut tuan David marah jika salah melakukan sesuatu.
Wanita itu berlari kearah nenek Ailda yang sedang duduk di meja makan.
Brughh..
Wanita itu jatuh kelantai tepat pada kaki neneknya Ailda, jika dilihat wanita itu mungkin sedang bersujud di kaki Nenek Mathilda.
"Ibu jangan tinggalkan lagi Eliv, aku tak bisa hidup tanpa ibu" ucap wanita itu tepat di kaki Nenek Ailda.
"Nyonya jangan seperti itu" ucap Nenek Mathilda tak enak hati karena wanita itu bersujud di kakinya.
"Ibu maafkan Eliv karena tak bisa menjaga Daniel dengan baik" ucap Istri tuan David yang masih bersujud di kaki Nenek Mathilda sedangkan dia menangis sesegukan.
Istri taun David pun berdiri dan mendekat kearah tuan David yang sedang berdiri melihat sikap istrinya.
"Honey lihat ibu kembali, aku senang sekali Honey" ucap Nona Eliv dengan tersenyum bahagia seperti anak kecil yang baru saja menemukan mainan yang sangat dia idamkan.
"Iya Sayang, kamu senang" tanya tuan David.
Nona Eliv menganggukan kepalanya.
Tuan David merasa belahan hatinya telah kembali karena sudah hampir 4 tahun lamanya Nona Eliv tak pernah tersenyum bahagia biasanya dia hanya berdiam diri dan menatap kosong kearah depan.
Namun sekarang Nona Eliv merasa bahagia karena melihat kedatangan Nenek Ailda kesana, Tuan David lebih senang lagi karena melihat istrinya mau berbicara lagi padanya.
"Kita makan Honey pasti kamu laperkan" sahut tuan David.
"Yuu" jawab Nona Elive antusias.
Mereka semua duduk di meja makan, tuan David merasa senang karena istrinya sudah mau bicara dan tersenyum senang lagi.
Bahkan dahulu Dokter sudah memvonis Kalau Elive Delmar istri tuan David akan mengalami penyakit mental yang membuatnya sedikit mengalami ketidak warasan.
Benar saja sejak saat itu Eliv tak pernah berbicara dan hanya banyak diam bahkan dia sesekali mengamuk seperti orang gila.
Namun sekarang tuan David tak mempercayai Dokter lagi karena dia sangat yakin kalau istrinya sudah sembuh buktinya sekarang dia sudah mau berbicara dan menyentuhnya lagi.
"Ibu aku ingin di suapi ibu" sahut Eliv pada Nenek Mathilda neneknya Ailda.
Nenek Mathilda terlihat Ragu, dia melirik kearah tuan David untuk meminta persetujuannya dengan bahasa isyarat.
Tuan David yang menyadarinya pun hanya mengganggukan kepalanya tanda setuju.
Nenek Mathilda memberikan suapan pertama pada Eliv yang wajahnya tak henti hentinya tersenyum.
"Apa ibu tau, saat ibu tak ada aku tak pernah makan banyak tetapi aku akan makan jika di suapi oleh Alice namun Alice sering marah padaku bu, apa aku sering salah pada Alice ya" ucap polos Elive.
Ailda menyadari kalau Nona Elive itu sedang membicarakannya, karena memiliki wajah yang serupa jadi Ailda di anggap Alice.
Ailda mendekat kearah Elive ibundanya Alice.
"Ibu maafkan Alice ya, Alice janji gak akan memarahi ibu lagi" sahut Ailda merasa tak enak hati karena Elive sempat memandangnya tadi.
"Tidak Alice, Mommy yang salah" ucap Eliv memaklumi sikap putrinya.
Hati tuan David terenyuh melihatnya karena kebaikkan hati Ailda dan Neneknya pasti Elive akan segera sembuh dari traumanya.
"Aaaaa" Eliv membuka mulutnya untuk meminta agar Nenek Mathilda menyuapinya lagi.
Acara makan bersamanya sudah selesai, bahkan Eliv pun sudah pergi kekamarnya karena mau mengganti pakaiannya.
Hanya tersisakan tuan David, Jack, Ailda dan Nenek Mathilda disana.
"Tuan saya permisi mau mengantar nenek ke kamarnya" sahut Ailda sambil hendak mendorong kursi roda milik neneknya.
"Tunggu, kau pergilah dengan Jack kelilingi rumah ini dan Jack akan menjelaskan semuanya padamu" sahut Tuan David pada Ailda.
"Tapi Nenek saya" ucap Ailda.
"Biar aku yang mengantarnya" sahut Tuan David.
Ailda dan Jack pun pergi dari meja makan itu, Ailda harus tau seluk beluk dari rumah mewah ini karena Ailda harus berperan menjadi Alice jadi Ailda harus bersikap juga seperti Alice.
Di meja makan.
"Nyonya" sahut Tuan David mendekat kearah Nenek Mathilda dan Tuan David menjatuhkan bobot tubuhnya kelantai tepat di hadapan Nenek Mathilda.
"Jangan seperti itu Tuan, anda merendahkan diri anda sendiri" ucap Nenek Mathilda takut jika ada orang yang melihatnya.
"Nyonya terima kasih berkat Anda dan Ailda, istriku Eliv bisa bicara dan tersenyum lagi aku sangat berterima kasih padamu Nyonya" sahut tuan David sambil memohon di kedua kaki nenek Mathilda.
Tangan Nenek Mathilda mengusap usap Rambut tuan David.
Degg..
Hati tuan David terasa tereyuh mendapat perlakuan itu dari Nenek Mathilda! Tuan David seakan menenukan sosok ibunya pada diri Nenek Mathilda.
"Tuan saya yang harusnya berterima kasih pada anda karena kemurahan hati anda, kami bisa tinggal disini menikmati makanan mewah yang tak pernah kami dapatkan di kampung" ucap Nenek Mathilda.
"Nyonya bisakah anda bersikap menjadi seorang ibu untuk Eliv, aku rasa Eliv menganggap anda sebagai ibunya! Bisakah anda menuruti kemuannya Eliv" sahut Tuan David.
"Tentu bisa tuan saya sangat bahagia karena anak anakku semuanya sudah tak menganggapku, mungkin tuhan mengirimkan aku kesini untuk menjadi ibu sambung dari istrimu tuan" sahut nenek mathilda.
"Terima kasih Nyonya, terima kasih" ucap tuan David.
-
Ailda dan Jack sedang menelusuri rumah mewah milik tuan David, sesekali Ailda bertanya pada Jack dan dengan senang tiasa Jack menjawabnya.
"Tuan berapa umurmu" tanya Ailda.
"Pentingkah umurku untukmu Nyonya" ketus Jack.
"Hem" jawab Ailda kesal pada Jack.
"Katanya apa saja bisa di tanyakan kenapa pas aku nanya umur saja tak di jawab" batin Ailda.
"Lihat ruangan itu, itu kamarku jika kau mau kita bisa mampir dulu kesana" sahut Jack mencoba menjahili Ailda yang polos itu.
Ailda hanya mengikuti kemana Jack pergi.
Hingga pintu kamar itu terbuka dan memperlihatkan kemewahan kamar Jack yang di berikan oleh tuan David.
"Kamarnya bagus tuan" sahut Ailda terpukau karena melihat kamar itu sangat bagus.
"Jika kamu suka masuklah dan duduk disana" ucap Jack sambil tersenyum kecut.
Ailda masuk dan duduk di tepi ranjang karena disana tidak ada sofa jadi Ailda terpaksa duduk di ranjang.
Jack menutup pintu dan menguncinya dengan rapat! Ailda yang menyadari hal itu hatinya takut jika Jack berani macam macam padanya.
Walau pun tak pernah pacaran tetapi Ailda paham betul kalau laki laki dan perempuan sekamar itu tidak boleh karena belum menikah jadi tak boleh sekamar.
Jack berjalan mendekat kearah Ailda.
"Tuan kenapa pintunya di tutup"tanya Ailda yang takut jika Jack berani macam macam padanya.
" aku hanya ingin menikmati waktu bersamamu Nona" ucap Jack.
Dan ucapan itu berhasil membuat Ailda ketar ketir takut jika Jack berani macam macam padanya.
"Kau mau apa Tuan, jika kau macam macam aku akan teriak loh" sahut Ailda.
Jack duduk di samping Ailda!
"Kau menanyakan umurku kan Nona, umurku 28 tahun cukup dewasakan apa kau suka hah" ucap Jack masih dengan nada menggoda pada Ailda.
"Apa maksudmu" ucap Ailda.
"Aku ingin me.." ucap Jack harus terpotong karena Ailda menamparnya dengan keras.
Plakkkk..
Tangan Ailda mendarat di pipi mulus Jack! Sehingga membuat Jack meringgis kesakitan dan langsung memegang pipinya.
"Sakit Nona kau menaparku" sahut Jack meringis kesakitan.
"Maaf Tuan, aku takut kau berbuat sesuatu padaku jadi aku menamparmu" sahut Ailda dengan polosnya.
Hahahahha
Jack tertawa mendengar ucapan Ailda yang polos itu.
"Nona aku tak akan memper*sa mu, aku masih waras kalau harus melakukannya dengan gadis polos sepertimu" ucap Jack meremehkan Ailda.
"Terserahlah aku tak suka padamu" ucap Ailda ketus.
"Jangan marah Nona aku tak akan melakukan sesuatu padamu, aku hanya ingin bermain main denganmu" jelas Jack.
"Terserah apa mau mu tuan, aku tak peduli" ucap Ailda marah.
Jack hanya tersenyum melihat Ailda marah begitu padanya.
bersambung....
***jangan lupa like comen dan Votenya ya..
salam manis Nurleni***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!