”Yoonia! Longgarkan waktumu sore ini untuk bertemu anak teman ayah!”
Ucap Yanto kepada putri sulungnya yang tengah menyuap makanan ke dalam mulut nya.
”Klien?” Tanya Yoonia tanpa menoleh pada sang ayah.
”Bukan,tapi dia calon suamimu!” Ucap Yanto masih menyantap makanan nya
Yoonia yang mendengar hal itu sontak saja menghentikan suapan yang akan masuk ke dalam mulutnya dan menatap sang ayah yang makan dengan lahap nya tanpa memikirkan perasaan Yoonia.
”Nia belom mau nikah!”
Ketus Yoonia tanpa melihat ke arah papa nya dan meneruskan makannya, entah mengapa sang ayah terus saja meminta nya untuk menikah dan bahkan ini bukan pertama kali nya sang ayah meminta nya untuk menemui anak teman nya.
”Kenapa? Umur mu sudah 24 tahun dan Dia pemuda yang baik,tampan,berpendidikan,dan masalah pekerjaan,dia pemilik perusa....”
”Nggak!” potong Yoonia beranjak dari kursinya dan meninggalkan semua orang di sana dengan langkah besarnya ia berjalan menuju kamar nya.
”Lihat lahh dia,jika dia selalu bersikap dingin,irit bicara seperti itu,siapa yang mau meminangnya!” ucap Yanto menatap kepergian Yoonia, entah harus bagaimana ia meminta Putri sulung nya itu agar mau segera menikah padahal umur nya sudah cukup matang.
”Sudah lah yah,nanti bunda coba bicara sama Yoonia ya,nanti Yunita juga bantu bicara sama kakaknya kan nak?”
Ucap Mira ibunda Yoonia mencoba untuk menenangkan suami nya itu dengan lembut, memang Mira sangat lembut dan hal itu yang membuat Yanto jatuh cinta pada Mira sejak pandangan pertama meskipun mereka juga dijodohkan.
”I-iya Bun!” gugup Yunita melihat kemarahan ayah nya, berbeda dengan sang kakak, Yunita justru sangat takut melihat kemarahan sang ayah.
Di kamar nya Yoonia duduk di ranjang mewah nuansa ungu, dikarenakan yoonia menyukai warna ungu,kamar Yoonia dominan berwarna ungu muda dan terlihat mewah....
Tok Tok Tok
”Masuk!” ucap Yoonia tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih ditangan nya, ia tahu siapa yang akan datang lantaran mendengar suara ketukan yang begitu dahsyat nya.
Yunita menjembul kan sedikit kepalanya, melihat ke arah kakaknya yang masihh fokus pada gawai nya, sengaja memang karena ia tahu suasana hati kakak nya juga kurang baik karena selalu dipertanyakan tentang pernikahan.
”Sssuttt,,ssuuutt!!”goda Yunita pada kakaknya, sudah biasa juga dan hal itu yang selalu membuat Yoonia merasa kesal pada adik satu satu nya itu.
”Sebutin mau apa atau keluar aja!” ucap Yoonia tanpa melihat ke adiknya, suasana hati nya memang sangat buruk saat ini dan adik nya selalu ada untuk menambah dan bukan mengurangi.
”Yaelah kak galak amat!”ucap Yunita sambil mengerucutkan bibirnya, memang selain takut dengan sang ayah, ia juga sedikit takut dengan kakak nya yang memang seperti sang ayah.
”Ngomong!” jawab Yoonia singkat.
”Disuruh bunda buat bujuk kakak ketemu anak temennya ayah!” ucap Yunita sambil merebahkan tubuh ke kasur empuk kakaknya, tak ada yang lebih nyaman selain kasur milik kakak nya itu, entah kenapa padahal kasur nya juga sama dengan sang kakak.
Yoonia hanya membalas dengan menatap tajam ke arah Yunita, adik nya itu memang selalu saja membuat Yoonia merasa kesal sendiri.
”A-apa? Nita kan disuruh bunda,bukan kemauan Nita sendiri!” jawab Yunita ketakutan melihat tatapan kakaknya.
”Kakak juga sih,kenapa ngebantah ucapan ayah sih,padahal tinggal temuin aja tuh cowok, terus bilang ga suka atau ga siap menikah lah,Yanng penting kakak ga ngelawan kata kata ayah,kalau perlu tunjukkin sikap kakak yang nggak ....” Yunita langsung membekap mulutnya,melihat tatapan kakaknya semakin tajam, seperti bicara nya terlalu banyak.
Yoonia mengalihkan pandangannya, memikirkan perkataan adiknya, benar juga jika di pikir pikir, apa susah nya tinggal temui dan bilang tidak setuju untuk menerima perjodohan ini.
”Bilang ke ayah,kakak setuju ketemu cowok itu.” ucap Yoonia sambil memainkan kembali gawai nya, entah apa yang sejak tadi ia ketik.
”Eh berhasil nih bujukan gue?” Batin Yunita sambil senyum-senyum melihat ke arah kakaknya, jarang jarang sekali ide nya bisa di terima baik oleh sang kakak.
”Udah? Sana!” Ketus Yoonia sambil menunjuk kearah pintu dengan mulutnya, kehadiran adik nya di sana akan semakin membuat nya merasa pusing dengan ocehan Yunita yang tak ada habisnya.
Yunita pun langsung menuruti perkataan kakaknya dan langsung keluar setelah rencana nya berhasil untuk membujuk sang kakak, akhir nya hari ini ia akan dapat imbalan atas keberhasilan nya itu.
”Tutup pintu nya!!”Teriak Yoonia,yang tak suka ketika pintu kamarnya terbuka, dan Yunita selalu lupa untuk menutup pintu kamar nya kembali setelah membuka nya lebar lebar.
Brakkk!! Yunita membanting pintu kamar kakaknya,membuat Yoonia tersentak kaget memang sudah tidak heran jika Yunita menutup pintu dengan keras.
”Kurang di sambelin tu bocah!” geram Yoonia.
Pukul 15.30 Yoonia bersiap siap dengan menggunakan celana hitam panjang, dengan kemeja coklat, rambut di kuncir satu dan belahan poni,tak lupa dengan hanya menggunakan bedak yang tipis dan sedikit lipstik,Yoonia terlihat cantik walau hanya berdandan tipis.
”Cantik sekali anak bunda!” puji bunda kepada putrinya,dan hanya di balas senyuman manis Yoonia, ia berdandan bukan untuk pria itu melainkan untuk diri nya sendiri.
”Ini tadi ayah nitip alamat cafe, tempat kamu ketemu anak temennya ayah.” ucap lembut Mira menyerahkan sebuah surat pada Yoonia berisi alamat cafe yang akan Yoonia datangi.
”Iya Bun.” ucap Yoonia dengan sedikit senyum yang terpaksa meraih kertas itu, jika dengan sang ayah ia sedikit berani maka tidak dengan sang bunda lantaran ia sudah pernah melihat kemarahan sang bunda sejak ia kecil, bunda nya memang jarang sekali marah namun jika sudah marah, sang ayah pun juga akan diam.
“Ini sekalian foto pemuda nya,nanti kalian malah gak ketemu ketemu lagi,kalo gatau wajahnya.” ucap bunda Mira terkekeh, sengaja sebenarnya agar putri nya itu sedikit tersenyum.
”Iya Bun.” ucap Yoonia seraya menerima foto,dan tanpa melihat langsung memasukkan ke dalam tasnya, entah lah ia memang tidak tertarik sedikit pun dengan foto itu.
“Nia berangkat dulu ya Bun,takut nya nanti ke sore-an.” ucap lembut Yoonia meraih tangan sang bunda dan mencium punggung tangan wanita yang sudah melahirkan nya ke dunia ini.
”Iya nak,hati ha..”
”Selamat ketemu calon suami kakakku!”potong Yunita yang tiba tiba saja berada di belakang mereka.
”Cihh,diem!” cebik Yoonia lalu segera keluar dari rumah nya sebelum adik nya itu kembali mengejek nya.
Sesampai di cafe tempat tujuan,Yoonia mengedarkan pandangan mencari tempat duduk yang akan di duduki, setelah duduk Yoonia teringat foto yang diberikan oleh bunda nya dan mengeluarkan dari tas
Baru akan melihat foto tersebut,seseorang menepuk bahu yoonia dari belakang,seketika Yoonia berbalik dan....
Baru akan melihat foto tersebut, seseorang menepuk bahu Yoonia dari belakang, seketika Yoonia berbalik menatap sosok yang berada di belakang nya, terlihat pria tampan yang ia kenali berdiri di belakang nya yaitu Bagas teman SMA Yoonia.
“Yoonia?” Tanya Bagas menunjuk pada Yoonia lantaran ia sedikit ragu, bagaimana tidak lantaran sudah cukup lama mereka tidak bertemu.
“Bagas?” Tanya Yoonia juga sebenarnya hampir tidak mengenali pria itu namun mereka berteman cukup baik semasa sekolah.
“Eh udah lama ga ketemu,ngapain disini sendirian?” Tanya Bagas antusias,karena sudah lama tak bertemu dengan Yoonia.
“Eh iya, lagii nunggu temen!” ucap Yoonia merasa canggung,dikarenakan semasa SMA yoonia pernah menaruh hati kepada Bagas,namun pada saat akan bersamaan yoonia mengetahui bahwa Bagas sedang menjalin hubungan dengan wanita kelas sebelah.
“Eh aku ganggu gak?”Tanya Bagas, takut saja jika keberadaan justru mengganggu Yoonia dengan teman nya yang akan datang nanti.
“Mmm eng-nggak,kayaknya!” ucap Yoonia tersenyum tipis, rasa canggung itu masih ada meskipun Bagas tidak pernah tahu jika Yoonia pernah memiliki perasaan suka pada nya dulu.
Tanpa disadari,ternyata pria yang akan bertemu dengan Yoonia sudah berada di cafe tersebut,saat akan menghampiri Yoonia,Agus melihat seorang pria yang menghampiri Yoonia terlebih dahulu,membuatnya mengurungkan niat nya untuk menghampiri Yoonia dan memilih duduk di kursi yang tidak jauh dari meja Yoonia dan Bagas.
“Seorang Agus Pratama Adiwijaya menunggu wanita yang bahkan tidak di kenal sampai selama ini? kalau bukan karena permintaan papa,aku bahkan tidak akan menemuinya!”
Ucap Agus mengepalkan tangannya, lantaran serasa menjadi seorang bodyguard yang tengah menunggu majikan nya berkencan.
"Halo! Jemput gue sekarang!!” ucap Agus berdiri lantaran sudah merasa lelah menunggu mereka yang tak juga selesai bicara.
Sampai hari yang sudah sangat sore tidak ada tanda tanda kedatangan orang yang ditunggu-tunggu, Yoonia pun memilih pulang dengan perasaan kesal tentu nya, lantaran merasa jika pria yang akan di jodohkan dengan nya benar benar tidak sopan karena tidak datang atau bahkan memberi kabar jika memang belum bisa bertemu.
“Gas,gue mau pulang aja ya,kayaknya dia ga Dateng!” ucap Yoonia membuka suara setelah cukup lama bersama dengan pria itu.
“Mmm mau gue anterin gak?” Tanya Bagas menatap Yoonia, berharap jika wanita itu bersedia menerima tawaran nya.
“Mmm gak usah Gas,gue sekalian mau mampir kerumah temen gue hehe.”
Ucap Yoonia berbohong, nyata nya ia tak ingin terlalu dekat lagi dengan Bagas,takut perasaan yang dulu timbul kembali dan bagaimana jika sekarang pria itu sudah memiliki pasangan, tunangan atau istri?
“Mm yaudah deh,hati hati ya di jalan,eh sekalian tukeran kontak yah?” pinta Bagas menyodorkan ponselnya meminta wanita itu untuk meninggalkan nomor ponsel nya di sana.
"O-oh iya gas,boleh.” balas Yoonia menerima ponsel Bagas dan mengetik beberapa angka di sana, hanya bertukar kontak saja tidak masalah bagi Yoonia, anggap saja sebagai penambah penonton di story nya.
Sesampainya dirumah, Yoonia disambut oleh keluarganya yang menanti kepulangan nya,dan melayangkan seribu pertanyaan oleh keluarga nya membuat Yoonia semakin kesal saja.
“Gimana? Udah ketemu? Ganteng gak?” Tanya Yunita antusias, entah lah Yoonia yang di jodohkan tapi kenapa adik nya itu yang justru terlihat sangat bersemangat.
“Berisik!!” Ketus Yoonia membuat adiknya kesal, padahal ia hanya bertanya apa yang terjadi tapi respon kakak nya justru sangat berlebihan.
“Gimana nak? Udah ketemu kan?” Tanya yanto penasaran juga dan mencoba untuk berbicara lembut pada Putri nya itu dan tentu itu karena permintaan sang istri.
“Belom yah!” jawab Yoonia dengan muka datar nya.
“Loh kenapa?” tanya Yanto mengerutkan kening, padahal Yoonia pulang sangat sore tapi kenapa mereka belum bertemu juga?
“Gatauu, hampir 2 jam Nia nungguin,gak liat batang hidung nya tuh, malah Nia ketemu sama temen sekolah Nia!” ucap Yoonia sambil merebahkan tubuh di sofa, lelah juga rasanya keluar dari rumah meskipun hanya duduk di cafe.
“Kamu yakin dia ga datang?” Tanya Yanto sedikit curiga dengan putri sulung nya itu, bisa saja Yoonia yang tak sampai di cafe itu agar tidak bisa bertemu dengan pria yang akan ia temui.
“Ayah gak percaya Nia?” Tanya Nia mengerutkan kening nya, entah apa maksud pertanyaan sang ayah yang membuat Yoonia merasa jika sang ayah tengah mencurigai nya.
“Yaudahh,nanti ayah tanya temen ayah.” ucap Yanto pasrah, seperti nya memang Yoonia tidak berbohong.
“Hmm.” jawab Nia,seraya pergi ke kamarnya.
Sesampainya dikamar,Nia memilih untuk segera mandii,setelah selesai ritual mandi, Yoonia mengenakan piyama nya,dan mengambil gawainya,membuka aplikasi telepon berwarna hijau,dan terlihat beberapa pesan masuk dari Bagas.
“[Haii Yoonia,ini gue Bagas,,Lo udah nyampe dirumah kan?]” isi pesan dari Bagas.
“Balas nggak yah,mana udah ke baca lagi!” gumam Yoonia menggigit jarinya, menyesal juga rasanya membuka pesan Bagas.
“[Mm Alhamdulillah udah nyampe Gas]” balas Yoonia,dan langsung centang biru membuat Yoonia sedikit terkejut, entah lah mungkin pria itu memang sedang tidak ada pekerjaan apapun.
“Eh udah di baca aja nih,gercep juga nih orang!” ucap Yoonia,sambil meletakkan gawainya di nakas,dan duduk di meja rias.
Ting! Ting! Ting
“Berisik banget nih pesan dari Bagas!” gerutu Yoonia sambil berjalan menuju ranjang nya mengambil ponsel nya yang terletak di atas ranjang.
“[Heyy kamu!!!]”
“[Ga sopan! ketemuan sama cowok lain tapi bawa pacar!!]” Isi pesan tersebut membuat Yoonia mengerutkan kening, pasal nya nomor yang masuk itu tidak tersimpan di kontak Yoonia.
“Ini nomor siapa lagi,tiba tiba marah marah gak jelas!” gumam Yoonia mengerutkan keningnya.
“Siapa?” Balas Yoonia singkat saja lantaran ia juga sebenarnya tidak begitu ingin tahu.
“[Anak temen papa Lo!!]”
“Hah!!!” Yoonia membelalakkan matanya.
”Dapet nomor gue dari mana?!” Tanya Yoonia aneh memang, bukan nya menanyakan maksud dari ketikan pria itu, ia justru menanyakan hal yang tidak penting.
“[Ga penting!]”
“Dih!”
“[Besok ketemuan lagi,dan gausah bawa pacar,saya mau ini cepat selesai,dan jangan sampai saya menunggu! Saya tidak suka menunggu!]”
“Oh.”balas singkat Yoonia
“[Oh doang?!! Dasar ga sopan!!]” Balas seberang seperti nya sangat kesal dengan jawaban singkat yang Yoonia berikan pada nya.
Yoonia memilih untuk tidak membalas pesan tersebut, malam pun tiba kini waktu nya makan malam di rumah Yoonia, sama seperti malam biasa nya yang hanya terdengar dentingan sendok dan garpu saja.
“Oh iya,kata temennya ayah,tadi anaknya ada urusan mendadak jadi ga sempet nemuin kamu.” ucap Yanto membuka percakapan menatap Yoonia yang seolah olah tidak mendengar suara nya.
“Ooh.”jawab yoonia manggut manggut, baik juga pria itu tidak mengatakan hal yang sebenarnya, padahal jika di beritahu bisa saja perjodohan mereka langsung dibatalkan.
Mira yang melihat jawaban anaknya itu hanya geleng geleng kepala, entah mengapa putri satu nya itu sedikit berbeda, Keesokan harinya setelah waktu ashar,Yoonia bersiap siap akan bertemu dengan anak teman ayahnya.
“Eh namanya siapa ya,mau nanya malas,keliatan banget sombongnya!” gumam Yoonia menatap ponsel nya, memang sejak awal ia tidak pernah menanyakan nama pria yang akan di jodohkan dengan nya.
“Udah lah,bodo amat, lagian ketemu untuk pertama dan terakhir kali nya doang,ga perlu tau nama segala lah!” ucapnya sambil merapikan pakaian nya.
Setelah sampai di cafe X, Yoonia kembali mengedarkan pandangan sambil mencari pemuda tersebut,namun dia lupa fotonya berada di tas satu lagi,dan Yoonia memilih untuk duduk di kursi pilihan nya,sambil menunggu seseorang mendatanginya.
“Saya ga mau dijodohin!” ucap seseorang tiba tiba dari belakang Yoonia yang mengagetkan wanita itu.
"Deg!"
“Saya ga mau dijodohin!” ucap seseorang yang membuat Yoonia tersentak kaget.
Seketika Yoonia tak berkedip melihat ketampanan pemuda tersebut dengan kulit putih,tinggi 181 cm,mata sipit,bibir tipis bak aktor korea,begitu juga dengan pria tersebut yang terlihat menatap Yoonia tanpa berkedip,bagaimana tidak, Yoonia memiliki mata besar warna coklat,putih,lesung pipi dan belah dagu,dan memiliki tinggi badan 167cm,dengan segera yoonia mengalihkan pandangannya,begitu juga pria itu.
“Sama,saya juga!”ucap Yoonia meminum minumannya tanpa melihat pria itu, jujur sebenarnya dia sedikit gugup, hanya saja ia tidak ingin terlihat di depan pria itu karena itu sangat memalukan.
“Oke,bilang aja kamu udah punya pacar!” ucap pria itu menyilangkan tangan di dada, sombong sekali persis seperti yang Yoonia bayangkan setelah melihat isi pesan dari pria itu kemarin.
“Om aja!” ucap Yoonia tanpa melihat ke arah pria itu, sengaja sebenarnya memanggil om agar pria itu merasa kesal lantaran seenak nya saja menjadikan Yoonia kambing hitam.
“Om?!!!” sentak pria itu melepas kacamata hitamnya, siapa yang tidak kesal jika diri nya di panggil om padahal umur mereka tidak begitu jauh.
“budeg juga ternyata!” gumam Yoonia memainkan ponselnya, terlihat tidak peduli adalah jurus andalan Yoonia di depan para pria yang selalu menyombongkan diri mereka.
“Siapa om yang kamu maksud?!” tanya pria itu geram, sudah tahu tapi masih bertanya jelas saja diri nya siapa lagi yang sedang bicara dengan Yoonia kalau bukan diri nya.
“Yang lagi ngomong sama saya!” jawab Yoonia cuek masih dengan pendirian nya yang tak ingin di kambing hitam kan oleh pria sombong yang bahkan tidak ia ketahui siapa nama nya.
“Saya? Om?” ucap Agus mengacungkan jari ke depan wajahnya, masih tak percaya dengan apa yang Yoonia katakan, baru kali ini ia dipanggil om oleh seorang wanita.
“Terus?” Ucap Yoonia hanya melirik sedikit dan memalingkan wajah nya entah mengapa setiap kali melihat wajah pria itu rasanya ingin sekali menatap wajah pria itu.
“Apa saya terlihat tua hah??!!”
“Ho'oh.” jawab yoonia tak acuh seraya meminum minuman nya, sikap Yoonia yang seperti itu lah membuat Agus semakin yakin untuk tidak menerima perjodohan konyol kedua orang tua mereka.
“Kamuuuuu!!!!” Ucap Agus menggebrak meja membuat orang orang yang berada di sana juga terkejut dan menatap meja Yoonia dan Agus, Yoonia yang menyadari hal itu pun jelas merasa malu dengan apa yang Agus lakukan.
“Udah marahnya?” Ucap Yoonia sambil melihat pria tersebut,membuat pria tersebut membuang muka menahan amarah, beruntung mereka sedang berada di tempat umum kalau tidak mungkin Agus sudah memberi pelajaran pada wanita itu.
“Mending pikirin alasan supaya kita gak di jodohin!” ucap Yoonia menatap datar Agus, Pria tersebut mencoba menahan amarahnya dan mencoba untuk berdiskusi dengan Yoonia.
“Baiklah,bilang saja kita tidak cocok!” ucap Agus menyenderkan tubuhnya di kursi, ini adalah keputusan terakhir dari nya dan wanita di hadapan nya itu harus bisa menerima nya.
“Oke!” balas Yoonia dengan anggukan, Agus tersenyum lantaran jawaban wanita itu kali ini sesuai dengan keinginan nya.
“Dan satu lagi,umur kita hanya terpaut 2 tahun,saya masih 26 tahun,bukan om om!” ucap Agus sambil meninggalkan Yoonia yang masih asik dengan gawainya.
“Nye nye nye!” jawab Yoonia dengan wajah mengejek, bawel sekali pria yang satu ini padahal Yoonia juga tahu kalau umur mereka tidak begitu jauh melihat wajah pria itu yang cukup muda.
Agus yang masih beberapa langkah masih mendengar gerutu Yoonia,dan menghentikan langkahnya,dan berbalik namun ketika akan berbalik tiba tiba ia mendapat panggilan telepon dari kantor nya,yang membuat mengurungkan niatnya untuk menghampiri Yoonia.
Di perjalanan menuju kantor Agus masih memikirkan Yoonia antara suka dan kesal,karena Yoonia cantik dan berbeda dari wanita lain nya namun begitu tidak sopan menurut nya.
“Cantik cantik tapi tidak sopan!!” Gerutu Agus di mobil,membuat asisten sekaligus sahabatnya itu bertanya tanya, mendengar Agus yang sejak tadi terus saja mengomel.
“Siapa bro? Cewek yang bakalan dijodohin sama lo?”Tanya Ari penasaran.
“Siapa lagi,berani sekali dia memanggil ku om!” gerutu Agus menahan amarah ketika mengingat Yoonia yang lancang memanggil nya om.
Mendengar ituu, Ari tidak dapat menahan tawanya dan tertawa dengan terbahak bahak, wanita mana yang berani memanggil seorang Agus sebagai om? bahkan anak kecil saja lebih memilih memanggil Agus sebagai Abang ganteng.
“Hahahahahha gila parah tu cewek, antara matanya minus sama lo yang kurang perawatan tuh!” ucap Ari di sela sela tawa nya membuat Agus semakin kesal saja, jika saja bukan sahabat nya mungkin sudah ia turunkan di sana.
“Bisa diam gak?”ucap Agus kesal mendengar perkataan sahabat nya itu belum lagi gelak tawa nya yang tak ada henti nya sejak tadi.
”Sorry sorry bro,abisnya kocak sihh,jadi penasaran gue sama cewek itu?” ucap Arii sambil mengusap air mata yang bahkan juga ikut keluar dari pelupuk mata nya.
“Gue harap ga bakalan ketemu sama cewek batu itu lagi!”
“Jangan gitu bro,ntar jodoh loh,kata orang orang nih,cinta timbul dari rasa benci!” goda Ari membuat Agus mendelik tajam pada sahabat sekaligus asisten nya itu.
“Mana ada yang begituan, ngarang deh Lo!”ucap Agus tak terima jika ia di do'a kan berjodoh dengan wanita seperti Yoonia sangat jauh dari kriteria pasangan impian nya.
“Bener loh,benci (bener bener cinta) asekkkk!”ucap Ari dengan tertawa semakin menjadi jadi saja, padahal wajah Agus saat ini sudah memerah ingin memukul nya.
“Udah diem,fokus nyetir, ntar gue potong gaji Lo!” ancam Agus sontak saja membuat nyali Ari menciut mendengar ancaman yang menakutkan.
“Aelahhh becanda doangg gue!” bujuk Ari
Agus pun tak mengindahkan perkataan sahabat nya itu dan hanya menatap keluar jendela seraya memikirkan wajah cantik Yoonia.
Ditempat lain, Yoonia masih berada di cafe tersebut setelah memakan semua pesanan nya wanita itu pun memilih untuk pergi, namun saat akan beranjak dari kursi nya tiba tiba saja seseorang menepuk punggung nya dari belakang.
“Heyy?” ucap orang itu mengangetkan Yoonia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!