NovelToon NovelToon

Emergency Bed Tuan Muda Kato

bab 1

"Lolly!" Teriakkan lantang terdengar di ruangan CEO agensi light Hugo.

Terlihat sosok wanita bertubuh mungil dengan rambut coklatnya melangkah dengan segera ke pintu sang CEO.

"Clek" wanita bertubuh mungil itu pun membuka pintu ruangan sang CEO dengan nafas terengah-engah. Wajah mungilnya pun tampak bermandikan peluh dan kulit wajahnya berubah merah.

"I-iya tuan?" Ucapnya dengan suara terbata dan tubuh kaku, saat melihat wajah sangar, pria yang merupakan pemimpin perusahaan agensi light Hugo itu, terlihat begitu pias.

Tubuh membeku di depan meja sang CEO dan kepala menunduk takut. jari-jarinya pun, kini meremas kuat ujung kemeja bergaris-garis yang ia kenakan.

"Prang" sebuah iPad mini terlempar ke arahnya dan hampir mengenai dadanya.

Wanita dengan garis wajah imut nan manis itu, terloncat kaget, saat melihat reaksi tak terbaca sang CEO.

Kini wajah wanita itu terlihat memutih tanpa beredar darah pun yang mengaliri garis wajahnya, hanya peluh yang kini membanjiri raut wajah wanita malang itu. 

Ia menundukkan kepalanya ke lantai dan melihat iPad yang biasa digunakan untuk mengatur jadwal kegiatan sang CEO, kini hancur lebur di lantai. tepat, di depan kakinya.

"Apa hanya segini kinerja mu dalam, bekerja?" Suara tegas dan berat, menyapa Indra pendengaran wanita itu, yang sukses membuat tubuh mungilnya semakin tegang.

Mungkin, seorang wanita akan terpikat dengan intonasi suara seksi pria  di depannya yang begitu penuh ketegasan nan berat. 

Namun tidak dengan wanita yang kini berdiri kaku dengan tubuh setengah gemetar di depan pria arogan itu.

Baginya, mendengar suara berat nan tegas, sang CEO sangat lah, menakutkan dan mengerikan. 

Ditambah dengan raut wajah pria arogan itu kini, menatapnya tajam. Seakan ingin menguliti tubuh mungilnya.

"Katakan!" Gertakan pria tampan di depannya membuat tubuh mungil wanita itu, kembali terkejut.

"M-maa-maaf, tuan." Sambil menundukkan kepala dengan suara gemetar takut, wanita itu mengeluarkan suara lirihnya.

"Apa katamu. Maaf!? Sambil mendengus kasar dan mata masih menyoroti tajam wanita mungil di depannya, pria itu berdiri bangkit dari kursi kerjanya dan mendekat ke arah asisten pribadinya itu.

"Kau tahu. Karena kesalahanmu, perusahaan ini hampir kehilangan kontrak kerjasama dengan perusahaan besar di kota ini. Karena kecerobohan mu, perusahaan ini harus menanggung malu — ITU SEMUA KARENA KEBODOHAN DAN KECEROBOHAN MU!" Pria dengan perawakan tinggi atletis itu kini, berdiri tepat di depan wanita mungil itu dan berteriak lantang tepat di depan wajah imut wanita tersebut.

Wanita yang biasa disapa Lolly itu pun, hanya bisa menundukkan kepalanya seperti biasa.

Baginya menghadapi kemarahan sang CEO adalah, hal biasa dan menjadi dalam daftar rutinitas sehari-harinya.

Namun kali ini, sang CEO terlihat begitu marah. Itu, terbukti dari bentakan dan sorotan tajam pria tersebut kepadanya.

Lolly pun dibuat tak berkutik dengan aura menakutkan sang CEO arogan di depannya ini. Ia ingin membela diri, namun lidahnya seakan membeku untuk mengeluarkan sepatah katapun, ketika melihat wajah suram sang CEO, apalagi mendengar suara lantang pria bermata sipit di depannya.

"JAWAB! APA INI YANG, KAMU DAPATKAN SELAMA MENUNTUT ILMU GRATIS DARI PERUSAHAAN, INI!? Lolly secara refleks mendongakkan kepalanya dan menatap wajah emosi, pria tinggi menjulang di depannya itu.

Lolly hanya bisa menahan rasa sesak yang tiba-tiba, menyerang dadanya. Sekuat tenaga, Lolly menahan gejolak emosi yang kini menguasai dirinya.

Bukan hal pertama baginya mendapatkan hinaan dan perlakuan kasar seperti sekarang ini. Lolly, bahkan setiap hari harus mendengarkan kata-kata kasar dan hinaan dari sang CEO, pun dengan wajah dingin nan datar.

Entah mengapa, pemimpin dari agensi light Hugo seakan membenci dirinya dan tidak menyukai keberadaannya di perusahaan agensi tempatnya sekarang mengumpulkan pundi-pundi uang, untuk keperluan keluarganya.

Tatapan keduanya kini saling beradu dengan tatapan berbeda. Kelopak tajam pria di depannya masih menyorotnya dengan tajam. sedangkan, Lolly hanya memperlihatkan tatapan mata teduh yang seakan-akan ingin meminta pembelaan.

"Kamu, berani menantang ku sekarang, hm," pria arogan itu memajukan wajahnya di pinggir telinga Lolly dan membisikkan sesuatu yang lagi-lagi, membuat tubuh Lolly menegang.

Segera saja Lolly menggelengkan kepalanya dan memundurkan tubuhnya ke belakang untuk menghindari kontak tubuh dengan sang CEO kejam di depannya.

 

"Kamu tahu apa kesalahanmu hari, ini?" Tanya pria tampan tersebut yang masih menyelidiki Lolly dengan tajam.

Lolly kembali menggelengkan dan sejurus kemudian menganggukkan kepalanya.

Lolly pun sejujurnya bingung, apa kesalahannya sehingga sang CEO begitu murka terhadap dirinya.

"Ck! Dasar payah. Ternyata sia-sia saja perusahaan ini memberikan pendidikan tinggi hingga keluar negeri untuk, seorang wanita bodoh dan payah sepertimu." Ucap sarkas pria tersebut membuat rongga dada Lolly kembali menyesak perih.

"Kamu bukannya memberikan kinerja baik untuk perusahaan ini, tapi kamu hanya memberikan kerugian untuk perusahaan, light Hugo. Percuma perusahaan ini mengeluarkan biaya mahal untuk wanita bodoh seperti." Dengan ucapan dan sikap arogan sang, pemimpin perusahaan agensi terbesar di kota Los Angeles itu, berhasil membuat wanita di depannya menahan rasa perih di dada.

Mata Lolly pun kini terasa perih dan gatal. Seakan-akan kedua matanya terasa berat dan di tusuk-tusuk oleh sesuatu. 

Lolly hanya bisa mengepalkan kedua tangannya erat sehingga kuku-kuku jarinya memutih.

Haruskah, semua itu diungkit di depan matanya? Sebuah penghargaan yang didapatkan 5 tahun lalu dari pemilik sah perusahaan agensi light Hugo ini.

Ia direkomendasikan untuk mendapatkan pendidikan tinggi di salah satu perguruan tinggi di kota Paris. 

Lolly pun sempat menolak, namun paksaan dari nyonya Kimberly, akhirnya, Lolly pun setuju.

Meskipun kondisi kesehatan sang ibu yang sangat buruk dan kedua adik perempuannya yang sangat membutuhkannya, Lolly tetap menempuh pendidikan tinggi tersebut dengan tekad dan niat yang akan mengubah kehidupannya kelak bersama sang ibu pun kedua adiknya.

Harapan Lolly kini hanya menjadi isapan jempol semata, karena dirinya tidak sedikitpun di anggap ada di kalangan karyawan agensi light Hugo dan juga sang CEO.

Ia hanya dipandang layaknya seorang office girl di perusahaan tersebut. yang mana, semua karyawan hanya menilainya sinis dan memperlakukannya semena-mena. Padahal Lolly adalah, asisten pribadi seorang pemimpin, yang otomatis mendapatkan kedudukan tinggi di perusahaan tersebut, karena Lolly selalu berada di samping sang CEO pun senantiasa mengikuti kemanapun sang CEO pergi.

Tidak terasa tetes air bening hangat itu pun berjatuhan mengenai sepatu hitam kusamnya. 

Lolly sekuat tenaga menahan suara isakannya, ia harus kuat. Ia tidak lemah. Kalau ia lemah, maka semua yang ada di perusahaan ini akan merendahkan dirinya.

"Ambil!" Pria di hadapannya kembali mengeluarkan suara beratnya dengan rahang wajah yang mengetat.

bab 2

"Sst" desisan sakit keluar dari mulut Lolly saat, pria di depannya sengaja menginjak iPad mini yang pecahannya melukai jari telunjuk Lolly.

Dengan mata berkaca-kaca Lolly, mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah sinis pria yang merupakan CEO perusahaan tempatnya bekerja. 

Ia menatap wajah dingin itu dengan tatapan memohon dan menggibah. Tapi — sosok pria di hadapannya tak menghiraukan mimik wajah kesakitan Lolly.

Pria itu malah menekan lebih kuat iPad yang sudah berada di tangan Lolly.

Lolly berusaha menahan rasa sakit akibat pecah layar pada iPad tersebut. Lolly hanya bisa menggigit kuat bibir bawahnya untuk menahan rasa sakitnya.

Lion light Kato, hanya memandangi wanita mungil di bawah kakinya dengan kesinisan dan kebencian.

Rahang terus saja mengetat kencang, saat memilih wajah Lolly. 

Wajah yang begitu sangat ia benci.

Setiap melihat wajah Lolly, maka Lion akan teringat pada peristiwa 5 tahun yang lalu.

Peristiwa di mana ia kehilangan kekasihnya yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya. Sebuah kejadian yang mengharuskan hubungan Lion dan Samantha berakhir, akibat sebuah kesalahpahaman.

Sebuah kesalahpahaman yang melibatkan Lion dan Lolly, membuat Samantha pergi jauh dari kehidupan Lion.

Sebuah kenangan pahit bagi Lion yang menjadikan kebencian terhadap sosok Lolly mendarah daging hingga kini.

Bagi Lion melihat penderita Lolly adalah, sebuah kesenangan yang sangat menyenangkan dan membuat dirinya puas.

Apalagi melihat wajah menyedihkan wanita itu dan wajah kesakitan Lolly, membuat hati Lion bersorak gembira.

Pria bermata sipit itu,  sengaja menyetujui permintaan sang mommy, ketika merekomendasikan Lolly sebuah pendidikan tinggi di Paris.

Lion ingin mengikat Lolly tetap berada di sisinya, agar senantiasa membuatnya menderita dan tak berdaya.

"Stt" lagi, terdengar ringisan tertahan dari bibir mungil Lolly ketika, kelima jari mungilnya berdarah akibat tergores pecahan layar iPad tersebut.

"Apakah sakit, hm?" Dengan suara dingin nan menakutkan, Lion menundukkan wajahnya menatap remeh kepada Lolly yang kini menggenggam kuat jari-jarinya yang terluka.

"Itu tidak seberapa dengan rasa sakit yang aku rasakan dan juga kekasihku, akibat perbuatan, murahanmu," sarkas Lion dengan mimik wajah suram.

Lolly kembali mendongak sambil menggelengkan kepalanya, ia berusaha mengeluarkan jeritannya yang selama ini ia tahan.

Sebuah tuduhan murahan yang tidak diketahuinya sama sekali dan tidak ia mengerti.

Mengapa Lion begitu membencinya dan selalu mengaitkan dirinya dengan peristiwa 5 tahun lalu.

"Aku, sangat suka wajah menyedihkan mu ini — wanita murahan," bisik Lion dengan nada menghina.

"Akh!" Lolly meringis kesakitan saat, Lion menyentakkan tubuh mungil Lolly dengan menggunakan kaki panjang pria itu.

Tangan Lolly yang dikotori oleh cairan merah itu, kini menempel di lantai. Posisi Lolly kini setengah tengkurap miring.

Wajah imutnya sudah dibanjiri air mata, antara menahan rasa sakit dan juga mendengar berbagai hinaan dari Lion.

Lolly hanya bisa terdiam membisu menerima semua perlakuan kasar dan arogan Lion kepadanya.

Dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, karena sudah terikat akan kekuasaan Lion. Apalagi, kini sang ibu berada di rumah sakit sedang menjalani perawatan kesehatan jantung, dan semua biaya rumah sakit diambil alih oleh Lion.

Lion sengaja melakukannya agar bisa mengikat Lolly lebih dalam lagi. Agar wanita yang sangat ia benci itu, tidak bisa menantangnya dan berbuat apa-apa.

Lion ingin menjadikan Lolly sebagai boneka mainnya. Yang menjadi penghibur dirinya di saat merindukan kekasihnya, Samantha.

"Cih!" Dengan kejamnya Lion berdecih tajam tepat di depan tubuh mungil Lolly.

Lion bahkan tidak menghiraukan kondisi Lolly yang kini berantakan dan terlihat menyedihkan.

"A-a-aku harus kuat, a-aku tidak boleh lemah, ini demi ibu, Liza dan Luzi." Lolly mencoba menguatkan hatinya dan tubuhnya sendiri.

Sebagai tulang punggung keluarga, Lolly tidak boleh terlihat lemah, ia harus kuat dan bersabar.

Wanita berusia 23 tahun itu, bangkit dengan gerakan tertatih. Mencoba mengabaikan semua rasa sakitnya pun sorotan tajam Lion, kini kembali duduk di kursi kebesarannya dengan posisi angkuh.

"Ini yang aku suka darimu, selalu berusaha kuat," gumam Lion dengan menyeringai licik.

"LOLLY!" Pekikan dari arah pintu mengejutkan Lion dan Lolly.

Segera pria tinggi menjulang itu, mendekat ke arah Lolly yang masih berusaha berdiri.

"Kau, tidak apa-apa, Lolly love?" Tanya pria tersebut dengan wajah khawatir.

Ia membantu Lolly berdiri dan mencoba membawanya ke arah sofa yang berada di ruangan CEO.

Akan tetapi langkah pria itu terhenti saat mendengar peringatan dengan nada dingin dari sosok arogan di meja CEO.

"Jangan, coba-coba menyentuh semua benda di sini dengan tubuh murahan wanita, itu." Larang Lion dengan nada sarkas.

"Lion!" Gertak pria rupawan yang kini merangkul pundak Lolly dan menatap Lion tajam.

"Semua barang disini lebih berharga daripada tubuh wanita yang ada di rangkulanmu, itu," sambung Lion dengan perkataan yang membuat hati Lolly kembali terluka.

"Lion light Kato!" Bentak Nicko geram.

"Why? Apa, dia juga menyerahkan tubuhnya kepadamu? Sehingga, kau begitu membelanya?" Dengan kejamnya Lion berkata sinis yang merendahkan harga diri Lolly.

"Jaga ucapanmu, brengsek." Dengan wajah penuh amarah, Nicko ingin memberikan pelajaran kepada sepupunya itu, namun dengan sigap, Lolly menahan pergelangan tangannya.

"Cih! Lihatlah, kau begitu suka disentuh oleh wanita, murahan ini." Sela Lion lagi dengan sinis.

Nicko lagi-lagi bertambah emosi mendengar perkataan kasar Lion. Yang secara sengaja menghina seorang kaum wanita.

"Lepaskan aku, Lolly love. Biarkan aku memberikan pelajaran berharga buat pria arogan, itu," pinta Nicko ketika Lolly masih menahannya.

"Tidak!" Lirih Lolly dengan gelengan kepala.

"Lolly love!" Geram Nicko tertahan.

"Aku tidak apa-apa dan … aku baik-baik saja, bukankah, hal ini sudah terbiasa bagiku?" Lirih Lolly dengan mata berkaca-kaca.

Nicko hanya bisa membuang wajahnya ke arah samping dan kini tatapannya tajam ke depan, dimana Lion memperlihatkan wajah liciknya.

"Hentikan, semua ini, Lion," sela Nicko yang masih memperlihatkan wajah tak bersahabat.

"Tidak semudah itu, sobat. Dia — harus menderita di tangan ku." Sahut Lion dengan seringainya.

"Aku, akan melepaskannya setelah, Samantha kembali kepadaku," lanjut Lion dengan mimik wajah berubah suram.

"Ini hanya kesalahpahaman, Lion! Lolly tidak mengetahui apapun." Protes Nicko yang mencoba membela Lolly.

"Omong-kosong. Dia.. tetaplah wanita murahan, bagiku," Sentak Lion tajam.

"Dia menyembunyikan sikap aslinya dengan wajah lugunya itu. Aku, muak melihatnya. Karena sikap murahannya, aku kehilangan wanita yang sangat ku cintai." Lion kini kembali menyorot Lolly bringas.

"Tap —"

"Cukup! Aku, tidak ingin karenanya kita akan kembali berselisih," potong Lion, saat Nicko akan kembali melayangkan protes.

"Tuan!" Lolly pun menyela ucapan Nicko.

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir," gumam Lolly pelan.

"Apa kau yakin, Lolly love?" tanya Nicko dengan menyelidik.

"hum!" gumam Lolly dengan memperlihatkan senyum terpaksa.

"biarkan, aku mengobati lukamu," pinta Nicko.

pria itu lantas menarik lembut telapak tangan Lolly yang tidak terluka, untuk keluar dari ruangan Lion.

sementara Lion, hanya diam dengan wajah tak terbaca. tiba-tiba sebuah senyum misterius terukir di kedua sudut bibirnya.

"Berhenti! apa kau lupa aturan di perusahaan ini?"

"Apa, hak mu. meninggalkan ruanganku, tanpa persetujuan, dariku."

"Ternyata, sikap murahanmu, akhirnya keluar juga."

"Lion light Kato!"

bab 3

"Apa, kau sudah gila, Lion light Kato!" Pekikan suara berat kembali terdengar di ruangan, CEO agensi light Hugo.

"Dimana perasaanmu, Lion. Lihat, Lolly seorang wanita lemah dan kamu —"

"Jujur, aku tidak mengenalmu lagi, sobat."

"Kamu, terlihat jauh berbeda. Kamu, terlihat bukan keturunan, Hugo pun Kato." Sambil mengeluarkan segala perasaan yang sejak tadi terkumpul di dalam rongga dadanya, Nicko menatap nanar sepupunya itu.

Nicko pun tidak menyangka akan perubahan sikap Lion yang dulunya adalah sosok yang mudah berbaur, ramah, lembut dan periang itu, kini berubah menjadi pria arogan.

"Aku tidak membutuhkan kata hatimu dan aku tidak peduli. Aku, hanya menginginkan wanita itu, untuk melakukan perintahku," pungkas Lion dengan wajah datar.

Tatapan Lion sejak tadi hanya tertuju kepada sosok wanita mungil yang berada di balik punggung lebar Nicko.

Sedangkan Lolly, hanya bisa bergeming dengan wajah pucat. Jemari lembutnya pun kini saling meremas untuk, menghilangkan rasa gugupnya.

Seperti biasa, Lolly tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Dia hanya bisa terdiam sambil menggigit bibir bawahnya.

"Apa, aku menyuruhmu mematung di sana?" Lolly tersentak mendengar suara dingin Lion.

"Waktumu, sisa 10 menit," sentak Lion tegas.

"Aku menginginkannya dalam kurang 10 menit dari sekarang. Tidak boleh menggunakan lift, kau harus menuruni tangga darurat. Dan yah — aku menginginkan kopi yang ada di kafe di ujung jalan." Senyum licik terpatri di kedua sudut bibir Lion dengan mimik wajah puas, saat melihat reaksi wajah Lolly.

"Satu lagi. Kopinya harus di dalam sebuah cangkir, tidak boleh satu tetespun tumpah." Sambung Lion.

"Lion!" Nicko kembali terpekik tidak percaya, ia kini mengusap wajahnya kasar dan mendengus kasar.

"Langsanakan, se-ka-rang." Perintah Lion dengan menekan ucapannya di akhir kalimat.

"SEKARANG!" Bentak pria bermata coklat tersebut, ketika melihat Lolly masih bergeming di tempatnya.

"B-ba-baik, tuan," sahut Lolly terbata.

"No, Lolly," sela Nicko.

"Lion. Ini tidak masuk akal. You, crazy!" Pekik Nicko lagi.

Nicko tak habis pikir dengan tingkah semena-mena sepupunya itu.

Sementara Lion hanya tersenyum miring sembari mengangkat kedua bahu lebarnya.

"Lolly! Nicko masih berusaha mencekal pergelangan tangan wanita mungil yang menampilkan wajah panik itu.

"Maaf, tuan Nicko. Saya, harus segera pergi," ujar Lolly pelan.

"Tidak! Ini semua, tidak masuk akal, Lolly love," erang Nicko, yang menghalangi jalan Lolly untuk menuju pintu ruangan.

"Tuan!" Seru Lolly dengan mata memohon.

"Tidak! Lebih baik, kau berhenti sekarang juga. Dan ikutilah, bersamaku. Aku akan memberimu, pekerjaan yang layak untukmu," timpal Nicko yang tidak memperdulikan raut wajah memohon wanita di depannya.

Lolly terdiam sejenak, mendengar ucapan dan tawaran Nicko. Bukankah ini adalah kesempatan buatnya, untuk terlepas dari jeratan kekejaman CEO arogan itu?

"Ayo! Sentak Nicko sembari menarik lembut pergelangan tangan Lolly, menuju pintu keluar dari ruangan Lion.

Nicko sudah merasa, sikap Lion terlalu berlebihan dan keluar dari batas kewajaran.

Lolly hanya terdiam, memikirkan tawar Nicko. Kali ini ia hanya bisa pasrah dengan keadaannya. Dan, dirinya akan merasa bersyukur bisa keluar dari lembah kekejaman Lion light Kato.

Jangan tanyakan bagaimana raut wajah, tuan muda Kato sekarang ini. Yah jelas, raut wajah pria keturunan Jepang tersebut berubah suram dengan sorotan mata tajam yang semakin tajam.

Lion tidak suka mendengarkan ucapan Nicko dan ia lebih tidak suka saat, Nicko menyentuh permukaan kulit lembut Lolly.

Baginya, tidak ada yang boleh menyentuh mainannya selain dirinya. Ia lah, yang berhak atas diri Lolly sekarang ini.

Di tengah gejolak amarah yang begitu membumbung tinggi, tiba-tiba, sebuah seringai tipis terpatri di sudut bibir pria rupawan tersebut.

Pria dengan kulit khas keturunan Jepang itu pun mengeluarkan suaranya, untuk menghentikan kedua orang yang berada di ruangannya itu, keluar dari sini.

"Apa kau melupakan sesuatu — nona, Lolly white?! Wajah Lion kini terlihat puas, saat wanita yang sangat ia benci menghentikan langkahnya dan terlihat tegang.

"Aku, berharap kau tidak, lupa tentang …." Lanjut Lion kembali dan sengaja menggantungkan ucapanya.

Berhasil. Lion semakin puas dan terus menyeringai licik ketika, Lolly berbalik ke arahnya dengan wajah pias.

"Waktumu tersisa 7 menit. dan semakin berkurang kalau kau, tetap terdiam," ujar Lion dengan seringainya.

Lolly pun melepaskan genggaman tangan Nicko, lantas segera membuka pintu ruangan Lion dan berlari menuju pintu tangga darurat yang ada di ujung lantai 7.

Dan Lolly harus menuruni tangga darurat untuk menuju lantai dasar. Betapa kejamnya Lion kepada Lolly, yang hanya seorang wanita mungil dan lemah pun rapuh tak berdaya.

"KAU KEJAM, LION. YOU CRAZY!" Teriak Nicko, yang mengikuti Lolly dan menutup pintu ruangan Lion dengan kasar.

Semua karyawan yang berada di lantai tujuh, tersenyum dan mencibir ke arah Lolly, saat wanita mungil itu melintas di depan mereka.

Bagi seluruh karyawan di bagian lantai tujuh, Lolly hanya seorang wanita rendahan pun murahan.

Mereka menganggap Lolly mencoba mendekati, nyonya Kimberly hanya untuk mendapatkan jabatan tinggi di perusahaan ini.

Oleh sebab itu mereka sangat membenci Lolly, yang selalu mendapatkan perhatian, nyonya Kimberly Kato.

"Cih" dasar murahan."

"Itu hukum yang tepat untuk, wanita sok lugu."

"Lihatlah. Dia membuat kedua pria tampan itu berselisih."

"Dasar wanita, jaaalang."

Begitulah cibiran dari karyawan saat melihat Lolly melintas di hadapan mereka.

Padahal, posisi Lolly lebih tinggi dari mereka. Tapi tak satupun dari mereka menghargai Lolly.

"Calista!" Teriak Lion dari arah ruangannya yang dapat terlihat oleh seluruh karyawan, karena ruangan Lion, hanya berdindingkan kaca tebal saja dan Lion hanya akan menurunkan sebuah tirai tebal saat dirinya tidak ingin diganggu.

Sosok wanita seksi muncul di balik kursi kerja yang berada, tidak jauh dari pintu ruangan sang CEO.

Wanita dengan penampilan seksi dengan wajah diolesi make up dramatis itu, merapikan penampilannya dan menampilkan senyum sumringah.

Sejak tadi ia tersenyum bahagia di atas hukuman yang di terima Lolly.

Calista Pearce, adalah sosok wanita setengah seksi yang merupakan sekretaris Lion.

Calista yang notabene nya tidak pernah menyukai, Lolly. Menurutnya, Lolly penghalang baginya untuk bisa mendapatkan perhatian sang CEO.

Calista terkadang membully Lolly dan sering membuat Lolly mendapatkan makian dan juga hukuman dari Lion selaku, CEO di perusahaan agensi light Hugo itu.

Seperti yang Calista lakukan sekarang ini. Atas perbuatannya lah, Lolly mendapatkan hukuman dari Lion.

Atas perbuatannya yang mengubah isi kontrak kerjasama dengan sebuah lelucon. Belum lagi, Calista yang mengubah seluruh waktu pertemuan Lion dengan para kliennya.

"Saya tuan!" Seru Calista yang berjalan ke arah kursi kerja Lion dengan langkah menggoda.

Calista sengaja membusungkan dadanya yang padat dan juga bokongnya.

Jangan lupa cara nada ucapan wanita itu, yang begitu menggoda.

"Bereskan dan cepatlah, keluar dari sini. Aku merasa sesak nafas, menghirup bau parfummu," perintah Lion tanpa melirik Calista sedikitpun. Lion bahkan mengeluarkan kata-kata sarkas nya.

Membuat Calista hanya bisa melongo tak percaya. Jangankan mendapatkan perhatian dari Lion, mendapatkan lirikan tajam pun tidak.

Wanita itu hanya mendapatkan perintah yang seharusnya dilakukan seorang office boy. Bukan dirinya yang memiliki tampilan glamor dan berkelas ini.

Niat hati ingin menggoda sang CEO rupawan nan macho itu, dengan kemolekan tubuhnya yang sempurna, malah mendapatkan perintah yang akan menjatuhkan images nya.

"Sial! Kapan, aku bisa menaklukkan CEO arogan, ini," teriak Calista dalam hati.

"Keluarlah!" Perintah Lion datar tanpa melirik Calista sedikitpun.

Lion kini hanya pokus kepada layar laptopnya yang menampilkan rekaman cctv di bagian tangga darurat.

Lion merasa puas, ketika melihat Lolly yang tergopoh-gopoh menuruni ratusan anak tangga.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!