NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Pendekar Phoenix

Benua Element

10.000 tahun yang lalu, pertempuran antara manusia dan alien terjadi di seluruh dunia, pertempuran tersebut membuat populasi manusia menurun secara signifikan, bahkan hampir sebagian negara sudah rata dengan tanah.

Saat manusia diambang kehancuran, tiba-tiba 7 Dewa Dewi turun kebumi untuk membasmi alien dari muka bumi.

Dengan kekuatan yang dapat mengguncang langit dan bumi, ke 7 Dewa Dewi itu dengan mudah mengusir alien tersebut dari planet bumi.

Setelah itu ke 7 Dewa Dewi memberikan anugerah kepada manusia untuk dapat melakukan sihir atau menggunakan element yang ada di muka bumi ini sebagai bekal untuk pertahanan diri jika suatu saat nanti kejadian serupa akan terulang kembali.

Selama ratusan tahun manusia terus berevolusi menjadi lebih kuat, dengan kecerdasan yang tinggi manusia bahkan mampu membuat bangunan diatas udara.

Namun, tidak sedikit manusia yang menyalah gunakan kekuatan yang di berikan oleh ke 7 Dewa Dewi.

5000 tahun yang lalu, atas dasar kesalahan penelitian, sebuah dimensi yang berisi hewan-hewan fantasi dan mahluk - mahluk mitologi tiba-tiba terbuka dan memenuhi hampir seluruh permukaan bumi.

Darat,laut dan udara, sebagian sudah di kuasai oleh hewan-hewan yang dulu hanya dianggap sebagai mitologi tersebut, terlebih lagi hewan-hewan tersebut memiliki kekuatan yang sangat mengerikan.

Demi melindungi umat manusia agar tidak punah, pemimpin dari semua negara sepakat untuk membuat sebuah benua diatas udara dengan segel kuat yang mengelilinginya, dalam relatif waktu singkat, benua tersebut akhirnya selesai dibuat. Sama seperti dunia yang dulu, terdapat hewan-hewan tumbuhan dan lain sebagainya yang memenuhi benua buatan tersebut, kini benua itu bernama Benua Element.

"Kenapa manusia tidak melawan hewan - hewan fantasi tersebut dan lebih memilih untuk mengalah, bukankah manusia memiliki kekuatan yang dapat melakukan sihir dan mengendalikan semua element yang ada di bumi?" tanya salah satu perempuan dengan kacamata bulat di wajahnya.

"Pertanyaan bagus Lusi, seperti yang Mr. ceritakan sebelumnya..." kembali pria sepuh itu menjelaskan jika para hewan - hewan fantasi itu memiliki kekuatan yang sangat mengerikan, setidaknya yang terlemah sekalipun memiliki level 100 dan yang terkuat mencapai level 1000.

"Seperti yang sudah kita diketahui, jika kekuatan sihir dilihat dari seberapa tinggi level mereka."

Perempuan berkacamata itu mengangguk mengerti.

"Sampai disini ada yang mau bertanya?" Kata pria sepuh itu lagi sambil mengitari pandangannya ke penjuru ruangan.

"Bagaimana jika ada manusia yang tidak bisa melakukan sihir atau mengendalikan element." Tanya seorang laki-laki yang berada di pojok ruangan.

"Itu adalah sebuah kutukan." celetuk salah satu dari mereka.

Seketika tawa memenuhui ruangan tersebut, tak terkecuali pria sepuh yang sedang berdiri di depan tersebut, dia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku murid-muridnya.

Kring....Kring...Kring...

Sebuah bel berbunyi dengan nyaring memenuhi seisi bangunan.

"Cukup sampai disini pelajaran hari ini, kita akan lanjutkan minggu depan..selamat siang dan semoga hari kalian menyenangkan." kata pria sepuh itu sambil merapihkan beberapa buku dan berkas yang berada di atas meja.

Setelah selesai mengucapkan hal tersebut, seluruh murid merapihkan alat-alat tulisnya dan bergegas keluar ruangan.

Ruang kelas telah sepi karena memang jam sudah menunjukan waktu istirahat, kecuali seorang laki-laki yang duduk di bangku paling pojok dekat jendela.

"Mr.James, anda belum menjawab pertanyaan saya." kata laki-laki tersebut sambil berjalan kearah pria sepuh yang bernama Mr.James tersebut.

"Aaron, apa kau masih belum bisa menggunakan kekuatan sihirmu." Tanya pria sepuh itu.

Pria bernama Aaron itu menggelengkan kepalanya, usianya sudah hampir menginjak 17 tahun, tetapi level kekuatannya masih berada di angka 0.

Hal tersebut membuatnya menjadi perbincangan hangat di Academy, tidak sedikit murid lain yang mengejeknya atau bahkan menindasnya karena tidak memiliki kekuatan sihir.

Setidaknya anak yang seusia denganya sudah berada diatas level 50.

Pria sepuh itu menghela nafas panjang, selama hidupnya, dia tak pernah melihat kasus seperti ini.

Sepengetahuan dirinya, manusia dilahirkan dengan disertai kekuatan sihirnya.

Tetapi berbeda dengan kasus yang menimpa salah satu muridnya ini, dia bahkan tidak bisa melakukan sihir atau bahkan mengendalikan element alam.

"Bersabarlah, mungkin suatu saat kau akan bisa melakukannya." Kata Mr.James sambil tersenyum sebelum kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

Aaron hanya menghela nafas panjang, sebelum kemudian dia melangkahkan kakinya menuju kantin Academy.

Namun baru beberapa langkah dirinya keluar dari kelas, tiba-tiba sebuah bola air melesat kearahnya dengan kecepatan tinggi dan seketika membuat seragam yang ia kenakan basah.

"Lihat manusia sampah itu, berani sekali dia menginjakan kaki di Academy ini lagi." teriak seorang laki-laki yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Hey sampah, ini bukan tempat untuk orang seperti dirimu! Enyah kau dari Academy ini." sahut yang satunya lagi sambil melemparkan bola api berukuran sedang kearahnya.

Namun belum sempat bola api itu mengenainya, tiba-tiba seorang perempuan cantik berdiri tepat di tengah-tengah Aaron dan gorombolan laki-laki tersebut.

Menangkap bola api itu dengan satu tangan dan membalikannya kearah segerombolan laki-laki itu, sotak saja mereka refleks menghindar dan membuat bola api tersebut mengenai lantai sekolah.

Seketika ledakan kecil pun terjadi, sampai membuat lantai yang terkena bola api itu menghitam.

Segerombolan laki-laki tersebut menatap tajam kearah gadis cantik itu.

"Starla, apa kau ingin melindungi manusia sampah itu lagi." tanya salah satu dari mereka lagi dengan nada sedikit meninggi.

"Jika iyah, apa kau ingin bertarung." katanya dengan dingin sambil membuat sebuah senjata dari element petirnya, yang membuat segerombolan laki-laki

itu ketakutan.

Segera saja mereka meninggalkan tempat tersebut.

Perempuan yang bernama Starla itu membalikan badanya dan berjalan kearah Aaron.

"Apa kau baik-baik saja." tanyanya dengan tatapan cemas.

Aaron menganggukkan kepalanya, "Terimakasih, seperti biasa kau selalu menolongku." ucapnya sambil tersenyum tulus.

"Aaron, kenapa kau tidak melawan atau kabur saja? Kenapa kau selalu pasrah setiap kali mereka mengerjaimu." tanya Starla, dirinya merasa heran dengan sifat Aaron, dia selalu pasrah saat ada orang yang menindasnya.

Aaron yang mendengar pertanyaan dari Starla hanya tersenyum kecil menanggapinya, "Kau pun tau aku tidak bisa melakukannya... "

"Aku bukan dirimu Starla Mahardika, aku bukan jenius yang memiliki 3 element sepertimu...bukankah aku pernah mencoba untuk kabur, namun hal itu akan sia-sia, mereka akan terus mengejarku sampai keujung benua sekalipun." lanjutnya lagi sambil tersenyum kecut.

Siapa yang tidak mengenal Starla Mahardika, perempuan yang memiliki paras cantik, dengan rambut panjang, kulit putih, kedua bola mata yang indah serta memiliki bakat tinggi, bahkan dia termasuk jajaran 10 murid paling jenius di Academynya, diusianya yang menginjak 17 tahun level sihirnya berada diatas 90an.

Manusia pada umumnya hanya memiliki 1 element di dalam tubuhnya, tetapi terkadang ada beberapa juga yang memiliki lebih dari 1 element, contohnya seperti Starla yang memiliki 3 element yang berbeda.

"Maafkan aku." kata Starla sambil menundukan kepalanya, dia baru menyadari jika ucapannya tadi sedikit menyinggung Aaron.

Aaron tersenyum tipis, "Mari kekantin bersama. " ajaknya lagi dan langsung di anggukin oleh Starla.

#**Note

Ini adalah Karya Kedua Saya.

Jangan Lupa Tinggalkan Like di setiap Chep🙏🙏

SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN NOVEL YANG SATU INI**...

Keluarga Alfajri

Sesampainya di kantin Academy, langsung saja keduanya menjadi pusat perhatian yang membuat Aaron merasa risih, terlebih lagi tatapan mereka yang merendahkan dirinya membuat hati kecilnya merasa terluka.

"Lihat bukankah itu Starla, siswi yang masuk dalam jajaran 10 murid paling jenius di Academy."

"Untuk apa dia bersama manusia sampah itu."

"Apa manusia sampah itu mencoba mencari perlindungan dengan mendekati Starla."

"Sungguh tidak pantas jika keduanya memiliki hubungan."

"Walaupun manusia sampah itu memiliki wajah yang tampan, tapi tetap saja tidak akan ada artinya jika dia tidak bisa menggunakan sihir."

Bisik-bisik murid membicarakan keduanya yang memenuhi seisi kantin, namun baik Aaron atau Starla menghiraukan perkataan tersebut.

Keduanya terus berjalan menuju meja yang sudah diisi oleh seorang laki-laki berparas tampan, dengan rambut putih dan mata sejernih samudra, membuatnya banyak menjadi pusat perhatian para siswi perempuan.

Tidak sedikit siswa yang menatapnya dengan tatapan iri dan benci.

"Starla, Aaron, kenapa kalian berdua lama sekali." katanya dengan nada sediki kesal.

"Sorry, tadi ada kejadian yang tidak mengenakan di depan kelas Aaron." ucap Strala.

"Apa mereka mengganggumu lagi Aaron, dimana mereka biar kuberi pelajaran." ucap laki-laki berambut putih tersebut dengan geram.

Suhu di sekitar mereka tiba-tiba menjadi lebih dingin, tangan serta rambutnya hampir dipenuhi dengan lapisan bening es.

Aaron yang tak memiliki element di dalam tubuhnya seketika menjadi menggigil, Starla yang menyadari hal itu menatap tajam kearah laki-laki berambut putih tersebut.

"Aldy, kau membuat Aaron kedinginan." kata Starla datar.

Aldy yang menyadari hal itu langsung menghilangkan hawa dinginnya.

"Maaf..." kemudian Aldy berdiri dari duduknya, "Biar aku yang memesan, seperti biasa bukan?" tanyanya lagi.

Aaron dan Starla mengangguk secara bersamaan, kemudian Aldy pergi meninggalkan keduanya.

Selang beberapa saat kemudian Aldy kembali dengan membawa nampan yang berisi makanan.

Tak lama kemudian ketiganya memakan makanan tersebut dengan lahap, sesekali mereka bersenda gurau.

"Aaron, bukankah besok hari ulang tahunmu?" tanya Starla

Aaron menganggukan kepalanya, benar apa yang di katakan oleh Starla jika besok adalah hari ulang tahunnya yang ke 17, dan seperti tahun-tahun sebelumnya dia hanya merayakan bersama kedua sahabatnya dan kedua orang tuanya.

Aaron tak ingin membuat pesta yang terlalu meriah dah mengundang teman-teman sekelasnya, baginya itu sangat berlebihan.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan keujung Benua Element." usul Aldy.

"Tidak, aku hanya ingin hari ulang tahunku di rayakan seperti biasanya." tolak Aaron.

"Baiklah, jika itu mau mu?" kata Aldy tersenyum kecut.

Setelah menghabiskan makan siangnya, ketiganya berjalan kearah kelas masing-masing karena mereka berada di kelas yang berbeda.

Academy Perisai memiliki 3 kelas yang berbeda di setiap tingkatannya, yaitu King atau Queen, Knight dan Warrior.

Mereka yang ada di kelas King atau Queen di penuhi oleh siswa-siswi berbakat seperti Starla, sedangkan untuk kelas Knight adalah mereka yang memiliki bakat diatas rata-rata seperti Aldy, dan yang terakhir kelas Warrior di isi oleh mereka yang memiliki bakat di bawah standar.

Bagaimana Aaron yang tidak bisa menggunakan sihir atau tidak memiliki element bisa berada dikelas Knight? Jika bukan karena nama Ayahnya, mungkin Aaron tidak akan di terima di Academy tersebut.

Ayah Aaron adalah salah satu orang paling berpengaruh di kota yang bernama Kota Seribu Petir tersebut, dia sangat menyayangi putra tunggalnya itu, dan dia tidak akan segan-segan membunuh siapapun yang berani melukai putra kesayangannya.

Baginya, Aaron adalah harta paling berharga di dalam hidupnya.

Setelah pelajaran terakhir selesai, Aaron segera bergegas meninggalkan Academy dan berjalan menuju parkiran sekolah.

Di parkiran sekolah tersebut terdapat ratusan mobil-mobil bermerek yang sudah berjajar rapih, kemudian Aaron mendekati salah satunya.

Ia segera memasuki Mobil Lamborghini berwarna hitam tersebut kemudian mengendarainya dengan kecepatan sedang memecah jalanan Kota Seribu Petir.

Sekitar 30 menit kemudian, akhirnya mobil miliknya telah sampai di kawasan perumahan elit di bagian paling barat Kota Seribu Petir.

Mansion-mansion mewar berjajar rapih di sisi kanan dan kiri jalan.

Sesampainya di depan mansionnya, Aaron segera bergegas memasuki mansion tersebut. Di depan pintu terdapat seorang pria paru baya dengan beberapa pelayan yang berdiri disampingnya.

Salah satu pelayan kemudian mengambil alih tas milik Aaron, sedangkan yang lainnya segera berlutut dan melepaskan sepatu serta seragam Academynya.

"Tuan muda, Tuan Alfajri sudah menunggu anda di ruang tamu bersama Nyonya Alica." ucapnya dengan ramah.

Aaron hanya mengangguk dan kemudian segera berjalan menuju ruang tamu, sesampainya disana ia melihat pria paru baya yang masih terlihat tampan sedang bebincang dengan wanita berparas cantik, mereka tidak lain adalah kedua orang tua dari Aaron.

"Putraku, bagaimana keadaanmu?" tanya pria sepuh itu sambil berdiri dan di ikuti oleh istrinya.

"Baik Ayah."

Terakhir kali Aaron melihat kedua orang tuanya sekitar 1 bulan yang lalu, dikarenakan kesibukan pekerjaan orang tuanya, Aaron menjadi tidak memiliki waktu untuk bermanja-manjaan dengan kedua orang tuanya.

"Maafkan kami berdua yang tak bisa meluangkan lebih bayak waktu untukmu nak." ucap wanita cantik tersebut dengan ekspresi yang menunjukan jika dirinya merasa sangat bersalah.

"Mah, sudah Aaron katakan, Aaron baik-baik saja, Ayah dan Mamah masih mengingat Aaron sebagai anak pun sudah lebih dari cukup."

"Nak, kau berkata seperti itu membuat kami berdua semakin merasa bersalah."

Beberapa saat kemudian ketiganya terdiam cukup lama, karena suasana canggung yang dibuat oleh Aaron.

Sebelum kemudian, Nyonya Alica berjalan dan duduk disamping putranya.

"Mamah sudah putuskan jika Mamah akan berhenti bekerja dan lebih memilih tinggal di rumah bersama kamu "

Perkataan Mamahnya itu jelas membuat Aaron sangat terkejut, tetapi di satu sisi dia merasa senang jika itu sudah menjadi keputusan Mamahnya.

"Apa Mamah serius."

Sebelumnya Aaron menduga jika kepulangan kedua orang tuanya hanya berniat merayakan hari ulang tahunnya seperti tahun-tahun sebelumnya.

Namun siapa sangka jika di ulang tahunnya yang ke 17 tahun ini dia akan mendapat kejutan yang sangat mengejutkannya.

"Mamah serius sayang." ucapnya sambil memeluk Aaron.

"Aaron sayang Mamah."

"Mamah juga sayang Aaron."

"Khem..Ayah juga ingin berpelukan." ucap manja Tuan Alfajri yang langsung membut suasana menjadi pecah di penuhi tawa ketiganya.

Hutan Legenda

Keesokan harinya, Aaron turun dari kamarnya dan bergegas menuju ruang makan, disana sudah ada Ayah serta Mamahnya yang sedang menunggu kehadirannya.

Kemudian ketiganya memakan sarapan pagi mereka dengan tenang, setelah selesai Aaron segera bergegas munuju garasi mobil untuk mengambil mobil miliknya.

Dan kemudian mengendarai kendaraan ronda empat tersebut menuju Academynya.

Academy Perisai adalah salah satu Academy terbaik yang berada di kotanya, berbeda dengan Academy lainnya, Academy Perisai di khususkan bagi mereka yang berasal dari keluarga konglomerat.

Namun bukan berarti mereka yang berasal dari keluarga menengah kebawah tidak bisa memasukinya, hanya saja mayoritas siswa dan siswi yang berada disana berasal dari keluarga yang terpandang.

Sesampainya di Academy, Aaron segera bergegas menuju kelas karena tidak lama lagi pelajaran pertama akan segera dimulai.

Kring....Kring...Kring

Tak lama setelah bunyi bel tesebut seorang wanita paru baya memasuki kelas Aaron, " Selamat pagi semuanya.."

" Pagi.." ucap mereka serempak.

" Kita akan melanjutkan pelajaran minggu kemarin, segera siapkan diri kalian untuk menuju Hutan Legenda "

Hutan Legenda adalah sebuah hutan yang menjadi satu-satunya penghubung antara Benua Element dengan Dunia para hewan sihir, biasanya seseorang yang ingin memasuki hutan tersebut ingin mendapatkan Hewan Pendamping.

Manusia bisa membuat kontrak dengan hewan sihir setelah memiliki kekuatan yang cukup untuk menampung kekuatan yang terdapat dimiliki hewan sihir tersebut.

Mereka semua hanya mengangguk, sesampainya disana mereka di suruh untuk memasuki Hutan Legenda satu persatu.

Mereka di beri waktu selama 10 menit untuk mencari hewan pendamping mereka, biasanya hewa pendamping akan langsung menghampiri jika hewan tersebut tertarik dengan manusia itu.

Satu persatu mereka memasuki Hutan Legenda, saat tiba giliran Aaron, seperti biasa semua mata tertuju kepadanya.

" Bukankah dia hanya buang-buang waktu saja, sudah jelas jika dia tidak bisa menggunakan sihir, bagaimana bisa membuat kontrak dengan hewan sihir " ucap salah satu dari mereka.

" Jika bukan anak dari Tuan Alfajri, aku sudah melenyapkan dia sejak dulu "

" Dia hanya mencoreng nama baik Academy Perisai "

Bisik-bisik siswa siswi memenuhi indra pendengaran Aaron yang membuat Aaron merasa sangat kesal.

Ia segera mempercepat langkahnya untuk memasuki Hutan Legenda.

Sesampainya disana, dia hanya berkeliling mengitari hutan tersebut, banyak hewan sihir yang ia jumpai, namun tak ada satupun dari mereka yang bernait mendekatinya.

Tak lama kemudian, Aaron telah sampai di sebuah sungai yang sangat indah.

" Argh....Aku membenci hidupku ini "

" Kenapa aku harus terlahir berbeda dengan yang lain.."

" Kenapa....."

Selama beberapa menit Aaron menagis berteriak dan berkeluh kesal dengan takdir dan kesialan yang selalu menimpa hidupnya.

Beberapa saat kemudian, setelah suasana hatinya sudah membaik, akhirnya ia meninggalkan danau tersebut dan berniat kembali ka Academy.

Aaron siap menerima cemoohan orang-orang, tentang dirinya yang tak bisa memiliki Hewan Pendamping.

Namun belum sempat langkah kakinya menjauh dari danau tersebut, tiba-tiba dia merasakan jika suhu di sekitarnya seketika menjadi panas.

" Ap..apa yang terjadi, kenapa kakiku tidak bisa di gerakan " tanyanya dengan terbatah-batah.

Aaron merasakan sesuatu yang sangat mengerikan berasal dari belakangnya, dengan seketuan tenaga ia membalikan tubuhnya.

Deg...

Disana seekor dragon berkepala tujuh sedang menatap dirinya dengan tajam, masing-masing kepala tersebut memiliki warna mata yang berbeda.

Hijam,Biru,Merah,Kuning,Hitam,Putih dan Ungu.

" Se...Seven Dragon Color " katanya lagi dengan terbatah-batah.

Seven Dragon Color adalah hewan legendaris dan salah satu Hewan Sihir yang paling kuat di muka bumi, bahkan levelnya sendiri berada diangka 900.

" Hm..apa kita salah tempat "

" Sepertinya tidak "

" Ada manusia "

" Apa mungkin dia yang selama ini kita cari "

Sebuah percakan terjadian diantara ke 7 kepala dragon tersebut, namun yang membuat Aaron mengerutkan dahinya adalah perkataan yang di lontarkan oleh salah satu dari mereka.

" Sipa...aku?? Apa yang mereka inginkah dariku? Kenapa mereka mencariku "

Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya, tanpa Aaron sadari tubuhnya mulai bergetar hebat, dia merasa sangat ketakutan.

" Sepertinya memang dia yang kita cari "

" Apa kau bercanda, bahkan levelnya masih berada di angka 0 "

" Coba kau perhatikan baik-baik "

Ke 6 kepala lainnya segera menatap tajam kearah Aaron yang membuat pemuda tampan itu semakin ketakutan. Dirinya hanya pasrah jika dia harus mati disini, Aaron mulai memejamkan matanya, bersiap untuk menerima apapun yang akan terjadi.

" Tidak mungkin... "

" Segel Surgawi.."

" Bagaimana bisa... "

Saven Dragon Color menatap tak percaya kearah manusia kecil di hadapannya itu, bagaimana bisa tubuh kecil itu menyimpan kekuatan yang sangat mengerikan.

Hanya saja, kekuatan tersebut telah di kunci oleh seseorang dengan segel surgawi.

Perlahan, tubuh besar dragon tersebut mulai mengecil dan terbang kearah pemuda tersebut, Aaron yang merasa jika tidak terjadi apa-apa dengan dirinya, memberanikan diri untuk membuka kedua matanya.

Namun kembali dirinya di kejutkan dengan sosok dragon yang tadi memiliki ukuran yang sangat besar kini berubah menjadi seukuran kucing.

" Nak, siapa namamu "

" Aaron "

" Baiklah Aaron, kami akan membuat kontrak denganmu "

Kembali Aaron terkejut dengan apa yang dikatan oleh Saven Dragon Color, ' Babagai mana bisa '

" Apa kau bersedia? "

Aaron menganggukan kepalanya, " Tapi..bagaimana caranya "

" Kau hanya perlu berkonsentrasi, biarkan kami yang mengerjakan sisanya "

Aaron hanya menganggukan kepalanya, sebelum kemudian dia duduk bersila sambil memejamkan matanya dan mulai berkonsentrasi.

Kemudian Saven Dragon Color melafalkan sebuah mantra, dan yang berikutnya terjadi adalah, tubuh dari Saven Dragon Color pelahan mulai menghilang dan terhisap kedalam tubuh Aaron.

Karena merasakan energi yang begitu besar di dalam tubuhnya, Aaron berusaha mengelola energi tersebut agar bisa menjadi bagian dalam dirinya.

Butuh waktu sekitar 10 jam lamanya untuk bisa mengelola energi sebesar itu.

Setelah berhasil mengelola energi dari Dragon Saven Color, sebuah simbol tiba-tiba terukir di bagian lengan kanan Aaron, simbol tersebut berbentuk dragon dengan kepala 7.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!