NovelToon NovelToon

M Love M

Dipaksa Nikah

Tidak ada pilihan lain selain membuat kesepakatan dengan sahabat satu-satunya yaitu Maman, jika tidak Mommy sudah menyiapkan stock pria yang dianggap mapan dan bisa mendampingi Mona untuk dijadikan pendamping hidup.

Monalisa adalah gadis cantik berwajah indo, karena dirinya memang terlahir dengan darah blasteran indonesia dan jerman. Rambut ikal panjangnya berwarna coklat selaras dengan warna pupil matanya yang berwarna coklat keemasan.

Kulitnya putih bersih terawat, karena walaupun mewarisi kulit putih dari Mommy tapi Mona rutin melakukan perawatan kulit karena sering menemani Mommy ke salon. Ditambah lagi perawakannya yang tinggi langsing membuat Mona bagaikan seorang model.

Dikampus, Mona dan sahabatnya Akira terkenal dengan kecantikan dan keramahannya namun tidak ada cowok yang berani mendekati mereka berdua disebabkan oleh kehadiran Sulaiman alias Maman atau Man yang kerap dipanggil oleh teman-teman kampus.

Teman-teman kampus menganggap Man adalah pawangnya Mona dan Akira, tidak ada yang berani mendekat jika tidak ingin berhadapan dengan Man. Ketua senat yang disegani dengan perawakan yang tinggi dan atletis dipadu dengan wajah perpaduan antara Arab dan indo.

Banyak kaum hawa yang jatuh hati kepada Man tapi tak pernah di gubris oleh Man, dia selalu baik dan supel kepada siapa saja namun hanya dua sahabatnya yang selalu menjadi prioritasnya.

Mona dan Man banyak menghabiskan waktu bersama walau mereka satu kampus tapi berbebeda fakultas. Sedangkan sahabatnya satu lagi terkadang suka menghilang entah kemana setelah dirinya bertunangan.

Kini setelah melewati berbagai macam ujian dan berbagai uji nyali untuk mendapatkan gelar di fakultas masing-masing, mereka sedang duduk berhadapan serius membicarakan persoalan serius untuk masa depan mereka di kantin kampus.

"jadi beneran lo juga dipaksa nikah ma ortu lo? " Tanya Mona sambil menyesap jus mangganya dengan sedotan.

Man menghela nafas panjang ingin membuang semua beban yang dirasa membebaninya. "Ia karena gue anak sulung yang akan melanjutkan usaha ortu gue, mereka ingin ada yang ngurus gue setelah acara wisuda gue langsung bergabung di perusahaan ortu gue. "

"Memangnya harus nikah ya? " tanya Mona penasaran.

"Entahlah orang tua gue rada aneh, mereka takut keburu dipanggil oleh yang Maha Kuasa tanpa sempat lihat gue nikah."

"Sabar ya Maman. "

"Lo sendiri nyuruh gue sabar, nah lo sendiri dipaksa nikah juga kan?" tanya Man dengan santai sambil menyandarkan bahu nya disandaran bangku.

"Iya nich, ngeselin mommy gue. "

"Papy lo ikut maksa juga? "

"Si Papy mah ikutan aja apa kata mommy gue. "

"Lo dipaksa nikah alasan nya apa? "

"Lo kan tau gue anak satu-satunya dan untuk mendapatkan gue, ortu tu nunggu waktu yang lama sampai berobat kemana-mana. lima belas tahun mereka menunggu kehadiran gue dan sekarang mereka menuntut gue segera menikah karena tidak sabar menimang cucu saat umur mereka tidak lagi muda. " Mona melipat kedua tangannya di atas perut dengan ekpresi kesal.

"Lo tidak coba kasih pengertian ke ortu lo untuk ngerti keadaan lo dan kasih waktu lo untuk berkarir dulu atau apa gitu. "

"Udah Maman..... Yang terjadi malah mommy gue suka banget drama dengan menceritakan kisah sedihnya dalam berjuang mendapatkan gue. Berasa jadi anak durhaka gue!" Jawab Mona semakin kesal.

"Sabar ya..... kita hadapi aja dulu, mana tau ada jalan keluarnya yang lebih baik. " Man mencoba menenangkan Mona yang lagi kesal.

"Semoga aja gue sanggup Man. " ucap Mona lesu.

"Setelah acara wisuda nanti gue akan bergabung sebagai staf acounting diperusahaan ortu gue sekalian mempelajari manajemen perusahaan sebelum gua melanjutkan study keluar negri." jelas Man kepada Mona.

"Jadi lo ada niat ngelanjutin kuliah keluar, berapa lama rencana lo kerja?"

"Sekitar dua tahun setelah itu gue akan ngelanjutin bisnis ortu gue sambil kuliah di luar negri dan perusahaan akan di pantau oleh ortu gue."

"Gue bakalan kesepian nich...!" rajuk Mona.

"Kan masih lama.... Lo sendiri selesai acara wisuda langsung cari kerja selain dari ortu lo maksa nikah? "

"Gue mau magang di di gruop Advokat indonesia untuk menjadi tim Advokat yang lebih hebat lagi dalam menangani berbagai macam kasus. "

"oh... hebat tuh! udah campak tes lamaran magangnya? "

"Udah, dan diterima tapi kepala gue yang ada puyeng nich, karena didesak nikah terus sama Mommy. "

"Sabar ya semoga kita sama-sama dapat jalan keluarnya." Man mencoba memberi semangat untuk Mona.

Bagaimana bisa Man menikah jika hatinya saja belum bisa sembuh seutuhnya karena patah hati yang dialaminya, jika cinta sesaat mungkim hatinya tak sesakit ini, cinta yang begitu lama ia pendam tak berbalas sehingga kini hati nya membeku dan tak pernah ia buka untuk siapa pun lagi.

🤗 jumpa lagi di karya baru saya... Dukung saya terus ya 🙏🙏 jangan lupa like, comment and vote ya 😉

Salam sayang dan sehat selalu untuk semua pembaca 😘🥰

Perkelahian

Monalisa kecil tumbuh dengan didikan keras dari sang papy, ia selalu di beri wejangan bahwa hidup ini adalah tentang perjuangan.Jika ingin mendapatkan sesuatu maka ia harus berjuang karena sesuatu yang didapatkan secara instan maka akan berakhir dengan instan.

Pernah suatu hari Mona kecil yang duduk dibangku sekolah dasar pulang dengan sebelah mata membiru seperti mata panda dan dengan keadaan baju yang lusuh seperti seorang gelandangan yang tak tersentuh air.

"Apa yang terjadi dengan matamu? " Mommy mendekati Mona kecil yang memasang wajah cemberut.

"Astaga bajumu...! Kau seperti baru keluar dari tempat pembuangan sampah." Sembari memutari tubuh putrinya, memeriksa dengan seksama jika ada anggota tubuh lainnya yang terluka.

Mona kecil yang masih terlalu kesal tidak menjawab sepatah kata pun pertanyaan Mommy nya. Ia berlalu pergi dengan wajah kesalnya.

Malam nya saat makan malam keluarga, Papy yang sudah mendengar pengaduan dari Mammy, menatap Mona sejenak. Menatap lembam biru disebelah mata putrinya, yang terpampang nyata padahal menurut penuturan istrinya telah di kompres dengan menggunakan kantung es untuk kompres.

"Jadi, kau mendapat lembam di matamu dari siapa? "

Mona kecil menyunggingkan senyum dibibirnya, pertanyaan seperti ini yang sudah ditunggunya sedari tadi, bukan pertanyaan dari Mommy yang ujung-ujung nya akan melarang ini itu karena Mona seorang anak perempuan.

"Ada anak laki-laki nakal yang selalu menarik kuncir rambut teman ku jadi aku menantangnya berkelahi. " Tidak ada ragu dalam ucapannya, bahkan Mona berkata dengan jumawa.

"Kenapa kau mau berkelahi untuk temanmu, apakah temanmu yang rambut dikuncir meminta pembelaanmu?"

"Bukankah untuk mendapatkan keadilan kita harus berjuang, temanku yang rambutnya dikuncir bernama Lisa dan dia terlalu lemah bahkan untuk berkata jangan saja dia tidak berani." Masih tersisa kemarahan di pupil mata Mona ketika ia mengingat Lisa diganggu oleh anak laki-laki nakal yang tidak pernah ingin ia sebut namanya.

"Seharusnya kau mengajar kan si rambut kuncir untuk bersikap berani tanpa kamu harus menjadi tameng untuknya. Jika dia ingin jadi pengecut maka itu adalah pilihannya, kita hanya membantu orang yang benar-benar perlu dibantu. "

" Tapi aku tidak bisa melihat anak nakal itu terus mengganggu temanku! " protes Mona merasa tidak terima dengan penuturan Papy nya

"Dalam perkelahian itu siapa yang menang?" Papy nya seperti mengalihkan permasalahan yang sedang mereka debatkan.

"Tidak ada, entah siapa yang memanggil guru yang kemudian memisahkan kami dari perkelahian yang tak berujung henti." Kali ini ada keraguan dari nada bicara Mona yang mulai menyadari kesalahannya."

"Bukan kah petarung yang handal adalah petarung yang mengerti situasi dan kondisi lawan? Jika tidak menang dengan fisik maka gunakan akal mu. Jangan biarkan lawanmu tau kelemahanmu, bahkan kau harus bisa jadi penegosiasi yang handal untuk menjatuhkan lawanmu secara halus tanpa mereka sadari. "

Papy nya adalah seorang Advokat yang terkenal, dengan jam kerja yang tinggi, banyak perusahaan besar yang menggunakan tim advokat yang di bentuknya melalui firma hukumnya sendiri sebagai pengacara perusahan.

Dan sesungguhnya Mona sangat mengagumi sosok Ayahnya, tegas ketika mendidiknya karena tidak selamanya Mona akan menapaki jalan kehidupan nya dengan dituntun oleh kedua orang tuanya. Ada masanya ia akan berlari mengejar mimpinya tanpa penopang.

"Maaf... emosi membuat pikiran ku dangkal. " penyesalan menghinggapi Mona karena ia sadar kekalahan berada dipihaknya, tidak ada kesepakatan apa pun yang terjadi. Si anak nakal akan terus berbuat ulah, dan temannya Lisa si rambut kuncir akan terus menjadi si pengecut.

Lembam hitam dimatanya menjadi bukti akan kekalahan telaknya walaupun entah berapa pukulan dan tendangan yang ia layangkan untuk si anak nakal secara membabi buta namun masalah tidak terselesaikan.

Siapa sangka Mona kecil yang pernah gagal membela temannya kini tumbuh dewasa menjadi wanita anggun yang banyak dikagumi kaum adam dengan kepintaran yang diwarisi dari sang Papy namun ia tutupi dengan dengan sikap nya yang serba lambat mencerna sesuatu hal kecuali jika yang berkaitan dengan Hukum.

Mona bangga mempunyai orang tua sehebat Prabu Angkasa, sesuai dengan namanya yang mengangkasa. Tidak ada yang tidak mengenal Prabu dengan tim Advokatnya yang terkenal tangguh. Namun Mona ingin dikenal sebagai Monalisa bukan karena seorang putri dari Prabu Angkasa.

🤗 Iangan lupa tinggalkan jejak like, comment and vote 😊 ditunggu saran dan dikritinya ya. 🙏

salam sayang dan sehat selalu 😘🥰

Janji Temu

Dengan langkah terburu-buru Mona memasuki sebuah kafe tempatnya melakukan janji temu dengan sahabatnya yang telah di hubunginya semalam.

"Maaf telat. " Mona langsung duduk dibangku yang berhadapan dengan sahabatnya, terhalang oleh sebuah meja bundar di tengah mereka.

"Tidak masalah, gue juga baru datang. "

"Lo lagi ada masalah ya? " tatap Mona kepada sahabatnya yang sedari tadi tidak mengalihkan perhatiannya dari lalu lalang orang yang dilihatnya dari dinding kaca tempatnya duduk.

"Masalah biasa."

"Maman.... gue siap jadi pendengar yang baik. "

Man mengalihkan pandangannya ke wajah Mona dan terkekeh geli. "Lo sendiri nelfon gua semalam seperti ada perang dunia ketiga, sekarang kenapa lo yang nanyain gue? "

"Gue serius Maman!" bentak Mona kesal.

"Gue juga serius, ada masalah apa lo nelfon gue malam-malam ngajak gue ketemuan disini? " Maman menyesap kopi hitammya pelan yang masih mengepulkan asap panasnya. Saat ini Maman butuh kafein untuk membuat pikiran nya tetap waras.

"Bentar ya gue pesan minuman dulu, lo mau makan apa? " Mona celingukan mencari pelayan cafe.

"Udah.. tenang aja minuman dan cemilan kesukaan lo bentar lagi juga diantar." jawab Man santai.

Tak lama berselang seorang pelayan pria datang membawakan minuman coklat hangat kesukaan Mona dan beberapa cemilan kentang goreng dan jamur crispy yang dihidangkan diatas meja.

"wow...! Maman is the best! " seru Mona senang sambil menyeruput sedikit demi sedikit coklat hangatnya.

"Lo kan sudah besar, kenapa masih suka minum coklat? "

"Suka saja tidak ada alasan khusus. " Mona menyunggingkan senyumnya dan mengambil cemilan jamur krispy, menikmatinya dengan santai.

"Tadi malam janjian ketemuan udah seperti dikejar setan, sekarang lo malah duduk santai." Man menatap Mona yang dengan santainya menikmati cemilan kesukaannya.

"Uhuk... huk... huk...! " Mona tersedak hingga terbatuk-batuk.

Dengan segera Man menyerahkan minuman botol air minerel yang masih tersegel. Segera Mona mengambil botol tersebut dengan terburu-buru membuka dan menenggaknya hingga air mineralnya tinggal setengah.

"Mesti ya, gue lagi makan diingatin tentang masalah gue?!" Mona menyeka bibirnya menggunakan tissue yang tersedia diatas meja dengan kasar.

Haikal menyunggingkan senyum merasa lucu dengan sikap Mona yang marah-marah seperti wanita yang lagi datang tamu bulanan.

"Sampai tersedak gitu, ada masalah apa sich? " Man kembali bertanya.

"Kacau dech hidup gue, tapi ngomong-ngomong botol air mineral tadi punya siapa? " Mona kembali teringat dengan botol air mineral yang disodorkan Man tadi.

"Punya gue lah, tadi pesan mau gue minum karena gerah tapi tidak jadi gue pesan lagi kopi biar tidak ngantuk nungguin lo."

"Oh ok! aman berarti. "

"Siratu lelet ngajak gue berantam melulu ya, lama-lama tensi gue meledak nich! " kesal Man karena Mona tidak tau terimakasih.

"Hehehehe... becanda Maman, gitu aja diambil hati. Tidak kasian sama gue yang masa depannya akan suram? " dengan cepat Mona mengganti ekpresi wajahnya dari cengengesan menjadi sedih.

"Ada masalah di tempat lo magang sekarang? "

Mona menggelengkan kepalanya, menatap keluar tempat lalu lalang orang dari dinding kaca seperti yang dilakukan Man tadi. "Gue mau dijodohin."

Man kembali melatakkan cangkir kopinya yang tadi sempat diangkatnya ingin kembali menyesap kopinya yang mulai menghangat namun urung setelah mendengar penuturan tak bersemangat dari Mona.

"Dijodohin??! " Man kembali bertanya untuk meyakinkan pendengarannya.

Mona menganggukkan kepalanya, sedikitpun ia tidak memalingkan wajahnya dari tatapan hampanya.

"Dengan siapa? "

Gelengan kepala Mona yang Man terima, Lagi-lagi hanya anggota tubuh Mona yang berbicara sedangkan bibirnya terkatup rapat enggan untuk bersuara.

"Bicarakan dulu baik-baik sama Mommy lo, minta pengertian dan kasih lo waktu, pasti Mommy lo ngerti. "

Mona memejamkan matanya, menghela nafasnya pelan. Sungguh dirinya sangat kesal. Setelah lulus kuliah dirinya mencoba untuk magang di organisasi Advokat sedunia, dirinya cukup sibuk bahkan jarang mengobrol dengan Mommy.

Hari-harinya dilalui dengan kesibukan di kantor magangnya, ia berfikir jika Mommy sudah tidak mempermasalahkan lagi perihal ingin menikahkannya setelah lulus kuliah namun siapa sangka suatu malam Mommy memanggil Mona dan menyuruh dirinya untuk berjumpa dengan calon suaminya.

🙏Tolong like, commen and vote setelah baca ya🙏

Salam sayang dan sehat selalu 😘🥰🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!