Three Different Loves
Bestfriend or Ketos?
Pagi hari yang cerah hari ini tiba-tiba saat Winter ingin ke sekolah dirinya dikagetkan oleh seseorang.
Jaehyuk
"Yuk berangkat. Kita barengnya naik bus kayak biasa."
Iya, yang mengagetkan Winter itu sahabat kecilnya Jaehyuk yang suka nempel dari kecil bahkan ke toilet sekalipun sampai kedua orang tuanya berniat menjodohkan mereka berdua.
Sebenarnya dalam hati Jaehyuk sangat senang dengan ide itu, tapi Winter menentang. Winter mengatakan dengan jelas kepada kedua orang tuanya dan orang tua Jaehyuk jika Jaehyuk hanya sebatas sahabat yang selalu ada untuknya.
Jaehyuk sangat sedih dengan perkataan Winter itu. Tapi dirinya tetap berjuang untuk membuka hati Winter.
Winter
"Kebiasaan deh, jangan suka ngagetin bisa nggak sih?!!" Kesal Winter dan mendahului Jaehyuk ke halte bus.
Jaehyuk menyusul Winter cukup cepat karena langkah kakinya yang panjang.
Setelah sampai di halte,,
Jaehyuk
"Jalan duluan tuan putri." Kata Jaehyuk sambil mempersilahkan Winter masuk ke bus layaknya sopir.
Winter
"Nggak usah lebay!!" Winter langsung naik ke bus dan ingin membayar namun ditahan Jaehyuk.
Jaehyuk
"Biar gue aja. Uang itu simpan buat kebutuhan lain aja, dan gue bayar ini bukan buat kasihan sama lo tapi gue bayar ini sebagai sahabat yang pengertian."
Terkadang Winter bersyukur memiliki Jaehyuk di sampingnya. Memiliki Jaehyuk membuatnya merasa nyaman dan aman.
Winter
"Makasih Jae, lo sahabat gue yang paling baik walaupun suka banget usil." Ucap Winter dengan tulus.
Jaehyuk membalas dengan senyuman nya.
di belakang mereka ada seseorang yang daritadi memperhatikan.
Asahi
"Sekarang ternyata masih jaman ya cinta-cintaan, padahal hidup sendirian lebih baik dan nggak ada yang ganggu." Batin Asahi ketika melihat Winter dan Jaehyuk yang duduk di depannya.
Setibanya di sekolah Jaehyuk langsung menarik Winter dengan cepat.
Winter
"Apa sih?! Kok main narik?!" Sewot Winter.
Jaehyuk
"Itu gerbangnya mau tutup Win, cepetan!!" Tunjuk Jaehyuk.
Winter mengandahkan perhatiannya ke gerbang sekolah.
Winter
"Mampus, telat lagi kita." Ucapnya
Asahi dengan entengnya berjalan dan ikut berhenti kala gerbang tertutup.
Asahi
"Ah sial banget. Gue nggak pernah telat, ini semua gara-gara jalanan tadi macet." Gerutu Asahi dalam hati.
Asahi
"Kalian juga telat ya?" Tanya Asahi menatap Winter dan Jaehyuk bergantian.
Jaehyuk
"Itu lo tau, kenapa pakai nanya lagi??" Balas Jaehyuk dengan wajah tak senang.
Asahi
"Oh, ya udah ikut gue. Gue punya tempat yang bisa kita bertiga pakai buat ke kelas. Semacam jalan pintas. Mau ikut nggak?"
Jaehyuk dan Winter saling menatap sebentar.
Winter
"Dimana?" Tanya Winter.
Asahi
"Ikut aja, tempatnya nggak jauh kok." Ucap Asahi lembut.
Jaehyuk memandang Asahi tidak suka.
Jaehyuk
"Bisa-bisa gue punya saingan, mana ganteng juga lagi." Batin Jaehyuk cemberut.
Keduanya mengikuti Asahi dari belakang.
di belakang gudang terdapat lorong gelap, Winter mengaitkan tangannya secara tak sengaja ke Jaehyuk.
Jaehyuk
"Lo takut?" Tebak Jaehyuk dengan wajah jahil juga.
Winter
"Ngg-nggak." Elak Winter tapi masih mengaitkan tangannya ke Jaehyuk.
Jaehyuk
"Hilih, nggak usah mengelak lo Win. Dasar cupu." Ejek Jaehyuk.
Asahi
"Anjir gue jadi nyamuk." Batin Asahi sabar.
Mereka tiba-tiba berada di atap sekolah.
Asahi
"Emang disini tembusnya, kalo disini kan aman." Sahut Asahi.
Asahi
"Kan gue keponakan yang punya sekolah sekaligus ketos disini, gue minta om gue buat tempat begituan tadi." Jelas Asahi.
Jaehyuk
"Berarti lo kaya ya?" Tebak Jaehyuk.
Asahi
"Nggak juga." Asahi merendahkan diri.
Winter
"Kalo gitu makasih bantuannya tadi, oh iya kenalin gue Winter. Nama lo siapa?" Winter mengulurkan tangannya.
Asahi
"Hamada Asahi, ketos tahun ini. Kalo ada masalah, tanya ke gue aja ya. Siapa tau gue bisa bantu kalian." Saran Asahi sembari senyum lembut.
Winter
"Hehehe iya. Makasih Sa." Balas Winter malu-malu.
Jaehyuk
"Nggak usah malu-malu kucing lo njir, biasanya juga kayak preman." Celetuk Jaehyuk.
Jaehyuk
"Nama gue Yoon Jaehyuk, sahabat dekat Winter sekaligus tetangga dari kecil. Lo nggak perlu repot-repot Sahi soalnya Winter itu butuhnya cuma sama gue."
Asahi tidak membalas perkataan Jaehyuk dan pamit ke Winter.
Selepas Asahi pergi Winter menarik Jaehyuk.
Winter
"Lo kenapa jadi judes banget sih ke Sahi?!! Kan niat dia tadi baik!! Lagian kita berdua nggak bakalan masuk sekolah kalo bukan karena Sahi." Winter menceramahi Jaehyuk dengan wajah yang dibuat kesal.
Jaehyuk
"Nggak usah marah lo, nggak cocok. Lo terlalu imut buat marah Win, mendingan kita ke kelas daripada ngomongin Sahi-Sahi itu." sekarang malah Jaehyuk yang menarik Winter turun dari atap sekolah.
Pak Wooshik
Hari ini bapak bakalan mengumumkan libur buat kalian beberapa hari." Kata Pak Wooshik yang tiba-tiba masuk seperti hantu.
Banyak murid-murid yang bersorak gembira karena diberikan libur.
Pak Wooshik
"Tapi ada syaratnya." Lanjut Pak Wooshik.
Bomin
"Apa itu pak?" Tanya Bomin penasaran
Pak Wooshik
"Dua orang dari kelas ini bakalan ikut olimpiade matematika selama beberapa hari itu. Kalian ada yang bisa kasih bapak saran siapa yang pintar disini?"
Semuanya menoleh ke arah Asahi.
Asahi
"Kalian kenapa natap gue??" Tanya Asahi polos.
Bomin
"Lo pintar matematika cuy, wakili dong biar cepat kelar."
Asahi
"Ah nggak mau, gue masih sibuk dengan banyak urusan. Kalian tau kan gue itu ketos." Tolak Asahi.
Beberapa saat diam sampai Pak Wooshik kembali berbicara,,
Pak Wooshik
"Karena nggak ada yang mau saya bakalan tunjuk saja. Untuk yang mewakili sekolah kita tahun ini adalah Asahi dan Winter. Sekian dan terima kasih, tidak menerima penolakan lagi." Wooshik langsung pergi dari kelas.
Winter dan Asahi yang disebut melongo. Benar-benar kaget dengan ucapan Wooshik.
Kemudian keduanya saling bertemu pandang.
Setelah bel pulang berbunyi Asahi menghampiri Winter. Jaehyuk yang melihat Asahi ke Winter juga ikut-ikutan nimbrung.
Jaehyuk
"Mau apa lo?" Tanya Jaehyuk dengan nada ketus.
Asahi
"Gue mau ngajak Winter pulang bareng. Karena kita berdua sudah diminta Pak Wooshik buat ikut lomba matematika itu." Jelas Asahi dengan penuh kesabaran.
Jaehyuk
"Hari ini nggak bisa, dia sama gue. Lain kali aja." Jaehyuk langsung menarik Winter pergi.
Asahi juga ikut ke parkiran mengikuti Winter dan Jaehyuk.
Jaehyuk
"Ngapain lo ikut kesini?"
Jaehyuk
"Gue kan udah bilang kalo hari ini Winter nggak bisa karena udah janji jalan sama gue." Jelas Jaehyuk lagi.
Asahi
"Lo gimana Win? Ikut sama siapa? Gue apa dia?" Tanya Asahi.
Winter bingung sekarang, dirinya memang sudah janji hari ini akan menemani Jaehyuk jalan-jalan. Tapi Asahi juga mengajaknya untuk belajar buat olimpiade matematika mewakili sekolah.
Winter takut mengecewakan keduanya.
Winter
"Ya udah gini aja, gue bakalan pulang bareng Asahi dulu sekarang." Perkataan Winter membuat Jaehyuk langsung tambah kesal.
Jaehyuk
"Oke kalo gitu. Selamat belajar, semoga kalian bisa semakin dekat dan nggak sia-sia nanti." Sindir Jaehyuk dan pergi dengan taksi.
Winter menatap kepergian Jaehyuk, ia merasa bersalah.
Asahi
"Mobil gue ada agak jauh, tunggu bentar ya. Gue nggak lama kok." Winter mengangguk.
Studying Together
Setibanya di rumah Asahi, Winter dibuat terkagum-kagum. Rumah Asahi terlihat sangat mewah.
ilustrasi gambar rumah Asahi yang dilihat Winter.
Winter
"Ini beneran rumah lo Sahi??" Winter masih menatap takjub.
Asahi
"Iya, kenapa Win? Aneh ya?"
Winter
"Aneh?? Ya nggaklah!! Malahan ini kayak istana, keren banget tau!!" Puji Winter membuat Asahi sedikit tersipu malu.
Asahi
"Ayo masuk, cuaca lagi dingin." Asahi menarik tangan Winter masuk ke dalam rumahnya.
Jinyoung
"Baru pulang Sahi?" Tanya papa Asahi yang bernama Jinyoung.
Asahi
"Iya pa, kenalin ini teman kelas Sahi namanya Winter." Asahi memperkenalkan Winter.
Winter
"Hai om, saya Winter. Teman kelas Asahi, saya kesini buat belajar bersama dengan Asahi. Kita berdua ditunjuk sama Pak Wooshik untuk ngikutin olimpiade matematika." Jelas Winter.
Jinyoung
"Santai dong nak, nggak usah kaku. Saya nggak bakalan makan kamu kok, saya bukan kanibal." Canda Jinyoung.
Jinyoung
"Wooshik emang ya suka banget nyuruh muridnya kerja tugas banyak-banyak. Inilah, itulah, banyak mau banget." Kata Jinyoung.
Asahi
"Lho papa kenal Pak Wooshik?"
Jinyoung
"Ya kenal lah nak. Dia kan teman SMP nya papa dulu, kamu baru tau?"
Asahi
"Kan papa nggak pernah cerita ke Sahi."
Jinyoung
"Kamu nya nggak nanya atuh."
Winter hanya menatap bergantian perdebatan tidak jelas antara Asahi dan Jinyoung.
Jinyoung
"Ya udah papa sibuk, mau kerja lagi di ruang kantor papa. Kamu baik-baik sama dia, janga macam-macam soalnya kalian masih kecil." Bisik Jinyoung sebelum pergi keluar rumah.
Winter
"Papa kamu emang gitu?"
Winter
"Ya lumayan, sama kayak anaknya." Ucapan Winter membuat Asahi tertawa pelan.
Asahi
"Yuk ke kamar gue. Kita belajarnya disana." Ajak Asahi.
Winter menurut dan mengikuti Asahi dari belakang.
Tiba-tiba Asahi berhenti membuat Winter merunduk punggung Asahi.
Winter
"Aduh sakit. Kenapa berhenti Sahi?" Winter mengelus dahinya.
Asahi
"Jangan jalan di belakang gue, sini bersamaan jalannya. Lo bukan pengawal gue Win." Titah Asahi dan menarik Winter.
Kamar Asahi tertata dengan rapi membuat Winter semakin takjub
Winter
"Kamar lo ini?? Rapi banget Sahi, gue jadi pengen nginap disini." Puji Winter lagi diakhiri candaan membuat Asahi tersenyum.
Asahi
"Lama-lama lo lucu juga ya Win, gemesin." Asahi mengacak-acak rambut Winter membuat pipi Winter merona.
Kemudian keduanya belajar selama kurang lebih tiga jam sampai sore hari.
Jaehyuk
"Halo Win?? Gue udah di rumah lo, gue tunggu ya. Jangan lupa janji lo sama gue hari ini." Kata Jaehyuk lewat telpon.
Baru saja Winter ingin membalasnya langsung dimatikan sepihak oleh Jaehyuk. Memang ya Jaehyuk itu sangat laknat.
Winter
"Gue balik duluan ya Sahi, makasih atas cemilan dan minumannya. Lain kali kalo gue ada waktu kita belajar bareng lagi."
Winter
"Apanya?" Winter yang baru saja mau keluar kamar berbalik menatap Asahi dengan wajah bingung.
Asahi
"Olimpiade udah mau mulai, kita cuma punya waktu sedikit buat belajar. Besok boleh nggak?"
Winter
"Gue bakalan liat lagi jadwal gue Sahi. Nanti gue kabarin."
Asahi
"Kalo gitu gue minta nomor hp lo Win, biar lebih gampang hubungin nya." Kata Asahi dan merebut langsung hp Winter tanpa persetujuan yang punya.
Asahi
"Itu nomor gue, save ya. Namanya Asahi ketos yang tampan nan menawan." Ucap Asahi membuat Winter terkekeh.
Asahi mengantar Winter pulang ke rumahnya Winter dan itu dilihat oleh Jaehyuk.
Jaehyuk
"Ngapain sih pakai acara ngantar pulang kesini??! Kan Winter bisa hubungin gue minta di jemput disana." Batin Jaehyuk sambil misuh-misuh.
Asahi
"Sampai besok lagi Win, jangan terlambat lagi ya ke sekolah. Nanti dihukum loh." Asahi memperingati Winter, yang diperingati hanya tertawa.
Winter
"Sampai besok Sahi. Hati-hati." Balas Winter sembari senyum.
Setelah mobil Asahi sudah pergi jauh Jaehyuk mendatangi Winter dan berkacak pinggang.
Jaehyuk
"Enak banget ya kencan sama ketos?!!"
Winter
"Kencan apa sih?! Kita cuma belajar buat olimpiade nanti bukannya kencan." Elak Winter.
Jaehyuk
"Heleh, padahal tadi senyum-senyum nggak jelas gitu. Suka kan lo sama dia??" Tebak Jaehyuk dengan wajah kesalnya.
Winter
"Terus urusannya apa sama lo kalo gue beneran suka??!" Sewot Winter juga.
Jaehyuk
"Oh gitu. Gue ngerti sekarang, gue kayaknya udah nggak dibutuhkan lagi sama lo. Gue pulang duluan, untuk jalan-jalan hari ini gue rasa nggak perlu Win." Jaehyuk langsung melangkah pergi dari Winter.
Winter jadi merasa bersalah.
Winter
"Jae tunggu!!" Teriak Winter.
Jaehyuk
"Apa?" Ketus Jaehyuk.
Winter
"Maaf, gue nggak maksud gitu. Gue nggak kencan sama Asahi, gue nggak suka sama dia jadi jangan salah paham Jae." Jelas Winter.
Jaehyuk
"Kenapa lo harus jelasin ini ke gue? Gue kan cuma sahabat lo." Ujar Jaehyuk.
Winter
"Karena gue tau lo lagi marah tadi gara-gara gue lebih milih belajar bareng Sahi ketimbang pergi jalan sama lo."
Jaehyuk menghela nafasnya.
Jaehyuk
"Maaf juga Win, gue kebawa emosi. Gue terlalu kelewatan sebagai sahabat lo, gue juga overprotektif dan nggak suka lihat lo sama cowok lain. Mulai hari ini dan seterusnya lo bebas bergaul sama siapapun, gue nggak akan ngelarang lagi ataupun marah-marah nggak jelas sama lo." Balas Jaehyuk dan mengelus pelan kepala Winter.
Winter
"Jadi kita baikan nihh?"
Winter
"Terus jalan-jalan nya?"
Jaehyuk
"Kapan-kapan aja, mungkin sesudah lo ikut olimpiade itu. Oh iya hari ini hari pertama lo kerja kan??"
Winter
"Eh bener, gue hampir lupa." Winter menepuk jidatnya.
Jaehyuk
"Ya udah gue antar kesana ya, nanti lo telat lagi." Tawar Jaehyuk.
Winter langsung naik ke motornya Jaehyuk dan mereka pergi ke tempat kerja Winter.
Jaehyuk
"Disini tempatnya?"
Winter
"Iya, ini bener alamatnya." Winter melihat alamatnya lagi di kertas.
Jaehyuk
"Ya udah lo masuk sana, kerja yang baik jangan buat masalah di hari pertama lo apalagi sama bos lo nanti." Saran Jaehyuk.
Jaehyuk
"Dan nanti gue bakalan jemput lo lagi, pulangnya hubungin gue aja." Lanjutnya dan melajukan motornya pergi dari restoran.
Winter
"Belum juga gue setuju." Batin Winter.
Winter masuk ke dalam restoran tempat kerjanya.
Sang manager menjelaskan Winter apa saja kerjanya.
Winter langsung mengangguk.
Winter
"Kenapa lo disini?" Lanjut Winter dan menatap heran teman kelasnya.
Bomin
"Gue kerja disini sekaligus keluarga dari pemilik restoran ini."
Bomin
"Lagi sibuk paling di ruangannya. Mau ketemu sama dia?"
Winter
"Eh nggak kok, cuma nanya doang."
Bomin
"Ya udah, ini hari pertama lo kan?"
Bomin
"Fighting!!" Bomin memberi semangat sambil senyum manis.
Bomin
"Eh lo udah nggak sibuk lagi??"
Bomin bertanya ke seseorang yang terlihat sangat tampan, lucu, dan terlihat menawan.
Jihoon
"Lagi bosan di ruangan jadi gue cari angin." Balasnya.
Bomin
"Kenalin ini Winter, anak magang baru disini. Hari ini hari pertamanya Hoon jadi lo baik-baik sama dia." Kata Bomin.
Winter
"Kenalin saya Winter. Salam kenal pak. Hari ini saya akan kerja keras buat pelanggan yang banyak."
Jihoon hanya terdiam menatap Winter.
Bomin
"Jawab njir." Bisik Bomin.
Jihoon
"O-oh iya, semangat ya. Disini bakalan banyak pelanggan yang makan jadi mungkin akan sibuk banget."
Jihoon
"Nama saya Jihoon, sepertinya saya lebih tua setahun dari anda. Jangan terlalu formal dengan saya, pakai kata lo dan gue saja." Titah Jihoon.
Jihoon
"Ah dan juga jangan panggil gue bapak karena gue belum nikah." Lanjutnya.
Jihoon
"Kelihatannya gue sudah menemukan apa yang gue cari selama ini." Batin Jihoon sembari menatap Winter dan sedikit tersenyum.
Misunderstanding
Malam itu Winter benar-benar bekerja sangat keras, dan apa yang dikatakan Jihoon juga benar karena pelanggan sangat banyak berdatangan.
Setelah restoran tutup, Bomin dan Jihoon mendatangi Winter.
Bomin
"Gimana hari pertama?? Capek banget kan? Gue juga pernah gini, nanti lo bakalan kebiasa Win."
Winter
"Iya, capek banget Bom. Restoran kalian terkenal banget ya sampai banyak pelanggan tadi." Winter masih ngos-ngosan karena kehabisan banyak tenaga.
Bomin
"Oh iya pulang lo ada yang jemput nggak Win?" Tanya Bomin.
Winter
"Em ada, sahabat kecil gue. Itu tuh si Jaehyuk." Ujar Winter.
Bomin
"Bilang aja hari ini lo bakalan kerja agak malam, jadi pulangnya kemalaman."
Winter
"Lho kenapa?" Heran Winter.
Bomin
"Biar Jihoon yang antar lo pulang ke rumah."
Jihoon
"Kok gue??!!" Kaget Jihoon yang disebut namanya.
Bomin
"Pdkt bro, gue tau lo tertarik." Bisik Bomin.
Bomin
"Ini kesempatan emas loh, jangan disia-siakan." Lanjutnya dan langsung ngacir pergi dari restoran.
Winter dan Jihoon diam-diaman karena canggung.
Jihoon
"Lo nggak keberatan kan gue antar pulang?" Tanya Jihoon.
Winter
"Iya, makasih ya em—"
Jihoon
"Panggil Jihoon aja, walaupun gue setahun lebih tua gue lebih suka dipanggil nama." Potong Jihoon.
Winter mengangguk dan keduanya pergi ke arah mobil Jihoon.
Jihoon membukakan pintu buat Winter membuat Winter berterima kasih lagi.
Di dalam mobil keadaan sangat canggung.
Mobil Jihoon rem mendadak dan membuat kepala Winter kejedot.
Jihoon
"Eh astaga maaf, gue nggak sengaja. Ada motor yang nyelip tadi." Sesal Jihoon.
Jihoon
"Jidat lo merah tuh, nanti bakalan jadi ungu kalo nggak segera di kompres."
Winter
"Nggak papa, nanti di rumah gue kompres."
Jihoon
"Jangan!! Kalo lo pulang dalam keadaan gitu gue bisa dihabisi orang tua lo." Cicit Jihoon.
Winter
"Lo lucu juga ya ternyata Hoon." Kata Winter tertawa pelan.
Jihoon mengobrak-abrik isi mobilnya dan mencari sesuatu.
Jihoon
"Lo tunggu di mobil sebentar ya Win, gue beli sesuatu dulu." Titah Jihoon dan turun dari mobilnya.
tak lama datanglah Jihoon dengan botol minuman yang sudah mengeras karena es batu.
Jihoon
"Gue kompresin ya." Ucap Jihoon dan mendekatkan wajahnya ke Winter kemudian mengompres jidat Winter yang kejedot.
Winter menatap dalam Jihoon tanpa berkedip.
Winter
"Gue nggak pernah sekalipun sedekat ini sama cowok, Jaehyuk aja nggak pernah." Batin Winter.
Setelah selesai mengompres Winter cukup lama, Jihoon melajukan mobilnya lebih pelan lagi.
Winter
"Kok jadi pelan??" Bingung Winter.
Jihoon
"Nanti lo kejedot lagi, bahaya." Takut Jihoon.
Cukup lama sampai mobil Jihoon terparkir di depan rumah Winter.
Jihoon turun duluan dan membukakan pintu mobil buat Winter.
Dari jendela sebelah rumah, Jaehyuk melihat Winter diantar oleh cowok lain.
Jaehyuk
"Lo bohong Win, gue kecewa sama lo. Kenapa harus bohong sih?!!"
Jaehyuk
"Kalo lo nggak mau pulang bareng gue lagi harusnya lo bilang langsung ke gue, jangan kayak gini." Batinnya dan menutup jendela kamar serta lampu kamarnya.
Jihoon
"Besok jangan terlambat Winter, tapi jangan terlalu cepat juga. Jaga kesehatan ya. Sampai ketemu lagi." Pamit Jihoon dan pergi.
Winter masuk ke dalam rumahnya.
Suzy
"Udah pulang?? Gimana kerjanya?"
Winter
"Bagus kok ma, hari ini Winter bahagia."
Suzy
"Tadi Jaehyuk datang kesini loh cari kamu Win, dia nggak bilang??"
Winter
"Ada. Cuma Winter bilang lembur jadi pulang lambat."
Suzy
"Jaehyuk ngotot banget nunggu kamu pulang. Dia bahkan ketiduran di sofa tadi, jadi mama suruh pulang karena kasian."
Winter lari ke kamarnya dan setelah selesai mandi ia mengechat Jaehyuk.
Tidak ada balasan dari Jaehyuk, chat Winter hanya dibaca dan telponnya ditolak berkali-kali.
Winter
"Jaehyuk marah lagi ya sama gue??" Batin Winter.
Winter
"Besok aja deh gue temuin dia, gue mau tidur dulu. Ah badan gue pegel banget." Keluh Winter.
Subin
"Eh Winter, kenapa Win?" Tanya Subin selaku abangnya Jaehyuk.
Winter
"Jaehyuk mana kak?"
Subin
"Lah dia nggak bilang sama lo kalo duluan pergi ke sekolah??"
Winter
"Nggak, makanya Winter kesini cari Jae."
Subin
"Oh mungkin dia lupa kali Win, nanti lo nanya aja ke dia di sekolah. Kalian kan sekelas juga." Saran Subin.
Winter
"Oh gitu, makasih ya kak infonya tadi. Winter pergi dulu." Pamit Winter.
Winter buru-buru naik ke bus untuk ke sekolah menemui Jaehyuk.
Di halte bus,, tiba-tiba mobil mewah terlihat dan berhenti di depan Winter.
Jihoon
"Mau ke sekolah kan?? Bareng gue aja, restoran kan arahnya sama kesana." Tawar Jihoon sambil membuka pintu kaca mobilnya
Winter
"Eh nggak usah Hoon, gue nggak mau ngerepotin lo."
Jihoon
"Gue nggak pernah ngerasa repot kalo berhubungan sama lo Win, terima aja ya." Pinta Jihoon dengan senyumnya yang menawan.
Winter yang tidak enak membuka pintu mobil Jihoon dan mereka berdua pergi ke sekolah.
Jihoon
"Biasanya lo naik bus ke sekolah ya?" Tanya Jihoon memulai topik.
Winter
"Iya, bareng dengan tetangga gue sekaligus sahabat dari kecil tapi tadi dia duluan pergi. Mungkin ada urusan." Pikir Winter.
Jihoon
"Oh gitu. Kapan-kapan lo hubungi gue aja kalo mau bareng, biar gue antar ke sekolah. Lagian gue nggak sibuk." Saran Jihoon.
Jihoon
"Jihoon0123." Lanjutnya.
Winter
"Hah??" Beo Winter.
Jihoon
"Itu nama id line gue, ingat dan tambahkan ke teman lo ya, biar kita bisa berhubungan."
Jihoon
"Nah udah sampai nih." Kata Jihoon, mobilnya berhenti di depan gerbang sekolah.
Setelah Winter pamit, Jihoon pergi juga.
Winter masuk ke kelas dengan buru-buru, takut telat untungnya hari ini yang mengajar tidak masuk jadi dia selamat.
Tidak ada sahutan dari oknum Jaehyuk yang jika ditebak sebenarnya Jaehyuk mendengar itu.
Winter
"Jae." Panggil Winter lagi.
Masih tidak dibalas oleh Jaehyuk.
Winter
"Oalah Yoon Jaehyuk bangs*t!!" Bentak Winter dan membuat atensi seluruh murid melihat ke arah Winter dan Jaehyuk.
Jaehyuk sedikit tersentak mendengar Winter membentaknya dan memakinya.
Jaehyuk
"Kenapa??!" Tanya Jaehyuk dengan mata yang bete.
Winter
"Lo kenapa ninggalin gue tadi?? Kenapa nggak bilang dulu sih kalo mau pergi duluan ke sekolah??!"
Jaehyuk
"Emang gue harus bilang?!" Balas Jaehyuk sewot.
Jaehyuk
"Gue ada urusan tadi pagi, nggak penting harus bilang sama lo. Kita kan cuma sahabat doang." Ucap Jaehyuk menekankan kata sahabat ke Winter.
Bomin
"Ternyata banyak ya yang suka sama Winter. Tiga orang yang berbeda dengan cara yang berbeda pula. Sangat-sangat beruntung." Batin Bomin tersenyum melihat perdebatan Winter dan Jaehyuk.
Winter
"Ya udah oke, tapi kenapa lo marah-marah??"
Jaehyuk
"Lo bilang kemarin lembur kan??" Tanya Jaehyuk dan diangguki Winter.
Jaehyuk
"Terus kenapa lo bareng cowok lain pulangnya?? Nggak minta gue jemput? Segitu susah hubungin gue?!"
Winter mengerti sekarang kenapa Jaehyuk marah, pasti Jaehyuk melihat dirinya kemarin bersama Jihoon.
Winter
"G-gue bisa jelasin." Panik Winter kayak udah kepergok selingkuh aja.
Jaehyuk
"Udahlah Win, gue udah kecewa juga sama lo. Mau lo minta maaf juga itu nggak bakalan berpengaruh sama gue." Kata Jaehyuk dan meninggalkan kelas.
Winter
"Salah paham lagi deh." Batin Winter melihat kepergian sahabatnya itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!