Acara camping antar sekolah sudah selesai diadakan, dan sukses karena semua anggota panitia bisa bekerja sama demi suksesnya acara tahunan tersebut. Sekarang waktunya bagi panitia untuk melakukan acara pembubaran panitia. Semua anggota panita sedang rapat membahas mau diadakan seperti apa acara pembubaran panitia.
Dendy selaku ketua panita acara camping hanya menjadi pendengar karena setiap anggota punya ide yang berbeda-beda. Dina yang juga ikut dalam rapat itu malah diam tidak mau berpendapat karena dia merasa tidak akan bisa hadir dalam acara pembubaran panita. Dina harus fokus untuk ujian akhir dan ujian masuk perguruan tinggi. Meski masih agak lama ujian dilaksanakan tapi Dina tipe anak yang rajin yang ingin mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang dokter, dia harus belajar lebih rajin lagi.
Dendy yang dari tadi mendengarkan semua anggota panitia sibuk berdebat merasa heran kenapa Dina cuma diam dan tidak ikut memberikan idenya. Sambil menanggapi anggota yang dari tadi menyatakan idenya Dendy mencuri-curi pandang kepada Dina. "Ingin mengajak Dina berbicara, tapi bingung mau mulai dari mana, kira-kira Dina sudah punya pacar belum ya? kalau belum kira-kira mau tidak ya jadi pacarku?" Batin Dendy
Karena belum ada kata sepakat untuk acara pembubaran panita, akhirnya Dendy pun membubarkan rapat tersebut agar mereka bisa istirahat dulu dan memikirkan konsep acara pembubaran panitia. Dina pun bisa bernapas lega karena tidak harus terjebak dalam perdebatan teman-temannya karena dia sudah ingin pulang untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.
Setelah semua bubar, Dendy menghampiri Dina, yang sudah sampai dekat motor kesayangannya.
"SUdah mau pulang Din? " tanya Dendy sambil menutup ruang base camp
"Iya, Den sudah sore, harus cepet pulang, PRku banyak banget" jawab Dina sambil memakai jaketnya
"Din, kenapa tadi diam saja?" Dendy sambil memakai jaketnya juga
"Hah?" Dina mengernyit bingung
"Iya, tadi kok kamu tidak memberi ide buat acara pembubaran panitia?" Dendy sambil memutar-mutar kunci motornya
"Oh, itu...." Dina sambil memasukkan kunci motornya ke dalam lubang kunci
"Iya, kira-kira kamu ada ide apa Din?" Dendy dengan memasang penasarannya
"Aku ikut saja Den, terserah teman-teman yang lain, belum tentu juga aku bisa ikut" jawab Dina
"Lhoh kok tidak ikut Din? kurang seru kalau kamu tidak ikut" Dendy berjalan menghampiri Dina
"Susah dapat ijin dari papa Den, aku kan sudah kelas tiga, bakalan susah ikut-ikut acara di luar agenda sekolah" jawab Dina "ini anak kenapa tanya-tanya biasanya juga tanya seperlunya saja"batin dina
"Terus aku bagaimana donk, bakalan sepi kalau tidak ada kamu" Dendy sambil pasang muka memelas
"Lhoh.. kan.." Dina sambil liat ada krisna adik kelasnya satu sekolah yang sudah seperti adiknya sendiri jalan ke arahnya
"Din, tumben masih di sini, biasanya juga buru-buru pulang" heran krisna
"Iya ini sudah mau pulang diajak ngobrol sama Dendy" jawab Dina
Krisna yang sudah tahu kalau si Dendy suka sama Dina hanya senyum-senyum saja. Sudah jadi makanannya sehari-hari mendengarkan keluh kesah Dendy, bingung mau mendekati Dina bagaimana caranya.
"Sudah Den, antar saja Dina pulang, kaasihan rumahnya jauh, mana sudah sore pula, motormu biar aku yang bawa, akan aku ikuti kalian dari belakang" cerocos krisna
"Ah iya, Din..." Dendy berjalan mendekati motor Dina yang masih terparkir
"eh...Tidak perlu, aku pulang sendiri saja, sudah biasa pulang sore, kan tiap hari paling cepat jam 4 dari sekolah" potong Dina "bisa jadi masalah kalau mereka ikut mengantar aku pulang"batin dina
"Tapi Din, ini sudah sore dan hampir gelap takut kamu kenapa-kenapa di jalan" paksa Dendy
.
.
.
.
*Terima kasih bestie... yang sudah meluangkan waktu untuk membaca novel receh ini dukung othor terus ya...tolong like comment vote kirim bunga, kopi atau yang lainnya Dan pencet tombol favorit tentunya.
Terima kasih sekebon bestie
"Tapi Din, ini sudah sore dan hampir gelap takut kamu kenapa-kenapa di jalan" paksa Dendy
"tidak usah, aku tidak mau merepotkan kalian" Dina sambil naik motor
"Sudah biarkan saja, nanti kita ikutin dari belakang saja, kalau kamu kawatir" bisik krisna
"Iya sudah lah, kalau kamu tidak mau aku antar, hati-hati di jalan ya" akhirnya dendy ikut saran krisna
Dina sudah biasa pulang sore, karena sekoalahnya Dina terkenal ada jam pelajaran sampai sore hari, tetapi hanya sampai hari kamis saja, untuk hari jumat dan sabtu dipakai Dina untuk ambil les tambahan. Untuk persiapan ujian akhir dan persiapan tes masuk perguruan tinggi.
Keesokan harinya, Dina sudah sampai sekolah. Seperti biasa sebelum jam pelajaran dimulai dia duduk-duduk di teras depan kelasnya sambil berbincang dengan Yuni teman sebangkunya.
"Din, kamu masih belum bisa melupakan mas Bimo ya?" tanya Yuni, yang masih heran dengan Dina sampai sekarang masih belum punya pacar lagi padahal sudah lama Dina putus dari Bimo kakak kelas mereka dulu. Yuni penasaran padahal ada beberapa cowok yang suka dan mendekati Dina, bahkan ada yang dari kelas satu sudah mendekati Dina, tapi ditolak sama Dina.
"Lupa bagaimana maksud kamu Yun?" tanya Dina
"Maksudku kamu masih sayang tidak sama mas Bimo?" balas Yuni
"Hahahaha.... Yuni...Yuni, pertanyaan kamu aneh banget sih?" jawab Dina sambil tertawa lepas
"tidak aneh ah... Din, kamu tumben betah sekali sendiri" ucap Yuni "padahal nih ya, banyak yang mendekati kamu, belum lagi itu si Widi dari dulu kamu abaikan, ga kamu tanggapi perasaannya" Yuni mengomeli temen sebangkunya
"Belum ketemu yang pas saja Yun, kalau si Widi dia lebih enak dijadikan teman, kalau dijadikan pacar kurang asik dia" Dina sambil tersenyum
"Teman tapi mesra maksudmu begitu Din?" Yuni heran sama teman sebangkunya itu "teman apaan, hampir tiap hari kencan di studio radio, belum lagi tiba-tiba pergi boncengan berdua entah pergi kemana, yang tidak tahu kalian pacaran Dindin" omel Yuni
"Ya kan emang aku satu tim sama dia buat bikin pemancar radio sekolah kita, tiap hari di studio itu ya nyoba-nyoba ikut siaran anak-anak penyiar hehehe.." cengir Dina "Kalau untuk yang kadang pergi berdua sama dia, itu aku belanja barang-barang keperluan proyek pemancar, kan aku yang pegang duitnya" Dina menjelaskan ke Yuni kalau memang dia terlibat dalam proyek pembuatan pemancar radio sekolah yang digagas oleh Pak Har guru fisika mereka.
Proyek pemancar radio itu sudah berjalan sejak mereka duduk di kelas dua SMA. Pemancar radio itu akan digunakan untuk menyampaikan informasi-informasi dari sekolah untuk semua murid agar lebih cepat, kalau harus pakai surat menyurat bisa lebih lama, maklum belum ada media sosial (hehehe).
Team itu ada enam orang dengan satu guru sebagai penanggung jawab. Widi sebagai teknisinya karena dia pintar dalam hal merakit alat-alat elektronika dan kebetulan kakaknya juga sudah berpengalaman membuat pemancar radio jadi Widi sedikit banyak dibantu kakaknya dan ada 1 lagi yang membantu widi merakit alat-alat tersebut. Tiga orang sebagai penyiar dan Dina sebagai bendahara yang mengatur keluar masuknya uang, sedangkan urusan pendanaan didapat dari usaha OSIS dan bantuan pihak sekolah.
Dina yang cewek sendiri dalam tim itu, selalu diperhatikan oleh teman-teman yang lain apalagi Widi yang sudah lama memendam rasa ke Dina. Terlibat dalam satu tim yang sama dan hampir setiap hari menghabiskan waktu bersama membuat Widi semakin berharap kepada Dina, tapi Dina menganggapnya biasa saja.
"tidak masalah sih menganggap teman, tapi jangan digantung begitu, kasih kepastian dong... Din, kasihan anak orang kamu gantung statusnya begitu" omel Yuni yang udah gemes sama teman sebangkunya itu
"bagaimana kasih kepastian, dia saja belum menyatakan perasaanya ke aku" kilah Dina
"Masak iya sih......?" jawab Yuni berbarengan ada yang menyapa Dina
"Hai Din, tumben masih duduk-duduk di depan kelas?"......
.
.
.
.
.
*Terima kasih bestie... yang sudah meluangkan waktu untuk membaca novel receh ini dukung othor terus ya...tolong like comment vote kirim bunga, kopi atau yang lainnya Dan pencet tombol favorit tentunya.
Terima kasih sekebon bestie
"Hai Din, tumben masih duduk-duduk di depan kelas?"......
Tiba-tiba ada cowok yang menyapa Dina.
Cowok itu adalah Gilang, kakak sepupu dari Dendy. Gilang berteman dengan Dina sudah sejak kelas satu SMA.
Bisa dibilang akrab, dan dekat tapi mereka tidak pernah satu kelas. Dan sekarang Dina di kelas tiga IPA dan Gilang di kelas tiga IPS. Gilang sedang berjalan dari tempat parkir motor yang terletak di dekat kelasnya Dina menuju kelasnya.
"Eh Gilang, lagi iseng saja mumpung lagi tidak ada PR atau ulangan hari ini, jadi bisa sedikit santai"
"Eh....Din minggu depan katanya mau ada acara makrab OSIS di Puncak ya?" tanya Gilang sambil berjalan mendekat ke arah Dina
"Iya Lang, minggu depan Sabtu Sore berangkat pulangnya Minggu Siang" jawab Dina "Biasalah agenda tahunan, kita-kita mau lengser, pensiun, biar diganti pengurus yang baru" Dina terkekeh
"Hmmmm.... Menyewa vila seperti biasa ya Din?"
"Iya, vila yang biasanya itu, yang sudah jadi langganan anak-anak OSIS dari tahun ke tahun" jawab Dina sambil senyum
"Vila itu deket sama rumah papaku lho Din" terang Gilang
"O..ya...kamu datang saja kalau pas lagi pulang" tawar Dina yang tahu selama ini Gilang tinggal di rumah Dendy karena jarak dari rumah Gilang jauh dari sekolah.
"Sepertinya besok tidak banyak anak kelas tiga yang datang, inginnya sih aku tidak ikut Lang, capek ingin istirahat, tapi ya bagaiman lagi aku kan sekretaris mau tidak mau ya datang Lang" terang Dina
"Kalau aku datang mengajak teman boleh Din?" Gilang ingin mengajak Dendy karena dia tahu Dendy suka sama Dina "aku harus mengajak Dendy, agar bisa mendekati Dina, bosan tiap hari mendengar keluh kesahnya terus tapi ketemu orangnya Diam saja" batin Gilang
"Iya boleh bawa temen Lang, tapi datangnya habis jam 7an gitu ya waktu acara bebas, terus soal konsumsi kita-kita tidak menanggung lho Lang, soalnya jatah makan hanya untuk peserta, tidak ada jatah preman buat penyusup" Dina terkekeh
"Beres Din....."
Bertepatan bel tanda masuk sudah berbunyi. Semua siswa buru-buru masuk ke kelas masing-masing
"Aku masuk ke kelas dulu ya Din" pamit Gilang
"Oke Gilang..."
"Sudah Din ayo masuk kelas, anak-anak sudah masuk semua, tumben mereka pada rajin" Yuni terkekeh
"Hahahha iya Yun, tumben sekali mereka" Dina tergelak
Jam pelajaran pun dimulai, semua siswa sibuk dengan kegiatannya masing-masing, ada yang fokus mengikuti pelajaran, ada yang sambil berbisik-bisik, ada yang sibuk gambar, ada juga yang melamun.
Waktu pun berlalu, bel tanda istirahat pertama berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas.
"Yun, ke kantin belakang yuk" ajak Dina
"Males ah ... Din, aku ke kantin depan saja" tolak Yuni
"Ya sudah deh... aku ke sana sendiri saja, mau bertemu dengan anak radio"
Dina berjalan ke kantin yang berada di belakang gedung sekolah. Anak-anak radio menyebutnya kantin Pak Jo, karena kantin tersebut dikelola oleh istri pak Jono. Pak Jono adalah penjaga sekolah tersebut.
"Eh...ada mbak Dina" sebut siswa-siswa kelas satu yang akrab dengan Dina
Dan dijawab dengan senyuman oleh Dina. Dina berjalan melewati ruang-ruang kelas satu. Tiba-tiba Dina dikejutkan oleh seseorang.
"Heehh...Din" krisna mengejutkan Dina
"Astaga....kamu membuat aku terkejut Na" Dina tersentak
"hehehe...." Krisna terkekeh sudah menjadi hobinya setiap melihat Dina suka mengejutkan Dina
"Eh...kemarin aku dan Dendy mengikuti kamu dari belakang, waktu kamu pulang kemarin"
"Terusss...." Dina mengernyit
"Ya tidak apa-apa, cuma bilang saja" cengir krisna
"Aku ke kantin dulu lapar.... " pamit Dina
"Traktir donk Din..." rayu Krisna memasang muka memelas agar dikaasihani
"Malas traktir kamu, badanmu besar begitu bisa rugi bandar kalau aku traktir kamu" Dina memutar matanya jengah
"Din..... kok tidak masuk-masuk? sudah aku pesankan soto seperti biasa"
...****************...
*Terima kasih bestie... yang sudah meluangkan waktu untuk membaca novel receh ini dukung othor terus ya...tolong like comment vote kirim bunga, kopi atau yang lainnya Dan pencet tombol favorit tentunya.
Terima kasih sekebon bestie
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!