Di Benua yang seluruh energinya di penuhi dengan energi Shulam (Sihir) akan memberi dampak istimewa bagi beberapa orang memiliki bakat khusus. Karena saking murni nya energi yang bermanfaat istimewa bagi Sebagian kecil orang itu, maka Benua ini dikenal dengan nama Benua Shulam.
Benua Shulam terbagi didalam lima wilayah utama yaitu Utara, Selatan, Barat, Timur dan Tengah. Patut di sayangkan wilayah tengah, dimana kisah ini dimulai, mereka memiliki pemerintahan yang lemah sehingga orang-orang wilayah tengah ini di jajah oleh Negri dari Utara Benua yang bernama “Kekaisaran Zamorazhivaniye”.
Kekaisaran Zamorazhivaniye di pimpin oleh seorang Raja Bernama Alexei Sidorov. Raja Alexei Sidorov adalah salah seorang Shulam level tertinggi yang biasa dikenal dengan sebutan WARLOCK.
Konon kabar nya, Raja Alexei dahulunya adalah salah satu pengikut Klan Shulam rahasia yang bernama Klan Feniks. Akan tetapi dengan berjalannya waktu, Raja Alexei tatkala memiliki kekuatan Warlock, dia membantai seluruh Klan Feniks, dimana dirinya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, memperoleh kekuatan dari Mahluk legendaris jahat yang meloloskan diri dari neraka.
Sementara peraturan dalam dunia sihir dan sebagai Klan beraliran bersih, barang siapa yang memanfaatkan mahluk jahat untuk memperkuat kekuatan sihir Shulamnya disebut sebagai tindakan terlarang di Klan Feniks.
Alexei Sidorov kemudian melakukan Tindakan keji dengan merebut kekuasaan Kerajaan Zamorazhivaniye di utara dan menguasai semua Kaum shulam yang ada.
Kemudia keluar peraturan dari Raja, bahwa masing-masing orang yang memiliki talenta mengolah energi Shulam (penyihir), hanya diijinkan menguasai salah satu profesi dan Teknik mengolah Shulam saja.
Adapun profesi para kaum Shulam terdiri dari beberapa pengendali kekuatan sebagai berikut,
Pengendali Angin. Seorang kaum Shula pengendali angin umumnya bertugas di bidang transportasi, seperti mengendalikan angin untuk membawa kapal roh terbang. Kalaupun seorang shulam pengendali angin ingin menguasai Teknik beladiri dan bekerja di ketentaraan, maka dia akan di tugaskan sebagai seorang pemanah.
Pengendali Api. Pengendali Api ini jika mengabdi kepada Raja maka dia akan menjadi seorang warior atau di sebut sebagai petarung di garda terdepan dalam pasukan perang.
Pengendali Tanah. Sama dengan seorang pengendali api, biasanya pengendali tanah ini akan di rekrut untuk menjadi tentara Kerajaan sebagai seorang Warrior atau Petarung.
Pengendali Kayu. Pengendali ini adalah seorang Kaum Shulam yang memiliki kemampuan mengendalikan unsur kayu yang akan memilih profesi sebagai healer atau Alkemis atau sebagai seorang Perias yang mampu melakukan sihir merubah dan memanipulasi wajah atau fisik orang lain menggunakan sihir.
Umumnya para pengendali kayu ini juga dibutuhkan kerajaan untuk melayani tentara yang berperang, sebagai seorang Healer atau Penyembuh.
Pengendali Air. Pengendali air terbagi dua yaitu pengendali air atau pengendali es. Seorang Shulam yang merupakan pengendali air atau es ini jarang terdengar, oleh karena karena terlalu sulit untuk menggunakan kekuatan sihir air untuk bertempur, jika dia seorang pengendali air atau es. Oleh karena itu pengendali jenis ini juga sering memilih untuk menjadi seorang healer atau penyembuh.
Selain dari lima pengendali unsur diatas, terdapat juga Shulam yang dikenal sebagai Perapal Mantra atau Shulam Penerawang. Kedua Kaum Shulam jenis ini juga amat dibutuhkan didalam ketentaraan, karena perapal mantra akan sangat berguna didalam peperangan untuk mendatangkan kutuk atau sekedar summon beberapa mahluk gaib yang membantu perang.
Sedangkan Shulam yang mampu menerawang juga sangat diperlukan didalam ketentaraan karena dia dapat meramal cuaca atau masa depan dengan membaca pergerakan bintang-bintang di langit.
Terdapat salah satu jenis Kaum Shulam yang merupakan larangan untuk diperbincangkan. Shulam jenis ini disebut “PENGUASA” karena dia memiliki kemampuan menggunakan semua Tipe pengendali maupun perapal mantra atau sebagai seorang penerawang.
Akan tetapi Shulam PENGUASA ini tidak pernah muncul di Benua Shulam, karena keberadaan kaum PENGUASA akan menjadi target untuk di musnahkan oleh Raja Alexei Sidorov.
Hanya raja sendiri satu-satu-nya Shulam PENGUASA yang boleh hidup di Benua Shulam, dan semua kekuatan calon shulam yang akan disebut PENGUASA hanya akan bantai dan kekuatannya diserap oleh Raja.
Raja Bahkan menerapkan aturan untuk melakukan uji kemampuan sihir pada anak di akademi sejak usia 8 hingga 12 tahun. Jika ditemukan anak tersebut memiliki kekuatan sihir yang layak di sebut kaum Shulam, maka anak itu akan di bawa ke Kerajaan Zamorazhivaniye untuk dilatih menjadi pengendali dan layak di sebut Kaum Shulam.
Mereka semua akan dibawah kontrol raja lalu dikirimkan ke berbagai wilayah baik sebagai tentara ataupun mata-mata Raja.
Kehidupan Kaum Shulam sendiri pada akhirnya dari sebutan jijik “Penyihir” kini merupakan kelompok elit yang di takuti dan disegani semua orang.
Itu disebabkan semua Kaum Shulam di latih untuk membunuh lawan menggunakan kekuatan sihir yaitu dengan cara Mengoyak Jiwa lawan. Bahkan didalam pertempuran jarak jauh, Kaum Shulam dapat membunuh lawan hanya dengan mengoyak jiwa mereka.
Kembali lagi ke sebutan PENGUASA, saking takutnya Raja dengan kemunculan seorang PENGUASA baru, maka Raja menaklukkan dan menguasai seluruh Benua Shulam baik wilayah Tengah, Barat, Timur dan Selatan. Hal ini agar Raja dapat dengan mudah mengontrol kalau-kalau muncul seseorang yang memiliki bakat dan kemampuan sebagai PENGUASA.
Untuk membatasi arus berita dan pengetahuan antar wilayah, Raja membuat semacam selubung sihir yang membatasi semua wilayah.
Hanya tentara atau kaum Shulam yang mendapat ijin khusus yang dapat melewati Selubung Sihir yang dibuat Raja itu. Dengan demikian, masing-masing wilayah tidak akan pernah mendengar informasi apapun dari wilayah lain di benua ini.
Di Benua Shulam ini, pada akhirnya tidak ada satu orang pun yang akan mempercayai orang lain. Terlalu banyak mata-mata, sehingga kesalahan berbicara saja, jiwa akan melayang. Manusia menjadi tidak memiliki rasa iba dan belas kasihan terhadap manusia lain. Keadaan seperti ini memang sengaja di ciptakan oleh Raja.
Perang terjadi diseluruh penjuru benua, apalagi negri-negri yang merasa di tindas atau di jajah orang orang dari utara. Kaum Shulam yang merupakan orang-orang elit kesayangan Raja, sering mendapat cibiran karena mereka terlihat seperti kaum bangsawan di mata banyak orang.
Kemiskinan membuat kesenjangan yang makin besar tatkala rakyat jelata melihat perlakuan tidak adil Raja kepada Kaum Shulam yang diberi kehidupan istimewa. Akademi atau sekolah tempat pelatihan Kaum Shulam dibuat demikian istimewa, dimana semua fasilitas terbaik dapat mereka nikmati.
Kebencian terhadap Kaum Shulam semakin di perlihatkan rakyat tanpa malu-malu jika berpapasan dengan kaum elit tersebut. Akan tetapi kemampuan aneh yang dapat membunuh siapa saja dari jarak jauh, membuat orang orang takut dengan Kaum Shulam ini. Kemampuan sebagai Peremuk Jiwa atau Peremas Jiwa itu sangat dibenci orang banyak
Wilayah Tengah yang dominan Orang Bangsa Han, adalah merupakan awal mula dari kisah ini. Wilayah Tengah yang kini terlihat dipenuhi anak-anak yatim piatu akibat perang antar Kerajaan melawan pemberontak pada suatu hari akan menjadi buah bibir orang banyak.
*Bersambung*
Untuk membuat author lebih semangat dan tetap berkreasi melanjutkan novel ini, jangan lupa di like, sekedar komen dan vote.
Terlebih tolong favoritkan novel ini karena Noveltoon akan menilai untuk menjadi pemasukan Author berdasarkan jumlah Favorit, komen dan like … yang tentunya juga menyemangati author. Apresiasi yang readers berikan akan menyemangati autor untuk terus berkarya di Noveltoon ini.
Desa kecil itu bernama 'Meihua' yang dalam bahasa Suku Han memiliki arti Bunga Plum. Jangan pernah mengira jika memiliki nama yang seindah seperti 'Bunga Plum, itu berarti Desa Meihua ini merupakan desa yang indah, sejuk dan penuh dengan tanaman Plum yang dipenuhi bunga-bunga gemuk layaknya pemandangan di musim semi. Tidak sama sekali.
Desa itu tidak di tumbuhi pohon plum sama sekali. Bahkan ketika seseorang menelusuri sejarah desa, bahkan sejak ratusan lalu tidak pernah ada tanaman itu di desa Meihua. Entah siapa yang memberi nama romantis untuk sebuah desa yang betul-betul desa terpencil seperti itu.
Desa Meihua sebagaimana umumnya desa yang terlihat kacau seperti daerah lainnya yang mengalami masa peperangan, amatlah berantakan dan kumuh. Banyak sekali rumah-rumah yang kondisinya hancur sebagian, namun tetap ditinggal penduduk lantaran keadaan masyarakat yang miskin dan sulit nya mendapatkan bahan-bahan bangunan layak untuk meremajakan bangunan bangunan bobrok tersebut.
“Zhonglei, pergilah ke Pekan, temui Bibi Marrim. Katakan bahwa aku ingin berhutang dua kati daging yang akan dijadikan campuran mie dagangan kita. Jika nanti telah terjual habis mie daging itu, aku akan membayar hutang daging itu”
(satu kati adalah 0,6 kg)
“Dan tolong katakan padanya, jangan pernah mencampur daging itu dengan daging tikus. Pelanggan ku akan pergi apabila mereka melihat irisan daging tikus yang bau nya amat mudah dikenali”.
(Yang di maksud daging tikus disini adalah daging apa saja semisal ular dan lai-lain, yang biasanya pemburu bawa ke pasar, lalu di jual kepada Bibi Marrim).
“Baik Paman Baojia. Aku segera berangkat” anak yang di panggil Zhonglei itu berjalan tertatih-tatih sambil membawa tubuh kurusnya menuju Pekan.
Anak sepuluh tahun itu berjalan sambil sesekali dia melirik kebelakang dengan waspada. Dia selalu menjadi sasaran bully beberapa anak yang keadaan mereka lebih beruntung, memiliki orang tua lengkap dan memiliki sedikit kemampuan untuk memberi kehidupan layak untuk anak-anak mereka.
Zhonglei sejak tersadar akan keberadaan nya di dunia fana ini, dia telah menyadari bahwa dirinya hanya seorang diri dan tidak memiliki satu kerabatpun.
Zhonglei tidak berusaha membuat kisah hidup nya menjadi lebih dramatis lagi dengan menangis dan meratapi diri seperti banyak anak kecil yang dia sering lihat di tepi jalanan desa.
Perang memang menyisakan kepedihan bagi kaum yang disebut sebagai kelompok miskin di seluruh negri. Banyak anak yatim piatu tidak terurus, tatkala orang-orang muda empat belas tahun keatas, baik laki-laki maupun perempuan di rekrut militer dan dikirim berperang dengan modal keberanian semata.
“Aku beruntung” batin Zhonglei.
“Paman Baojia begitu baik kepadaku layaknya anak sendiri”
Zhonglei bersyukur. Setidaknya dia diijinkan untuk menyantap semangkuk kecil mie dingin dua kali dalam sehari. Tubuhnya dirasanya kuat, meskipun kurus. Setidaknya dia memiliki persediaan lemak yang cukup di tubuh, untuk melawan dingin Ketika musim salju tiba.
Mata ZhongLei membentur kerumunan orang yang berdiri di papan pengumuman desa. Naluri ingin tahu nya muncul seketika, mana kala dia melihat sedikit keramaian.
Sudah terlalu lama desa itu sepi. Keadaan diamanorang-orang muda dikirim ke Kamp Militer kemudian dilatih seadanya oleh kekaisaran, desa itu tersisa kaum usia lanjut dan anak-anak saja.
“Kaum Shulam akan berkunjung ke desa dalam beberapa hari ke depan”
“Seperti nya kaum itu mulai kehabisan persediaan penyihir. Mereka memulai perekrutan calon penyihir baru” suara kumpulan orang-orang itu terdengar dengan nada menghina dan jijik tatkala berbicara mengenai Kaum Shulam.
Bagaimana tidak merasa jijik? Ketika rakyat menderita kemiskinan akibat peperangan, Kaum Shulam itu terlihat memiliki kehidupan bagaikan putri dan putra raja. Mereka tinggal di Puri-puri mewah yang di sebut Akademi.
Selain menikmati kehidupan yang mewah itu, Kaum Shulam selalu mengenakan pakaian khas mereka yaitu jubah Panjang yang di bordir di penjahit ternama. Pakaian mereka dibordir menyerupai bulu indah merak sehingga membuat penampilan mereka selalu memukau. Orang-orang akan enggan melepaskan pandangan Ketika Kaum Shulam muncul di tempat ramai.
Jubah indah berbordir bulu merak itu, terbuat dari dua bahan sesuai musim yang ada di seluruh negri. Jika musim dingin, jubah yang mereka kenakan adalah jubah hangat yang di buat dari wool atau bahan bulu domba pilihan yang di tenun secara hati-hati.
Jika itu adalah musim panas, semua Kaum Shulam akan mengenakan pakaian indah berbahan sutera yang juga di bordir menyerupai bentukan sulur-sulur daun tanaman anggur yang dibuat menjadi demikian mempesona dan terlihat estetika.
Yang paling istimewa dari jubah Kaum Shulam itu, orang-orang yang benci dengan mereka menyebut kaum ini dengan sebutan penyihir, ahli tenung. Akan tetapi bukankah itu hanya pelampiasan mereka yang sebenarnya bermimpi menjadi bagian dari Kaum Shulam?
Satu lagi tentang busana menawan kaum Shulam. Pakaian atau jubah mereka di sebut dengan nama “Nomrog”.
Memang nama itu terdengar aneh, namun nama itu diberikan oleh seorang ahli tenung yang mula-mula membuat Nomrog, sehingga jubah itu menjadi terkenal.
Satu hal lagi ini yang terakhir. Jubah Kaum Shulam itu dibuat dengan cara manual digabungkan yang dengan sihir. Senjata apapun, konon tidak akan mampu menembus dan membuat terluka pemakai Nomrog.
>>>>>>
“Nak, apakah kamu sedang berkhayal?” tanya seorang laki-laki tua yang membuyarkan angan-angan indah Zhonglei.
Zhonglei tersadar dari lamunannya. Pipi nya memerah dan terasa hangat. Dia membayangkan dirinya adalah bagian dari Kaum Shulam dan pergi berperang sambil meremas jiwa musuh yang ketakutan ketika melihat kemampuannya.
Pipi ZhongLei tambah memerah. Dia mengeluh pelan dipenuhi perasaan rindu yang besar untuk menjadi bagian Kaum Shulam.
“Sebentar, hei nak ! Kamu terlihat kembali melamun”
“Tunggu sebentar, jangan pergi dulu” tahan laki-laki tua itu Ketika Zhonglei akan meninggalkan orang banyak di papan pengumuman.
“KAwan-kawan lihatlah!. Anak ini memerah pipinya ketika di kepergok sedang mengkhayal di depan papan pengumuman perekrutan Kaum Shulam. Jangan-jangan anak kecil ini bermimpi” orang itu mulai tertawa merendahkan.
“Hahahaha, rupa-rupa nya kamu sedang bermimpi menjadi Kaum Shulam bukan?” semakin keras suara orang tua itu, semakin malu Zhonglei dibuatnya.
Dengan kasar di tepiskan tangannya. ZhongLei berlari sambil terhuyung-huyung melawan angin musim hangat semi. Dia bertambah malu Ketika sayup-sayup telinga nya menangkap suara tertawaan dan ejekan banyak orang.
“Jika saja aku ini orang dewasa, mungkin sudah ku tampar mulut orang tua tadi” ZhongLei mencaci. Dia selalu ketemu dengan laki-laki tua pemabuk itu. Pria itu Bernama Huaide. Huaide ini kerap membully Zhonglei tatkala rasa mabuk melanda dirinya. Dan Zhonglei bertahap mulai menjadi benci dengan si tua Huade itu.
Saat ini Zhonglei sekali lagi jatuh di dalam lamunan,
"Ketika aku mengangkat pedang tinggi-tinggi, kemudian ku tebas tanpa takut kepala kaum durjana tanpa rasa takut. Lalu aku bersiul memanggil angin untuk menerbangkan ku" dia menutup mata membayangkan terbang menggunakan kekuatan sihir.
"Zhonglei, nak. Apa yang kamu perlukan" dia tersadar, ternyata dirinya telah di pasar.
"Rupanya tadi itu aku kembali mengkhayal" pipi Zhonglei kembali memerah, malu.
*Bersambung*
Untuk membuat author lebih semangat dan tetap berkreasi melanjutkan novel ini, jangan lupa di like, sekedar komen dan vote.
Terlebih tolong favoritkan novel ini karena Noveltoon akan menilai untuk menjadi pemasukan Author berdasarkan jumlah Favorit, komen dan like … yang tentunya juga menyemangati author. Apresiasi yang readers berikan akan menyemangati autor untuk terus berkarya di Noveltoon ini.
“Apa yang membuatmu gusar Lei kecil?” suara cempreng dengan nada kasar terdengar memenuhi kepalanya.
“Oh, aku sepertinya diriku telah tiba di Pekan Desa rupa-rupa nya” Zhonglei tersadar Ketika penjual daging yang di panggil bibi Marrim itu menyapanya.
Tunggu sebentar. Yang mereka sebut Pekan atau Pasar di Desa Meihua ini sebenarnya tidak lebih dari 10 pedagang yang berjualan disana. Bibi Marrim adalah salah satu pedagang di Pekan yang special menjual bahan daging.
Meskipun tidak banyak yang akan membeli daging Bibi Marrim, akan tetapi entah kenapa dia selalu saja menjual daging disana. Satu hal lagi yang masih menjadi rahasia hingga kini yaitu, dari mana bibi itu mendapatkan bahan daging, sementara perang melanda dan tidak ada seorang yang yang berprofesi sebagai peternak. Tidak ada. Bahkan ternak ayam sekalipun.
Mari kita membahas suara Bibi Marrin yang terdengar kasar. Kenyataan sebenarnya, dia adalah seorang yang berhati lembut dan penyayang, terlebih dengan anak-anak.
Konon katanya, Bibi Marrim ini pernah memiliki dua orang anak. Seorang laki-laki dan seorang lagi perempuan. Keindahan hidup Bibi Marrim terusik ketika datang surat panggilan dari Kerajaan Utara, Kerajaan yang menjajah mereka, yang mana itu adalah surat panggilan menjalani kehidupan militer untuk membela Kerajaan Utara dari Pemberontakan Suku Han di wilayah Tengah sini.
(Apakah kamu bertanya-tanya didalam hati, anak bibi salah satu nya perempuan? Well jawabannya iya. Semua gender apapun wajib bergabung dengan militer, ketika surat panggilan itu telah ada didepan pintu rumah kamu).
Sejak kepergian kedua anak Bibi Marrim, perempuan itu seringkali berdiri termenung lama di ujung jalan Desa seperti menunggu kedatangan seseorang. Tahun berganti, musim berganti, sosok yang di tunggu Bibi Marrim tak kunjung se-setia penantiannya.
Konon kabar beritanya, pemuda yang selalu dengan setia dinanti Bibi Marrim di ujung jalan desa itu telah tewas di medan perang. Seorang kawan yang memeluk pemuda itu hingga nafas nya putus, itu datang menjenguk Bibi Marrim dan menceritakan semua pengalaman mengerikan mereka selama perang.
Ada kurang lebih dua minggu lamanya Bibi Marrim tidak pernah terlihat di ujung jalan sebagaimana biasa dia berdiri. Lalu kemudian menyusul sebuah berita lagi datang dari seorang veteran perang yang di kembalikan militer ke desa itu setelah dia, veteran itu mengalami cacat kaki karna perang.
Dia menemui Bibi Marrim dan mengisahkan bahwa pemudi lainnya yang di nantikan sang bibi, tewas di medan perang. Pemudi iyang tewas itu hanyalah seorang petugas kesehatan, akan tetapi dia meregang nyawa di ujung panah kaum pemberontak-di sela-sela kesetiaannya merawat tentara korban perang.
Berita tentang pemudi yang dinantikan-orang kedua ini tidak membuat Bibi Marrim meratap dalam tangis tak berkesudahan. Dia hanya menganggukan kepala dalam diam lalu menutup pintu rumahnya.
Konon selama dua minggu rumah itu tidak terlihat kegiatan apapun. Bahkan sekedar lampu minyak kecil, tidak terlihat menerangi rumah di malam hari. Sejak hari itu, semua orang mengenal Bibi Marrim yang peramah itu, berubah menjadi seseorang perempuan kasar dengan suara lantang.
******
“Zhonglei kecil ! Tolong katakan apa pesan Si Tua Baojia, lalu aku akan menyiapkan daging sesuai keinginannya” bentak Bibi Marrim kearah Zhonglei.
Dengan terbata-bata Zhonglei kecil mengulangi kata-kata Paman Baojia,
“D-dua kati d-daging. Pelunasan hanya jika dagangan mie dagangan kami telah laris ”
“Cobalah kamu dengan serius mengatakan sejak tadi. Bukankah suaraku yang tua ini tidak akan terbuang sia-sia? Tidak tahukan kamu jika suaraku menjadi parau, lalu aku tidak dapat meneriakkan daganganku dengan lantang.
Oh jangan salahkan aku anak muda. Akan ku hajar kakimu dengan ranting kayu disana lalu ku jewer kuping kecilmu biar kamu meraung sepanjang jalan” suara bibi Marrim terdengar amat keras dan kasar.
Akan tetapi Zhonglei tidak menjadi takut karenanya. Dia tahu benar, perempuan tua itu mengasihi dia. Tidak nanti kaki nya yang terlanjur kurus itu akan menjadi sasaran ranting-ranting kayu dan kuping kecilnya di jewer.
“Oh tidak !. Kakiku akan bertambah kecil nantinya. Jika aku tidak bertumbuh besar gara-gara sering di hajar dengan ranting kayu.
Kemungkinan besar Akademi tidak akan mau menerima ku. Lagi pula, belum pernah rasanya aku melihat seorang Shulam yang memiliki bentuk badan yang kurus dan kecil…”
Anak itu, Zhonglei sekali lagi memikirkan profesi yang akan menjadi impian dia jika besar nanti. 'Shulam' atau ‘Penyihir'. Dia seperti nya amat terobsesi untuk menjadi seorang Shulam.
Ditatap kaki kecilnya dan tangan kurus itu, dengan jijik dia membatin,
“Ah aku harus berubah menjadi sedikit berisi jika ingin menjadi Shulam. Dari mana datang nya kekuatan sihir, jika tubuhku lemah dan kurus kering”
Lagi dan lagi dia, anak kecil itu memikirkan karir menjadi Shulam.
***
Zhonglei berjalan sembari tangannya menjinjing dua kati daging sapi. Itu menurut cerita Bibi Marrim, daging yang dijual itu adalah daging sapi.
Akan tetapi, bukankah masa peperangan dan kekacauan seperti ini? Siapakah yang masih menyempatkan diri untuk beternak? Hm, meski meragukan apakah daging ini adalah daging sapi, Zhonglei tidak terlalu peduli.
Sepanjang perut kenyang terisi, siapa yang peduli daging macam apa yang disajikan Ketika telah dibumbui dan diolah menjadi santapan lezat? Seketika perutnya berbunyi. Dia merasa lapar.
Dia berjalan sambil bersiul-siul menyusuri jalan yang masih basah karena salju mencair. Ini adalah musim semi. Tidak lama lagi musim panas menjelang.
“Ah senang rasanya nanti akan berlari-lari di padang. Bunga-bunga mekar itu pasti membuat orang lupa akan kepedihan akibat perang” batin Zhonglei.
“tak ! aduh !”
Sebuah batu kecil dilemparkan seseorang atau mungkin beberapa orang-dan tepat mengenai keningnya. Meskipun itu tidak sampai membuatnya terluka, tetapi dia merasakan sepertinya kening nya berubah sedikit bengkak akibat lemparan itu. Matanya jelalatan mencari sumber lemparan batu itu.
“Taraa! Harta atau nyawa !” Empat anak kecil seusia nya melompat keluar dari balik semak-semak hutan. Jalan itu memang dekat dengan hutan hingga banyak semak liar dipinggir-pinggir jalan.
Empat anak kecil itu terdiri dari satu anak perempuan dan tiga anak laki-laki. Semua bertubuh kurus kering serupa dengan keadaan Zhonglei sendiri. Kurus dan terlihat kumuh.
Mereka berempat mengenakan topeng yang dibuat secara kasar menggunakan daun kering seadanya. Sementara itu mereka terlihat mengenakan jubah palsu yang dibuat dari tali rami, yang dikerjakan secara kasar, dengan keinginan memberi kesan mistis.
Lalu di tangan masing-masing tiga anak laki-laki itu memegang tongkat panjang yang dibuat seolah-olah itu adalah tombak, sedangkan gadis kecil itu memakai tongkat kecil namun panjang, dan dibuat menyerupai tombak Kaum Shulam, akan tetapi didalam pandangan Lei kecil-terlihat tidak mirip sama sekali. Mungkin lebih mirip tongkat kasar penggembala dimasa lalu.
Zhonglei menatap ke empat anak yang mengenakan pakaian ala Kaum Shulam, akan tetapi sekali lagi dia harus jujur dengan pendapatnya. Penampilan mereka berempat terlihat amat menyedihkan. Lalu tanpa ragu-ragu dia mencibir,
“Aku berpikir banyak setelah melihat penampilan kalian. Bukan nya orang akan menjadi takut tatkala di begal oleh kalian berempat ini. Menurutku orang akan jatuh iba melihat jalinan kasar tali rami yang berusaha kalian buat menyerupai jubah Nomrog.”
Matanya lalu mengarah ke tombak dan tongkat penyihir di tangan gadis itu,
“Hm, Oh lihatlah tombak tiga kaum Shulam yang mengawal Ratu itu. Betapa kasar pahatan tombak itu. Sampai-sampai aku merasa akan mati terduduk dalam gelak ketika melihat tongkat mustika imitasi itu”
Kata-kata memang terkadang lebih tajam dibanding pedang bermata dua. Ke empat anak yang tadinya berniat membegal Zhonglei kini terdiam didalam rasa percaya diri yang runtuh dan terbuang jauh di jurang kehampaan. Bahkan suara gadis itu kini terdengar seperti suara kucing yang akan menangis.
“Apa katamu Lei kecil? Kamu menghinaku terang-terangan? Aku yang adalah pimpinan anak-anak diseluruh Meihua ini” suara gadis itu bergetar. Dia berupaya keras supaya tidak meledak dalam tangis. Sepertinya dia terpukul mendengar kata-kata lecehan dari mulut Zhonglei.
Bagaimana dengan ketiga pengawal ratu yaitu Kaum Shulam malang itu? Oh tentu saja mereka juga merasa terpukul mendengar hinaan bocah kurus yang selalu mereka bully itu. Kata-kata itu membuat mereka seperti menyibak tabir kepalsuan yang mereka buat agar terlihat gagah.
Ketiganya tersadar dari lamunan rasa malu, tatkala ZhongLei telah lenyap dari pandangan mereka, dalam jurus langkah seribu.
“Kejar dan siksa dia. Bocah itu semakin berani menghina kita. Bukannya dia menjadi jera dengan gebukkan kelompok kita di waktu lalu, sepertinya dia semakin terlatih dengan mulut tajam itu”
Empat anak kecil itu, sang ratu dan tiga kaum shulam palsu itu bergegas mengejar Zhonglei. Kali ini mereka akan menggebuk hingga bocah kurus itu meratap meminta pengampunan.
"Tidak akan kulempar bocah itu ke Hutan Bayangan" ancam ratu palsu
*Bersambung*
Untuk membuat author lebih semangat dan tetap berkreasi melanjutkan novel ini, jangan lupa di like, sekedar komen dan vote.
Terlebih tolong favoritkan novel ini karena Noveltoon akan menilai untuk menjadi pemasukan Author berdasarkan jumlah Favorit, komen dan like … yang tentunya juga menyemangati author. Apresiasi yang readers berikan akan menyemangati autor untuk terus berkarya di Noveltoon ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!