NovelToon NovelToon

Cahaya Di Musim Dingin -冬に光-

冬に光 - Prologue

見て!

そっちの光!

黒い雲を刺し通すのができる!

少しでも、黒いの中にそんなに眩しくピカピカ光とてもきれいだ。

少しでも、一つ希望のようなとても特徴です。

あの少し光と希望ですから、飽きられない。

あなたをずっと頑張ろう・・・

Mite !

Socchi no hikari !

Kuroi kumo wo sashitousu no ga dekiru !

Sukoshi demo, kuroi no naka ni sonna ni mabushiku pika-pika hikari totemo kirei da.

Sukoshi demo, hitotsu kibou no you na totemo tokuchou desu.

Ano sukoshi hikari to kibou desukara, akirarenai.

Anata ni zutto ganbarou...

Translate :

Lihat !

Cahaya yang ada di sebelah sana itu !

Sanggup menembus awam kelam !

Meskipun hanya sedikit, cahayanya yang bersinar begitu terang itu berkilauan di antara gelap terlihat sangat indah.

Meskipun sedikit, dia bagaikan sebuah harapan yang sangat karakteristik.

Karena harapan dan cahaya yang sedikit itulah, tidak akan pernah membuatku menyerah.

Akan selalu berusaha keras agar dapat memilikimu...

Kenapa?

Kau datang terlalu tiba-tiba...

Kau bahkan tidak memberiku kesempatan untuk mempersiapkan diriku.

Egois!

Kau tiba-tiba saja muncul dihadapanku.

Kau tiba-tiba saja masuk ke dalam hatiku tanpa persetujuan dariku !

Dan kau juga tiba-tiba pergi begitu saja?

Sekarang aku harus bagaimana?

Aku harus melakukan apa supaya bisa melihatmu lagi?

Aku binggung harus mencarimu kemana?

Aku benci padamu yang seenaknya keluar dan masuk dalam kehidupanku !

Kembalilah padaku !

Kembalilah ke sisiku atau aku akan pergi dan menghilang dari hadapanmu untuk selamanya !

冬に光 ー Bab 1

"Hoaam..."

Untuk kesekian kalinya Lee Jung Xu menguap. Dia ingin sekali tidur tapi entah kenapa tidak bisa. Kemudian dia membetulkan letak bantal lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat duduknya, menarik selimut dan memejamkan matanya. Ternyata memang benar-benar tidak bisa tidur. Baru beberapa detik matanya tertutup, matanya kembali terbuka dan sekali lagi dia menguap.

Dia menepuk-nepuk pipinya dengan kedua tangannya beberapa kali untuk mengusir rasa kantuknya, tapi sepertinya usahanya sia-sia saja. Dia benar-benar lelah setelah selesai melakukan pesta perpisahan semalam dengan teman-teman sekelasnya, sekarang dia harus melakukan perjalanan panjang ke Jepang.

Dia juga menyayangkan kenapa jadwal pesta perpisahan yang disepakati oleh teman-temannya harus bertepatan dengan jadwal sehari sebelum keberangkatannya. Dia tidak bisa membatalkan kedua-duanya, kalau dia membatalkan pesta perpisahan secara sepihak, maka dia tidak akan bisa bertemu lagi dengan teman-temannya untuk terakhir kalinya.

Karena setelah lulus dari sekolah mereka pasti akan menentukan jalan mereka masing-masing dan Jung Xu sendiri pun telah memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya ke Jepang. Jadi untuk waktu yang cukup lama Jung Xu tidak akan pulang dan dia akan sulit untuk bertemu dengan teman-temannya lagi.

Sedangkan penerbangannya ke Jepang juga tidak bisa ditunda karena dia sudah berjanji dengan kedua orang tuanya dan memutuskan untuk mencari seseorang. Tetapi untunglah, saat ini dia tidak sendirian. Ada Verrien Hongo yang menemaninya, sahabatnya yang satu ini juga akan melanjutkan sekolah ke Jepang bersama dengan dirinya.

Kalau saja tidak ada sahabatnya saat ini, Jung Xu pasti akan terbengong-bengong sendirian di dalam pesawat business class karena tidak ada teman yang bisa diajak ngobrol atau pun bercanda. Verrien menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat ke arah Jung Xu sambil terus sibuk dengan laptopnya.

"Haah... Kau tahu, kau sudah menguap 20 kali dalam satu jam terakhir ini, Lee."

"Iya, aku juga tidak tahu kenapa bisa begini. Mungkin insomnia menyerangku? By the way, kau tahu tidak alasan kenapa Forbes tidak jadi ikut berangkat? Padahal seminggu yang lalu, dia bilang kalau hari ini dia sudah pasti mau sama-sama berangkat dengan kita. Kalau tidak ada dia di Jepang, jadinya tidak seru dong, nanti siapa lagi yang akan memberi kita contekan PR (tugas)? Terus, tidak ada lagi yang memasak untuk kita..." Jung Xu menggerutu panjang dan sekali lagi dia menguap.

"Aku tidak setuju. Bukannya seharusnya kita senang kalau dia tidak jadi ikut ya? Jadi kita tidak perlu mendengar ocehannya setiap hari dan kita juga tidak perlu lagi mendengar dia mengeluarkan teori-teori anehnya yang tidak diketahui secara jelas kebenarannya."

Forbes Jovial adalah sahabatnya Lee Jung Xu dan Verrien Hongo. Mereka sama-sama bersekolah di Internasional High School di Kota XX yang ada di Indonesia. Forbes memang dikenal jenius dan jago memasak. Yah... Meskipun laki-laki tapi kemampuan memasaknya tidak kalah dengan koki profesional kelas atas.

Tetapi yang sering membuat orang-orang kesal padanya karena dia suka sekali mengkritik orang lain dengan kesalahan kecil yang tidak disadari orang lain, dia juga suka mengeluarkan teori-teori aneh hasil ciptaannya sendiri dan sampai sekarang tidak ada seorang pun yang tahu sudah berapa jumlahnya. Saking banyaknya, tidak ada orang yang sanggup menghafal dan menghitungnya kecuali dia sendiri.

"Iya juga sih. Tapi terserahlah, kau jangan sampai membahas atau menyinggung sedikit pun soal teori-teorinya karena si aneh itu dapat muncul kapan saja dan dimana saja begitu mendengar ada yang menyebutkan teori-teori anehnya itu," jelasnya sambil membayangkan gaya dan wajah Forbes yang sedang menjeberkan teori-teorinya itu.

Verrien tidak menjawab. Dia tidak perduli dengan hal itu dan hanya mengangkat kedua bahunya ke atas. Dia juga menghentikan kesibukannya pada laptopnya, sedikit menggeserkan posisi duduknya.

"Lee..."

Jung Xu tersadar saat Verrien memanggil namanya sambil menepuk pelan lengan tangannya.

"Apa kau merasa kalau dari tadi ada yang memerhatikan kita? Coba lihat dua orang laki-laki yang berbaju hitam duduk di seberang sana, sepertinya dari tadi mereka terus melihat ke arah kita dan aku merasa mereka sedang membicarakan tentang kita," katanya dengan suara yang agak dipelankan.

Jung Xu melihat ke arah dua orang yang duduk di depan seberang kanan dari posisi tempat duduknya Jung Xu dan Verrien yang tadi disebutkan oleh Verrien dan ternyata benar pada saat melihat, mata Jung Xu bertemu pandang langsung dengan salah satu laki-laki di antara mereka.

Jung Xu tersentak. Baik Jung Xu dan orang itu sama-sama langsung cepat-cepat memalingkan wajah mereka untuk menghindari tatapan mata. Sedangkan Verrien yang tidak perduli kembali melihat ke arah laptop miliknya.

Sementara teman dari orang itu yang duduk disampingnya tidak pernah melepaskan tatapannya ke arah Jung Xu dan Verrien. Kelihatannya mereka adalah orang Jepang.

Memang sih, penampilan mereka terlihat keren dan ganteng dengan rambutnya yang ditata sedemikian rupa dengan gaya fashion yang tampak berkelas, tetapi entah kenapa Jung Xu tidak suka dengan tatapan mereka.

Rasa penasaran membuat Jung Xu kembali melihat ke arah orang itu. Setelah beberapa saat saling memandang, orang itu tersenyum ke arah Jung Xu. Hati Jung Xu hampir saja luluh melihat senyuman yang menawan itu. Tapi Jung Xu menjaga image-nya.

Dia segera memalingkan wajahnya dari laki-laki itu, lagi pula dari sejak awal Jung Xu memang tidak suka dengan laki-laki itu apalagi senyumannya. Amit-amit deh! Senyuman genit! Melihat sikap sombong Jung Xu, senyuman orang itu langsung sirna, hilang tak berbekas dari wajahnya. Penghinaan yang kejam.

"Ryou, apa ada yang salah dengan penampilanku hari ini? Coba lihat, kenapa wanita cantik yang disana itu tidak membalas senyumanku? Apa senyuman menawanku ini sudah tidak ampuh untuk menggoda para wanita cantik lagi?" ujar orang itu pada teman yang duduk disampingnya.

Ryou Hagaki tidak mengindahkan ucapan Hajime Jintarou, temannya. Akan tetapi, karena temannya itu tidak mau berhenti mengoceh-oceh soal penampilannya yang menurut Ryou sangatlah tidak penting untuk didengarkan, akhirnya Ryou menyerah dan menanggapinya dengan suara yang bisa di dengar oleh orang lain yang duduk di sekitar mereka.

"Apanya yang cantik? Kurasa matamu itu perlu diperiksa setelah tiba nanti dan bagaimana kalau kau tes senyumanmu itu pada pramugari?" ucap Ryou dengan suara lantang dan tidak perduli.

"Apanya? Kau mau mempermalukanku, ya?"

"Daripada sama mereka tidak mempan, lebih baik kau tes saja langsung pada pramugari. Mana tahu mereka bisa tergoda oleh senyumanmu itu," celetuk Ryou asal.

Jung Xu tertawa geli mendengarnya. Hajime yang menyadari bahwa dirinya sedang ditertawakan oleh Jung Xu pun benar-benar merasa kesal dan dongkol. Akhirnya Hajime menyerah dan memutuskan memanggil pramugari yang kebetulan sedang lewat di dekat sana akan tetapi bukan untuk berkenalan atau memamerkan senyumannya. Dia tidak mau mempertaruhkan harga dirinya lagi.

"Excuse me, miss. Can you give us two cups of coffee, please?"

Pramugari itu menoleh dengan tersenyum ramah, "Oh, okay sir! Hold on."

Hajime membalas senyuman pramugari itu, "Thank you."

Tapi sampai pramugari pergi dari sana pun, senyuman itu tidak mau lenyap dari bibirnya. Matanya terus mengikuti kemana pun pramugari itu pergi. Jung Xu dan Verrien melihatnya dengan tatapan aneh. Entah apa yang ada di dalam pemikiran Hajime.

Setiap melihat wanita cantik manapun, Hajime pasti selalu menebar pesona dengan memamerkan senyuman genitnya seperti yang tadi sempat dia praktekkan pada Jung Xu. Jung Xu tidak habis pikir, selalu ada saja tingkahnya untuk mencari muka dan perhatian dihadapan wanita.

Semua wanita yang duduk disekitarnya bahkan pramugari sudah disapanya semua. Tapi tunggu, ada satu wanita yang dari tadi belum sempat disapanya atau diajaknya bicara sama sekali. Wanita berambut lurus, penampilan modis, dan berkulit putih bersih yang duduk tepat di depan Ryou. Jung Xu mengerti kenapa Hajime tidak tertarik padanya.

Jung Xu saja merasa ngeri melihat perempuan yang berbobot overfat itu, apalagi Hajime yang jelas-jelas terlihat berwatak playboy dan choosey girls. Oleh karena itu, Jung Xu semakin tidak suka melihat Hajime terlebih lagi teman yang duduk disampingnya itu.

Menurut Jung Xu, gaya pendiam dan cuek Ryou lebih pantas dibilang sok cool. Tidak lama kemudian pramugari tadi datang dengan membawakan kopi permintaan Hajime tadi. Senyumannya kembali berkembang sewaktu pramugari tersebut menyodorkan dua gelas kopi ke Hajime dan Ryou.

"Benar-benar tidak tahu malu," celetuk Jung Xu asal karena merasa terganggu dengan senyuman Hajime. Ryou yang mendengar sindiran untuk temannya itu pun langsung membalas dengan kata-kata yang tidak kalah pedasnya juga, "Hajime, sepertinya disini ada banyak sekali suara tawon ya?" ucapnya dengan santai sambil meneguk kopi yang masih panas.

"Ha? Suara Tawon? Disini tidak ada tawon tuh," ucap Hajime dengan memasangkan mukanya yang polos ke Ryou yang mulai merasa kesal langsung memukul kepala temannya dengan sedikit keras dan kasar.

"Pfft. Dasar kumpulan orang-orang idiot," celetuk Jung Xu dengan santainya. Seketika itu juga Ryou menatap mereka dengan tatapan sinis dan tajam. Jung Xu yang tidak suka dengan tatapan itu langsung berkata, "Nani wo miteru no?! (Apa lihat-lihat?!)"

Ryou yang merasa tersindir langsung marah dan bangkit dari bangkunya lalu dengan suara tinggi yang menantang pun berkata, "APA?! Kau mau cari gara-gara denganku ya?!"

Otomatis semua orang yang berada di sana merasa terganggu dan pada saat itu juga langsung melihat ke arah Ryou dengan tatapan aneh dan bertanya-tanya, menanggapi hal itu Hajime langsung bertindak dan menarik sebelah tangan Ryou untuk menyuruhnya tenang dan duduk kembali sambil minta maaf pada yang lain dan berkata, "maaf semuanya, maaf" ucapnya dengan salah tingkah sambil tertawa kecil.

"Ryou, kau jangan bikin malu dong. Tenanglah sedikit," tegurnya saat melihat ke arah Ryou yang tidak merasa bersalah. Dia juga tidak perduli dengan tatapan orang yang masih menatapnya.

"Bagaimana aku bisa tenang, aku tidak rela dihina seperti ini. Selama ini tidak ada orang yang pernah berani melakukan hal ini padaku!"

Tanpa menghiraukan mereka, Jung Xu tersenyum merendahkab lalu berkata dengan santai seakan-akan barusan tidak terjadi apa-apa.

"Dasar orang utan, tidak tahu aturan, norak banget sih," sindirnya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Jung Xu memang bisa berbahasa Indonesia karena ibunya adalah orang Indonesia dan ayahnya adalah orang Korea.

Verrien yang mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Jung Xu pun tertawa kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia mengerti ucapan Jung Xu karena dia sendiri adalah blasteran Jepang dan Indonesia.

Meskipun Ryou yang tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Jung Xu akan tetapi dia merasa ucapan Jung Xu itu pasti sebuah sindiran atau kata-kata kasar. Dia berusaha bersikap tenang dan kembali meminum kopi yang masih tersisa setengah gelas.

Sewaktu Ryou akan meminum kopi tersebut. Jung Xu tiba-tiba berkata lagi, kali ini tidak menggunakan bahasa Indonesia melainkan menggunakan bahasa Jepang dan sengaja mengatakannya dengan suara lantang.

"Ver, aku dengar dari Forbes Jovial, katanya meminum kopi terlalu banyak, bisa menimbulkan banyak efek lho, contohnya..... Yang pertama, gigi bisa menjadi kuning. Yang kedua, rambut akan rontok dan yang terakhir warna kulit akan sama seperti kopi itu. Benar tidak sih, Ver?"

Belum sempat Ryou marah, Hajime dengan cepat langsung berkata sambil mengelus-elus dada ramping Ryou dengan pelan, "Sabar Ryou, yang sabar ya. Jangan hiraukan omongan mereka."

Ryou berusaha mati-matian menahan emosinya itu. Tiba-tiba terdengar ada suara seseorang yang khas dan tidak asing dari kursi depan Jung Xu.

"Itu sangat benar Lee Jung Xu. Baru kali ini kau bisa mencetuskan teoriku yang ke-90 dengan benar dan tepat, aku bangga sekali denganmu," ucap orang itu dengan suara rendah dan berat yang dibuat-buat sambil tersenyum penuh arti.

-Bersambung-

☆Please Like, Vote and Comment. Thank you☆

冬に光 - BAB 2

"Itu sangat benar Lee Jung Xu. Baru kali ini kau bisa mencetuskan teoriku yang ke-90 dengan benar dan tepat, aku bangga sekali denganmu," ucap orang itu dengan suara rendah dan berat yang dibuat-buat sambil tersenyum penuh arti.

"Lho? Lee, sepertinya aku mendengar ada suara Forbes?" gumam Verrien dalam bahasa Indonesia sambil mengerutkan keningnya.

"Iya, aneh. Kenapa ada suara Forbes disini?" ucap Jung Xu dengan heran.

"Apa pramugrari itu memutarkan sebuah rekaman suara dengan menggunakan suara Forbes ya?" balas Verrien.

"Dia seperti hantu pengintai saja, setiap kali aku menyebut nama dan teorinya yang tidak jelas itu, pasti suaranya selalu muncul," sambung Jung Xu merinding.

Tiba-tiba ada seseorang yang bangkit dari kursinya. Lalu orang itu menoleh. Orang itu memakai topi koboi dengan kacamata hitam. Perlahan-lahan melepaskan kacamata hitamnya dan tersenyum yang dibuat-dibuat bagaikan artis hollywood. Ternyata orang itu adalah Forbes Jovial.

Spontan Jung Xu dan Verrien tersentak kaget begitu melihat seseorang yang ada dihadapan mereka, sesaat Jung Xu dan Verrien saling pandang. Jung Xu yang masih ragu pun menarik satu pipi Forbes untuk memastikan kalau mereka tidaklah sedang bermimpi. Dengan kesal Forbes menepuk tangan Jung Xu dan menghentikan jewerannya.

"Tidak sopan! Hentikan menarik pipiku seperti yang kau lakukan di dalam kelas!" kata Forbes kesal dengan suara yang dibuat-buat lalu tersenyum puas karena merasa berhasil membuat kejutan.

"Aw!" Jung Xu langsung menggosok-gosokan tangannya kesakitan.

"Kau siapa?" tanya Verrien yang jiwanya masih belum kembali sepenuhnya.

"Aku? Pfft. Kau tidak mengenal orang terkeren dan terhebat ini? Menyedihkan!"

Verrien tersadar dan jiwanya telah kembali sepenuhnya. Dia sedikit menundukkan kepalanya untuk menahan emosinya.

"Bukannya seminggu yang lalu kau sendiri yang bilang, kalau kau tidak jadi ikut?" tanya Jung Xu dengan cepat karena merasa akan terjadi perdebatan antara Verrien dan Forbes jika dia tidak mengganti topik.

"Benar! Tapi aku berubah pikiran dan kau tidak usah mempeributkan hal-hal yang sepele! Karena aku sedang memikirkan teori terbaruku yang ke-101," balas Forbes. Seketika itu suasana menjadi hening.

"Memangnya teorimu yang ke... Ah, aku sudah lupa yang ke berapa. Tapi, kali ini teorimu yang terbaru itu tentang apa?" tanya Verrien penasaran dan itu memecahkan keheningan di antara mereka.

Lalu, Forbes tersenyum misterius seperti biasanya. Seakan-akan seperti orang yang penuh dengan wibawa, Forbes berdehem sekali lalu berkata, "suatu saat nanti kau pasti akan mengetahuinya."

Ryou dan Hajime saling bertatapan dengan rasa ingin tahu, lalu hajime berkata dengan berbisik-bisik, "mereka menggunakan bahasa apa? Sepertinya bukan bahasa Jepang. Aku sama sekali tidak mengerti apa sih yang mereka bicarakan."

Ryou hanya diam beberapa saat, kemudian dia berkata dengan penuh percaya diri, "mereka pasti membicarakan kita, dasar orang-orang yang tidak berguna!"

Tiba-tiba Forbes berbalik dan menatap tajam dan menusuk bagaikan seekor ular kobra yang siap menerkam mangsanya ke arah Ryou dan hajime, kali ini Forbes berkata dalam bahasa Jepang dengan lantang diiringi oleh senyuman mautnya, "hey! Tutup Mulut kalian! Atau kalian akan tahu akibatnya! Sampah tidak berguna!"

Semua orang yang ada pada saat itu melihat ke arah mereka, sedangkan Ryou dan Hajime hanya terpaku diam di tempat. Mereka langsung menciut. Akan tetapi baru saja Ryou mencoba untuk membalas perkataan Forbes, tiba-tiba terdengar suara pengumuman dari pramugari.

"Minna-sama, mamonaku tochaku orimashite, samazama na seki ni okake kudasaimashite, shiitoberuto goryokuitadatte kudasai. Jaa, seichi arigatou gozaimashita. For ladies and gentlemen, in a few minutes more, we will have landing. Please, plug your security belt and take your seat according to your desk number. Thank you."

Setelah pengumuman itu berakhir, semua orang termasuk Ryou kembali duduk di tempat mereka masing-masing. Ryou yang menahan emosi berkata dalam hatinya, "kali ini kalian semua bisa lolos. Lihat saja nanti, kalau suatu saat nanti kita bertemu lagi!"

Forbes menghempaskan tubuhnya di tempat tidur sambil menghela nafas panjang.

"Haah... Akhirnya sampai juga. Sungguh perjalanan yang sangat panjang," katanya setelah sampai di rumah Verrien tepatnya di kamar tamu. Selama mereka semua kuliah di Jepang, mereka tinggal di rumah Verrien yang terletak di Denenchofu, Tokyo.

Kawasan wilayah Denenchofu adalah wilayah mewah yang biasanya hanya ditinggali oleh pengusaha, olahragawan profesional, bintang film, dan orang-orang penting lainnya. Wilayah ini memiliki tata kota persis seperti London. Lingkungan ini tidak hanya perumahan, tapi juga merupakan lokasi bagi perusahaan-perusahaan besar Jepang.

Tiba-tiba ada seorang maid (pelayan) yang mengetuk pintu kamar Forbes, "Permisi tuan, nona Verrien menyuruh Anda segera turun ke ruang tamu."

Lalu dengan nada sombong, Forbes menjawab, "Baiklah, aku akan turun beberapa detik lagi."

-Setengah jam kemudian-

Forbes tiba di ruang tamu yang sangat luas. Pada saat itu juga terlihat Jung Xu sudah mondar-mandir seperti setrikaan panas yang siap-siap untuk melontarkan omelan panjangnya untuk Forbes.

"Hei! Tadi kau bilang hanya beberapa detik, tapi kenapa sekarang baru sampai? Kau tahu ini sudah setengah jam. Setelah ini, kami masih harus ke butik, salon, manicure, pedicure, sauna, spa, dan yang paling utama itu adalah SHOPPING! You know? Setengah jam itu kami sudah bisa menyelesaikan sebagian besar urusan kami, tidak seperti sekarang yang hanya menunggumu seperti melakukan hal yang tidak berguna!" katanya dengan emosi yang meluap-luap.

Sedangkan Verrien tidak memerdulikan hal itu. Dia sibuk membuat daftaran shopping. Menanggapi omelan panjang itu, Forbes yang juga tidak mau kalah. Dengan sangat tenang menjawab tanggapan tersebut dengan di iringi tepuk tangan, "Bagus.. Bagus sekali! Kau bisa mencerna teoriku dengan amat sempurna yang ke-11 yaitu tentang ketepatan waktu tapi kau melupakan teoriku yang ke-13 yaitu tentang pencernaan kata-kata, hm... Baiklah akan aku ingatkan sekali lagi, kata beberapa masih belum dapat diprediksikan, kata beberapa detik itu, bisa saja 2 detik, 9 detik, 100 detik, atau bahkan 1801,5 DETIK seperti sekarang. Lagipula, kau baru saja melupakan teoriku yang ke-21 yaitu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, sekarang baru jam 9 pagi, setelah turun dari pesawat seharusnya istirahat atau sarapan, bukannya melakukan hal-hal yang tidak berguna seperti shopping-mu itu!"

Setelah mendengar ocehan Forbes yang tidak kalah panjangnya, Verrien menyambung tanpa menghiraukan Forbes, "Hey kalian berdua dari tadi ribut banget sih. Dari pada mengurus teori-teori itu lebih baik kalian bantu aku membuat daftar belanjaan, sekarang ini memasuki 春 (haru a.k.a. musim semi). Banyak koleksi baju haru yang keren-keren. Kita harus melengkapi koleksi baju haru kita tahu!!!" omel Verrien yang tidak kalah panjangnya juga.

"Ya sudahlah... Dari pada aku mengurus teori-teori itu, lebih baik aku minum segelas アップルジュース(appuru juusu a.k.a. apple juice) yang segar, aku sudah haus dari tadi mengoceh-oceh terus," kemudian Jung Xu memanggil salah satu maid yang berdiri ujung sana untuk membawakan pesanannya.

Sambil menunggu jus datang, Jung Xu duduk di sebelah Verrien sementara Forbes pergi ke ruang dapur untuk mencari makanan, kemudian Verrien berhenti menulis daftar belanjaannya. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu, berpikir sebentar lalu bertanya, "Lee, kenapa sih dari dulu kau selalu berkeras pada kami untuk pergi ke Jepang bersamamu? Sebenarnya ada apa sih?"

Jung Xu memandang ke sekelilingnya untuk melihat apakah Forbes masih ada atau tidak. Lalu dengan suara pelan menceritakan tujuannya yang sebenarnya. Sebenarnya apakah kedatangan Lee Jung Xu ke negeri Sakura itu membawa alasan pada masa lalunya? Atau cuma kebetulan belaka?

-Bersambung-

☆Please Like, Vote and Comment. Thank you☆

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!