Sore itu, karena sebuah kesalahan seorang gadis yang hendak melakukan pemeriksaan kesehatan nya sebelum dia menikah dengan sang kekasihnya. yang mengharuskan nya untuk melakukan pemeriksaan seluruh bagian tubuh nya bahkan termasuk daerah kewanitaan nya saat itu, dia harus mengalami insiden yang membuat hidup nya hancur seketika itu.
Karena kesalahan yang dilakukan oleh dokter spesialis kandungan yang saat itu salah mengenali pasien, dari wanita yang hendak menyewakan rahim nya untuk mengandung anak dari seorang pengusaha sukses. yang berdomisili di new York.
Pria bernama Edgar, anak dari tuan Edward tersebut. sudah memutuskan untuk menyewa rahim seorang wanita yang di pilih ketat oleh asisten nya.
Saat itu, dengan berbagai persiapan yang matang Edgar sudah memberikan benih nya yang akan di masukkan ke dalam rahim wanita yang lolos seleksi tersebut.
Sebuah kesalahan itu terjadi di saat pasien yang hendak melakukan proses inseminasi ijin untuk pergi ke toilet di luar ruangan dokter tersebut.
Dan saat itu lah, Juli masuk kedalam untuk melakukan pemeriksaan karena saat itu perawat meminta nya masuk sambil menunggu pasien yang berada di toilet.
Tampa di sadari seorang perawat tengah melamun saat dokter meminta nya sebuah alat untuk memeriksa daerah v pasien tersebut lalu memasukkan cairan berisi benih itu kedalam nya.
Juli, yang merasa ada kesalahan dia terdiam, apa lagi setelah dokter mengatakan bahwa dia harus benar-benar menjaga janin yang sebentar lagi akan tumbuh.
Juli, mengira bahwa dokter mengetahui tentang rencana pernikahan nya. saat itu karena yang merekomendasikan nya untuk pemeriksaan tersebut adalah calon mertua nya.
Juli tidak punya curiga lain setelah itu dia langsung pergi dari rumah sakit setelah menerima hasil laporan yang menyatakan kesehatan nya saat ini.
Hanya saja, ada satu catatan yang tidak pernah ia mengerti karena belum berpengalaman.
Dia, tidak mengerti dengan bahasa medis tersebut.
Juli pulang begitu saja tanpa membawa laporan hasil pemeriksaan nya.
Dia membuang catatan kesehatan itu di tong sampah rumah sakit. saat itu karena dinyatakan baik-baik saja tidak ada kendala apapun.
Sementara itu, di rumah sakit sedang terjadi keributan yang diakibatkan oleh asisten Edgar. yang hendak menuntut sang dokter atas hilangnya wanita yang menerima benih tersebut, dan wanita yang akan menerima nya sedang kebingungan karena uang yang Edgar berikan sebagai pembayaran sudah habis untuk membayar hutang.
Seketika dokter tersebut dipecat oleh pihak rumah sakit. karena telah melakukan kelalaian terhadap tugas nya, yang mengakibatkan seorang pengusaha yang cukup berkuasa tersebut menuntut pihak rumah sakit atas kesalahan tersebut.
Edgar, dan Angela harus menerima kekecewaan nya ditengah Angela yang kini tengah menjalani pengobatan pasca melakukan operasi Caesar. dan sudah dua tahun dia mengalami lumpuh tanpa sebab dan dia harus duduk di kursi roda selama dua tahun ini.
Segala, cara sudah Edgar tempuh untuk bisa menyembuhkan istrinya itu.
Tapi setiap rumah sakit mengatakan tidak ada yang perlu di obati karena tidak ada gangguan secara medis.
Edgar, sebenarnya sudah putus asa dan dia bahkan tidak ingin lagi mengabulkan permintaan sang istri untuk bisa memiliki anak dengan cara apapun hingga kejadian itu terjadi.
Edgar, sudah berusaha mencari tahu siapa wanita yang kini tidak diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Sementara di sebuah Mension setelah dua Minggu pasca kejadian tersebut.
Seorang gadis kini tengah menangis meraung memohon ampun kepada kedua orang tua nya.
Karena, dia benar-benar tidak tahu kenapa semua itu bisa terjadi pada dirinya.
Gadis itu adalah Juli, yang kini tengah menyeret koper di tengah hujan lebat, tepat jam sebelas malam.
Kehidupan Juli hancur, dia yang seorang putri dari seorang pengusaha sukses saat itu harus terusir dari rumah nya karena kehamilan nya. saat ini yang tidak diketahui siapa ayah dari calon bayi tersebut.
Juli, berjalan gontai dengan Air mata yang bercampur derasnya air hujan.
Dia, tidak tahu harus kemana, semua pasilitas yang selama ini dia miliki benar-benar hilang di ambil oleh kedua orang tua nya.
Tidak hanya itu, dia harus mengalami penghinaan dari kedua calon mertua nya.
meski kekasih nya itu masih berharap pada nya dengan syarat dia jujur dan mengatakan siapa Ayah dari bayi yang dikandungnya! saat ini tapi Juli bahkan tidak pernah tau siapa ayah calon anak nya itu.
Juli, berjalan melewati hotel yang menolak kedatangan nya untuk menginap karena ada seseorang yang menelpon pihak hotel tersebut dan Juli pun langsung pergi dari sana. dia tau saat itu yang menelpon pihak hotel adalah calon mertua nya atau mantan calon mertua.
Calon mertua Juli yang sangat berkuasa di kota tersebut akhirnya dengan uang yang pas-pasan Juli memutuskan untuk pergi dari kota tersebut menggunakan taksi.
Entah kemana ia akan pergi, setelah keluar kota tepat pukul dua dini hari, dia kembali mencari penginapan tapi nihil tidak ada satupun yang mau menerima nya.
Juli, berjalan di atas trotoar, jalan yang kini dipijak nya. dia mengikuti langkah kaki nya yang entah akan membawa dia pergi entah kemana.
Hingga, dia melewati sebuah kafe, perutnya yang saat ini tengah meronta minta di isi.
Akhirnya Juli pun masuk dalam keadaan berantakan semua orang tertuju pada nya.
Dan, pandangan mengejek pun iya dapat kan.
Juli, melihat dompet nya hanya ada uang tiga lembar itupun tak seberapa dia hanya bisa membeli sebungkus roti dan air mineral.
Juli pun kembali meneruskan perjalanan hingga malam tiba tubuh dan jiwa nya yang sudah sangat lelah, mengharuskan dia beristirahat di emper toko sebuah jalan di kota itu.
Hujan deras yang mengguyur tubuhnya, tidak ia hiraukan. saking mengantuk nya dia pun tertidur pulas.
Hingga, seorang wanita tua yang melihat nya merasa sangat iba dia melihat penampilan Juli tidak seperti gembel karena baju yang dikenakan oleh Juli adalah barang branded semua.
Wanita tua yang kini memayungi Juli itu menepuk bahu Juli pelan, dia berkata dengan lembut nya"Nak,... bangun apa kamu tidak kedinginan tidur di tengah hujan begini.
bahkan tubuh mu basah kuyup."ucap wanita itu setelah melihat Juli, membuka mata.
"Nyonya, anda siapa?..."ucap Juli setengah sadar.
"Ikut lah dengan ku tak baik tidur di sini, ditengah hujan nanti kamu sakit."ucap wanita tua yang baik hati tersebut.
"Terimakasih nyonya"ucap Juli yang langsung mengikuti nya tidak perduli dia siapa namun yang pasti Juli hanya ingin beristirahat dari tubuh nya yang lelah dan menggigil kedinginan.
Sampai lah di sebuah rumah yang tak jauh dari pusat kota Juli dibawa masuk oleh wanita tua itu, dia bahkan langsung mempersilahkan Juli untuk duduk di depan perapian yang masih baru menyala, rumah yang cukup besar untuk ditinggali oleh wanita tua itu sendirian.
...🌹💖💖💖🌹...
Dua jam sudah, saat ini Juli sudah berganti pakaian dengan piyama tidur dan bahkan dia sudah mengeringkan rambut nya. wanita yang tadi menolongnya saat ini sudah membuat kan minuman untuk menghangatkan tubuh nya.
Nyonya Ester, adalah nama dari wanita tersebut. mereka berbincang seperti seseorang yang sudah saling mengenal lama wanita itu begitu ramah dan baik hati.
"Dari mana? asal mu nak... dan kenapa?... kamu tidur di tengah hujan deras, tidakkah kamu tau itu benar-benar buruk untuk seorang gadis"ujar nyonya Ester.
"Aku dari luar kota, tepat nya aku dibuang oleh keluarga ku! setelah aku dinyatakan hamil tanpa tau siapa ayah dari bayi yang sedang ku kandung"ujar Juli, sambil berlinang air mata.
"Ya... tuhan malang sekali nasibmu nak,, kamu terkatung-katung di jalan dalam keadaan hamil. tega sekali orang tua mu,, ya walaupun kesalahan itu teramat besar tapi tidak seharusnya mereka memperlakukan mu seperti itu"ucap nya.
"Aku tidak tahu lagi harus pergi ke mana, sementara uang tabungan ku habis dan semua pasilitas ku di cabut "ucap Juli sambil menghapus sisa air mata nya saat ini.
"Kamu tidak perlu khawatir,, tinggal lah dengan ku disini, aku tidak punya siapa-siapa lagi saat ini, suamiku telah lama meninggal dan putri ku menghilang entah kemana. kamu bisa menjadi putri angkat ku dan mulai besok aku akan mengurus surat adopsi kau akan menjadi putri ku dan nama mu akan menggunakan nama keluarga ku.
"Terimakasih Nyona"ucap Juli sambil memeluk wanita tua itu.
"Mulai sekarang nama mu adalah Juli Ester, dan aku adalah Jerina Ester"ucap wanita itu antusias.
Bukan tanpa alasan dia terburu-buru mengangkat Juli sebagai anak nya itu karena dia melihat kerapuhan Juli, yang sama persis dengan putri nya yang entah dimana. karena sebuah kecerobohan saat hendak pergi ke luar negeri, Jerina harus kehilangan putri semata wayangnya. gadis berusia delapan belas tahun itu menghilang di kota Paris.
Hari berganti Minggu berganti bulan, kehamilan Juli, semakin membesar saat ini dia bahkan kesulitan untuk beraktivitas karena bayi kembar yang kini ia kandung. tapi Juli tidak pernah berdiam diri, meski memiliki kesulitan dalam bergerak.
Dengan bantuan sahabat satu komplek nya itu dia mendapatkan pekerjaan di kafe sebagai pelayan, yang mengharuskan bekerja dari pagi hingga pukul sepuluh malam.
Barulah ia akan pulang dan beristirahat di rumah yang selama ini menaungi nya, hingga usia kandungan Juli berusia tujuh bulan.
Terpaksa dia harus menjalani operasi Caesar, saat itu karena pendarahan hebat yang di alami nya.karena terlalu dipaksakan untuk bekerja.
Sebenarnya dokter sudah mewanti-wanti pada Juli, agar berhenti bekerja. karena dokter sudah melihat gejala itu sedari awal kandungan Juli awal nya kuat tapi karena dia tidak memperhatikan kondisi tubuh nya yang terlalu sering kecapean akhirnya menyebabkan gangguan terhadap kandungan nya itu.
Juli pun pasrah dan menerima saran dokter untuk melakukan operasi Caesar, meski butuh dana yang tidak sedikit dia pun harus meminjam uang kepada bos nya saat itu beruntung bos nya baik hati.
Penderitaan Juli tidak berhenti sampai di situ, karena putri yang pertama kali di keluarkan saat itu begitu lemah dia tidak sanggup bertahan hidup dan meninggal beberapa menit kemudian.
Juli, tidak mengetahui itu setelah itu bayi laki-laki itu lahir walaupun berat badan nya dibawah bayi perempuan tadi tapi bayi tersebut selamat, dan langsung di bawa ke ruang perawatan bayi.
Sementara yang meninggal di bawa ke ruang mayat khusus bayi.
Juli, belum sadarkan diri juga setelah operasi Caesar berakhir hingga satu hari dia belum juga sadar .
Nyonya Ester, membawa mayat bayi Juli dengan bantuan ambulans menuju ke tempat pemakaman bayi perempuan tersebut di beri nama Jessi, dia di makamkan dengan nama itu.
Keesokan hari nya, barulah Juli tersadar dan dia mengetahui kabar duka itu dari dokter Juli, awal nya menangis histeris tapi setelah dokter mempertemukan dia dengan bayi nya yang masih hidup, akhirnya Juli berhenti menangis meski hatinya nya pedih.
Juli, harus kuat demi putra nya yang kini masih hidup.
kehidupan Juli, kini sudah berubah semenjak kehadiran Jerry kecil yang sangat lucu dan menggemaskan dengan pertumbuhan nya yang, sangat cepat.
Jerry memiliki postur tubuh yang bagus dia tumbuh lebih cepat dari bayi seusia nya.
satu tahun telah berlalu, kini Juli pulang membawa kue ulang tahun untuk putra semata wayangnya itu. ini adalah ulang tahun pertama nya Juli, ingin merayakan nya meski mereka hidup dalam perekonomian yang sulit saat ini.
Sesampainya di rumah Juli disambut gelak tawa putra nya yang kini tengah di gendong oleh ibu angkat nya itu.
"Hi... sayang mommy datang happy birthday Jerry"ucap Juli, sambil memeluk erat putra nya itu dan memberikan ciuman di seluruh wajah nya ada ada air mata yang kini menetes di pipi nya.
Juli sangat sedih karena seharusnya dia merayakan ulang tahun kedua anak nya tapi hanya ada satu yang kini berada di dalam pelukan nya.
"Selamat ulang tahun cucuku Jerry,"ujar nyonya Ester.
Mereka pun larut dalam bahagia sekaligus sedih, karena saat ini bahkan Juli belum bisa memberikan yang terbaik untuk putra nya itu.
Sementara di kediaman Edgar, saat ini dia tengah berdebat hebat dengan istri nya Angela, yang meminta Edgar menikah lagi karena Angela tidak bisa lagi memberikan dia anak.
Edgar, yang tidak ingin membagi cinta nya saat ini jelas dia menolak untuk mengabulkan permintaan istri nya itu.
Edgar, milih untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan ketimbang meladeni sang istri yang terus menerus meminta hal itu.
Edgar, memang menginginkan anak tapi dia tidak ingin menghianati cinta nya terhadap Angela, yang selama ini menemani hidup nya.
Edgar, hanya ingin hidup bahagia bersama dengan istrinya itu. dia pasrah dengan takdir nya dan dia sudah berniat akan memberikan seluruh harta nya kelak pada keluarga besar nya.
Jika dia tidak ditakdirkan untuk memiliki anak, karena pencarian nya terhadap wanita itu pun terpaksa di hentikan karena sudah hampir dua tahun belum juga ditemukan.
Edgar, hanya bisa pasrah dan berdoa dalam hati nya jika kelak anak nya benar-benar hidup semoga mereka dipertemukan meski di keadaan tersulit sekalipun.
Tiga tahun berlalu sejak merayakan ulang tahun pertama nya, pertumbuhan Jerry tidak pernah ada kendala hingga tahun ke empat Juli memeriksa kan putra nya itu kesebuah rumah sakit.
Karena melihat kondisi putra nya yang tampak pucat dan sering demam tinggi kadang di tubuh nya terdapat lebam padahal tidak pernah terjatuh dan sebagainya.
Juli, memeriksa kan keseluruhan bagian tubuh putra nya saat lewat dokter yang selama ini selalu memeriksa kondisi putra nya itu jika sedang demam.
Setelah dilakukan pengecekan ulang ternyata Jerry mengidap kanker darah stadium satu dan itu terlambat disadari oleh Juli. karena kesibukan nya mencari nafkah untuk kelangsungan hidup mereka.
Juli, langsung pingsan ketika mendengar penuturan dokter. padahal saat itu dia sedang memangku putra semata wayangnya itu.
Dokter dan suster pun langsung menolong mereka berdua dibawa nya ke atas ranjang tepat pemeriksaan Juli berbaring di sana sementara Jerry di gendong oleh suster yang ada di ruangan itu.
Jerry, menangis histeris kala melihat sang ibu tak sadarkan diri saat ini dokter terlihat sedang memeriksa kondisi Juli dengan sangat hati-hati.
Setelah Juli, sadar dia langsung bangun dan memeluk putra semata wayangnya itu, Juli tidak berhenti menangis hingga dokter menghampiri nya dan merangkul bahu nya.
Dokter itu, merasa iba pada Juli, setelah hampir empat tahun mengenal Juli. karena dia sendiri yang selalu memeriksa kondisi Jerry hingga mereka bisa akrab dan Juli sempat bertukar cerita dengan dokter itu.
"Juli sebaiknya kamu pulang dulu ke rumah, biarkan putra mu di sini, aku janji akan merawatnya dengan baik kau tidak usah pikir kan masalah biyaya untuk saat ini lebih baik kamu pulang dan beritahu keluarga mu dan jika mungkin cari tahu siapa ayah kandung nya karena untuk pengobatan putra mu membutuhkan hubungan keluarga! dia butuh donor lebih cepat lebih baik karena kemoterapi tidak menjamin seratus persen"ujar sang dokter.
"Dokter, aku sudah tidak punya siapa-siapa selain ibu angkat ku keluarga ku sudah lama membuang ku, bahkan mereka tidak pernah mencari keberadaan ku lalu aku harus pulang kemana untuk meminta bantuan mencari siapa ayah dari putra ku ini itu adalah hal yang mustahil saat ini apa tidak ada cara lain nya untuk menyelamatkan putra ku"ujar Juli.
"Selain kemoterapi, tidak ada jalan lain lagi tapi itu hanya bisa menahan sel kanker untuk sementara bukan nya aku meragukan tindakan medis tersebut, tapi kebanyakan itulah yang terjadi"ucap dokter itu.
"Apa, aku tidak bisa menjadi donor untuk putra ku"ucap Juli lagi.
"Dayang nya sempel yang tadi kami ambil tidak cocok jadi seratus persen keyakinan ku adalah ayah, atau salah satu anggota keluarga nya Jerry Yang bisa menjadi donor untuk putra mu"penjelasan sang dokter sungguh membuat Juli merasa sangat sulit saat ini jangan kan mencari hal yang tidak mungkin bagi nya yang mudah saja dia belum tentu bisa.
Akhirnya, Juli memutuskan untuk merawat putra semata wayangnya di rumah sakit itu.
Untuk sementara waktu biyaya ditanggung oleh dokter yang selama ini selalu memeriksa kondisi Jerry.
Dia adalah dokter spesialis anak yang baik hati terhadap Juli dan yang lain nya. dokter itu hanya ingin meringankan beban Juli dia tau Juli adalah seorang singgel Peren bahkan gaji dari beberapa pekerjaan nya yang selama ini dia jalani hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Setelah memastikan keadaan putra nya aman dalam perawatan dokter spesial kangker.
Juli pun meminta bantuan kepada ibu angkat nya untuk menemani putra nya di rumah sakit itu.
Saat ini dia berencana untuk pulang ke rumah orang tua kandung nya untuk meminta bantuan mencari ayah kandung Jerry. ia tau saat ini hanya mereka yang mampu menolong nya.
Juli pun akhirnya pergi menuju ke tempat asal nya dulu yang berbeda di luar kota tersebut.
Sesampainya di sana, dia hanya bisa mendapatkan kenyataan pahit karena kedua orang tua nya menolak untuk kedatangan nya, jangan kan memberikan bantuan mereka bahkan menolak kehadiran Juli di sana.
Setelah empat tahun berlalu mereka masih tetap kekeuh dengan pendirian nya membuang Juli untuk selamanya.
Apa lagi setelah mendengar bahwa cucu yang tidak pernah mereka harapkan karena terlahir dari sebuah kesalahan mereka semakin membenci keduanya.
Juli, berjalan gontai keluar dari gerbang rumah yang dulu menjadi istana nya.
Hatinya, begitu perih mendapatkan penolakan dari keluarga nya sendiri yang dulu teramat sangat menyayangi nya, karena dia adalah putri satu-satunya di keluarga itu.
Dia hanya punya satu orang kakak laki-laki yang kini tinggal di Paris. dia jarang pulang selama lima tahun ini dia bahkan mengira Juli baik-baik saja seperti kebohongan orang tuanya yang mengatakan bahwa Juli sudah menikah dan dibawa suaminya tinggal di luar negeri.
Tidak ada kecurigaan apa pun dari kakak nya itu.
Juli yang mengetahui hal itu dia tidak ingin berbuat apa-apa, biarlah kakak yang selama ini selalu menjaga nya tidak mengetahui hal itu dia tidak ingin menghancurkan hubungan baik di antara mereka. cukup dirinya yang sampai saat ini terbuang dari keluarga.
Setelah itu, Juli mendatangi rumah sakit yang dulu telah membuat Juli menanggung beban derita hingga saat ini meski dia juga bersyukur karena telah diberi seorang putra yang selama ini jadi penyemangat hidup nya untuk terus tetap bertahan dari hidup keras yang ia jalani selama ini.
Juli, sengaja mencari informasi tentang pria yang saat itu melakukan proses inseminasi.
Tapi sayang, semua informasi itu sudah tidak ada lagi dan terkesan sudah ada yang menghapus jejak nya.
Juli bahkan diberitahu oleh staf rumah sakit itu bahwa dokter itu telah di pecat sejak saat itu.
Juli, hanya bisa pasrah dengan derai air mata yang tak kunjung usai saat ini.
Dia akan mencoba sekuat tenaga untuk menyembuhkannya sepulang dari kota kelahirannya itu.
Setibanya di rumah Juli langsung mencari kerja lagi bahkan dia tidak menghiraukan keadaan diri sendiri, dia benar-benar bertekad untuk mencari uang demi kesembuhan putra nya itu.
Juli pun terus berjuang kesana kemari untuk mendapatkan uang karena tidak sedikit biyaya yang harus ia keluarkan.
Siang hari Juli bekerja di cafe malam hari bekerja di club malam. hingga jam dua dini hari pekerjaan nya mengantar kan minuman ke setiap ruangan VVIP, tak jarang dia diminta untuk menemani mereka minum tapi Juli menolak keras setiap ajakan yang datang.
Hingga pagi tiba, dia kembali ke rumah sakit untuk menemui putra tercinta nya ia tidur sambil memeluk putra nya setiap pulang kerja dokter yang sudah lama berteman dengan Juli merasa prihatin dengan kondisi ibu dan anak itu, dia sempat menawarkan untuk menikah dengan nya meski jadi istri kedua, tapi Juli menolak.
...🌹💖💖💖🌹...
Satu tahun sudah, Juli berjuang keras tapi hasil nya masih sama, bahkan kondisi putra nya Jerry semakin parah, saat ini dia berulang tahun yang ke lima.
Juli, menguatkan hati membawa sebuah kotak berisi cake cokelat paforit nya. dengan hiasan foto Hero paforit nya yaitu kapten Amerika.
"Sayang mommy selamat ulang tahun"ucap Juli, sambil tersenyum dipaksakan karena sebelum masuk dia sedang menangis sesenggukan.
Di luar ruangan bersama dokter yang selama ini mendampingi nya saat dia masuk terlihat Jerry, tengah berbaring lemah menatap ke arah nya.
Tak bisa di bayangkan betapa hancur nya hati Juli, setiap kali dia melihat keadaan Jerry, air mata nya selalu mengalir setiap hari saat dia berada di sana.
Walaupun semua itu berusaha terus ia sembunyikan dari putra nya, dia harus berusaha tegar dan tersenyum manis di depan putra nya itu.
"Nyonya, dokter meminta anda untuk menemuinya dari kemarin tapi anda tidak bisa di hubungi"ucap perawat yang selalu berada di sisi Jerry, selama dua puluh empat jam.
"Saya lupa mengisi baterai handphone saya kemarin, setelah ini saya akan menemui nya"kata Juli.
"Sayang,,, ayo tiup lilin nya jagoan mommy, mommy juga bawakan kado spesial untuk mu"ucap Juli yang kini membawa Jerry ke atas pangkuan nya.dengan sangat hati-hati.
Dua tahun sudah kini Jerry berjuang melawan penyakitnya, semangat nya adalah sang mommy, yang selalu berjuang keras untuk kesembuhan nya.
Jerry, bahkan tidak pernah rewel sekalipun dia sedang menahan rasa sakit nya dia selalu mencoba untuk tersenyum kepada mommy nya, walaupun Juli sangat mengetahui hal itu dia merasa sangat hancur, bagaimana bisa anak seusia Jerry bisa bersikap seperti orang dewasa ditengah ia merasa kan sakit.
Hingga ia menyuapi putranya itu sepotong cake dia terus menerus menguatkan hati agar tidak menangis. hari ini dia mengajukan cuti dari cafe tempat ia bekerja.
Dia, ingin menemani putra nya di hari spesial nya bersama dengan Jerina yang selalu menemani putra nya selama ini wanita itu tidak kenal lelah meski dia sudah tidak bisa berjalan dan harus menggunakan kursi roda untuk beraktivitas.
Juli pamit sebetar untuk menemui dokter yang selama ini menangani penyakit putra nya itu, sesampainya di ruangan dokter itu Juli langsung dipersilahkan oleh nya untuk duduk.
Mereka, membahas kondisi Jerry yang semakin memburuk karena kemoterapi yang di jalani oleh Jerry, tidak membutuhkan hasil.
Harapan terakhir yang harus di lakukan Juli adalah mencari donor sum-sum tulang belakang yang cocok dengan Jerry, dan itu hanya bisa di dapat kan dari sanak keluarga Jerry termasuk ayah kandung nya sendiri.
Juli, hanya memiliki waktu hingga dua bulan untuk itu. jika lebih dari itu maka Jerry, tidak akan tertolong.
Juli, yang mendengar kenyataan pahit itu dia menangis sejadinya di ruangan dokter tersebut beruntung sahabat nya selalu berada di samping nya saat Juli membutuhkan nya sekedar untuk berbagi kesedihan seperti saat ini.
Juli, kembali ke dalam ruangan putra nya saat ini dia sudah terlihat baik-baik saja walaupun di paksakan demi putra nya yang kini masih menikmati kue paforit nya itu.
"Mom... cake nya enak aku suka, boleh? aku minta lagi besok dan besoknya lagi, sebelum aku tidur"ucap Jerry, yang langsung membuat Juli berhenti bernafas untuk sesaat.
Mendengar kata tidur, Juli tidak sanggup mendengarnya selama ini dia sangat takut putra nya tidak bangun lagi setelah tidur.
Bahkan, Juli selalu terjaga demi menunggu putra nya bangun agar ketakutan akan kepergian putra nya itu tidak benar-benar terjadi.
Juli yang menahan tangisnya dia hanya bisa mengangguk saat ini.
Sementara itu, Edgar sedang berada di kota yang sama dengan Juli, dia sedang melakukan peninjauan terhadap anak cabang perusahaan nya.
Edgar, yang sudah bercerai lama dengan Angela, yang ketahuan berselingkuh dengan dokter pribadi yang yang selama ini mengobati nya.
Malam itu, dia baru kembali dari tempat meeting di tengah jalan ia mengerem mendadak saat melihat seseorang perempuan tengah berjalan di tengah jalan.
Edgar langsung menarik wanita itu dengan cepat kilat karena hampir saja tertabrak oleh mobil yang melintas saat itu.
Juli, hanya terus menangis tanpa henti hingga, Edgar membawa nya kedalam mobil dan tiba-tiba memberikan pelukan untuk menenangkan wanita yang sama sekali tidak di kenal nya. entah kenapa? Edgar bisa melakukan hal itu seperti ada magnet yang menarik nya untuk bisa menenangkan wanita tersebut.
Setelah, kondisi Juli sedikit tenang, akhirnya Edgar memberikan pertanyaan.
"Siapa nama mu nona, dan kenapa?... kamu nekad ingin bunuh diri"ujar Edgar.
Juli, masih terdiam tanpa kata dia tidak bisa berkata-kata, karena teramat sangat sedih melihat keadaan putra nya itu.
"Aku ingin mati saja, jika nyawa putra ku tidak tertolong lagi"ucap Juli di akhiri tangis pilu, Edgar kembali mendekap erat Juli mengelus punggung wanita itu.
"Apa ada yang bisa ku bantu"ujar Edgar lagi.
Tiba-tiba saja Juli langsung berkata dengan penuh permohonan.
"Tuan tolong pinjamkan aku uang , aku janji akan membayar nya meski harus menjadi penghangat ranjang mu! meski aku harus bekerja untuk mu seumur hidup ku! tolong selamatkan putra ku,, aku tidak ingin kehilangan nya dia adalah separuh nyawa ku,, tuan aku mohon! dengan uang itu aku bisa mencari pendonor untuk putra ku"ucap Juli Edgar terdiam sejenak mencerna kata-kata Juli.
Mereka pun akhirnya berbicara dengan serius, hingga Edgar memutuskan untuk mengantar Juli pulang tapi Juli menolak karena, Edgar tidak menyanggupi pinjaman yang sudah di pinta oleh Juli.
Saat ini Juli berniat untuk turun dari mobil, tapi kemudian Edgar menahan nya.
"Kita, bicarakan lagi besok sore, ini kartu nama saya besok kamu bisa datang ke rumah saya tapi sekarang sebaiknya anda pulang biar saya yang mengantar Anda karena tidak baik sendirian berada di jalan, katakan dimana rumah Anda"ucap Edgar.
"Aku tinggal di rumah sakit, saat malam tiba karena putra ku berada di sana"ucap Juli dan Edgar pun mengantarkan Juli kembali ke rumah sakit tersebut.
Edgar, menghela nafas panjang setelah itu dia langsung bergegas pergi dengan mobilnya, sementara Juli, masih melamun saat ini karena mengingat wajah Edgar, dan putra nya bak pinang di belah dua.
Sore itu, Juli mendatangi kediaman Edgar. di komplek Mension milik para pengusaha hebat.
Dia berjalan kaki setelah melewati gerbang komplek yang dijaga ketat oleh scurity saat itu Juli menunjukkan identitas nya dan kartu nama Edgar.
Juli, kembali melanjutkan perjalanan nya dengan berjalan kaki jajaran Mension yang yang luas dari setiap unit membuat Juli kelelahan dia pun berhenti sejenak. tepat di depan gerbang Mension milik Edgar.
Dia, belum menyadari nya bahwa dia sudah sampai di tempat tujuan.
Edgar, yang masih berada di perjalanan.dia mendapatkan telpon dari pihak keamanan komplek bahwa ada seorang wanita yang mencari nya. dan foto Juli, muncul di layar monitor komplek yang kini dikirim oleh pihak scurity.
"Biarkan dia masuk."ucap Edgar sesaat sebelum Juli masuk kedalam area komplek tersebut.
Juli, berulang kali memencet bel pintu gerbang itu. setelah rasa lelahnya berkurang tapi scurity yang berjaga di depan tidak kunjung membuka pintu gerbang tersebut.
Juli, masih harus menunggu sampai Edgar datang. seperti itu yang di ucapkan oleh scurity tersebut.
Hingga, suara klakson mobil membuyarkan lamunan Juli yang masih berdiri melihat ke sekeliling tempat yang kini ia berdiri.
"Kenapa kau tidak masuk!."suara bariton pria tampan dan gagah yang kini keluar dari mobil nya.
"Saya tidak ingin melanggar peraturan."ucap Juli.
"Kau bukan pegawai, tapi kau adalah tamuku "kata Edgar tegas sambil mempersilahkan Juli masuk ke dalam mobil.
Seketika itu, gerbang yang menjulang tinggi itu terbuka otomatis. dan mobil yang di tumpangi keduanya masuk ke area Mension Edgar, langsung di sambut oleh kepala asisten rumah nya.
"Katakan pada mereka semua! jika dia datang kapan pun itu layani dengan baik dia adalah tunangan ku"ucap Edgar tanpa rasa ragu.
Sementara, Juli yang mendengar itu. dia langsung kaget tak percaya pria itu bisa berkata seperti itu.
"Baik tuan"ujar kepala pelayan itu.
Edgar, memiliki satu kepala pelayan dan Lima puluh pelayan lain nya termasuk para bodyguard yang selama ini bekerja dengan nya untuk menjaga keamanan Mension tersebut.
Juli pun di persilahkan masuk oleh kepala asisten rumah tersebut, setelah Edgar masuk terlebih dahulu.
"Anggap saja ini rumah mu sendiri, kau boleh pilih mau duduk di mana aku mau mandi dulu"ujarnya sambil berlalu masuk ke dalam pintu lift khusus, yang langsung menuju lantai empat kamar utama milik nya.
Edgar, langsung melepaskan seluruh pakaiannya nya dan masuk kedalam kamar mandi. Edgar tidak ingin berlama-lama di sana dia langsung mandi dan setelah selesai dia langsung keluar dan masuk ke dalam walk in closed untuk memakai pakaian nya.
Setelah, hampir lima belas menit akhirnya Edgar turun. masih menggunakan lift yang sama dia mencari keberadaan Juli. yang kini tengah berdiri di depan dinding kaca yang menjulang tinggi memperlihatkan keindahan taman Mension milik Edgar.
"Apa? kau suka."ucap Edgar dari samping.
"Heumm...ya."jawab Juli.
"Mulai sekarang, kau bisa melihat nya sesering mungkin. jika kau bersedia tinggal di sini."ujar Edgar.
"Tuan kita belum membuat kesepakatan, dan untuk ucapan ku saat itu,, apa? sudah tuan putuskan. aku butuh uang itu agar putra ku segera melakukan operasi."ucap Juli.
"Duduk lah, kita harus bicara."ucap Edgar sambil menunjuk ke arah sofa empuk tersebut.
Juli pun duduk, begitu juga dengan Edgar, mereka duduk saling berhadapan.
"Saya ingin bertanya satu hal pada mu"ucap Edgar terjeda.
"Dimana ayah dari putra mu hingga kamu berjuang seorang diri demi kesembuhan putra mu."ujar Edgar.
"Maaf tuan, saya tidak bisa menjawab pertanyaan tuan. saya permisi jika Anda tidak ingin memberikan pinjaman, saya masih ditunggu pihak rumah sakit."ucap Juli yang hendak pergi tapi langkah nya terhenti saat itu juga karena Edgar berucap.
"Lima milyar untuk lima bulan! menjadi penghangat ranjang ku! apa? kamu setuju karena aku tidak punya penawaran lain nya itu sudah keputusan final"ujar Edgar, serius.
Juli, yang masih berdiri membelakangi Edgar, dia menitikkan air mata.
Rasanya, sungguh sangat sakit, tapi dia harus kuat dengan jalan yang di ambil nya demi putra nya itu.
Juli, mengusap kasar air mata nya setelah itu dia berbalik badan lalu mengangguk kan kepala nya di hadapan Edgar yang kini tengah menatap nya.
"Duduk lah, dan tanda tangan surat perjanjian nya"ucap Edgar yang langsung memanggil asisten nya untuk mengambil surat perjanjian yang sudah di buat nya pagi tadi oleh asisten pribadi nya.
Sebenarnya, Edgar tidak tega jika harus melakukan itu, tapi ada alasan khusus dibalik semua itu.
Yang masih menjadi rahasia nya, dan uang sebesar lima milyar itu tidak ada apa-apa nya untuk seorang Edgar yang keturunan the ril sultan.
Edgar, menyodorkan surat perjanjian itu pada Juli.
Dia, menyuruh nya untuk membaca poin penting yang ada di dalam surat perjanjian tersebut. yang sebagian menyatakan bahwa Juli, harus melayani nya seperti seorang istri selama waktu yang telah di tentukan.
Itu artinya dia harus tinggal bersama dengan Edgar selama lima bulan.
Juli, tidak membaca nya terlebih dahulu. dia langsung menandatangani kontrak tersebut. dan dia langsung pamit pulang untuk menemui putra nya yang kini tengah terbaring lemah.
Edgar, memberikan salinan kontrak tersebut pada Juli. agar dia bisa membaca isi perjanjian tersebut nanti.
"Sekarang kamu bebas tapi besok sore kau harus mulai bekerja."ucap Edgar, sambil menatap wajah cantik yang masih terlihat sembab karena Juli. sama sekali tidak menggunakan make up apa pun.
Wajah polos alaminya sudah lebih dari cantik bibir nya berwarna merah muda alami ciptaan Tuhan yang paling indah.
Edgar, sedikit menyunggingkan senyum sesaat setelah Juli pergi.
Edgar, masih menyelidiki kebenaran tentang wanita itu sejak pertemuan nya kemarin malam tepat nya dua hari yang lalu.
Orang kepercayaan nya mengatakan, bahwa Juli pernah mendatangi rumah sakit yang dulu Edgar percayakan untuk menjalankan proses inseminasi.
Bahkan, Juli sempat mencari tau tentang kejadian enam tahun silam. Edgar yang mengetahui itu dia yakin bahwa Juli lah wanita yang selama ini ia cari karena telah membawa benih yang seharusnya di tanam di rahim wanita lain.
"Jika benar itu adalah kamu aku janji akan membalas Budi baik dan pengorbanan mu selama ini. meski kenyataan nya putra ku terlahir sakit seperti sekarang ini.
Edgar langsung memerintahkan kepada orang kepercayaan nya untuk mencari tau putra Juli yang kini dirawat di rumah sakit itu.
Hari, semakin gelap Juli baru tiba di rumah sakit setelah pukul tujuh malam.
Dia, langsung mendatangi putra nya itu saat ini dia ingin memeluk erat putra nya.
Dia, sudah berjuang hingga titik darah penghabisan dan saat ini dia rela menjual kehormatan nya demi kesembuhan putra semata wayangnya itu.
Sesampainya, di dalam ruangan tersebut. Juli yang kini menggunakan baju khusus yang sudah di steril sebelum ia masuk ke dalam ruangan khusus tempat putra nya di rawat saat ini, Juli langsung memeluk tubuh lemah itu.
"Bertahan lah putra ku,,, kamu harus kuat demi mommy. karena mommy tidak memiliki siapapun selain dirimu, mommy tidak ingin kehilangan mu. lebih baik mommy mati dari pada harus kehilangan dirimu,, kamu adalah harta berharga yang selama ini mommy jaga. andaikan saudara kembar mu masih hidup mungkin mommy tidak akan sesakit ini setidaknya dia lah yang akan menolong mu saat ini gumam nya lirih.
Juli, tidur di samping ranjang tepat nya ketiduran sambil terduduk di kursi tunggu sampai jam lima pagi. setelah bangun dia langsung membersihkan diri dan pamit pada perawat yang menjaga putra nya itu.
"Saya pamit pulang dulu jika Jerry bangun bilang mommy sedang bekerja saya usahakan besok kesini setelah pulang kerja"ucap Juli pada perawat yang kini mengangguk sebagai jawaban atas permintaan Juli.
Wanita cantik itu pun berlalu pergi kini tujuan nya adalah rumah tempat Jerina berada. Jerina sudah tak lagi bisa berpergian karena keadaan nya semakin parah.
Sesampainya di rumah Juli langsung menemui ibunya itu.
"Mom... gimana? keadaan nya apa sudah lebih baik"ucap Juli.
"Masih seperti ini "ucap Jerina.
"Bersabarlah, mulai besok akan ada perawat yang membawa mommy kerumah sakit. besok kita berobat aku sudah mendapatkan uang untuk biyaya operasi Jerry dan untuk mengobati kaki mommy."ucap Juli.
"Mommy, sudah tua Juli biarkan saja mommy seperti ini. yang terpenting sekarang adalah kesehatan Jerry. kasihan cucuku sudah menderita selama dua tahun ini andaikan bisa di tukar lebih baik mommy saja yang menggantikan rasa sakit nya.mommy tidak tega melihat penderitaan kalian berdua."ucap Nyona Ester.
"Mommy, Jerry dan mommy sama berharga nya untuk ku. jadi Juli ingin kalian tetap baik-baik saja! sekarang mommy tidak akan sendirian lagi meskipun aku tak berada di sini. karena pekerjaan baru ku menuntut ku untuk tinggal di sana."
"Tapi sesekali aku akan datang ke sini menjenguk mommy do'a kan saja supaya semua nya kembali membaik agar kita tidak perlu berpisah lagi aku menyayangimu momm... kamu adalah ibu ku saat ini, dan selamanya karena kedua orang tua ku sudah membuang ku untuk selamanya"ucap Juli sambil memeluk wanita tua renta itu, Air mata nya menetes.
"Mommy, selalu berdoa yang terbaik untuk mu dan cucu mommy Jerry, kalian adalah keluarga yang mommy miliki hingga saat ini do'a mommy selalu menyertai mu semoga kelak kamu dan Jerry menemukan kebahagiaan"ucap Nyona Ester.
Juli pun, merawat ibu angkat nya saat ini setelah memandikan nya Juli memakai kan baju pada nyonya Ester. setelah itu dia memberi nya makan dengan menyuapi nya.
Juli, begitu sayang pada wanita yang menjadi ibunya selama ini.
Wanita, yang menyangi nya tanpa pamrih padahal mereka tidak punya hubungan darah.
Juli, meminta seseorang untuk merawat nyonya Ester selama dia tidak berada di rumah.
Karena, saat ini dia harus tinggal bersama Edgar. jika sore hari tiba hingga pagi menjelang.
Sampai, Edgar pergi bekerja dan saat itu Juli bebas pergi ke luar untuk bekerja.
Walaupun, awalnya Edgar melarang keras Juli untuk pergi.
Hari ini, adalah hari pertama Juli membayar hutang pada Edgar.
Sore hari, tepat pukul lima Juli sudah berada di kediaman Edgar, dan langsung menyambut nya saat dia datang.
Juli, wajib tersenyum saat menyambut Edgar. seperti yang tertera di dalam kontrak.
"Kau datang tepat waktu."ucap Edgar.
"Iya tuan."jawab Juli.
"Tolong, siapkan air buat aku mandi terlebih dahulu setelah itu kau tau apa yang harus kamu lakukan."ucap Edgar.
"Iya tuan."ucap Juli yang langsung masuk menuju kamar Edgar setelah sebelumnya di beritahukan oleh kepala pelayan tersebut.
Juli, langsung melakukan tugas nya setelah itu dia menyimpan pakaian ganti untuk Edgar langsung turun untuk menyiapkan makan malam untuk tuan nya itu.
Saat, Juli tengah sibuk berkutat dengan peralatan masak. Juli kaget ada tangan kekar yang kini melingkar di pinggang nya .
"Tuan, saya sedang masak untuk makan malam anda." ucap Juli.
"Siapa? yang menyuruh mu masak kau bukan pelayan di rumah ku! cukup mengurus keperluan ku saja. tidak dengan masak di sini sudah ada koki dan aku akan meminta itu saat aku menginginkan nya."ucap Edgar.
Juli pun, menghentikan aktifitas nya yang kini di ambil alih oleh koki di sana. dan Edgar membawa Juli ke sebuah ruangan.
Ruangan itu, tampak seperti tempat pribadi nya yang tidak pernah di jamah oleh siapapun. Edgar langsung langsung menyuruh Juli duduk di atas sofa yang terletak di ruangan itu.
"Mulai saat ini, ini adalah kamar kita. mulai besok akan ada yang membereskan barang-barang yang sekiranya cocok di taruh di sini. kau bisa menata nya sesuka hati mu! dan mulai besok akan ada ranjang baru di sini aku tidak ingin ada yang berani masuk ke sini selain kita berdua."ujar Edgar,tegas.
"Baiklah tuan, Oya.. boleh aku pulang setelah melayani kebutuhan tuan! aku masih harus menemani putra ku di rumah sakit. dan aku juga harus mengurus ibuku yang sedang sakit"ucap Juli.
"Memang nya uang yang aku berikan masih kurang untuk menggaji perawat untuk ibu dan putra mu! dan satu lagi aku belum tentu bisa puas dengan pelayanan mu yang hanya beberapa jam dan ingat satu lagi setiap pagi kau masih harus mengurus keperluan ku."ujar Edgar.
"Tapi tuan, tidak kah kau merasa iba dengan putra ku yang kini tengah berjuang melawan penyakitnya."ucap Juli.
Edgar terdiam.
"Tentu saja! aku sangat merasa iba karena dia adalah putra ku! satu-satunya dan aku yang akan mendonor kan tulang sumsum ku untuk nya asal kau tahu aku sudah menempatkan orang-orang terbaik ku di sana."gumam Edgar dalam hati.
"Ingat dengan perjanjian kita sayang kamu hanya akan jadi milikku! selama aku berada di rumah,,, kecuali saat aku sedang bekerja kau akan bebas pergi kemana pun, tapi ingat kamu tidak boleh terlambat untuk menyambut kedatangan ku"ujar Edgar,Sam sekali tidak bisa di bantah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!