Selamat membaca ...
...****************...
Di sebuah perusahaan besar yaitu, S.A Group. Dua orang pria yang sedang pusing dengan seorang gadis kecil yang selalu mengganggu ketenangan dalam ruangan tersebut.
“Sayang, Vio jangan mengadu sama Mommy ya,” bujuk Sean pada putrinya yang selalu menangis saat keinginannya tidak terpenuhi.
“Daddy, kuda-kudaan lagi,” rengek Vio yang tidak bisa membuat Sean diam sebentar saja.
“Bagaimana jika bersama paman Roy saja ya? Paman Roy pasti jauh lebih hebat daripada Daddy,” bujuk Sean pada putrinya yang suka membuat pinggang sakit karena terlalu lama berjongkok.
“Benarkah Dadd?” tanya Vio yang sedikit cadel.
Tak butuh waktu lama, kini Sekretaris Roy sudah ada di dalam ruangan Sean. Tentu saja untuk menggantikan Sean menjadi kuda-kudaan putrinya yang nakal.
“Tuan muda, apa ada yang anda butuhkan?” tanya Sekretaris Roy yang kemudian melirik anak kecil yang sedang tersenyum cerah ke arah dirinya.
Glekkk!
Sekretaris Roy menelan salivanya kasar.
‘Kenapa perasaanku jadi tidak enak begini ya,’ batin Sekretaris Roy sambil melirik gadis kecil itu dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Temani putriku sebentar, aku akan menjemput Arga ke sekolah. Sayang, baik-baik dengan paman ya, cuup,” ucap Sean pada putrinya sambil mengecup kening putri kecilnya.
“Oke, Daddy jangan khawatir ya, Vio pasti akan baik-baik saja,” ucap Vio dengan semangat.
Setelah berpamitan pada putri kecilnya, kini Sean bisa bernapas lega karena sudah lepas dari putrinya yang sangat aktif itu.
Tak butuh waktu lama, kini Sean sudah sampai di depan gerbang sekolah, di sana sudah ada Rere dengan cantiknya berdiri sambil menggenggam tangan putranya yang sangat tampan.
“Apa kalian sudah menunggu lama?” tanya Sean saat anak dan istrinya sudah masuk dalam mobil.
“Tidak kok, di mana putri kita?” tanya Rere dengan lembut pada Sean. Sifat itulah yang membuat Sean semakin jatuh cinta pada sosok Rere yang lembut di tambah kecantikan yang Rere miliki, membuatnya semakin mabuk kepayang.
“Tenang saja, Vio bersama Roy,” jawab Sean dengan santai.
“Daddy, aku ingin latihan ilmu bela diri, aku ingin seperti Daddy yang bisa melindungi kami,” ucap Arga yang duduk di kursi belakang.
“Baiklah, Daddy akan mencarikan seseorang untuk mu, sekalian Vio juga,” ucap Sean yang gampang memenuhi setiap keinginan kedua anaknya.
“Bagaimana Daddy bisa menyetujui permintaan anak- anak dengan mudah, hhaah sudahlah,” desah Rere saat melihat suaminya berbuat seenak jidat tanpa persetujuan darinya.
“Ini juga demi kebaikan anak- anak Momm,” ucap Sean berkilah.
“Baiklah, sebaiknya kita harus segera menjemput putri kita,” ucap Rere yang akhirnya luluh.
...----------------...
Setelah sampai di perusahaannya, mereka langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan Sean. Di mana sang putri pasti sudah merepotkan Sekertaris Roy.
Cekleekk.
Di sofa sana terlihat seorang gadis kecil yang sedang tertidur pulas karena lelah bermain.
“Apa yang sudah kau lakukan pada putriku?” tanya Sean penuh selidik.
“Nona muda kecil kelelahan tuan. Saya hanya membaringkan saja,” jawab Sekertaris Roy singkat.
“Besok kau harus mencari pelatih ilmu bela diri untuk putriku, tapi dia juga harus wanita,” titah Sean dengan mudahnya.
“Baik tuan muda. Besok saya akan membawa pelatih itu sendiri,” jawab Sekertaris Roy dengan tegas, karena ia sudah punya bayangan seseorang dalam pikirannya.
“Kalau begitu cepat kembali ke ruangan mu, apa kau mau mengganggu ku bersama dengan keluargaku,” ucap Sean dengan nada mengusir, dan dengan cepat Sekertaris Roy pergi dari ruangan Sean.
Setelah keluar dari ruangan Sean, kini Sekertaris Roy sedang bekutik di benda pipih miliknya untuk menghubungi seseorang.
Tuuttt tuuuutt tuuuutt
“Halo tuan,” sapa seorang pria di sebrang telepon saat sambungan telepon terhubung.
“Kau ikuti wanita yang aku kirim datanya padamu lewat email. Jangan lengah sedikit pun, karena aku tidak menerima kesalahan satu pun, apa kau mengerti?” tanya sekertaris Roy dengan tegas.
“Siap, tuan. Saya mengerti,” ucap pria tersebut tegas di sebrang sana.
“Baiklah, kalau begitu kabari aku jika terjadi sesuatu,” ucap Sekertaris Roy yang memutuskan sambungan secara sepihak.
Setelah menghubungi orang kepercayaannya, kini pria tampan itu kembali berkutat di komputernya, untuk menyelesaikan pekerjaan yang sangat menumpuk karena sang tuan muda yang selalu membuatnya merasa menjadi baby sitter daripada merasa menjadi seorang Sekertaris.
Hingga tak terasa, kini sudah waktunya untuk pulang, dan hari sudah mulai gelap. Pria tampan itu segera bergegas untuk pulang, karena kantor yang sudah mulai sepi, apalagi sang tuan muda selalu pulang lebih dulu karena sebuah alasan anak-anaknya. Ah! jika memikirkan sebuah keluarga, Sekertaris Roy pun rasanya ingin memiliki keluarga yang utuh, yang di bangun atas dasar cinta untuk sebuah pondasi.
Sebagai Sekertaris yang sudah mengikuti Sean selama bertahun-tahun lamanya, ia pun menaiki mobil mewahnya, yang tak kalah mewah dengan sang tuan muda.
Hidup seorang diri di sebuah apartemen yang tidak terlalu besar namun cukup mewah, ia kadang merasa sangat kesepian, jauh dari orang tua dan keluarga membuat pria tampan itu lebih banyak menghabiskan waktunya di luar apartemennya.
Hidupnya yang tidak pernah terusik sedikit pun, bahkan tak banyak yang tahu tentang perjalanannya selama ini, menjadi lebih misterius karena identitas dirinya yang tidak di ketahui oleh siapa pun.
...----------------...
Tak butuh waktu lama, kini sekeratris Roy sudah sampai di tempat yang sudah di kirim oleh mata-mata yang ia kirim.
“Selamat malam, Nona,” wanita cantik itu pun menoleh ke arah sekertaris Roy dengan tatapan penuh selidik, seperti berkata, siapa kau, mau apa kau memanggilku, begitulah kira-kira arti dari tatapannya.
“Hei! Siapa yang menyuruh mu untuk duduk. Aku tidak ingat kau pria kutub itu, upss,” bersungut-sungut sampai lupa rem dan mengatakan yang sebenarnya.
“Baguslah kalau kau sudah ingat, jadi aku tidak perlu berpura-pura lagi,” ucap Sekertaris Roy sambil menampilkan senyum smirk nya, yang membuat wanita cantik itu kesal di buatnya.
“Apa anda tidak bisa membuat orang lain tenang. Sungguh membuat mata dan telinga saya menjadi tidak nyaman,” gerutu wanita cantik tersebut pada pria tampan yang ada di hadapannya.
“Yolanda jackson, seorang guru bela diri untuk tingkat anak-anak, aku membutuhkan mu,” ucap Sekertaris Roy tanpa basa basi membuat wanita yang akrab di sapa Yola itu jengah dengan sikap pria yang ada di hadapannya, yang tidak ada manis-manisnya sama sekali.
“Dari mana anda tahu nama dan pekerjaan saya?” tanya Yola penuh selidik.
“Itu perkara yang mudah bagiku, hanya dengan tendangan mu saja, aku bisa tahu segala hal mengenai dirimu. Bagaimana dengan ayahmu dan juga teman laki-laki mu itu,” jawab sekertaros Roy dengan santai, sedangkan Yola, wanita membulatkan matanya sempurna.
“Are you crazy!” bentak Yola kesal sambil menatap Sekertaris Roy dengan tatapan sinis.
“Anggap saja begitu, apa kau bersedia menerima tawaranku?” tanya sekertaris Roy tanpa mempedulikan kekesalan wanita cantik yang ada di hadapannya.
“Tawaran yang mana?” tanya Yola dengan malas.
Selamat membaca ...
...****************...
“Menjadi guru bela diri untuk anak tuan muda ku. Kau tenang saja, kami akan membayar mu dengan berkali-kali lipat daripada bayaran di kelasmu itu,” jawab sekertaris Roy panjang lebar.
“Aku tidak menerima penolakan apapun, besok pagi aku akan menjemput mu,” sambungnya lagi, membuat Yola mau tidak mau harus menerima tawaran pria gila tersebut.
“Aku tidak bilang begitu. Lagipula, dari mana kau bisa tahu alamat ku?” tanya Yola meremehkan.
“Kau terlalu meremehkan aku. Bahkan jika aku mau, seluruh informasi dirimu aku bisa dapatkan dengan sangat mudah ,” jawab Sekertaris Roy dengan santai.
“Baiklah, kalau begitu aku harus segera pulang. Ayah sudah lama menunggu diriku untuk makan malam,” ucap Yola yang segera bangkit dari tempat duduknya, tapi Sekertaris Roy langsung mencegah wanita tersebut.
“Apa kau masih suka makanan di sini?” tanya Sekertaris Roy sambil menggenggam tangan Yola.
“Jika iya, memang kenapa? Apa ada urusannya denganmu?” tanya Yola sambil menatap Sekertaris Roy dengan tatapan sinisnya.
“Tentu saja, jika memang begitu, mungkin saja kita berjodoh,” jawab Sekertaris Roy yang sengaja menggoda wanita yang ada di hadapannya tersebut.
Hari ini adalah hari di mana Yola dibawa oleh sekertaris Roy ke kediaman Sean dan Rere. Bahkan, pria yang selalu patuh dan tidak ingin membuang waktu itu datang pagi-pagi sekali, membuat gadis tomboy yang ia jemput mengeluarkan tanduknya.
Kini, mereka sedang dalam perjalanan menuju mansion milik Sean. Hanya ada keheningan dalam mobil mewah tersebut, hingga Yola memecah keheningan karena tidak tahan dengan suasana yang begitu mencekam.
“Apa perjalanan kita masih jauh?” tanya Yola tanpa melirik ke arah pria datar yang ada di sampingnya.
“Hmm,” jawab sekertaris Roy asal, membuat Yola kesal di buatnya.
“Apa kau sudah tidak mempunyai suara mu?” tanya Yola sambil melirik tajam ke arah pria datar itu. Namun, Sekertaris Roy hanya diam tak berniat untuk menanggapi ucapan wanita yang ada di sampingnya. Jangan lupa juga wajahnya yang tanpa dosa itu, membuat Yola semakin kesal.
“Apa kau sudah selesai?” tanya sekertaris Roy membuat darah Yola semakin mendidih di buatnya.
‘Sabar Yola, dari dulu pria ini memang pandai sekali membuat suasana hatimu hancur,’ batin Yola dengan penuh kekesalan di hatinya.
“Cih! Menyebalkan,” decak Yola, membuat Sekertaris Roy tersenyum senang dalam hati saat berhasil menjahili wanita tersebut.
...----------------...
Tak butuh waktu lama, kini mobil mewah sekertaris Roy sudah sampai di mansion milik Sean. Dengan tatapan kagum, wanita yang baru saja turun dari mobil tersebut menyapu setiap sudut yang ada di sana dengan mata indahnya.
Sekertaris Roy membawa Yola masuk ke dalam mansion tersebut, dengan pandangan yang terkagum-kagum saat melihat isi dari mansion milik Sean, hingga datang seorang pria paruh baya yang menghampiri mereka.
“Sekertaris Roy, tuan muda akan segara turun, saya akan mengambil minum untuk Nona ini,” ucap seorang pria paruh baya yang tak lain adalah Pak Sam.
‘Apa pria tadi adalah pelayan, kenapa penampilannya bahkan jauh lebih baik dariku, haiss orang kaya memang aneh. Oh tidak, aku saja yang berpenampilan sederhana, tapi ini memang pantas di sebut istana. Siapa ibu dari anak yang akan ku latih? Pasti wanita itu sangat beruntung, dan juga sangat di cintai, aku juga ingin mendapatkan pria kaya dan tampan, Tuhan,' jerit Yola dalam hati, sungguh ia terperangah saat melihat isi mansion milik Sean.
Hingga datang sepasang suami istri yang sangat serasi. Bahkan di mata Yola itu adalah dewa dan Dewi, tapi jika di pikir-pikir, seisi mansion itu para pelayan dan penjaganya memang terlihat bersih dan rapih, tentu saja itu juga berlaku dengan sosok pria datar yang sudah menjemput dirinya.
“Selamat pagi tuan muda, Nona muda,” sapa sekertaris Roy bangkit untuk memberi hormat. Yola yang melihat hal itu pun reflek mengikuti apa yang telah sekertaris Roy lakukan dan segera bangkit dari duduknya.
“Selamat pagi tuan muda, nona muda,” sapa Yola yang masih menundukan kepalanya, membuat Rere dan Sean tersenyum penuh arti pada sekertaris Roy.
“Sesuai dengan permintaan tuan muda dan nona muda, saya sudah mencarikan pelatih untuk nona kecil,” ucap sekeratris Roy yang sudah tidak tahan di tatap seperti seorang pria yang telah menculik seorang gadis.
“Kalian duduklah! Pak Sam, tolong bawa Queen Vio kesini,” titah Sean yang tidak melepaskan rangkulan tangannya dari pinggang Rere dengan posesif.
“Terima kasih tuan muda,” ucap Yola dan sekeratris Roy duduk bersamaan.
“Intro!” titah Sean dengan wajah datarnya.
Glekk!
‘Tampan tapi kok sangat menakutkan, apa nona ini tidak takut dengan pria dingin ini, baiklah aku hanya harus tenang,’ batin Yola menenangkan dirinya sendiri.
“Nama saya Yolanda Jackson, saya hanya seorang pelatih ilmu bela diri tingkat anak-anak dan remaja saja,” ucap Yola memperkenalkan dirinya sendiri.
“Hmm, berapa usiamu?” tanya Sean yang masih memasang wajah datarnya, membuat Yola gugup.
“Usia saya 26 tahun, Tuan,” jawab Yola yang masih menundukan kepalanya tak berani melihat ke arah sepasang suami istri tersebut.
“Cih! Tua,” decak Sean yang membuat Yola tersentak kaget dan membulatkan matanya dengan sempurna.
“Maksud tuan apa ya?” tanya Yola mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sepasang suami istri tersebut dengan mengumpulkan keberaniannya.
“Apa kau sudah menikah?” tanya Sean balik tanpa mengindahkan pertanyaan dari Yola.
‘Hei! Apa maksudnya ini, apa tuan ini sedang mengejek usia ku, apa karena dia merasa paling kaya dan bisa mengatai diriku,’ gerutu Yola dalam hati tak terima.
“Belum tuan muda,” jawab Yola yang tak berani mengeluarkan isi hatinya.
“Daddy! Mommy!” teriak seorang gadis kecil yang baru saja datang sambil berlari ke arah orang yang ia panggil Daddy dan Mommy.
“Sayang, jangan berlarian seperti itu, nanti jatuh,” ucap Rere yang menasehati putrinya.
“Iya Momm, maaf, siap ini paman Roy, apakah ini bibi baru ku?” tanya gadis kecil itu dengan polosnya, membuat Sekertaris Roy tersipu sekaligus merutuki anak dari tuan mudanya tersebut.
‘Nona kecil, sifat anda memang cetakan dari Daddy mu ya, sangat menyebalkan. Lihat apa yang telah kau pertanyakan padaku, membuat semua orang menatapku dengan aneh,’ gerutu Sekertaris Roy sambil menetralkan kembali raut wajahnya sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan gadis kecil tersebut.
**To be continue**
Terima kasih
...****************...
Tekan favorite agar dapat notifikasi jika sudah up ya ...
Dukungan kalian sangat berarti buat author remahan seperti Mimin ...
Follow ig Mimin @aran_diah
Ada yang mau ikut grup wa gak? Kalo mau DM Mimin ya ...
Lope lope buat kalian semua ...
Selamat membaca ...
...****************...
“Paman Roy, kenapa paman diam saja?” tanya gadis kecil tersebut pada pria yang dari tadi hanya diam saja.
“Nona kecil salah paham, kakak ini adalah guru untuk nona,” jawab sekertaris Roy dengan santai seolah tak ada rasa apapun. Sedangkan, wanita cantik yang ada di samping Roy tersebut wajahnya sudah memerah bagai kepiting rebus.
“Sayang, mulai besok Vio sudah bisa belajar dengan kakak Yola, jadi anak yang nurut ya,” ucap Rere sambil mengelus kepala putrinya dengan lembut.
“Siap Momm,” ucap Vio dengan patuh.
“Roy, kau juga harus menemani dan mengawasi putriku ke manapun pergi. Dan kau, apa kau siap berada di sini selama kau bekerja?” tanya Sean pada wanita yang sudah ia sindir tersebut, wajahnya yang dingin dan datar, membuat Yola seakan meraskan sesak napas. Seolah dirinya sedang berebut oksigen dan merasa sedang di interogasi.
“Saya siap tuan muda, begitu pun dengan wanita ini, akan saya pastikan nona kecil akan aman selama belajar,” bukan Yola yang menjawab, melainkan pria datar dan kaku itu. Bahkan, sekertaris Roy dengan santai mengatakan hal tersebut dan menampilkan wajah tanpa dosa, membuat Yola kesal dengan keputusan yang di ambil oleh pria itu.
‘Whatt! Dasar gila! Awas saja kau pria laknat, aku akan memperhitungkan semua ini denganmu,’ gerutu Yola sambil melayangkan lirikan mautnya pada pria itu. Sedangkan, sekertaris Roy yang melihatnya hanya santai tanpa terusik sama sekali, membuat Yola semakin kesal saja.
“Bagus, kalau begitu, besok pagi wanita ini bisa langsung mulai bekerja. Untuk hari ini biarkan dia bersiap dan mengambil barang-barang miliknya,” ucap Sean dengan mudahnya mengiyakan.
“Pak Sam, tolong bawa putriku ke atas,” titah Sean pada pak Sam yang memang dari tadi berada tak jauh dari sekelompok orang tersebut.
“Baik, tuan muda. Nona kecil, ayo kita ke atas dulu ya,” ucap Pak Sam yang langsung di angguki oleh Vio sebagai jawaban, dan langsung bergegas pergi dari sana.
‘Apa! Semudah itu tanpa meminta persetujuan dariku, memang orang kaya bebas bertindak ya,’ gerutu Yola dalam hati, ia melirik ke arah wanita cantik yang ada di samping pria dingin tersebut.
Betapa ingin dirinya menenggelamkan dirinya sendiri saat tatapan matanya bertabrakan dengan wanita cantik itu.
‘Astaga, apa nona Rere sudah memperhatikan aku dari tadi, jika nona Rere memperhatikan aku, sungguh sangat memalukan, setidaknya wajahku jangan sampai terlihat jelek,’ batin Yola merutuki kebodohannya karena sampai ketahuan oleh Rere. Dan yang membuat para pembaca muak adalah, kenapa Yola masih memikirkan penampilannya dan narsis sekali.
Rere yang melihat raut wajah Yola yang tengah merasa malu karena ketahuan dirinya malah tersenyum manis, dan tentu saja Sean melihat itu.
“Sayang, kenapa kau tersenyum seperti itu?” tanya Sean dengan lembut, membuat wanita yang ada di samping sekertaris Roy merasa heran.
“Emm, tidak ada,” jawab Rere dengan singkat.
“Kau jangan berbohong, aku tidak suka kau tersenyum pada orang lain,” bisik Sean pada Rere membuat Yola yang baru saja melihat pemandangan seperti merasakan sesak sekaligus kaget.
‘Astaga, kenapa malah adegannya live streaming di hadapanku sih, tapi kenapa malah jadi terlihat sangat manis, uwaaa, mataku yang suci sudah ternoda,’ jerit Yola dalam hati.
“Ehmm, sayang, apa aku boleh berbicara dengan Yola?” tanya Rere meminta izin pada sang suami.
“Asal jangan berlebihan, aku tidak suka kau terlalu dekat dengan orang lain,” ucap Sean yang semakin bodoh, membuat Rere senang karena mendapat izin dari suaminya.
“Terima kasih, sayang. Yola, ayo ikut aku ke belakang,” ucap Rere pada Yola sambil menarik pergelangan tangan wanita itu, hingga membuat Yola terperangah kaget dengan perlakuan Rere padanya, tapi wanita itu tetap mengikuti Rere dengan rasa penasarannya. Meninggalkan dua orang pria yang dingin datar tersebut, hingga seperti tak ada kehidupan jika mereka hanya berdua saja.
...----------------...
Tak butuh waktu lama, kini Rere sudah sampai membawa Yola ke halaman belakang, mereka duduk di bangku yang tersedia di taman tersebut.
“Nona, maaf saya tidak pantas duduk bersanding di sisi Nona,” ucap Yola merasa tak enak hati saat Rere duduk di samping dirinya, bagaimana tidak, penampilan Rere yang sudah berbeda dari beberapa tahun yang lalu, kini Rere sudah berubah menjadi seorang wanita layaknya seorang putri bangsawan, yang tak pantas duduk bersanding dengan Yola yang seperti upik abu.
“Haha, kau terlalu berlebihan. Aku hanya ingin mengenalmu saja, tentu saja ini untuk kebaikan putriku juga. Kau tidak perlu merasa canggung begitu,” ucap Rere yang kini menampilkan sifat lembutnya.
“Haha, saya hanya merasa tidak pantas saja nona,” ucap Yola sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
“Apa kau sudah kenal lama dengan sekertaris Roy?” tanya Rere yang lebih antusias.
Ehhh!
Terkejut. Itu yang dirasakan oleh Yola saat ini.
‘Tidak. Aku hanya pernah bertemu dengannya beberapa tahun lalu dan menendang pria itu,’ batin Yola geram saat mengingat pertama kali ia bertemu dengan pria datar tersebut.
“Em, itu mana mungkin nona, saya baru mengenal pria datar itu,” jawab Yola berkila sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Pria datar?” tanya Rere dengan raut wajah keheranan, membuat Yola tersadar dan segera mencari alasan untuk berkilah kembali.
“Emm, maksud saya sekertaris Roy, nona. Saya lihat pria itu sedikit datar dan kaku,” ucap Yola sambil tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapih.
“Aku rasa kalian sangat cocok, dia pasti akan lebih sedikit ceria jika punya istri galak seperti dirimu,” ucap Rere sambil terkekeh, ia berharap pria itu memiliki seorang dambaan hatinya, agar tidak selalu menempel dengan suaminya tersebut.
“Haha, mana mungkin nona, justru saya melihat sekertaris Roy sangat kesal jika bertemu dengan saya,” ucap Yola sambil terkekeh.
“Benar, terkadang pria tidak tahu cara mengungkapkan bagaimana perasaannya bukan. Aku harap kau bisa betah bekerja disini, untuk mengajari sekaligus menjaga putriku, ratu hati suamiku.” Yola menatap kagum pada sosok Rere yang lembut dan ramah, bagaimana agar ia juga merasakan kebahagiaan seperti yang di alami Rere. Ah, rasanya Yola benar-benar merasa iri.
“Tentu saja nona, saya akan melakukan tugas semampu saya, saya juga akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga nona kecil,” ucap Yola dengan tegas.
Hingga ada dua orang yang datang ke arah mereka, bahkan satu orang pria dengan tidak tahu malunya memeluk istrinya dari arah belakang dan menciumi pipi wanita tersebut.
Cup! Cup! cup!
‘Hey, apa kalian tidak kenal tempat dan rasa malu, seperti seorang remaja yang baru kenal cinta saja. Lihatlah pria datar itu, apa dia sudah biasa melihat adegan seperti itu di depan matanya, aku sungguh tidak habis pikir,’ gerutu Yola dalam hati yang jengah dengan orang-orang yang ada di hadapannya tersebut.
“Maaf tuan muda, nona muda, saya harus mengantarkan wanita ini untuk pulang ke rumahnya,” ucap sekertaris Roy membungkuk hormat dan segera menarik wanita tersebut.
**To be continue**
Terima kasih
...****************...
Tekan favorite agar dapat notifikasi jika sudah up ya ...
Dukungan kalian sangat berarti buat author remahan seperti Mimin ...
Follow ig Mimin @aran_diah
Lope lope buat kalian semua.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!