Dilema Love
1
Vova seorang wanita berumur 25 tahun
dia sangat menyukai menulis
saat dia nongkrong di sebuah cafe
awalnya terlihat beberapa pengunjung
tapi beberapa lama kemudian, pengunjung semakin bertambah
di antara pengunjung lainnya terlihat Marx seorang CEO yang tengah meneguk minuman
lalu matanya tertuju pada Vova yang pokus ke sebuah pena dan tisu sembari menggerakan tangannya menulis
Vova duduk di meja yang sama
dan matanya tertuju kembali pada Vova yang sedang pokus menulis
seperti itu selama seminggu penuh
karena penasaran Marx bertanya pada seorang pelayan
pelayan
ada yang bisa saya bantu, tuan?
pelayan memperhatikan Marx
Marx
tidak jadi. Kau boleh pergi!
Marx heran dengan Vova seharusnya anak seusianya pergi menghabiskan waktu luang untuk nongkrong
bahkan dilihat sekeliling Marx terlihat pasangan muda mudi
dan juga seumuran Vova yang sedang berkumpul dengan teman-temannya
Marx
lupakan saja! bukan urusanku dan juga aku sama sekali tidak mengenalnya
Marx beranjak dari tempat duduk
dan menaruh selembar uang di mejanya tadi
saat ke toilet dia bertemu dengan teman sekolahnya dulu yang membawa istrinya
karena merasa risih dan canggung Marx hanya tersenyum terpaksa
Soni
kudengar kau belum menikah. Kapan kau akan menikah?
Soni
kau jangan kelamaan menunda pernikahan atau jangan-jangan kau tidak laku karena sikap dinginmu belum berubah
tiba-tiba dari arah belakang seorang wanita berkata sesuatu yaitu Vova
Vova
mas, menikah bukan hal yang mudah justru setelah menikah akan mengetahui kerasnya kehidupan
Vova
lebih baik sebelum menikah mencari pekerjaan yang mapan agar anak istrimu tidak merasakan kelaparan
Vova merasa terlalu banyak bicara
dia pun lari dengan cepat
Soni dan istrinya mengoceh karena kesal dengan perkataan Vova
Marx menyusul arah suara Vova
terlihat di sana tidak ada siapapun
2
Esok hari di malam hari...
terlihat bangunan cukup mewah
Marx saat itu sedang duduk di ruang tengah
seorang ajudan menghampiri
karena sejak kejadian malam tadi Marx bersikap aneh
biasanya mengunjungi cafe yang sama dengan Vova setelah dari kantor
tapi hari ini dia langsung pulang
Marx
jika tidak sesuatu yang ingin dikatakan sebaiknya kau pergi saja
mendengar perkataan Marx, Bobi kaget
Bobi
sebenarnya sebagian pelayan akan pulang ke kampungnya karena mereka sudah bekerja tiga tahun
*salah satu aturan jika ingin bekerja di kediaman Marx. Aturan ini sudah ada sejak dahulu nenek moyangnya*
Marx
ya mau bagaimana lagi. Suruh semua saja untuk kembali pulang ke kampungnya
Marx
lagipula di rumah ini sama sekali seperti tidak berpenghuni
Marx
hitung-hitung mengurangi pengeluaran
Marx menuju kamarnya untuk beristirahat
di lorong dia melihat sebuah cermin antik berukuran besar
memperhatikan penampilannya
teringat perkataan temannya yang mengatakan "kau tidak laku"
Marx
mungkin benar apa yang dikatakan laki-laki sialan itu (gumam)
Marx berpikir untuk merubah penampilannya dan sifatnya yang terlalu dingin, cuek terhadap lawan jenis
terdengar seseorang bernyanyi
dia pokus melihat siapa yang bernyanyi di sebuah stasiun tv
3
terlihat Gio bernyanyi di atas panggung
mereka bersorak dan berkali-kali memanggil nama Gio
Marx merasa sedikit insecure dengan Gio
dan terlihat senyum simpul di wajahnya
padahal Marx dan Gio memiliki fisik yang gagah
wajah tampan, postur tubuh tinggi berotot
jika dibandingkan Marx gagah, tampan dan cool
Gio pun gagah, tampan tapi humble
dan juga tinggi mereka berbeda 10cm
dan pergi keluar untuk menuju cafe
Bobi yang melihatnya segera menyusul
saat membukakan pintu mobil
Bobi
tuan, akan pergi ke mana?
Marx
kau tidak perlu ikut denganku
Marx
saat ini bukan jam kerja jadi kau lebih baik diam saja
Marx
kenapa aku harus memikirkan perkataan laki-laki seperti dirinya (Soni) dia kenal denganku karena saat itu...
Marx teringat pernah membantu Soni saat perusahaan orang tuanya bangkrut
jadi Marx kesal karena hal itu, Soni jadi aga sedikit berani padanya mulai dari perkataan atau saat main ke rumahnya, seolah-olah Soni lah si pemiliknya
di pertengahan jalan Marx melihat Vova bersama seorang laki-laki dan mereka terlihat cukup akrab bahkan laki-laki itu memeluknya
Marx
perempuan di jaman sekarang memang semuanya murahan
Marx melajukan mobilnya cukup kencang
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!