NovelToon NovelToon

Sweet Antagonist

Bagian 1. Awal Dari Segalanya

Seline membuka matanya perlahan. Rasa pusing langsung dia rasakan. Seline ingat kalau dia baru saja mengalami kecelakaan saat sedang memberi makan kucing liar di jalanan.

Tapi, bukankah harusnya dia sudah mati? Lalu apa yang dia lakukan di sini?

Di sebuah tempat asing yang tidak dikenalnya.

"Hei, apakah kau sudah dengar? Seline si bodoh itu, baru saja menyatakan cintanya kepada Bram!"

"Eh, serius? Apa dia sudah gila saking bodohnya? Orang bodoh sepertinya bagaimana mungkin menjadi kekasih dari Bram!"

"Mungkin dia sudah tidak memiliki kaca di rumahnya."

Seline menatap bingung kedua gadis berseragam SMA, yang menatapnya dengan remeh. Sejak tadi, kedua orang itu terus mengatakan sesuatu yang membuat Seline kesal, karena dari apa yang mereka katakan sama sekali tidak ada hubungannya dengan Seline.

Menyatakan cinta?

Tidak memiliki kaca di rumah?

Apa yang sebenarnya sedang mereka bahas sampai-sampai menyangkut pautkan namanya. Dan Seline juga tidak mengenal pria dengan nama Bram itu.

Dia menyatakan cintanya kepada Bram? Yang ada malah laki-laki itu yang akan tergila-gila kepadanya.

Dan atas dasar apa mereka menyebutnya bodoh? Dia baru saja menyelesaikan studi S2-nya di London dan mereka menyebutnya bodoh?

"Hei kalian berdua? Atas dasar apa kalian memanggilku bodoh?" Seline menatap tajam kedua gadis itu, nada dingin yang menusuk dari perkataannya membuat kedua gadis itu sedikit jengkel.

Selama ini, mereka selalu saja mengejek dan melakukan sesuatu kepada Seline, tapi Seline tidak pernah berani membalas perkataan mereka. Gadis itu lebih sering diam dan hanya pergi menjauh tanpa melawan mereka.

Tapi, lihatlah sekarang. Seline yang pengecut dan juga bodoh baru saja membalas ucapan mereka, bahkan dia dengan berani menatap langsung ke mata mereka.

"Ada apa denganmu Seline? Satu sekolah ini juga tahu kalau kau adalah orang yang paling bodoh. Siswa yang selalu mendapatkan nilai nol di setiap ujian dan merupakan siswa yang tidak tergantikan dalam peringkat terakhir setiap tahun. Apa kau ingin kami memberimu sebuah piagam, untuk mengapresiasi kebodohan mu yang sudah tidak tertolong lagi," balas salah satu gadis itu. Mereka berdua kemudian tertawa saat melihat raut wajah Seline.

Sebenarnya Seline sangat ingin membalas, tetapi tiba-tiba saja muncul kenangan yang bukan miliknya di kepalanya.

Dalam kenangan itu, Seline menyadari kalau dirinya ternyata sudah bertransmigrasi ke dalam tubuh karakter novel yang pernah dia baca.

Dia menjadi Seline Elson, seorang putri dari keluarga Elson yang selalu ditekan oleh sepupunya sendiri. Lila Elson.

Pada awalnya, Seline adalah satu-satunya putri dan merupakan pewaris dari seluruh kekayaan Vivian Elson.

Namun, sejak kebenaran terungkap yang menyatakan kalau ternyata dia memiliki cucu dari anak kesayangannya yang meninggal karena kecelakaan, Vivian segera menjemput Lila dan menyuruhnya untuk tetap tinggal. Dan mimpi buruk Seline pun di mulai.

Dalam beberapa waktu, Lila sudah menjadi orang yang sangat dekat dengan Vivian. Bahkan anggota keluarga lainnya pun menyukainya.

Mengambil semua perhatian dan tempat yang awalnya milik Seline. Dalam setiap kesempatan, Lila selalu membuat jebakan untuk Seline. Dan parahnya, Seline yang sangat bodoh itu selalu saja masuk dalam jebakan yang dibuat oleh Lila.

Membuatnya dibenci oleh seluruh anggota keluarga, kecuali untuk kedua orangtuanya.

Tetapi, cerita dalam versi novel sangat berbeda dengan apa yang dialami Seline.

Dalam novel, Seline menjadi seorang tokoh antagonis yang bodoh dan lemah. Dia selalu digerakkan oleh rasa cemburu di hatinya terhadap tokoh protagonis.

Dia menghalalkan segala cara untuk menghancurkan tokoh protagonis dan berakhir dengan dibakar hidup-hidup oleh protagonis pria.

Mengingat tentang bagaimana nasibnya nanti, membuat Seline tidak berhenti bergidik ngeri.

Tetapi, mengetahui kalau alur cerita baru sedikit dimulai, membuat Seline sedikit bersyukur. Itu berarti dia memiliki sebuah kesempatan untuk mengubah nasibnya.

Jika tidak salah, Lila yang merupakan protagonis wanita sudah tinggal bersamanya sekarang. Tapi, karena ini sudah seminggu sejak Lila pindah, itu berarti sikap sebagian anggota keluarga mungkin masih biasa saja terhadapnya.

Seline menatap kedua gadis dihadapannya, "bisakah kalian minggir!? Aku sedang tidak ingin berurusan dengan kalian."

"Hah! Apa kau sudah mulai berani sekarang?!" bentak salah satu dari gadis itu.

Mereka berdua adalah Lilis dan Citra, orang yang selalu menindas Seline. Meskipun mereka tahu, kalau Seline memiliki latar belakang yang hebat, tapi mereka seolah tidak peduli karena mereka memiliki orang di belakang yang akan melindungi mereka.

Siapa lagi, kalau bukan Lila. Meskipun gadis itu memiliki wajah polos dan lugu, tetapi nyatanya dia adalah gadis dengan hati yang kotor.

Kedua gadis itu tersenyum penuh arti, mereka lalu melangkah mendekati Seline. Tangan Lilis terangkat, bersiap menampar pipi Seline dengan keras.

Namun,  Seline dengan mudah menangkap tangan itu dan menampar pipi Lilis dengan keras.

"Kau berani?!" Citra berteriak dengan keras karena kesal. Tangannya melayang ke atas, bersiap melayangkan pukulan yang keras ke wajah Seline.

Seline dengan cepat menghindar dan menjadikan Lilis sebagai tameng untuknya, akhirnya pukulan Citra mengenai pipi kiri Lilis.

"Kau sangat jahat, bahkan temanmu sendiri saja kau pukul," ejek Seline.

Lilis menggertakan giginya kesal, "Seline sialan! Aku pasti akan membuat mu menyesal!"

Seline tersenyum miring, "lalu? Apa aku harus takut kepada sampah seperti kalian?" tanya Seline remeh.

Citra menatap Seline dengan geram, dia lalu membantu Lilis untuk berdiri. "Kau tunggu saja, kami pasti akan membalas mu nanti." Lilis memberikan ancaman kepada Seline kemudian pergi bersama dengan Citra.

Seline hanya menatap kedua gadis itu malas, jika mereka datang lagi untuk mengganggunya, maka Seline akan menerima undangan mereka dengan senang hati.

Setelah kedua pengganggu itu pergi, Seline memutuskan untuk pergi ke kamar mandi siswi di lantai satu.

Seline sangat penasaran bagaimana dengan wajahnya sekarang. Dalam novel, Seline digambarkan  sebagai sosok yang  tidak hanya bodoh, tapi dia juga memiliki wajah yang jelek.

Namun, dia tidak menyangka kalau itu akan separah ini. Saat Seline melihat pantulan wajahnya di cermin kamar mandi, dia begitu terkejut karena rupanya saat ini.

Lihatlah sosok dengan wajah kusam  dan berminyak dengan banyak benjolan yang hampir memenuhi wajah. Seline tidak menyangka kalau ternyata wajahnya akan begitu jelek, berbanding terbalik dengan wajahnya yang dulu.

Padahal Seline ingat kalau dulu wajahnya sangat cantik, tapi itu berubah dalam waktu 3 bulan ini. Seline memeriksa denyut nadi di tangannya. Karena Seline pernah belajar tentang ilmu pengobatan tradisional, Seline dapat mengetahui kalau tubuhnya saat ini sedang keracunan.

Sepertinya racun yang ada dalam tubuhnya tidak akan langsung membunuhnya, tetapi racun itu akan membuatnya tubuhnya menjadi lemah dan menimbulkan benjolan seperti jerawat di tubuhnya.

"Tubuh ini benar-benar tidak bisa diharapkan, lebih baik pergi ke pasar untuk membeli beberapa obat-obatan."

Seline memberikan sebuah pesan kepada pengawal pribadinya untuk mengambil barangnya di kelas. Dia juga menyuruh pengawal pribadinya untuk memberi tahu guru kalau dia sedang tidak enak badan dan memutuskan untuk beristirahat di rumah.

Bagian 2. Menjadi Cantik

Sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan sebuah pasar obat-obatan. Setelah menghabiskan waktu ke beberapa tempat, Seline akhirnya menemukan pasar obat-obatan dan rempah-rempah dari internet.

Tempat ini cukup jauh dari tempatnya, tapi saat Seline mengetahui kalau begitu lengkapnya tanaman obat di tempat ini, dia merasa tidak sia-sia untuknya menghabiskan waktunya berjam-jam untuk sampai ke tempat ini.

Setelah memilih beberapa tanaman obat yang diperlukannya, Seline tersenyum senang. Dengan tanaman obat ini, dia akan terlahir kembali. Menjadi cantik, kemudian membalas bagaimana orang-orang dulu menindas dirinya.

Namun, ketika Seline menyadari sesuatu, senyum di wajahnya menghilang. Dia melupakan fakta yang begitu besar. Dia tidak memiliki uang sekarang. Karena nilai ujiannya semua mendapatkan nilai merah, kartunya diblokir dan fasilitas satu-satunya sekarang adalah sebuah mobil mewah untuk mengantarnya ke sekolah.

Tio yang merupakan pengawal pribadinya, tampak panik saat Seline menatap ke arahnya dengan mata rubah.

Seline merangkul bahu Tio dan dengan mudahnya tersenyum penuh arti. "Tio sayang, aku ingat kemarin kau baru saja mendapatkan gaji dari ayahku," rayunya.

"Nona, kasihanilah saya." Adalah kata-kata yang keluar dari bibir pemuda berusia 17 tahun itu. Sayangnya, itu adalah hal percuma karena sekarang dompet berbahan kulit itu sudah berada di tangan Seline.

"Akan ku ganti saat aku punya uang," ucap Seline santai, memberikan dompet milik Tio kembali kepada pemiliknya.

Tio Brasma, adalah pemuda yatim piatu dari sebuah panti asuhan kecil. Dia bertemu dengan keluarga Seline saat acara amal. Dia seumuran dengan Seline, dan begitu lembut kepada Seline. Ayah Seline kemudian memutuskan untuk mengadopsinya karena dari semua orang Seline sangat dekat dengan Tio.

Tentu saja, Tio tidak menjadi tuan muda di keluarga Elson. Melainkan menjadi seorang pengawal pribadi untuk Seline. Tio dilatih dengan keras sejak kecil, meskipun Seline tidak menyadarinya, tetapi Tio memiliki kemampuan beladiri yang hebat.

Sudah banyak korban berjatuhan olehnya demi melindungi Seline. Tapi, tentu semua itu ditutupi dengan baik oleh Tio. Dalam novel Tio, adalah orang yang sangat setia kepada Seline, dia juga menyimpan perasaan kepada Seline. Sayangnya, dia harus meninggal di usia muda karena ulah Lila.

Namun, hal itu tidak akan terjadi lagi. Seline sudah bersumpah untuk membalas semua orang yang sudah menindasnya. Dia juga tidak akan membiarkan orang-orang yang menyayanginya ikut menderita.

***

Seline habiskan waktunya dengan berendam dengan bak yang sudah ia campurkan dengan bubuk obat.

Beruntung sekali, saat di kehidupannya sebelumnya Seline sempat belajar tentang pengobatan tradisional kepada seorang kakek tua.

Racun di tubuh Seline secara bertahap mulai keluar, selain rajin berendam dengan air obat, Seline juga selalu tepat waktu meminum obat setiap hari.

Perubahan dalam diri Seline mulai terlihat. Benjolan di wajahnya mulai menghilang. Seline mengamati pantulan wajahnya di cermin. Sosok gadis dengan kulit seputih susu, mata berwarna hitam yang tajam, bulu mata panjang dan lentik, hidung yang tidak terlalu mancung dan bibir merah ceri.

Seline tidak menduga kalau wajahnya akan menjadi secantik ini. Mengingat begitu banyaknya racun di dalam tubuh Seline saat itu, dia membutuhkan waktu 1 minggu penuh untuk menghilangkan semua racun di dalam tubuhnya.

Namun, melihat hasil yang dia dapatkan sepertinya semua itu tidak sia-sia untuknya.

"Nona! Nona!"

Sebuah ketukan pintu berserta teriakan panik dari Tio terdengar dari luar kamar. Sudah seminggu sejak hari itu, Seline mengurung dirinya di kamar. Tidak ada yang diizinkan untuk masuk kecuali mengantar makanan.

Jadi, saat mendengar teriakkan panik dari Tio, Seline memutuskan untuk menemui pria itu.

"Ada apa?" tanya Seline dingin begitu dia membuka pintu.

Tio yang berada dihadapannya membeku seketika, dia seperti sedang melihat sesuatu yang...

Tidak, dia seperti sedang melihat seorang peri.

"Ma-maaf mengganggu, aku tidak tahu kalau Nona sedang menerima tamu. Aku tahu saat ini, Nona tidak ingin bertemu dengan orang lain. Tapi, tolong ini sangat mendesak," ujar Tio dengan sedikit memelas. Berharap gadis itu mau mendengarkannya untuk segera memanggil Nona mudanya keluar.

Seline menghela napas, tangannya lalu terangkat untuk menyentil dahi Tio gemas. "Bagaimana bisa kau tidak mengenaliku? Aku Nona muda yang kau maksud."

Seline lalu keluar dari kamar masih dengan pakaian tidurnya.

"Nona? Bagaimana bisa?!" Tio terkejut, dia pikir gadis dihadapannya adalah teman dari Seline, meskipun Tio tidak yakin karena reputasi Seline yang buruk, Seline tidak pernah memiliki teman wanita selain Kelly.

Seline yang sudah berjalan mendahului Tio, berbalik dan mengedipkan matanya dengan senyuman manis, "itu adalah rahasia seorang gadis," ucapnya.

***

Tempat pertama yang Seline kunjungi setelah kamarnya adalah dapur, dia mengambil beberapa makanan untuk mengisi perutnya. Karena ini masih cukup pagi dan sarapan pagi tidak akan mengurangi rasa laparnya.

Saat Seline memasuki dapur, semua pembantu rumah yang sedang berada di dapur tampak terkejut melihat Tio dan seorang gadis cantik. Mereka semua takjub dengan kecantikan Seline, ditambah dengan wajah Tio yang tampan. Membuat mereka terlihat sangat serasi.

Mengabaikan rambut Seline yang begitu berantakan, mereka masih terpesona dengan sepasang orang itu. Mereka pikir itu adalah pacar dari Tio dan beberapa dari mereka juga tidak terlalu suka, itu karena mereka memiliki perasaan kepadanya dan iri kepada gadis itu.

Seline mengabaikan tatapan kagum dan iri dari mereka dan lebih memilih untuk mencari sesuatu yang dapat mengisi perutnya. Mereka hanya tidak tahu, kalau itu adalah Seline.

Memikirkan bagaimana ekspresi mereka saat mengetahui bahwa orang yang sedang mereka kagumi itu adalah Seline saja sudah membuat Seline merasa terhibur.

"Nona tidak bisakah kau mendengarkan ku dulu?" Tio masih mencoba untuk memelas Seline, dia tahu kalau Seline itu keras kepala, tapi dia tidak menyangka akan sekeras kepala ini.

Padahal ada sesuatu yang penting untuk Tio beritahu.

Seline mengabaikan rengekan Tio, dia memasukkan satu apel segar ke mulutnya dan mengeluarkan beberapa sayuran dan daging. Seline berencana untuk membuat roti isi untuk mengganjal perutnya.

Saat Seline menghidupkan kompor untuk memanaskan wajan, dahi Tio otomatis berkerut. Sejak kapan nonanya bisa memasak?

Dan saat Seline memegang pisau untuk memotong sayuran, Tio lekas menawarkan bantuan.

Dia tidak mau kejadian beberapa bulan yang lalu terjadi lagi. Saat itu mood Seline sedang buruk dan untuk memperbaiki moodnya, dia memilih untuk memasak sesuatu dan berakhir dengan meledakkan dapur.

"Biar aku saja yang melakukannya," ucap Tio, dia mengambil alih pisau di tangan Seline dan menyuruh Seline untuk duduk diam menunggu.

Tentu Seline senang mendengarnya, dia lalu memutuskan untuk duduk sambil menunggu masakan Tio.

Saat Seline sedang asik mengagumi Tio yang sedang sibuk memasak, seorang pelayan wanita menghampirinya.

"Ini bukanlah tempat untuk seorang sepertimu."

"Oh, lalu di mana tempat yang cocok untuk seorang sepertiku?"

"Kau sangat berani, keluarga besar Elson sedang berdiskusi di ruang keluarga untuk menentukan pewaris selanjutnya. Sebagai seorang yang sudah mengabdi kepada keluarga Elson aku akan menghukum atas kelancanganmu!" Pelayan wanita itu mengangkat tangannya bersiap untuk menampar wajah Seline.

"Dia bukan seorang yang bisa kau perlakukan semaumu."

Bagian 3. Orang Yang Berbeda

"Kau sangat berani, keluarga besar Elson sedang berdiskusi di ruang keluarga untuk menentukan pewaris selanjutnya. Sebagai seorang yang sudah mengabdi kepada keluarga Elson aku akan menghukum atas kelancanganmu!" Pelayan wanita itu mengangkat tangannya bersiap untuk menampar wajah Seline.

"Dia bukan seorang yang bisa kau perlakukan semaumu." Tio dengan sigap langsung menahan tangan pelayan wanita itu dan menghempaskan tangan pelayan itu dengan keras hingga membuat tubuh pelayan wanita itu termundur beberapa langkah.

Tio meletakkan masakannya di depan Seline, dua roti isi panggang yang menggiurkan tersaji dihadapannya. Seline tanpa pikir langsung menyantap makanan itu. Membiarkan Tio yang mengurus sisanya.

Pelayan wanita itu menggertakan giginya kesal, "Kau juga harusnya tahu, hanya karena kau adalah pengawal pribadi Nona Seline kau tidak harus bersikap seolah ini adalah rumahmu. Dengan berani mengajak pacarmu kemari seolah kau adalah pemilik rumah ini! Jadi, biarkan aku yang akan mengajari wanita ****** ini untuk... "

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi pelayan wanita itu, semua orang yang sedang berada di sana terkejut. Tio tidak pernah menunjukkan sisi dirinya yang seperti itu di depan semua orang. Dia dikenal dengan sikap yang sangat baik dan lembut kepada semua orang.

Namun, jika itu menyangkut Seline, bahkan jika harus menjadi seorang monster Tio akan melakukannya.

Dan tentang pelayan itu, diingatkan Seline dia adalah orang Lila. Dia juga menyimpan perasaan kepada Tio, dan karena Tio selalu bersama Seline dia pun dengan mudah dihasut oleh Lila untuk mencelakai Seline. Itu karena dia membenci semua wanita yang berada di dekat Tio. Tidak terkecuali Seline sendiri.

"Sekali lagi kau menghina Nona Seline aku akan membuatmu tidak pernah bisa menggunakan mulutmu lagi," ancam Tio.

Ketika mereka mendengar nama Seline disebut, semua pelayan yang berada di sana terkejut. Bagaimana bisa gadis secantik itu adalah Seline yang mereka kenal. Seline yang mereka kenal adalah gadis dengan paras yang jelek dan sama sekali tidak memiliki pesona apapun, tapi melihat bagaimana Tio begitu menghormatinya, mereka tidak bisa membantah kalau gadis itu adalah Nona yang mereka layani di rumah ini.

Beberapa dari mereka tampak takjub dan ada juga yang berpikir kalau Seline melakukan operasi plastik untuk mengubah wajahnya menjadi cantik. Namun, mengingat posisi mereka sebagai bawahan, mereka hanya bisa diam.

"Sudahlah, biarkan saja dia. Bukankah ada yang lebih penting dari ini sekarang. Dia bilang keluarga sedang berkumpul untuk mendiskusikan masalah pewaris, apa nenekku sudah akan pensiun dan mulai menikmati usia senjanya?" tanya Seline disela-sela kesibukannya menikmati makanan buatan Tio.

Setelah memberikan tatapan ancaman kepada pelayan wanita itu, Tio mengambil segelas air dan menyerahkannya kepada Seline. "Itu bukanlah acara untuk menentukan siapa pewaris, ini tentang pertunangan Nona."

"Apa mereka berencana untuk membatalkan pertunangan itu?" Seline tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia baru berada satu minggu di dunia baru ini dan sebuah kejutan bahwa cerita sudah bergerak sejauh itu.

Akan sangat bagus untuk Seline jika benar kalau pertunangannya akan dibatalkan. Dia tidak perlu repot-repot untuk melepaskan diri dari pertunangan yang akan membuat hidupnya hancur.

"Sepertinya begitu. Tapi, Nona tenang saja. Saya akan membantu Anda agar pertunangan nona tidak dibatalkan. Tuan pasti tidak akan membiarkan hal itu," ucap Tio meyakinkan.

"Maksudmu?"

"Tuan dan Nyonya sedang mencoba untuk mempertahankan pertunangan Nona. Mereka bahkan dengan berani menentang Nyonya Vivian dan seluruh keluarga," jelas Tio.

Mendengar penjelasan Tio, Seline dengan segera mengambil satu roti terakhir yang ada di piringnya dan beranjak pergi.

"Ayo, Tio. Kita harus pergi!"

Tentu hal itu tidak bisa Seline biarkan. Bagaimana mungkin dia membiarkan orang tuanya mempertahankan pertunangan yang tidak Seline inginkan. Dia harus ke sana untuk membantu keluarganya membatalkan pertunangan dan melawan orangtuanya.

Pertunangan ini sebenarnya hanyalah keinginan sepihak dari Seline. Itu karena saat itu Seline begitu polos dan sangat mudah jatuh cinta. Dia meminta kepada Vivian untuk menunangkannya, dia juga mendesak ayah dan ibunya untuk menyetujui permintaan anak gadis mereka.

Karena tidak mau anaknya bersedih, mereka terpaksa menyetujui hal itu. Dengan bertunangannya Seline, keluar Elson juga mendapatkan keuntungan mereka bisa menjalin hubungan bisnis dengan keluarga tunangan Seline.

Ini sama saja dengan sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Mereka bisa mengambil keuntungan dari kebodohan dan kecerobohan Seline yang permintaannya tidak pernah memikirkan konsekuensinya.

Seline segera menuju ke ruangan tempat keluarganya berkumpul, dia mengabaikan bagaimana penampilannya sekarang.

Dia tidak peduli dengan apakah dia akan diomeli, itu adalah urusan belakangan. Dia sekarang harus menyelamatkan hidupnya dulu.

***

"Ibu kau tidak bisa memutuskan begitu saja, tolong pikirkan perasaan Seline," ucap seorang wanita dengan gaun berwarna toska.

Dia adalah Diana, ibu dari Seline. Wanita itu terlihat sangat cantik dan anggun, bahkan di usianya yang sudah berkepala empat dia masih terlihat seperti wanita berusia dua puluhan.

Saat ini seluruh anggota keluarga sedang berkumpul membahas tentang pembatalan pertunangan Seline.

Keluarga Elson memang keluarga yang menarik. Vivian Elson sebagai kepala keluarga besar itu, mengharuskan putra-putrinya untuk tinggal satu atap dengannya.

Vivian adalah seorang wanita yang tegas dan dia begitu dihormati oleh semua orang. Bagi orang dari keluarga Elson, perkataan Vivian adalah sesuatu yang mutlak tidak bisa dibantah ataupun ditentang.

Mereka menghormati dan takut kepada Vivian sebagai kepala keluarga dan orang tua.

"Sudahlah, Diana kau tahu bagaimana kelakuan putrimu itu. Dia sudah bertunangan, tapi masih mencoba untuk merayu pria lain. Sebagai ibu kau harusnya mendidiknya dengan baik." Seorang wanita dengan gaun merah menyala membuka suara.

"Apa maksudmu aku tidak mendidik putriku dengan benar?!" Diana mulai kehilangan kendali atas emosinya, sejak tadi dia merasa seperti diabaikan oleh Vivian, ditambah dengan Novi yang mulai memanasi dirinya.

Diana tahu kalau anggota keluarganya tidak terlalu menyukainya karena mereka menganggapnya adalah orang dari keluarga miskin yang melakukan berbagai cara untuk naik ke ranjang suaminya.

Namun, sejak gadis bernama Lila muncul, anggota keluarga yang membenci mulai menyerangnya terang-terangan. Mereka menyudutkannya berserta suami dan putrinya.

"Bibi, aku yakin nenek tidak bermaksud begitu. Nenek pasti sudah memikirkannya dengan matang. Jika pertunangan ini terus berlanjut, reputasi keluarga Elson akan jatuh dan itu juga akan berdampak dengan dengan perusahaan," ucap Lila dengan wajah yang dibuat seolah-olah dia benar-benar peduli.

"Kau pasti hanya berpura-pura, ini semua pasti adalah rencanamukan?"

"Bibi kau jangan salah paham, aku hanya–"

"Yang dia katakan ada benarnya, aku tidak mungkin membiarkan hal seperti itu terjadi. Lagi pula, ini semua karena keegoisanku." Seline muncul dengan Tio dibelakangnya.

"Nenek aku tidak keberatan jika pertunanganku dibatalkan," lanjut Seline.

Semua orang yang berada di sana terkejut dengan apa yang dikatakannya, terlebih lagi saat mereka melihat wajah seorang yang sangat cantik.

Jika gadis itu tidak berbicara dan menyebut tentang 'pertunangan' mungkin mereka tidak akan mengenali dirinya.

Diana menghampiri Seline dengan perasaan yang campur aduk, dia begitu merindukan putrinya dalam seminggu ini, tapi dia juga merasa sedih karena tidak bisa memperjuangkan kebahagiaan putrinya.

"Seline...," lirihnya.

"Ibu, Ayah, aku menyetujui keputusan nenek. Kalian tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja."

Lagi, mereka dibuat terkejut oleh Seline. Tidak hanya wajahnya yang berubah, tetapi kepribadian gadis itu juga ikut berubah. Seline seperti bukan dirinya saja, biasanya gadis itu akan merengek tidak setuju, tetapi sekarang dia terlihat lebih dewasa dan mata itu. Mata yang indah dan penuh dengan keyakinan.

Kedua orang tua Seline terharu saat menyadari putri manja mereka perlahan sudah mulai tumbuh dewasa. Mereka pun memutuskan untuk menyetujui keputusan Vivian.

Setelah semuanya kembali tenang, senyum iblis Seline keluar. Ini adalah langkah awal dari rencananya. Dia bersumpah untuk mengubah nasibnya sendiri dan melindungi orang-orang yang menyayanginya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!