NovelToon NovelToon

Mr. Rick

Bab 1

Aku akan melepaskan mu karena memang tidak mampu menggapai mu

"Kita akan menikah sebulan lagi terhitung dari hari ini", Clau mulai berucap.

"Anda menghungi saya bertemu hanya untuk membahas hal yang tidak berguna?", tanya Jo dengan sinis. "Membuang waktu saja!!".

"Anda kira saya punya waktu? Jika tidak didesak Ayah, saya tidak akan bertemu dan mau dengan pria arogan seperti anda!!", balas Cla.

"Cihhhh", Jo beranjak dari tempat duduknya. "Untuk minuman anda... anggap saya sedekah.. gratis..", lalu berjalan pergi keluar dari caffe tersebut.

"Anda kira saya miskin? Saya sangat tidak sudi menerima apapun dari anda, Tuan Jo yang terhormat", teriak Cla. "Mbak....!!"

"Iya, Nona?", jawab pelayan yang ia panggil.

"Billnya?", tanya Cla.

"Anda tidak perlu membayar, Nona", ucap pelayan tersebut.

Claudya menoleh heran pada pelayan tersebut. "Siapa yang sudah membayarnya?"

"Tuan Jo, Nona. Caffe ini miliknya", jawab pelayan tersebut.

"Caffe ini miliknya? Cuihhh.. Aku tidak sudi. Ambil uang ini!!!", perintah Cla sambil menyerahkan 3 lembar uang 100 ribu.

"Maaf, Nona.. Saya tidak berani", ucap sang pelayan sambil menunduk.

"Ambil, atau kau akan dipecat hari ini?", ancam Cla.

"Jangan, Nona. Saya butuh pekerjaan ini", masih dalam keadaan menunduk.

"Angkat kepalamu brengsek! Jangan pernah sekali menunduk takut pada orang lain!", Cla memegang dagu pelayan tersebut memaksa menatapnya. "Ingat, jika ada orang mengancammu, lawanlah jika kamu tidak salah. Sekalipun kamu bersalah, jangan biarkan orang lain menginjak harga dirimu".

Cla berlalu pergi dengan langkah pasti menuju pintu keluar setelah meletakan uang 300 ribu di tangan pelayan yang ia panggil tadi. "Anggap saja itu rezekimu", ucapnya sebelum meninggalkan pelayan itu yang sedang gemetaran.

Begitulah Claudya Gitta. Gadis manis dengan sejuta pesona. Mampu bertingkah seperti iblis maupun malaikat baik hati di waktu yang bersamaan. Namun siapa sangka, dijodohkan dengan seorang laki-laki yang sedang banyak digandrungi wanita berbagai kalangan membuatnya semakin bertindak sesukanya.

"Aku menyetujui pernikahan ini, asalkan dengan 1 syarat", Cla memandang kedua orang tuanya.

"Apapun itu", jawab ayahnya dengan pasti.

"Aku ingin menjalani hidupku dengan bebas", Cla menyampaikan syaratnya dengan menatap wajah ayahnya.

"Asalkan kau tidak mempermalukan keluarga kita di depan umum, silahkan", ayahnya memberi ultimatum.

"Deal", Cla berucap dengan riang.

"Hahhhhh", Claudya mengingat perjanjian yang disepakati olehnya dan keluarganya minggu lalu..

"Ke Apartemen, Jen", ucapnya setelah terdiam beberapa menit di dalam mobilnya.

"Baik, Nona", Jen segera melajukan kendaraan Sang Majikan menuju tempat tujuan.

"Apa ada lagi yang dibutuhkan, Nona?", Jen bertanya setelah mereka tiba di pintu apartemen Cla.

"Tidak ada. Pulanglah, jam 9 pagi antar aku ke JF Group", perintahnya.

"Baik, Nona.. Saya permisi", pamit Jen.

"Eh, Jen... Menurutmu, calon suamiku bagaimana?", tanya Cla sebelum asisten pribadinya melangkah pergi.

"Dia tampan. Tetapi tatapannya mengintimidasi", jawab Jen dengan pasti.

"Menurutku juga begitu. Ah ya sudah, pulanglah! Jangan lupa pakai pengaman.. hahahahaha", Cla mengingatkan Jen, karena ia tahu, asisten pribadinya itu tinggal bersama kekasihnya.

Jen hanya tersenyum menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sambil membungkukkan badannya dan berbalik menjauh.

"Ingat ya, Jen.. Jam 9. Cukup dua ronde saja untuk malam ini !!!", Cla tersenyum ketika mengucapkan hal itu. Ia masuk ke dalam apartemennya sambil cengengesan karena ulahnya berteiak di lorong apartemen.

Claudya terus menuju kamarnya, membuka bajunya sambil berjalan menuju ke kamar mandi. Ia melempar ke sembarang arah pakaiannya serta dalaman yang ia kenakan kemudian bercermin memutar tubuh polosnya.

"Aku rasa, tidak ada yang cacat dari tubuhku?", monolog Claudya. "Tetapi pria itu? Melirik pun tidak. Apakah mungkin berita yang beredar itu benar? Wahhh.. Aku harus membuktikannya ketika kami menikah nanti", senyum yang ditampilkan Claudya penuh arti.

Bab 2

Pukul 09.30

"Sudah saya katakan, Jen. Cukup dua ronde. Jadi telat kan kita?", Cla menggerutu sembari masuk ke dalam mobilnya.

"Maaf, Nona.. Tanggung kalau cuma dua ronde.. heheheheheh", nyengir Jeny.

Asisten Claudya ini sudah dianggap saudara, teman dan sahabat olehnya, sehingga kadang pembahasan nyeleneh pun tetap ditanggapi.

"Itu sih mau kamu, Jen. Gimana? Enak?", tanya Cla penasaran.

"Nona harus mencobanya sendiri", tanggap Jeny.

"Husss.. Bisa digantung Ayah nanti !!", sewot Claudya.

Setelah 45 menit perjalanan dengan diselingi percakapan absurnya, mobil yang ditumpangi Claudya parkir di bawah basmet dekat lift menuju ruangan CEO yang terletak di lantai 37.

"Selamat pagi, Nona", sapa Bryand yang sudah menunggu kedatangan calon istri dari bosnya tersebut.

"Pagi, Bryand... Sehat? Kerasan kerja sama tuanmu yang dingin itu?", tanya Claudya.

"Selama gajinya pas, orangnya royal, dan tidak menilai seseorang dari kasta, saya kerasan, Nona", diiringi senyum dari Bryand.

"Wahhh... Jen, kau lihat? Bahkan tutur kata mirip bosnya yang sombong itu", sambil berlalu pergi menuju lift untuk naik ke ruangan CEO.

Bryand dan Jeny hanya menyengir kuda dan berjalan mengikuti Claudya.

Sampai di ruangan CEO, Claudya langsung duduk di sofa ruangan itu tanpa dipersilahkan.

"Pembahasan kita belum selesai, Tuan Jo", ucapnya kemudian.

"Aku sudah menyiapkan syarat setelah kita menikah. Tidak perlu dibaca, silahkan langsung ditanda tangani!!", perintah Jo.

Richard Jo memberikan Map berisi kontrak pernikahan untuk ditanda tangani oleh Claudya.

"Saya rasa kita tidak perlu surat kontra, Tuan Jo. Saya yakin, syarat yang anda buat merugikan saya", ucap Claudya.

"Jadi bagaimana menurutmu?", tanya Jo dengan menatap wajah Claudya.

"Anda tidak perlu menatap saya. Saya hanya mau 1 syarat, yaitu kebebasan !!".

"Seperti apa?", Jo kembali bertanya dengan dahi mengkerut.

"Kebebasan, ya kebebasan", sahut Claudya dengan pasti.

"Baiklah, seperti yang anda mau Nona Claudya Gitta", ungkap Jo setelah beberapa menit menimbang.

"Deal, Tuan Jo", senyum penuh arti yang ditampilkan Claudya. "Kalau begitu saya permisi".

"Tunggu, Nona !", pinta Jo.

"Apa lagi, Tuan?", tanya Claudya dengan nada ketus.

"Anda masih gadis kan?"

"Menurut anda, Tuan? Saya yakin, sebelum menerima perjodohan ini, anda sudah memiliki segala informasi mengenai saya dari asisten anda. Benarkan, Bryand?", Claudya mengalihkan pertanyaan kepada Bryand.

"Jawaban yang anda tanyakan ada pada tuan saya, Nona", berharap Richard Jo yang menjawabnya.

"Tidak asisten, tidak bos, sama-sama menyebalkan!!!. Tuan Jo yang terhormat, itu urusan pribadi saya. Jika anda sudah mengetahui tetapi masih bertanya, mari kita lihat saat setelah kita menikah", jelas Claudya.

"Berarti saat malam pertama? Baiklah. Jika anda menginginkannya", senyum Jo penuh arti. "Tetapi anda ingat, Nona. Jangan pernah ada alasan apapun saat kita memulainya!", tegas Jo.

Claudya berjalan pergi sambil mengangkat bahunya tanda ia tak peduli.

"Kita lihat nanti Claudya. Kamu akan bertekuk lutut di bawah kukunganku" ucapnya dalam hati.

Setelah meninggalkan JF Group, Claudya tidak kembali ke apartemennya, melainkan menuju ke rumah utama yang terletak di pinggiran kota.

"Bagaimana, sayang?", tanya Ayahnya Albert.

"Kami sudah mendiskusikan pernikahan kami, Yah", jawab Claudya yang terus berlalu ke kamarnya.

"Lihat anakmu, Ma. Tidak ada sopan-sopan nya sama orang tua", adu Albert kepada istrinya.

"Itu juga anakmu, Tuan Albert. Kita buatnya sama-sama, didiknya juga sama-sama. Bahkan gen yang lebih dominan itu dirimu. Lihatlah, wajahnya persis dirimu, tetapi versi perempuan", jawab Ellena pada suaminya.

"Lah.. Jeny, bagaimana tadi?", kembali Albert bertanya pada asisten anaknya.

"Seperti jawab nona, Tuan", sambil menyengir.

"Iya, bagaimana Jeny?", tanya Albert lagi dengan nada yang sedikit dinaikkan.

"Ya, saya juga kurang paham, Tuan", sambil menunduk Jeny menjawab Tuan Albert.

"Bicara denganmu sama saja. Tidak anak, tidak asisten, sama-sama membingungkan", lalu berjalan pergi menuju kamar utama. "Mama.... Ganti oli sakarang.....!!!", teriak Albert dari depan pintu kamarnya melihat ibu dari Claudya sedang cekikikan bersama asisten anaknya.

"Dasar Tua. Encok baru tahu rasa", dengus Ellena tetapi tetap berjalan mengikuti suaminya menuju kamar utama yang mereka tempati di rumah itu....

Bab 3

Jeny hanya menggelengkan kepala melihat tingkah keluarga majikannya..

"Ini siang loh. Gak anak, gak Bapak, gak Emak, sama-sama gila", Jeny bergumam.

"Jeny,... Jadwal pentingku hari ini tidak ada kan?", Claudya keluar dari kamarnya setelah ia berganti pakaian.

"Tidak ada, Nona", jawab Jeny.

"Good.. I wanna go to the club' tonight. So, kau boleh pulang dan berkeringat bersama kekasihmu", ucap Claudya.

"Anda dilarang melakukan kegiatan apapun selain hanya ke kantor sampai hari pernikahan anda, Nona", Jeny menjelaskan.

"Siapa yang berani melarangku? Wah, cari mati !!!", jengkel Claudya.

"Ayah anda, Nona".

"Oh. Baiklah", lirih Claudya. "Ya sudah, kau temani aku di sini sambil mengganggu para orang tua yang lagi puber itu!!".

"Saya tidak berani, Nona. Cicilan saya masih banyak. Pil pengaman saya juga tinggal sedikit", Jeny berucap.

"Apa hubungannya, Jen-Jen?", heran Claudya.

"Ya ada lah, Nona. Mengganggu urusan Tuan Besar dan Nyonya besar, berarti kenyamanan hidup saya terancam. hehehehe", Jeny menyengir kuda.

"Tenang saja. Akan ku beli apartemen itu atas namamu, dan soal yang lain itu, akan ku beli juga untuk sepuluh tahun ke depan", Claudya meyakinkan Jeny.

"Dermawan sekali, Nona. Tetapi, ya tetap saja, karma berlaku. Bagaimana ketika saya lagi enak-enak mende**sah diganggu? Kan gak asik, Nona", Jeny mulai mundur dari tempatnya berdiri siap untuk kabur. "Saya permisi, Nona. Bye.....".

"Jen-Jen.. Awas kau..!!!!", teriak Claudya ketika Jeny sudah berbalik menuju pintu keluar rumah utama dengan cepat.

*******

Di Apartemen Richard Jo.

"Bagaimana?", tanya Jo.

"Saya telah menyelidikinya, Tuan. Ternyata orang itu mantannya Nona Claudya. Dia sepertinya terus menguntit Nona, Tuan", jawab Alvaro, sang orang kepercayaan Jo yang lain.

"Baiklah, terus awasi dia. Jangan biarkan dia menjadi hama pengganggu hanya sampai hari pernikahanku dengan Claudya", tegas Jo.

"Siap, Tuan..!!!".

"Pergilah, dan panggil asisten menyebalku itu kemari..", perintah Jo pada Alvaro.

"Saya permisi, Tuan", pamit Alvaro.

"Oh ya Al, cari pengaman untuk nagaku (🍌) yang berduri", perintah Jo lagi yang mana membuat Alvaro bingung.

"Naga yang mana, Tuan? Saya rasa tuan tidak memiliki peliharaan seekor naga?", tanya Alvaro.

"Kamu itu polos atau bodoh sih? Ya itu....", jengkel Jo.

"Itu apa, Tuan?", tanya Alvaro lagi semakin bingung.

"Ya itu, bodoh..... Ahhhh, sudahlah...!!! Biar asisten menyebalkanku itu yang cari nanti", sembari mengusir Alvaro keluar dari ruangan kerjanya di perusahaan.

Alvaro menunduk kemudian pergi meninggalkan ruangan bosnya sambil menggelengkan kepala.

"Kenapa?", tanya Verena sang sekretaris ketika melihat asisten kedua dari CEO nya keluar sembari menggelengkan kepala.

"Saya bingung. Pembungkus naga yang berduri memangnya ada ya, Ve?", tanya Alvaro dengan wajah bingung.

"Hahahaha.. Anda lucu, Asisten Al. Punya pacar? Atau pernahkan anda menghabiskan malam bersama seorang wanita?", Verena balik bertanya.

"Saya belum pernah berpacaran, ataupun menghabiskan malam bersama seorang wanita", dengus Al.

"Pantas dan layak. Ternyata tampang tampan anda hanya pajangan toh?", ucap Verena dengan tertawa. "Coba sesekali habiskan waktu bersama seorang wanita, Asisten Al, agar anda tahu arti dari ucapan Bos..!!"

"Ohhhh. Baiklah. Saya akan coba malam ini. Dan......", jeda Alvaro. Cup... Alvaro mengecup bibir seksi Verena.

Verena melototkan matanya ketika bibir sang asisten kedua Richard Jo mengecup bibirnya. Namun ketika rasa kagetnya masih bersarang, sekali lagi Alvaro dengan cepat kembali menyambar bibirnya namun tidak hanya sebuah kecupan, tetapi sebuah ******* lembut yang membuat Verena hanya diam sambil menikmati bibir Sang Asisten Kedua.

Setelah beberapa menit saling menikmati bibir masing-masing, Alvaro melepaskan tautan bibirnya dengan sang sekretaris CEO.

"Malam ini, habiskan waktu denganku. Aku menunggumu di apartemenku", ucap Alvaro lirih di telinga kiri sang sekretaris CEO.

Verena hanya menatap mata Alvaro kemudian mengangguk setuju. Alvaro pun tersenyum dan berlalu pergi menuju lift melakukan tugasnya.

Ting...

Pintu lift menuju ruangan CEO terbuka dan di sana Sang Asisten Pertama dengan gaya santai sambil bersiul keluar.

"Anda di minta Bos ke ruangannya, Tuan", Alvaro berkata ketika ia bertemu Asisten pertama tuannya berada di depan lift CEO.

"Ahh baiklah. Al, berkencan lah sesekali.. Untuk tugas itu, suruhlah anak buahmu!!", ucap Sang Asisten Pertama yang menyebalkan itu. "Agar kau tahu, rasanya rudalmu di ****, terus di jilat seperti cokelat putih yang sedang meleleh", bisiknya di telinga sang asisten kedua.

"Nanti saya coba, Tuan. Silahkan ...", Alvaro mempersilahkan sang asisten pertama untuk menuju ke ruangan CEO.

Tok-tok-tok

"Tuan...", sapa Asisten pertama.

"Hmmm", Jo hanya menjawab dengan bergumam.

"Tuan memanggil saya?", tanya asisten pertama.

"Buatkan aku topeng wajah. Ingat, yang kulit, dan harus tampan. Kedua, jangan lupa identitas ku yang lain..!!!", perintah langsung.

"Baik, Tuan", jawab asisten pertama yang sudah paham dengan perintah atasan.

"Waktumu 2 Minggu dihitung dari hari ini..!!".

"Baik. Akan saya laksanakan sesuai perintah, Tuan. Kalau begitu saya permisi", pamit asisten pertama dan berjalan menuju pintu.

"Oh ya, katakan pada asisten kedua yang kaku itu, BUKAN BEGITU CARANYA CIUMAN, LALU KALAU MAU BERBUAT MESUM, JANGAN DI KANTORKU. HANYA AKU YANG BOLEH MELAKUKANNYA", kata Jo dengan sedikit berteriak dengan maksud agar sang sekretarisnya pun mendengarnya.

Sang asisten mengernyit heran akan perkataan bosnya itu. Tetapi ia tetap menagganggukkan kepala dan meninggalkan ruangan sang Bos.

Setelah sampai di luar, di meja sekretaris atasannya, sang asisten hanya menggelengkan kepala. Melihat asisten pertama menggelengkan kepala, sang asisten kedua yang masih berada di sekitar meja sekretaris pun bertanya.

"Bagaimana?".......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!