NovelToon NovelToon

Diam Diam Jatuh Cinta

BAB 1

Kringg.. Kringg..

Bel masuk kelas berbunyi, seluruh siswa dan siswi SMA Harapan Bangsa masuk kedalam kelas masing-masing begitu pun Dika dan Neta.

" Misi.. misi.. " Dika menyenggol tubuh Neta dengan sengaja, ia masuk kedalam kelas lalu duduk di bangku nya.

" Dikaaaaa ! nyebelin banget sih, jalan maen senggol-senggol aja ! " Neta sedikit meninggikan suaranya.

" Sorry ! " teriak Dika

" Hmm.. kalian itu tom and jerry tau gak, berantem mulu ini masih pagi Net " susul Windi teman sebangku Neta.

" Lagian sebel banget gak sih, kita semua juga mau masuk kelas kali, maen serobot aja, heran deh kaya nya semua orang di sekolah ini udah tahu kalo aku sama Dika itu gak akur, bahkan guru-guru semua pun tau, tapi kenapa aku masih terus sekelas sama si rese Dika ! " mata Neta melirik sinis ke arah Dika.

" kamu tau gak ? kalian itu klop dari sisi akademik juga kalian itu kejar-kejaran kan nilainya, jadi kalo ada perlombaan cerdas cermat gitu kan kalian udah ga susah lagi " susul Windi lagi.

" Dih.. males banget kalo harus berpasangan sama Dika " Neta masih terlihat kesal.

" Jangan terlalu begitu, nanti yang ada jadi suka loh " Windi tertawa.

" Windi.... !! gak mungkin banget ! " Neta menggerutu.

Tidak lama guru mata pelajaran pertama masuk kedalam kelas, hari ini jam pertama diisi oleh mata pelajaran kimia.

" Selamat pagi semua " Bu Diana guru mapel kimia mengucapkan salam.

" Pagi bu " jawab seluruh siswa dan siswi berbarengan.

" silakan buka buku tugas nya, minggu kemarin saya sudah memberikan tugas, kepada siswa yang sudah siap silakan maju kedepan untuk mengerjakan soal yang pertama " Bu Diana kepada para siswa.

Semua siswa dalam kelas belum ada yang siap maju ke depan, mereka sibuk dengan buku-buku nya begitu pun Dika dan Neta.

" oke jika tidak ada yang maju kedepan, akan saya panggil " lanjut Bu Diana.

" Hmm.. Neta Bu, Neta siap untuk mengerjakan " Dika dengan santainya, seperti biasa ia selalu seperti itu mengerjaili Neta.

Neta kaget, ia melirik dengan tatapan intimidasi kepada Dika.

" Dikaa.. awas ya lo ! " Neta geram.

" Oke, Neta silakan maju kedepan untuk mengerjakan soal nomor satu " Bu Diana mempersilahkan.

Dengan terpaksa Neta maju kedepan untuk mengerjakan soal kimia yang sudah ditugaskan oleh Bu Diana sebelumnya.

Selesai mengerjakan tugas yang ia tulis di papan tulis, lalu Bu Diana mengkoreksi dan jawaban Neta benar, Bu Diana kembali meminta siswa yang lain untuk maju kedepan mengerjakan soal nomor 2.

Kesempatan bagi Neta untuk membalas Dika, kebetulan menurut Neta soal nomor 2 cukup sulit, biarkan Dika yang menyelesaikan soal di depan kelas.

" Dika Bu, Dika siap mengerjakan soal nomor 2 " Neta kepada Bu Diana lalu ia melihat ke arah Dika dengan senyum sinis.

" Wah bener-bener si Neta, ngasih soal yang susah lagi .. ck " batin Dika.

" Ayo silakan Dika maju kedepan " Bu Diana kepada Dika.

Dika maju kedepan melewati bangku yang diduduki Neta, Neta melihat Dika dengan tatapan yang tetap sinis.

Windi yang memperhatikan Neta dan Dika menjadi senyum sendiri.

" Kenapa senyum-senyum " tanya Neta yang melihat Windi.

Windi hanya menggeleng ia kembali tertawa kecil. Dika masih mengerjakan soal nomor 2, namun ia belum dapat memecahkannya, lalu Bu Diana meminta kepada siswa lain untuk membantu Dika.

Alvin salah satu teman satu kelas mereka membantu Dika, namun ternyata jawabannya belum tepat, lalu Bu Diana meminta Neta untuk maju ke depan membantu Dika.

" Neta.. coba kamu bantu Dika untuk menyelesaikan soal nomor 2 " Bu Diana kepada Neta.

Neta langsung kaget seketika " kenapa harus aku " batin Neta.

" Ayo Neta .. " susul Bu Diana

" I..iya.. Bu.. " Neta beranjak dari duduk nya berjalan menghampiri Dika.

" Cieeee... suit suiwww " Rendi yang terkenal siswa yang super humoris dan suka menjaili Neta juga.

" Aseekkk.. best couple " teriak teman yang lain.

Riuh di dalam kelas melihat Dika dan Neta, Neta semakin merasa kesal.

" Sudah...sudah jangan ribut, tolong kembali tenang, perhatikan ke depan apakah yang dikerjakan Dika dan Neta sudah benar atau belum " Bu Diana meminta siswa untuk tidak ribut.

" Tom and Jerry sudah berubah menjadi Romi dan Yuli " susul Alvin yang membuat kelas kembali riuh.

" Sudah.. Alvin.. ! " Bu Diana menegur Alvin.

Wajah Neta semakin tidak bersahabat, berbanding terbalik dengan Dika yang terlihat santai dan menikmati keriuhan di dalam kelas.

" Silakan Dika dan Neta kembali mengerjakan " Bu Diana kepada Dika dan Neta.

Dika dan Neta kembali membalikkan badannya menghadap papan tulis, Neta mulai menghitung soal dibantu oleh Dika, jika sedang fokus mereka sebetulnya bisa bekerja sama dengan baik, hanya saja Neta kadang merasa sebal kepada Dika karena Dika selalu menjahili dirinya.

Dan entah mengapa Dika pun senang untuk menjahili atau mengerjai Neta, itulah yang membuat Neta dan Dika tidak pernah akur.

" Sudah bu.. " Neta kepada Bu Diana sejujurnya ia ingin segera selesai ia malas berlama-lama dengan Dika, apalagi ia sedari tadi pagi sudah kesal terhadap Dika.

" Oke .. silakan duduk " Bu Diana mengkoreksi hasil pengerjaan Dika dan Neta ternyata jawabannya benar.

" Jika dikerjakan secara kerja sama, ternyata benar jawabannya.. berikan tepuk tangan untuk Dika dan Neta " Bu Diana kepada seluruh siswa.

Kembali riuh ruangan kelas, semakin teman-teman Neta dan Dika mengatai mereka. Neta semakin kesal namun Dika tetap santai.

" Seneng kamu ya " Neta melirik ke arah Dika.

Dika hanya tersenyum lalu mengerlingkan matanya ke Neta, membuat Neta bergidik ngeri.

" Net .. kayanya bener deh, kalian bakal sama-sama suka nantinya " bisik Windi ke Neta.

" Males bangetttt !! " Neta dengan tegas.

Windi tertawa melihat wajah Neta yang sedari tadi kurang bersahabat.

Bu Diana kembali melanjutkan, mengkoreksi soal-soal yang tersisa 3 soal lagi, ia meminta kepada siswa yang lain, yang belum ke depan untuk mengerjakan soal.

...****************...

Terdengar suara bel pulang berbunyi, semua siswa membereskan buku dan perlengkapan lainnya, mereka keluar kelas dengan tertib, Neta dan Windi berjalan keluar ruangan kelas belakangan.

" Laper ga sih Net ? " tanya Windi.

" Laper sih.. makan baso yuuk " ajak Neta.

" Yuuk.. dimana ? " tanya Windi.

" Baso gerobak yang ujung jalan aja, gimana ? " balas Neta.

" Oke.. "

Mereka berjalan berdua menuju gerbang sekolah menuju parkiran, disana terlihat Dika yang sedang memakai jaket dan helm lalu menaiki motor nya.

" Net.. pujaan hati tuh " Windi menggoda Neta.

" Win.. jangan bikin aku bete ya, jadi gak nafsu nih mau makan baso nya " Neta sedikit memajukan bibirnya.

" Hahaha santai.. jangan ngambekan ah.. " Windi tertawa.

Mereka sudah berjalan melewati gerbang sekolah, mereka berdua harus berjalan jalan lagi sekitar 500 meter untuk sampai di tukang baso gerobakan langganan mereka.

Saat mereka sedang berjalan, ada suara klakson motor dari belakang, sontak Neta dan Windi menoleh ke arah belakang, ternyata Dika yang sedang mengendarai motor.

" Mau pulang bareng Net " Ajak Dika.

" Dih.. males banget.. "

" Udah sana diajak pulang bareng kan tuh " Windi ke Neta

" Engga ah " Neta tetap jutek.

" Oke.. duluan yaa.. Win jagain kucing gue hahaha " Dika berlalu dengan motornya.

" Nyebelin lo ya " teriak Neta.

Windi hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua.

" Udah, Net udah.. aku bilang juga apa, kalian itu sebenernya nyimpen rasa masing-masing deh, cuma tanda rasa kalian itu disalurkan nya lewat berantem, iya gak sih " Windi ke Neta.

" Win.. udah ya.. ga usah dibahas males tau, ga banget lah aku sama Dika, orang nyebelin gitu.. "

" Oke.. oke " Windi menggeleng-gelengkan kepalanya.

BAB 2

" Assalamu'alaikum.. ibu... " Neta membuka pintu rumah lalu menenteng sepatu sekolahnya yang sudah ia buka diluar tadi untuk disimpan di rak sepatu.

" Wa'alaikumusalam... sudah pulang Nak " Ibu menghampiri anaknya.

" Iya bu " setelah menyimpan sepatu Neta meraih tangan Ibu untuk mencium tangan.

" Tumben siang banget pulangnya, ayo makan dulu " Ibu kepada Neta.

" Nanti aja deh Bu, tadi aku ngebaso dulu bareng Windi, jadi masih kenyang .. " Neta nyengir.

" Hmm.. baso terus.. ya sudah kamu bersih-bersih dulu " Ibu ke Neta.

" Oke Bu.. Neta ke kamar dulu ya .. " Neta berjalan menuju kamar nya.

Setelah berganti pakaian ia merebahkan tubuhnya diatas kasur, kebiasaan yang ia lakukan setelah pulang sekolah, bermalas-malasan di atas kasur, ia membuka kembali ponselnya, ada beberapa pesan masuk, setelah ia buka hanya pesan undian berhadiah dari operator.

Neta bangun dari tidur nya berjalan menuju meja belajar ia mengambil satu buku novel, ia berniat untuk melanjutkan membaca novel yang sudah ia beli tempo hari bersama Windi.

Ia kembali ke atas kasur nya, lalu mulai membaca novel, Neta memang suka membaca terutama buku-buku fiksi, seperti novel.

...****************...

Dimalam hari selepas shalat Maghrib, Neta dipanggil oleh ibunya untuk makan malam bersama, kebetulan Ayah Neta yang bekerja sebagai rektor di salah satu universitas sudah pulang sejak sore.

" Net.. Neta.. " Ibu mengetuk pintu kamar.

" Iya Bu sebentar " Neta membuka pintu kamar.

" Makan dulu yuk, Ayah sudah menunggu " Ibu kepada Neta.

" Oh iya Bu.. " Neta menutup pintu kamar lalu menyusul Ibu nya berjalan menuju meja makan.

Neta duduk tepat disamping Ayah nya, mereka masih menunggu adik Neta yang belum keluar kamar juga. Neta memiliki seorang adik laki-laki bernama Bian.

Ibu sudah mengisi masing-masing piring dengan nasi lalu ditambah lauknya.

" Bian mana Bu ? " tanya Ayah.

" Barusan masih mengerjakan PR atau apa gitu, mungkin sebentar lagi " Ibu kembali menyendokkan lauk ke piring Ayah.

" Kok lama sekali.. " Ayah mengernyitkan dahi nya.

" Sebentar Yah, biar Neta panggil lagi " Neta beranjak dari duduknya.

" Iya.. coba kamu panggil lagi adikmu " Ayah kepada Neta.

Sesampainya di depan pintu kamar Bian, Neta berniat untuk mengetuk pintu namun Bian keburu membuka pintunya.

" Hayoo.. mau manggil buat makan ya.. " Bian berada tepat di depan Neta.

" Ih.. Bian... ayo makan Ayah dan Ibu udah nunggu sih " Neta ke Bian.

" Iya Kak.. " Bian mengekori Neta berjalan menuju ruang makan.

" Ayo, Neta, Bian makan dulu " Ayah kepada Neta dan Bian

Disela-sela makan Ayah menanyakan beberapa hal kepada Neta dan Bian, perihal sekolah mereka dan akan melanjutkan kemana untuk Neta.

" Bagaimana sekolahmu Neta ? " tanya Ayah.

" Hmm.. baik-baik aja Yah " Neta kembali menyuapkan nasi ke mulutnya.

" Setelah ini rencana kamu meneruskan kemana ? Ayah dan Ibu tidak akan memaksa kamu, silahkan kamu lebih condong kuliah kemana, Ayah dan Ibu pasti mendukung " Ayah kepada Neta dengan seksama.

" Hmm.. aku masih bingung sih ya, tapi.. sepertinya aku ingin menjadi psikolog saja yah " Neta bersemangat.

" Bagus.. pilihan yang bagus.. Ayah mendukung cita-cita kamu, bagaimana Bu ? " tanya Ayah

" Ibu mendukung saja apa pilihan kamu Nak " Ibu tersenyum.

" Bian, bagaimana sekolah kamu, kamu masih kelas 2 SMP sekarang, masih banyak persiapan yang dapat kamu lakukan " giliran Bian yang ditanya oleh ayah.

" Hmm.. iya Yah, Bian akan sekolah dengan baik belajar bersungguh-sungguh agar cita-cita Bian dapat tercapai, Bian tidak akan mengecewakan Ayah dan Ibu " jawab Bian lantang.

" Bagus, Ayah sangat senang kamu sangat bersemangat, untuk Neta untuk Bian kalian anak Ayah dan Ibu, kalian hanya berdua, pesan Ayah dan Ibu apapun yang terjadi kedepannya, kalian berdua harus saling mengasihi ya tolong menolong, Bian kamu sebagai adik harus hormat kepada kakakmu dan kamu Neta kami sebagai kakak harus sayang kepada Adikmu " Ayah memberi nasihat.

" Siap yah " Bian dengan gaya hormatnya.

" Iya Yah " Neta kepada Ayah nya.

Selepas makan malam, mereka berkumpul di ruang tv, seperti biasa mereka bercengkrama terlebih dahulu, sebelum kembali ke kamar masing-masing, Neta akan mengulangi pelajaran tadi siang begitupun Bian akan mengerjakan tugas yang tadi sempat tertunda karena makan malam.

...****************...

Dilain tempat Dika pun sedang bercengkrama bersama kedua orangtuanya, Pak Arman Ayah Dika adalah pemilik perusahaan besar di kotanya sedangkan Bu Mayang Ibu Dika adalah pemilik klinik kecantikan.

" Dik, bagaimana kamu kedepannya setelah lulus sekolah ini ? " tanya Pak Arman

" Hmm.. Dika tetap Yah ingin menjadi seorang abdi negara ? "

" Yakin ? " tanya Pak Arman.

" Yakin .. sangat yakin " jawab Dika mantap.

" Kamu tidak ingin kah meneruskan perusahaan Ayah, Dik ? " tanya Pak Arman lagi.

" Maaf Yah, bukannya Dika tidak ingin meneruskan perusahaan Ayah, namun Dika ingin mandiri Yah, Dika ingin bekerja hasil kerja keras Dika sendiri dan Dika memilih untuk menjadi abdi negara " Dika kepada Ayah nya.

" Ya.. Ayah tidak bisa memaksa jika itu sudah menjadi pilihan kamu, Ayah doakan semoga cita-cita kamu dapat tercapai, semangat berjuang Nak, kamu anak kecil Ayah yang hebat, yang sekarang sudah tidak kecil lagi .. " Pak Arman sambil tertawa.

Disusul oleh Dika dan Ibu yang ikut tertawa juga.

" Iya dong Yah, anak kita sudah bujangan loh.. biarkan dia memilih jalan hidupnya Yah, kita sebagai orangtua hanya mengarahkan, jika pilihan Dika itu hal yang positif kita dukung " Ibu kepada Ayah dan Dika.

" Terima kasih Yah, Bu " Dika memeluk kedua orangtuanya.

" Sama-sama sayang " Kedua orangtua Dika membalas pelukan anaknya.

BAB 3

Beberapa bulan kemudian..

Neta dan Dika dinyatakan lulus ujian nasional mereka masuk ke dalam peringkat 3 besar.

Akhir-akhir ini selepas ujian nasional kemarin, Neta dan Dika sudah jarang bersitegang entah mungkin mereka berpikir sudah akan lulus sekolah juga bahkan mereka berdua tidak tahu satu sama lain akan meneruskan pendidikan kemana baik Neta maupun Dika.

Neta tidak tahu dan tidak ingin tahu jika Dika akan meneruskan pendidikan nya di Akademi Kepolisian begitupun Dika, ia tidak tahu juga jika Neta sudah diterima di universitas negeri jurusan Psikologi.

Sampai akhirnya waktu wisuda sekolah tiba, semua teman-teman Neta dan Dika sedang berkumpul mereka akan melakukan sesi foto bersama, semua merasa bahagia tidak terkecuali Neta dan Dika.

" Kayanya gue bakal kangen deh sama suasana kelas, apalagi sama tom and Jerry nya kelas kita hahaha " celoteh Alvin yang disusul gelak tawa dari teman-teman yang lain.

Saat Alvin berkata seperti itu entah mengapa tidak ada sedikit pun perasaan kesal dalam hati Neta justru ia ikut tertawa bahagia begitupun Dika.

Mereka menikmati masa-masa bersama mereka sebelum mereka nantinya akan sulit untuk bertemu, karena mereka ada yang melanjutkan kuliah keluar kota, keluar negeri, bahkan ada yang sudah diterima bekerja.

Neta dan Windi sedang foto selfie bersama, tiba-tiba Dika datang mengacaukan hasil fotonya.

" Dika ihh.. kita kan lagi foto-foto " Neta beringsut meninggikan suaranya

" Hahaha sorry.. lagian orang-orang pada foto bareng ini malah berdua aja " balas Dika.

" Mahardika Bimantara.. ! coba deh ini hari wisuda kita plis ya jangan usilin gue, okey.. "

" Justru karena ini hari wisuda kita, jadi .. gue bakal susah jailin lo lagi "

" mmhh..mhhh..mmhh.. kaya nya gue minggir dulu deh yaa.. silahkan kalian ngobrol-ngobrol dulu deh " Windi meninggalkan Dika dan Neta.

" Win.. windi.. mau kemana ihh jangan tinggalin aku "

" Tenang aja.. tenang.. santai yaa.. " Windi tertawa kecil.

" Windi ihhh ... "! Neta ngedumel ia memasang wajah jutek andalannya.

" Kenapa ? lo benci banget ya sama gue ? " tanya Dika.

" Hmm.. enggak benci juga sih "

" Terus ? "

" Sebel.. lo tuh ngeselin tau ! " Neta masih dengan wajah juteknya.

" Oh ya, gue minta maaf ya selama 3 tahun ini, gue banyak jailin lo " Dika memulai pembicaraan.

" Lah.. ngapain minta maaf, lebaran masih jauh " Neta masih jutek.

" Ya.. gak apa-apa dong, kan apa salahnya kita meminta maaf atas apa kesalahan kita baik yang disengaja atau pun yang gak disengaja, dimaafin gak nih ? " tanya Dika.

" Ya.. gue juga minta maaf ya " hati Neta luluh.

" Oke.. thank you ya.. " Dika tersenyum.

Tidak lama Rendi dan Alvin menghampiri Dika dan Neta.

" Suitsiwww... ehem ehem "

" Kita berdua ganggu gak nih ? " tanya Alvin.

" Apaan sih lo Vin ? " Neta ke Alvin.

" Hmm.. enggak kok, yok kita kesana lagi " Dika mengajak Alvin dan Rendi kembali berkumpul dengan teman-teman yang lain.

" Net, ayo kesana " ajak Dika.

" Oh ya.. duluan aja " Neta merasa bingung dengan sikap Dika kali ini.

Ada apa sama Dika ya, kok aneh selama 3 tahun aku kenal Dika, dia gak pernah minta maaf setulus itu, biasanya sorry sorry selengean.. hmmm... batin Neta lalu ia tertawa kecil.

" Woyy... " Pundak Neta ditepuk oleh Windi.

Windi yang melihat Neta dari tadi diam di tempatnya langsung menghampiri.

" Astagfirullah... " Neta sedikit kaget.

" Kenapa kamu ? malah ngelamun ? " tanya Windi.

" Kamu ngapain ngagetin pake nepok bahu segala udah kaya yang mau ngehipnotis tau gak "

" Hahahaha ada-ada aja, kesana lagi yok kumpul sama yang lain " ajak Windi

" Yok " Mereka berdua berjalan menuju teman-teman nya yang lain.

Tidak lama acara wisuda sekolah sudah selesai, mereka semua berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing, kemungkinan mereka sudah jarang untuk bertemu kembali karena kegiatan ke sekolah hanya pengurusan ijazah saja.

...****************...

Selepas acara wisuda, Neta sudah jarang bertemu dengan teman-teman nya, terutama Dika semenjak wisuda kemarin ia sudah tidak pernah bertemu dengan Dika, ia berpikir mungkin Dika kuliah keluar kota atau keluar negeri karena sudah dipastikan ia diminta oleh orangtuanya untuk kuliah keluar negeri.

Neta pun sudah mulai masuk kuliah, ia masuk jurusan yang Neta inginkan, ia memang ingin menjadi seorang psikolog. Hari berganti tahun berlalu tidak terasa Neta sudah lulus dari kuliahnya.

Ia langsung diterima kerja di salah satu perusahaan , karena kebetulan perusahaan itu membutuhkan lulusan Sarjana Psikologi untuk di tempatkan di bagian HRD, karena apa lulusan psikologi biasanya ia akan mampu memahami kebiasaan manusia itu akan berpengaruh pada kredibilitas perusahaan.

Sedangkan Dika, ia sudah lulus menjadi seorang perwira polisi, ia ditugaskan kembali di kota tempat tinggalnya dibagian satuan lalulintas.

Neta dan Dika menjalani hari-harinya seperti biasa, Neta sebagai seorang karyawan dan Dika sebagai abdi negara. Neta dan Dika belum pernah sama sekali bertemu semenjak acara wisuda sekolah dulu, entah mengapa padahal mereka tinggal di kota yang sama, apa karena semesta belum berpihak kepada mereka berdua.

Sampai akhirnya satu kejadian mempertemukan mereka.

Prriitttttt...

" Selamat pagi bu, silakan untuk menempi " Seorang polisi menghampiri Neta.

Duh.. salah jalan lagi kenapa tadi harus lewat sini batin Neta.

Tok.. tok..tok..

Pintu kaca mobil Neta di ketuk, seorang polisi sudah berdiri tepat disamping pintu mobilnya. Neta langsung membuka kaca mobilnya.

" Mohon maaf Bu perjalanannya terganggu, Ibu bisa lihat rambu lalu lintas disana ? Jalan ini satu arah ya bu, sedangkan ibu melawan arah, maka dari itu Ibu kami tilang boleh saya lihat SIM dan STNK nya " Polisi itu kepada Neta.

" Pak.. ta..tapi... bisa tidak ada kebijakan gitu, saya sudah kesiangan Pak, nanti saya bisa dimarahi bos saya " Neta memohon.

Polisi itu hanya tersenyum sambil terus mencatat di surat tilangnya.

" Maaf, Bu SIM dan STNK nya " Polisi kepada Neta.

Neta mengeluarkan dompetnya lalu mengambil SIM dan STNK lalu diberikan kepada polisi itu.

" Baik bu, STNK ibu kami tahan sedangkan ini SIM silakan dibawa pulang dan ini surat tilangnya, jangan lupa untuk sidang ya bu, tanggal dan waktu sudah tertera disini "

" Pak, masa saya harus sidang sih ? saya mohon Pak, saya akan membayar denda tilang, tapi STNK saya tolong dikembalikan " Neta memohon.

" Silakan ibu menjalani sidang terlebih dahulu, nanti Ibu bisa mengambil kembali STNK nya, silakan untuk melanjutkan kembali perjalan dan bisa putar balik disini bu, selamat pagi " Polisi itu mengarahkan Neta agar putar balik tidak melawan arah.

" Ck.. pagi-pagi ini.. udah sial aja.." Neta menggerutu sambil melihat tanggal dan waktu ia sidang nanti.

Saat Neta akan memutar arah mobilnya dari kejauhan ia melihat wajah seorang polisi yang sangat familiar.

" Eh.. itu siapa ya.. kaya kenal " Batin Neta

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!