NovelToon NovelToon

Sakitnya Ditinggal Nikah

EPISODE 1 Kecelakaan

Aku berjalan mondar-mandir sambil mataku mawas menatap kearah jalan sesekali melirik jam dengan gelisah, kenapa hingga sore begini ayah dan ibu belum juga datang.... Bukankah tadi menghubungiku jika mereka sudah akan berangkat pukul dua tadi, bukannya dari Daerah B sampai kesini hanya butuh waktu lebih kurang satu jam saja dan sekarang jam telah menunjuk pukul lima sore, itu artinya sudah tiga jam berlalu tetapi mereka belum juga sampei.... "Tuhan semoga ayah ibuku baik-baik saja" doaku mulai cemas.... Telepon rumah berbunyi aku segera berlari dan mengangkatnya....

"Hallo Lindah ini ayah nak, ayah sekarang dirumah sakit umum, ibumu masuk ruang IGD kamu kesini ya nak...."tut....tut... tuuuut.... Bunyi telpon terputus sepihak...

Aku termangu dan mencoba mencerna apa yg ku dengar..

"Ayah ibu kecelakaan, Rumah Sakit, aku berlari dengan airmata yang tidak bisa dibendung lagi mencari kendaraan agar secepatnya bisa sampai ke rumah sakit....

aku hapus airmata yg mulai membuat mataku kabur "Ya Tuhan tolong aku tidak ingin kehilangan ibuku.... Sungguh tidak ingin....

Sesampai didepan rumah sakit aku berlari kearah ayah yang terlihat panik dan bolak balik didepan IGD

"Bagaimana ibu yah..?"

"Ibumu di dalam sedang di tangani dokter nak" Jawab ayah tanpa menoleh..

Aku mengintip dan melihat tubuh dan wajah ibu penuh darah, akupun berlari menghambur ibu dengan air mata yang tak bisa lagi ku tahan....

"Dokter ibu saya baik-baik saja kan Dok???"..

"Anda anaknya pasien ya, yang sabar ya, kita pindahkan dulu pasien ke ruang radiologi ya.."

Aku mengikuti suster yg membawa ibu ke ruang radiologi untuk dirotrogen dengan harap cemas dan air mata yg semakin mengalir

"Ya Allah selamatkan Ibu, ya Allah aku mohon"..

Tiba-tiba suster berhenti dan Memandang kepadaku dengan cemas, aku menatapnya dengan perasaan hampa mencoba menebak apa yang terjadi, belum sempat bibirku bertanya suara ibu muntah mengejutkanku, dan muntahnya muntah darah segar..

Aku terdiam mematung melihat suster dengan cekatan mengambil wadah, ibu terus muntah hingga tiga kali dan astaga wadah itu baskom sudah penuh dengan darah..

Aku menatap nanar wajah ibu yang pucat dengan penuh darah diwajahnya dan darah dibaskom itu kurasakan pandanganku mulai menghitam secepat kilat aku berusaha mencari pegangan dunia seperti berputar dan gelap.. aku tersentak saat ku rasakan ada yg memegang tanganku memanggil-manggilku "Mbak mbak tidak apa-apa kan?!?!.."

Aku mengangguk lemah pada suster tersebut, sayup-sayup aku mendengar suara dokter berbicara dengan ayah

"Pak maaf, sepertinya pasien harus dirujuk ke Rumah Sakit propinsi malam ini juga, ada pendarahan di otaknya".

Dalam Ambulans aku menatap ibuku yang lemah, aku seka darah yg terus menetes dari hidung ibu, entah sampai kapan darah ini berhenti keluar.... Tuhan tolong jangan ambil ibuku secepat ini.... aku tidak bisa lagi berpikir jernih dengan air mata yang kian deras...

"Mbak tolong diajak terus ibunya bicara ya, ibu tidak boleh hilang kesadarannya bisa fatal...." ucap suster disampingku, aku hanya mengangguk lemah, sambil terusku pandangi ibu yang kian pucat wajahnya.. melihat darah segar yang terus menetes dari hidung ibu membuatku bibirku kelu tidak tahu harus mengatakan apa pada ibu.... "Ibu bangun tolong jangan tinggalkan Lindah, aku tidak bisa melihat ibu lemah seperti ini, beri anakmu ini kesempatan berbakti kepadamu.... bu aku mohon buka mata ibu, ibu harus kuat demi aku...." aku menarik napas dan mengusap airmata yang semakin deras keluar, suaraku mulai parau dan putus asa melihat ibu yang tidak ada respon sedikitpun yang masih terbaring lemah dengan mata masih tertutup, Ya allah sehatkan ibuku, aku mohon aku sungguh tidak sanggup melihat ibu seperti ini seandainya bisa aku rela menggantikan posisi ibuku sekarang biarlah aku saja yang sakit seperti ini.... Sungguh aku sangat takut kehilangan ibu....

Ambulans yang membawa kami berhenti para perawat dengan cekatan menurunkan ibu dan membawanya keruang IGD, aku berlari menyusul dan mondar-mandir didepan ruangan IGD ayah keluar setelah bicara dengan dokter, aku menghampiri ayah yang terlihat sedih dan bingung "Yah, bagaimana ibu apa kata Dokternya....?!" Ayah menatapku dengan hampa "Ibumu harus di operasi nak kata Dokter ada pendarahan di otaknya...." ujar ayah dengan nada bingung, kulihat airmata ayah menetes.... Aku terdiam mendengar penjelasan Ayah barusan, separah itukah ibuku, di operasi?! mataku mulai kabur oleh airmata, tanganku berkeringat, kakiku gemetar kurasakan kaki lemas seperti tidak punya tulang, aku terjatuh kelantai, bagaimana jika ibu kenapa-kenapa tidak ibu tidak boleh meninggalkan aku, ibu harus kuat, ibu harus sehat.... huhu.....

"Assalamualaikum, Halo adik sayang mau masuk atau tetap di depan pintu terus ni?"

Suara kakak Amel mengejutkanku, dengan cepat aku seka air mataku.... Entah mengapa aku selalu tidak bisa menahan air mata bila mengingat hari kecelakaan ibu padahal telah enam bulan berlalu..

"Eh iya, maaf kak.. Ibu dan ayah sehatkan????"

"Iya, Alhamdulillah.... beliau didalam kamu ditungguin ayo masuk"...

kak Amel menarik lenganku dengan keras... Lagi-lagi aku termangu menatap kamarku, harusnya bukan disana bukan begitu, yaa semuanya sudah berubah.. Sangat sangat berubah....

"Lindah bangun ayo bangun ada telpon untukmu, Sari nelpon kamu tu cepetan.. Suara kak Amel mengagetkan ku.. Aku mengucek mataku astaga ternyata aku ketiduran karena kecapean dijalan bahkan aku belum bertemu ibu..

"Eh tadi apa kalo tidak salah dengar kak Amel bilang ada telpon, dari Sari", aku berlari menuju meja telpon dan mengangkatnya "Halo Lin kamu pasti tidur lagi Yaa kan"... coba tebak Sari mau bilang apa coba..?"

Suara Sari sepupuku disebrang sana membuatku tersenyum Dia memang anak yang cantik, ceria dan gemesin..

"Emang aku dukun apa, mana akuu tahu, ngomong apa coba...." jawabku ngulur ngidul..

Suara Sari tertawa disebrang sana... "Coba tebak aja dulu kalo salah baru Sari kasih tahu"...

"heam apa ya, oh iya aku tahu kamu pasti punya cowok baru, iyakan....?!?!" tebakku

"Hooh salah, coba lagi.... Eh Lin lo sudah punya pacar belom??!!"

"Pacar.... Buat apa?!" sahutku sungguh aku tidak pernah berminat bila Sari membahas pacar, bisa dibilang aku tidak percaya adanya cinta apalagi yang namanya itu rindu, bagiku itu semua omong kosong"

"Kok buat apa sih sayang, punya pacar itu asyik banget nget, lo tahu enggak punya pacar itu ada yang perhatian sama kita kita, baik, mengagumi dan menemani kita dan seseorang yang selalu ada waktu buat kamu plus memberikan kamu barang-barang dan hadiah,hehe.... seru enggak tuh?!"

Aku tertawa mendengar kata-kata Sari, aku akui Sari memang cantik dan sangat mempesona pasti tidak akan satupun cowok didunia ini yang bisa menolak dan memanjakannya....

"itu cowok apa mall komplit banget" ujarku sambil tertawa, Sari disebrang sana ikut tertawa geli.... yaa kami berdua memang sangat dekat, bukan hanya sepupu tapi aku senang Sari juga sahabat dari kecil jadi apapun masalah kami selalu bercerita dan berbagi satu sama lain meski Sari beda kota denganku tapi komunikasi kami sangat lancar, begitupun bila libur tiba Saripun selalu datang kerumah menghabiskan masa liburannya bersamaku disini....

"Sar kapan kamu jalan-jalan kesini, sudah lama kita enggak ngumpul ya?!"

"Naah itu juga salah satu alasan Sari

hubungi lo, Sari mau main kesitu...."

EPISODE 2 perkenalan

"Kamu tahu enggak siapa yg bakal jadi tetangga barumu???"

"Tetangga baru, maksud kamu apa, rumah sebelah gitu??!!"

"Iyaaaa Lindah sayang, rumah yang mana lagi, eh tahu enggak tuh cowok tajir plus cakep banget pokoknya keren banget deh, kalo kamu ketemu dia kamu pasti langsung jatuh cinta.. hehehehe.!!!!"

"What's??? siapa, aku, seorang Lindah jatuh cinta, wuuhhh ya enggaklah mana mungkin aku suka, enggak akan pernah, gila Lo ya,

emangnya sekeren apa sih tu cowok Lo segitunya banget, Sari Sari!!!!?"

"Ya elaaa lo Lin belum liat udah tolak mentah mentah, awas aja lo ya kalo nanti suka, Wildan inceran Sari tau, kalo enggak salah besok dia kesitu, jadi besok Sari mau main kesitu ya, mau pedekate, hehehehe, Oh ya satu lagi tuh cowok namanya Wildan, da..."

Tut..tuuuut.. Suara telpon tertutup

Dasar Sari main matiin aja, aku belom sempat ngomong juga, Wildan, siapa ya, sekeren apa sih, jadi penasaran aku..

Wildan keren si namanya, Lindah memukul jidatnya sendiri.... "Kok aku jadi ikutan gila kayak Sari ya hadeeeeh".

Satu Minggu berlalu begitu cepat, Lindah memperhatikan jam dinding didekatnya pukul empat sore.. "Sudah jam segini tapi Sari enggak datang juga, batal apa ya atau tuh anak lupa kali.. tuh cowok juga kayaknya enggak tampak batang hidungnya, apa sari sedang ngerjai aku ya???.. ahhh daripada pusing sendiri, lebih baik aku main tempat kakak..."

Lindah berlari kekamar mengganti baju dan berdandan tipis tidak lupa bawa beberapa potong baju siapa tahu betah disana.. Lindah paling senang main ketempat kakak pedesaan yang masih sangat asri dan adem.. ya meskipun itu tidak bisa lagi dibilang desa juga karena semenjak desa itu jadi ladang minyak perusahaan-perusahaan masuk hingga ramai hiruk pikuk orang luar.. mungkin lebih tepat di sebut setengah asri atau daerah cekak.

Aku sedang asyik bermain saat handphoneku berbunyi, eh dari Sari, masih bernapas tu anak....

"Hallo Sari, tumben masih hidup lo, ngerjai aku ya, katanya mau datang, aku sampai ubanan tahu nungguin kamu, dasar lo ya!!!?" Suara Omelanku tanpa jeda..

"Lo tu yang gila, nyerocos kok enggak ada titik komanya sih, dengerin dulu, Sari minta maaf tadi pagi sibuk banget jadi enggak sempat kesana, oh ya gimana tetangga baru Lo, cakep kan, jangan bilang Lo juga suka, Sari marah nih"..

"Apaan sih Sar, main nuduh aja, aku ketemu aja enggak tuh orang, pokoknya tenang aja deh tuh anak bulat-bulat buat kamu deh, aku nggak bakal mau apalagi jatuh cinta". Ujarku sewot....

"Ahhh yang bener, bulat-bulat kamu bilang, dia anak orang tahu bukan onde-onde, haha.. Jangan asal ngomong, hati-hati kemakan omongan sendiri, pas ketemu nanti klepek-klepek pula, hehe.. eh emang ko sekarang dimana sih Lin kok bisa enggak ketemu Wildan secara tetanggaan..!!! enggak peka amat sih jadi tetangga!!!."

Suara sari nyerocos kayak bebek..

"Aku sekarang lagi didesa tempat kakak, hehe.. Abis kamu sih ditunggu-tunggu enggak datang ya udah aku jalan-jalan aja.."

"Haaah??? Lo didesa, astaga Lindah pantesan enggak ketemu, ampe tua juga lo nggak bakal ketemu kali sama Wildan.. dasar Lo ya, sekarang lo siap-siap balik giihh, besok Sari nyusul, oke.. da!!!..."

"Halo hallo hallo eh Sar Sari, ya ampun dimatiin lagi, ni anak lama-lama makin nyebelin ya, merintah seenak jidatnya lagi.. Awas aja kalo ketemu aku pencet-pencetin deh"..

"Lindah ngeloyor masuk ke rumahnya tanpa memberi salam dan langsung kekamarnya membanting tubuhnya ke kasur, baru saja mau memejamkan matanya tiba tiba suara Mila sepupunya mengagetkanya..

"Kak Lindah sudah pulang, kok enggak ada suara???"..

"Eh iya ni Mil, kak Lindah tadi ngeloyor masuk abis capek banget sih"..

"Oh ya udah kak Lindah tidur aja, Mila juga mau pergi rumah teman kerja kelompok, Mila tutup kamarnya ya kak"..

"Heemm......"

Aku terbangun mendengar suara tangis, kayaknya suara si Hen keponakanku pasti dimarahi mamanya, kutatap jam dipergelangan tanganku sudah pukul lima sore waah udah satu jam aku tidur rupanya.. Lindahpun keluar mencari sumber suara, iya benar si Hen yang nangis....

"Kebetulan kamu datang Lin, tolongin kakak ya bawa nih Hen jalan-jalan keluar giih, dari tadi rewel banget mau keluar tapi kakak lagi sibuk, tolong ya.." Suara kak Wina memelas..

"Iya deh kak.."

"Makasih ya Lin"...

Aku gendong Hen kecil keluar, sambil terisak Dia memelukku, kita kemana ya, buatku pusing juga.. Aku yang baru bangun belum pulih kesadaran sepenuhnya lansung diminta jaga anak kecil membuatku tidak punya ide samasekali, kebetulan disamping rumah orang lagi ramai mancing, aku tersenyum menunjukkan Hen ikut tersenyum dan berlari kesana, aku bergegas mengejarnya dan menangkap tangannya dan langsung menggendongnya membawanya duduk dibangku, bibir mungil Hen penuh siulaan sepertinya dia sangat senang melihat ikan beraneka apalagi saat seseorang didepan kami menarik kailnya seekor ikan besar didapat dengan spontan Hen berdiri dan meloncat-loncat sambil bertepuk tangan, aku ikut tersenyum melihat tingkahnya yang lucu.. Aku sendiri baru tahu jika disamping rumah penuh ikan ya... aku beranjak menariknya Hen kecil dan mendudukanya di pangkuanku, jujur saja aku sedikit cemas melihatnya seperti tadi bagaimana jika dia jatuh ke kolam pasti kak Wina memarahiku habis-habisan.... Aku pandangi disekitar rumah sungguh berbeda dan terasa asing, kutatap pintu rumah dibelakang tutup, kira-kira penghuninya ada tidak ya perasaan enggak pernah dengar ada suara tapi bukannya kata Sari harusnya dari kemarin ada penghuni baru cowok yang digilai Sari, Wildan.. Seperti apa sosok Wildan, se cakep apakah, sekeren siapakah hingga bisa membuat secantik Sari rela mengejarnya, mau tidak mau membuat Lindah ikut penasaran dengan sosok Wildan.... Lindah menggeleng kepalanya cepat sejak kapan Lindah ikutan penasaran dengan sosok cowok gini, Hen berteriak melihat ikan membuyarkan lamunan Lindah dan ikut menoleh ke bapak pemancing didepannya yang lagi-lagi berhasil mendapatkan ikan, Lindah tertawa dengan Hen kecil yang begitu bersemangat, aura anak kecil benar-benar bisa membawa kita kebahagiaan juga, Lindah sangat senang bila menjaga Hen dia bisa bertingkah selayaknya anak kecil juga melupakan jika dia sudah gadis, tanpa Lindah sadari seorang pria dibelakangnya memperhatikan tingkahnya dan sesekali ikut tersenyum melihat tingkah mereka, Wildan bahkan menutup mulutnya menahan tawa saat melihat Lindah ikut loncat-loncat bertepuk tangan bersama Hen kecil layaknya anak kecil, Wildan menggeleng-geleng kepalanya ada ya gadis selugu ini ujarnya.... Dia menatap lekat wajah Lindah, Wildan yakin tidak pernah melihat wajah gadis ini sebelumnya disini, siapa ya....

EPISODE 3 Wildan

Aku dan Hen terpana lihat orang-orang pada dapat ikan, ternyata banyak juga ya ikan di kolam itu besar-besar lagi, eh kemana aja sih aku selama ini, disamping rumah sendiri aja kok nggak tau, aku jadi nyengir sendiri..

"Hei kamu Mila kan, halo kamu yang namanya milakan????"

Kayaknya aku dengar suara orang deh, tapi dimana, aku arahkan pandanganku kedepan tidak ada, kesamping kanan kiri juga tidak ada, kebelakang juga sama semua orang malah asyik dengan pancingannya, siapa??? Apa penunggu kolam ini ya, aku jadi bergidik kok kayak merinding gini siih, iiihhhh...

"Hei.. hei.. Gue ini lagi ngomong bukan tidur.."

"Eh ada lagi tuh suara, aku mulai menarik tangan Hen siap-siap kabur"...

"Woih Mila, aku diatas kamu, budek ya..."

Aku mengangkat kepalaku, ada cowok didepanku sambil memandangiku, dan.... Subhanallah, cakep bangeeeet, itu manusia apa malaikat....

"Hei hei saya lagi nanya neng...."

"Eh kamu lagi ngomong sama aku, maaf aku Lindah bukan Mila, Mila itu sepupu aku..." Jawabku kikuk sambil mencoba curi pandang, ada ya makhluk Tuhan diciptakan begini, sesempurna ini, atau jangan-jangan ini yang namannya?????

"Saya Wildan, oh pantesan enggak mirip, gue baru pertama kali ini lihat kamu, apa lo enggak tinggal dirumah sebelah ya dari mana???"

Huuh dasar ya cowok emang enggak bisa dipercaya mulutnya tadi katanya aku Mila dan sekarang dia bilang enggak mirip ujarku ngedumel.... "Tinggal disini kok cuma kemarin habis main tempat kakak, oh ya kamu udah lama datangnya, tinggal sendirian disini atau sama keluarga kamu??"

"Sudah beberapa hari kok, sendiri dong masakan sudah gede gini masih ditemenin emang saya anak mama apa??? hehe.."

"Tampangnya sih gitu, kayaknya anak mama banget deh, eh maaf ya aku masuk dulu udah maghrib".. Ujarku sambil menggendong Hen masuk kedalam rumah

"Enak aja, baru kenal sudah main cap anak mama aja, lain kali kita ngobrol lagi ya.." pekik Wildan...

Didalam rumah aku tersenyum-senyum sendiri pantesan Sari jadi genit gitu ternyata cowoknya beneran keren, unyu, cakep, manis perfect banget deh.... Eeh kok aku jadi ketularan virus genit Sari gini ya, waladala...!!!

xxxxxxxxxx

"Assalamualaikum.... Lin..."

Aku berlari keluar,

" waalaikum salam Sari, akhirnya kamu nongol juga, ayo masuk.."

"Eh gimana, udah ketemu tetangga baru lo nggak, cakepkan, awas aja kalo ikutan naksir!!!'."

"Iya tadi ketemu, emang ya kalo orang jatuh cinta itu datang-datang bukanya masuk atau tanyain kabar kek dulu malah bahas itu cowok, sedeng lu ya ujarku sewot"..

"Hehe maaf, abis Sari penasaran sih, nanti siang kenalin aku ya sama Wildan, dan satu lagi ajak jalan jalan-jalan ya sekalian.."

"Hah, apa, jadi kamu belom kenal Wildan bukanya kamu lagi pedekate jadi selama ini yang kamu ceritain!!!?"

"Hehe maaf lagi, kenal sih cuma Sari liat dari jauh aja, banyak dengar cerita dari teman, ya kenal gitu-gitulah pokoknya.."

"Ya elah lo Sari Sari, aku kirain sudah gimana gitu...."

"Sari berteman tapi nggak dekat-dekat amat juga, gimana sih caranya ceritain sama lo, intinya gitu deeh, Lin comblangin Sari ya, mau ya please!!!!"

"Comblangin, ya elah emang lo pikir aku biro jodoh, gimana caranya, aku aja baru kenal, kamu emang reseh ya Sar, ada-ada aja deh, kamukan cantik, dekati sendiri aja pasti diterima kok asal dia cowok normal, enggak tahu deh kalo enggak normal!!!! hehe." jawabku tertawa

"Lo tuh ya Lin, ayolah demi Sari...." Sari memohon dengan ekspresi sedih membuat Lindah mengiyakannya, Saripun tersenyum puas.... Lindah tante mana ya Sari lapar banget nih...."

"Uuuh kamu tuh ya lapar baru cari mamaku, mama barusan tadi sama kak Amel pergi kerumah kak Wina, kalo lapar kita beli dulu soalnya aku enggak masak, kamu mau makan apa....?!?!"

"yaa emang gadis pemalas bukannya masak malah ngajak makan diluar, ya sudah deh menurut lo kita enaknya makan apa ya?!?!...." ujar Sari pura-pura kesal

"Yaa besti kalo aku masak dulu kamu keburu mati kelaparan kaliii.... Makan martabak canai pake telor plus kuah kare kayaknya enak tuh, gimana setuju enggak?!?!" ujarku semangat membayangkan makanan kesukaan sudah ngiler duluan..

"Apa malam-malam gini lo mau makan roti maryam kuah kare, apa enggak salah bisa-bisa besok pagi badan kita melar dong naik lima kilo gimana, Sari enggak mau aahhh...." ujar Sari sewot....

"Ya elah takut banget gemuk tenang aja makan sekali tidak bakal bikin gemuk palingan juga nambah satu atau dua kilo ya sekalian kita tes Wildan kira-kira kalo lo gemuk dia suka tidak ya gadis gembul?!?! ucapku sambil ngelembungkan wajahku dengan lucu sambil tertawa dan bergegas kabur karena detik itu juga Sari lansung berdiri mengangkat tangannya hendak mencubitku, Sari mengejarku sambil tertawa juga kami berlari dari dapur melewati kamar Mila dengan suara berisik, Mila yang sedang berada didalam kamar terkejut mendengar suara kami yang heboh ikut keluar dan berlari sekencang-kencangnya dan berteriak histeris seperti orang yang melihat hantu, menabrak Sari yang berlari didepannya, Mila terus berlari melewati Sari tanpa menghiraukan Sari yang jatuh, Mila terus berlari sampai teras depan rumah, aku menghentikan lariku menatap Sari yang segera berdiri dan tersenyum, kami berdua berjalan kedepan pintu rumah mamandangi Mila yang begitu ketakutan belum sempat kami bertanya kepada Mila tiba-tiba para tetangga kiri kanan menghampiri kami dengan wajah cemas dan bertanya ada apa, apa kami baik-baik saja?!?! aku saling tatap dengan Sari bagaimana cara menjawab para tetangga jika kami baik-baik saja.... Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, dan mengatakan kami hanya bermain kejar-kejaran tadi, semua tetangga langsung berubah raut wajahnya menatap kami kesal dan berlalu pergi meninggalkan kami yang merasa bersalah telah membuat tetangga mencemaskan kami karena mereka semua tahu hanya kami bertiga didalam rumah ini.... Setelah semua pergi hanya Wildan yang tetap berdiri menatap kami dengan geram dan berujar

"Kalian ini ya dasar anak-anak, bisa enggak dewasa sedikit kelakuan kalian tadi buat kita semua prasangka buruk, gimana tadi kalo ada tetangga kita yang sakit jantung terus kambuh, jangan pernah ulangi lagi"

Wildan mengomel dan berlalu pulang masuk kerumah dan menutupnya tinggallah kami bertiga mematung tidak tahu harus berbuat apa.... Perut kami berbunyi, tersadar belum ada yang makan, aku segera menutup pintu dan melangkah ke warung makan terdekat, sambil menunggu pesanan kami, aku bertanya pada Mila yang masih ngos-ngosan napasnya kecapean berlari tadi.... "Mil kenapa tadi kamu ikutan lari?!?!"

"Lah kakak sendiri kenapa berlari, Mila dengar kakak sama kak Sari lari Mila kirain ada hantu ya Mila ikut lari"

ujar Mila dengan mimik serius....

Aku dan Sari tertawa mendengar penjelasan Mila

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!