Malam yang dingin disertai gerimis menetes dari langit. Jam sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB. Seorang gadis nampak keluar mengendap - ngendap keluar dari sebuah rumah sederhana dengan menenteng sebuah tas.
Setelah kejadian tadi, dia sudah memutuskan untuk kabur dari rumah pamannya. Dia adalah Karin, gadis yang baru saja naik kelas 12 SMA. Ia sudah tidak sanggup bertahan dirumah pamannya Yadi.
Keluarga pamannya selalu kasar dan menjadikan dia sebagai pembantu. Hatinya memberontak diperlakukan kasar oleh paman beserta istri dan anaknya. Karin merasa ia mampu menghidupi dirinya sendiri bagaimanapun caranya.
Karin berjalan dengan hati - hati agar tidak membangunkan penghuni rumah itu. Karin dibantu oleh temannya Doni untuk kabur. Doni sudah menunggu diluar dengan sepeda motor beat biru.
“ Maaf, sudah lama ya” ucap Karin yang masih ngos – ngosan
“ Ayo naik” ucap Doni.
Doni lansung tancap gas meninggalkan rumah pamannya Karin. Doni membawa Karin ketempat tinggalnya, dimana ia mengontrak dengan teman – temannya. Doni mengontrak dengan teman – temannya yaitu Bian dan Rara.
Mereka tinggal dikontrakkan yang bebas. Doni sudah kuliah semester akhir. Doni seorang pemuda yang playboy dan pergaulannya agak bebas. Ia suka gonta – ganti pasangan dan suka clubbing.
Doni kenal dengan Karin karena temannya Rara. Rara dan Doni sama – sama menyukai pergaulan bebas. Motor Doni sudah berhenti disebuah rumah tepatnya kontrakan mereka. Karin lansung masuk kedalam rumah dan menuju kamar Rara.
“ Akhirnya aku bebas juga dari si Yadi itu” ucap Karin bahagia
“ Yupz, setidaknya kamu sudah tidak disiksa lagi.” balas Rara.
“Mari kita senang – senang ladies.” sahut Bian yang baru masuk kamar Rara sambil membawa cemilan dan minuman gas.
“Jadi gimana rencana kita Don?” Tanya Karin ke Doni yang juga baru bergabung.
“Tenang, aku sudah menyiapkan lelaki mapan untukmu.” sahut Doni sambil duduk di kasurnya Rara.
“Aku maunya yang muda, kalau bisa yang belum menikah Don, aku nggak mau ambil resiko dengan istrinya nanti.” ucap Karin.
“Ternyata kau takut juga, hahahaha” Rara tertawa.
“Tapi Rara contoh yang bagus, memang harus kalian cari yang aman saja, anak horang kaya aja cari daripada simpanan om – om.” balas Bian.
“ Kamu yang simpanan Tante – Tante.” ucap Rara tertawa.
Lalu Doni dan Bian juga ikut tertawa bersama. Karin hanya tersenyum tapi didalam hatinya masih ada keraguan. Ia ragu dengan jalan yang ia ambil. Ia sangat takut semakin terjerumus dalam pergaulan bebas, tapi ia tidak punya pilihan lagi. Ia harus menghasilkan uang sebanyak – banyaknya agar ia bebas dari keluarga Yadi dan untuk masa depannya.
“ kamu kenapa rin? Ragu?” Tanya Rara.
“ Ya, ini pertama bagiku, tapi aku harus bisa menghasilkan uang dengan instan dan hanya ini yang bisa aku lakukan agar hutangku lunas ke Yadi, karna jika aku tinggal di sanapun, aku tetap akan dijual ke hidung belang sama Yadi.” Karin tertunduk.
“Tenang ajar rin, loe bakalan beruntung ketemu cowok ini, dia tampan loh” hibur Doni.
“Siapa sih Don? Temannya Farhan juga?” Tanya Rara.
“Yupz, sahabatnya dia” Doni tersenyum.
“Ya udah, kamu tinggal dulu ya rin, aku mau ke tempatnya Farhan dulu.” ucap Rara sambil berlalu meninggalkan mereka.
“ Aku juga mau clubbing, besok aku bawa dirimu bertemu dengannya, dan loe apa nggak ada jadwal hari ini dengan tante Sopia bi?” Tanya Doni.
“ Iya, aku juga mau kehotel xx menemuinya malam ini, kamu istirahat dulu rin malam ini” Ucap Bian meninggalkan Karin bersamaan dengan Doni.
Karin tinggal sendirian dirumah ini. Ia tau kawan – kawan yang baru dikenalnya mempunyai pergaulan cukup bebas. Disekolah tidak ada yang mau berteman dengannya karena ia miskin.
Dari kecil sampai sekarang ia tidak tau dimana keberadaan orang tuanya. Ia tidak tau asal – usulnya sama sekali. Yang ia tau, dia hanyalah sebatang kara yang dibesarkan oleh Yadi dan istrinya. Malam semakin larut dan akhirnya Karin tertidur pulas karena kecapean.
Halo kakak, teteh,mbak, uni, emak2 yang cantik - cantik. Ada karya terbaru author lagi nih. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan keturunan Arkarna atau Kusuma ya. Jadi cerita ini tidak berhubungan dengan novel yang lainnya.
Semoga para pembaca senang dengan hadirnya karya ini. Terima kasih sudah mampir di karya author. Dan terima kasih juga buat yang like, komen, share, vote dan yang memberikan hadiah.
Semoga para pembaca suka dengan karya ini. Untuk visual silahkan bayangin masing-masing ya sesuai selera. Selamat membaca....
Karin dan Doni berjalan menuju sebuah hotel nnn. Mereka lansung menuju kesebuah kamar. Karin dag dig dug berjalan kesebuah kamar. Baginya ini pengalaman pertama yang memalukan.
Ia ingat pesan Rara bahwa jangan malu – maluin dalam melayani prianya jika mau menghasilkan banyak uang. Karin dan Doni sampai dikamar 304.
Mereka mengetok pintu kamar hotel. Pintu terbuka dengan menampilkan seorang pria yang kemungkinan berumur 24 tahun. Karin terpesona pada pria itu pada pandangan pertama. Pria ini begitu gagah. Wajahnya yang sempurna, tubuhnya yang tegap, dan tubuhnya yang tinggi 180 membuat lelaki itu semakin gagah.
“Bro kenalkan ini Karin, Karin ini Aldo.” Ucap Doni mengenalkan mereka.
“Ini sudah 17 kan Don? Gua nggak mau ambil resiko nantinya.”ucap Aldo berjalan masuk kedalam kamar hotel.
“Tenang, dia tahun ini mau 18 tahun kok, oh ya apa kamu sudah siapkan surat perjanjian?”
“Disini tidak ada surat perjanjian, saya akan pakai dia satu – satunya selama dia bisa memuaskan saya, dan untuk keamanan saya maunya dia tinggalnya di apartemen saya” ucap Aldo yang duduk di tepi ranjang hotel.
“Tapi ingat bro, kamu tidak boleh ikut campur masalah pribadinya, dan untuk uang mukanya kamu harus mengeluarkan 200 juta karena ini masih perawan, uang tiap bulan 50 jutaan biaya sekolah sampe lulus” ucap Doni.
Mendengar kata perawan membuat Karin malu. Wajahnya memerah menahan malu.
“ OK, untuk itu saya tidak ada masalah” Aldo mengeluarkan selembar cek bertuliskan 300 juta.
Doni pun mengambil cek tersebut lalu meninggalkan kamar tersebut sambil berkata :
“ Rin, besok kita bicarakan masalah ini, aku tinggal dulu”
Karin tampak canggung tinggal berdua dengan pria yang baru ia kenalnya itu. Nampaknya pria ini baik baginya tapi entah bagaimana bisa terjerumus ke pergaulan sebebas ini.
“ Apa seperti ini pergaulan orang kaya?” Tanya Karin dalam hati.
Aldo melihat Karin yang bengong berdiri ditempatnya lansung mendehem. Karin kaget mendengar deheman Aldo sambil berjalan mendekat ke Aldo.
“Maaf kak, kenalkan saya Karin.” Karin Nampak agak gugup.
“OK, selama loe jadi simpanan gue, gue nggak mau loe ikut campur urusan pribadi gue, dan low juga tidak boleh ikut campur urusan gue.” ucap Aldo memandang Karin yang cantik dan mulus.
“Baiklah, mungkin aku mandi dulu.” ujar Karin lalu berjalan kekamar mandi.
Sambil menunggu Karin mandi, Aldo mengerjakan pekerjaan kantornya. Aldo memang masih duduk di bangku kuliah, tapi ia sudah bekerja sebagai wakil direktur di perusahaan Papanya.
Ia bekerja sambil kuliah. Selama dua tahun masuk ke perusahaan membuatnya selalu menjadi kebanggaan bagi papanya. Aldo hanya anak tunggal. Sudah 30 menit Karin dikamar mandi. Ia begitu gugup keluar dari kamar mandi dan bingung apa yang harus ia lakukan. Aldo merasa aneh, lansung mengetuk kamar mandi.
“ Rin, loe ngapain kok lama banget.” Aldo menggedor pintu kamar mandi.
“ Iya, ini gua mau keluar.” Karin membuka pintu dan keluar menggunakan handuk kimono yang disediakan hotel.
“ Gua mandi dulu ya.” Aldo mengedipkan matanya membuat wajah Karin semakin memerah.
Tak sampai 15 menit akhirnya Aldo keluar dari kamar mandi. Aldo lansung berjalan mendekati Karin dan duduk disebelah Karin. Mata Aldo tertuju ke bibir merahnya Karin. Tanpa bicara sepatah katapun ia mengecup bibirnya Karin. Karin hanya pasrah dengan apa yang terjadi padanya saat ini. Lalu terjadilah apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan pasangan yang belum menikah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!