Di sebuah kota yang cukup besar, hiduplah sepasang suami istri yang berasal dari keluarga besar Akiyama. pada awal nya, kehidupan suami istri ini berjalan baik baik saja, namun seiring berjalan nya waktu. tepat dimana saat mereka baru saja di karunia seorang anak kembar perempuan yang sangat cantik, kehidupan mereka perlahan mulai meredup dan berubah.
Meski begitu, kelahiran anak kembar ini sempat membuat kedua nya terheran, karna mereka terlahir dengan fisik yang berbeda. Seorang kaka terlahir memiliki surai serta warna hitam pada mata nya yang indah. di samping itu, seorang adik terlahir cukup unik, dia memiliki surai berwarna putih perak yang sangat indah. tak hanya itu, dia juga memiliki lingkaran biru di mata nya, itu terlihat begitu indah, bagai sebuah bintang di angkasa.
Meski kedua nya terlihat sangat berbeda, wajah yang mereka miliki tetap sangat mirip. dari alis, hidung yang mancung, bibir merah mungil, serta warna putih bersih pada kulit nya.
Kelahiran anak kembar ini sempat membuat heboh dunia maya, bahkan jabatan seorang ayah yang pada awal nya hanya seorang pegawai biasa di sebuah perusahaan besar. setelah kelahiran anak nya ia mendapatkan kenaikan jabatan sebagai seorang direktur di perusahaan tempat kerja nya.
keberuntungan yang ayah dapat di hari kelahiran putri nya, ia mengira bahwa keburuntungan ini datang dari putri kedua nya. seorang bayi yang memiliki surai putih perak yang indah, bahkan sang ayah juga memberi nya nama sesuai dengan marga nya saat ini.
Akiyama Hikaru, nama yang ia berikan pada bayi yang begitu ia cintai. disisi lain, ia lupa memberikan sebuah nama pada putri pertama nya. Seorang kaka saudari kembar dari Hikaru.
Merasa di lupakan, sang ibu menegur dan menasihati sang ayah bahwa, diri nya melahirkan dua anak perempuan. mengapa ia hanya memberikan nama pada anak perempuan kedua nya, lalu bagaimana dengan anak perempuan pertama nya?
"Kau saja yang beri nama, jangan ganggu aku!! kau tahu, hanya anak inilah yang akan membawa keberuntungan besar untuk ku"
Ucapan itu terlontar jelas dari mulut suami nya. Namun sang istri tak bisa berbuat apa apa, ia hanya bisa terdiam sembari menatap ke arah sosok bayi perempuan dalam pelukan nya. dapat terlihat jelas, ia tengah menahan tangis nya, melihat seorang bayi yang baru lahir telah mendapat perlakuan yang begitu kejam dari ayah nya.
"Selamat datang di dunia mu yang baru putri ku, Akiyama Haruko adalah nama mu" sang ibu menangis saat memberikan nama untuk putri pertama nya.
Kehidupan pahit mulai Haruko rasakan sejak diri nya masih kecil, ia di perlakukan sangat tidak adil oleh ayah nya. Namun berbeda dengan saudari kembar nya, meski sang ayah selalu membedakan diri nya dengan Haruko, ia tetap berperilaku baik, dan tak pernah menganggap diri nya jauh lebih baik dari Haruko.
Perlakuan ini terus berlanjut hingga Haruko dan Hikaru berusia 14 tahun. atau lebih tetap nya, sampai mereka menduduki kelas 2 SMP perlakuan sang ayah tak pernah berubah pada Haruko.
Akan tetapi, Hikaru tetaplah obat dari segala sakit yang di berikan ayah nya pada saudari kembar nya ini. Hikaru selalu memanjakan Haruko, hingga membuat Haruko selalu bersikap malas dan santai saat bersama dengan nya.
...( Next Story )...
...Pagi ini, tepat nya di hari senin sekitar pukul 06:30, Hikaru baru saja keluar dari kamar nya. Dia terlihat masih dalam keadaan yang setengah sadar, bahkan cara berjalan nya saja seperti orang habis meminum beberapa botol bir....
"06:30??" ujar gadis itu saat mata nya melihat ke arah jam yang sepasang di dinding tak jauh dari nya.
'Seperti nya aku bangun terlalu siang hari ini' ia bergumam sembari berjalan menuruni tangga.
...Setelah ia sampai di depan pintu kamar mandi di lantai 1, saat tangan nya hendak akan meraih gagang pintu kamar mandi di depan nya, tiba-tiba saja tangan nya terhenti secara antusias saat telinga nya mendengar suatu alunan melintas lembut di telinga nya....
"Hmm??"
...Hikaru menolehkan kepala nya, mata nya pun mulai menelusuri ke seluruh ruang tamu nya, Namun pandangan Zira tiba tiba tertuju pada gadia bersurai hitam yang tengah duduk di sofa dengan gitar yang berada di atas pangkuan nya. Tak lain gadis itu adalah saudari kembar nya, Akiyama Haruko....
"...??...."
...Ah ya ampun, perlahan Hikaru mulai merubah tatapan nya, ia menatap Haruko dengan tatapan horor nya. Meski Hikaru tak menegur nya, Dilain sisi justru Haruko telah merasakan kehadiran serta tatapan datar Hikaru terlebih dahulu pada nya....
"Oii, Berhenti menatap ku seperti itu!!" tegur Haruko tanpa melihat ke arah Hikaru di belakang nya. ia juga telah menghentikan jari nya dalam memetik senar pada gitar nya.
...Hikaru melipat tangan nya di dada, Namun tak mengubah arah pandangan nya dari si makhluk santai yang duduk di sofa tak jauh dari nya....
"Biarkan aku bertanya satu hal pada mu"
"Eum..Katakan!" sahut Haruko sembari menyilang posisi kaki nya.
"Sudah dari jam berapa kau bangun?" tanya Hikaru.
...Mendengar pertanyaan Hikaru, membuat Haruko menyenderkan punggung nya pada sandaran sofa, hingga membuat diri nya terlihat begitu malas. "Eum.. Coba ku ingat, jam berapa aku bangun..." kata Haruko sembari memasang ekspresi sedang berpikir....
Sementara itu, Haruko hanya terdiam menunggu jawaban dari si makhluk menyebalkan itu "...."
"Ahh...Seperti nya aku bangun dari jam 05:30 tadi" sahut nya setelah mengingat kapan dia terbangun.
...Setelah mendengar jawaban dari makhluk itu, sebuah kerutan muncul di antara kedua alis Hikaru, bahkan cara dia menatap makhluk santai itu pun perlahan mulai berubah....
"Kau sudah bangun di jam 05:30??"
"Mungkin.."
"Lalu?? Mengapa kau tidak pergi ke kamar ku, dan membangun kan ku??" Hikaru mulai menaiki nada suara nya.
"Ahh..Kau benar, Tetapi rasanya aku melupakan hal itu" Haruko menanggapi semua ucapan Hikaru dengan nada ledek nya.
"Melupakan?? Apa kau pikir hal seperti itu mudah tuk di lupakan??!!!!"
"Sudahlah tak perlu di ingat kembali, Lagi pula sekarang ini kau sudah bangun bukan??"
"Bukan itu maksud ku!!!"
..."Heyy.. Mengapa kau begitu marahh??" tanya Haruko sembari menolehkan kepala nya dan melihat ke arah...
...Hiraku yang tengah berdiri di depan pintu kamar mandi, dengan tatapan marah nya....
"Setidak nya, Setelah kau bangun, pergilah ke kamar mandi dan bersihkan diri mu di sana!!"
"Itu masih sangat pagi untuk mandi, kau tahu"
...Sahutan demi sahutan, Hikaru hanya bisa mengepalkan tangan nya karena menahan kesal. Lagi pula ini juga masih terlalu pagi jika harus bertengkar dengan makhluk menyebalkan seperti nya....
"Sebaiknya kau pergi bersihkan diri mu, lalu bersiap siap, Kau tahu?? Ini sudah sangat siang, BERHENTI BERSIKAP MALASS!!" ucap Hikaru sembari menolehkan kepala nya , dan menghadap ke arah pintu kamar mandi yang pada awala nya ada dibelakang diri nya.
"Kau duluan saja!! tak perlu pedulikan aku"
*BRAKKK*
"Sekarang!!" bentak Hikaru sembari memukul pintu kamar mandi yang berada tepat di depan nya.
"Kau ini berisik sekali!!" dengan kesal Haruko bangun dari duduk nya, dan beranjak pergi ke kamar mandi di kamar nya.
"Aku akan mandi sekarang, Kau tidak perlu membentak ku seperti itu, Rasa nya kau telah kehilangan sifat kesopanan mu pada kaka mu sendiri" lanjut Haruko.
"Bisakah kau katakan sekali lagi ucapan mu itu??" sahut Hikaru yang sekali lagi memukul pintu kamar mandi di depan nya. Namun kali ini suara nya terdengar lebih keras di bandingkan sebelum nya.
"Tidak ada... Kau ini cepat sekali marahhh"
"Apa?!!"
"Berhenti bersikap mudah marah, Tidak kah kau berpikir bagaimana jika pacar mu tahu, kalau kau memiliki sifat yang begitu menyeramkan"
"Lalu??"
"Tidak ada, Aku hanya ingin mengatakan sesuatu pada mu"
"Apa??"
"Kau ini terlihat lebih menyeramkan di bandingkan para makhluk astral yang pernah ku temui" ledek Haruko sembari berlari menaiki tangga menuju ke lantai dua, Karena dia akan mandi di kamar mandi yang berada di kamar nya.
...Di sisi lain, Hikaru hanya bisa mendenguskan napas panjang nya, pelan-pelan raut serta aura tubuh Zira kembali menjadi tenang setelah ia selesai menghadapi makhluk santai itu. ia membuka pintu, Lalu masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan tubuh nya di sana....
"Dasar bodoh!! Dia selalu saja membuat ku merasa kesal" ujar Hikaru setelah diri nya berada di dalam kamar mandi.
...Terkadang Hikaru sebagai adik dari Haruko sering berpikir, Mengapa Haruko tak pernah menyesuaikan sifat nya. Bahkan dalam hal sekolah saja, dia masih bisa bersikap usil seperti ini. Dalam pikiran nya hanya terisi dengan ide ide licik nya saja....
...Beberapa saat kemudian, sekitar jam 06:40 Hikaru dan Haruko keluar dari rumah nya. Mereka telah menggunakan seragam sekolah nya, namun saat mereka berjalan menuju ke gerbang rumah nya. terlihat sebuah mobil hitam telah terparkir di depan gerbang yang akan siap mengantar mereka ke sekolah....
"Nona Haruko, Nona Hikaru... Tuan besar menintipkan pesan pada ku untuk mengantar kalian kesekolah menggunakan mobil nya" ucap sopir pribadi dari ayah kedua saudara kembar itu.
"Kami akan pergi berjalan kaki saja!" tolak Hikaru dengan nada sopan nya.
"Euhh...Te-tetapi nona... Tuan besar telah berpesan-
"Tak apa, Kami tak kan berkata apa pun pada ayah dan bunda.... Ayoo Hikaru kita berangkat!!" ajak Haruko menyela perkataan sopir pribadi ayahnya yang belum selesai, sembari menggandeng lalu membawa Hikaru berlari bersama dengan nya.
...Tangan yang tergandeng, Mengubah suasana menegangkan karena terlambat ke sekolah, kini bertukar menjadi sebuah senyuman yang terukir di wajah kedua nya gadis itu....
...Ahh sungguh pagi yang cukup menyenangkan, Meski Hikaru selalu terlambat pergi kesekolah hanya karena dia harus bertengkar terlebih dahulu dengan kaka nya yang selalu berbuat hal aneh setiap pagi nya. Namun hal seperti itu, justru sangatlah menyenangkan.....
...Kau tahu, berlari menuju ke sekolah dengan udara yang begitu sejuk, rasa nya ingin sekali pergi ke halaman belakang sekolah. Namun niat licik dalam pikiran Haruko terkadang di buat terhenti, karena setiap mereka sampai di gerbang sekolah, Hikaru lah yang akan mengandeng tangan Haruko yang hendak akan pergi ke halaman belakang sekolah, hanya untuk melakukan hal yang tidak begitu penting, yaitu memainkan gitar nya di sana....
...Sesampainya di sekolah, Hikaru dan Haruko segera berlari menuju kelas nya. Ini sudah sangat siang, hingga koridor sekolah saja sudah sangat sepi, semua siswa telah masuk ke dalam kelas nya. Bahkan pelajaran pertama saja sudah di mulai....
*Tok..Tok..tok..*
...Suara pintu kelas terketuk pelan, menandakan ada seseorang di balik pintu yang terketuk itu. Mendengar pintu terketuk, membuat seisi kelas menoleh ke arah pintu kelas nya....
"Masuk" seru pak Erwin meminta seseorang di balik pintu kelas nya itu, untuk masuk.
*Krekkk*
...Suara pintu terbuka pelan, Saat pintu mulai terbuka perlahan, sebuah kerutan muncul di antara kedua alis di wajah pak Erwin. Tatapan nya benar benar cukup mengerikan saat dia melihat kedua gadis itu telah berdiri di depan pintu....
"Terlambat lagi??" tanya pak Erwin sembari menaruh buku pelajaran yang ada ditangan nya ke atas meja.
"Ma-maaf pakk..." sahut Hikaru sembari menundukan kepala. Berbeda sekali dengan makhluk pencari masalah di sebelah nya ini. Lihatlah di saat-saat seperti ini dia masih bisa tertawa begitu.
"Berikan saya alasan yang berbeda!!" Pak Erwin mulai melipat tangan nya di dada, dan terus melihat ke arah dua gadis itu.
"A-Alasan yang berbeda??" Hikaru mulai gelisah dengan situasi saat ini, bahkan tangan nya mulai bergetar pelan.
Di sisi lain, Haruko yang mengetahui Hikaru tidak memiliki jawaban lain, dia mulai berjalan maju beberapa langkah kedepan. "Hari ini kami pergi kesekolah tidak menggunakan mobil, itulah sebab nya kami terlambat" Haruko mulai menjelaskan alasan nya pada pak Erwin.
...Mendengar penjelasan Haruko, membuat mata pak Erwin melihat ke seluruh tubuh kedua gadis itu, yang sedikit berkeringat setelah berlari cukup jauh, jika mereka berbohong, berlari dari gerbang hingga ke kelas tidak akan membuat mereka terengah engah seperti ini....
"Di lain waktu, sebaiknya kalian datang dengan mobil saja" pak Erwin memberikan saran pada kedua gadis itu, lalu membalikan arah tubuh nya.
"Iya pakk, Maafkan kami" jawab Hikaru dan Haruko serempa sambil membungkuk kan tubuh nya.
Pak Erwin mengangguk pelan lalu mengambil buku pelajaran nya lagi, yang berada di atas meja "Duduk!!"
...Mendengar perintah itu, Hikaru dan Haruko berlari menuju kursi nya. Di dalam kelas Hikaru dan Haruko dipisahkan oleh posisi tempat duduk, karena pak Erwin tidak ingin menyatukan Haruko yang selalu mengganggu Hikaru, belum lagi jika Hikaru sudah marah. Pasti kelas berasa menjadi pasar malam hanya karena dua orang....
"Kesiangan terus" ledek seorang lelaki teman sebangku Haruko.
"Berisik!!" sahut Haruko yang kesal sembari duduk di kursi nya.
"Aku tidak mengerti, Padahal kedua orang tua mu kerja di sebuah perusahaan besar, sudah pasti nya kau memiliki mobil bukan?? Lalu mengapa tidak naik mobil saja??" tanya lelaki itu lagi sembari menompang pipi nya di atas tangan nya.
...Sementara itu, Haruko yang mendengar pertanyaan dari lelaki di sebelah nya, membuat diri nya terdiam. Haruko tidak tahu harus menjawab seperti apa....
"Heyy kalian berdua. Haruko..Liam.... Jika kalian terus mengobrol di jam pelajaran, sebaiknya keluar saja!!" tegur pak Erwin saat mata nya tertuju dengan postur duduk Liam yang menghadap ke arah Haruko di sebelah nya.
"Iya pakk" sahut Liam dengan suara keras nya, lalu mengubah cara duduk nya.
...Pagi ini kelas berjalan dengan lancar, 2 pelajaran telah selesai sebelum bell istirahat berbunyi. Pak Erwin yang tengah merapihkan buku buku nya di atas meja. Tiba-tiba saja, 1 orang gadis di kelas ini berjalan menghampiri nya....
"Permisi pak, Biarkan saya membantu mu" kata seorang gadis yang berdiri di sebelah meja guru.
Pak Erwin yang menyadari seseorang berdiri di dekat meja nya, membuat pak Erwin menolehkan kepala nya. "Lina??" panggil pak Erwin menyebut nama gadis itu.
Lina tersenyum kecil saat pak Erwin memanggil nya "Iya pakk"
"Euhh Lina, tidak perlu repot repot, Bapak bisa melakukan nya sendiri" sahut Pak Erwin yang kini telah selesai merapihkan buku buku nya.
"...." Lina hanya terdiam saat Pak Erwin menolak bantuan nya. Itu membuat Pak Erwin mengelus kepala nya dengan lembut.
"Sudah tidak perlu di pikirkan...Lina..Terima kasih telah menawarkan bantuan pada ku" Pak Erwin mencoba menghibur Lina yang terdiam di depan nya.
...Di sisi lain, Hikaru yang tengah membaca buku di tempat duduk nya, dia terlihat begitu serius memandang lembaran bertulis di depan. Bahkan Haruko saja tidak akan bisa sekonsentrasi itu dalam membaca buku....
"Hikaru" panggil seorang lelaki yang duduk berseblahan dengan nya.
Namun Hikaru tetap mempokuskan pandangan nya pada buku yang berada di tangan nya "Ada apa??" sahut Hikaru tanpa menolehkan kepala nya.
"Hari ini ada beberapa buku baru di perpustakaan, Apa kau ingin melihat nya??" tanya lelaki itu, hingga membuat Hikaru secara antusias menoleh ke arah nya.
"Tentang apa??" tanya Hikaryu sembari meletakan buku yang tadi nya berada di tangan nya.
"Aku tidak sepenuhnya tahu, yang jelas tadi pagi aku melihat seorang staf yang berjaga di perpustakaan membawa beberapa buku baru di dalam troli nya" jelas lelaki itu sambil memasang ekspresi sedang berpikir keras.
"Oh begitu yaa" Hikaru tersenyum kecil lalu mengangguk pelan, sebagai tanda terima kasih pada lelaki itu.
*TINGGGG NONGGG*
...Suara bell istirahat telah berbunyi, seluruh siswa di kelas segera berjalan keluar kelas nya, karena jam istirahat adalah hal yang paling di tunggu tunggu oleh seluruh siswa....
"Ahh, bell nya sudah berbunyi. Himaru aku duluan ya" ujar lelaki itu sembari bangun dari kursi nya.
"Iya" jawab Hikaru dengan senyum kecil nya. Namun saat lelaki itu hendak akan pergi, Hikaru memanggil lelaki itu, hingga membuat nya menghentikan langkah nya "Shionn"
Lelaki bernama Shion itu menolehkan kepala nya, karena dia mendengar Hikaru memanggil nama nya. "Iya?? Ada apa?"
"Terima kasih telah memberi tahu ku tentang perpus nya" ucap Hikaru yang berterima kasih pada teman nya Shion.
"Tidak apa, Lagi pula hanya sekadar info saja" sahut Shion sembari melanjutkan langkah nya menuju ke pintu kelas.
...Sementara itu, Hikaru hanya melihat punggung lelaki itu yang mulai menjauh, bahkan menghilang saat melewati pintu kelas nya....
"Aku tidak percaya bahwa kau bisa berbicara dengan nada halus seperti itu" seseorang berbicara tepat di telinga Himaru. Hingga membuat Hikaru secara antusias menolehkan kepala nya.
...Saat Hikaru menolehkan kepala nya, Kedua mata nya di buat tertuju dengan ke empat orang gadis yang berdiri di belakang kursi nya. Tak lain ke empat gadis itu adalah saudari kembar nya sekaligus sahabat Hikaru yang bernama Lisa, Tia, Manda dan Haruko....
"Hikaru, Apa kau menyukai Shion??" tanya Lisa hingga membuat warna merah samar menyelimuti wajah Hikaru.
"Ka-kalian ini bicara apa si?!!" sahut Hikaru sembari bangun dari kursi nya. Lalu mengubah arah tubuhnya.
"Ehhh...Kau ini sedang jauh cinta yaa" sambung Manda yang ikut meledek Hikaru.
"Ti-tidak ada yang sedang jatuh cinta" protes Hikaru sembari berjalan meninggalkan tempat duduk nya.
"Woee makhluk pemarah, ternyata kau ini juga bisa merasakan bagaimana jatuh cinta juga yaa" seru Haruko dengan suara tinggi nya, hingga dia menambah sebuah rasa malu di dalam diri Hikaru.
...Di sisi lain , Hikaru tetap berjalan ke arah pintu kelas nya, ia tak mempedulikan semua ledekan yang di ucapkan ke empat makhluk menyebalkan itu. Bahkan saat ini kedua tangan Hikaru telah terkepal kuat, karena menahan seluruh amarah yang hampir saja meluap....
...'Ternyata mulut dan hati mu tidak bisa bekerja sama ya.. mulut mu berkata tidak suka, Namun hati mu berkata suka..Dasar kau makhluk pemarah sialan' gumam Haruko saat mata nya melihat punggung Hikaru telah menghilang dari pandangan nya....
*TAKK...TAKK..TAKK*
...Suara langkah kaki terdengar begitu cepat, bahkan hampir membuat lantai yang terinjak saja hampir bergetar. Tia, Manda, Haruko, dan Lisa tengah berlari mengejar gadis bersurai putih di koridor sekolah. Tak lain gadis bersurai putih itu ialah, Hikaru....
...Entah apa yang ada di pikiran mereka saat ini, Namun, tidak kah mereka berpikir jika ada guru yang melintas di sana dan melihat mereka berlari larian di koridor. Itu akan membuat akhir dari nasib mereka sangat buruk.....
"Hikaru, tunggu!!" seru manda memanggil nama gadis itu dengan nada teriak nya.
...Sementara itu, Hikaru yang mendengar suara teriakan dari ke empat sahabat nya itu, membuat diri nya sedikit merasa malu. Terkadang mereka ini selalu bersikap semau nya....
...Dengan berat hati, Hikaru menghentikan langkah nya. Tepat setelah dia selesai menuruni anak tangga....
...Di sisi lain, Tia, Manda, Lisa dan Haruko yang melihat Hikaru mulai menghentikan langkah nya, membuat mereka juga ikut terhenti di tengah tengah tangga....
"Kalian tidak perlu berlari seperti itu!! Ini di tangga, Jika ada yang terjatuh bagaimana??" tanya Hikaru pada ke empat makhluk yang berdiri di belakang nya.
"Euhhh, Habis nya kau pergi begitu cepat si!!" kata Manda sembari mengubah postur tubuh nya, berawal dari berdiri menjadi terduduk di tangga, dengan kedua tangan di atas lutut nya.
"....." Mendengar sahutan Manda, Hikaru hanya bisa mendenguskan napas nya. Kedua mata Hikaru hanya bisa menatap ke empat gadis itu dengan tatapan lelah nya.
"Hikaruu" panggil Lisa sembari berjalan mendekati Hikaru yang berada di lantai bawah.
"Iya??"
"Mengapa kau berjalan begitu cepat?? Memang nya kau ingin pergi ke mana??" tanya Lisa yang kini berdiri tepat di depan Hikaru.
"Aku akan pergi ke perpus" jawab Hikaru sembari mengalihkan pemandangan nya lalu menunjuk ke arah perpus di sekolahan mereka.
"Perpus??" ke tiga sahabat nya itu menjawab dengan serempa, hingga membuat Hikaru sendiri tersenyum kecil.
"Mengapa kau ingin sekali pergi ke perpus??" tanya Tia yang ikut menuruni tangga dan menghampiri kedua gadis yang telah berada di lantai bawah.
"Beli baju Ti" sahut Manda setelah mendengar pertanyaan aneh dari Tia.
"Aku tidak bertanya pada mu" sambung Tia tidak mau kalah.
"Sudahlah, Hal apa si yang sedang kalian permasalahan?? Jangan bertengkar di sini..!!" sela Hikaru di tengah perdebatan Manda dengan Tia
...Ucapan Hikaru bahkan membuat ke tiga sahabat nya terdiam. Namun hal yang paling aneh adalah, di saat seperti ini, Haruko hanya memperhatikan tanpa membuka mulut nya sama sekali, Sebenarnya dia itu kenapa??...
...Entah lah, Tetapi setelah mendengar ucapan Hikaru suasana di sana menjadi hening. Mereka hanya menatap satu sama lain....
"A-Ahhh, Sudahh-sudahh. Hikaru bisakah aku ikut dengan mu pergi ke perpus??" tanya Lisa di sela keheningan itu.
Hikaru melirik ke arah Lisa, dan mengangguk pelan "Tentu" nya dengan santai.
"Kami??" Tia ikut bertanya pada Hikaru dan Lisa.
"Yasudah, kita pergi bersama saja" ajak Hikaru sembari tersenyum kecil. Dia mencoba mengubah suasana yang telah dia rusak karna ucapan nya barusan.
"Ayoo lahh" sahut Manda sembari bangun dari duduk nya, dia menuruni tangga setelah dia hendak akan sampai di lantai bawah, dia meraih tangan Tia dan menggandeng nya.
...Di sisi lain, Haruko hanya bisa mengikuti ke empat sahabatnya yang berjalan di depan nya. Namun manik mata nya hanya tertuju pada punggung saudari kembar nya. Dia berdiri dengan sangat tegak, Bahkan cara berjalan nya juga sedikit aneh.. Ini hanya dugaan ku saja atau memang benar??....
...( Perpustakaan sekolah )...
...Setelah sampai di perpustakaan Tia, Manda, Lisa dan Haruko di kejutkan saat melihat beberapa rak buku besar berjajar di sana. Bahkan buku buku nya juga tersusun rapi di setiap rak nya, pemandangan ini membuat ke lima sahabat itu saling tersenyum satu sama lain....
"Heii kami pergi duluan ya.. Ada beberapa komic yang ingin kami ambil, jika kalian sudah mendapatkan buku yang kalian inginkan.. Kita bertemu lagi di meja no. 13 ya" kata Lisa dengan nada tergesa gesa nya, sebelum dia pergi meninggalkan Haruko dan Hikaru.
...Hanya ada sepasang tatapan aneh, serta anggukan yang menjawab ucapan dari sahabat nya itu. Karena sejak awal Haruko sudah bertingkah cukup aneh, itu membuat Hikaru sendiri ikut merasa canggung....
"Pergilah ambil buku yang kau inginkan. Aku akan menunggu kalian di meja no.13" kata Haruko sembari berjalan menuju ke arah sela sela rak buku. Karena meja no.13 berada tepat di sebelah jendela.
...Saat pandangan Hikaru dapat menyadari bahwa punggung saudari kembar nya Haruko telah menghilang dari hadapan nya. Membuat dirinya ikut mengambil langkah nya, dia juga pergi menuju ke arah sela sela rak buku....
...Tia, Lisa, Manda dan Hikaru pergi mengambil buku yang mereka inginkan, sekitar 15 menit lama nya. Di sisi lain, Haruko hanya duduk di kursi dengan meja yang bertulis no.13 di atas nya, ia duduk dengan gitar yang berada di pangkuan nya....
...Kalau di pikir-pikir, Kapan dia mengambil gitar milik nya itu?? Apakah di dalam perpus juga menyediakan beberapa alat music?? Ini sangat baik, walau terlihat sedikit aneh.. Ya tak apa lah, setidak nya makhluk anti buku itu tidak kesepian....
...( Di sisi Hikaru )...
...Hikaru tengah memilih beberapa buku Novel yang tersusun rapi di depan nya, ia terlihat begitu sangat kebingungan dalam memilih novel itu. Bahkan dia juga mengambil beberapa buku lain nya dan kini tengah di pegang oleh tangan lain nya....
...Ahh.. Makhluk satu ini terlihat begitu tergila gila oleh buku. Apakah dia tidak bosan melihat lembaran lembaran bertulis di dalam buku itu??....
...Di tengah kesibukan Hikaru, tiba tiba saja seorang lelaki datang entah dari mana, dan dia mengambil tumpukan buku yang berada di tangan kiri Hikaru. Sementara itu, Hikaru yang terkejut saat seseorang mengambil buku nya, dengan antusias membuat Hikaru menolehkan kepala nya....
"Heii apa yang kau-" belum selesai bicara Hikaru dapat mengenali sosok lelaki yang berdiri di sebelah nya ini.
"Hikaru, Anda mengambil buku terlalu banyak" lemak itu berkata dengan senyuman di wajah nya.
"Shion..." Hikaru menyebut nama lelaki itu dengan ekspresi terkejut nya.
Lelaki yang dipanggil Shion oleh Hikaru hanya tersenyum kecil "Aku tidak menduga, bahwa kita bisa bertemu di sini" kata lelaki itu.
"Entahlah, Mungkin hanya kebetulan" sahut Hikaru sembari menolehkan kepala nya kembali ke arah rak buku di depan nya.
Mendengar sahutan Hikaru, Lelaki itu hanya mengangguk pelan "Dengan siapa kau datang kemari?" tanya lelaki itu pada gadis bersurai putih yang masih terlihat begitu sibuk memilih novel di depan nya.
"Dengan sahabatku" jawab Hikaru tanpa menoleh bahkan melirik ke arah lelaki di sebelah nya.
"Haruko?? Apakah dia juga ikut??"
Hikaru mengangguk pelan "Tentu, Tidak mungkin aku tidak mengajak nya bukan?"
"Lalu?? Mengapa kau sendirian di sini?? Yang lain pergi ke mana??"
"Seperti nya mereka pergi ke rak buku komic. Kalau Haruko, dia pergi ke meja no.13"
"Apakah dia tidak begitu tertarik dengan buku??"
"Entahlah, Anak itu sangat sulit di mengerti" jawab Hikaru setelah dia berhasil mengambil salah satu novel yang menarik.
Shion dengan penasaran, dia hanya melirik ke atas sampul buku yang berada di tangan Hikaru saat ini. "Buku apa itu??" tanya Shion, Karena mata nya tidak begitu jelas saat melihat kover buku nya.
"Ohh inii?? Novel" Hikaru memperlihatkan kover buku nya pada Shion.
"Legende Mafia??" Shion membaca judul yang berada di atas kover buku itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!