NovelToon NovelToon

Yurification System

Volume 1 - Prolog

Sebuah botol kaca dari perjamuan istana terbang ke arah ku.

Di tengah pesta kerajaan ini, aku terjatuh dan terbalut oleh cairan berwarna merah.

Aroma anggur tercium di hidung ku dan kata-kata yang menyakitkan memasuki telinga ku.

“Kenapa aku harus bertunangan dengan wanita menakutkan ini?”

Ah, kata-kata itu sangat menusuk hati ku. Walaupun umur ku masih lima tahun, harus kah aku menderita seperti ini?

Terlahir dengan kulit berwarna coklat dan penampilan yang menakutkan. Apa aku harus menjalani kehidupan ku dengan kondisi seperti ini seumur hidup?

Perlahan rasa sakit di kepala ku mulai menyebar. Sepertinya warna merah yang menutupi pandangan ku ini bukanlah minuman anggur melainkan darah yang keluar dari kepala ku.

Akhirnya, aku akan meninggalkan dunia ini dengan tenang.

Pandangan ku perlahan terasa berat dan menghitam.

Aku ingin segera keluar dari lingkaran busuk ini. Hidup mengandalkan penampilan terasa cukup berat bagi ku.

Cukup sudahi perjalanan berat hidup ini dan segera menghadap ke pencipta ku.

Sebuah petikan jari membangunkan ku dari tidur singkat ini.

Seseorang ada di depan muka ku.

“Ah, kau sudah sadar? Lily-chan” seorang wanita ada di depan muka ku. Ia perlahan mengelus rambut ku dan tersenyum. Entah kenapa.. kepala ku berada di pangkuan wanita ini.

“Apa hidup seberat itu?” tanya wanita itu.

Pertanyaan itu cukup membuat ku terganggu. Sejak aku memiliki kesadaran tentang diskriminasi orang-orang di sekitar ku. Tubuh ku menjadi lebih sensitif dengan tatapan mereka yang merendahkan ku serta tatapan jijik mereka yang membuat ku tersadar tentang realita hidup.

Aku sangat membenci itu!

Apa yang membedakan antara aku dengan gadis normal lainnya?

Apakah karena kulit coklat ku yang aneh membuat mereka jijik menatap ku?

Atau rambut dan mata ku yang berwarna putih bagaikan orang mati sangat menyeramkan bagi mereka?

Aku sudah menyerah dengan semua ini.

Semakin aku bertahan untuk hidup, semakin banyak hinaan yang harus ku tampung.

Bahkan...

Aku mulai membenci laki-laki hanya karena sifat mereka yang menjijikan dan merendahkan ku.

Belaian tangan di kepala ku terasa sangat lembut dan membuat ku mengantuk.

Tunggu!

Aku ada dimana?

Jika tidak salah, aku sedang berada di perjamuan istana kerajaan.

“Ah!” aku bangkit dari pangkuan wanita yang membelai rambut ku.

“Apakah ini sudah malam?”

“Apa keluarga ku meninggalkan ku lagi?”

Saat aku hendak bangkit berdiri, sebuah pelukan tangan yang hangat menyelimuti tubuh ku. Pelukan itu terasa menenangkan dan membuat ku ingin menangis.

Sejak kapan aku melupakan kelembutan pelukan hangat ini?

“Lily, apa yang kau inginkan? Kekuatan fisik atau kapasitas sihir yang besar?”

“Menjadi seorang pahlawan atau gadis suci yang diberkati?”

Pertanyaan itu terdengar aneh bagi ku.

Aku hanya ingin menikmati hidup secara normal sebagaimana gadis pada umumnya. Jika disuruh memilih, aku ingin hidup ku penuh warna dan kebahagiaan.

Apa ini? harapan yang berisi keluh-kesah ku selama hidup?

Dan sejak kapan wanita ini tahu nama ku?

Apa aku di buang setelah kejadian memalukan itu?

Ah, benar juga! Sudah menjadi tradisi bangsawan untuk membuang anggota keluarga mereka yang tidak berguna. Aku pernah mendengarnya, tapi ini pertama kalinya aku merasakannya.

“Lily, kau tidak di buang. Kenapa mereka membuang gadis manis seperti mu?”

Um, dia bisa membaca pikiran ku?

“Tentu saja.”

“Ah!” aku sangat terkejut dan berteriak sesaat.

“A-Anu.. siapa anda sebenarnya?”

“Aku? Hanya Dewi yang kebetulan bosan memandangi dunia ciptaannya.”

“O-Oooh Dewi.. tunggu! Apa?”

Apa sekarang orang-orang memiliki hobi aneh dengan memainkan orang yang sedang sakit? Kepala ku mungkin terbentur tapi ingatan ku masih tetap ada.

Apa yang dia bicarakan sih?

Bahkan untuk menipu otak seseorang diperlukan bukti yang cukup kuat agar mereka percaya.

“Oh, itu sangat mudah untuk ku.”

Wanita itu menjentikkan jarinya dan pemandangan di depan ku pun berubah.

Sebuah pemandangan hutan yang sejuk dan ditemani hembusan angin segar melewati ku.

“Bagaimana dengan ini? terasa menenangkan bukan?”

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tunggu! Jika aku bertemu dengan Dewi, bukankah itu artinya aku telah mati?

Wajah ku tiba-tiba memucat.

“Tenanglah, kau tidak mati Lily. Kau hanya mengalami sekarat kecil saja.”

“Hey! Bukankah itu masalah besar!” aku terkejut saat mendengarnya.

“Tidak apa-apa, walaupun kau mati. Sebagai seorang Dewi, menghidupkan satu atau dua manusia hanya masalah kecil.”

“Kenapa perkara hidup dan mati seseorang sangat mudah dibicarakan sih.”

“Karena aku seorang Dewi yang menciptakan kalian.”

“Ugh, aku tidak bisa menyangkalnya setelah melihat ini. Jadi, untuk apa seorang Dewi menahan monster seperti ku disini?”

“Sssst.. Lily, kau bukanlah monster. Kau adalah gadis cantik yang pernah ada.”

“Uhm.. terimakasih? Kurasa..” mendengar pujian yang pertama kali ku dengar ini membuat jantung ku berdebar.

Tunggu! Sejak kapan orang sekarat bisa merasakan detak jantungnya!

“Um.. Dewi.. apa aku akan mati sekarang?” pertanyaan ini terdengar konyol kan? Bukankah orang yang sudah mati akan bertemu dengan pencipta mereka?

“Seberapa besar keinginan mu untuk mati?”

Seberapa besar? Benar juga.. aku tidak memikirkannya itu. Sejak kapan aku ingin mati seperti ini?

“Daripada memikirkan pertanyaan konyol itu, bagaimana jika Lily menikmati dunia ini lebih lama lagi?”

“Maksud Dewi adalah menerima rasa sakit dari penderitaan hidup lagi?” jawaban ku ini terdengar berani tapi sebagian dari diri ku merasa ingin kembali.

“Tubuh mu lebih jujur daripada mulut mu.”

“Urk!” tubuh ku.. kenapa kau mengkhianati diri mu sendiri?

“Kau tahu Lily, semenjak aku menciptakan dunia ini. Terkadang aku merasa ada yang kurang di dalamnya.”

“Dan.. sekarang aku menyadarinya. Dunia ini butuh sentuhan yuri untuk berkembang!”

“Hah? Y-Yuri?” aku tidak tahu apa yang terjadi tapi tampaknya Dewi ini berada dalam masalah.

“Untuk itu.. Lily.. maukah kau membantu ku membuka taman yang terkunci itu?”

“T-Taman?” aku sama sekali tidak mengerti!

Perlahan, tangan lembut yang hangat itu kembali memeluk tubuh ku.

“Apa kau menginginkan kehidupan yang penuh warna?”

Pertanyaan itu sangat mengiurkan untuk ku.

“Apa kau ingin sesekali merasakan keindahan dunia yang tidak pernah kau rasakan?”

Baiklah, ini sangat menggoda. Walaupun itu sepadan dengan penderitaan hidup, aku ingin sesekali merasakannya.

“Bagus! Untuk itu.. aku memberi mu berkah Yurification System. Sebuah kekuatan yang membawa mu pada kehidupan yang baru.”

“Semoga kekuatan ini memberi mu alasan untuk bertahan hidup, Lily.”

Ucapan terakhir itu terdengar samar-samar dan seketika pandangan mata ku terasa sangat berat.

Aku tidak bisa melawannya dan kembali tertidur lelap.

Saat aku sadar, aku terbangun di dalam kamar ku dan mendapati pandangan mata ku yang terasa aneh.

Chapter 1 - Ritual Linked

\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-

Yurification Quest

Berjalan santai di taman selama 30 menit. (Belum Selesai)

Berjalan santai di kebun selama 30 menit. (Belum Selesai)

Menyapa Maid yang bertugas sebanyak 30 kali. (Belum Selesai)

Reward: Skill – Royal Lady Etiquette

\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-

Tepat setelah aku terbangun dari mimpi aneh itu, sebuah benda melayang ada di pandangan mata ku.

Aku tidak bisa menyentuhnya, namun benda itu selalu berada di sekitar jarak pandang ku.

Walaupun mata ku berkedip, benda itu tidak menghilang dari jarak pandang ku.

“Kuh!” rasa sakit di kepala ku masih terasa. Ini bukanlah mimpi yang menjadi kenyataan kan?

Aku memegang kepala ku dan merasakan adanya ikatan kain yang menutupinya. Aku segera turun dari tempat tidur ku dan melihat cermin yang terpasang di meja rias.

Sebuah kain dengan noda berwarna kecoklatan terlihat dengan jelas, ini bukanlah luka biasa jika sampai menembus kain yang menutupinya.

Tiba-tiba saja, rasa sakit di kepala ku semakin menjadi-jadi. Aku berusaha menahannya dengan menyentuh kepala ku.

*Prak!

Sebuah suara yang mengejutkan ku terdengar, tepat di pintu masuk kamar ku terdapat seorang Maid yang menjatuhkan makanan dan bergegas lari ke arah ku.

“L-Lily-sama.. apa anda tidak apa-apa?” dia bergegas memeluk dan mengendong ku.

\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-

Sakura Mio (Not Linked)

(Affinity: Crush 89%)

* Basics -

Gender: Female

Type: Adolescent

Nationality: Aurora Kingdom

Age: 15

Birth Date: Spring, 15

* Physical –

Height: 152 cm

Weight: 55 kg

Blood Type: A

* More Info -

Like: Practice Swordsmanship

Dislike: Magic or anything related to that

Pride: Descendant of Legendary Swordmaster

* Benefits –

[+] Ketika Affinity target mencapai 10%, mendapatkan (Skill – Regeneration).

[+] Ketika Affinity target mencapai 30%, mendapatkan (Skill – Legendary Swordsmanship).

[+] Ketika Affinity target mencapai 60%, mendapatkan (Skill – Basic Strenght).

[+] Ketika Affinity target mencapai 80%, mendapatkan (Skill – Stamina Recovery).

[+] Ketika Affinity target mencapai 100%, mendapatkan (Skill – Perfect Parry).

[+] Ketika Affinity target mencapai 150%, mendapatkan (Skill – Danger Sense).

[+] Ketika Affinity target mencapai 200%, mendapatkan (Skill – Counter Attack).

* Karena belum melakukan ritual Linked, kemampuan masih tersegel.

\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-

Apa ini?

Kenapa pandangan ku penuh dengan informasi seperti ini?

Dan.. Mio keturunan dari Swordmaster Legendaris?

Apa ini?

Dia sangat suka berlatih dengan pedang? Lalu sangat benci dengan sesuatu yang berhubungan dengan sihir?

Ritual Linked? Apa lagi itu?

“Ukuh!” tiba-tiba, rasa sakit di kepala ku kembali kambuh.

“Lily-sama??” Mio sangat kebingungan dengan tingkah ku. Ia terlihat panik untuk melakukan sesuatu.

Apa pun itu, aku butuh efek dari Linked.

Tapi, ritual apa yang di maksud?

[Ritual Linked adalah Ritual Sakral yang menghubungkan dua hati menjadi satu dengan sebuah ciuman manis.]

Ciuman? Apa itu?

[Ciuman adalah kecupan, perbuatan menekan bibir seseorang terhadap salah satu anggota tubuh diri sendiri atau orang lain.]

Apa ini? kenapa benda ini menjawab pertanyaan ku?

[Tentu saja, karena aku Dewi yang mengatur sistem ini.]

D-Dewi? Jadi itu bukanlah mimpi?

[Ya!]

“Kuhu!!” sakit di kepala ku semakin menjadi-jadi.

[Butuh bantuan?]

Ya, Dewi! Aku sangat butuh bantuan sekarang!

Apa kau bisa mengurangi rasa sakit di kepala ku?

[Sangat mudah, kau hanya perlu mencium Maid mu.]

“Huh?”

“Ada apa, Lily-sama?” mendengar suara ku yang tak sengaja lepas. Mio memandang ku dengan ekspresi gelisah.

Jika ingatan ku benar, Mio adalah Maid yang mengasuh ku sejak kecil. Dia di latih untuk mengurus keperluan ku sejak dini. Namun, sepertinya dia butuh banyak pengalaman untuk menjadi Maid pribadi ku.

“Guhu!” perasaan sakit di kepala ku semakin menguat.

“M-Mioo..” suara ku terdengar kesakitan dan Mio semakin panik.

“Apa aku boleh mencium mu?” pinta ku.

“Eh?” Mio terdiam setelah mendengarnya. Tentu saja dia terdiam setelah mendengar permintaan aneh ku.

“T-Tunggu, Lily-sama. Sepertinya Mio salah dengar” walaupun Mio tampak seperti tidak mendengar ucapan ku sebelumnya, namun rona merah di pipi dan telinganya terlihat jelas.

“Cepatlah!” aku sedikit berteriak.

Rasa sakit di kepala ku ini mendorong tubuh ku bergerak mendekati Mio.

Wajah kami saling mendekat.

Sekarang, rona merah di pipi Mio terlihat jelas.

Aku segera mencium bibir mungil Mio.

“Hng!” sebuah erangan kecil terdengar. Nafas Mio bergerak tidak teratur dan mendorong tubuh ku untuk melepas ciuman ini.

Saat ciuman kami terlepas, sebuah tali pita berwarna merah tiba-tiba mengikat jari kelingking ku dan bergerak mengikat ke jari kelingking Mio.

[Kerja yang bagus, Lily-chan! Itu tadi pemandangan yang cukup indah!]

Ugh, Dewi ini.. dia sangat senang mempermainkan seorang gadis.

[Fufu.. sekarang.. coba cek sekali lagi status Maid pribadi mu.]

“Hm?” aku sedikit bergumam dan memeriksa status Mio.

\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-

Sakura Mio (Linked)

(Affinity: Love 100%)

(Mood: Happy)

* Basics -

Gender: Female

Type: Adolescent

Nationality: Aurora Kingdom

Age: 15

Birth Date: Spring, 15

* Physical –

Height: 152 cm

Weight: 55 kg

Blood Type: A

* More Info -

Like: Practice Swordsmanship

Dislike: Magic or anything related to that

Pride: Descendant of Legendary Swordmaster

* Benefits –

[+] Ketika Affinity target mencapai 10%, mendapatkan (Skill – Regeneration) [Active].

[+] Ketika Affinity target mencapai 30%, mendapatkan (Skill – Legendary Swordsmanship) [Active].

[+] Ketika Affinity target mencapai 60%, mendapatkan (Skill – Basic Strenght) [Active].

[+] Ketika Affinity target mencapai 80%, mendapatkan (Skill – Stamina Recovery) [Active].

[+] Ketika Affinity target mencapai 100%, mendapatkan (Skill – Perfect Parry) [Active].

[+] Ketika Affinity target mencapai 150%, mendapatkan (Skill – Danger Sense).

[+] Ketika Affinity target mencapai 200%, mendapatkan (Skill – Counter Attack).

* Hidden Benefits –

[+] Legendary Sword

[+] Swordmaster Armor

\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-\=-

Rasa sakit di kepala ku perlahan menghilang, tubuh ku terasa ringan dan bersemangat.

Inikah efek dari skill yang berhasil kudapatkan?

“Lily-sama..” Mio memandang ku dengan tatapan aneh.

Seluruh wajahnya dipenuhi noda merah dan tangan yang memegang bibir mungilnya.

“Y-Ya?” aku merasakan adanya suasana buruk yang akan terjadi.

“Lagi..”

“Eh?” aku sedikit terkejut mendengar permintaan Mio.

[Hoho.. kenapa Lily-chan tidak melakukannya lagi?]

[Lakukan lagi, Lily-chan!]

Dewi ini..

Dia sangat menikmati suasana ini.

[Eh, bukankah efeknya sudah terasa? Lily-chan tidak pusing lagi kan?]

Itu memang benar sih, tapi..

[Bukankah Mio telah membantu Lily-chan?]

Memang benar sih..

[Ayo! Lagi!!]

[Lagi!! Lagi!!]

Dewi ini! dia benar-benar menikmati suasana ini ternyata.

[Tentu saja! Keindahan bunga dunia ini akan segera mekar!]

Eh? Apa?

“Lily-sama...” kali ini Mio memandang ku dengan tatapan memelas.

Aku melihat Mio dengan seksama, selain wajahnya yang dipenuhi rona merah, pupil matanya berubah layaknya anjing kecil yang memelas cinta dan kasih sayang majikannya.

Uh, Tatapan itu.

Tanpa sadar, aku kembali menciumnya.

Chapter 2 - Misi Pertama

Pagi hari ku sedikit berbeda.

Biasanya, aku masih terlelap di alam mimpi. Namun, karena tugas yang diberikan oleh Dewi itu memaksa ku untuk berjalan-jalan di sekitar taman dan kebun selama 30 menit.

Aku tidak mempermasalahkan itu, hanya saja..

Menyapa Maid yang sedang bertugas sebanyak 30 kali untuk sebuah Skill?

Entah kenapa, Dewi itu seperti memaksa ku untuk melakukannya. Tapi berkat itu, aku bisa merasakan perubahan yang terjadi di dalam tubuh ku.

Tubuh ku terasa ringan dan lebih bertenaga. Di tambah dengan pengetahuan yang tiba-tiba masuk ke kepala ku seolah-olah aku bisa melakukan seni berpedang tanpa berlatih.

Jujur saja, itu terasa aneh.

Bagaimana mungkin aku bisa memahami seni berpedang tanpa berlatih tapi pengetahuan itu telah terukir di dalam kepala ku?

Atau mungkin ini terjadi karena itu?

Skill Legendary Swordmanship yang ku dapat setelah melakukan Ritual Linked bersama Mio?

Uh, aku teringat kembali saat kami melakukan ritual itu.

Ini pertama kalinya aku melihat sisi Mio yang seperti itu.

Maksud ku.. dia memiliki perasaan cinta pada diri ku?

Seleranya lumayan aneh ternyata, memangnya apa yang unik dari diri ku selain kulit, mata, dan rambut mengerikan ini.

Kedua adik kembar tiri ku bahkan lebih menarik daripada aku.

Diantara semua wanita.. kau sangat aneh Mio.

Tapi setidaknya, hati ku sangat lega saat Mio berada di sisi ku.

Dari kejauhan, aku melihat beberapa Maid yang bertugas merawat taman. Informasi mengenai nama dan skill yang bisa di dapat setelah melakukan Ritual Linked sangat menggoda ku.

Tunggu.. apa mungkin misi ini ditujukan untuk mengamati Maid yang bekerja disini?

Itu artinya.. secara tidak langsung Dewi itu memberitahu jika ada skill yang sangat berguna untuk ku?

Ah.. jadi begitu..

Akan sangat aneh jika aku tiba-tiba datang lalu mencium mereka.

Jadi, aku harus mengenal mereka sebelum melakukan Ritual Linked.

Cukup masuk akal juga.

Membulatkan tekad ku yang semakin besar. Aku bergegas menyapa Maid yang bertugas.

“Selamat pagi, semuanya..” ucap ku dengan nada yang lembut.

Menyadari kehadiran ku, mereka menghentikan aktivitasnya dan menyapa ku.

“Selamat pagi, Lily-sama.”

“Pagi, Lily-sama.”

Ucapan itu terdengar seperti di paksakan, namun karena posisi ku cukup tinggi di keluarga ini. Mereka memberi hormat untuk formalitas saja.

Tidak ada di antara mereka yang berani menatap ku.

Yah, aku cukup tahu jika tubuh ku ini aneh.

Aku tidak mempermasalahkannya.

Hanya saja, ini terasa sedikit sakit di dada ku.

“Kerja bagus, Noel.”

“Potongan yang bagus, Reina.”

Aku memuji kedua Maid yang membalas ucapan ku. Diantara semua Maid yang berada di taman, dua Maid itu memiliki skill yang sangat berguna untuk bertempur dan melarikan diri.

Sama seperti Mio yang memiliki keturunan dari Legendary Swordmaster, mereka berdua adalah keturunan dari Legendary Assasins dan Legendary Illusionist.

Aku sedikit melihat reaksi mereka yang terkejut saat diri ku menyebut nama mereka.

Apa memanggil nama seseorang sangat berpengaruh?

Aku tidak tahu, tapi sepertinya itu sangat efektif untuk memangkas jarak kecanggungan diantara kita. Aku melakukan hal yang sama kepada Maid yang lain, memanggil nama mereka dan memuji hasil kerja kerasnya.

Kurasa.. sikap yang seperti ini sangat efektif. Aku bisa melihat Status Affinity mereka meningkat pesat hingga 30%.

Perlahan demi perlahan, aku ingin membangun hubungan spesial dengan mereka. Itu bisa dilakukan secara bertahap.

“Lily-sama, apakah anda baik-baik saja?” ucap Noel yang memandangi kepala ku.

Benar juga, saat ini aku masih terluka setelah insiden itu. Perlukah aku berpura-pura kesakitan atau mencoba menahan luka ini seolah-olah tidak ada?

“Ini hanya luka biasa” balas ku.

Pada akhirnya, aku mencoba untuk menahan rasa sakit ini. Hati ku merasa bersalah ketika menipu mereka tapi.. kenapa Status Affinity mereka naik?

Apakah ini yang dirasakan sebagai rasa iba?

Apa ini? rasanya aku sangat kesal dengan ini.

“Lily-sama.. tolong beristirahat di kamar anda” ucap Noel dengan nada lembut dan cemas.

Aku menggerakkan kepala ku sebagai simbol penolakan.

“Aku hanya ingin merubah suasana” balas ku sembari meninggalkan mereka. Selama perjalanan ku menyusuri taman, terdapat beberapa hewan kecil yang berkeliaran.

Hingga 30 menit telah berlalu dan target ku berganti ke kebun. Berbeda dengan taman yang menampung 10 Maid, kebun yang terdapat di rumah orang tua ku sangat luas. Itu karena posisinya yang terletak berbatasan dengan hutan.

Terdapat 20 Maid yang bertugas saat ini, mereka membersihkan tanah dari rumput liar dan menanam sayur untuk menghasilkan makanan yang segar.

Sama seperti sebelumnya, aku menyapa mereka satu per satu. Dengan ini, perjalanan 30 menit menyusuri kebun selesai. Saat itu juga tubuh ku mendapat ingatan tentang “Etika Wanita Kerajaan”.

Jika tidak salah, itu adalah Skill Royal Lady Etiquette. Pengetahuan tentang tata cara perilaku wanita yang berwibawa masuk ke dalam isi kepala ku. Dengan ini, aku memiliki tingkat percaya diri yang tinggi jika dihadapkan oleh undangan bangsawan lain. Terutama dengan status bangsawan di atas keluarga ku.

Jika mereka mengundang ku tentu saja.

Walaupun aku tahu jika skill ini akan tidak berguna, tapi tidak ada salahnya menerima pengetahuan ini, bukan?

Saat aku berjalan-jalan di kebun, beberapa Maid yang bertugas menatap ku dengan sinis. Seolah melihat tingkah laku ku yang aneh.

Bahkan dari suaranya saja, mereka membandingkan ku dengan adik kembar tiri ku.

Ya, sudah hampir dua tahun Ayah ku menikah lagi setelah Ibu ku meninggal dalam tidurnya. Aku tahu jika dia sakit, tapi Ayah ku hanya menjelaskan jika Ibu meninggal dalam tidur nyenyak nya.

Aku mengerti, itu hanya untuk menghibur ku.

Dalam hati kecil ku, aku berharap jika ada sedikit kenangan dari Ibu yang tersimpan. Hampir semua peninggalan Ibu ku di bawa oleh Kakek dan Nenek.

Tanpa ku sadari, aku berjalan masuk ke dalam hutan.

Mengingat kenangan yang tersisa dari Ibu telah membawa langkah kaki ku masuk ke dalam hutan.

Aku tersadar ketika seekor serigala menatap ku.

Air liurnya yang menetes pun menandakan jika dirinya berbahaya.

Em.. artinya.. aku dalam bahaya sekarang?

Tubuh ku bergetar panik seketika.

Seorang gadis lima tahun berhadapan dengan serigala besar?

Apa ini akhir dari hidup ku?

Aku sedikit panik, tanpa senjata dan armor. Sangat mustahil keluar dari hutan ini tanpa terluka.

Aku terlalu ceroboh untuk sekedar berjalan-jalan di kebun.

Aku butuh senjata sekarang!

Apa pun itu!

Oh! Benar juga. Aku memiliki satu senjata yang cocok untuk situasi ini.

Perlahan.. aku menenangkan tubuh ku yang bergetar panik lalu melepas kain yang melilit di kepala ku.

Ya, benar!

Tanpa senjata logam, aku masih bisa menggunakan kain ini untuk melawan serigala liar.

Kemari serigala kecil!

Aku tidak takut dengan mu!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!