NovelToon NovelToon

Lorengku Vs Kamu ( BCMT 3 )

1. Istriku.

Ayu melihat kondisi rumah barunya. Belum ada perbaikan dan masih bentuk aslinya. Cat mengelupas, lantainya masih belum benar bersih meskipun sudah beberapa kali di bersihkan. Bau lembab begitu menyengat.

"Ini kartu ATM Abang, sementara kamu tinggal disini sampai surat pindah tugas Abang keluar. Kurang lebih sekitar dua bulan lagi" kata Bang Huda seakan paham isi hati Ayu. Ia meletakan tas di lantai.

Ayu menendang tas yang baru saja di turunkan Kapten Cakra Huda Mandala. Isinya berantakan di lantai karena resleting penutup nya sudah tidak seberapa bagus lagi. "Ayu nggak mau ikut Abang. Ayu disini saja. Cari kerja disini..!!"

Bang Huda memasang wajah tegas. "Pungut semua barangmu atau Abang lempar semua di bak sampah. Belajar sopan bicara sama Abang..!!"

"Nggak mau"

Bang Huda mengarahkan seluruh barang Ayu hingga di tengah rumah lalu mencakupnya menjadi satu lalu mengangkatnya dan benar-benar membuangnya ke bak sampah.

"Abaaaaang.. kalau Abang buang bajunya, Ayu mau pakai apa??" protes Ayu.

"T*******g saja." jawab Bang Huda enteng kemudian masuk ke kamar depan. Ia membiarkan Ayu untuk memakai kamar belakang.

...

Gadis aneh, sedikit begini.. sedikit begitu. Astagfirullah hal adzim.. Sabar Huda..!!

Bang Huda mengusap dadanya, ia menyadari betul kini dirinya adalah pemimpin dalam rumah tangganya. Matanya menerawang melihat langit-langit kamar rumah dinasnya. Ingatannya kembali pada kejadian tadi pagi.

Flashback on..

Bang Langsang, kakak ketiga Ayu menarik kerah pakaian Bang Huda. "Kenapa Ayu bisa sampai mabuk???"

"Ada salah teknis di cafe tadi" jawab Bang Huda masih melihat Ayu yang sudah lebih baik dalam penjagaan Papa Ranggi.

"Apa benar ada Asnan disana?" tanya Bang Khaja, kakak kedua Ayu.

"Iya, dia bersama...."

"Siapa?" tanya Bang Langsang.

"Mantan pacarmu.. Belinda" jawab Bang Huda.

Bang Langsang sedikit salah tingkah menatap wajah Andini.. istrinya yang tengah hamil muda.

"Lalu bagaimana keadaannya?" Bang Khaja mengalihkan pembicaraan agar Andin tidak kesal menatap adiknya.

"Mohon ijin Komandan.. bisakah kita bicara secara kekeluargaan?" pinta Bang Huda.

Papa Ranggi meminta Mama Hana untuk membawa Ayu dan semua menantunya untuk masuk ke dalam ruang tengah sedangkan Para pria berunding di teras depan.

:

"Jadi begitu keadaaannya Dan. Ayu frustasi melihat kedekatan Asnan dan Belinda" kata Bang Huda.

"Ya ampun.. selama ini semua terlihat baik-baik saja" Papa Ranggi mendesah gelisah merasakan keadaan putrinya.

"Mohon ijin Komandan, mungkin saya lancang. Tapi alangkah lebih baik kalau saya mengatakan hal ini secara langsung"

"Apa itu?" tanya Papa Ranggi.

"Bolehkah saat ini juga saya menikahi Ayu?"

"Apaaaa??? Kamu masih mabuk??" tegur Papa Ranggi.

"Saya serius Komandan, ada yang harus saya selesaikan.. tapi saya butuh status yang lebih kuat" kata Bang Huda.

"Jam empat pagi buta, ayam baru berkokok dan kamu menggiring saya ke teras, menemui saya untuk bicara hal ini????" Papa Ranggi sungguh syok mendengar permintaan Bang Huda.

"Siap..!!"

"Besar juga nyalimu. Punya apa kamu sampai berani meminta putri saya??" bentak Papa Ranggi menguji keteguhan Bang Huda.

Bang Khaja dan Bang Langsang berkacak pinggang menatap mata Bang Huda mengawal sang Papa menghadapi Bang Huda. Belum juga adzan subuh terdengar, suara ribut di samping taman rumah sakit sudah nyaring bunyinya.

"Mungkin saya bukanlah pria baik-baik. Saya juga tidak punya apapun untuk di banggakan.. tapi saya akan berusaha keras menjadi yang terbaik untuk membimbing Ayu"

"Katakanlah di hadapan kedua Abangnya. Kalau mereka setuju, segera temui saya..!!" perintah Papa Ranggi pasrah pada keputusan kedua putranya.

Bang Khaja dan Bang Langsang menyeringai licik.

"Selamat datang kawan..!!" sapa Bang Langsang.

Bang Huda meneguk salivanya merasakan aura panas dari sorot mata Bang Langsang.

"Sembah sungkem juga lu yee"

"Aku nggak main-main Lang..!!" jawab Bang Huda.

"Coba saja kau berani main-main, kupastikan nyawamu langsung game over" kata Bang Khaja.

"Ternyata lapar juga kau ya..!!" ledek Bang Langsang.

Bang Huda tersenyum tipis. "Mau bagaimana lagi, adikmu itu terlalu bahaya buatku. Aku sudah memintanya pada kalian secara baik-baik. Padahal bisa saja aku menggoyangnya tanpa ampun."

Seketika Bang Langsang dan Bang Khaja bereaksi. Mereka sudah hampir menghajar Bang Huda sampai akhirnya Opa Rico muncul. "Kalian bertiga ini sama saja.. kenapa harus ribut seperti itu??"

Bang Langsang dan Bang Khaja menarik diri.

"Lalu bagaimana ini?? Mau adik kalian di minta secara baik-baik dan menikah atau kalian punya keponakan lebih awal???" tanya Opa Rico dengan tegas.

"Nikah Opa" jawab Bang Khaja.

"Nikah" jawab Bang Langsang malas.

"Ya sudah.. menikah itu memang lebih baik." kata Opa Rico.

~

"Siap khan ikut Bang Huda kemanapun dia pergi, setia bersamanya dan akan terus bersamanya?? Bang Huda sudah memintamu baik-baik ndhuk" bujuk Mama Hana.

"Baik ma, Ayu mau" jawab Ayu tanpa memahami betul ucapan sang Mama.

"Sekarang kamu tanda tangan disini ndhuk. Dulu Mama sama Papa juga begini. Alhamdulillah baik-baik saja sampai punya kamu?"

Ayu mengangguk mengiyakan tapi entah kenapa pikirannya tak sejalan dengan alur tubuhnya. Yang ada dalam pikirannya hanya sial.. sial.. dan sial bertemu dengan makhluk bernama Cakra Huda Mandala.

:

Bang Huda mengusap wajahnya mengurai kelegaan. Ada ketenangan tersendiri menyadari status nya kini telah berganti, tanggung jawabnya pun semakin besar.

"Ayo salim sama Bang Huda..!!" Mama Hana mengarahkan Ayu.

Ayu terlihat malas menanggapi Bang Huda, sungguh dalam hatinya masih terbayang wajah Bang Asnan walaupun pria tersebut sudah menyakitinya terlalu dalam.

.

.

.

.

2. Prahara awal rumah tangga.

Malam hari Bang Huda sempat melihat Ayu menata barang-barang juga berkas yang akan di gunakannya untuk mendaftar sebagai tentara wanita. Bang Huda terhenyak sejenak melihat keseriusan Ayu, dengan menikahinya berarti pupus sudah harapan Ayu meraih cita-citanya.

Maafin Abang ya dek, tanpa sadar Abang sudah memaksamu untuk hidup dengan Abang tanpa cita-cita mu. Segala alasan Abang gunakan untuk menyelamatkan mu, maaf kalau Abang salah.

...

Sore ini Bang Huda baru saja pulang dari Markas. Tubuhnya sungguh lelah, sejak kemarin ia pun belum sempat makan, hanya bergelas-gelas kopi mengisi lambungnya dan kini perutnya terasa panas dan melilit.

"Dek..!!" sapa Bang Huda.

Tak ada jawaban dari istri kecilnya.

"Ayu kemana? Kenapa tidak ada suara" gumam Bang Huda kemudian mencari Ayu ke seluruh sudut rumah tapi tetap saja Ayu tidak bisa di temukan. Bang Huda meremas perutnya tapi ia masih menyempatkan untuk menghubungi Bang Langsang.

"Lang.. Ayu disana nggak??" tanya Bang Huda.

"Nggak tuh, memangnya dia kemana? nggak pamit??"

"Kalau pamit ya aku nggak akan hubungi kamu" jawab Bang Huda mulai merasa cemas.

Daripada membuang banyak waktu, Bang Huda segera menghubungi piket kesatrian. "Ada yang lihat istri saya??" tanya Bang Huda.

"Siap.. Ijin Dan.. istri??" petugas piket jaga pun bingung karena setau mereka, Kapten Huda masih berstatus bujangan.

Bang Huda menepuk dahinya. "Maaf.. Maksud saya, tunangan saya.. Ibu Ayu. Adiknya Kapten Langsang dan Kapten Khaja"

"Oohh siap.. tadi keluar kesatrian dan naik ojeg online" jawab petugas piket.

"Astagfirullah.." Bang Huda mengurut pangkal hidungnya, Ayu memang sungguh luar biasa menguji kesabaran nya. "Ya sudah, terima kasih ya"

"Siap..!!"

...

Di tempat lain Ayu sedang menemui Bang Asnan, pria yang sungguh mengecewakan hatinya. Hari sudah mulai gelap saat ia menemui Bang Asnan.

"Cepat katakan yang perlu untuk di katakan. Ayu nggak punya banyak waktu" kata Ayu.

"Kenapa kamu memilih Bang Huda? Kita bisa bicarakan baik-baik tentang semuanya dek. Apa Bang Huda menjamin kebahagiaan mu?" Bang Asnan meletakan sebungkus rokok di atas meja juga beberapa botol minuman setan di atas meja cafe remang-remang namun dengan tingkat eksekutif class.

Bang Asnan tidak percaya begitu saja dengan ucapan Bang Huda. Tidak mungkin dalam waktu yang secepat kilat Ayu sudah berubah status menjadi istri dari Kapten Huda.

Jangankan dalam hati Bang Asnan, Ayu sendiri saja tidak percaya bahkan tidak paham dengan statusnya yang telah berganti, yang ia tau, dirinya sudah memiliki bukti untuk menyelamatkan diri dari Bang Asnan yang tidak hanya satu atau dua kali ini nyaris membuatnya celaka.

"Jelas Bang Huda menjaminku bahagia, setidaknya Bang Huda tidak pernah berniat menjual Ayu" jawab Ayu mengungkapkan hal yang yang Bang Huda pun belum sepenuhnya tau keadaan nya. Ia menyadari jika Papa dan Abangnya sampai tau kejadian ini mungkin nyawa Letda Asnan akan melayang seketika, lagipula Ayu merasa Bang Huda adalah orang luar yang sama sekali tidak akan peduli dengan keadaannya.

"Bukan begitu dek, segala resiko kita tanggung bersama.. Abang juga akan selalu menjagamu dari jauh. Kalau ada uang yang di dapat.. kita bagi dua untuk modal menikah" kata Bang Asnan.

"Jadi Abang rela Ayu di jamah orang lebih dulu daripada Abang yang memulainya???" tanya Ayu merasa kecewa.

Bang Asnan mulai bingung dengan pertanyaan Ayu, wanita yang sebenarnya amat sangat polos. Mungkin Ayu adalah satu-satunya wanita polos yang pernah ia kenal.

"Kita khan sudah pernah melakukannya.. jadi tetap saja Abang yang pertama" kata Bang Asnan berdalih.

~

Di rumah, Bang Huda berkali-kali menghubungi Ayu tapi gadisnya itu sama sekali tidak menjawab panggilan teleponnya.

"Kemana saja kamu dek??? Apa sekedar pamit saja sulit??" gerutu Bang Huda.

Bang Huda menyeret kursi plastik di sampingnya, ia semakin meremas perutnya.. tidak seperti biasa dirinya tidak tahan dengan rasa sakit di perutnya. "Astagfirullah.. sakitnya luar biasa" Bang Huda mengatur nafasnya.. ia baru mengingat, sudah dua hari melupakan tubuhnya sendiri sampai lupa makan. Tapi tanggung jawabnya pada istri segera membuatnya menepis pikiran itu dan kembali fokus pada ponselnya. Baginya Ayu lebih penting melebihi dirinya sendiri.

"Ya ampun, kenapa aku bisa sampai lupa. Perangkat ponsel Ayu sudah tersambung di ponselku, pasti terlacak posisinya" Bang Huda segera memantau pergerakan Ayu melalui layar ponselnya. Seketika matanya melotot melihat nama sebuah tempat. "Cafe kenanga??? Bukannya ini cafe remang-remang?? Sama siapa Ayu disana??" Sambil berpikir keras ia segera menyambar kunci mobilnya. "Astaga.. pasti Asnan. B*****t, berani sekali dia bawa lari istri orang..!!!!!"

...

Bang Huda mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tak terlihat ada Ayu disana padahal titik di ponselnya masih jelas menunjukkan bahwa Ayu masih berada di tempat itu.

Beberapa detik matanya mencari, ia melihat Ayu lemas dan di papah dua orang pria berjalan ke sebuah lorong di belakang cafe. Bang Huda hendak mengejarnya.. namun langkahnya terhenti oleh petugas keamanan di cafe tersebut.

"Permisi Pak, bisa tunjukkan identitas??" sapa petugas.

Tak banyak bicara, Bang Huda membongkar dompetnya. Karena terlalu terburu-buru, Bang Huda salah mengambil identitas. Seharusnya ia menyerahkan KTP yang biasanya ia gunakan untuk bekerja di luar', tapi kepanikan nya melihat Ayu, ia malah salah mengambil KTA dan menyerahkannya pada petugas keamanan.

.

.

.

.

3. Rasanya tanggung jawab.

Petugas keamanan mengijinkan Bang Huda masuk tapi kemudian petugas keamanan tersebut nampak menghubungi seseorang melalui ponselnya.

~

Bang Huda berjalan cepat sampai ia menemukan Bang Asnan berjongkok di samping pintu sembari merokok. Wajahnya sendu, matanya memerah seakan ada yang ia tahan.

"Mana Ayu??" tanya Bang Huda menarik kerah pakaian Bang Asnan.

Pria itu hanya lemah dan terdiam.

"Mana Ayuuuuuu..????????" Bang Huda mengulang lagi pertanyaan nya.

"Di dalam Bang.." jawab Bang Asnan tak bertenaga.

"B******n kau Asnan, kalau sampai ada apa-apa sama Ayu, nyawamu sebagai gantinya..!!!!!!!" Bang Huda begitu marah sampai membanting tubuh Bang Asnan begitu saja.

Secepatnya Bang Huda mendobrak pintu kamar yang ia duga pasti ada Ayu di dalamnya.

braaakk..

Pintu terbuka lebar, ada seorang bandot tua sedang mengapit ayu, tangannya sudah bermain di sela paha Ayu dan menciumi istri Bang Huda itu.

Darah Bang Huda mendadak panas dan merangkak naik hingga ke ubun-ubun.

"Tua bangka bau tanah, kau apakan istriku?????" Bang Huda menarik pria tersebut dan kalap menghajarnya hingga babak belur.

"Abang.. sudah Bang, saya minta maaf. Orang itu tidak tau apa-apa" Bang Asnan berusaha melerai perkelahian yang ia timbulkan sendiri.

"Bacotmu minta maaf, kamu tau siapa yang sudah kamu buat celaka???" bentak Bang Huda tidak terima.

Tanpa mereka berdua sadari.. pria tua tersebut mengambil pisau dan berusaha menghujamkan pada Bang Huda dan suami Ayu itu menyadarinya, hanya saja karena emosinya yang tidak stabil, ia salah mengambil posisi untuk menghindar hingga pisah tersebut menggores sisi perut Bang Huda.

"Astagaa.. Abaang..!!!" Bang Asnan panik dan berusaha membantu Bang Huda tapi Bang Huda menampar pipinya dengan keras.

plaaaaakkk..

"Cepat kejar dia..!!!!!!!" perintah Bang Huda.

Bang Asnan pun segera mengejar pria tersebut.

Bang Huda berusaha keras untuk tetap stabil, ia menghampiri Ayu. Hatinya sungguh pedih hingga tak dapat menahan laju titik air mata yang tumpah. Tangannya mengepal kuat, ia menghamburkan segala barang di atas nakas hingga jatuh berhamburan. Batinnya teriris pedih, ia merasa gagal menjaga Ayu sampai harus terjadi tragedi seperti ini.

Bang Huda segera membenahi letak pakaian Ayu kemudian menyelimuti istri kecilnya. Bang Huda memeluknya erat, rasanya sungguh sakit hingga nafasnya terasa sesak.

:

Pria tua tersebut sudah ditemukan, Bang Huda kembali menghajarnya tanpa ampun hingga Bang Langsang dan Bang Khaja datang ke cafe tersebut.

Bang Langsang dan Bang Khaja melihat Ayu tertidur pulas di atas ranjang. Mereka melihat Bang Huda sudah tak karuan berkelahi dengan pria tua.

"Sudah.. pria ini bisa mati..!!" Bang Khaja menarik lengan Bang Huda.

"Kenapa Ayu ada disini?? Kamu bertengkar sama dia??" Bang Langsang tersulut emosi tapi sekuatnya masih berusaha menahan amarahnya.

Bang Huda sudah hampir kelepasan mencabut pistol tapi Bang Khaja segera memelintir tangan Bang Huda. "Tenangkan dulu emosimu Hudaa..!!!!" kata Bang Khaja kemudian menendang belakang lutut Bang Huda agar adik iparnya itu bisa di tenangkan.

...

Papa Ares menghajar Bang Huda habis-habisan karena memang Bang Huda masih di bawah kepemimpinan nya. Bang Asnan tak luput dari tindakan Papa Ares, hanya saja laporan terberat mengarah pada Kapten Huda.

"Bisa-bisanya berkelahi di cafe, mengumbar identitas dan membawa senjata api. Pelanggaranmu sangat berat Huda, apalagi perkelahian ini karena memperebutkan perempuan. Masih belum puas kamu sama keponakan saya sampai harus berebut l***e dengan pria tua?????" bentak Papa Ares.

"Siap salah..!!" jawab Bang Huda mengerang menggelinjang kesakitan di taman belakang rumah Papa Ares.

"Malu sama pangkatmu.. seharusnya kamu memberikan contoh untuk anggotamu, bukan malah memberikan pemikiran negatif di masyarakat. Kamu lihat itu, istrimu sampai mabuk karena ulahmu. Apa mungkin dia kecewa sama kamu????" kata Papa Ares menyayangkan kejadian ini.

Ayu masih setengah sadar, tapi jelas ia melihat Bang Huda mendapat hukuman keras dari Papa Ares. Om yang sangat menyayangi nya seperti Papanya menyayanginya. Matanya berkaca-kaca melihat Bang Huda mendapat hukuman tapi ia pun tak sepenuhnya mengingat apa yang sudah terjadi. Yang ia tau keributan besar sudah terjadi di rumahnya.

Papa Ranggi pun akhirnya tak sanggup lagi menahan amarahnya, agaknya ia menyadari tidak sepenuhnya kesalahan Bang Huda karena ia tau betul kelakuan putrinya.

"Sudah Res, ini pasti juga karena Ayu masih belum bisa lepas dari dunia malam. Memang seharusnya anak ini di hajar. Mungkin karena kelakuannya yang tidak hormat dengan suami sampai Huda harus mencari perempuan lain untuk melampiaskan hasratnya" karena terlalu terbawa emosi, Papa Ranggi melepas ikat pinggangnya kemudian melecutkan di punggung Ayu sampai Ayu jatuh tersungkur dan sekali lagi Ayu harus merasakan sapaan dari ikat pinggang sang Papa.

"Papaaa.. jangan Pa..!!!" Bang Huda merangkak memeluk Ayu.

"Ampuun Pa, Ayu minta maaf..!!"

Bang Khaja dan Bang Langsang tak sanggup melihat adik kecilnya mendapatkan hukuman dari sang Papa.

"Minggir kamu Huda, biar Papa beri pelajaran untuk Ayu..!!!" kata Papa Ranggi dengan suara khasnya.

"Saya suaminya Pa, hukum saya saja..!! kalau istri saya salah.. biar saya yang menghukumnya. Saya yang salah, saya yang kurang waspada sampai Ayu lepas dari pengawasan saya." suara Bang Huda tak kalah kerasnya. "Ini aib istri saya Pa, biar saya yang menelan kejadian ini dan saya akan selesaikan. Semua tidak seperti yang Papa sangka dan hari ini saya tidak menemui perempuan lain. Saya hanya berniat menjemput istri saya pulang. Itu saja..!!"

Papa Ranggi hampir tak sanggup berkata apapun. Hatinya tertampar ribuan kali rasa sakit. Ia harus menyadari.. putri kecilnya kini bukanlah menjadi miliknya lagi, putri kecilnya sudah ada yang memiliki, seorang pria yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk gadis kecil kesayangannya.

"Ayu masih terlalu kecil untuk kamu Le, kalau kamu tidak mau melanjutkan semuanya.. Papa pasrah. Papa tau putri Papa banyak kurangnya. Papa ikhlas kalau kamu mau mengembalikan Ayu pada Papa"

Tangan Bang Huda masih mengusap punggung Ayu, ia pun masih mendekap erat istri kecilnya. "Sekarang Abang pasrahkan sama kamu dek. Sekuat-kuatnya Abang mempertahankan kamu, kalau hatimu tidak mau terbuka untuk Abang.. Abang mau bilang apa. Abang menikahi mu bukan tanpa alasan. Kamu mau nggak manut opo jare bojo??" tanya Bang Huda. "Mas Huda nggak akan galak, asalkan kamu manut ndhuk..!! Kalau nggak nurut sakit sendiri to" bujuk Bang Huda beralih membelai rambut Ayu melupakan rasa sakit tak karuan mendera tubuhnya.

"Ayu nggak mau nikah, Ayu mau jadi tentara dulu..!!" jawab Ayu melemah.

"Iya.. iya dek. Kita tutup dulu statusmu. Abang ijinkan kamu daftar jadi tentara..!!" kata Bang Huda kembali membujuk Ayu meskipun persentase janji itu sudah bisa tertebak jelas alur kenyataannya.

"Halah.. lambe boyo.. Semoga saja keponakanku nggak salam metal di perut Mamanya" gerutu Bang Langsang sama sekali tak percaya ucap Bang Huda.

Bang Khaja tersenyum sengit. "Janji palsu" ucapnya tak kalah gemas.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!