NovelToon NovelToon

Sontoloyo Cinta

Bab 1

Alya gadis sederhana yang lahir di desa yang jauh dari hiruk pikuk kota. Di usianya yang mengijak 15 tahun selain keseharian yang umum seperti teman sebaya nya dia sangat suka membantu bapaknya mencari rumput. Bapaknya yang bernama Muklis seorang peternak dan juga pedagang kambing, keseharian bapaknya juga membawa kambing-kambingnya kepasar hewan sesuai jadwal hari pasaran jawa pon, wage, kliwon, manis dan pahing. Alya sering mendapati bapaknya kelelahan, karena itu dirinya berinisiatif membantu bapaknya. Toh .. cuma cari rumput di pematang sawah tidak susah menurutnya. Malah kadang dia memanjat pohon nangka, lamtoro dan yang lainnya yang kambing doyan memakannya. Gengsi tidak sih Alya? Dia tidak gengsi,tidak malu. Karena semua rasa itu dia tepikan demi rasa sayang dan baktinya. Ibunya yang bernama Zulaikha hanya seorang ibu rumah tangga biasa pada umumnya, kerjaannya ya cuma beres-beres rumah dan momong adik Alya yang masih umur 4 tahunan bernama Aldi.

Bapaknya selalu berusaha membahagiakan anak-anak dan juga istrinya. Karena itulah Alya sebagai anak tertua merasa terharu. Bapaknya orang yang lemah lembut saat bertutur kata berbanding terbalik dengan ibunya. Bapaknya sering melarang Alya membantu mencarikan rumput karena beliau kasihan melihat anak perempuannya membantu pekerjaannya yang sebenarnya beresiko juga kalau jatuh dari pohon. Bahkan Muklis juga tak menyangka putri yang masih belia begitu lihai mengendarai motor trail modifikasi dari motor bebek biasa. Entah darimana putrinya belajar untuk mengendarainya.

Biasanya Alya akan membantu bapaknya mencari "ramban" pada sore hari saat matahari sudah tak begitu menyengat kulit. Berbekal motor trail dan parang dia berangkat ke daerah barat kampungnya. Disana sawah terbentang luas banyak kebun warga juga. Dia meminta izin dari yang punya kebun untuk mengambil daun nangka atau lamtoro. Karena menurutnya kalau tidak tidak izin berarti nyolong pasti tidak berkah untuk kambingnya. Padahal sering sekali yang punya pohon tidak mengizinkan. Jadi dia cuma bisa mencari dipinggiran jalan yang tidak bertuan.

Kalau dia mendapat ramban sedikit dia akan membawa sendiri tapi kalau banyak pasti dia tidak akan kuat, dia akan memanggil bapaknya untuk mengambil.

Terkadang dia tidak sendiri mencari ramban karena tetangganya juga memiliki kambing. Steven, teman sebaya nya bahkan satu sekolah dengannya adalah teman ngaret nya juga. Orang tua Steven memiliki 5 ekor kambing. Orang-orang di kampungnya memang banyak yang memiliki hewan ternak.

Kadang Alya tak habis pikir kenapa orang tua Steven memberi nama anaknya ala ala bule, padahal selain orang desa udik kulit Steven juga coklat. Tapi masih di katagorikan berwajah manis.

selain Steven Alya juga berteman baik dengan Sari yang masih tetangga mereka. Kemudian, Rianti teman sekolah nya yang berbeda Desa. Rianti anak pindahan dari kota jakarta selain cantik dan baik , Rianti adalah anak orang kaya. Kedua orang tua nya bekerja menjadi dokter dan dipindah tugaskan di kabupaten tempat Alya tinggal.

Persahabatan antara Alya, Steven, Sari,dan Rianti sangat solid. Mereka sangat kompak sejak kelas tujuh sampai sekarang kelas sembilan. Meski terkadang ada pertengkaran kecil di antara mereka.Tapi Rianti adalah sosok yang paling bijak di antara mereka. Dia selalu mampu mendamaikan dan mencairkan suasana.

Alya sosok yang sederhana, pemberani dan paling apa adanya. Steven adalah cowok satu-satu nya yang menjadi anggota persahabatan, dia jadi sosok pelindung untuk ketiga sahabat perempuannya karena dia juga jago dalam urusan gebug menggebug. Sedangkan Sari dia sosok lembah lembut tapi lambat loading. Akan tetapi kalau sedang marah paling berapi-api.

Telat Sekolah

(Pov Alya)

"Ya Allah, Astagfirullah jam barapa ini, kok Buk'e nggak mbangunin aku ya?" Aku panik ketika bangun dari tidurnya karena suasana di luar rumah terlihat sudah mulai terang. Hari ini dia masih dapat tamu bulanan jadi dia bermalas-malasan teryata sampai kebablasan.

"Buk'e buk'e kok Alya nggak di bangunin sih !" Alya berteriak yang teryata jam sudah menunjukan pukul 06.30.

"Opo sih Al, lah kamu itu gimana sih biasanya kan nggak pernah telat ya ibu kira kamu malah sudah berangkat. Buk'e baru aja pulang nih dari musolah. Tadi ibu ikut kuliah subuh,'' Jawab Buk'e

Aku langsung menyambar handuk di jemuran dekat kamar mandi.

Byur ... byur ... byur ...

Aku mandi dengan cepat dan kemudian lari terbirit-birit masuk ke kamar. Aku bergegas memakai seragam tak lupa jilbab. Dengan keadaan yang dag dig dug aku sedikit berlari keluar rumah aku tak menghiraukan teriakan buk'e.

"kamu nggak sarapan dulu Al?" Tanya Buk'e yang suaranya sayup-sayup aku dengar sedikit kesal. Aku harus berpacu dengan waktu hari ini karena ada ulangan fisika.

' Ah Bisa kena hukuman kalau aku tidak berangkat!' gumamku sedikit kesal. Aku hendak menaiki sepedaku tapi alangkah terkejutnya diriku teryata sepeda kesayangan ku, ban nya kempes! Tanpa fikir panjang Aku berlari lagi masuk ke dalam rumah dan mengambil kunci motor trail yang biasa nya ku pakai untuk mencari rumput.

"Buk'e motornya aku bawa ya, sepeda Alya ban nya bocor. Assalamualaikum..!"

Aku langsung lari tunggang langgang, lalu melompat ke atas motor.

ceklek ... Bruuuum troooon tron tronnnnnn !

Aku langsung memacu motor bututku dengan kencang tak peduli dengan suaranya yang memekakan telingan.Tak ku pedulikan tatapan dan umpatan sinis di jalan. Di pikiranku saat ini adalah, aku harus cepat sampai di sekolah. Bisa amsong kalau telat. Di tambah jam pertama adalah jam Bu Nia guru fisika yang terkenal paling guuuualak sepanjang sejarah beliau mengajar di SMP tempatku bersekolah.

Sepertinya semalam turun hujan, jalanan pun tampak masih basah bahkan banyak lubang di jalan yang terisi penuh sisa air hujan semalam. Tapi sama sekali tak menyurutkan ku memacu motorku dengan kencang.

Jarak sekolah dari rumahku memang lumayan sedikit jauh tapi jauh banget kalau kita tempuh dengan berjalan kaki, huhahaha! Jaraknya sekitar satu setengah kilo di tambah jalannya yang masih banyak yang rusak.

Entah tahun berapa terakhir kali jalan di daerahku ini di perbaiki. Sudahlah kenapa jadi ngurusin jalanan yang rusak. Ayo fokus ... brummmm troooooon troooooon troooon !

Bluuuuk!

Eh eleh busyet!! Aku melewati jalan yang berlubang dan tanpa sengaja airnya njiprat terkena pengendara motor yang melaju disebelahku.

" Eh monyet ya, nggak punya mata ya kamu. Nggak bisa pelan-pelan!" Teriaknya

mengejar motorku. Aku sekilas menoleh ke arahnya.

Oh wow...ciptaan Tuhan yang indah. Tampan sekali coy... eh seketika aku teringat tadi dia mengumpat dengan mengataiku monyet.

"Maaf dus wedus aku nggak sengaja aku buru-buru. Maaf ya ...!" Teriak ku kencang dan langsung memacu motor ku lebih kencang dari motor di sebelahku.

Entahlah umpatan apa lagi yang cowok tampan itu lontarkan. Suara knalpot motorku mengalahkan suara merdu nya yang tadi sempat memberiku pujian menjengkelkan ...hahahaha!

semoga kita berjodoh...oh berjumpa lagi maksudku. Semoga dalam keadaan pertemuan yang lebih indah.

Pukul berapa saat aku sampai didepan sekolah aku tak tahu pasti. Aku segera memparkir motor tersayangku di halaman sebrang sekolahku. Halaman itu milik rumah depan sekolah yang sengaja membuka usaha lahan parkir buat anak sekolah yang membawa motor. Karena di SMP tidak menyediaan tempat parkir untuk motor dan hanya ada untuk sepeda saja.

"Bang titip my bebeb ya bang?" Ucapku pada penjaga yang memang sudah kenal diriku. Karena disaat-saat tertentu aku terkadang memang menaiki motor bututku yang biasa ku sebut 'bebeb'.Si abang hanya mengacungkan jempol.

Aku menoleh kekanan kiri, karena ini memang standar sebelum menyebrang jalan kan? Sepi..aku langsung lari menyabrang. Aduh-aduh, di kunci gerbang nya coy! Aha...lampu menyala di atas kepalaku. Langsung ku angkat naik rok panjangku, jangan salah loh meski pakai rok panjang aku juga memakai dalaman celana panjang. Aku panjat pagar sekolah...

Bug...!

Aku mendarat dengan aman. Aku sadar aku di perhatikan penjaga sekolah yang duduk di pos. Pak parjo namanya. Pak parjo menggeleng dan terus meringis ke arahku. Beliau sudah terbiasa melihat tingkah konyolku selama dua setengah tahun disekolah ini. Aku ini tidak bandel loh...cuma kadang aktif banget.

Aku berlari kencang menuju kelas ku. Ternyata aku apes pagi ini Bu Nia sudah berada kelas ku.

"Huuuuuuuu!" Teman seantereo kelasku menyoraki ku. Aku melirik kesal pada mereka.

Hoos hos hos! aku masih ngos ngosan

" Maaf bu,saya ter lam bat." Ucapku terbata

.

"Pukul berapa ini Al, kok baru datang? Kamu telat lima belas menit loh. Aduh...nggak tanggung-tanggung telatnya. Nyasar atau gimana kamu?" Tanya Bu Nia ketus

"Mungkin pas lagi perjalanan tadi di pinggir jalan, Alya lihat rumput atau pohon lamtoro bu. Makanya dia 'ngaret' dulu jadinya telat!" Seru salah seorang temanku, Sudah ku tebak itu pasti si Sela. Murid terjudes dan terrempong. Aku sedikit malu karena disambut tawa seluruh teman dikelasku. Hah..ku balas kalian! Karena ku lirik ulangan belum di mulai atau jangan-jangan bu Nia lupa lagi? Karena bu Nia terkenal pelupa. Kadang itu menjadi kebahagiaan tersendiri untuk kita yang belum siap menghadapi ulangan.

" Begini bu saya semalam itu lambat tidur. Karena saya kan penasaran bu sama film kkn di desa similikiti. Nah saya nonton di hp sampai malam eh pas udah selesai teringat kalau pagi nya kan ada ulangan harian dari ibu. Jadi saya belajarlah bu sampai dinihari. Jadi kesiangan bangunnya bu." Kilahku sedikit ku bumbui kebohongan.

''Huuuuuuu.....!!'' Gaduh sekali bok kelasku. Wekawekawekacekakak....impas bestie!

"Oh iya ya hari ini kan kita ada ulangan. Kok jadi lupa sih? ya sudah, untung Alya mengingatkan ibu. Sana duduk,sekarang kita siap-siap ulangan!"

Suasana kelas masih riuh karena ulangan tidak jadi batal. Ku lirik wajah bete Sari disampingku.

Bestie ku yang satu ini pasti kesel karena dia paling sebel dengan pelajaran fisika. Aku tersenyum kecil sambil berbisik

"Tenang aja nanti aku kasih bocoran ,"

seketika wajahnya cerah.

''Bocoran jawabankan Al?'' Tanyanya semangat

"Bukanlah,bocoran dari pembalutku.'' Jawabku menahan tawa

''Weeek....menjijikkan banget kowe Al!" Matanya mendelik seram

''Iya iya bercanda kok. Maaf ya bestie,"

Ulangan berlangsung tegang. Sumpah....tak ada suara berisik sama sekali.

kruuuuuuuuuuuk.......!

Semua mata tertuju padaku...ah tebak ayo tebak , apa yang bunyi....?

Bersambung ...

* Ngaret\= Nyari pakan kambing.

Bersambung ...

Cinta Yang Penuh Kesontoloyoan.

(Pov Alya)

Kruuukkkkkk.....

Astaga, bunyi perut ku terdengar begitu nyaring di telinga akibat hening yang tercipta di kelas ini. Semua mata menatapku menahan tawa, mungkin sebenarnya mereka semua ingin tertawa tapi mereka takut pada Bu Nia.

"Buahahahahahhahhahha wakakakakakakaa!"

Seketika semua mata menoleh ke sumber suara. Haaaaaaa....hampir semua penghuni kelas membelalakan mata dan membuka mulut berbentuk O, Bu Nia tertawa bahkan sangat keras ini adalah first time kita melihat guru killer kita tertawa. Biasanya beliau hanya akan tersenyum jaim kalau ada hal yang lucu menggelitik.

Entahlah ..mungkin hari ini suasana hatinya benar-benar sedang bahagia.

Aku menununduk dan kembali serius mengerjakan ulangan harianku. Sari mencolek lengan ku

"Al, kasih tahu dong yang soal nomer lima?" Pintanya dengan suara berbisik

"Sik toh, belum selesai ngitung ini. Bentar ya beb,''

"Kamu manggil aku beb, aku bukan motor butut mu loh Al," Jawab Sari yang masih berbisik.

Aku hanya menepuk jidatku pelan, lalu mengangguk beberapa kali agar Sari tidak mengganggu konsentrasi ku menghitung.

Tiga jam mendalami dan menjiwai pelajaran fisika terlebih di jam pertama sungguh menguras energi. Saat jam istirahat tiba, riuh gaduh yang sangat luar biasa. Semua murid bernafas lega. Ada yang cuma kipas-kipas menggunakan buku mereka, ada pula yang langsung keluar kelas menuju destinasi pengisi perut.

"Ayo Sar ke kantin?" Ajakku

"Mau mentraktir aku kamu Al?" Tanya Sari dengan senyum mengembang.

"Hi....ya nggak lah. Sangu mu aja lebih banyak dari punya ku,'' Jawabku ketus.

"La itu tadi kamu ngajak-ngajak aku?"

"Eh Maemunah kalau misalnya aku tidak ngajak kamu. Aku langsung pergi sendiri ntar kamu ngatain aku teman nggak ada akhlak main tinggal.

Di ajak di kira mau nraktir. Oeee...Maemunah harusnya kamu tuh yang nraktir aku secara tadi kamu nyontek aku!" Ucap kesal.

"Maemuah tu siapa sih Al, kok kalau ngomong kamu melihatnya ke arahku?" Tanya Sari memamdangku bingung. Aku menepuk jidatku pelan.

"Eh Alibaba dan Maemunah buruan ya ke kantin, debat mulu! Keburu jam istirahat kelar bukan cuma bunyi tuh perut tapi bakalan menangis meraung- raung kalian!" Ujar Steven menimpali perdebatanku dengan Sari.

"Lha....Alibaba siapa lagi si Ay?" Tanya Sari penasaran. Haha ....sella yang mendengar Steven di panggil Ay oleh Sari langsung melengos sebal.

Sella langsung meninggalkan Steven pacar sontoloyo nya. Sari mencebik kesal melihat Steven langsung mengejar Sella.

"Bucin banget sih si gombloh.!"Ucap Sari ketus tak lepas matanya memandang kepergian Steven.

"Gombloh ki sopo Sar?" Tanya ku pura-pura tidak tahu

"Ya itu, bestie kita, si ayank Steven. Masa nggak tahu? Tumben kamu nggak nyambung Al. Efek laper ya, ya udahlah ayo ke kantin keburu jam istirahat habis pula!"

"Hahahahahkikikiki...."Rianti tertawa cekikikikan mendengar penuturan Sari.

Aku memasang muka masam dasar Sari, 'oneng teriak oneng'

Kami bertiga berjalan beriringan menuju kantin di tengah jalan kami berpapasan dengan Juna. Sang remeo yang di kagumi cewek seantereo sekolah kecuali aku ya. Meski dia guaanteng aku tidak tertarik terlebih dia selalu ketus saat berbicara dengan ku. Malas sebenarnya aku deket-deket dia, berhubung si Juna ini 'teman dekat' Rianti jadi mau gimana lagi. Dia langsung berjalan beriringan dengan Rianti. Aku dan sari membuntuti mereka persis dayang yang sedang mengngiringi raja dan ratu di drama kolosal.

Ehmmm...kalau Steven dan Stella beriya -iya dengan status pacaran yang menurutku penuh kesontoloyoan, bagaimana tidak sontoloyo, cemburu , putus nyambung bikin gemes! Di tambah Sella yang cemburu abis sama Sari. Karena Sari sering ngintilin Steven. Bukan apa, Sari kan memang bersahabat akrap dengan Steven selain aku dan Rianti, bahkan kami sering memanggil Steven ay....sebagai panggilan sayang.

Sedangkan Rianti dan Juna lebih sontoloyo lagi menobatkan diri cuma 'temen deket' tapi lengket banget kaya perangko kalau di bilang pacar nggak mau. Alesannya lebih asyik temen nggak ada kata putus, heleh nanti ya, kalau salah satu di antara mereka dekat sama cowok atau cewek lain, pasti dijamin salah satu nya bakal patah hati. Fix...berani taruhan aku seribu perak!

Bersambung ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!