NovelToon NovelToon

Aku Yang Tersakiti

tomboy

Namaku Sofie,

postur tubuhku serba minimalis

tinggi 150cm berat 38kg ..

wajah bulat , kulit sawo matang, hidung minimalis, dengan alis mata hitam lebat nyaris menyatu, dengan bibir sedikit tebal namun berbentuk sensual.

Walau memiliki tubuh yang minimalis namun terlihat sexy

(kurang lebih seperti itulah gambaran aku semasa Sekolah Menengah Atas)

Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. walau anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, tidak menjadikanku anak yang manja, karena aku justru mendapat perlakuan yang berbeda dari ibuku, aku seperti anak tiri...

Ibuku membeda-bedakan kasih sayangnya, itulah yang kurasakan semenjak kecil dan membuat hubunganku serasa ada jarak dengan ibuku.

Tak jarang kami berselisih paham hanya karena hal sepele.

Nama bapakku Bimo, beliau adalah sosok yang selalu melindungi dan menyayangiku, hal itu yang membuatku lebih dekat dengan bapak.Ibuku bernama Sri

Aku anak ke dua dari tiga bersaudara.

Pagi itu seperti biasa , aku sudah bangun dan berpakaian, seragam sekolah menengah atas sudah melekat.

Masih dengan terkantuk-kantuk aku memakan nasi uduk yang telah bapak siapkan.

" Sudah cepet habisin makan mu, jam brapa sudah?, telat kamu berangkat sekolah.

Belum macet, ini uang jajan mu bapak kasih lebih

sttt tapi jangan bilang-bilang sama

ibu, bisa ngomel nanti"

bisik bapak sambil menyerahkan beberapa lembar uang , aku tersenyum dan mengangguk. lalu secepat kilat menghabiskan sarapanku

ibu yang melihat ku belum jalan sekolah, sambil melirik jam dinding berteriak

"kamu sekolah telat mulu, udah jam berapa bukan buru-buru jalan, bla bla bla....

Aku bergegas mengambil tas lalu pamit dan berlari, hufh rutinitas pagi ku selalu dapat semprotan ibu.

Pagi ini seperti biasa jalan sudah macet, aku berdesak desakan dengan penumpang lain naik angkutan umum.

Untungnya tidak terlalu penuh, jadi aku bisa sedikit lega.

Setelah beberapa menit, akhirnya sampai juga di sekolahku.

Jam di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dan artinya aku telat.

Aku berlari menuju gerbang sekolah

"Mamp*s gue telat, hadeh alamat di kunci gerbang nih" ku berlari dan ternyata sudah di kunci, Namun pagi itu ternyata banyak juga yang telat masuk, sehingga bukan hanya aku saja yang akan mendapat hukuman karena telat.

"xixixixi ada temen sukur lah, dihukum gak sendirian" batin sofie dalam hati sambil cengar-cengir menunggu pintu gerbang dibuka oleh pak satpam setelah upacara selesai

"Halah, ini bocah langganan telat, sampai hapal gue.

emang rumah kamu dimana tiap hari gak pernah tanpa telat" tanya pak Tarjo, satpam sekolahan ku penasaran

"Cileduk pak, tau gak. Daerah macet dan jauh pula jaraknya "jawabku sambil cengar-cengir

"Ya udah sana berbaris, nanti guru piket yang nanganin" ucap pak Tarjo membukakan pintu gerbang

Semua siswa yabg telat berbaris di lapangan.

Tak lama kemudian datanglah guru piket yang memberikan hukuman bagi siswa yang telat.

Masing-masing siswa diharuskan memungut sampah-sampah yg ada dilingkungan sekolah sebanyak sepuluh, lalu mengumpulkan di tempat sampah yang sudah di sediakan, baru diperbolehkan masuk kelas.

Belum aku menjalani hukumanku, guru piket memanggilku

"Sofie sini kamu..

kamu langsung masuk kelas ya, lain kali jangan telat lagi. Ini bawa buku pelajaran tolong kamu tulis di papan tulis tugas bahasa inggris saya hari ini bla bla bla....."ucap bu Tarigan sambil menyerahkan buku

"siyap bu, makasih ya hehehe" jawabku

sambil berjalan memasuki kelas

Bu Tarigan salah satu guru yang baik padaku. Aku bersyukur walau aku sering telat dan sedikit nakal, namun banyak guru yang sayang padaku , salah satu nya bu guru ini .

senang nya hati ku.

Sambil berjalan menuju kelas aku bersenandung

kelasku berada di ujung, maka akan melintasi kelas lainnya terlebih dahulu

Tiba-tiba Sofie mendengar seseorang memanggilnya

" Bondol kamu mau kemana?? telat lagi ya? nanti setelah jam pelajaran bapak selesai di kelas ini, antar buku bapak ke kantor ya" ucap pak Balkan sambil tersenyum dan geleng-geleng kepala, lalu beliau masuk kembali ke dalam kelas tersebut sebelum Sofie menjawab

"Aih dasar pak kumis belom di jawab udah masuk kelas lagi, males bener" sambil menggerutu Sofie meneruskan langkahnya menuju kelasnya

Setelah meletakkan tasnya, Sofie menuju papan tulis lalu menuliskan tugas bahasa Inggris yang di berikan bu Tarigan sebelumnya.

Setelah menyelesaikan tugas yang di berikan Bu Tarigan, Sofie menghempaskan pantat nya di bangkunya

" Sofie-sofie telat mulu loe, kebanyakan produksi iler di kasur" celoteh Nina sambil tertawa melihat rambut Sofie yang acak-acakan.

"Sue seneng bener loe ya liat temen susah, males banget gue nulis, ah mau pindah duduk, gue mau minta tulisin tugas gue sama Ido" Sofie menjulurkan lidahnya ke arah Nina dan beranjak ke bangku Ido

Ido adalah temen sekelas Sofie yang selalu membantunya menyelesaikan tugas Sofie jika ia sedang malas.

Menurut temen-teman sekelasnya, Ido melakukan itu karena naksir, tapi Sofie cuek aja dan gak ada pikiran buat pacaran.

"Do, gue cape nih tadi kesiangan lari dari depan komplek sampe kesekolahan,

bantu tulis yak yak, pleaseeeeeee......

Gue juga belom makan, laper mau isi bensin, tengki miring nih" Sofie memasang wajah melas sambil mengelus-ngelus perut

"Hadeh nih cewe rese selalu nyusahin, tugas gue gimana klo ngerjain punya loe juga" gerutu Ido

"Punya gue setelah tugas loe selesai hehehe, gue mau pingsan nih cacing di perut gue udah demo" Sofie memegang pundak Ido, memasang mata puppies-nya

Sofie sangat tahu jika Ido selalu tidak pernah bisa mengatakan tidak jika Sofie sudah memasang muka imutnya

" Ya udah mana sini buku mu, awas jangan lama-lama di kantin kena sergap guru bimbingan konseling, baru rasain loe"

"Siap Ido manis, gue jalan dulu" jawab Sofie lalu berjalan keluar kelas menuju kantin.

Bukan hal yang baru jika Sofie kerap melarikan diri ke kantin.

Semua teman-teman sekelasnya sudah tahu akan kebiasaannya. mereka hanya geleng-geleng kepala lihat kelakuan Sofie

Sebenarnya Sofie bukan siswa yg bodoh dan nakal, malah termasuk siswa berprestasi. hanya saja ia terlalu cuek, dan sikap cueknya itu yang membuatnya kurang di sukai oleh wali kelasnya. Bukan tanpa alasan Sofie bersikap seperti itu, karena ia kecewa dengan wali kelasnya yang pilih kasih, terutama untuk mata pelajaran yang dia bimbing Sofie selalu kena tegur walau nilai Sofie bagus hanya karena ketidaksukaannya yang tak beralasan.

Disamping itu juga Sofie malas sekolah karena ibunya yang memaksanya ke sekolah kejuruan, padahal ia ingin sekali sekolah otomotif, yang membuat Sofie membabat habis rambutnya hingga seperti potongan anak laki.

hanya ada satu jepit rambut gambar bunny di ujung poni nya yang menandakan ia anak perempuan

Gorengan dan teh manis sudah siap di depan meja Sofie, ia memilih duduk di meja yang berada di ujung kantin.

Angannya melayang, masih terbayang perlakuan ibunya yang sungguh tidak adil.

Sofie merupakan anak perempuan satu-satunya harusnya beliau sayang dan deket dengannya dibandingkan dengan saudara laki-lakinya , namun entah mengapa terkesan benci Sofie, dan membuat Sofie sering bertanya dalam hati apa salahnya.

"Eh sofie, bondol ngapain kamu jam pelajaran disini? tanya bu Coni menepuk punggung Sofie, membuat lamunannya buyar karena terkejut ada yg menepuk pungggungnya

"Eh ini bu hehehe, biasa tangki bensin kosong bu, ngeri oleng. Bagaimana mau masuk pelajaran kalo laper bu" saut Sofie sambil nyengir kuda

" Ya udah kalau sudah kenyang masuk ke kelas ya, ingat belajar yg bener, uh dasar nih anak ada aja alasannya" sambil berkata bu Coni meninggalkan kantin

Yup, Bu Coni juga salah satu guru yg baik sama gue, sudah kebiasaan gue klo gak ada di kelas, tempat yang gue singgahi ya kantin ini.

Bunyi bel pelajaran bahasa inggris telah usai. Sofie memasuki kelas lalu mengambil buku bahasa inggris bu Tarigan dan buku titipan pak Balkan di kelas sebelah, lalu berjalan menuju ruang guru untuk mengantarkan bukunya.

Sofie mempersiapkan diri jika nanti akan dibully oleh guru kesayangannya yang satu ini.

Pak Balkan adalah guru yang paling perhatian, beliau berasal dari maluku, memiliki rambut hitam, kumis lebat (nah klo kalian mau bayangi kaya pak Raden di film unyil) dengan sepasang alis yang gak kalah lebat dan sedikit alay, kerena alis nya sering beliau sisir karena lebatnya .

Beliau guru paling the best karena selain humoris, baik dan sering memberi uang (nah ini yang paling gue suka ) beliau memberikan gue tugas-tugas kecil yang sebenarnya bisa beliau kerjakan, tapi demi buat mengerjain Sofie bolak balik bertemu dengannya, beliau sering kali meminta diantarkan bukunya yang sengaja dia tinggal di kelas

Tok.....Tok.... Tok

"Masuk...." Teriak seseorang dari dalam ruangan guru

"Pak ini buku bu Tarigan sama buku bapak mau taruh dimana??, beliau kemana ya pak?" tanyaku celingak celinguk mencari keberadaan guru bahasa inggrisku

"Kau taruh saja di situ.

Sini duduk sama bapak" Ucap pak Balkan sambil menepuk-nepuk bangku di sampingnya

"Kamu nakal lagi ya sampe dipanggil ke kantor sama pa Balkan? " tuduh pak Dimas guru olah ragaku yang melihat aku sedang berdiri di ruang guru

"Aih nih guru sotoy banget" gerutu ku dalam hati

"Enggak ah pak, enakan berdiri aja" sanggah Sofie tersenyum canggung

"Bukan pak Dimas, sofie ini anak aku lah, dia itu kalo di kelas suka ngelawak bikin kelas rame, suka aku sama anak ini lucu.

Kau tau gak pak, jenis kelamin Sofie gak jelas.

Menurut bapak liat, dia cewe apa cowok?? rambut saja cepak gitu. anting gak pake ... hahaha" sambil menunjuk rambut Sofie yang dipotong pendek layaknya anak laki-laki

"Enak aja, saya cewe pak , gak liat ini ada tandanya, jepitan gambar kelinci, mana ada cowok pake jepitan.

Kalau bapak kumis kaya pisang ambon berderet"jawab ku sambil manyun

Pak Dimas sontak tertawa

"Hahaha, kumis bapak kaya pisang ada-ada aja, eh kamu nggak sopan ya sama beliau" pak Dimas yang tertawa tapi langsung malu dan berkilah

"Biarlah, seperti itu dia klo bercanda sama saya, karena itu saya suka sama anak satu ini" pak Balkan tersenyum seraya menyisir kumisnya dengan sisir yang di keluarkan nya dari kantong celananya.

Sudah jadi kebiasaan pak Balkan menyisir kumis kesayangannya sambil mengangguk-angguk

Pak Dimas lalu pamit meninggalkan kami

" Kamu sudah makan belum, nanti pulang bareng bapak aja biar aman"

"Nggak mau ah pak, nanti dikira aku sama om-om kumisan, mending sama anak-anak naik metromini, lebih seru" Sofie menolak

" Ya sudah karena itu bapak kasih kau tumpangan, karena kapan waktu bapak liat kau gelantungan di pintu metromini" tatap pak Balkan dengan mimik wajah serius

" Aduh m*mpus gue ketauan " umpat Sofie dalam hati

"Oh waktu itu penuh metro nya, masa iya saya di atap metromini? bapak tenang aja aman" saut Sofie berusaha meyakinkan.

"Bahaya itu neng ckckckck. Mana cewe satu-satunya gelantungan pula kaya yang di.... hahahaha, udah pendek gelantungan hahahaha" pak Balkan tertawa terpingkal-pingkal

"Sue nih kumis pisang ambon, ngatain gue kaya monet." gerutu ku dalam hati

"Alhamdulillah akhirnya ternyata bapak bisa liat sekarang ada cewe manis diantara para murid laki-laki, saya gelantungan buat olah raga, biar tinggi dikit pak " ucap Sofie asal karena kesel

Pa Balkan terkekeh karena jawaban Sofie

"Ya sudah kalau gak mau, nih ambil buat ongkos kamu, ingat langsung pulang ya nak, kalau penuh kendaraannya jangan naik desak-desakan seperti itu, bahaya" pesannya sambil menyerahkan beberapa lembar uang dari saku bajunya

aku yang masih kesel hanya diam dan membuat ia mengancam ku

" Kenapa gak diambil, kalau gak mau nanti pulang bapak antar gak pake alasan" Ancam pak Balkan

"Ih ogah om-om, matiin pasaran tau . makasih ya pak, Assalamu'alaikum " Sofie dengan cepat mengambil uang yang di sodorkan pak Balkan lalu langsung bergegas keluar ruangan guru.

"Wa"Alaikum salam, dasar bondol-bondol ada aja tingkahnya, hahaha.

besok bapak diantar anak bapak, nanti bapak kenalin, kamu bakalan naksir dah, gantengnya turunan bapak hahaha" goda pa Balkan sambil menaikan alis nya naik turun sebelum aku pergi

"Aih pede banget, ku percepat langkahku berjalan keluar ruangan guru,

masih terdengar suaranya saat keluar ruangan.

"Sebel tapi seneng. Memang guruku yang paling aku sayang seperti orang tua ku.

Love u pak.

Semoga Allah melimpahkan kesehatan dan rezeki sama bapak" doaku dalam hati

Lelah

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi juga, seperti biasa Sofie pulang bareng basis Bintaro, yang isinya laki semua, hanya dirinya saja yang wanita dalam rombongan tersebut

" pulang bareng nggak? kita mau nongkrong dulu di depan pada mau ngerokok sebatang dulu baru pulang" ucap Juki

"Awas loe pada ketauan di suruh ngerokok lima biji di mulut, dower-dower bibir loe pada " ucapku memperingati

"Halah kita main pintar, klo ada guru keluar dari gerbang komplek, ya buang lah puntungnya" saut Once

"Begok loe, emang liat ? sesuai banget ya nama loe once kaga ada polo nya" Juki sambil menghisap rokok nya

"udah gue yg jaga tenang aja aman" timpal Andre

"Udah lah gue balik duluan , klo kalian lama. lagi males nih pengen molor gue ngantuk" ucap Sofie menguap

" Yoi balik yuk, komandan dah minta pulang"teriak Once

seperti anak bebek yang mengekor induk nya semua ikut naik angkot yang melintas mengikuti ku, seperti biasa bergelantungan

"bener kata pa Balkan kok gue ngerasa jadi kaya yang di....

gelantungan gini akakaka

bodo amat yang penting sampe." gumam Sofie cekikikan dalam hati

Akhirnya sampai juga dirumah setelah tiga kali naik turun metromini, perjuangan berat. sekolah di sana memang pilihan Sofie, ia lebih suka sekolah yang jauh, alasan untuk lebih lama di luar rumah

Sofie menghempaskan tubuhnya dikasur

memandangi bilik kamarnya,dan tanpa sadar ia tertidur.

"Sofie bangun kamu udah makan belom? bapak mau jalan jualan nih udah sore banguunn" suara bapak membangunkan Sofie

Sofie mengerjapkan mata lalu melirik ke jam dinding,

"Astaga jam lima sore, bapak kesorean" teriak Sofie dalam hati dan langsung bangkit dari tempat tidurnya

"iya pak Sofie bangun. Bapak gak kesorean apa baru mau jalan ?" tanya Sofie

"bapak tadi kesiangan belanja bahan dagangan, gak apa-apa .

udah sana kamu mandi trus makan" ucap bapak sambil meninggalkan Sofie

Sofie bergegas ke kamar mandi membasuh muka, lalu keluar membantu bapak mendorong gerobak dagangannya sampai keluar gang

Sudah rutinitas bapak mengerjakan urusan dapur seperti memasak dan mencuci, sedang ibu habis jualan sayur tidur karena kelelahan.

jarang sekali masak. semua bapak kerjakan.

setelah mendorong gerobak bapak ,lalu aku kembali ke kamar

"ya Allah sehatkan bapak ku, beri kami rezeki yg halal dan lindungi beliau selama berdagang. Amiiiiinn" doa Sofie dalam hati

Sebenarnya aku ingin sekali memberi tahu bapak bahwa sepatuku sudah laper minta makan, lemnya sudah terlepas dan menganga.

namun aku gak tega menyusahkan beliau, terakhir kali aku mengadu, bapak bilang belum ada uang.

Sedang ibu hanya menyarankan agar di lem atau pakai salah satu sepatu kakakku.

jika aku memaksakan memakai sepatu kakak, bisa-bisa dikira badut karena kaki ku liliput ukuran tiga puluh enam kecil sedang kakak tiga puluh sembilan

Tok Tok Tok

Lamunan ku buyar, pintu kamar diketuk,dan tak lama muncullah kepala kakak di ujung pintu

"ndut loe mau jualan baju sama tas gak, lumayan untungnya.

pake uang kakak modalnya.

tapi loe yang jualin ndut, untungnya loe ambil dari selisih harga jual gimana? tanya kakak tanpa masuk ke kamar hanya kepalanya saja yang melongok ke dalam kamarku

" kaga ngerti" jawab ku

kakak berdecak sebal, lalu akhirnya kakak melangkah masuk ke dalam kamarku

"ini ndut baju sama tasnya.

misalnya dari kakak dua puluh lima ribu, loe jual bebas mau tiga puluh ribu apa tiga puluh ribu, terserah loe, untungnya buat loe, gimana? tanya kakak

"Mau dah kak, mana sini aku pilih dulu yang kira-kira temanku mau, mau buat beli sepatu nih kalau laku, ngomong-ngomong, boleh orang ngutang nggak kak? heheheh" tanya Sofie sambil nyengir

"Terserah loe pilih dah, yang penting bener bayar nya, mau cash apa loe utangin" kak Herman menyerahkan beberapa baju dan tas

"Pilih-pilih dulu, kakak mau kerumah temen ada kerja kelompok.

Nanti sisanya taro kamar aja ya"

ucap kak Herman meninggalkan kamarku

" Siyap kak" jawab ku kencang karena kak Herman sudah keluar dari kamar

"Alhamdulillah...

akhirnya ada jalan buat cari uang" gumamku dalam hati

lalu ku pilah-pilah beberapa gambar yang menurutku menarik dan lucu

sisanya aku letakan kembali kedalam kamar kak Herman.

Laris Manis

Ke esokan hari nya, ku bawa semua kaos dan tas ke sekolah dan alhamdulillah habis walau ada beberapa yang mengutang.

"Sofie, gue bayar kaosnya seminggu lagi ya, uang jajan gue keluar tiap minggu dijatah nyokap" ucap Ipan

" sama gue juga Sof, tapi gue nyicil, ketemu imbas ok" celoteh Bimo sambil mengedipkan mata

"Gigi... ogah. lagi kenapa mata loe kedip-kedip? cacingan apa uleran loe?minum obat cacing sono" jawab Sofie dongkol

" Hahahahha sue, gue sembuh cacingan di kasih makan pete cina sama mak gue ,buat obat cacing dalam perut gue , puas loe "sungut Bimo

"Pantes dari tadi bau kloset umum, emak loe yee, hari gini ada yg praktis masih aja pake pete, bau tau" jawab Sofie yg di balas pelototan Bimo

"Sini gue poles pala loe biar bener dikit" ucap Bimo sambil mengejar Sofie yang berlari sambil tertawa

"Woi kenapa lari ke kantin sih, sial nih cewe pasti mau minta traktir" Bimo ngedumel kaya emak-emak

"Bim nih gegara loe, gue haus, Beliin minum yak.

buuu biasa es teh manis Bimo yang bayar ya" teriak Sofie pada ibu kantin

Bimo yg mendengar itu hanya bisa melotot tapi tak berdaya

"kampret di kerjain sama cewe preman, ampun dah" gerutu Bimo yang iringi tawa teman-temanku yg entah kapan sudah berada di kantin

"Sofie sekalian pesen aja nasi goreng sana, gue bayarin tapi syarat nya loe jadi cewe gue" teriak Ido

"Sial Ido teriak di kantin yang penuh anak-anak sarapan pagi "membuat wajah Sofie bersemu merah

"Kalao cuma traktir gue juga bisa.

Sama gue aja sof hehehe" ucap Once nyengir

"Halah mimpi loe pada, bau loe udah kecium kaga doyan gue sama kalian " Sofie menjulurkan lidah

"Gue mau di traktirnya aja, tapi gak mau yang lain" jawab Sofie yang di balas tawa teman-temannya

"Lagi siapa yg mau sama loe??

cewe apa laki aja kita-kita masih sangsi.

habis loe kaya laki-laki, kemana-mana pake topi" seloroh Juki

"Kampret loe Ki, gak liat apa pala gue kan ada jepit rambutnya?" jawab Sofie sambil nunjuk jepitan rambut gambar strawberry di ujung rambut

"Makanya klo sekolah tuh pake bedak biar keliatan cewe nya.

ini mah polos banget, cuma bau parfum bayi aja." jawab Andre menimpali yang sejak tadi cengengesan

"Gue gak pake bedak aja kalian pada suka kan? " celetuk Sofie yang di jawab tawa teman-temannya

" Nanti gue suruh Erna dandanin dia dikit, biar kita yang liat nya seger.

ya gak gaes??" tanya Ido

membuat anak-anak bebek berteriak satu suara

" setujuuuuuuu" serentak

"Emang pada kampret loe ya, perlu disapu kali ya otak loe pada" ucap Sofie cemberut

namun membuat mereka makin tertawa terbahak-bahak

Ekor mata Sofie menangkap kedatangan rombongan anak cewe kelas dari kelasnya yang sedang antre memesan makanan, timbul ide iseng dalam kepala Sofie

"Rasain kalian xixixixix" ucapSofie dalam hati sambil tersenyum licik

" Nia, woi Nia sini deh " Sofie melambaikan tangan pada Nia temen sekelasnya

"Ya Sof? ada apa?" tanya Nia

"Sini gue bisikin"

sontak Nia mendekatkan kepalanya sambil nganggung- angguk dan tersenyum sumringah

" Serius loe Sof??

asikkkk, thanks ya. Gue balik dulu buat kasih tau anak-anak ." ucap Nia

Setelah itu Nia mendekati meja dimana Ido duduk

" By the way thanks ya Ido, loe udah ganteng, baik hati lagi" ucapnya sambil berlalu kembali dengan teman-temannya

"Hah? apaan sih, cewe aneh main makasih aja sama gue?? emangnya gue ngasih dia apa? Ido yg kebingungungan hanya bisa garuk menggaruk kepala nya,

lalu melihat ke arahku meminta penjelasan, yang ku jawab dengan mengangkat bahu tak mengerti apa-apa

"Rasain loe Do, bentar lagi kena batu nya xixixi, sapa suruh ngerjain gue"gumamku senang

"Ya udah ya ,gue cabut dulu.

Bimo jangan lupa bayarin yak. muach... bubay eke masuk kelas" ucao Sofie sambil melenggang pergi

Bimo hanya mengacungkan jempolnya tanda ok

Sesampai nya di kelas, Dina dan Ade sedang sibuk ngerumpi,

Sofie tahu jika mereka berdua menyukai teman-temannya yaitu Juki dan andre,begitupula sebaliknya dengan Juki dan Andre namum mereka malu-malu kucing garong

"Hohoho pembalasan sesion ke dua nih" senyum jahat Sofie mengembang.

Sofie menghampiri teman kelasnya tersebut

"Hai kalian, tadi aku dari kantin, Andre nyuruh Dina ke kantin tuh , kayaknya mau kasih surprise deh, gue sih gak tau apa?

coba aja loe samperin deh" ucap Sofie meyakinkan.

walau terlihat ragu-ragu akhirnya Dina pergi juga

"Ade juga dipanggil Juki.

Anak-anak dikantin semua, mereka nunggu kamu"

sontak Ade langsung berjalan menuju kantin menyusul Dina

"thanks Sof gue berdua cabut ya " jawab Ade tersenyum bahagia

"Sokor loe anak- anak bebek hahahha,

rasakan.

Siapa suruh ngerjain gw duluan" ucap Sofie dalam hati

Ternyata sedari tadi Sofie tertawa-tawa sendiri, ada Andi yg memperhatikan.

Andi lalu menghampiri Sofie yang masih mesem-mesem sendiri.

"Woi loe lagi gak panas kan Sof?

senyum-senyum sendiri kaya orang saraf.

pasti loe ngerjain orang lagi dah" cecar Andi

"Sial bikin kaget aja, gue kira hantu, copot jantung gue" ucap Sofie sambil berakting mengelus dada dengan mimik di buat kaget

"Dasar cewe error, emang ya gokil bener loe, penasaran apa yang loe bikin sama anak-anak?" tanya Andi

"Bawel loe kaya nenek-nenek, sini gue bisikin" sambil membisikan ke telingan Andi.

Andi berkali- tertawa terbahak-bahak

"Emang ya si bondol ada aja yang di kerjainya, hahaha" tawa Andi

" pstttt kita tunggu aja, sini duduk deket gue, jangan nyempil di ujung kelas aja.

apa loe lagi nahan boker ya hahhaa" tanya Sofie asal

" Ya elah nih anak, kan emangnya gue duduknya di situ, loe pikun apa?" jawab Andi kesal

" ahahah lupa gue bro "saut Sofie cengengesan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!