Bukan Cinta Ketos Biasa
Bab 01. Tidak punya mata
Venny berjalan keluar dari kedai kopi. Tangan kanan memegang secangkir kopi, sedangkan tangan kiri memegang ponsel.
Bastian
Kamu yang tidak punya mata.
Venny
Jelas-jelas kamu jalan tidak memakai mata kamu.
Bastian
Kamu itu yang jalan tidak pakai mata.
Bastian
Kamu kira jalan ini punya nenek moyang kamu?
Venny
Oh! *berkacak pinggang*
Bastian
Sudahlah. Percuma berdebat dengan Tante seperti kamu.
Bastian
Dasar gadis tua. *teriak*
Bastian berlari meninggalkan Venny di depan toko.
Venny berbalik badan, kedua kaki terus di hentak, bibir menggerutu.
Venny
Apes banget nasibku.
Venny
Mana Brian pergi ke Luar Negeri. Apa dia tidak tahu kalau aku hari ini ulang tahun.
Venny
Jangankan ucapan selamat yang aku dengar pagi ini.
Venny
Mendengar suaranya saja tidak. Uh!
Ponsel milik Venny berdering, dengan malas Venny menatap layar ponselnya yang sedang menyala. Terlihat jelas nama panggil tersebut adalah Brian.
Brian
[Kok terdengar bete?]
Brian
[Siapa yang membuat wanitaku menjadi bete seperti ini?]
Brian
[Maaf sayang. Bukan Maksudku-]
Venny
[Nanti kita lanjutkan lagi. Aku sudah sampai di depan kantor.]
Dengan kesal Venny menutup panggilan telepon Brian.
Kedua kaki Venny terus melangkah memasuki kantor tempat ia bekerja.
Venny mempercepat langkah kakinya memasuki ruang kantor karena 5 menit lagi dia akan terlambat.
Venny
Aduh! Kenapa sih dengan kalian semua?
Keluh Venny karena dahinya membentur tubuh seseorang.
Bab 02. Sial
Venny menghentikan kedua kakinya, tangan kanan mengelus pelan dahinya. Bibir terus berdecak kesal.
Venny
Akh! Kenapa aku hari ini sial banget sih.
Bastian
Kamu lagi, kamu lagi. 😒
Venny
Apa kamu seorang penguntit?
Venny
Gak punya sopan santun kamu, ya!
Bastian
Kamu tuh yang gak punya sopan santun.
Maimai
Kenapa kamu masih di sini, kita sudah terlambat. Mari masuk, sebelum Presdir Denim datang.
Maimai berlari melewati Venny dan Bastian yang sedang berdiri didepan pintu masuk perusahaan.
Secepat kilat Venny berlari melewati koridor.
Venny
Hem. Ada apa Mai?
*Berbisik*
Maimai
Kamu menemukan brondong manis di mana?
Maimai
Mana cakep banget. ☺️☺️
Venny
Nampaknya saja dia pria manis dan tampan. Aslinya dia itu adalah seorang pria yang menggoda tante-tante.
Venny
Hati-hati jika bertemu dengannya. Dia itu seorang pria simpanan.
Maimai
Wauw. Kalau begitu aku juga mau dong.
Maimai
Oh. Ya. Apa kamu sudah dengar?
Maimai
Ada kabar burung mengatakan jika anak tunggal dari Presdir Denim akan segera memimpin perusahaan.
Venny
Apa aku tidak salah dengar?
Venny
Anaknya itu katanya nakal, cuek, bodoh, dan....
Di saat Venny dan Maimai berbisik dari mejanya. Terdengar suara batuk dari seorang pria dari belakang kursi mereka.
Pria tersebut adalah Denim. Presdir sekaligus pemilik perusahaan Cosmetic.
Maimai
Yang jelas kalau berbicara.
*Menekan nada suara*
Venny
Mai. Itu Mai.
*Panik*
Maimai
Itu apaan sih, Ven?
Tergesa-gesa Maimai berdiri, membuat kedua pahanya menyenggol kaki meja.
Presdir Denim
Siapkan berkas sebelum makan siang.
Presdir Denim
Buat kamu Venny. Segera ke ruangan saya.
Denim berlalu pergi meninggalkan meja kerja Venny dan Maimai.
Venny
Aduh! Kesialan apa lagi sih.
*Mengeluh*
Maimai
Sabar Ven.
*Menepuk bahu kiri*
Venny
Sabar-sabar. Pantat mu lebar.
Maimai
Memang sudah lebar.
Venny
Ah! Bisa gila aku.
*Berdiri*
Maimai
Jangan gila dong! Nanti aku gak punya teman. 🥺
Venny
Aku mau ke ruangan Presdir Denim dulu.
Maimai
Hati-hati.
*Melambai*
Bab 03. Penawaran
Venny mengetuk pintu ruangan Presdir Denim.
Kedua mata Venny terbelalak saat melihat pemuda berseragam SMA berada di dalam ruangan Presdir Denim.
Pemuda yang menabrak dirinya dan menumpahkan semua kopi yang baru saja di pesan Venny.
Venny
Kamu mau ngapain ke sini. Apa kamu beneran seorang penguntit?
Venny berdiri di depan Bastian, jari telunjuk mengarah ke wajah Bastian.
Bastian segera menggenggam jari telunjuk Venny. Adu pandang pun terjadi.
Bastian
Berani sekali kamu bilang aku seorang penguntit.
Bastian
Jelas-jelas kamu yang penguntit.
Bastian
Dasar gadis tua. 😤
Venny
Dasar simpanan tante-tante. 😤
Presdir Denim
Cukup! cukup.
*Teriak*
Bastian
Apa Luh.
*Nantang*
Presdir Denim
Venny.
*Meninggikan nada suara*
Venny
Kamu anaknya...Presdir Denim?
*Bingung*
Venny
Wah! Ternyata kamu bocah ingusan yang berada di....
Presdir Denim
Ehem! Venny.
Presdir Denim
Karena kalian sudah saling kenal, jadi saya tidak perlu repot-repot untuk memperkenalkan diri kalian.
Presdir Denim
Begini. Sebentar lagi Bastian kan tamat SMA. Karena saya sudah semakin tua, saya ingin kamu temani Bastian, sekaligus mengajarkan dirinya tentang perusahaan kita yang berada di London.
Kenapa saya memilih di London? Karena saya ingin Bastian sekalian berkuliah di sana.
Kayak kata pepatah.
'Sekali menyelam minum air.'
Venny dan Bastian serentak histeris saat mendengar jika Venny akan mengajarkan Bastian tentang perusahaan yang baru di buka di London.
Bastian
Berarti aku akan pergi ke London dengan wanita tua ini, Pa?
Venny
Siapa juga yang mau pergi sama kamu.
Idih! Malas. 😏😏
Bastian
Aku juga tidak mau.
Venny
Presdir. Saya keberatan dengan perintah Presdir. Mohon cari karyawan yang lain saja.
Venny berbalik badan, kaki kanan hendak melangkah, namun harus terhenti ketika mendengar perkataan Denim.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!