NovelToon NovelToon

Meyakinkan Mu

Bab 1

Lalisa Cintya (biasa di panggil Lala), wanita cantik yang sangat beruntung karena menerima cinta luar biasa besar dari sang kekasih Aditya Revaka Jaya (biasa dipanggil Revan), namun cinta dan perhatian  sang kekasih yang kian besar membuat Lala cemas dan ragu.

Lala yang biasa hidup serba kekurangan tentu saja merasa khawatir karena perbedaan kasta dengan sang kekasih.

Lala yang tumbuh di lingkungan kampung yang sederhana membuat Lala selalu berfikir hal yang kita dapatkan sesuai dengan apa yang kita lakukan.

Kehidupan sederhana yang di jalaninya terlebih disaat sang ayah meninggalkan dunia ini membuat Lala harus siap dewasa sebelum waktunya. Lala harus siap bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup ibu dan adiknya.

Disaat Lala harus iklas melepaskan sang ayah pergi untuk selamanya bersamaan dengan datangnya kabar bahwa harta peninggalan sang ayah yang tidak seberapa harus lenyap untuk menebus hutang sang ayah pada salah satu juragan besar di kampungnya.

Kehidupan yang serba sulit dengan semua hal yang dilaluinya membuat Lala selalu tidak yakin dengan yang didapatkan tanpa bekerja keras terlebih dahulu.

Takut terbiasa dijaga dan dilindungi dengan segala macam kemudahan yang didapat dari sang kekasih membuat Lala sedikit segan dan menjaga jarak hatinya agar tidak terlalu larut dengan semuanya.

Seolah alarm berbunyi sekedar mengingatkan akan ketakutan-ketakutan yang akan terjadi disaat rasa nyaman itu melekat.

Lala Merasa sangat kecil jika bersama dengan kekasihnya, entahlah perasaan itu tiba-tiba muncul setiap Lala mendapatkan perhatian dari Revan.

berbeda dengan Revan yang seakan mencurahkan semua perhatiannya untuk sang kekasih, Revan merasa hanya dia yang bisa menjaga dan melindungi Lala.

Revan mencurahkan semuanya seolah  mengikat Lala dengan segala perhatiannya, ia cinta yang teramat besar dan rasa takut kehilangan membuat Revan terlihat mengekang sang kekasih, tapi itu lah Revan laki-laki yang dapat dikatakan sempurna itu memilih cara itu untuk meyakinkan sang kekasih tentang betapa tulusnya rasa yang ia miliki.

* * *

Siang itu, ditengah terik matari yang menyengat dan hampir membakar kulit. keadaan berbeda jelas terlihat di dalam ruangan serba mewah milik Revan.

Revan yang memutuskan menikmati makan siang dalam ruangannya terlihat tengah tersenyum menatap pujaan hatinya.

"Kenapa?, apa ada yang salah?" tanya Wanita yang merasa risih karena ditatap se intens itu oleh atasan sekaligus kekasihnya ini.

kenapa menatap ku seperti itu, pliss tetap fokus dengan makanan ada saja Tuan. gumam Lala dalam hatinya.

iya wanita berutung yang tengah di tatap itu ialah Lala, salah satu Staf khusus di lantas paling atas yang mengurus hal yang berhubungan dengan Revan yang merupakan atasan sekaligus kekasihnya.

"apa, ada yang salah.., aku hanya sedang mengagumi kekasihku, bukan orang lain" jawab Revan santai.

" ishhh, Abang buat Lala merinding " ucap Lala santai.

"hahahhahahahahhhahah, Kau lucu sekali sayang. aku bahkan melupakan kejadian menyebalkan tadi disaat bersamamu" ucap Revan.

suasana hati Revan sebelum jam makan siang memang buruk akibat keteledoran pekerjanya yang membuat pekerjaan yang harusnya sudah selesai malah makin menumpuk karenanya.

Menghabiskan waktu bersama sang kekasih membuat mood Revan kembali bagus .

ahhhh jatuh Cinta memang menyenangkan terlebih dengan orang yang memang hati kita inginkan.

entahlah seperti apa Seorang Ceo muda sekelas Revan bisa meluluhkan hati seorang gadis polos seperti Lala.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bab 2

Lala terlihat setengah berlari, bagaimana tidak waktu yang diperkiraan cukup untuk sampai ke kantor tempatnya berkerja malah harus molor karena jalan macet dan ojol pesanannya terlambat.

mampus aku, mana hari pertama lagi. seharusnya aku datang lebih awalkan. bagaimana ini?

Lala terus berlari dengan semua ocehan penyeselasan yang bisa dia ucapkan dalam hati.

karena ini hari pertama Lala mulai bekerja membuat dia semalaman tidak bisa tidur karena memikirkan semua kemungkin yang akan terjadi di hari peetamanya bekerja.

kerena terus berfikir sembari menerawang dalam gelapnya kamar kos membuat Lala tidak bisa memejamkan matanya. semua kemungkinan cara bekerja, berinteraksi, dan berkenalan dengan teman kerjanya membuat Lala pusing dan tanpa sadar tertidur sudah hampir subuh.

karena begadang membuat Lala bangun dengan kepala berdenyut. tapi Lala sedikit tenang setelah melihat jam masih mejunjukan pukul 07 kurang dan itu artinya dia masih punya waktu untuk uji bersiap.

"Lalisa"

suara orang memanggil, yang membuat Lala spontan berbalik menghadap asal suara.

"pak Rangga, selamat pagi pak" sapa Lala seraya tersenyum dan membungkukkan sedikit badannya pada kepala HRD yang pernah menginterviewnya.

"baru datang kamu? cepat ikut saya" titah pak Rangga melanjutkan langkahnya ke arah lift.

"maaf pak" ucap Lala meringis karena merasa malu atas tindakannya yang padahal belum di katakan terlambat juga.

tapi karena Lala anak baru tentu saja dia merasa segan, apalagi Pak Rangga seperti mencarinya.

"Sekali lagi maaf pak" ucap Lala sungkan.

"hmmm" hanya terdengar deheman saja.

setelah tiba di lantai teratas, tentu saja Lala merasa bingung, bukan kah lantai ini khusus untuk Ceo dan jajarannya. kenapa pak Rangga membawanya kesini.

apa aku akan di pecat bahkan di hari pertamaku bekerja, Tuhan bantu aku...

harap Lala dalam hatinya.

"meja mu disini" tunjuk pak Rangga pada meja yang tepat berada di depan ruangan Bertulisan Ceo Jaya Grup.

"gimana maksudnya pak?, bukankah saya mau staf baru" karena penasaran dan kaget Lala spontan bertanya pada Pak Rangga.

"Staf lama dipindah kecabang lain, karena staf di sini kosong, Sekertaris Dimas meminta orang baru untuk mengisinya. dan kebetulan kau orang barunya" jelas pak Rangga panjang lebar.

"baik pak" jawab Lala singkat dia masih bingung, dan dia berfikir menempatkan orang baru di jajaran tertinggi bukankah terlalu beresiko.

ahhh lupakan, yang penting aku tidak dipecat. bekerja cukup sesuai perintah dan tersenyum, maka semua akan baik-baik saja.

hibur Lala dalam hatinya.

"ayo, kita harus bertemu sekertaris Dimas untuk konfirmasi" ucap Pak Rangga sembari berjalan keruangan disisi lain lantai atas itu.

"baik pak" Jawab Lala dengan terus mengekor tepat dibelakang pak Rangga.

"kau harus patuh dan jangan terlalu banyak bertanya, Sekertaris Dimas memang ramah tapi tidak untuk Tuan Muda, Paham" jelas Pak Rangga pada Lala yang berada di belakangnya.

Pak Rangga juga tidak mau dapat masalah dengan menempatkan orang baru di jajaran teratas ini, tapi mencari staf yang lain pum sudah dibilang sangat terlambat.

karena Sekertaris Dimas sudah mengultimatum untuk mengisi segera kekosongan tersebut.

ahhh merepotkan saja, kalau sampai anak baru ini buat masalah tamat lah riwayat ku.

gumam pak Rangga dalam hati sembari menarik nafas sebelum mengetuk pintu yang ada didepannya.

huhhhhhhhhhhhh. suara tarikan nafas serentak di lakukan Pak Rangga dan Lala secara bersamaan sebelum mengetuk pintu.

Bismillahhhhhhh. ucap mereka dalam hati

tok tok tok

.

.

.

.

.

.

Bab 3

Lala terlihat berdiri dengan gugup, hal itu terlihat dari pandangan yang kurang fokus dan posisi tangan yang saling terjalin.

ahhhh, bagaimana bisa orang setampan ini terlihat menakutkan secara bersamaan. aku hanya perlu tenang bukan, ahh bahkan tubuhku menghianati ku pada akhirnya.

gumam Lala dalam hati dengan posisi tangan terjalin makin rapat.

"ini Lala yang akan menggantikan staf sebelumnya pak" suara pak Rangga memecahkan keheningan.

Dimas terlihat melihat kearah suara dengan sesekali memperhatikan staf baru yang dipilih kepala HRD itu.

" anda tau Tuan Revan seperti apa, bagaimana bisa anda seyakin ini meminta anak baru untuk mengganti Susi" jawab sekertaris Dimas seolah menghakimi.

Dimas orang yang santai dan ramah tapi jika berhubungan dengan pekerjaan tentu saja dia harus tegas bukan.

selain karena tuntutan pekerjaan hal itu juga karena dia malas sekali jika harus meladeni kemarahan Tuannya hanya karena keteledoran pekerjanya.

"maaf Pak, seharusnya kami konfirmasi sebelumnya tapi untuk sekarang yang memenuhi standar hanya anak baru ini" balas pak Rangga dengan sedikit segan melihat sekertaris Dimas.

"namamu siapa?" tanya Dimas mengalihkan perhatiannya pada staf baru yang terlihat jelas tengah gugup.

"Lala Pak, ah maksud saya Lalisa Cintya" jawab Lala agak gugup.

"hah aneh sekali bagaimana bisa nama sebagus itu di panggil Lala" jawab Dimas santai seolah mencibir panggilan untuk staf tersebut.

"baik Lisa sekarang ikut saya menemui Tuan Revan. dan ingat kamu cukup menjawab pertanyaan seperlunya saja karena Tuan Revan tidak suka basa basi yang berlebihan" tegas Dimas seraya mengultimatum orang di depannya.

"dan anda, bisa kembali keruangan anda sekarang dan ingat harus tetap siaga untuk semua kemungkinannya" lagi suara sekertaris Dimas terdengar lebih tegas pada Kepala HRD itu.

"baik pak, saya permisi. Lala selamat bekerja" ucap pak rangga sedikit pelan setelah melewati Lala yang masih terlihat gugup.

bertemu sekertarisnya saja sudah sehoror itu, bagaimana dengan Tuannya.

tenang Lala tenanggg....

gumam Lala dalam hati

...****************...

"masuk" suara dari dalam terdengar.

"maaf Tuan menggagu waktu anda" ucap Sekertaris Dimas setelah masuk keruangan Ceo bersama Lala di sampingnya.

"cih, gaya mu Dim, apaan enggak usah banyak basa basi deh, enggak lihat apa kerjaan gue udah kaya tumpukan cucian di laundy" jawab sang Ceo tanpa mengalihkan pamdangan dari monitor didepannya.

"hhhemmmm" Selertaris Dimas berdehem untuk mengalihkan atensi sang bos dari monitor sekaligus agar si bos tau bahwa dia datang bersama orang lain.

"perkenalkan dirimu" perintah Dimas sembari memandang orang yang dari tadi diam.

"ahh, maaf pak. Perkenalkan Saya Lala Tuan, saya staf baru mengganti staf sebelumnya" ucap Lala tegas sembari melihat langsung Ceo Muda yang ada di depannya.

astaga, apa ucakpan ku benar atau.....

Revan seketika mengalihkan pandangannya setelah mendengar suara lain yang terdengar.

"Lala?". tanya Revan mengerutkan dahinya merasa aneh dengan nama staf barunya.

"iya tuan, ah maksud saya nama saya Lalisa Cintya biasa di panggil Lala Tuan" jawab Lala sedikit kaget dengan perubahan mimik wajah orang didepannya.

sementara Dimas yang melihat reaksi Tuan Muda sekaligus sahabatnya merasa lucu, bagamana tidak. dia yang awalnya tau saja, cukup merasa aneh apalagi Tuannya.

"hmmmm" jawab Revan dengan deheman.

"Dim...." Revan memanggil.

seolah paham artinya, Dimas segera membawa Lala keluar dan memberitahu beberapa hal apa yang harus di lakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh Lala.

"oh iya lis, satu lagi pastikan semua tamu yang ingin bertemu Tuan Revan harus menemui saya terlebih dahulu. mengerti .....!" ultimatum Dimas pada Lala.

entahlah Dimas lebih nyaman memanggil Lala dengan sebutan Lisa, karena menurutnya itu sedikit lebih keren.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!