NovelToon NovelToon

PEMIMPIN PENERUS ANDRILOS

1. Manjanya Suamiku.

Haii...

Assalamualaikum warahmatullahi wa barokah...

Kita berjumpa lagi. Mohon maaf ya, karya sebelumnya harus ending dan cerita sedikit melengkung dan berkelok-kelok.

Kita lanjut aja kuy, di bawa ini yah!

...SELAMAT DATANG LAGI, dan SELAMAT MEMBACA KEMBALI....

...*...

...*...

...*...

Andre dan Elisa akhirnya selamat dari ancaman bom, mereka pulang ke rumah singgah. Orang tua Zever sudah menyiapkan menu hidangan yang amat lezat, khusus untuk mereka.

Andre dan Elisa di suruh untuk membereskan diri terlebih dahulu karena sudah tidak karuan, Elisa yang juga sudah kacau sekali karena seharian di culik tanpa makan atau minum.

Berada di dalam kamar tempat sementara mereka, Elisa yang mengambil air di meja karena haus. Andre memeluknya dari belakang, Elisa selesai minum membalikan badannya.

"Maafkan aku ya sayang, gara-gara aku, kamu jadi harus mengalami semua ini" ucap Andre yang merasa bersalah.

"Nggak apa-apa mas, yang penting sekarang aku sudah lega karena masih di berikan kesempatan untuk bersama denganmu lagi. Jujur Elisa sempat takut tadi, tapi Elisa yakin jika suamiku ini akan menyelamatkan diri ku. I Love You My husband !" ucap Elisa seraya menciumi pipi Andre.

Sekejap mata, gerakan Andre sangat cepat menarik pinggul Elisa dan langsung melahap bibir Elisa. Kaget tapi Elisa juga menerimanya dengan senang, Elisa juga merasakan khawatir dan tahu jika suaminya itu lebih khawatir hingga sangat panik.

Elisa melingkarkan tanganya di leher Andre, tangan Andre mengangkat tubuh Elisa ke meja, mereka saling berciumaaan dengan sangat panas.

Tiba-tiba Elisa menghentikan aktivitas mereka saat ini, karena merasa dirinya itu belum bersih.

"Tunggu dulu mas. Hentikan mas. Aku kan belum mandi loh?" ucap Elisa yang saat ini menghentikan aktivitasnya.

"Lalu kamu pikir aku juga sudah mandi?" jawab Andre yang menyatukan keningnya dengan kening Elisa.

"Hmm iya juga sih, kan kita datang bersama tadi, maafin Elisa ya mas" ujar Elisa yang saat ini mencium pipi Andre kembali.

"Kok minta maaf? kamu salah apa sama aku, hingga harus minta maaf" ucap Andre.

"Iya, karena sudah buat kamu khawatir, maafin Elisa yah mas" ucap Elisa memeluk Andre.

"Aku yang salah sayang! Kamu itu hanya korban, mana mungkin kamu yang salah. Aku yang tidak bisa menjagamu dengan baik, bisa ada kejadian seperti ini. Maafin aku ya Elisa, maafin mas karena belum bisa menjaga elisa dengan baik" ucap penjelasan Andre, mengecup kening Elisa.

"Tapi kan mas, Elisa sudah buat suamiku ini jadi panik dan ketakutan" ucap Elisa mencubit kedua pipi Andre.

"Iya, tapi aku takut jika harus kehilangan kamu sayang, aku belum siap dan tak akan sanggup aku kehilanganmu itu akan cukup berat" ucap Andre.

"Aku tahu! sayangku ini adalah rumah bagi ku" ucap Elisa yang yang tersenyum manis.

"Cepat mandi sana, gantian" ucap Andre yang menurunkan Elisa dari atas meja.

"Oke!" ujar Elisa yang berjalan langsung ke kamar mandi.

Saat Elisa masuk kamar mandi, menarik handuk yang ada di jemuran. Tak lama Elisa masuk dan sedang melepas pakaiannya.

Andre malah ikut masuk. Elisa kaget, dan binggung dengan Andre yang sudah berada di dalam kamar mandi dengan dirinya, dan hanya bermodal kain handuk di pinggangnya yang membalut.

Syok banget Elisa, Andre yang jarang mau jika di ajak ini malah datang sendiri ke kamar mandi, Elisa yang saat ini posisi belum siap.

"Eh! kok kamu masuk, cepat banget kamu lepas baju" Elisa spontan di buat binggung.

"Lagian say! Baju pria kan tidak serumit seperti apa yang kamu pakai yang pasti lebih cepat terlepas" ujar Andre.

"Iya tapi, kenapa kamu malah masuk kesini?" ujar Elisa menekan nada suaranya.

"Kenapa emang yah? nggak boleh? emang ada larangan ya? kan nggak ada salahnya kita mandi bersama, itu akan menghemat waktu dan akan lebih cepat kita makan, karena aku sudah sangat lapar" ucap andre yang to the point.

"Hah! bukan gitu maksudnya, itu kamu... Mas, kok malah kamu... Aaaaah! mas Andre kenapa kamu lepaskan handuknya?" ucap Elisa yang terhenti karena Andre yang jalan ke bak mandi sambil melepas handuknya, membuat Elisa refleks menutup mata.

Andre tersenyum geli melihat tingkah Elisa yang saat ini, biasanya Elisa yang sangat ingin sekali mandi bersama, dan selalu memaksakan Andre untuk melakukan itu. Giliran Andre yang tanpa paksaan dengan suka rela malah dia sendiri yang teriak-teriak gak jelas, Andre langsung menarik tangan Elisa agar Elisa masuk ke bak mandi yang sudah penuh dengan air sabun.

"Aaaah! Mas Andre, kamu kesambet setan apa si. Kok kamu jadi semessum ini" ucap Elisa tanganya masih menutup mata.

Andre tersenyum tipis, lalu pelan-pelan mencoba membuka tangan Elisa yang menutupi wajahnya.

"Sayang, lagian kamu sendiri yang sering minta, kamu lupa ya?" ucap Andre dengan saringai genitnya.

"Hah! apa maksudnya?" Elisa yang kaget langsung spontan menatap tajam Andre.

"Yah kan kita cuman mandi sama-sama yang! Nggk akan ngapain-ngapain kamu, lagian jika aku ngapain-ngapain kamu, terus semisalnya kamu hamil kan ada aku. Iyakan, ngapain kamu sampai khawatiran begitu!" ucap Andre yang menjelaskan.

"Ya kamu, kenapa main lepas- lepas handuk saja, dan bukannya aku khawatir mas. Aku hanya kaget aja, karena kamu... Aaaah– sudahlah, lupakan" ucap Elisa yang langsung betmood.

"Bukannya ini yang kamu inginkan, lagian katanya kamu sudah siap" ucap Andre dengan mata genitnya.

"Apa! kapan aku ngomong gitu ke kamu" ucap Elisa yang kaget.

"Ouh gitu ya, jadi. Apakah ini penolakan yah, padahal aku sudah siap-siap nih" ucap Andre yang sudah membentangkan tangannya.

"Mas Andre yang sudah siap. Tapi, aku yang belum siap, beri aku aba-aba dulu dong! kalau mas andre... Hemm.... Aaah! Massss!" Tak lama Elisa langsung di tarik dan bibir langsung di lahap habis oleh Andre.

"Udah jangan teriak-teriak, nanti ada yang dengerin suara teriakkan kamu, di kira nanti kenapa-kenapa loh" ucap Andre.

"Kamu ini mas, bikin aku jantungan aja. Mas kenapa sih kamu ini mainin aku kayak gini, aku gak suka" Elisa yang ngambek.

"Hehehe maaf sayang!" ucap Andre dengan santainya.

Andre mencium tengkuk leher Elisa, dan melepaskan pengait braaa-nya, mereka bersama berada di bak mandi yang sama, dengan tubuh mereka saja yang tidak pakai baju, Andre lalu memberikan sabun pada punggung Elisa dan membantu Elisa membersihkan punggung belakangnya, dan Elisa juga melakukan sebaliknya.

Bersambung...

Berikan aku dukungannya, jika suka dengan ceritanya untuk beri saya semangat dengan Vote, Hadiah juga boleh komen plus like. Jika tidak mau ketinggalan up-nya bisa klik love favoritkan...

Kita akan berjumpa lagi diEpisode Selanjutnya.

Senin 4 JULI 2022

2. Pulang Ke Indonesia.

Andre memutuskan untuk pulang ke Indonesia pada hari ke-4, karena takut kejadian seperti itu terulang kembali, saat diperjalan pulang andre di kagetkan dengan datangnya beberapa orang dengan mobil mewah dan tentara internasional. Lalu tak lama keluar lah seorang pria tua dengan tongkat emasnya, Andre dan Elisa kebinggungan siapa pria tersebut.

"Ada apa? Kenapa kita berhenti di sini? Apakah ada yang menghalangi kita lagi, apakah itu musuh lagi" Elisa mulai panik lagi.

"Kita tidak tahu sayang. Kamu tunggu di dalam, jangan keluar-keluar" ucap Andre yang bersiap akan keluar.

ALEX: Tunggu tuan. Biar aku saja yang keluar, anda di sini saja. Aku akan cari tahu, kalian tunggu saja di dalam. Jangan ikut keluar, khawatirnya itu adalah musuh yang tersisa.

ANDRE: Baiklah terimakasih Alex. Kamu hati-hati ya.

Alex hanya menganggukkan kepalanya saja tanda dia mengerti, alex yang akhirnya keluar, tapi tiba-tiba Alex membuka pintu mobil dimana Andre duduk.

ANDRE: Ada apa Alex, siapa yang ada di mobil tersebut.

Andre kebinggungan karena Alex langsung terdiam sambil membukakan pintu mobil.

ALEX: Tuan, beliau ingin. Berbicara dengan Anda, silakan anda mengobrol dahulu dengan beliau.

Lalu seorang pria tua keluar dari mobilnya, dan langsung saja naik ke jok depan untuk mengobrol dengan Andre, Elisa kebinggungan dengan hal itu. Tapi, Andre menggenggam erat tangan Elisa dengan kuat.

EFRAIN : ALZAM, CUCU ANDRIANO dari PUTRA BRANDON. Anda pasti sangat kaget dan kebingungan kenapa saya mencegat anda di jalan seperti ini, dan mungkin saja anda juga bertanya-tanya siapakah diri saya. Anda juga tidak mengenali saya. Biar saya yang akan mengenalkan diri. Saya adalah temen baik dari kakek anda. Andriano, saya juga adalah asisten tangan kanannya yang sudah beliau anggap sebagai keluarga. Nama saya EFRAIN MAXIME, kakekmu adalah orang yang mengakatku sebagai adiknya.

ANDRE : Lalu apa tujuan anda mencegat kami di jalan seperti ini?

EFRAIN : Maafkan saya, karena harus mencegat anda di jalan seperti ini. Itu karena saya ada amanah yang ingin saya sampaikan dengan anda, sebenarnya tadi saya ingin mengobrol di mess milik anda, tapi anda malah buru-buru berpamitan.

ANDRE : Lalu bagaimana, karena kami harus pergi sekarang. Mohon maaf, tapi kamu tak bisa melanjutkan obrolan ini.

Efrain tak bisa membujuk keras kepala Andre, lalu ia melihat Elisa yang tampak kebinggungan. Elisa yang hanya diam sambil memperhatikan mereka mengobrol saja, efrain teringat jika nyonya muda itu tidak bisa berbahasa asing.

EFRAIN : Tuan, dengarkan saya. Ini adalah amanat dari kakek anda, silakan ambil ini.

Efrain memberikan sebuah iPad, di sana ada sebuah pemutar video.

EFRAIN : Coba anda tekan tombol play, lalu anda akan mengerti apa yang aku maksudkan.

Andre menuruti apa yang di katakan oleh efrain, memberikan penjelasan yang cukup besar di sana. Andre juga kebinggungan dan penuh dengan tanda tanya, terdiam sambil menonton pemutaran video tersebut.

...***...

Setelah Andre mendengar dan menonton video tersebut, Andre banyak diam tak menyahut apapun lagi yang di katakan oleh Elisa.

Berada di pesawat, Andre tidak memesan tiket pesawat umum tapi malah menggunakan pesawat pribadi miliknya.

Di tempat santai pesawat, Elisa yang selalu memperhatikan kondisi suaminya setelah bertemu dengan Efrain. Membuat dia selalu bertanya-tanya, kenapa dengan suaminya itu Banyak diam dan terus saja melamun, dengan tatapan yang sangat serius.

"Mas, kamu baik-baik saja kah?" ucap Elisa yang khawatir.

"Aku tidak apa-apa sayang, hanya saja aku kepikiran apa yang di katakan oleh orang itu, soal ANDRILOS dan stempel apa maksudnya" ucap Andre yang kebinggungan dengan apa yang di maksud dengan ucapan efrain tersebut.

"Hmmm- nanti kita tanya saja pada Daddy, mungkin Daddy tahu soal itu" saran masukan Elisa kepada suaminya agar tidak terlalu memikirkan hal tersebut.

"Baiklah, aku akan menelfonnya setelah sampai di bandara nanti" ucap Andre.

"Lebih baik nanti saja jika kita telah sampai di rumah, karena kamu pasti lelah karena perjalan ini" ucap Elisa yang mencoba menenangkan Andre.

Setelah mereka mendarat di lapangan khusus di bandara milik keluarganya, Andre langsung di sambut oleh Aoda dan Glenn yang sudah berada di bawah.

"Selamat datang kembali tuan" ucap Aoda, dengan membungkuk badannya.

"Bagaimana di sini apakah ada masalah yang serius?" tanya Andre seraya berjalan.

"Tidak ada tuan, masih aman. Apakah ada masalah yang serius di Italia, saya dengar jika anda dalam masalah" ucap Aoda yang khawatir.

"Tuan apakah kami harus selidiki siapa biangnya, apakah maksud dari mereka menyerang anda" sambung Glenn yang ikut khawatir.

"Tidak usah, karena kalian pasti sudah tahu penyebab utama terjadinya semua itu" ucap Andre yang menegaskan.

"Apakah ini masih ada hubungan dengan ANDRILOS tuan?" tanya Aoda.

"Iya menurut mu gimana? apakah ini penyebab lainnya, itu tak mungkin" ucap Andre.

"Siapa lagi sekarang tuan?" tanya Glenn yang sangat penasaran dengan sosok orang yang telah mengganggu Andre.

"Sudalah kalian tak usah membahas masalah yang telah berlalu, kita kembali fokus dengan yang sekarang saja. Cepat kita langsung pulang saja, mereka pasti sudah khawatir" ucap Andre yang tak mau memperpanjang masalah.

"Begitukah, baiklah jika itu yang anda katakan kami akan ikuti" ucap glenn yang tak melanjutkan apa yang dikatakan selanjutnya.

Sampai di rumah, Elisa dan Andre juga langsung di sambut oleh keluarga, Elisa langsung di peluk oleh orang tuanya.

"Teteh, Alhamdulillah. Kalian pulang dengan selamat, teteh tidak apa-apa kan" Ucap Bu Siti yang khawatir setelah melepaskan pelukan.

"Iya Bu Alhamdulillah, teteh baik-baik saja. Itu tidak usah khawatir, teteh baik kok" ucap Elisa yang menenangkan ibunya.

"Bu, sudalah. Putrimu kan baru pulang dia pasti capek, suruh dia masuk dulu" ucap ayah Yusman.

Elisa langsung di gandeng ibunya masuk kedalam rumah, di dalam juga Monika sudah siap membuat hidangan yang sangat lezat, semua juga ke sukaan Andre dan Elisa.

"Sayang kalian sudah pulang? kalian tidak apa-apa kan, kami sangat khawatir sekali dengan kalian berdua" ucap Monika yang langsung memeluk Elisa.

"Kami tidak apa-apa mah. Maafin Elisa ya mah-pah, ibu-ayah. Sudah bikin kalian khawatir, dan sangat cemas" ucap elisa yang memeluk Monika.

"Iya, gak apa-apa sayang. Syukurlah jika kalian pulang dengan selamat" ujar Monika yang menyudahinya pelukannya.

"Teteh lain kali jika ada apa-apa, teteh segeralah lapor dan bilang langsung, jangan diam saja" ucap Siti yang tidak tahu kondisinya saat itu bagaimana.

"Ibu ini gimana? Coba ibu bayangin jika ibu di posisi teteh, gimana caranya teteh bisa hubungi kita yang jauh. Mas Andre yang dekat saja gak bisa dia hubungi, dan malah gak tahu jika teteh di culik," ucap Azril yang menyimpan kesal karena kejadian itu.

Andre tahu jika adik iparnya itu sedang menyalakan dia. Tapi, Andre hanya bisa diam saat di sindir adik iparnya begitu, Elisa melihat ekspresi wajah Andre yang muram karena merasa bersalah.

"Zril, kan itu kecelakaan semuanya murni kecelakaan, ini semua bukan salah mas Andre, apa lagi di sengaja oleh mas Andre, jadi jangan seperti itu pada mas Andre, ucapan mu itu terlalu kasar" ujar Elisa yang di buat kesal oleh adiknya.

Andre masih tetep diam tak berbicara apapun, Arafif melihat mimik muka Andre yang kelelahan dan sangat kusam, karena mungkin Andre tak bisa berkata-kata apa-apa lagi untuk menjelaskan tentang keadaannya.

Kasihan Andre jika terus seperti ini, kayaknya aku harus bernegosiasi dengannya. Apakah dia akan mau duduk di singgasana ya, sedangkan dia seorang Dokter? Jadi bagaimana ini. Sudahlah biar ku coba bicarakan dengannya. Kata dalam hati dan pikiran Arafif.

"Iya, semoga gak akan kayak gini lagi ya teh. Bikin khawatir orang aja, bikin kami disini panik. Mau nyusul kesana. Tapi, kan jauh ibu jadi binggung waktu itu" ucap ibu Siti.

Bersambung...

Berikan aku dukungannya, jika suka dengan ceritanya untuk beri saya semangat dengan Vote, Hadiah juga boleh komen plus like. Jika tidak mau ketinggalan up-nya bisa klik love favoritkan...

Kita akan berjumpa lagi diEpisode Selanjutnya.

Selasa 5 JULI 2022

3. Dimana Stempel.

Berada di pelataran halaman belakang, andre terdiam sambil memikirkan soal apa yang di katakan oleh efrain, hanya saja andre kurang memahami apa maksud yang di inginkan oleh efrain.

Andre juga masih penasaran apakah benar jika efrain itu adalah asisten kakeknya, karena andre kurang mempercayai semua orang-orang yang berhubungan dengan ANDRILOS atau yang terkait .

Andre mengambil HP dari saku celananya, menekan tombol kontak nama daddynya, lalu tak lama suara panggilan itu terhubung.

Tut- tut- tut-

"Hallo Ded, maaf mengganggu... Andre boleh tanya sesuatu kepada deddy?... Begini ded. Apakah Deddy kenal dengan Efrain Maxime?... Dia bilang dia adalah tangan kanan kakek... Iya ded, beliau mendatangiku tadi, hanya saja aku binggung... Karena, aku tidak tahu apa yang dia ingin kan dariku... Dia meminta aku duduk di tahta, dan menemukan stempel resmi ANDRILOS... Apakah Deddy memilikinya... Kenapa, bukanya Deddy kan putra mahkota sebelumnya... Hah? Deddy belum di nobatkan, bagaimana bisa... Lalu dimana Stempel itu berada?... Jika stempel itu penting kenapa tidak ada bersama deddy?... Begitukah?... Baiklah terimakasih Deddy... Maaf mengganggu waktunya"

Untuk menyakinkan bahwa informasinya itu kebenaran, maka andre ingin memastikannya sendiri dengan menghubungi deddynya.

Tanpa sengaja Araffif yang baru keluar dari kamar tidurnya, harus melihat andre yang sedang mondar-mandir di halaman. Seperti ada yang di pikirkan andre, dan Araffif juga tadi tidak sengaja mendengar sedikit soal percakapan mereka, menyangkut soal stempel.

"Andre?" panggilan yang khas, seraya berjalan mendekat.

"Iya pah!" ujar andre yang langsung menoleh saat di panggil oleh sumber suara.

"Ada apa nak? sepertinya kamu sedang risau" tebak Arafif.

"Nggak ada apa-apa Pah, Andre hanya sedang cari udara sejuk saja di luar. Kenapa papah tiba-tiba berada di sini, bikin Andre kaget" ucap Andre.

"Hmph! maafkan, tadi papah tidak sengaja mendengar sedikit percakapan kamu dengan Brandon" ucap arafif yang langsung duduk di kursi.

"Tidak apa pah" ucap Andre yang tidak mau papahnya merasakan kekhawatir dirinya.

"Andre, kamu tidak bisa membohongi papahmu, walau aku bukan papah kandung mu, tapi aku yang merawat mu sejak bayi, jadi kamu tak bisa menyembunyikan sesuatu dari papah" ucap arafif sambil menepuk pundak putranya.

Andre baru bisa tersenyum saat melihat wajah papahnya yang teduh. "Hmph! Andre hanya sedang binggung pah?"

Andre jika dengan papahnya cukup terbuka, tidak ada yang dia bisa sembunyikan dari papahnya, Andre terlalu menghormati dan mengandalkan papahnya itu, karena Andre merasa kasih sayang yang tulus dari Arafif yang tidak pernah main-main jika menyangkut tentang dirinya.

"Binggung kenapa? apakah ini ada kaitannya dengan ANDRILOS atau soal penculikan Elisa?" tebak Arafif yang selalu tepat.

"Kalau soal penculikan Elisa. Andre sudah tahu penyebab utamanya, dan semua masalah terarah juga dengan ANDRILOS pah?" penjelasan Andre.

Lalu ia duduk di samping papahnya, Andre terdiam sejenak. Arafif lalu langsung faham apa yang di maksud putranya itu.

"Lalu apa tujuanmu sekarang, untuk kedepannya. Apakah kamu akan ikuti jalan kakek mu menjadi Pemimpin ANDRILOS? atau kamu tetap akan menjadi seorang dokter biasa seperti ini?" ucap arafif yang ingin membuat pilihan dan ingin tahu ke putusan apa yang akan di ambil Andre saat ini.

"Andre sekarang sulit untuk memilih keduanya, jadi Andre tidak bisa memberi keputusan secara seenaknya. Ada risiko yang harus Andre tangguh juga kedepannya, jika Andre memilih menjadi pemimpin ANDRILOS, maka Andre harus menanggalkan status Dokter Andre demi semua status sosial yang baru. Akan ada perubahan pada yang drastis dari Andre. Tapi, jika Andre tidak mengajukan menjadi pemimpin maka semua ini akan terus terulang Andre tidak mau lagi hidup dalam rasa was-was dan ketakutan begini. Pah, menurut papah, apakah tidak pengganti yang lebih baik dari Andre?" tanya Andre pada Arafif.

"Ada. Tapi, mereka sudah menetapkan target mereka kepadamu. Karena hanya kamu yang lebih mendekati sempurna sebagai seorang pemimpin, di tambah lagi. Kamu adalah keturunan murni dari pemimpin pendiri utama ANDRILOS, itu yang membuat kamu lebih kuat menduduki kursi singgasana, menjadi seorang pemimpin, Andre" penjelasan Arafif terkait dengan semua yang terjadi.

"Papah, bagaimana aku bisa menjadi seorang pemimpin. Andre sama sekali tidak mengerti caranya, Andre mana faham dengan dunia bisnis, Andre juga tidak ada bakat menjadi seorang CEO, atau seorang pemimpin penerus. Di tambah lagi Andre tidak memiliki stempel!" ucap Andre yang langsung saja.

Arafif kaget di akhir kalimat, soal stempel yang di katakan oleh Andre.

"T-t-tunggu dulu, kamu bilang apa tadi? S-st-stempel?" ucap arafif yang tergagap-gagap.

"Kanapa papah! Sampai papah kaget begitu? apakah ada yang salah dari ucapan Andre, hingga ucapan papah terputus-putus begitu?" ucap Andre yang kebinggungan.

"Huh? papah hanya... Andre kamu tadi katakan soal stempel?" Arafif ingin mengulang apa yang dia dengar tidak salah.

"Iya pah. Andre katakan soal stempel, karena kata Juno, tanpa stempel itu aku tidak akan bisa SAH menjadi pewaris tahta. Walau aku di nobatkan jadi pemimpin, karena itu aku binggung. Aku tidak mengerti, karena aku tak tahu soal apapun mengenai ANDRILOS"

Sepertinya ini sudah saatnya kamu muncul ke permukaan Andre, papah tidak akan menghalangi takdir mu lagi, maafkan aku ya Andre karena selama ini aku selalu menjadi penghalang bagimu. Tapi, aku melakukannya bukan tanpa alasan. Semua ini juga demi kebaikan kalian bersama, maafkan aku juga Brandon. Ini sudah saatnya putramu juga harus bersinar seperti kakeknya.

Suara hati Arafif berbicara, sambil tersenyum tipis melihat bayi mungil yang dulu ia gendong sekarang sudah tumbuh menjadi pria yang luar biasa. Tidak sia-sia dia membesar Andre sampai sekarang.

"Hmph! nak, apakah besok kamu sibuk?" tiba-tiba saja Arafif ingin mengajak Andre.

"Lumayan pah, kenapa memangnya"

"Hmm- sebenarnya papah ingin mengajak mu ke suatu tempat, karena ada yang ingin papah tunjukan padamu, apakah boleh papah minta waktumu?" ucap arafif karena semenjak Andre meneruskan Rumah sakit, dia semakin sibuk tak kenal waktu.

"Pah, kenapa harus bicara seperti itu. Soal waktu aku selalu ada untuk papah, jangan bicara dan minta izin seperti itu, andrekan putra papah. Bukan orang lain, Andre bisa sedih jika papah seperti ini" ucap Andre yang menggenggam tangan Arafif.

"Maafkan papah yah Andre, karena selama ini papah belum bisa jadi papah yang baik untukmu. Dulu Papah juga selalu sibuk saat kamu masih kecil, sekarang papah merasakan apa yang kamu rasakan saat masih kecil. Saat kamu pergi pagi dan pulang larut malam saat semua orang tidur, papah malah kepikiran, gimana rasa mu saat itu. Papah saja kadang rindu saat kamu masih kecil dulu, saat kamu menangis merindukan papah pulang, merengek saat papah harus pergi keluar kota atau negeri, saat papah pulang kamu malah sakit"

"Tapi, semenjak saat itu papah jadi selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menyisakan sedikit lebih lama waktu bermain denganku. Pah, papah itu orang yang baik dan paling istimewa bagi andre tidak masalah waktu kecil Andre tidak bisa melihat papah setiap hari, Andre tumbuh sebesar seperti ini, itu karena kasih sayang papah yang tulus pada Andre, bagi Andre selalu mengagumi sosok ayah seperti papah. Terimakasih banyak Pah, sudah mau jadi papah bagi Andre, dan memberikan kasih sayang papah ke andre dengan tulus, papah juga sudah merawat dan menjaga Andre, hingga menjadi Andre dan mendidik Andre dengan sungguh-sungguh. Walau Andre masih banyak kekurangannya, tolong teruslah bimbing Andre Pah. Jika Andre salah tegur Andre, iya pah!"

Semua ungkapan isi hati Andre tumpah semuanya, Arafif terharu mendengar hal itu dari putranya.

"Tapi Andre, papah ingin sekali menebus dosa papah padamu saat kecil," ucap Arafif yang membuat Andre terdiam sejenak.

"Pah, ingin menebus dosa. Emang papah berdosa apa dengan andre pah!" ucap Andre kebingungan.

"Andre. Tapi, papah ingin sekali menebusnya" Arafif yang memaksa Andre.

"Dengan cara apa pah, nggak mungkin Andre memutar kembali masa lalu, menjadi anak kecil lagi kan" ucap Andre yang kebinggungan.

"Hmph! Bukan itu yang ku maksudkan, papah hanya ingin dirimu yang lainnya, atau versi mu yang lainnya" Ucap arafif yang membuat Andre kebinggungan.

"Maksudnya gimana pah? Andre kebinggungan ini" ucap Andre.

" Jadi kapan kamu akan berencana membuat juniormu" akhirnya Arafif to the point.

Andre kaget dengan apa yang di ucapkan papahnya. "Pah! Bisa tidak jangan minta hal itu, saat momen mengharukan begini"

"Ha-ha-ha kapan lagi papah memintanya, lagian papah kan baru sekali meminta ini kepadamu"

"Iya sih tapi papah itu mintanya penuh penekanan tahu tidak. Ayolah Pah jangan seperti mamah" ujar Andre yang merengek.

"Hahaha, kamu ini lucu sekali kalau jika seperti ini nak. Coba katakan pada papah nak. Apa yang kamu rasakan, sampai kamu masih belum siap melakukan kewajiban mu sebagai seorang suami"

"Heh? maksud papah"

"Kamu pikir papahmu diam seperti ini saja, tidak pernah memperhatikan mu, papah tahu kamu belum melakukan kewajiban mu itu sama sekali kan. Walau Elisa sudah memaksamu. Kamu yang sama sekali enggan melakukan ya, dan selalu kabur dari tanggung jawabmu"

"Andre belum siap pah"

"Kamu takut, jika kejadian masalalumu akan terulang kembali seperti apa yang kamu rasakan. Begitu?"

"Iya pah"

"Sepertinya kamu masih menyimpan luka di dalam hatimu, hilangkan trauma buruk mu itu. Sugesti kan dirimu dengan hal-hal yang positif"

"Andre sedang berusaha Pah, andre juga tahu kewajiban dan tanggung jawab andre, tapi... Ini sangat lah sulit pah"

"Hufssss. Sepertinya akan lama papah menunggu"

"Tahun depan ya pah, Andre pikirkan Kembali"

"Kelamaan nak!"

"He-he-he, Andre berencana tahun ini mau menyekolahkan Elisa dan Azril dulu pah, karena Andre ingin mereka juga punya kehidupan yang layak"

"Jika itu sudah jadi keputusan mu, lanjutkan. Tapi jangan terlalu lama yah, menunggu itu sangat melelahkan andre"

"Syiap boss"

"Hahaha kamu ini"

"Jadi besok gimana pah?"

"Ya makanya kamu besok bisa jam berapa, papah akan jemput kamu"

"Mungkin sekitar jam 12 Pah, itu juga jam makan siang dan istirahat pah"

"Hmm- besok papah ingin mengajak mu ke suatu tempat, tapi jika waktu jam makan siang itu sebentar sekali Andre, karena ini perjalanan yang cukup jauh. Hmph- dan mungkin tak akan keburu sampai jam istirahat mu selesai, jadi gimana?"

"Begitu! seperti ya perjalanan kali ini agak jauh ya pah?"

"Begitulah, jadi papah boleh minta waktu setengah harimu dengan papah"

"Baiklah pah"

Setelah lama berbincang dengan papahnya, Andre kembali ke kamar. Melihat Elisa yang baru selesai merapikan ranjang, lalu duduk di samping suaminya yang baru datang.

"Dari mana mas?"

"Ngobrol sama papah di ruang tengah"

"Ouh! berdua aja?"

"Iya"

"Mamah tidak ikut"

"Katanya sudah tidur, mungkin capek gara-gara menyiapkan acara hari ini"

"Begitu"

Andre melihat elisa yang sudah lelah karena perjalanan mereka hari ini, sedangkan Andre masih banyak tugas yang harus di kerjakan jadi ingin menyelesaikan dan menyiapkan untuk besok.

"Sayang, kalau kamu mau tidur. Duluan saja ya, mas mau nyelesai tugas yang terbengkalai ini"

"Tapi, kamu belum istirahat seharian ini. Pulang tadi kamu juga gak makan apa-apa, cuman dikit. Apa karena ucapan Azril ya? jadi kepikiran"

"Nggak sayang! lagian wajarlah jika adikku marah, aku juga yang salah. Jadi aku masih memakluminya"

"Tapi mas, ucapan Azril itu cukup kasar. Kan dia tidak tahu kejadian sebenarnya seperti apa, itukan juga bukan salah kamu"

"Elisa, udahnya jangan bahas masalah itu lagi. Mending kamu tidur saja, aku mau mulai nih"

"Elisa temenin aja ya mas"

"Terserah kamu deh!" Andre yang pasrah saja dengan Elisa.

Tak lama kemudian, saat Andre sedang menyiapkan berkas-berkas untuk di kerjakan. Menoleh pada Elisa yang dari tadi sudah tidak berdaya, ya dia sudah dialam mimpi. Andre tersenyum tipis, saat melihat Elisa yang sedang tertidur di sampingnya.

"Gayanya mau nemenin aku, baru 10 menit sudah nyenyak begini" Dumal Andre yang meletakan berkas di meja, lalu mengangkat tubuh Elisa menuju ranjangnya.

Bersambung...

Berikan aku dukungannya, jika suka dengan ceritanya jangan lupa beri saya semangat dengan Vote, Hadiah juga boleh dan komen plus like. Jika tidak mau ketinggalan up-nya bisa klik love favoritkan, simpan di daftar perpustakaan...

Kita akan berjumpa lagi diEpisode Selanjutnya.

Terimakasih banyak, atas kunjungannya.

Jumat 8 JULI 2022

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!