Hai, Namaku Ameera..
Bagaimana cantik ya namaku, aku biasa mendapt sapaan Meera (Mira, dibacanya) aku memiliki sepasang lesung pipi sehingga banyak yang senang melihat aku tersenyum, aku merupakan anak tunggal, tapi aku harus mempunyai adik tiri saat ibuku memutuskan untuk menikah lagi setelah Ayahku meninggal dunia.
Terdengar lucu, tapi sejak usiaku sepuluh tahun aku harus terus menuruti perkataan Mamah, yaa sejak menikah lagi, Mamah berubah menjadi sosok Mamah yang selalu menekan aku, memaksa dan mudah marah.
Aku memiliki satu adik Tiri, perempuan.. Usianya hanya terpaut 2 tahun lebih muda denganku.. Mamah terlihat begitu memanjakan adikku, ia bermana Yarra.
Yarra tidak pernah menghormatiku sebagai seorang kakak, tanpa dia sadari kalau aku tulus menyayanginya sebagi seorang adik.
Yarra sangat takut kalau banyak orang di luar sana mengetahui aku adalah kakaknya, terlebih saat kita harus terpaksa berada di kampus yang sama. Tekanan Mama semakin terasa bagiku, setiap pulang kuliah aku tidak bisa kemana-mana aku harus berada dirumah sampai tiba waktu aku harus kembali kuliah.
Temanku hanya sedikit tapi aku cukup bahagia, mereka yang mengerti aku sejak aku duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Keyla dan Faiz.
Saat ini aku berada di semester enam, yaa tak terasa dua semester lagi aku lulus, aku ingin menghirup udara bebas bekerja dan memilih jalan hidupku.
Namun sepertinya tidak semudah yang aku bayangkan..
***
"Merra.. bangun!!"
Suara itu terdengar sangat menusuk di telingaku, di iringi dengn suara pintu yang terus terketuk menambah bising terdengar.
Ameera bergegas melepas selimut yang membalut tubuhnya, ia berlari kecil menuju pintu untuk membukanya.
"Iya mah.." jawab Ameera dengan tergesah-gesah.
"Lama sekali sih?! Ini sudah jam setengah enam pagi, kan mama sudah bilang selama mbak fat Sedang mudik kamu harus bantu mama di dapur" Ucap ibu Fina.
"Iya mah, maaf semalam aku harus begadang mengerjakan tugasku" Jawab Ameera mencoba membela diri.
Yaa beginilah nasibku, aku tidak bisa mengerjakan tugas secara kelompok karena kekangan mama, sudah biasa bagiku mengerjakan delapan puluh persen tugas kelompok seorang diri, sebagai tanda maafku pada teman-teman krena tidak dapat serta berkumpul mengerjakan tugas Kuliah secara berkelompok.
"Cuci mukamu, Mama tunggu di dapur" ucap ibu Fina.
Dara mencuci mukanya lalu mengikat rambutnya, ia berjalan ke arah Dapur, ia tengok kamar adik tirinya, Yarra..
Masih tertutup rapat, masih tertidur pulas.. Mah, aku anak kandung mama, kenapa mama sangat membedakan aku dan Yarra ..
Sedih kala Ameera harus memendam rasa kecewanya saat ini.
Aku melakukan tugasku dengan baik, mencuci pakaianku bahkan sendiri.. tapi Mamah tidak melihat betapa aku dan Yarra berbeda. Entah sampai kapan mama akan tersadar atas apa yang mama lakukan itu sangat menyakitkan aku.
*
Seperti biasa memang, Ameera membantu Ibu Fina menyiapkan sarapan saat Mbak Fat yang biasa membantu kami di rumah karena sakit atau sedang pergi mudik.
Ayah tiri Ameera adalah seorang kontraktor, usahanya cukup maju dan sudah memiliki kantor kecil di daerah Jakrta.
Sementara Ibu Fina, memiliki sebuah toko kue yang di dirikan sejak Ayah kandungnya meninggal dunia.
Sering kali aku bertanya pada mama, kenapa mama berubah, tidak banyak berbicara denganku dari hati ke hati lagi seperti dulu kala. Namun mama menepis pertanyaanku dengan kata-kata yang justru tidak masuk akal bagiku, mama ingin aku menjadi mandiri, kuat. Hemm apakah dengan cara ini mampu menjadikan aku sosok yang kuat?
Yarra yang saat ini juga berada di kampus yang sama dengan Ameera benar-benar tidak ingin orang lain tahu jika mereka tinggal bersama sebagai sebuah keluarga, Yarra merasa Ameera ini adalah ancaman baginya untuk memikat para pria.
Secara Fisik memang Ameera terlihat lebih cantik meski tanpa makeup dan baju mahal. Penampilan Ameera sangat sederhana sekali, meskipun Ibu Finna memberikannya uang jajan yang sama dengan Yarra namun Yarra memang mendapatkan banyak hal spesial dari Ayahnya.
Ameera juga gadis yang cerdas namun cenderung pendiam, diam karena ia takut untuk bergaul dengan banyak orang, ia tidak akan mungkin bisa bergaul kesana kesini karena tuntutan sang Ibu yang memintanya untuk segera pulang usai perkuliahan selesai. Sementara Yarra masih sangat asik menikmati sejuknya suasana malam sambil duduk di sebuah caffe.
Keyla dan Faiz adalah sahabat baik Ameera, di antara mereka bertiga tidak ada sebuah rahasia berarti. Ameera merasa beruntung memiliki dua sahabat baik seperti mereka, memahami dan mengerti bagaimana menjaga hati Ameera dalam banyaknya hal.
*
*
*
Inilah Kisahku, Ameera..
GADIS PEMILIK SEPASANG LESUNG PIPI
☺️☺️☺️☺️☺️☺️☺️
Ameera pergi ke kampusnya menggunakan angkutan umum, ia memiliki sebuah sepedah motor, namun ia merasa lebih nyaman jika menggunakan angkutan umum, selain lebih murah ia juga tidak terlalu lelah karena mengendarai motor di tengah kemacetan.
Setibanya Di kampus, Ameera menuju kelasnya dengan wajah yang cukup sendu dan pucat tanpa semangat.
"Eh meera, kenapa cantik??" Faiz menyapa Ameera yang baru saja datang, wajahnya cukup pucat saat itu .
"Aku kurang tidur Iz.." ucapnya Pada Faiz sahabatnya, pria berhati lembut dengan sikap melindungi. Gaya Faiz juga terlihat seperti wanita dengan lengak lengoknya yang cukup terbilang centil.
"Pasti mamah lo ngomel-ngomel lagi,ya?" Kesal Faiz sambil menyungingkan bibirnya.
Ameera memberi senyumnya, senyuman yang menandakan bahwa ucapan Faiz adalah benar adanya.
"Gue kalo jadi lo, gue tinggal kabur deh" ucap Faiz , ucapan itu sering kali ia lontarkan pada Ameera saat Ameera terlihat murung, tertekan dan terlihat sangat lelah.
Pagi itu Ameera mengikuti matakuliah dengan baik dan meski kurang bersemangat, namun tekat juangnya untuk menyelesaikan tangung jawabnya menurun dari sang ayah, Ameera ingin sekali memulai bisnis seperti yang ayahnya lakukan, namun lagi-lagi karena keterbatasan bersosialisasi dan pengalaman di lapangan yang minim sekali, membuat Ameera tidak dapat melakukan hal tersebut.
Seru senang para mahasiswa di kelas Ameera terasa sangat ramai terdengar, dua dosenya tak dapat hadir dan hanya memberi tugas ringkasan pada mahasiswa nya.
"Kita nonton aja yuk" usul Faiz penuh semangat.
Namun Ameera hanya dapat menghela nafasnya sambil tersenyum.
"Mana bisa?" Ucapnya sambil memasukan buku kedalam tasnya.
"Ayolah Meer, gue yakin nyokap lo gak akan mendeteksi keberadaan kita.. yang terakhir dua bulan lalu juga ga ketahuan kan?" Ucap Keyla sambil membujuk Ameera.
Ameera terdiam sejenak, ia ingin sekali hangout bersama dua sahabatnya namun ia meragu saat ia mengingat aturan yang di buat Ibunya Untuknya.
"Sudah kita hanya nonton aja kok, setelah itu kita pulang" kata Faiz yang masih berusaha membujuk Amerra.
Aku ingin sekali ke mall, merefresh diri ini.. apa aku ikut saja ya? Toh aku bisa pulang seperti biasanya nanti - Batin Amerra yang ingin sekali pergi.
"Ayolah Ameeraaaa" bujuk rayu Keyla sambil bermanja pada Ameera.
"Baiklah, ayok" ucap Ameera usai memutuskan untuk memberanikan diri pergi menonton dengan dua sahabatnya.
Ameera bukan terlahir dari keluarga yang kurang mampu, Ayahnya seorang pengusaha yang cukup maju dalam bidang property saat itu, Ibu Ameera juga dulu sempat bekerja di perusahaan besar namun saat hamil Ameera kondisinya lemah dan memilih untuk fokus pada kehamilannya.
Ayah Ameera sakit, dan meninggal dunia saat Ameera sedang menikmati kasih sayang kedua orang tuanya di usianya yang baru menginjak enam tahun, enam tahun selepas kepergian Ayahnya Ibu Ameera memutuskan untuk menikah lagi dengan teman seperjuangan Ayahnya, yang juga sudah menyandang status Duda, merasa pria itu sangat perhatian dan memberi perlindungan pada Ameera dan Ibunya, mereka pun menikah..
Pernikahan baru tiga bulan kala itu, namun suasana di rumah Ameera sudah sangat berubah.
Ameera baru duduk di kelas 6 sekolah Dasar.
Ameera yang manja dan hidup penuh kasih sayang dan perhatian saat itu harus menerima suasana yang baru dengan banyak hal baru yang harus juga ia terima.
Kini Ameera semakin bertumbuh dewasa, ia lebih pandai menyikapi situasi meski kadang hatinya sangat lelah mengimbangi hal yang tak masuk akal baginya.
**
Durasi Film satu setengah jam, Ameera kemudian keluar dari pintu theater tiga, ia melepas tawa dan canda bersama dua sababatnya hingga langkah kaki ketiganya terhenti.
"O..owww Puteri Ursula dihadapan kita"
Berbisik pelan Faiz pada sahabatnya, saat melihat sosok wanita berrambut panjang berwarna pirang.
Ameera terdiam kaku melihat saudara tirinya berada di hadapannya dengn tatapan sinis dan tajam, bergaya bak seorang penguasa dengan melipat kedua tangannya di dada.
"Yarra? Kam.. kamuu di, disini ya?" Ameera nampak gemetar saat berbicara kala itu.
Tangannya gemetar wajahnya juga seketika pucat ketakutan.
"Yapzzz aku disini, aku ingin menonton film drama percintaan sebelum aku melihat Drama menyedihkan dirumah nantinya" ucap Gadis belia yang mamakai lipstik merah itu.
"Ihh minta di tarik rambutny" celetuk Keyla.
"Bibirnya key, gue udah napsu banget liat bibirny kaya tomat siap di geprek campur cabe goreng" kata Faiz dengan gemasnya.
"Aku tidak memangkas waktuku di luar rumah, aku hanya mengisi waktu luangku.. aku tetap tiba di rumah sebelum pukul tiga sore"
Ameera membela dirinya.
"Apa lo izin mama? Engga kan? Hahaha itulah kebodohan lo, Ameera si Gadis Pingitan" ucap Yarra sambil berjalan menerobos celah di antara Ameera dan Faiz.
"Ehh Puteri Usula, gue geprek beneran bibir lo di atas ulekan sambel" kesal Faiz dengan gaya kemayu nya ia berbicara.
"Izzz .. udah udah, malu di lihat orang." Ameera menahan Faiz.
"Aku pulang duluan, Yarra.. jangan pulang terlalu malam, berbahaya untuk anak gadis seperti kita" Ucap Ameera penuh perhatian.
Mereka berjalan menuju area parkir dengan kesal dan penuh dengan emosi yang di ungkapkan oleh Faiz dan keyla.
"Lo gue anter aja ya Meer, biar cepet" keyla sedikit khawatir maka ia menawarkan diri untuk membonceng Ameera dan mengantarnya.
"Tapi, lo jadi jauh kalo anter gue pulang dulu" ucap Ameera.
"Jangan Pikirkan gue, seru naik motor muter-muter" ucap Keyla agar membuat suasana tegang sedikit mencair.
"Iya bener Merr, udah gausah di pikirin si keyla.. dia sudah biasa jadi bocah petualang" tambah Faiz memberi ketenangan pada Ameera.
Ameera pun hanya terdiam melamun selama perjalanan dari Mall menuju rumahnya.. waktu memang masih menujukan pukul dua tiga puluh, belum telat baginya untuk sampai dirumah.
Namun Ameera merasa takut jika Yarra kembali berbicara berlebihan pada Ibunya.
Tidak sampai lima belas menit keduanya sampai di kediaman Ameera, Ameera melihat mobil kecil ibunya sudah terparkir, semakin mengundang panik.
"Mau gue temenin, Merr?" Tanya Keyla yang memahami arti dari raut wajah Ameera.
"Ahh.. Tidak usah Key, kamu pulang saja sebelum gelap.. Terimakasih ya" Ucap Ameera sambil ia bergerak cepat membuka gerbang rumahnya dan masuk kedalamnya.
Bismillah, aku lelah dengan perlakuan mama.. berilah aku jalan agar aku bisa keluar dari belengu ini, Tuhan..
*
*
*
Yang belum mengenal puteri ursula boleh browsing yaa hihi
Okey kita ketemu di next chapter, jangan lupa Like komentar positifnya usai membaca yaa..
❤️❤️ you ❤️❤️
" Assalammuaalaikum.. Mah.." Ameera memberi salam dengan perasaan takutnya saat itu.
"Waalaikumsalam.." Singkat Ibu Fina menjawab, Ameera bergegas mencium tangan ibunya saat itu penuh hormat.
Ameera merasa ada yang aneh dengan ibunya saat itu, bagaimana tidak? wajah Ibu Fina terlihat sangat murung, tidak biasanya juga Ibu Fina sudah berada dirumah padahal masih pukul empat sore.
"Mah.. apa mama baik-baik saja" Tanya Ameera saat itu masih dengan perasaan takutnya itu.
"Iya mama baik-baik saja.." Jawabnya singkat sambil mentap ponselnya penuh rasa pilu.
"Mama ada masalah? ada masalah kah di toko roti?" Tanya Ameera sangat lembut.
Ibu Fina menatap indah wajah cantik Ameera, ia sangat merindukan menatap puteri cantiknya dengan mata indah cokelat yang Ameera miliki.
Ameera tersenyum menampakkan kedua lesung pipinya.
"Mama rindu senyummu itu Ameera.." Ucap pelan dan haru ibu Fina. Ameera ikut terhanyut bahagia mendengar ucapan ibunya itu, sudah sanagt lama Ameera merindukan ucapan lembut sang ibu. Air matanya hampir terjatuh saat itu.
"Mah.. jangan membuat Ameera berfikir aneh-aneh, jujur pada Meera ya? mama ada sebuah masalah? masalah apa jika Ameera boleh tahu?" ucapnya sangat hati-hati.
"Hem.. Ameera, mama nampaknya harus pergi untuk sementara waktu dari kota ini" Ucap Ibu Fina membuat Ameera terkejut.
"Ada apa mama? kenapa harus pergi? ada apa sebenarnya? Ayah juga sudah tidak pulang selama tiga hari ini.." Ucap Ameera penuh tanya dan kebingungan.
"Ayah dalam sebuah masalah, Ayah harus bekerja dan turun tangan langsung di luar kota karena ada salah satu temannya yang berbuat curang, membawa sebagian uang proyek besar ini.. dan ayah harus bertangung jawab, sementara apa yang kita punya tidak cukup untuk menutupinya.."
"Astagfirullah.. " Tubuh Ameera seketika terasa sangat lemas dan kepalanya mendadak terasa pening mendengar kenyataan yang tengah menimpah kedua orang tuanya.
"lalu kenapa mama harus pergi?" Tanya Ameera.
"Mama harus mendampingi Ayahmu Ameera, dia sangat lelah sendirian menghadapi masalah ini di luar kota sana, bercerita berkeluh kesah lewat telefon mama rasa tidak akan cukup membantu.. maka itu mama ingin meminta kebesaran hatimu, untuk sementara waktu mama akan berada di luar kota" Ucap Ibi Fina membuatAmeera terdiam sejenak untuk berfikir.
"Silahkan mah, tapi bagaimana dengan Yarra? mana mau dia tinggal berdua dengan Meera disini.." Ucap Ameera.
"Sementara waktu, Yarra akan tinggal di apartemen sampai ada yang menyewanya.. itu permintaanya." Ucap Ibu Fina.
"Jadi, Yarra sudah tau ya mah kalau keadaan Ayah tengah tertimpah musibah?" Tanya Ameera merasa dirinya yang tahu paling belakang.
"Yarra tidak tahu, Ayah melarangnya.. Ayah hanya bilang butuh mama untuk mendampingi Ayah di luar kota, tanpa ia mengetahu masalah yang sedang terjadi." Ucap IBu Fina sedikit membuat Ameera kecewa.
Yarra harusnya tahu keadaan ayahnya saat ini, agar dia lebih pandai menikmati hidup saat ini dan siap menerima kenyataan hidup di kemudian hari.
Ameera membatin saat itu.
*
Malam Hari, Ameera kembali merasakan sakit pada perut bawahnya untuk kesekian kalinya. Tidak berfikir panjang Ameera bergegas mencari obat pereda nyerinya dan segera meminumnya. Lima belas menit tidak ada perubahan berarti, perutnya masih terasa sakit, wajahnya semakin pucat menahan sakit.
Ameera tidak punya pilihan lain selain kembali meminum obat tersebut..
"Semoga aku tidak mati karena over dosis" ucap Ameera yang tidak memiliki cara lain sat itu.
Ameera hanya merasakan kantuk saat itu, sehingga ia terlelap tidur sampai pagi menjelang.
*
Pagi ini Ameera mengantar ibu Fina menggunakan sepedah motornya menuju sebuah terminal yang berada di dekat kampusnya. "Mah, beri kabar padaku meski hanya sebuah pesan singkat.. dan jangan lupa jangan telat makan juga vitamin, iringi dengan cukup minum air putih ya?" Mata Ameera berkaca-kaca, Ini terasa berat bagi Ameera jauh dari ibunya. Meski sejak menikah lagi Ameera sering mendapatkan perlakuan kurang menyangkan namun ia tidak pernah absen melihat wajah ibunya.
Amerra melanjutkan perjalannya menuju kampus, namun seketika sakit pada perutnya kembali terasa, sekuat tenaga ia menahannya hingga keringat dingin membasahi tubuhnya, gemetar menahan sakit juga membuat Ameera tak dapat fokus mengendarai sepedah motornya itu.
Ameera mendapat sebuah kalkson panjang dan kencang saat motornya hendak menambrak sebuah mobil hitam yang juga akan memasuki area kampus, tak memperdulikan hal itu Ameera langsung saja menarik pedal gas di tangannya menuju area parkir.
Pengenudi mobil itu tidak terima begitu saja, mobilnya hampir saja lecet kala itu, sehingga dengan sengaja ia mengikuti Ameera sambil menyuarakan klaksonya, hal itu tentu saja mengundang perhatian mahasiswa lainnya.
Salah seorang pria turun saat Ameera sudah menurunkan standar motornya, pria itu mendekat dan BRUGH.. tubuh Ameera terhuyung jatuh kedalam pelukan pria itu yang juga reflek menangkap tubuh Ameera. Dilihatnya wajah Ameera sangat pucat dan terasa tubuhnya sangat dingin.
Pucat sekali wajahnya, dingin juga.. dia pasti sedang sakit..
Beberapa mahasiswa yang berada di sekitar mendekat, lalu meminta pria itu membawa Ameera ke Klinik kampus segera.
Beberapa mahasiswa perempuan lainnya merasa iri tatkala melihat Ameera di gendong oleh salah satu pria idola wanita kampus.
Kabar itu akhirnya terdengar oleh Keyla dan juga Faiz . Dalam langkah mereka menuju Klinik Kampus ucapan mereka sudah tak karuan, mereka mengutuk Yarra dan juga Ibu Fina sebagai pelaku utama keadaan Ameera saat itu.
"Ini pasti kerjaan puteri ursula deh, yakin loh gue.." Ucap Faiz kesal sambil memicingkan matanya seolah Yarra berada di hadapannya.
"Gue juga yakin Iz.." Tambah Keyla.
"Minta gue bejek bibir merahnya pake sambel setan" Ucap Faiz begitu kesal.
Tiba di klinik, ia melihat Ameera baru saja selsai di periksa, disana juga ada sosok pria yang nampak cemas melihat kondisi Ameera.
"Maaf kamu siapa ya?" Tanya Keyla.
"Gue Arga, gue yang tadi bawa dia kesini" Ucapnya begitu cool.
"ah.. kenalin, aku Faiz Fatmalamala" Ucap Faiz dengan centilnya sambil menjulurkan lidahnya.
"Jangan kaya uler kadut lo!!" Kesal Keyla sambil mengusap kasar wajah Faiz.
"Oh iya Arga, makasih udah nolong Ameera, semoga Tuhan membalas kebaikan lo" Ucap Keyla bergegas ia menghampiri Ameera.
Tinggallah Faiz yang masih menampakan pesonanya pada sosok Arga.
"Aku mau kok membalaskan kebaikan kamu terhadap temanku itu.." Centil Faiz bersikap.
"Sorry gue tulus kok.. permisi" Merasa takut, Seketika Arga pergi meninggalkan Klinik itu.
"Cih, sok jual mahal...' kesal faiz kala itu.
Kembali pada posisi Ameera yang terbaring lemah dengan wajah pucatnya.
"Dokter mendiagnosa Maag Meer, lo telat makan yaa?" tanya Keyla, namun Ameera menggelengkan kepalanya.
" perbuatan Puteri Urusla ya? Tanya faiz kesal
"Bukan, gue berani bersumpah kok ini memang sakit suka muncul sendiri.. cuma semalam kumat dan gue gak nyangka kalo pagi ini di jalan juga kumat" ucap Ameera saat itu dngan jujur dan bingung.
Keenapa jika hanya Maag aku tidak merasa membaik usai meminum obat maagh yang bagus sekalipun? apa ada penyakit lain ya? Batin Ameera saat itu.
*
*
Kira-kira sakit apa ya Ameera? Dan Bagaimana kesan kalian membaca chapter ini? Komen yaa hihi ❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!