NovelToon NovelToon

My Mysterious Girl

Prolog

Menatap tetesan air hujan dari balik kaca di sudut cafe. Hanya sepi yang selalu menemani gadis itu. Alam pun seakan tau rasa yang sedang dirasakan oleh gadis bersurai hitam itu. Tak terasa gadis itu menangis di bangku sudut cafe di temani suara tetesan air hujan. Hatinya serasa sesak mengingat semua hal yang ia lalui. Kenangan yang begitu buruk membuat nya hanyut dalam kenangan lama. Hingga membuat nya tak menyadari langkah kaki seseorang yang berjalan menuju tempatnya. Hingga uluran sapu tangan menyadarkan nya dari lamunan masa lalu nya itu. Ia menerima sapu tangan dan segera mengelap air mata nya itu. Pria itu kemudian pergi meninggalkan sapu tangan nya dan meninggalkan sejuta tanya pada gadis bersurai hitam tersebut.

Amaya pov

Tepat di kota ini, di kota yang telah banyak menorehkan banyak kenangan yang mungkin akan sulit aku lupakan. Baik itu kenangan indah maupun kenangan yang dapat membuat luka lama kembali terbuka. Bolehkah aku berharap pada Tuhan untuk mengirimkan seseorang yang bisa membuat ku keluar dari kota yang kelam ini. Dan kini di tengah deras nya hujan aku kembali merenung kan semua hal yang selalu saja mengganjal di hati ku. Aku berada di tengah-tengah kebimbangan yang selalu membuat hati ku resah. Terkadang aku berpikir kenapa Tuhan memberi ku seperti ini. Aku selalu bertanya-tanya seberapa besar kesalahan ku hingga seperti ini. Dan banyak hal yang membuat ku untuk mengakhiri segala derita ini, namun  setelah aku pergi apa masalah ku akan selesai sampai di sini, tentu saja tidak. Bukan menyelesaikan masalah, malah masalah itu akan menjadi semakin rumit. Aku tidak ingin terus-terusan lari dari bayang-bayang masa lalu  yang ada tepat di kota ingin sekali berdamai dengan masa lalu itu. Namun apa bisa aku memaafkan semua keadaan itu. Di setiap harinya seperti luka lama yang selalu kembali terbuka, seperti itulah yang aku rasakan di setiap waktunya di kota ini. Selalu saja sesak yang aku rasakan ketika aku menyusuri ini. Bahkan untuk bernafas pun aku merasa sulit. Terlalu banyak kenangan buruk maupun luka yang ada di kota ini Sampai-sampai aku sulit untuk berdamai dengan keadaan ini.

Fabian pov

Jalan di kota ini terasa lenggang, jauh lebih lenggang dari kota di mana aku berasal. Di kota ini aku memulainya dengan semua hal yang tak pernah aku bayangkan. Perjalanan baru ini akan dimulai mulai hari dimana aku meninggalkan kota dimana aku dibesarkan dan mulai hidup baru di kota ini. Dan sialnya lagi ketika aku datang di kota ini, aku di sambut dengan hujan lebat yang sangat tak bersahabat. Dan hujan pertama yang membuat ingatanku melanlang buana, teringat oleh kenangan-kenangan lama yang masih tersimpan rapi di lubuk hati ku yang terdalam. Mungkin dengan aku pergi jauh dari kota kelahiranku aku bisa menata hati kembali dan sedikit meredakan luka. Namun apakah bisa aku menyembuhkan luka ini. Luka ini terlalu dalam dan basah untuk sekedar di obati. 'Sejauh apapun aku melangkah, seberapa kuat aku mencoba, semua itu akan gagal ketika aku tidak berdamai dengan keadaan.' kata-kata itu yang selalu ku ingat dari mendiang oma ku. Sulit untuk berdamai dengan masa lalu, ketika mencoba melupakan saja membuat ku sakit. Tapi aku lelaki yang tak boleh lemah agar tak dapat ditindas oleh siapapun. Dan di sini, di kota ini aku mencoba memulai hal-hal yang baru untuk menulis kan lembaran-lembaran baru.

Part 1

  Hujan di pagi hari membuat semua anak manusia malas melakukan aktivitasnya. Termasuk diriku yang malas untuk melakukan rutinitas harian ku yaitu sekolah. Hujan di hari ini sangat tak bersahabat, begitu deras di sertai dengan angin kencang sebagai pelengkap nya. Biasanya banyak kendaraan yang berlalu lalang, namun kini tak ada kendaraan lewat satu pun. Jalan begitu lenggang. Dan sekarang aku  berangkat ke sekolah dengan mengendarai motor metic kesayangan ku. Sekarang hujan juga sudah sedikit reda. Tapi pagi ini tuhan tidak lagi memihak padaku. Ban motor ku bocor di tengah jalan yang jauh dari bengkel motor. Aku memarkir kan motorku tepat di depan ruko yang belum buka. Aku menoleh ke kiri dan kanan melihat apakah ada orang yang lewat. Tapi semua nihil. Hanya suara jangkrik yang menemani kesendirian ku ini. Namun tak berselang lama ada lelaki yang menghampiri ku. Lelaki itu memakai topi yang menutupi kepalanya dan badan yang di balut hoodie hitam. Lelaki itu bertanya padaku. " apakah ban motor mu bocor ?" ucap lelaki bertopi iti. aku menjawab sambil mengamati gerak gerik lelaki itu " ya, mas. Ban motor saya bocor" balas ku pada lelaki itu. Lelaki itu memegang stang motor ku sambil mengucapkan " mari saya antar ke bengkel di dekat sini " jelas lelaki bertopi itu. Lelaki itu menggiring motor ku sampai di bengkel. Sesampai nya di bengkel lelaki itu berbicara pada montir untuk memperbaiki motorku. Dan sebelum aku mengucapkan terimakasih lelaki bertopi itu pergi menghilang. Aku merasa tidak enak telah berprasangka buruk pada nya. Mungkin di suatu saat nanti jika aku kembali bertemu dengannya aku akan mengucapkan terimakasih padanya. Aku akan selalu mengingat lelaki bertopi di persimpangan jalan.

Aku mendengus sebaliknya karena harus mencari tanda tangan kepala sekolah. Memutari sekolahan juga tak kunjung menemukan kehadiran beliau. Aku memutari sekolahan dengan pikiran yang melalang buana memikirkan sosok pria misterius berhodie hitam yang menolong ku tadi pagi. Dan sekarang aku hampir putus asa mencari kehadiran kepala sekolah.  Pada akhirnya aku memberanikan diri bertanya pada kakak kelas yang kebetulan sedang lewat. Aku makin merasa usaha ku sedari tadi mencari kepala sekolah hanya lah hal yang sia-sia belaka.  Ternyata kepala sekolah sedang melakukan kunjungan keluar kota. Aku terus mengumpat i kesialan ku hari ini.  Mulai dari kesiangan bangun, ban motor kempes,  terlambat masuk sekolah, sampai lelah memutari sekolah mencari orang yang tidak ada.  Dari pada kesialan ku makin bertambah,  aku pun memutuskan untuk kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Pelajaran hari ini juga mendukung ku makin mengumpat i  hari ini.  Pelajaran yang amat membosankan.  Jam pun seakan bergerak begitu lambat.  Dan si Pak Botak yang tak berhenti mengoceh membacakan dongeng-dongeng yang sangat membosankan. Duduk di bangku pojok paling belakang makin mendukung ku untuk tidur.  Bangku belakang adalah surga nya spesies murid seperti ku.  Menumpuk kan kedua tangan ku di atas meja dan meletakkan kepala di atas nya dengan mendengar kan dongeng dari pak Botak.  Tak butuh waktu lama aku pun terlelap dengan damai tanpa pak Botak tau. Tanpa aku sadari bel pulang pun berbunyi dengan nyaring.  Aku pun terbangun dari tidur damai ku. Sambil mengerjap- ngerjakan mata,  aku pun memasukkan buku dan alat tulis ku ke dalam tas.  Setelah guru memberi salam, pak Botak beranjak dari tempat duduk nya dan keluar dari kelas dengan membawa map yang berisi soal dan tugas murid nya. Setelah kelas agak sepi aku pun beranjak  pergi keluar kelas. Aku berjalan pelan menuju tempat parkir motor ku.  Setelah aku sampai di parkiran aku mengambil motor ku dan segera menyalahkan nya.  Aku mengendarai motor ku dengan pelan.  Dijalan pun aku masih memikirkan kejadian tadi pagi.   Bayang pria itu masih memenuhi pikiran ku. Selalu terngiang-ngiang hingga aku hampir saja menabrak kucing yang menyebrang. Aku pun menghentikan motorku di tepi jalan sambil menetralkan kan debar jantung ku.  Rasanya masih sangat syok karena hampir menabrak kucing itu.

Part 2

Aku yang masih syok karena hampir menabrak kucing tidak langsung pulang menuju kost ku. Dan aku teringat bahwa barang-barang kebutuhan ku sehari-hari hampir habis. Aku melaju kan motor ku dengan kecepatan pelan menuju super market yang tidak jauh dari tempat ku tadi berhenti. Sesampainya aku di super market aku berjalan dirak-rak yang menyediakan kebutuhan ku. Selain aku berbelanja kebutuhan ku aku juga membeli beberapa camilan untuk stok ku minggu ini. Saat aku memilih beberapa camilan untuk di masukan ke keranjang ku, aku melihat pria berhodie hitam yang menolong ku tadi pagi.  Aku menghampiri nya dengan menenteng keranjang belanjaan ku.  Sebelum aku menepuk bahunya, aku memastikan sekali lagi bahwa pria itu orang nya.  Setelah aku yakin, aku langsung menepuk bahunya.  Dia menoleh ke arah ku,  dengan wajah datar nya. Aku tersenyum tipis padanya, sebelum ku ucap kan trimakasih. " Makasih ya mas,  tadi pagi udah mau nolongin saya. Dan maaf baru mengucapkan rasa trimakasih saya sekarang, " Ucap ku panjang lebar padanya.  Ia hanya mengangguk kan kepala dan tersenyum tipis pada ku.  Lalu ia berjalan pergi meninggalkan ku yang masih terpaku akan senyuman nya. Aku cepat-cepat membuyarkan bayangan senyum manis itu.  Aku langsung menuju kasir dan membayar belanjaan ku.  Aku buru-buru pergi dari supermarket itu.  Aku menyalakan motor ku dan melakukannya sedikit cepat agar sampai ke kost an lebih cepat. Sesampainya aku di kost an, aku langsung memasukkan motor ku ke garasi. Sebelum aku masuk aku menyempatkan menyapa penghuni kost an yang sedang mengambili pakaian kering. Mbak jessy yang aku sapa pun membalas sapaan ku. Setelah sapa menyapa aku langsung masuk kamar ku yang terletak di lantai 2 kost an ini. Aku menaruh semua belanja an ku di meja sudut kamar ku. Aku langsung berjalan ke kasur dan mengistirahatkan tubuh ku yang lelah beraktivitas seharian ini. Tanpa aku sadari aku tertidur pulas dengan menggunakan seragam sekolah ku yang belum sempat ku ganti. Aku pun terbangun ketika adzan maghrib berkumandang.  Aku langsung bangun dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu untuk menunaikan kewajiban ku. Setelah aku selesai sholat, aku pun melanjutkan belajar hingga tanpa aku sadari jam pun sudah pukul 23.15 WIB. Setelah aku melihat jam aku buru-buru menutup buku dan berjalan ke kasur untuk tidur. Tapi ketika aku membaringkan tubuhku,  mata ku tak kunjung terpejam. Otak ku masih saja terngiang-ngiang dengan semua kejadian yang terjadi hari ini. Otak ku terus mencerna semua kejadian hari ini,  aku pun berfikir kejadian ini hanya sebuah kebetulan atau ada hal lain, aku pun tak mengetahui nya.

Hari ini langit sangat cerah. Berbeda dengan beberapa hari belakangan yang selalu di rundung mendung.  Tapi entah mengapa hari ini matahari tak lagi malu menampakkan diri nya. Sinarnya terpancar menyinari sudut-sudut kota. Aku melihat sekeliling, memandang nya tak lagi hampa. Cerah nya pagi ini bisa membuat sirna nya ke gundahhan ku belakangan ini. Melajukan motor dengan riang nya, bersenandung riang di sepanjang perjalanan. Tak terasa motor ku melaju hingga depan gerbang sekolah. Aku menyapa pak satpam penjaga sekolah ku, beliau membalas nya dengan ramah. Aku memarkirkan motor ku di tempat yang di sediakan sekolah. Berjalan santai dari tempat parkir menuju kelas ku yang berada di paling belakang sekolah. Saling bertegur sapa pada setiap teman ku. Tak lupa senyum cerah ku yang jarang aku tunjuk kan. Sesampainya aku di kelas aku pun langsung menuju bangku ku. Duduk di sana dan mengeluarkan novel yang selalu ku bawa dalam tas ku. Seperti pagi-pagi biasanya, aku tak pernah mengerjakan tugas seperti teman-teman ku lainnya. Tak terasa belum masuk pun telah berbunyi. Guru pun datang,mengucap kan salam dan langsung menerangkan materi yang menurut ku teramat membosankan. Tapi kali ini karena suasana hati ku sedang baik aku mendengar kan meterai yang dijelaskan kan si pak botak dengan serius, mencatat detail-detail yang menurut ku penting untuk di catat. Menit demi menit berlalu, tak terasa pelajaran pak botak sudah berakhir, setelah memberi salam beliau keluar dengan wajah sangarnya. Pelajaran selanjutnya aku pun keluar dari kelas. Aku sengaja membolos pelajaran untuk pergi ke perpustakaan. Melanjutkan membaca novel yang ku bawa hari ini dari pada mengikuti pelajaran sejarah yang buat ku tidur di kelas. Aku tersenyum kecil ketika membaca adegan dalam novel ketika tokoh utama sedang melakukan hal konyol. Aku terlalu terbawa suasana hingga aku lupa kalau ini sudah memasuki jam terakhir pelajaran hari ini.  Bimbang ingin masuk kelas tapi nanti terkena amukan sang Macan, atau tidak masuk kelas dan di alfa namun harus siap memadati amukan macam di pertemuan selanjutnya. Tapi pada akhir nya aku tetap tidak masuk kelas. Melanjutkan membaca sampai belum pulang sekolah berbunyi. Saat belum aku pun tidak langsung keluar dari perpustakaan. Aku menunggu kelas sekira nya sepi agar aku tidak menemui sang macan sekolah. Aku melihat sekitar, ternyata sekolah sudah lumayan sepi, aku berjalan ke kelas untuk mengambil tas dan langsung pulang. Aku mengemasi barang barang ku dan langsung pergi ke tempat parkir. Aku Menstater motor ku. Ku lajukan dengan pelan dengan hati-hati. Ku pandang langit sore yang ternyata masih sama cerah nya dengan pagi tadi. Langit sore hari ini tak lagi di hiasi awan mendung. Aku ingin segera sampai ke kostan ku, mengistirahatkan tubuh ini yang sudah teramat letih. Namun entah mengapa bayangan-bayangan pria itu memenuhi pikiran ku lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!