NovelToon NovelToon

Jovian & Maura

Baju Pengantin

Hay guys, ini adalah cerita dati Maura dan Jovian,, di sini juga ada si kembar loh.

Selamat membaca.

*****

Mobil yang di kendarai oleh Jovian pun tiba di depan rumah besar keluarga Aditama, Jovian keluar dari mobil dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung miliknya.

Bibi menyapa Jovian dengan sopan, kemudian Jovian langsung saja masuk ke dalam rumah besar keluarga Aditama, kedatangan Jovian membuat kedua pasangan suami istri yang sedang bercanda di ruang tengah pun terhenti.

"Jo, sini sayang" panggil mom Nara.

"Assalamualaikum mom, dad" ucap Jovian lalu mencium tangan kedua calon mertua nya.

"Waalayikumsalam" ucap mom Nara dan daddy Erik.

"Sayang kalian pergi ke butik terlebih dahulu ya, nanti udah ada Sida yang menunggu kalian" ucap mom Nara.

"Iya my" jawab Jovian.

Tak lama kemudian Maura turun kelantai bawa, dengan penampilan yang sudah terlihat rapi. Gadis itu terlihat menebarkan senyum manis pada sang calon suami.

"Senyum buat daddy mana, kok senyum buat Jo aja" ucap daddy Erik.

Maura tersenyum lalu mendekati sang daddy dan memeluknya dan menghadiahi satu kecupan di pipi daddy Erik.

"Kalian ini ya" ucap Nara.

"Dad, mommy cemburu tuh ama kita" ucap Maura sambil tertawa.

"Mommy mau di cium juga" tanya Maura.

"Udah biar nanti daddy saja yang cium mommy kamu" ucap daddy Erik sambil mengedipkan sebelah matanya.

Maura dan Jovian hanya tersenyum melihat pasangan suami istri itu yang saling menggoda.

"Sayang, kita pergi sekarang" ajak Jovian.

"Ayo" ucap Maura.

Keduanya pamit pada mom Nara dan daddy Erik, sebelum pergi tak lupa menyalami tangan kedua orang tua itu.

"Hati-hati di jalan ya sayang" ucap mom Nara.

"Iya mom" jawab keduanya.

Jovian membukakan pintu mobil untuk Maura, lalu ia masuk ke kursi kemudi setelah itu mobil pun keluar dari halaman rumah yang besar itu.

Acara pernikahan Maura dan Jovian tinggal seminggu lagi, Jovian sudah jarang ke kantor dan semuanya sudah di handel oleh sang papa Joshua.

Maura juga sudah mengambil cuti dari pekerjaannya sebagai model, dan untuk beberapa hari ke depan ia kan sibuk dengan acara pernikahannya dan Jovian.

Mobil yang di kendarai oleh Jovian pun tiba di butik mom Nara, seperti apa yang di katakan oleh pemilik butik kalau sudah ada asistennya yang bernama Sida.

"Selamat datang nona Maura dan pak Jovian, mari silahkan masuk" sapa Sida dengan ramah.

"Terima kasih Sida" ucap Maura.

Sida langsung mengajak kedua calon pengantin itu untuk masuk ke ruangan gaun yang sudah fi sediakan.

"Ini gaun yang sudah bu Nara siapkan untuk kalian nona" ucap Sida.

"Semua rancangan gaunnya mommy bagus-bagus ya sayang" ucap Maura sambil memegang gaun yang ada di depannya.

"Akan lebih bagus dan cantik kalau di pakai oleh calon istriku tercinta" ucap Jovian tampa rasa malu karena di situ tak hanya ada mereka.

"Ish, kamu tuh godain aku terus" ucap Maura malu.

Jovian hanya terkekeh geli melihat wajah gadisnya yang terlihat malu-malu.

"Kita mulai coba gaunnya nona" tanya Sida.

"Iya kita mulai sekarang aja" ucap Maura.

Sida mengambil gaun yang yang tidak terlalu ****, tapi terlihat sangat mewah dan elegan lalu membawanya ke kamar ganti, di ikuti oleh Maura.

Sementara Jovian harus menunggu di depan cukup lama, sampai membuat pria tampan itu mengetuk pintu kamar ganti beberapa kali.

"Lama banget sih, cuma ganti gaun aja lama" gerutu Jovian seorang diri.

Menunggu hampir 15 menit, akhirnya pintu kamar ganti itu terbuka, Maura berjalan pelan keluar dengan mengenakan gaun yang tadi di bawa oleh Sida.

Jovian menatap dari bawa sampai atas gadisnya itu tampa berkedip, Maura terlihat begitu cantik hanya dengan memakai gaun saja.

"Sayang kamu cantik banget" panggil Jovian.

Maura hanya Tersenyum malu, Jovian yang sudah siap dengan setelan jas pengantin yang senada dengan gaun yang di kenakan Maura pun mendekati gadisnya.

"Sida tolong kau foto kami berdua ya" ucap Jovian memberikan ponsel miliknya.

"Buat apa" tanya Maura heran.

"Buat ganti foto IG dan buat story" ucap Jovian.

"Ish, bilang aja kamu mau pamer kan" ucap Maura.

"Harus dong, aku harus pamer calon istriku yang sangat cantik ini" ucap Jovian mencubit hidung mancung Maura.

"Sudah pak Jo, sangat serasi" ucap Sida.

"Terima kasih ya" ucap Jovian.

Selesai mencoba gaun pengantin, Jovian dan Maura pergi ke rumah sepupunya Ambar sekalian melihat si kembar.

"Sayang kita mampir supermarket sebentar ya aku mau belikan es krim buat si kembar" ucap Maura.

"Iya sayang" ucap Jovian.

Mobil berhenti tepat di depan supermarket besar, Maura turun dari mobil di susul oleh Jovian.

Maura masuk ke dalam bersama Jovian, lalu mengambil es krim kesukaan si kembar karena kalau datang tidak membawa oleh-oleh si kembar suka ngambek, di rasa sudah cukup keduanya pun pergi ke kasir untuk membayar semuanya.

15 menit kemudian mobil yang di naikin Jovian dan Maura memasuki pintu gerbang yang menjulang tinggi itu.

Maura turun dari mobil di susul oleh Jovian, kemudian keduanya masuk ke dalam rumah besar itu, samar-samar mereka mendengar suara si kembar.

"Alah amu elat anet cih igil itit don(Galah kamu berat banget sih minggir dikit dong)" ucap Galih, saat ini keduanya sedang menonton filem kartun kesukaan mereka.

"Ish amu aja yan ebai(ish, kamu aja yang lebai)" ucap Galah.

"Ya da amu udut dili aja ana(ya udah kamu duduk sendiri aja sana)" ucap Galih.

"Atu ga au(aku gak mau)" ucap Galah.

"Hay ponakan-ponakannya tante" ucap Maura baru saja tiba di ruang tengah.

"Oty ura, ucel Jo(aunty Maura, uncle Jo)" ucap Galah dan Galih bersama.

"Liat nih aunty bawa apa buat kalian" ucap Maura.

"Tu apa oty(itu apa aunty)" tanya Galih antusias turun dari atas sofa.

"Cium aunty dulu dong" ucap Maura.

Cup.. Cup dua kecupan mendarat di pipi kiri dan kanan Maura karena mendapat ciuman dari kedua bocah kembar itu.

"Da di ium, ana ole-ole ya(udah di cium mana oleh-oleh nya)" ucap Galah.

"Nih es krim buat kalian" ucap Maura.

"Es ita apet es tim(yes kita dapat es krim)" ucap Galih dengan girang.

"Maaci ya oty ura, ucel Jo(makasih ya aunty Maura, uncle Jo)" ucap si kembar bersama.

"Iya sayang sama-sama" ucap Maura.

Ambar juga datang menghampiri sepupunya itu dan juga calon suami nya, yang tak lain adalah sahabatnya dari kecil.

Bersambung....

***Like...

Komen...

Vote***....

Gadis

Si kembar membuka tas yang berisi es krim pemberian dari aunty Maura, tapi gak ada es krim rasa kesukaan mereka.

"Oty to ga ada es tim asa obeli ama asa cokat cih(aunty kok gak ada es krim rasa stroberi sama rasa coklat sih)" tanya Galah.

"Memangnya itu rasa apa sayang" tanya Maura.

"Asa nila oty (rasa vanila aunty)" ucap Galih.

"Yah maaf aunty gak liat sayang, aunty langsung ambil aja gak liat rasa" ucap Maura dengan rasa bersalah.

"Ish oty etan-etan au ikah alagan bil aja(ish aunty mentang-mentang mau nikah sembarangan ambil aja)" ucap Galah.

"Maaf ya" ucap Maura lagi.

"Makan yang itu aja" ucap Maura.

"Ita ga uka oty, uat oty aja(kita gak suka aunty, buat aunty aja)" ucap Galih.

Maura melihat Jovian yang hanya tersenyum melihat si kembar protes pada aunty mereka.

☘☘☘☘

Pulang dari rumah si kembar, Jovian dan Maura mampir di kafe milik Brian untuk makan siang, pada saat memasuki kafe, kedua mata Jovian melihat Vita dan Rendi sedang makan siang juga.

"Sayang itu ada Vita sama suaminya, kita samperin yuk" ucap Jovian.

Maura melihat wanita yang duduk dengan perut buncitnya, mereka terlihat sangat romantis bahkan Rendi terlihat menyuapi sang istri dengan.

"Ayo" ajak Maura.

"Vit, Ren" panggil Jovian.

Kedua pasangan suami istri yang sedang asik menikmati makan siang itu melihat ke asal suara, Vita dan Rendi melihat Jovian dan Maura berjalan ke arah meja mereka.

"Hey, Jo, Ra kalian mau makan siang di sini juga" tanya Vita.

"Iya" ucap Maura sambil tersenyum manis.

"Kalau gitu gabung aja yuk, kebetulan kita juga lagi nunggu pesanan yang lain" ucap Rendi.

"Gue terserah sama calon istri aja" ucap Jovian melihat Maura.

"Udah duduk sini aja yuk dekat aku" ucap Vita menarik tangan Maura.

Keduanya pun ikut bergabung bersama Vita dan Rendi, sambil menunggu pesanan datang keempatnya mengobrol dengan akrap. Sesekali Rendi menanyakan persiapan acara pernikahan keduanya.

Maura melihat perut Vita yang sudah buncit, saat ini usia kandungan Vita sudah memasuki bulan ke 8 dan hal itu membuat Rendi siap siaga menemani sang istri tercintanya itu.

Tak lama kemudian pesanan mereka datang, mereka berempat pun mulai memakan makan siang mereka yang sudah tertata dengan rapi itu.

"Sayang menu Jepangnya enak banget, aku suka" ucap Vita.

"Iya makanlah, pasti dedek juga masi laper" ucap Rendi.

Vita menganggu kepalanya dengan antusias, Jovian yang melihat itu dalam hatinya ia sangat bersyukur, karena sekarang Vita sudah berubah gak seperti dulu lagi suka berbuat jahat.

Selesai menghabiskan semua makan siang, keempatnya mengobrol sedikit lalu Jovian dan Maura pamit pulang, karena Jovian akan mengantar calon istrinya kembali ke rumah.

☘☘☘☘

Sepulang dari mengantar Maura, Jovian tidak langsung pulang ia mengendarai mobilnya ke kantor sahabatnya Gilang.

25 menit kemudian mobil yang di kendarai oleh Jovian pun tiba di kantor Hadinata, Jovian memarkirkan mobilnya lalu langsing pergi menemui sang sahabat.

Karena sudah memberitahu Gilang lewat telpon, Jovian langsung masuk ke dalam ruangan Gilang setelah tiba di lantai tujuan.

Ccllekk...

"Lang loh harus bantuin gue" ucap Jovian duduk di kursi depan Gilang.

"Bantuin apa" tanya Gilang.

"Cek, loh tuh ya udah tau juga" ucap Jovian kesal.

"Sekarang dia ada di mana" tanya Gilang dengan wajah serius.

"Di tempat biasa, dia masih mengira kalau aku adalah teman kecilnya" ucap Jovian mengusap wajahnya dengan kasar.

"Aku rasa dia mengalami gangguan jiwa setelah hampir di lecehkan" ucap Jovian lagi.

"Apa Maura sudah tau" tanya Gilang.

"Gak, aku gak bisa ngasi tau Maura, takutnya dia salah faham apa lagi gadis itu mengira kalau aku teman Kecilnya" ucap Jovian.

"Terus aku harus bantuin apa" tanya Gilang.

"Bantuin apa, gue udah pusing banget nih" ucap Jovian.

"Kenapa gak di masukin rumah sakit jiwa aja" ucap Gilang membuat Jovian menatap Gilang tak percaya.

"Gila loh, mana tega gue" ucap Jovian melihat gedung lain di luar sana.

"Bercanda gue" ucap Gilang sambil terkekeh geli melihat wajah kesal sahabatnya itu.

"Jujur gue udah anggap dia seperti adek gue sendiri, cuma gue gak tau gimana caranya gue jujur sama semuanya" ucap Jovian lirih.

Flashback...

1 Tahun yang lalu...

Jovian yang baru saja pulang kantor saat ini suasana jalan sudah sangat sepi karena jam sudah menunjukan pukul 1 dini hari, sembari fokus menyetir Jovian melihat seseorang yang sedang di kejar-kejar, dengan penasaran Jovian memberhentikan mobilnya.

Jovian melihat seorang gadis yang dengan pakaian setengah robek sedang di kejar 3 orang bertubuh besar, gadis itu terlihat acak-acakan.

"Tolong-tolong jangan mendekat saya mohon" ucap gadis itu.

"Hahahah hey gadis manis kamu udah gak bisa kemana-mana sekarang" ucap salah satu pria.

"Saya mohon, tolong biarkan saya pergi" ucap gadis itu lagi.

Tiba-tiba salah satu pria mendekat dan akan menarik paksa baju gadis itu, tapi tiba-tiba seseorang menghantam nya membuat pria itu tersungkur ke aspal.

"Loh semua pergi gak sebentar lagi polisi datang" ucap Jovian, membuat ketiga pria bertubuh besar itu pun sontak kabur dengan cepat.

Jovian melihat gadis yang terduduk di aspal dengan acak-acakan sambil menangis histeris.

"Tolong jangan mendekat saya mohon tolong" ucap gadis itu ketakutan sambil menangis.

"Kamu gak usah takut ya, aku bukan orang jahat kok mereka sudah pergi" ucap Jovian dengan pelan.

Gadis itu mengangkat kepala, dan melihat wajah pria yang berdiri di depannya itu dengan intens, ingatan masa kecilnya pun melintas di ingatannya.

"Kak ini roti buat kaka" ucap seorang gadis kecil.

"Terima kasih ya" ucap bocah laki-laki.

"Sama-sama kak, aku pergi dulu ya" ucap gadis kecil itu.

"Kamu gak papa" tanya Jovian.

Lamunan gadis itu buyar saat mendengar suara Jovian, ia lalu tersenyum dan menghapus aira mata dengan kasar.

"Kaka" ucap gadis itu mengira pria yang menolongnya adalah teman kecilnya yang ia panggil kaka.

"Kamu ngapain di sini sendiri sampai di kejar-kejar preman" tanya Jovian.

Gadis itu kembali menunduk sedih, ia mengingat perkataan tantenya kalau kedua orang tua nya mengalami kecelakaan pesawat dan tewas di tempat, dan sekarang dia hanya sebatang kara.

"Rumah kamu di mana, biar saya antar" ucap Jovian lagi, karena gak tega melihat gadis itu.

"Aku gak punya rumah, orang tuaku juga sudah meninggal kecelakaan pesawat" ucap gadis itu sedih.

"Nama kamu siapa" tanya Jovian.

Tapi gadis itu hanya menggeleng kepala, Jovian pun memutuskan membawa gadis itu ke apartemen kecil yang ia beli, agar tidak ada yang tau tentang gadis itu dan hanya pada Gilang lah Jovian menceritakan semua ini.

Bersambung...

***Like...

Komen...

Vote***....

Menemui Gadis Itu

Gilang melihat seorang gadis yang sedang menunduk di sudut ruangan apartemen kecil, Jovian kali ini mengajak sang sahabat Gilang untuk melihat langsung gadis yang pernah di tolong oleh Jovian.

"Dia belum tau namanya siapa" tanya Gilang.

"Belum kalau di tanya selalu menggeleng kepala" ucap Jovian.

"Nama kamu siapa" tanya Gilang pada gadis itu.

Gadis itu mengangkat wajahnya lalu melihat Gilang, lagi-lagi gadis itu hanya menggelengkan kepala nya.

"Kak" panggil gadis itu pada Jovian saat ingatan masa kecilnya melintas.

"Aku bukan teman kecil mu" ucap Jovian mencoba menjelaskan.

"Bohong kaka gak ingat aku, aku sering memberi kaka roti" ucap gadis itu menunduk sedih.

"Kamu liat sendiri kan, dia menganggap aku ini teman kecilnya, terkadang ingatan masa kecilnya muncul gitu aja, kadang gak ingat apa-apa" ucap Jovian berbisik pada sahabatnya itu.

"Takutnya kalau dia di biarkan pergi lagi akan di jahati orang di luar sana" ucap Jovian.

"Biarkan saja dia di sini, yang penting ada seseorang yang bersamanya" ucap Gilang melihat gadis itu.

"Ia aku sudah membayar wanita paru baya kok menemaninya semakin beres-beres" ucap Jovian.

"Bi Yati, tolong jagain dia ya, kalau ada apa-apa tolong kabari saya" ucap Jovian.

"Baik pak Jo" ucap Bi Yati.

Kemudian Gilang dan Jovian kembali pulang ke rumah masing-masing, soal gadis itu Jovian tidak terlalu memikirkannya hanya saja ia memikirkan Maura, bagaimana nanti reaksinya kalau tau ia menolong seorang gadis.

"Setelah menikah aku harus jujur sama Maura, sebelum dia tau sendiri dan marah sama aku" ucap Jovian dalam hati, saat ini dia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Sayang kamu udah pulang" tanya mami Ranti.

"Ia my, papi udah pulang kantor belum my" tanya Jovian.

"Belum, mungkin dikit lagi papi kamu pulang" ucap mamy Ranti.

"Kalau gitu Jo ke kamar dulu ya my" ucap Jovian.

"Iya sayang" jawab mamy Ranti.

Jovian pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua, mami Ranti melihat punggung putra semata wayangnya itu dengan raut bahagia karena sebentar lagi akan menikah.

☘☘☘☘

Di kediaman Aditama....

Maura baru saja selesai membersihkan dirinya, ia mendengar ponselnya yang sedari tadi terus berdering di atas meja nakas.

"Hallo sayang ada apa" tanya Maura saat sambungan telpon terhubung.

"Aku hanya merindukan calon istriku saja" ucap Jovian dari seberang sana.

"Kau sekarang semakin pintar saja menggombal" ucap Maura.

"Aku sedang tidak menggombal sayang aku benar merindukan kamu" ucap Jovian.

"Tadi kan sudah bertemu" ucap Maura.

"Ya sekarang udah rindu lagi" ucap Jovian.

"Kamu sedang apa" tanya Maura.

"Baru saja selesai mandi sayang" ucap Jovian.

Ya sudah ganti baju dulu, nanti kita sambung lagi telponnya" ucap Maura.

"Baiklah calon istri ku sayang" ucap Jovian.

Sambungan telpon pun terputus, Maura duduk di meja rias melihat bentuk wajahnya karena sekarang sudah jam 6 sore Maura memakai serum wajah terlebih dahulu, lalu ia menganti handuk kimono nya dengan piyama tidur.

Maura lalu berbaring di ranjang king size miliknya, sambil bermain ponsel melihat-lihat media sosialnya, Maura juga melihat story milik Jovian tak hanya di buat story tapi juga di post oleh Jovian dengan caption romantis, membuat Maura senyum-senyum sendiri membaca semua komen-komen dari followers calon suaminya itu.

"Penggemarnya ternyata banyak juga" ucap Maura dalam hati sambil tersenyum.

Tiba-tiba pintu di ketuk, bibi masuk untuk memanggil nona muda kalau sedang di tunggu oleh Mommy Ambar dan Daddy Erik, Maura pun langsung turun ke lantai bawah di mana kedua orang tuanya sudah menunggu.

"Mom, dad" sapa Maura.

"Sayang sini" ajak Nara.

Maura duduk di dekat sang mommy dan langsung memeluk wanita yang melahirkannya itu.

"Mom, kapan adek pulang" tanya Maura.

"Belum ngabarin sayang, pasti dia akan pulang kok" ucap mommy Nara.

Marvel saat ini sudah berada di Jerman untuk mengurus persiapan Wisudanya yang akan di adakan tidak lama lagi.

"Awas aja kalau adek gak dateng di hari H" ucap Maura dengan cemberut.

"Kamu kaya gak tau adek kamu aja sayang, dia kan suka bikin kejutan" ucap Daddy Erik.

"Daddy sama mommy mau ngomong sesuatu sama kamu sayang" ucap daddy Erik.

"Apa mom" tanya Maura.

"Kamu kan udah mau jadi istri, apa gak sebaiknya kamu berhenti dari dunia model sayang" tanya Mommy Nara.

"Tapi Maura udah ngomong sama Jo, dan dia gak keberatan mom" ucap Maura.

Nara melihat sang suami, entah apa yang pikirkan sekarang.

"Mommy sama daddy takut nya nanti kalian gak ada waktu bersama sayang" ucap mommy Nara lagi.

"Maura ngerti kok maksud mommy, nanti Maura pikirin lagi ya" ucap Maura, yang mendapat anggukan kepala dari daddy Erik dan mommy Nara.

Asik mengobrol bibi datang memanggil mereka , karena makan malam sudah siap Mommy Nara, daddy Erik dan Maura pun pergi ke ruang makan untuk makan malam.

☘☘☘☘

"Amy Alih uka ail ama atu(mami Galih suka jail sama aku)" ucap Galah.

"Amu tu enapa cih uka adu(kamu tuh kenapa sih suka ngadu)" ucap Galih melihat sang kembaran.

"Atu ga uka amu ail au(aku gak suka kamu jahil tau)" ucap Galah.

"Jangan berantem sayang" ucap mami Ambar.

"Atu ga au eman ama amu(aku gak mau teman sama kamu)" ucap Galih.

"Ialin aja atu au eman ama Ibal ama Ipli(biarin aja aku mau teman sama Iqbal sama Kifli)" ucap Galah pergi dari dekat Galih karena kesal.

Galih melihat kepergian sang kembaran dengan kesal, karena Galah bilang tak mau berteman dengannya.

"My, Alah ga au eman ama atu my(my, Galah gak mau teman sama aku my)" ucap Galih mengadu.

"Sudah, kaka kamu cuma kesal aja kok sayang" ucap mami Ambar.

"Sayang, aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ucap Gilang

"Ada apa sayang" tanya Ambar.

"Ini soal Jovian" ucap Gilang melihat istrinya.

"Ada apa dengan Jo" tanya Ambar.

Gilang mulai menceritakan tentang Jovian yang menolong seorang gadis yang sekarang sedang gangguan jiwa, Gilang juga mengatakan kalau gadis itu tinggal di apartemen kecil yang di beli oleh Jovian, Ambar mendengar semua dari sang suami.

"Jo belum siap jujur sama Maura karena takut nanti Maura salah faham, apa lagi tinggal beberapa hari lagi mereka akan menikah" ucap Gilang.

Ambar yang mendengar cerita dari sang suami merasa kasian pada gadis malang itu, Ambar tidak marah pada Jovian karena itu sebagai bentuk perduli menolong orang.

Bersambung....

Jangan lupa Like, Komen dan Vote ya guys...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!