NovelToon NovelToon

Doctor Cantik Vs Mafia Tampan

Saksi mata ...

Anak gadis berambut coklat gelap itu mengeluh sendri tadi sepanjang perjalanan , pasalnya uang terakhir yang ia miliki baru saja dirampas oleh para preman yang tidak sengaja ia temukan di jalan yang ia lewati .

Secara suka rela ia memberikan uang miliknya yang hanya tinggal beberapa , padahal uang itu akan ia pakai untuk menaiki Bus , Hellen Keller , begitulah nama yang terpasang diname tag seragam milik gadis cantik nan mungil tersebut .

Hellen terus melangkahkan kakinya sampai akhirnya ia berhenti di persimpangan jalan yang sepi , tidak ada siapapun yang lewat saat itu .

" Oh , apakah aku tersesat " ucap nya seraya memasang wajah gusar

Hellen pun kembali memutarkan tubuhnya namun saat ia hendak memutarkan kembali tubuhnya tiba-tiba Hellen menghentikan langkahnya saat mendengar teriakan seseorang yang meminta tolong .

Hellen mencoba untuk mengabaikannya namun sialnya Hellen malah melangkahkan kakinya kesebuah bangunan besar yang dikelilingi oleh tembok tembok kokoh yang lumayan tinggi , di mana suara yang ia dengar berada di bangunan tersebut . Dengan rasa penasaran Hellen menyusuri dinding tersebut dan mendapati sebuah gerbang besar yang hanya terbuka sedikit , saat Hellen hendak memasuki gedung tersebut tiba-tiba hellen di kagetkan dengan suaranya tembakan yang hampir saja membuat Hellen berteriak saat mendengar tembakan kuat yang disertai dengan teriakan-teriakan tersebut .

Jantung Hellen berpacu semakin cepat dan tubuhnya pun seketika menjadi gemetar namun rasa penasaran kian memburu dalam relung hatinya , Hellen mencoba untuk lebih meninggikan tubuhnya agar ia bisa mengintip apa yang terjadi di dalam disana .

Hellen melihat beberapa orang pria yang sedang berkumpul di tempat tersebut dan beberapa orang lainnya tengah bersujud dibawah kaki seorang pria yang lebih muda dari orang yang bersujud itu , mata Hellen melirik kearah lain dan ia hampir saja berteriak saat melihat seseorang yang terbaring lemah dengan kepala yang bercucuran darah di sana . Hellen tidak bodoh dan ia menyadari orang itu sudah mati dan dihadapan nya bukanlah lokasi pembuatan film pikirnya .

" Aku akan membunuhmu " Suara dingin dan tajam itu membuat Hellen semakin gemetar ketakutan

Saat ini Hellen masih pada posisinya seraya menatap kearah orang-orang itu berkumpul , saat suara tembakan kembali terdengar dengan disertai teriakan kesakitan membuat Hellen reflek berteriak , Hellen pun langsung menutup mulutnya dengan cepat dan seketika lututnya terasa lemas hingga membuat ia terjauh ke tanah .

" Kalian.. " ucapnya terpotong dengan suara bergetar hingga membuat mereka semua menatap kearah Hellen dengan tatapan tajamnya seolah siap membunuh dirinya saat itu .

Dengan segera Hellen meraba dinding yang ada di samping untuk menumpahkan tubuh dan segera lari sekencang-kencangnya dari tempat tersebut .

" Kejar bocah itu " suruh salah satu orang di sana

Hellen sadar ia dalam bahaya saat ini , sebisa mungkin Hellen berlari tanpa arah dengan kemampuan yang ia punya saat ini .

" Kumohon lindungi aku Tuhan " ucap Hellen dalam hati seraya terus berlari tanpa melihat kerah belakangnya .

Hellen terus berlari bahkan tanpa sadar tubuhnya menabrak beberapa orang yang memenuhi trotoar dan entah sejak kapan Hellen sudah berada dalam keramain seperti ini pikirnya .

Hellen menyembunyikan tubuhnya dibalik pohon besar saat ia merasakan lelah dan tubuhnya sudah tidak sanggup lagi untuk berlari lebih jauh pikirnya . Kini Nafas Hellen terputus-putus seolah pasokan oksigen semakin menipis dalam dirinya , debaran jantung Hellen semakin bertambah saat mendengar langkah kaki yang semakin mendekat kearahnya .

" Kumohon " ucap Hellen memohon dalam hati agar orang-orang itu tak menemukan dirinya di sana Hellen memejamkan matanya menahan takut yang teramat sangat dalam dirinya saat ini

Saat ini Hellen hanya seorang bocah berusia 13 tahun yang tanpa sengaja melihat pembunuhan tepat di depan matanya . Kini Hellen merupakan saksi mata atas kejadian tesebut pikirnya .

" Apa kau baik baik saja nak ? " Tanya seorang kakek-kakek yang melihat Hellen di sana

Hellen membuka matanya dan mengambil nafasnya lega-lega saat tidak melihat pria-pria berjas hitam yang mengikutinya sedari tadi .

"Aku baik baik saja " ucap Hellen sambil tersenyum gugup namun tetap memasang wajah takutnya

Hellen keluar dari pesembunyiaan nya dan tanpa ia sadari ada sesuatu yang hilang dari tubuhnya saat itu . Name tag Hellen hilang dan kini sudah ditemukan oleh orang lain .

" Hellen Keller " Ucap seorang pria membaca name tag yang ada ditangan kanan nya tersebut , Sebuah senyum licik terlihat jelas di wajah tampan pria tersebut .

" Tuan , kami akan mencari anak itu sampai dapat dan menghabisinya segera " ucap salah satu anak buah pria tersebut

" Biarkan saja , dia tidak akan pernah lepas karena dia sudah menjadi target seorang Thomas shine " ucap pria tersebut dengan suara barito nya

.

.

Hari yang menyebalkan ...

Tujuh tahun kemudian .....

Pov Hellen...

Aku merapikan rekap medis yang sangat menyebalkan itu , dari dua minggu yang lalu aku selalu melakukan pekerjaan yang sama seperti merapikan , menyusun serta melihat-lihat rekapan medis para pasien .

Aku tidak mengeluh sungguh namun aku hanya merasa dipermainkan di sini , aku ini calon Dokter bukan seorang perawat pikirku , lihat saja si tua Smith itu aku akan , uhm , batinku berucap dengan sangat jengkel eh maksudku aku akan menerima dengan senang hati apapun yang disuruh oleh Dokter Smith dengan baik . itulah maksudku .

Aku menggerutu sepanjang merapikan apa yang ada di hadapanku saat ini , beberapa perawat yang ada di sana hanya melihatku saja dan sesekali mereka akan tertawa dan itu membuat ku mendengus kesal . Mereka menyebalkan , tidak tidak semua orang dirumah sakit ini memang menyebalkan menurut ku .

"Ellen " Panggil seseorang di belakangku hingga membuat aku menolehkan kepalaku kearah belakang untuk melihat siapa yang memanggilku

Disana berdiri seorang wanita cantik yang bernama Gina beliau adalah teman sekampus ku yang juga tengah magang di rumah sakit yang sama dengan ku .

" Hm ada apa? " Sahutku seraya menatap kearah nya

" Buatkan aku segelas kopi tanpa gula " Suruh nya tanpa dosa hingga membuat ku berdiri dari dudukku dan menatap sebal kearah Gina

" Kau pikir aku OB ? , Dengar ya Gina , aku ini calon Dokter bukan Ob atau asisten pribadi mu . Buat sendiri kopi mu !! , Dasar menyebalkan " ucap ku dengan sangat kesal namun Gina hanya tertawa dan hal itu membuatku mendengus kesal dan tidak suka

Aku mencoba untuk mengabaikan tawa Gina yang semakin terdengar sangat menyebalkan di telingaku , dalam hati aku terus menerus mengucapkan kata sabar untuk tidak memukul atau menyumpah serapah di hadapan wanita yang memang suka sekali menghinaku . Dia tidak bisa dibilang Rivalku atau musuhku sebenarnya dia itu temanku namun bukan teman terbaik sih tapi tetap saja di teman sekampus ku , bahkan kami berbagi kamar yang sama di bangunan khusus yang diberikan oleh pihak rumah sakit saat ini .

" Kau lebih cocok jadi OB Ellen lagi pula Dokter mana yang tidak memiliki pasien satupun , aah— kau juga tidak benar dalam menusukkan jarum infus pada pasienmu " ucap Gina mengejekku sambil tertawa senang dan memanggil ku dengan nama panggilan ku

" Ginaaaa !! , Pergilah sebelum kesabaran ku habis ! " Ucap ku dengan suara sedikit meninggi

Dan kini ruangan akan kembali berisik karena ulahku , seharusnya salahkan mereka yang suka sekali menjahili ku dan membuatku harus berteriak seperti perempuan yang datang bulan setiap saat dan karna itu aku terus mendapat teguran dari pihak rumah sakit . sudah kukatakan bukan , bahwa mereka memang menyebalkan .

" Ehem "

Tiba-tiba suara seseorang terdengar dan seketika ruangan itu kembali sunyi mungkin sangat sunyi hingga membuatku ketakutan sendiri walaupun ada beberapa orang di sana . Kulihat Dokter yang amat sangat ditakuti di sini tengah berdiri tepat di depan pintu seraya menatap kearah ku , dia adalah kepala medis di bagian bedah . aku yang melihatnya pun tanpa sadar meneguk ludahku dengan kasar .

" Aku lelah terus memberikan teguran halus padamu Hellen , sebaiknya urungkan niatmu untuk menjadi Dokter karena kau tidak sanggup dan tidak mampu . Kau harusnya sadar akan kemampuanmu " ucapnya tajam hingga sukses membuat hati ku berdenyut nyeri

Ucapan pedas khas Dokter bermata sipit itu sangat menyebalkan . Dia adalah Dokter Hwang beliau dokter khusus bedah yang sangat membenciku , mungkin . dan aku pun sangat tidak menyukainya namun aku hanya bisa menundukkan kepalaku tanpa berani menatap mata sipitnya itu .

Yak mungkin kalian akan bilang aku takut tapi memang kenyataannya seperti itu mungkin , di tambah lagi aku butuh nilai dari nya untuk laporan ku nanti pikirku .

" Tapi menjadi Dokter adalah cita citaku " Ucap ku sedikit meninggikan nada bicara ku dan tanpa sadar aku menatap kesal kearah dokter hewan

" Dan Dokter itu bukan takdirmu Hellen . Kembalilah ke pekerjaan mu " ucap nya seraya meninggalkan ruangan tersebut

Tubuhku langsung lemas setelah kepergian dokter bermata sipit itu . Kenapa banyak sekali pihak yang sangat tidak setuju saat aku memutuskan untuk menjadi Dokter ?, Memang Apa salah nya ? , Aku belajar dengan giat dan aku juga memperhatikan apa saja yang dipraktekkan Dosenku , lalu apa yang salah pikirku .

" Sudahlah Ell , bukankah kau sudah terbiasa ? " Ucap Gina menenangkan ku namun itu malah membuat hatiku bertambah sakit

" Jangan menyentuhku Gina atau aku akan membunuhmu ! , Ini semua karena mu yang selalu mengejek ku . hueeee.. " Ucap ku hampir menangis seraya menatap Gina

Selain cerewet dan selalu mendapat sial , aku juga sedikit sensitif terhadap perasaan , ya sedikit cengeng tidak apa-apa kan .

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa hari kemudian...

Aku merenggangkan tubuhku lalu bangkit dari kursi ku , saat ini adalah jam makan siang dan seluruh pekerjaanku sudah selesai . sebelum keluar aku sudah meminta izin kepada beberapa perawat yang masih mengerjakan tugasnya dan seperti hari biasanya aku berjalan sendiri menuju cafetaria di rumah sakit itu .

Aku duduk sendiri setelah mengambil makanan yang memang disediakan pihak rumah sakit . Aku melambaikan tangan saat melihat beberapa anak magang dari beberapa universitas yang berbeda-beda dariku , mereka juga berada di tempat yang berbeda seperti aku yang berada di team bedah dan mereka mengambil jurusan masing-masing . Aku jelas tau mereka melihatku yang tengah melambaikan tanganku pada mereka namun hanya saja mereka mendengus dan memilih duduk di bangku kosong yang lainnya , selalu saja begitu pikirku .

Aku pun tak memperdulikannya dan memilih menekuk wajahku dalam-dalam lalu kembali menyuapi diriku sendiri dengan sop ayam yang ada di depanku.

Alasan aku sebal dengan seluruh pegawai rumah sakit ini adalah , karena aku yang tidak memiliki teman . Hari pertama magang aku masih mempunyai teman namun beberapa hari kemudian mereka menjauhiku lalu mencibirku hanya karena aku tidak mampu mengambil sampel darah dari partner ku kemarin , huh sungguh menyebalkan sekali bukan .

Usai menggerutu sambil menyuapi makanan kedalam mulutku aku berdiri dari dudukku setelah dirasa makanan yang aku makan sudah berhasil dicerna kedalam perutku . Aku pun mengambil nampan dan meletakkan beberapa piring dan mangkuk kotor ke dalam bak pencuci piring besar yang ada disudut ruangan yang sudah di sediakan di sana . aku tersenyum sambil mengucapkan terima kasih ke beberapa koki yang memasakkan makanan lezat untuk ku , akh , maksudku untuk kami semua .

.

.

.

Bertemu kembali ...

Setelah dari cafetaria Aku pun berjalan berkeliling di rumah sakit ini , membuka beberapa pintu pasien dan mencoba akrab pada mereka walaupun pada akhirnya aku harus diusir oleh suster yang berjaga di sana karena ini bukan jadwal jaga dan kunjunganku . Huhf menyebalkan .

Aku kembali berjalan sampai akhirnya aku berhenti di salah satu atap rumah sakit yang disulap menjadi taman buatan yang terlihat sangat cantik . taman ini sangat luas dan ada beberapa orang yang berada di sekitar sini sekarang , mataku menatap lurus ke arah depan sambil melihat bangunan-bangunan tinggi yang ada di hadapanku saat ini lalu mataku melirik kebawah dan wow , itu sangat tinggi sekali pikir ku , aku pun memundurkan sedikit tubuhku agar tidak terjatuh .

Usai menyantaikan diriku , aku pun segera keluar menuju lantai dasar. Kini di lantai dasar masih terlihat sangat ramai dengan para pasien yang masuk atau yang hanya sekedar berjalan santai saja di sana . Aku masih melangkahkan kakiku sampai akhirnya seorang perawat menghampiriku dengan nafas yang tersengal-sengal , aku yakin dia pasti habis berlari saat itu .

" Ada apa sus ...? , Apa yang terjadi ..? " Tanya ku seraya memasang wajah bingung dan melirik kearah nametag yang dia pakai dan sudah kuketahui namanya adalah "Anna?"

" Hosh.. hosh.. " hembusan nafas lelah dari sang suster

" Lebih baik atur nafasmu terlebih dahulu suster Anna " suruh ku pada Anna yang masih terlihat lelah

Anna pun mengatur nafasnya dan mencoba untuk merilekskan dirinya hingga aku yang berada di dekatnya bisa melihat dengan jelas dan siap mendengarkan apapun yang akan Anna katakan saat itu .

" Seorang pasien VIP membutuhkan Dokter " ucap Anna pada akhirny

Aku yang mendengarnya pun menaikkan sebelah alisku tanda bingung . Ruang VIP ataupun pasien VIP bukan tanggung jawab dari anak magang seperti ku atau yang lainnya , pasien VIP bisa dibilang pasien EMAS yang tidak menyukai kesalahan dan kefatalan sedikitpun termasuk dalam hal DOKTER yang berjaga disana . dokter-dokter VIP juga sudah sangat pro dibidangnya mereka jarang melakukan kesalahan bahkan hampir tidak pernah melakukan kesalahan dalam mendiagnosa atau memberikan obat yang akan diminum oleh para pasien VIP itu . Perawat yang berjaga disana juga sangat ahli dan perawat disana lebih terlihat seperti seorang model ketimbang seorang perawat dan cita-cita ku bukan untuk menjadi Dokter dikelas VIP tapi cita-citaku hanya menjadi Dokter bedah yang berada diruang Operasi dan menumbuhkan harapan untuk kehidupan para pasien , aku ingin membantu pasien dengan kedua tanganku ini pikir ku .

Setelah beberapa menit terdiam aku pun segera menggelengkan kepalaku pelan untuk menarik kembali kesadaran ku saat ini .

" Apa Dokter lain tidak ada ? , Aku akan menyalahi aturan jika aku pergi ke sana sus " ucap ku dengan wajah bingung

" Oh tuhan , itu dia titik masalahnya sekarang Hellen " ucap nya hingga membuat aku yang mendengarnya merasa bingung dan mengerutkan keningku

" Bisakah kau melangkahkan kaki malasmu itu menuju ruang VIP sekarang , Hellen !! " Sambungnya lagi hingga membuat ku semakin bingung dan juga heran dengan ucapan-ucapan nya saat ini

" Tid— " ucap ku ingin menolak namun terpotong oleh suaranya lagi

" Asal kau tau Hellen . Pasien itu sendiri yang memintamu untuk menanganinya , jika tidak untuk apa aku susah-susah mencari mu sampai lelah seperti ini " ucap Anna memotong ucapan ku dengan wajah penuh emosi

Oke . aku yang mendengarnya pun bertambah bingung saat itu , belum selesai dengan kebingunganku tiba tiba Anna langsung menarik kedua tanganku menuju Lift dan menakan tombol 12 untuk menuju ke lantai khusus pasien kelas VIP.

"Aku benar-benar tidak mengerti suster Anna " ucap ku masih memasang wajah bingungku

" Tentu , semua Dokter VIP juga tidak mengerti kenapa pasien tampan itu memilihmu untuk merawatnya " Ucap Anna gemas seraya menatap kearah ku dengan tatapan sulit di artikan

" Apa ?? " Ucap ku shock saat mendengar penjelasan dari suster Anna lagi

Aku merasa benar-benar terkejut sejak tadi pasalnya pasien itu sendiri yang meminta ku untuk merawatnya . Aku merasa ini aneh dan membingungkan bagaimana tidak aku bahkan tidak mengetahui siapa sosok pria yang di ucapkan Anna tadi dan aku bahkan belum pernah menginjakkan kakiku di ruangan VIP itu pikirku .

" Lakukan ini dengan benar Hellen , karena jika kau melakukan kesalahan yang sering sekali kau lakukan itu , aku tidak tau apa yang akan dilakukan oleh pihak rumah sakit terhadapmu nantinya " ucap Anna memperingati ku

Aku pun meneguk ludahku dengan kasar , aku sedikit kesal tapi perasaan takut lebih mendominan saat ini hingga membuatku jadi berkeringat dingin saat ini .

" Aku akan menusukkan jarum infus dengan benar nanti " ucap ku pasrah namun masih berkeringat dingin karena merasa takut dan banyak lagi yang aku rasakan saat ini

" Tentu , karena sekarang nasibmu berada diujung jarum infus itu " ucap Anna dan itu membuat mental ku bertambah tidak baik . Rasa takut dan gugup bercampur menjadi satu saat ini belum lagi rasa-rasa yang lain nya .

Aku menahan nafas ku lalu menghembuskan nya dengan pelan setelah aku dan Anna keluar dari lift tersebut .

Aku berjalan gugup menuju ruangan VIP , ini kali pertama bagiku untuk menginjakkan kakiku dilantai khusus ini karna sebelumnya aku hanya mendengarkan cerita-cerita dari beberapa perawat yang mendapat kesempatan untuk berada disana .

Aku melewati beberapa Dokter yang menatap ku dengan tatapan menakutkan , mereka menatapku seolah berkata " lakukan dengan baik atau kau akan tamat " pikir ku hingga membuat ku bertambah takut saat itu .

Aku menghentikan langkahku di depan ruangan yang bernomorkan 1220 , aku mengetuk perlahan pintu tersebut dan segera membuka pintu ruangan itu namun aku menahan pintu itu saat melihat Anna sang perawat yang memanggilku tadi dan beberapa Dokter yang hanya berdiri dibelakangku tidak ikut masuk kedalam ruangan tersebut hingga membuat aku benar-benar bingung melihat nya .

" Ehm.. , a..apa Kalian tidak ikut masuk ? " Tanyaku dengan wajah bingung

" Dia tidak mengizinkan siapapun untuk masuk kedalam selain kau Hellen " sahut Anna

Ucapan Anna tanpa sadar membuat tanganku bertambah gemetar dan takut , aku pun hanya bisa mengangguk paham saat itu , ku membuka pintu tersebut dan masuk kedalam ruangan 1220 itu lalu menutupnya kembali .

Aku berjalan menuju sisi ranjang rumah sakit dan di sana terlihat seorang pria sedang membaca majalah yang menutupi wajahnya .

" Pe...permisi , saya Hellen Keller " ucap ku dengan nada sangat gugup namun sebisa mungkin aku menahannya untuk tetap tenang

" Saya yang akan memeriksa anda , Tuan " sambung ku lagi dan mencoba untuk mendekat kearahnya

Saat aku hendak menyentuh tangan nya dan mencoba mencari denyut nadinya tiba-tiba orang itu menjatuhkan majalah yang tengah di bacanya hingga membuat aku yang berada di dekatnya pun terkejut .

Sebuah senyuman . akh tidak , lebih tepatnya sebuah seringai kecil ada di wajahnya saat ini Aku yang melihatnya pun langsung memundurkan kakiku secara perlahan .

Tatapan mata hitam itu membuat aku takut hingga membuat tubuhku mundur , tatapan tajam yang aku lihat saat ini sama persis seperti tujuan tahun silam .

Seringai itu semakin jelas di perlihatkan di wajahnya hingga membuatku bertambah takut saat melihatnya .

" Dokter mengapa kau menjauh ? , aku ini pasien mu yang harus kau periksa " ucapnya dengan nada dan wajah yang menyeramkan menurut ku

Bahkan di akhir kalimat dia masih tersenyum miring padaku dan jenis senyuman itu mengatakan seolah " aku berhasil menemukan mu " pikirku .

" Ak... " Ucap ku gugup dan terpotong

" Lama tidak bertemu dengan mu Nona Hellen Keller . Atau haruskah aku memanggil my dengan sebutan Ell " Ucap pria itu dengan wajah yang sulit di artikan

Aku terdiam di tempat ku seraya meremat ujung bajuku dengan kuat . orang itu adalah orang yang sama dengan yang Tujuh tahun lalu saat aku menemukannya dan melihatnya tengah melakukan pembunuhan saat itu . orang yang menghantuiku setiap malam dan orang yang selalu membuat ketakutan hingga dengan susah payah aku melupakan sosok tersebut namun saat ini nasib sial masih terus menimpaku hingga aku di pertemukan kembali dengan sosok pria tersebut .

" Dokter mendekatlah atau aku yang akan mendekat kearah mu ? " Ucap nya lagi sambil menatap tajam kearah ku hingga membuat ku reflek dan semakin memundurkan tubuhku kebelakang

Aku pun menggelengkan kepalaku dengan sangat ketakutan bahkan keringat kini sudah sukses membuat wajahku basah . saat aku semakin ketakutan tiba-tiba senyumnya mengerikan itu terlihat semaki jelas di mataku hingga membuat tubuhku semakin bergetar .

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!