Hai para readers semuanya...
Perkenalkan ini karya novel ke-3 ku, bisa di bilang sih ke-2 ya. Karena, karya pertama kurang di minati.
Dan karya ke-2 atau bisa di bilang karya pertama, alhamdulillah ada peminatnya dan sudah lumayan.
Mohon maaf jika Author belum bisa kasih karya yang bagus untuk kalian semua 🙏🙏
Tapi Author akan usahakan untuk membuat kalian semua gereget dengan alur ceritanya dan bisa menjadi bawang ketika kalian membacanya nanti hehe... 🙏🙏
Terima kasih juga untuk kalian yang masih setia mendukung Author dari awal sampai saat ini. Semoga kalian selalu sehat, dan di mudahkan segala rezekinya. Aamiin yarabb 🤲😇
Di sini Author mau sedikit memberikan perkenalan nama-nama tokoh yang berperan penting dalam novel ini.
Suci Permata Sari merupakan peran wanita utama yang sangat penting, dia adalah seorang wanita cantik berusia 24 tahun yang selalu berpenampilan serba tertutup dengan menggunakan hijabnya.
Suci adalah seorang istri dari Dimas Hartawan yang sangat baik, ramah, perhatian, setia dan penurut dengan semua perkataan suami atau mertuanya tanpa membantah sedikit pun.
Suci merupakan anak yatim piatu yang ditinggal oleh ibu kandungnya di saat melahirkannya. Sedangkan bapaknya meninggal dunia di saat Suci dan Dimas baru saja selesai melangsungkan akad pernikahan mereka.
Bapaknya Suci meninggal di karena kan beliau mengalami serangan jantung yang secara mendadak dan telah di nyatakan meninggal dunia di saat itu juga.
Dimas Hartawan merupakan peran pria utama yang sangat penting untuk mendukung peran utama wanita.
Dimas adalah suami dari Suci Permata Sari yang baik, perhatian, ramah, dan sangat tampan berusia 26 tahun. Dimas memiliki keluarga yang terdiri dari kedua orang tua dan seorang adik perempuan.
Dimas bekerja sebagai CEO di perusahaan MASHAR GROUP yang baru saja mulai di dirikan Dimas sejak ia menginjakkan kakinya bersekolah di SMK.
Dimas terkenal dengan anak yang sangat rajin, tekun, dan bersemangat saat bekerja.
Bahkan di saat teman-temannya baru saja lulus dan telah sibuk mencari-cari tempat kuliah yang sangat bagus supaya bisa secepatnya mendapatkan pekerjaan yang layak.
Namun, berbeda dengan Dimas yang malah di saat lulus sekolah ia sudah berhasil membangun perusahaan sendiri.
Tuan Angga Wirawan adalah Ayah kandung dari Dimas yang berusia 47 tahun. Tuan Angga merupakan seorang CEO di perusahaan peninggalan keluarganya sendiri yang bernama WIRAWAN GROUP.
Tuan Angga terkenal sebagai mertua yang sangat baik bahkan lemah lembut kepada menantunya bernama Suci yang sudah di anggap sebagai anaknya sendiri.
Bahkan Tuan Angga selalu membela Suci di depan istri dan anaknya sendiri yang terus menerus menyalahkan Suci atas segalanya yang bukan merupakan murni dari kesalahan Suci.
Nyonya Sasmita adalah Ibu kandung dari Dimas yang berusia 45 tahun. Nyonya Mita terkenal dengan sebutan mertua yang hanya mementingkan omongan tetangga serta keegoisannya sendiri tanpa mau mengerti perasaan orang lain.
Nyonya Mita dan Suci memang tidak pernah akur semenjak beliau mengetahui bahwa menantunya itu di vonis tidak bisa memiliki seorang anak.
Bahkan yang ada di pikiran Nyonya Mita saat itu yaitu Suci merupakan seorang wanita yang tidak akan bisa memberikan seorang keturunan atau bisa disebut dengan mandul.
Sedangkan sang dokter telah memberi tahu jika kemungkinan ada 5% peluang mereka agar bisa memiliki seorang anak. Tetapi itu tidak membuat Nyonya Mita membuka kembali hatinya untuk menantu yang awalnya di sayang kini menjadi menantu yang sangat di bencinya.
Nyonya Mita menutup rapat-rapat hatinya untuk Suci karena sudah jelas di matanya Suci bukanlah wanita yang sempurna, melainkan hanyalah seorang wanita mandul yang tidak berguna.
Apa boleh di kata, pernikahan tanpa seorang keturunan itu bagaikan sayur tanpa garam. Rasanya akan hambar!
Karena setiap orang yang telah menikah pasti mereka sangat menginginkan buat hati hasil dari percintaan sepasang suami istri yang bisa melengkapi keluarga kecil mereka.
Vina Ananda adalah seorang gadis berusia 21 tahun yang sangat cantik dengan lekuk tubuhnya yang terbentuk sangat indah.
Vina juga merupakan adik kandung dari Dimas yang sangat ia sayangi. Hanya saja Vina telah salah pergaulan sehingga menjadikan dirinya keras kepala serta susah untuk di arahkan.
Vina yang memang adalah anak bontot dari Nyonya Mita yang sejak kecil hingga saat ini selalu dimanjakan, sehingga membuat Vina besar kepala dan menjadi wanita yang selalu berlindung di belakang sang Mamah.
Hubungan Vina dan Suci dari awal di saat Dimas melakukan ta'aruf dengan Suci pun Vina tidak menyukai sosok Suci yang terlihat sangat kuno dan tidak modelis.
Vina sempat menjodohkan Abangnya dengan teman-teman tongkrongannya yang menurut Vina sangat cocok dengan abangnya itu.
Tetapi Dimas malah tetap memilih Suci untuk menjadi pendampingnya.
Hal inilah yang membuat Vina merasa sangat kesal dan tidak terima dengan pernikahan mereka. Sampai seketika, Vina pun beberapa kali mencoba menggagalkan pernikahan Dimas dan Suci hampir 3 kali.
Namun di pernikahan yang ke-3 Dimas berhasil mengatasi sikap keras kepalanya dan kelicikannya Vina yang selama ini adalah dalang dari sabotase pernikahan mereka yang telah gagal 2 kali itu.
Dan akhirnya Dimas dan Suci berhasil resmi menjadi suami istri, yang malah mendapat kejutan bahwa Bapaknya Suci telah meninggal dunia karena serangan jantung di hari pernikahan tepat setelah selesai ijab kabul.
Monalisa Prayanti adalah wanita cantik dan anggun dengan usia 22 tahun yang berpenampilan sedikit terbuka. Lisa juga merupakan asisten dari Dimas di perusahaan MASHAR GROUP.
Lisa pun selalu membantu dalam mengurusi semua pekerjaan Dimas. Lisa sudah bertahun-tahun bekerja di perusahaan MASHAR GROUP dan bahkan sudah menjadi salah satu orang kepercayaan Dimas.
Awalnya keluarga Dimas berpikir bahwa Lisa adalah pasangan yang cocok untuk Dimas. Namun, mereka salah. Dimas malah memilih wanita lain yang baru di kenalnya bernama Suci.
Dimas dan Suci beberapa kali bertemu di rumah makan sederhana yang Suci serta bapaknya kelola berdua untuk mencari sumber penghasilan agar bisa menghidupi mereka berdua.
Sampai akhirnya Dimas memberanikan diri untuk meminta izin kepada Bapaknya Suci untuk mendekati Suci dan mempersunting Suci menjadi istrinya.
Awalnya Bapaknya Suci tidak langsung setuju dan memikirkan semuanya matang-matang, karena status keluarga Suci dengan Dimas sangat berbeda jauh bagaikan langit dan bumi.
Keluarga Suci adalah keluarga sederhana yang jika mau memakan makanan enak saja harus kerja keras terlebih dulu dan itu pun setahun hanya bisa terhitung jari.
Bahkan saat mereka sedang makan enak, Suci dan bapaknya masih harus memikirkannya berkali-kali. Apakah besok mereka masih bisa makan ataukah harus berpuasa?
Sedangkan keluarga Dimas adalah keluarga yang sangat mapan dan kaya raya, sehingga mereka bisa makan enak setiap saat tanpa harus memikirkan besoknya.
Sekilas info perkenalan karakter tokoh dari Author 🙏🙏
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai para readers semuanya 🤗
Perkenalkan ini adalah karya novel ke-3 Author loh 🤩
Semoga kalian menyukainya ya 🤝
Dukung Author terus dengan cara berikut :
Like 👍
Komen 📨
Favorite ❤️
Rate 🌟
Dan tidak lupa selipkan hadiahnya ya 😍🙏
Bunga, kopi atau sebagainya pun tak apa kok malah lebih bagus lagi pundi-pundi receh yang berterbangan di karyaku ini hihi 😆😜
Terima kasih 🙏🙏
Papaaayyy~~~ 🤗🤗
“Saudara Dimas Hartawan bin Angga Wirawan, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Suci Permata Sari binti Achmad Sholeh dengan maskawin berupa alat Shalat dengan perhiasan lengkap seberat 500 gram, dibayar tunai” ucap bapaknya Suci dengan tegas dan lantang sambil menatap Dimas.
“Saya terima nikah dan kawinnya Suci Permata Sari binti Achmad Sholeh dengan maskawin tersebut, dibayar tunai” jawab Dimas dengan satu tarikan napas dengan sangat tegas.
“Bagaimana para saksi?” ucap sang penghulu menatap para saksi.
“Sah...” teriak semua orang seisi gedung dengan sangat keras.
Dan tiba-tiba saja bapaknya Suci melepaskan tangannya dari genggaman tangan Dimas, kemudian beliau memegang dadanya.
"Hah... hah... hah..." nafasnya pun sudah mulai tidak beraturan.
Semua yang ada di sana langsung berbondong-bondong menolong bapaknya Suci sampai ada yang langsung inisiatif untuk menelepon ambulans.
"Hiks... Bapak, kenapa Pak?" Suci menangis sambil menatap bapaknya yang sudah berada di pelukan Dimas.
"Dimana obat Bapak?" tanya Dimas sambil menatap Suci dengan perasaan cemas.
"Suci tidak tahu mas hiks... Biasanya Bapak selalu membawanya di tas kecil. Tapi Suci sudah mencarinya barusan dan obatnya juga tidak ada hiks.. Bagaimana ini mas, Suci takut" ucap Suci yang sudah mulai panik dengan melihat kondisi Bapaknya.
"Di-dimas, Ba-bapak ti-titip Su-suci. Ja-jaga di-dia de-dengan ba-baik" ucap Bapaknya Suci dengan terbata-bata.
"Pasti, Pak. Bapak harus kuat ya, mereka sudah memanggilkan ambulans untuk membawa Bapak ke rumah sakit. Sabar ya Pak" saut Dimas dengan nada khawatir sambil menatap wajah Bapaknya Suci.
"Hiks... Bapak tidak boleh berbicara seperti itu, Suci tidak mau kehilangan Bapak. Ayo Bapak harus kuat untuk Suci, Bapak belum lihat perut Suci yang nanti akan membesar kan hiks... Jadi bapak tidak boleh pergi dulu sampai Suci dan Mas Dimas memberikan cucu untuk Bapak" Suci terisak dengan keadaan air mata yang terus menerus mengalir deras.
Dan tidak lama kemudian Bapaknya Suci pun menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya dan membuat Suci menangis tersendu-sendu.
"Hiks... Bapak kenapa tega ninggalin Suci, kenapa Pak? Kenapa!!!" teriak Suci dengan penuh kehancuran.
Nyonya Mita yang melihat keadaan Suci kini merasa sangat kasihan dan mencoba untuk merangkul Suci agar bisa membuatnya tenang.
"Sudah, Nak. Ikhlaskan Bapakmu, biar dia bisa pergi dengan sangat tenang. Dan ingatlah, kamu masih punya kami semua" ucap Nyonya Mita sambil memeluk Suci dengan menumpahkan segala kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah Suci dapatkan sejak lahir.
"Kami juga orang tuamu, Nak. Kamu sudah menjadi menantu kami sekarang, jadi jangan pernah beranggapan bahwa kami adalah orang lain" ucap Tuan Angga dengan sangat lembut.
...*...
...*...
Di kediaman rumah keluarga Dimas
Semua orang sudah pergi meninggalkan gedung pernikahan untuk kembali ke rumah masing-masing. Suci dan Dimas serta keluarganya juga sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian serba hitam.
Yang awalnya mereka memakai pakaian yang begitu bahagia di lambangkan dengan warna putih, kini malah berganti dengan warna hitam melambangkan kegelapan serta kesedihan yang teramat mendalam.
Dimas saat ini telah sibuk untuk mengurus semua yang bersangkutan dengan pemakaman. Sedangkan Suci selalu setia menunggu Bapaknya yang tertidur sangat pulas dengan tubuhnya yang sudah tertutup kain putih.
"Suci akan mulai untuk mencoba mengikhlaskan semuanya Pak, semoga Bapak di sana tidak akan merasakan kesakitan lagi seperti di sini" ucap Suci yang berada di pelukan Nyonya Mita.
Sampai akhirnya Dimas sudah selesai dengan urusannya, dan saatnya kini Bapaknya Suci telah siap untuk di kebumikan.
...*...
...*...
Bapaknya Suci di kebumikan tepat di sebelah makam Ibu kandung Suci yang memang dari dulu tanahnya sudah di pesan oleh sang Bapak agar ketika ia meninggal dunia nanti, ia ingin di makamkan bersebelahan dengan sang Istri.
Perlahan demi perlahan tanah mulai menutupi seluruh tubuh Bapaknya Suci sampai terbentuk gundukan tanah menjulang tinggi dan panjang, tak lupa atasnya di tancapkan papan nisan yang bertuliskan nama Bapaknya Suci.
Suci yang sudah tidak kuat menahan sesak di dalam dadanya seketika pingsan dan membuat semua yang ada di sana menjadi panik.
Dimas yang melihat keadaan Suci tidak memungkinkan, ia pun langsung menggendong Suci dan membawanya pulang, sedangkan pemakaman di urus oleh sang Papah.
...*...
Di dalam mobil
Dimas meletakan Suci di kursi belakang dengan bantalan paha sang Mamah. Sedangkan Vina duduk di depan bersama Dimas.
Dimas langsung mengemudikan mobilnya menuju rumah. Namun, di tengah-tengah perjalanan Vina kembali bereaksi.
"Ck! Bisanya hanya menyusahkan orang saja" gumam Vina yang masih bisa terdengar.
"Dek, dia itu sekarang Kakak iparmu, jadi jaga sikapmu dengan dia, paham!!" bentak Dimas sambil menatap kesal ke arah Vina.
"Sudah jangan pada ribut, cepat bawa Suci ke rumah supaya dia bisa segera beristirahat. Kasihan dia sangat terpukul dengan kejadian hari ini" ucap Nyonya Mita sambil mengelus kepala Suci.
"Awas saja, akan aku buat hidupmu seperti di neraka. Karena gara-gara dirimu, Abang Dimas selalu menolak semua teman-temanku dan aku pun telah di jauhi oleh mereka semua !" ucap Vina di dalam hatinya dengan penuh dendam.
Dimas kembali fokus dengan setir mobilnya supaya segera sampai ke rumah. Hingga akhirnya tidak membutuhkan banyak waktu kini mobil Dimas sudah berhenti di depan halaman rumah.
Dimas keluar mobil lalu menggendong tubuh Suci kemudian berjalan dengan cepat menuju kamar Dimas yang diikuti oleh Nyonya Mita. Sedangkan Vina malah pergi ke arah kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di kasur.
Dimas meletakkan Suci secara perlahan di atas kasurnya. Nyonya Mita duduk di samping Suci sambil mengolesi minyak kayu putih menggunakan tangannya kemudian di masukkan ke dalam kerudung Suci yang membuat Dimas langsung menghadap ke belakang.
Setelah selesai Nyonya Mita mengarahkan botol minyak kayu putih ke arah hidung Suci. Dengan hitungan detik Suci terbangun dengan mengerjapkan matanya.
"Erghh..." suara leng*kuhan Suci yang membuat Dimas kembali menghadap Suci.
"Alhamdulillah kamu sudah bangun" ucap Nyonya Mita sambil menutup minyak kayu putih dan menaruhnya di meja kecil samping tempat tidur.
"Hiks... Bapak, di mana bapak Mah, Mas. Hiks... Suci mau ketemu Bapak" Suci langsung duduk dengan keadaan menangis.
Nyonya Mita langsung memeluk Suci untuk mencoba menenangkannya, namun ia tidak berhasil.
Kini saatnya Dimas untuk mencoba menenangkan istrinya dengan keadaan yang masih sangat kaku. Nyonya Mita yang melihat kekakuan Dimas pun langsung keluar dari kamar dan menutup pintu untuk membiarkan mereka mengobrol berdua.
"Mas, Bapak kenapa ninggalin Suci secepat ini hiks... Suci belum bisa menerima kepergian Bapak hiks..." ucap Suci sambil terisak di dalam pelukan Dimas.
"Sabar, Dek. Mas yakin kamu bisa jadi wanita yang kuat, kepergian Bapak bukan menjadi suatu alasan untuk kamu terus menerus menangis seperti ini. Kasihan bapak jika kamu seperti ini, langkah bapak akan terasa sangat berat di sana, Dek"
Dimas mencoba untuk menenangkan Suci dengan mengusap dan sesekali mencium pucuk kepala Suci dengan sangat lembut. Sampai akhirnya Suci berhenti dari tangisannya dan tertidur di pelukan Dimas.
Dengan perlahan Dimas mencoba menidurkan Suci supaya badannya tidak merasakan sakit karena menekuk dalam pelukannya Dimas.
Lalu, Dimas mengecup kening Suci sesekali mengelus kepala Suci dengan penuh kasih sayang, dan meninggalkan kamar tersebut supaya Suci bisa beristirahat dengan keadaan tenang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai para readers semuanya 🤗
Perkenalkan ini adalah karya novel ke-3 Author loh 🤩
Semoga kalian menyukainya ya 🤝
Dukung Author terus dengan cara berikut :
Like 👍
Komen 📨
Favorite ❤️
Rate 🌟
Dan tidak lupa selipkan hadiahnya ya 😍🙏
Bunga, kopi atau sebagainya pun tak apa kok malah lebih bagus lagi pundi-pundi receh yang berterbangan di karyaku ini hihi 😆😜
Terima kasih 🙏🙏
Papaaayyy~~~ 🤗🤗
1 tahun telah berlalu. Kini, kehidupan pernikahan Suci dan Dimas sedikit goyang hanya karena saat ini Suci belum bisa memberikan keluarga Dimas seorang cucu.
Bahkan saat ini pula Dimas sangat sibuk dengan pekerjaannya, ia selalu pulang larut malam dan berangkat sangat pagi sekali untuk bekerja.
Perusahaan Dimas semakin hari semakin meningkat yang membuat ia selalu keteteran saat mengerjakan semua dokumen-dokumen yang tertinggal. Tidak lupa pula, Suci selalu mengirimkan makan siang untuk Dimas dan mengantarkannya ke kantor.
Mashar Group adalah nama kantor Dimas yang dari awal hingga saat ini berkembang sangat pesat. Di saat Dimas sedang sibuk dengan pekerjaannya kemudian ia di kagetkan dengan suara ketukan pintu.
Tok... tok... tok...
“Ya, masuk” ucap Dimas sambil menatap dokumen-dokumennya.
“Assalamualaikum, Mas” Suci mengucapkan salamnya dengan nada yang sangat lembut serta di lapisi senyuman manisnya.
Kemudian, Suci masuk ke dalam ruangan kerja Dimas tak lupa ia menutupnya kembali.
“Waalaikumsalam, Dek. Tumben kamu ke sini di jam seperti ini? Biasanya pas jam makan siang” ucap Dimas sambil menatap Suci.
Suci pun berjalan untuk mendekati Dimas lalu ia mencium tangan Dimas penuh kehormatan.
“Iya, Mas. Habisnya Suci bingung mau kemana lagi, di rumah lagi sepi. Mamah dan Papah lagi pergi, lalu Vina juga kan jarang ada di rumah” jawab Suci.
“Ya sudah kamu istirahat dulu gih di kamar, Mas masih banyak kerjaan. Makanannya taruh di meja saja nanti pas jam makan siang baru kita makan bersama” ucap Dimas sambil kembali mengecek semua dokumennya.
“Maaf ya, Mas. Suci ke sini sudah mengganggu pekerjaan Mas Dimas. Kalau begitu, Suci pulang saja ya biar Mas Dimas lebih fokus” jawab Suci dengan menunjukkan wajahnya yang merasa bersalah.
Dimas yang mendengar ucapan Suci pun langsung menoleh ke arah Suci dan menarik tangan Suci hingga akhirnya ia duduk di pangkuan Dimas.
“Astaghfirullah, Mas Dimas. Ini kantor loh, nanti kalau ada yang masuk bagaimana? Suci malu” ucap Suci sambil menatap Dimas dan ingin kembali bangun, namun Dimas langsung memeluk Suci dengan sangat erat.
“Biarkan seperti ini sebentar saja, Dek. Mas lagi benar-benar lelah. Hanya kamu yang menjadi penguat untuk Mas” ucap Dimas sambil memeluk Suci.
Suci yang merasakan suaminya butuh sandaran ia pun langsung mengelus tangan Dimas dengan sangat lembut. Sehingga akhirnya mereka berpelukan hampir 10 menit lamanya dengan saling terdiam dan cukup merasakan kasih sayang satu sama lain dengan pelukan tersebut.
Dimas kemudian melepaskan pelukannya lalu ia mencium kening Suci sambil berkata “ Alhamdulillah... Terima kasih ya Dek. Kamu selalu bisa menjadi obat untuk Mas dan kamu juga bagaikan charger yang bisa mengisi semua kekuatan tenaga Mas supaya bisa kembali pulih”
“Sama-sama, Mas. Itu sudah kewajiban seorang istri yang selalu menyenangkan hati suaminya. Ya sudah Mas kerja dulu. Suci mau ke pantri untuk membuatkan Mas teh hangat supaya tenaga Mas kembali semangat” jawab Suci sambil tersenyum dan berdiri di hadapan Dimas.
Dimas hanya bisa tersenyum lebar sambil mengedipkan matanya perlahan dan berbarengan dengan menganggukkan kepalanya. Suci pun keluar dari ruangan Dimas, kemudian ia tersenyum dengan sekretarisnya Brian.
“Siang, Bu Suci” Lisa pun berdiri sambil tersenyum dan sedikit menundukkan badanya dengan hormat.
“Eh, Lisa. Bagaimana kabarmu, suamiku bilang katanya kemarin selama 3 hari kamu tidak masuk kerja karena sakit. Memangnya sakit apa?” tanya Suci.
“Ya, Bu. Kemarin-kemarin asam lambung saya naik karena memakan makanan pedas hehe. jadi harus di opname selama 3 hari” jawab Lisa sambil tersenyum.
“Astaghfirullah, kamu ini bandel banget ya. Kan sudah aku bilang jangan makan-makanan pedas, perut kamu itu tidak cukup kuat jadinya begitu kan” ucap Suci sambil menggelengkan kepalanya menatap Lisa yang cengengesan.
“Hehe... Hoya, Ibu Suci mau kemana?” tanya Lisa dengan wajah penasaran.
“Kebiasaan ya kamu, Lis. Kan sudah aku bilang panggil aku Suci saja tidak usah ada embel-embelan Ibu. Aku sudah menganggap kamu seperti sahabatku loh” saut Suci sambil memegang tangan Lisa.
“Tapi saya tidak enak, Bu. Kalau Tuan Dimas tahu bisa-bisa saya di pecat nanti. Bagaimana kalau jika kita sedang berdua saja, saya manggilnya Mbak Suci biar lebih sopan dari pada Suci saya enggak enak Mbak lagian umur saya di bawah Mbak Suci. Dan kalau di depan banyak orang baru saya panggil Ibu” tanya Lisa sambil memegang tangan Suci.
“Ya, sudah gimana kamu saja, Lis. Yang penting aku kurang nyaman dengan sebutan itu, kesannya aku terlalu bagaimana gitu” ucap Suci.
“Sudahlah, Mbak. Tidak apa-apa kok, harusnya Mbak senang dong bisa mendapatkan Tuan Dimas yang di luaran sana masih banyak sekali wanita mengantre untuk bisa mendapatkannya termasuk aku hehe...” ucap Lisa dengan tertawa.
“Ya ampun, kamu itu bisa saja menggoda aku loh Lis. Tapi, apa kamu masih menyukai suamiku hem...” goda Suci sambil menyenggol bahu Lisa.
“Enggak dong, Mbak. Aku sudah ikhlas, dan aku pun sudah move on. Malah aku senang Tuan Dimas bisa mendapatkan wanita cantik, sholehah, dan baik lagi seperti Mbak Suci ini. Jadi aku tenang, tapi kalau wanita centil yang mendapatkan Tuan Dimas, wah... Bisa aku unyel-unyel palanya” ucap Lisa sambil *******-***** tangannya layaknya seseorang yang sedang mengasih pelajaran.
“Aish... Kamu ini ada-ada saja. Ya sudah, aku ke pantri dulu ya. Mau buatkan suamiku minuman, apa kamu mau menitip sesuatu biar aku buatkan sekalian” ucap Suci sambil menawarkan sesuatu.
“Tidak usah, Mbak. Nanti kalau aku pengen pun aku bisa bikin sendiri kok, Mbak bikinin buat Tuan Dimas saja jangan lupa buatinnya pakai cinta biar tambah kelepek-kelepek kaya ikan di darat heheh...” goda Lisa.
“Sudahlah, jika aku terus mengobrol denganmu tidak akan jadi-jadi minumannya. Aku ke sana dulu ya...” saut Suci sambil berjalan menuju pantri.
“Semoga cinta mereka berdua akan selalu bahagia, amin ya Allah. Iri sebenarnya melihat kemesraan mereka, kapan ya aku bisa seperti mereka? Aish... Sudahlah Lisa ayo fokus kerja. Masa depanmu menunggumu di sana, masalah jodoh biar Tuhan yang mengaturnya semoga masih ada orang yang seperti Mas Dimas” gumam Lisa sambil kembali bekerja.
Suci yang sudah memasuki pantri pun langsung di sambut hangat oleh para OB di sana.
“Bagaimana pekerjaan kalian semua, apa ada kendala?” tanya Suci sambil membuatkan teh untuk Brian.
“Alhamdulillah, Bu. Semuanya lancar saja sejauh ini tidak ada kendala apa pun kok” ucap OB wanita.
“Bu Suci, tumben sebelum jam makan siang sudah di sini. Apa jangan-jangan kangen ya sama Tuan Dimas ekhem... ekhem... Aduh kayanya aku keselak deh...” ucap OB wanita lainnya.
“Ya ampun, ayo minum dulu ini hati-hati” ucap Suci yang langsung memberikan air minum kepada OB wanita itu dengan perasaan cemas.
OB yang satunya pun hanya tertawa saat melihat temannya terpaksa meminum air yang di berikan Suci untuknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai para readers semuanya 🤗
Perkenalkan ini adalah karya novel ke-3 Author loh 🤩
Semoga kalian menyukainya ya 🤝
Dukung Author terus dengan cara berikut :
Like 👍
Komen 📨
Favorite ❤️
Rate 🌟
Dan tidak lupa selipkan hadiahnya ya 😍🙏
Bunga, kopi atau sebagainya pun tak apa kok malah lebih bagus lagi pundi-pundi receh yang berterbangan di karyaku ini hihi 😆😜
Sayang kalian banyak banyak ❤️❤️❤️
Terima kasih 🙏🙏
Papaaayyy~~~ 🤗🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!