" Aku dengar kamu tak hadir lagi dalam kelas memasak . " Ucap seorang laki laki seketika menghentikan kunyahan di mulut Firda . Wanita itu meletakan sendok dan garpu di tangan nya keatas piring, kemudian ia menatap wajah tampan di hadapannya dengan mata tajam .
" Aku lelah mas , aku merasa tak enak badan makanya aku absen selama 3 hari ini . " Ucap Firda berbohong. Sebenarnya itu hanya alasan nya saja karena tak mau melakukan hal yang tak ia sukai .
" Oh begitu . Ya aku harap kamu tak berbohong kalau sampai aku tau kamu berbohong aku akan memberimu hukuman yang sepantasnya di dapatkan oleh istri pembohong . " Ucap laki laki itu lagi yang membuat Firda menghela nafas nya lelah . Ia memang sungguh lelah dengan laki laki di hadapannya .
Semenjak menikah suaminya itu selalu menyuruh nya melakukan hal hal yang tak ia sukai . Entah apa alasan laki laki itu Firda pun tak tau , yang ia tau suaminya itu ingin dirinya menjadi istri yang sempurna baik di mata nya ataupun di mata orang lain .
" Boleh aku menjenguk ibu besok ?" Tanya Firda dengan menundukkan kepalanya tanpa mau menatap laki laki di hadapannya . Ia takut laki laki itu akan mengamuk karena permintaan nya , jadi ia hanya bisa menunduk saja dan menanti apa jawaban yang akan suaminya berikan .
" Boleh ...Tapi tetap dengan pengawasan para bodyguard ku . " Ucap laki laki itu masih menyuapkan makanan kedalam mulut nya . Firda terdiam sesaat kemudian ia berdiri dari tempat duduk nya .
" Terimakasih , kalau begitu aku pergi dulu kekamar aku sudah menghabiskan makan malam ku . "
Firda ingin melangkah kan kakinya menjauhi suami yang kini nampak asing baginya . Suami yang sangat mencintai dan menyayangi nya, namun karena rasa sayang dan cinta itu ia juga terluka karena nya .
" BERHENTI . " Teriak laki laki yang berstatus sebagai suaminya itu membuat Firda langsung memejamkan matanya erat . Ia ketakutan tangan nya mulai berkeringat , namun ia tak berani menggerakkan badan nya sama sekali .
Ia hanya bisa diam mematung , menunggu apa yang akan suaminya itu lakukan .
" Kenapa kamu tak mengenakan softlens yang aku suruh kamu pakai setiap hari ?" Tanya laki laki itu seketika membuat jantung Firda berdegup lebih kencang dari biasanya . Kini ia mulai menyadari jika ia lupa mengenakan beda itu , yang mungkin akan menyulut emosi sang suami .
" Maaf mas , aku lupa memakai nya . " cicit Firda pelan seakan takut jika laki laki di belakang nya akan mendengar jawaban yang ia berikan .
Prak ... prang .
Bunyi benda terjatuh keatas lantai semakin membuat Firda memejamkan matanya semakin erat . Ia ingin segera berlari dari tempat itu namun tubuh nya seakan kaku tak dapat ia gerak kan lagi .
" BERANINYA KAMU MELUPAKAN HAL ITU HA ..." Teriakan itu membuat air mata firda luruh , ia tau apa hal yang akan selanjutnya terjadi .
Sebuah tangan menarik rambut nya dengan kasar . Firda meringis kesakitan karena hal itu ia berusaha melepaskan diri. Namun usaha nya sia sia tenaga nya tak ada apa apa nya di bandingkan sang suami .
" IKUT , AKU KE KAMAR . AKU AKAN MEMBERIMU PELAJARAN YANG PANTAS !" Teriak suaminya itu lagi . Setelah itu ia merasakan tubuhnya di tarik dengan paksa kearah sebuah kamar yang seharusnya menjadi kamar penuh cinta nya dengan suami .
Namun nyatanya kamar itu adalah kamar penuh derita yang mengikis batin nya dengan perlahan .
Brak ...
Tendangan di pintu kamar yang dilakukan sang suami membuat Firda terkejut , Ia meneteskan air matanya lagi dan lagi tanpa bisa ia hentikan .
Tubuh Firda melayang dan terhempas kan pada sebuah kasur empuk yang bukanya membuat iya nyaman justru malah membuat wanita itu semakin gelisah . Wanita itu mundur menjauhi sang suami yang mulai mendekati dirinya .
Senyum putus asa terukir di wajah sang suami rahang laki laki itu mengeras . Matanya menatap penuh kekecewaan pada Firda .
" Aku mohon ampuni aku mas ..Maaf kan aku . " Ucap Firda memohon dengan iba pada laki laki di hadapannya .
" JANGAN MENATAP KU DENGAN MATA SIALAN ITU , AKU HANYA MAU MATA YANG LAIN BUKAN MATA YANG INI . SEHARUSNYA KAMU TAK MELUPAKAN HAL ITU KALAU TAK INGIN AKU HILANG KENDALI . " Teriak laki laki itu tepat di hadapan wajah Firda . Firda langsung memejamkan matanya , bibirnya tak bersuara lagi sementara air matanya mulai luruh membasahi pipinya .
Dengan kasar satu persatu pakaian Firda di buka dengan paksa . Pakaian itu terkoyak dan terlepas dari tubuh Firda , kini tubuh indah itu terpampang jelas dihadapan sang suami yang seperti monster baginya .
Bukan kenikmatan seperti yang di banyangkan banyak orang saat pakaian itu mulai terbuka, melainkan sebuah pukulan bertubi tubi yang suaminya layang kan pada seluruh bagian tubuh nya kecuali wajah .
Perih sakit dan ngilu mulai Firda rasakan namun ia tak berani membuka mulutnya hanya sekedar untuk berteriak . Ia takut teriakan nya akan membuat suaminya semakin murka dan berakibat lebih buruk lagi .
Pukulan itu mengenai dada dan perut Firda bertubi tubi . Dan yang terakhir sebuah cengkraman di kedua lengan nya yang menimbulkan bekas kebiruan membuat penderitaan nya berakhir .
Suaminya itu mulai tersadar akan perbuatannya yang menyakiti dirinya . Ia mulai melepaskan cengkraman nya pada tubuh Firda. Di tatapnya tubuh istrinya itu dengan rasa bersalah ..
" Maaf sayang aku tak bermaksud berbuat begini . Maafkan aku . Aku tak akan berbuat seperti ini kalau kamu tak menyulut emosi ku terlebih dahulu . "
Firda tersenyum kecut . Kata kata itu selalu saja ia dengar saat suaminya telah selesai melampiaskan emosi nya terhadap Firda . Selalu seperti itu dan terus berulang hingga membuat batin nya lelah sendiri .
Firda menepis tangan laki laki itu saat ia hendak merengkuh tubuh Firda kedalam pelukannya . Wanita itu langsung bangun dari pembaringan nya .
Tak perduli dengan rasa sakit yang membuat tubuh nya remuk seperti akan patah karena perbuatan keji yang suaminya itu berikan .
Firda menahan sakit dan mulai memunguti pakaian nya satu persatu . Ia ingin segera menutup tubuh nya dengan pakaian yang baru . Ia sungguh tak ingin melihat tubuh yang begitu menyedihkan karena terdapat bekas kebiruan di seluruh tubuh nya yang membuat ia sakit hati saat melihat nya .
" Sayang maafkan aku . " Ucap laki laki itu ikut bangkit ia ingin memeluk tubuh Firda .
" Aku akan memakai softlens sesuai permintaan mu . Jadi aku mohon pergi dari sini sebentar saja aku butuh waktu menenangkan diri . " Ucap Firda pelan seperti tak bertenaga untuk berbicara pada suaminya .
" Baiklah . Aku akan kembali nanti . " Ucap pria itu pergi berlalu setelah mengecup kening Firda pelan .
Pintu kamar Firda kembali tertutup sejalan dengan menghilang nya tubuh manusia yang telah memporak porandakan hatinya .
Seketika Firda menangis meraung meratapi nasibnya . Tubuh wanita itu merosot kebawah lantai , ia meraup wajah nya dengan kedua tangan . Ia menangis semakin kencang , dalam hati ia sudah sangat lelah di perlakukan seperti itu .
Namun ia juga tak bisa pergi , ia takut akan pergi . Ia takut suaminya itu semakin gila dan membuat nya merasakan sakit yang berkali kali lipat dari rasa sakit yang ia dapatkan .
Cukup lama wanita itu menangis kemudian ia mengusap wajah nya kasar . Ia bangkit dari duduk nya , berjalan kearah pintu lemari besar di hadapannya .
Satu sisi terdapat pakaian suaminya berserta jam dan juga dasi suaminya itu di sisi yang lain terdapat pakaian berserta aksesoris miliknya .
Dengan acak dan tak bersemangat Firda mengambil pakaian untuk ia kenakan , karena pakaian nya tadi sudah di robek oleh sang suami dan tak dapat ia kenakan kembali karena kondisi nya sudah hancur sama seperti hatinya .
.
..
.
...
Novel ini mengandung bawang ya jadi siap siap saja menangis membaca nya .
" Kapan semua ini berakhir . " Batin Firda memegangi lengannya yang terasa nyeri akibat cengkraman dari suaminya tadi .
Kreekkk....
Suara pintu terbuka membuat tubuh Firda menegang , wanita itu langsung berdiri dari kursi yang tak jauh dari meja rias nya . Matanya menyorot tajam pada daun pintu yang memperlihatkan sosok tubuh tegap yang begitu menakutkan menurut nya .
" Sudah selesai pakai softlens nya ?" Tanya laki laki itu semakin mendekati Firda . Firda hanya terdiam tak berniat menjawab pertanyaan itu , yang ia bisa lakukan hanya mengalihkan pandangannya dari tatapan sang suami yang begitu menakutkan .
Pelukan hangat dan lembut di pinggang nya membuat Firda terdiam . Ia bingung dan tak tau harus bagaimana , hati dan fisiknya sakit secara bersamaan . Tetapi wanita itu tak ingin menangis ia lagi , sudah cukup ia menangis untuk hari ini .
" Maafkan aku , aku hanya tak suka kamu membantah dan melupakan apa yang aku perintahkan . " ucap laki laki yang tengah memeluknya dengan erat itu seraya menciumi leher Firda .
" Brian aku lelah , aku ingin tidur saja malam ini . Boleh kan ?" Tanya Firda dengan suara yang sangat kecil , karena ia takut Brian akan marah lagi dengan permintaan nya .
" Baiklah istirahat lah aku akan menemani mu ?." ucap laki laki itu menuntun sang istri berbaring di tempat tidur nya .
" Apa aku boleh lepaskan softlens ini sekarang , bukankah tak baik tidur menggunakan softlens ?" tanya Firda tanpa mau menatap suaminya itu . Brian menghela nafas nya kasar kemudian ia mencium kening Firda dengan sayang .
" Baiklah lepaskan saja , tapi setelah kamu bangun kamu harus mengunakan nya lagi . " Ucap Brian berbisik di telinga Firda dengan spontan Firda menjauh , ia menyingkirkan lengan sang suami pada perutnya .
Setelah itu ia berjalan menuju meja rias untuk melepaskan softlens itu kembali . Ia lelah sebenarnya memakai benda itu namun , ia juga tak bisa untuk tak memakainya karena takut dengan amukan suaminya itu .
Dari awal menikah hingga detik ini suaminya Selalu saja meminta ia untuk mengenakan lensa tersebut . Ia sendiri tak tau apa alasan di balik itu , ia hanya bisa menuruti perintah nya tanpa mau membantah .
" Kalau sudah tidur lah ini sudah malam , aku juga sudah mengantuk . " Ucap Brian menyadarkan Firda dari lamunan nya . Wanita itu berjalan perlahan menuju kasur nya . Ia kemudian berbaring memunggungi brian , lingkaran tangan Brian langsung menyambut pinggang nya .
Mata firda sama sekali tak tertutup , ia tak bisa tidur karena rasa sakit yang mulai ia rasakan di sekujur tubuh nya . Wanita itu melirik kearah Brian yang sudah mendengkur dengan halus . Menandakan jika ia sudah terlelap dalam tidur nya .
Firda menyingkirkan tangan Brian dari pinggang nya kemudian wanita itu bangkit dan berjalan menuju sebuah kamar yang sengaja suaminya siapkan untuk dirinya melukis .
Ia buka pintu kamar itu perlahan , dengan langkah pelan ia masuk kedalam kamar itu . Ia duduk di sebuah kursi di depan sebuah kertas putih besar di hadapannya .
Tangan lentik itu mengambil kuas di meja samping kertas itu dan mulai menyapukan kuas itu kedalam kertas . Sapuan kuas itu tampak Indah membentuk sebuah gambar latar hitam . Di tengah tengah gambar terlukis sebuah bunga dandelion yang indah dan rapuh . Bunga itu terkurung dalam sangkar emas yang sengaja Firda buat .
" Hidupku tak ubah nya seperti bunga ini. " Batin Firda setelah menyelesaikan lukisan nya . Wanita itu menatap hasil karya nya dengan mata berkaca kaca . Kemudian ia kembali menangis sekeras keras nya , sang suami tak mungkin mendengar tangisan nya karena ruangan itu kedap suara .
..
...
...
Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring membuat Brian tak nyaman . Laki laki berperawakan bule itu menatap sang istri tajam , ia sungguh tak suka mendengar suara itu saat ia tengah menikmati makanan nya .
Brak ...
Tangan Brian menggebrak meja makan di hadapannya yang membuat Firda langsung menghentikan kunyahan nya . Ia meletakan sendok di tangan nya perlahan kemudian wanita cantik itu menatap suaminya bingung .
" Ada apa lagi ini ?." Batin Firda tak mengerti situasi di balik kemarahan Brian.
" SUDAH BERAPA KALI AKU BILANG JANGAN BERISIK SAAT SEDANG MAKAN ." Teriak Brian tepat di muka Firda . Firda terdiam ia melupakan hal penting itu lagi , ia makan seperti itu karena terburu buru ingin segera menemui ibunya .
" Maaf kan aku Brian aku janji tak akan mengulanginya lagi . " Ucap Frida dengan nada yang sangat pelan . Brian tak menjawab ia menatap kesal kearah istrinya . Namun sorot mata istrinya itu seketika menghancurkan kemarahan nya , ia melihat manik mata yang selalu membuat nya rindu . Seketika amarah nya runtuh berganti dengan sebuah senyuman yang terlukis di wajahnya .
" Tak apa sayang , aku yang terlalu cerewet . Sudahlah habiskan makanan mu setelah itu aku antar kamu bertemu ibumu . " Ucap nya penuh kelembutan berbeda sekali dengan nada nya saat membentak Firda tadi .Firda tak menjawab ia hanya mampu memakan makanan nya dalam diam , tak terasa air matanya mulai mengalir .
Ia sudah tak tahan berada di sisi Brian membuatnya selalu tersiksa . Laki laki itu terus terusan berubah mood nya , kadang ia bersikap seperti malaikat namun terkadang ia bersikap seperti malaikat pencabut nyawa yang siap siap untuk membunuh nya .
Setelah suapan terakhirnya , Firda meletakan sendok dan garpu di tangan nya dengan sangat pelan . Ia takut akan menimbulkan bunyi lagi yang membuat Brian murka nantinya .
" Sudah selesai ?" Tanya Brian tersenyum manis pada sang istri .
" Sudah . " Jawab Firda tak bersemangat sama sekali . Ia masih kesal marah dan jengkel dengan sang suami namun ia tak bisa mengutarakan perasaannya nya .
" Ayo aku antar bertemu ibumu . " ucap Brian berdiri dari duduknya . Ia menatap Firda yang masih tak bergeming di tempat duduk itu dengan pandangan heran .
" Bisakah aku pergi sendiri ?" Tanya Firda sebenarnya tak ingin di temani oleh orang yang telah menghancurkan hatinya itu . Melihat wajah Brian sungguh membuat nya takut .
" Aku akan mengantarkan mu , jadi jangan membantah dan jangan memancing emosiku . Kamu tau sendiri aku paling tak suka dia bantah . " Ucap Brian dengan nada dingin nya . Firda menelan ludah nya kasar . Tak ingin kejadian semalam terulang lagi akhirnya ia memutuskan untuk diam dan menuruti permintaan sang suami .
Mereka pun berangkat bersama sama menuju sebuah mobil mewah yang sudah terparkir di depan rumah bak istana itu .
" Nanti pulang nya kamu sama bodyguard ku .Aku tak bisa menjemput mu karena masih banyak urusan di kantor . " Ucap Brian tanpa menatap Firda , laki laki itu tengah fokus pada jalanan di hadapannya .
" Iya . " jawab Firda singkat .
Tak lama mobil itu pun berhenti pada sebuah ruang yang cukup besar meskipun tak sebesar rumah Brian dan Firda tadi . Mereka masuk kedalam rumah itu dengan Brian yang merangkul pinggang Firda erat .
Sebenarnya Firda merasa risih , ingin rasanya ia menepis tangan yang telah memukul nya itu namun ia tak ingin orang lain curiga pada hubungan mereka .
Menurut Firda bagaimana pun aib rumah tangga tak perlu di umbar .
" Sayang anak kita pulang ..." Teriak seorang wanita paruh baya langsung menghampiri Firda dan memeluk nya erat . Firda meringis menahan nyeri saat tubuh nya yang sedang memar di peluk se erat itu oleh sang ibu .
..
...
...
Novel baru lagi . Semoga yang ini lolos kontrak ya .
Jangan lupa like komen vaf dan hadiah .
Dukungan kalian sangat berarti untuk kami para author .
" Kamu kenapa nak , apa ada masalah ?" Tanya ibu Firda sesudah memeluk anak nya . Mungkin wanita paruh baya itu menyadari jika tubuh sang anak sedang tak baik baik saja .
Mendengar hal itu , Brian langsung menatap Firda tajam . Laki laki itu takut jika istrinya membongkar kelakuan bejat nya selama ini .
" Tidak apa bu . " Ucap Firda berusaha tersenyum meskipun ia sedang menahan ras takut nya pada sang suami akibat tatapan yang ia berikan .
" Oh ya sudah kalau gak apa apa . Hari ini ibu masak makanan kesukaan kamu , ibu harap kamu mau menghabiskan makanan yang ibu buat khusus untuk mu . " Ucap Ida mengandeng tangan sang anak menuju meja makan .
" Tak usah bu , kami baru saja sarapan di rumah tadi . Oh iya saya pamit ke kantor ya bu , saya tak bisa lama lama di sini karena kantor lagi banyak kerjaan . " Ucap Brian tersenyum dengan Ramah pada ibu mertuanya .
" Iya tak apa nak , pergilah jangan lupa mampir kesini lagi nanti setelah pulang kantor . " Ucap Ida ramah pada menantunya itu .
" Pasti saya mampir lagi bu untuk menjemput Firda nanti . " Ucap Brian tersenyum ramah setelah itu pria itu menyalami tangan Ida dan firman yang sedari hanya diam di meja makan nya .
" Untuk apa kamu kesini , seharusnya kamu temani suami mu saja . Turuti apa pun kemauan nya dan jangan membantah . Jadi istri yang baik biar keluarga kita tak jadi miskin lagi . Suamimu sudah banyak membantu keuangan kita selama ini jadi apa pun yang ia lakukan padamu ataupun apapun yang ia minta kamu harus menuruti nya . " Ucap firman menatap putrinya itu tajam . Firda hanya tersenyum kecut mendengar hal itu , ia tau di mata ayah nya hanya ada uang dan juga kejayaan .
Anak dan istri tak begitu penting dari pada uang uang nya . Mengingat hal itu hati Firda begitu sakit . Ia yakin se yakin yakinnya jika ia mengadu tentang perbuatan yang telah suaminya lakukan .
Mungkin ayah nya itu akan memarahinya dan bukanya memarahi sang suami yang telah melakukan kekerasan terhadap anak nya sendiri .
" Sudahlah mas , Firda baru saja pulang kerumah kamu malah langsung berkata yang tidak tidak, lagi pula Firda selalu menurut pada suami nya buktinya tadi Biran mengantarkan Firda sendiri kan ke rumah . " ucap iba berusaha membela putri nya agar putrinya itu merasa nyaman dan tak terintimidasi oleh ucapan sang suami .
" Oh iya Bu . Bagiamana kuliah Doni lancarkan bu ?" Tanya Firda berusaha mengusir ketegangan antara ibu dan ayah nya . Ida seketika tersenyum mendengar pertanyaan putrinya itu .
" Lancar nak , sebentar lagi adik mu lulus S1. Ibu senang sekali anak ibu bisa menjadi sarjana berkat bantuan suami mu . Tolong sampaikan rasa terimakasih ibu pada menantu ibu ya nak , ibu tak bisa memberikan apa apa selain ucapan terimakasih ibu. " Ucap ibu Firda membuat Firda terdiam , suami yang selalu i anggap kejam kini banyak membantu keluarga nya .
Ia bingung harus bagaimana mengakhiri semuanya , ia sudah tak kuat untuk tetap tinggal bersama dengan laki laki itu . Ia ingin pergi dan meminta cerai darinya .
Namun mendengar apa yang ibunya katakan Firda jadi bingung dan ragu untuk meninggalkan suaminya itu .
Keluarga nya sangat bergantung pada suaminya Brian . Ia takut suaminya itu akan murka dan membuat keluarga nya dalam masalah jika dirinya meninggalkan laki laki itu .
Namun bagiamana lagi , ia sudah tak kuat . Bukan hanya sekali dua kali suaminya memukuli dirinya tapi sudah berkali kali dan itu membuat Firda lelah .
Cinta yang dulunya ia kira manis dan akan membuat nya bahagia ternyata pahit dan membuat nya menderita . Tanpa tersadar air mata mulai membasahi pipi wanita itu .
Ia ingin mengakhiri hidupnya saja dari pada harus bertahan dengan Brian yang mudah sekali mengangkat tangan untuk nya saat ia melakukan kesalahan .
" Kamu kenapa menangis sayang , apa kamu sedang ada masalah dengan suami mu nak ?" Tanya Ida khawatir melihat air mata membasahi pipi sang putri .
" Tak apa bu , Firda hanya bahagia sebentar lagi adik Firda meraih gelar sarjana nya . " Ucap Firda mengusap air matanya kasar .
" Syukurlah kalau begitu , ibu kira kamu kenapa ? , bikin takut saja kamu itu . " Ucap Ida tersenyum . Firman terdiam ia menatap anak nya penuh curiga , namun ia juga tak bisa melakukan apa apa . Yang hanya bisa ia lakukan adalah menasehati sang anak agar tak berpisah dengan sang suami dan membuat pundi pundi uang nya menghilang .
" Apa pun masalah mu dengan suami mu kamu harus mengalah . Apa pun alasan nya kamu jangan protes ataupun menuntut karena kamu sungguh beruntung mendapatkan laki laki kaya seperti itu . Jadi jangan lepaskan dia apa pun yang terjadi . "
Bagikan bom yang meledak di telinga nya , hati dan pendengaran Firda hancur mendengar kata kata dari ayah nya itu . Ia tak menyangka ayah nya segila itu terhadap harta hingga tak perduli lagi dengan anak nya sendiri .
Firda tak menjawab ia menatap kecewa pada sang ayah .Sementara ayah nya itu hanya acuh dan kembali menyeruput kopi di hadapan nya .
" Kamu jangan dengarkan ayah mu , dia tak bermaksud seperti itu . " Ucap Ida menenangkan sang putri .
" Tak apa bu . Seperti nya harta memang lebih penting bagi ayah dari pada anak nya . Bu aku tak jadi mampir ya , aku ingin pergi ke galeri seni hari ini . Aku ingin menjual hasil karya ku ke sana . Semoga saja hasil karya ku di terima ya Bu . " pamit Firda ingin segera pergi dari tempat itu , ia sungguh sakit hati dengan perkataan ayah nya .
" Iya pergilah nak , tapi kalau ada waktu lagi main main ke sini ya nak . Jangan kapok , ayah mu memang seperti itu orang nya jadi jangan terlalu di masukan hati ya nak . " Ucap Ida mengerti jika anak nya itu butuh sendirian.
" Iya Bu . " Ucap Firda tersenyum singkat. Kemudian ia menyalami ibu dan juga ayah nya , meskipun marah ia tetap melakukan hal itu karena bagaimanapun mereka tetap orang tua Firda . Darah mereka mengalir dalam tubuh wanita itu , ia tak bisa menghapus hubungan darah itu sampai kapan pun .
Firda melangkah kan kaki keluar dari dalam rumah orang tuanya , dua bodyguard yang sedari tadi suaminya tugas kan untuk menjaga dirinya sungguh membuat Firda tak nyaman.
" Bisakah kalian tak mengikuti ku terus . Aku ingin sendiri . " Ucap Firda menatap 2 orang di belakang nya dengan pandangan jengah .
" Tidak bisa nyonya , tuan menyuruh kami untuk menjaga dan mengikuti anda kemana pun Anda pergi . " Ucap 2 orang itu membuat Firda menghela nafas nya .Lagi dan lagi ia tak bisa berbuat apa apa , ia hanya bisa pasrah saja saat bodyguard itu mengikuti nya dari belakang .
" Apa di antara kalian ada yang membawa mobil ?" Tanya Firda pelan . Ia mempunyai rencana agar bodyguard nya itu tak mengikuti dirinya lagi .
" Bawa nyonya , apa anda ingin pergi keluar ?" tanya bodyguard itu dengan sopan .
" Iya aku ingin pergi ke galeri . " Ucap Firda pelan .
" Baiklah kami akan mengantarkan mu tapi saya laporkan dulu pada pak Brian . " Ucap salah satu bodyguard itu .
" Disini panas boleh kah berikan kuncinya aku akan tunggu di dalam mobil . " Ucap Firda meminta kunci mobil itu pada salah satu di antara mereka . Mereka memberikan nya , Firda berjalan menjauhi bodyguard nya di ikuti dengan bodyguard yang lain .
" Aku lupa meninggalkan tas ku di dalam , bisakah kamu mengambilkan nya untuk ku ?" Tanya Firda pada satu satunya bodyguard yang tersisa di samping nya itu .
" Baik nyonya akan saya ambilkan . " Ucap bodyguard itu tanpa curiga sama sekali pada Firda . Firda tersenyum senang , setelah bodyguard nya benar benar pergi Firda pun langsung masuk kedalam mobil dan menancap mobil gas mobil itu menjauhi rumah orang tuanya .
..
..
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!