Reyvano seorang aktor keturunan Amerika-Indonesia, putra dari Adam Millford pria berkebangsaan Amerika dengan Sarah Diharjo wanita yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Keraton Surakarta.
Rey tumbuh menjadi pria tampan dengan tampang bule, dengan mata coklat terang, tubuh proposional, dan kulit putih. Kesempurnaan fisiknya membuat dia menjadi aktor yang paling dicintai di seluruh Indonesia. Banyak film yang dibintangi Rey selalu menembus box office. Dan Rey selalu memenangkan penghargaan aktor terbaik diberbagai ajang penghargaan.
Selain sebagai aktor, Rey juga punya bisnis dibidang entertaiment. Rey membuat production house sendiri dengan nama Mill Films. Production house milik Rey sudah memproduksi berbagai judul ftv, film, dan drama series yang selalu meledak di pasaran demgan meraih rating tertinggi. Tidak hanya Rey yang menjadi pemeran utama, pasti akan ada aktor dan aktris pendatang baru yang Rey orbitkan melalui Mill Films.
Rey memiliki fans fanatik didominasi 90% wanita berbagai usia. Bahkan diantara mereka semua selalu menganggap idola sebagai pasangannya. Rey sebenarnya risih tapi mau bagaimana lagi, dia adalah selebritis jadi sudah menjadi resikonya.
Rey saat ini sedang digosipkan akan menikah dengan salah satu supermodel sekaligus wanita paling dibanggakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu Clara Lim. Dia merupakan finalis Asia's Next Top Model. Tentu saja semua menilai Clara adalah sosok perempuan sempurna dengan tinggi badan semampai, kulit putih bersih, badan langsing ditambah dia blasteran Cina.
Mereka tertangkap kamera sedang belanja cincin berlian di toko perhiasan di salah satu mall. Hal ini mengundang reaksi panas jagad dunia maya. Sepasang kekasih yang sempurna selalu dipuja-puja bak dewa dan dewi akan menikah. Membuat terbentuklah fans khusus untuk mendukung hubungan Rey dan Clara. Yang diberi nama ReyClar Lovers yang artinya gabungan dari Rey dan Clara.
Rey dan Clara sudah menjalin hubungan hampir satu tahun. Tapi, belakangan ini hubungan mereka mulai renggang. Hal ini disebabkan oleh kesibukan Rey yang membuat dia kurang perhatian pada Clara. Ditambah usia Clara yang masih 22 tahun berbeda dengan Rey yang sudah 32 tahun. Membuat berbedaan sifat mereka sangat mencolok.
*****
"Rey, aku ini pacar kamu apa pajangan sih? Aku itu butuh perhatian dari kamu"rengek Clara bergelayut manja pada lengan Rey.
"Clara tolong jangan kekanak-kanakan. Ini di kantor. Malu dilihat karyawan"tegur Rey yang mulai geram.
Karena sekarang posisi Rey berada di kantor miliknya sekaligus kediaman pribadinya. Banyak orang yang melihat pertengakaran pasangan ini. Sebenarnya di depan media Clara selalu bersikap ramah, baik hati, dan dewasa. Tapi, sifat asli Clara itu kekanak-kanakan, manja, semaunya sendiri, dan kasar. Berbanding terbalik dengan sifat Rey yang introvert, cuek, mandiri dan dewasa.
"Clara, please stop it. Aku lagi sibuk!"bentak Rey melepas kasar lengan Clara.
"Kok kamu jadi kasar sih? Rey aku ini pacar kamu. Aku butuh perhatian kamu"ujar Clara tak mau kalah bahkan Clara sudah mulai mengeluarkan jurus andalannya yaitu menangis.
"Oh my God, I know baby. But now I'm very busy. Next time aku bakal temenin kamu shopping. Oke?"ujar Rey mencoba mengendalikan emosinya. Dia harus lebih sabar dan dewasa menghadapi sifat Clara yang kadang sudah keterlaluan.
Perkataan Rey berhasil membuat Clara berhenti menangis dan langsung tersenyum bahagia. Tanpa aba-aba Clara langsung memeluk Rey dengan erat.
"Oke, promise me! Aku bakal temuin kamu dan nagih janji kamu"ujar Clara lalu mengecup pipi Rey dan langsung pergi meninggalkan kantor Rey.
Rey menghela nafas panjang mengelus dadanya merasakan lega. Seperti sudah melepas beban berat.
"Rey...Rey...masih aja betah sama bocil kaya si Clara"celetuk Reza salah satu artis yang dinaungi oleh Mill Films sekaligus sahabat Rey. Reza sudah sejak tadi berdiri bersandar di dinding menonton drama live streaming di depan matanya.
Reza adalah aktor ftv kesayangan Mill Films dan hampir semua judul ftv Reza selalu menjadi favorit. Ditambah lagi tampang Reza yang gagah khas wajah Indonesia dengan kulit kuning langsat, dan mata tajam membuat dia menjadi aktor ftv paling digandrungi. Reza bahkan mendapat julukan playboy karena sering digosipkan terlibat cinlok dengan lawan mainnya di ftv. Berbeda dengan Rey yang selalu menjalin cinta dengan supermodel papan atas.
"Bisa diem nggak lo! Gue batalin kontrak lo baru tahu rasa"gertak Rey sambil melanyangkan tonjokan ringan ke lengan Reza.
"Apaan sih lo main ngancem segala. Sama bocil aja kalah. Huh, cemen. Udah ya gue mau pergi. Gue ada syuting di Bogor. Bye Reyvano ganteng!"ujar Reza dengan nada centil berlalu pergi meninggalkan Rey dengan rasa kesal.
*****
Setelah beberapa hari disibukkan dengan berbagai jadwal syuting iklan, akhirnya Rey menepati janjinya menemani Clara berbelanja di Pasific Place Mall. Rey membiarkan Clara berbelanja apapun yang dia mau. Dan pasti semuanya barang-barang branded berharga fantastis.
"Hei itukan Rey dan Clara ya"
"Oh iya itu mereka"
"Ya ampun so sweet banget ya couple satu itu"
"Iya mereka cocok banget jadi iri deh"
"Iya Rey ganteng banget, Clara cantiknya nggak ketulungan"
Seperti itulah seruan setiap kaum hawa setiap melihat Rey dan Clara bersama. Mereka selalu memuja pasangan itu sebagai pasangan teromantis seIndonesia Raya.
"Clar, kamu kenapa belanja banyak banget sih?"tegur Rey saat melihat dua bodyguardnya sudah menenteng banyak paper bag berisi perburuan Clara.
"Ih kamu kaya nggak tahu aja. Aku paling nggak bisa kalau udah diajak ke mall. Lagi pula kamu udah lama nggak ajak aku jalan dan lusa aku harus ke Korea buat photoshoot di sana"ujar Clara dengan manja sambil menggandeng tangan Rey begitu mesra.
"Ya tapi nggak seboros ini juga Clara!"tegur Rey
"Kamu itu kan punya banyak uang, kalau bukan buat nyenengin pacar emang mau buat siapa lagi"jawab Clara tak mau kalah
Rey hanya menghela nafas kasar, melihat sifat kekanak-kanakan Clara yang membuat jengah. Tiba-tiba datanglah segerombol fans yang menyapa mereka. Langsung saja, sifat Clara yang tadinya manja berubah 180 derajat menjadi wanita dewasa. Rey yang mengumpat dalam hati melihat keahlian kamuflase kekasihnya itu. Para fans pun meminta berfoto bersama dengan Rey juga Clara. Setelah puas menyapa fans, Rey mengajak Clara dinner mewah di salah satu restoran Prancis ternama di Jakarta Selatan.
Sesampainya di restoran, pasangan ini langsung mendapat sambutan hangat. Rey dan Clara diantar ke meja yang sudah Rey reservasi sebelumnya.
"Aku nggak nyangka, pacar aku ini romantis juga"ujar Clara mencubit gemas pipi Rey.
"Kamu nggak usah pesan menu. Aku udah atur semuanya"ujar Rey datar.
Hanya butuh waktu 15 menit makanan yang Rey pesan pun diantarkan. Karen restoran ini adalah restoran Eropa maka menu makanan yang disajikan adalah makanan Prancis yang mewah dan elegan. Clara pun sangat menikmati hidangan pilihan Rey. Ditambah lagi suasananya sangat romantis. Clara tidak akan melewatkan kemewahan sedikit pun yang diberikan oleh Rey. Clara pun memposting dinner romantisnya ke sosial media untuk memberitahu pada semua orang siapa dirinya sekarang.
"Berapa hari kamu ke Korea?"tanya Rey disela makan
"Eemm...maybe sampai satu minggu. Kenapa? Udah kangen ya?"goda Clara dengan wajah sensualnya
Rey hanya bergidik dan menggelengkan kepala melihat sikap centil pacarnya.
"Aku pengin pakai jet pribadimu boleh?"tanya Clara
"Nggak"jawab Rey singkat tanpa menoleh ke arah Clara yang sudah berwajah masam karena keinginannya tidak dipenuhi oleh Rey.
Setelah berbagai macam hidangan selesai mereka santap, Clara begitu memuji masakan restoran itu. Clara pun meminta bertemu dengan chef yang memasak hidangan itu. Clara ingin mengapresiasi keahlian chef tersebut.
"Pelayan, bisakah aku bertemu dengan chef yang memasak makanan ini? Aku ingin berterima kasih dan memuji kehebatannya"ujar Clara pada pelayan
"Baik, Nona Clara Lim akan saya panggilkan"ujar pelayan itu menunduk hormat
Pelayan itu bergegas menuju dapur untuk memanggil chef yang memasak makanan untuk Rey dan Clara.
"Permisi, Chef Ronald. Siapa yang memasak hidangan untuk Tuan Reyvano Millford dan Nona Clara Lim. Mereka ingin bertemu"seru pelayan pada Chef Ronald berdiri di depan dapur.
"Wow amazing. Sebentar akan aku panggilkan"ujar Chef Ronald membuka pintu penghubung ke dapur.
"Hey para chef yang ku cintai. Dimana chef kesayanganku yang memasak menu untuk Tuan Reynand Millford?"tanya Chef Ronald dengan tegas.
Chef Ronald merupakan Executive Chef atau kepala dapur yang bertanggung jawab untuk mengelola operasional kitchen. Dibalik tampang bulenya, Chef Ronald mamiliki sifat tegas, disiplin, dan garang.
Para chef dan karyawan lain yang sedang sibuk bermain dengan alat masak pun berhenti sejenak dan saling memandang mencari orang yang dimaksud Chef Ronald.
"Kenapa mencariku?"jawab seorang wanita yang baru keluar dari toilet.
"Hei sayangku, pelanggan kita ingin bertemu denganmu. Ayo temui dia"pinta Chef Ronald menghampiri wanita yang kini sudah melipat kedua tangannya dan memasang ekspresi datar.
"Nanti saja!"sahut wanita itu.
"No! You should go right now!"seru Chef Ronald dengan tegas lalu menarik tangan wanita itu untuk keluar dari dapur.
Pelayan yang sudah menunggu di luar dapur pun mengajak chef wanita itu bersamanya.
"Nona Clara, ini chef yang memasak menu untuk anda"ujar pelayan dengan sopan.
Clara menoleh secara bersamaan. Clara menatap chef wanita yang ada dihadapannya dari ujung kaki hingga ujung rambut. Harus Clara akui wanita ini terlalu cantik untuk ukuran seorang chef.
Rey mendongak menatap wanita yang memakai chef jacket itu tanpa berkedip. Rey bahkan sampai heran melihat ekspresi datar chef itu. Karena seumur hidup Rey, ini adalah pertama kalinya melihat wanita yang bersikap cuek saat bertemu dirinya.
"Oh jadi kamu chefnya. Siapa namamu?"tanya Clara
"Vanessa Wibowo. Panggil saja Chef Vane"jawab wanita itu dengan senyum ramahnya.
Tiba-tiba saja dada Rey berdesir saat melihat senyum manis yang mengagumkan dari Vane. Rey menelan ludahnya dengan susah payah saat melihat lesung pipi milik Vane.
Ya Tuhan, sungguh cantik makhluk ciptaanmu, pikir Rey.
"Ini tip untukmu karena sudah memasak hidangan yang sangat lezat"ujar Clara mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu dari tasnya.
Melihat itu, Vane hanya tersenyum kecut saat melihat betapa angkuhnya sikap Clara. Setelah itu, Rey dan Clara meninggalkan restoran.
"Ya ampun chef, tipnya banyak banget"ujar pelayan yang melotot melihat uang di meja.
"Berikan uang itu pada kasir"ujar Vane cuek lalu kembali ke dapur.
Vane memasuki dapur dengan wajah super datar. Salah satu sahabatnya sesama chef bernama Amel pun menyapa.
"Vanessa Wibowo, are you okay?"tanya Amel menepuk bahu Vane.
"Hmm..."
"Idih lo cuek banget sih jadi cewek. Nggak seneng apa bisa bertatap muka sama aktor paling tampan se Indonesia. Dia ganteng banget, Van"ujar Amel dengan girang karena Amel adalah fansnya Rey.
Vane bukanlah fans Rey atau Clara tapi Vane juga tidak pernah menolak jika Amel mengajaknya ke bioskop untuk menemani menonton film yang dibintangi oleh Rey. Atau sekedar nonton acara penghargaan film dimana Rey selalu menjadi pemenang. Tapi harus Vane akui pesona Rey memang tak terbantahkan. Sosoknya sangat sempurna bahkan kata 'wow' saja tidak cukup untuk menggambarkan sosok Rey.
"Biasa aja, Mel. Nggak usah heboh kenapa"kata Vane sambil mengambil beberapa bahan makanan
"Lo tuh ya, emang wanita berdarah dingin. Nggak bisa berekspresi sama sekali. Lempeng aja tuh muka"gerutu Amel yang gemas dengan sifat Vane.
"Brisik lo. Udah sana masak. Banyak orderan menu tuh. Nanti diomelin Chef Ronald"tegur Vane mendorong Amel agar menjauh.
"Eh tapi gue heran, seorang Chef Ronald yang garang dan galak sama siapapun tapi bisa jadi super baik dan lembut cuma kalau ngomong sama lo, Van"ujar Amel heran.
Karena hanya pada Vane seorang Chef Ronald bisa bersikap baik. Kecuali jika Vane menolak bertemu dengan pelanggan barulah Chef Ronald akan bersikap tegas. Karena Chef Ronald tahu, Vane tidak berbasa-basi dengan orang-orang kaya.
"Ya karena gue anak kesayangannya. Udah sana kerja"gerutu Vane.
Bottega Ristorante adalah salah satu restoran mewah di Jakarta dengan mengusung konsep Eropa dengan menu utama makanan Prancis. Jadi tidak heran, jika seluruh pelanggan restoran ini dari kalangan atas.
Vanessa Wibowo adalah chef utama restoran itu. Dengan pengalaman pendidikan di Le Cordon Bleu Prancis. Salah satu sekolah chef terkenal di dunia. Membuat Vane terkenal akan kelezatan masakannya.
Vane sangat tertutup mengenai kehidupan pribadinya. Disaat kebanyakan chef malang melintang di TV, Vane memilih bersembunyi dibalik dapur restoran. Bahkan saking tertutupnya, tidak ada artikel tentang Vane dan keluarganya. Dan hanya Amel yang sedikit tahu tetang kehidupan Vane, karena dia sahabatnya.
*****
1 bulan kemudian
Aron Tellir adalah general manager Bottega Ristorante. Dia berasal dari Prancis datang ke Indonesia untuk membuka cabang restoran di Jakarta.
"Perhatian semuanya, nanti malam akan ada dinner penting untuk merayakan ulang tahun salah satu tokoh penting"ujar Aron menatap satu persatu pegawainya yang sudah berbaris di hadapannya.
"Siapa Pak Aron? Sepertinya sangat penting?"tanya Chef Ronald.
"Dia adalah Nyonya Sarah Diharjo salah satu konglomerat sekaligus sosialita Indonesia"jelas Aron.
Mendengar nama Sarah Diharjo rasanya Vane tidak asing dengan nama itu. Vane pernah mendengarnya dari TV.
"Untuk urusan dapur saya serahkan tanggung jawab itu kepada Chef Vane selaku chef utama restoran ini. Saya ingin kamu memasak menu terbaik. Karena klien kita kali ini meminta pelayanan teratas"ujar Aron beralih menatap Vane.
"Baik Pak"jawab Vane singkat.
"Jadi untuk kalian semua berikan pelayanan terbaik. Chef Ronald, cukup awasi kerja mereka di dapur. Jika ada kesalahan langsung tegur"seru Aron lalu pergi dari hadapan para karyawan.
Disaat semua orang membubarkan diri, Vane masih berdiri mematung mencerna ucapan Aron.
"Van, lo kenapa? Jadi ling lung gitu?"tanya Amel.
"Nggak papa kok. Ya udah kita siap siap sekarang aja"ujar Vane mengajak Amel ke dapur.
*****
Malam pun tiba
Salah satu ruang VVIP restoran dengan design interior nuansa klasik eropa sudah tertata rapi dengan konsep round table. Semua jenis alat makan sudah tersusun rapi di atas meja.
Para pegawai sudah berdiri di depan pintu menyambut para tamu. Tak berapa lama datanglah segerombolan tamu elit.
"Selamat datang di restoran kami Nyonya Sarah Diharjo"sambut Aron dengan ramah.
"Terima kasih Aron, aku sangat senang atas penyambutanmu. Ini adalah salah satu restoran favoritku"ujar Sarah dengan anggun.
"Silahkan masuk Nyonya"ajak Aron.
Aron pun membawa rombongan tamu Sarah ke meja yang sudah disiapkan untuk mereka. Tak berapa lama, para waiters menyuguhkan minuman. Setelah itu mereka membawa kue ulang tahun ke meja Sarah.
"Tunggu putraku dulu, baru kita mulai acaranya"titah Sarah yang diikuti anggukan tamu-tamunya.
10 menit berlalu mereka menunggu.
"Maaf mah, Rey telat!"seru seorang Pria yang masuk ke dalam ruangan bersama wanitanya.
Dia tak lain adalah Reyvano si aktor tampan. Dia adalah putra Sarah Diharjo. Rey tak lupa membawa Clara selaku kekasihnya ke acara ulang tahun ibunya.
"Akhirnya kamu datang juga Rey. Mamah sampai lumuten nunggu kamu"ujar Sarah dengan tawa candanya.
"Selamat ulang tahun tante Sarah, ini kado dari Clara"ujar Clara cipika cipiki dengan Sarah lalu memberikan sebuah kotak berwrna merah.
"Terima kasih, Clar"balas Sarah.
Mulailah acara tiup lilin dan potong kue dengan nyanyian lagu selamat ulang tahun yang diiringi oleh piano dari salah satu pianis yang disewa oleh restoran.
Setelah acara tiup lilin berakhir, para waiters membawa troli berisi makanan ke ruangan Sarah untuk dihidangkan. Mulai dari menu appetizer, main course, dan dessert sudah dihidangkan.
"Sangat memuaskan. Aku suka sekali makanannya"pujia Sarah tak henti-hetinya mengaggukkan kepala.
"Terima kasih Nyonya. Ini adalah masakan terbaik dari chef andalan kami"jawab Aron.
"Kau tidak akan menyembunyikannya dariku kan? Aku ingin bertemu dengan chefmu"pinta Sarah.
Aron pun menganggukkan kepala lalu bergegas ke dapur mencari keberadaan Vane.
"Vane, can you go there?"kata Aron sambil menaikkan satu alisnya.
Karena ini sudah kebiasaan, setiap klien menyukai masakan Vane maka mereka akan meminta bertemu. Aron pun membawa Vane ke ruangan Sarah.
"Nyonya Sarah ini Chef Vane. Dia chef andalan di restoranku"ujar Aron memperkenalkan Vane.
Vane memberi senyum ramahnya yang begitu manis dan menawan. Vane sering melihat sosok Sarah di TV. Dia adalah salah satu ibu seleritis terhits. Selain memiliki putra seorang artis, dia juga memiliki kharisma walaupun sudah berumur.
Sarah membelalakkan matanya saat melihat sosok Vane yang begitu menawan memakai chef jacket berwarna hitam yang sangat kontras dengan kulit putihnya.
Rey yang kembali melihat sosok Vane tak bisa memalingkan pandangannya. Kini jantung Rey tak bisa berkompromi. Detakannya semakin cepat apalagi saat lesung pipi milik Vane mengembangbindah di pipinya.
Melihat kekasihnya memerhatikan wanita lain, wajah Clara berubah masam. Dia nampak menatap tidak suka ke arah Vane. Clara paling benci jika ada wanita yang lebih cantik darinya. Tapi memang benar jika Vane lebih cantik dari Clara walaupun kalah tenar.
"Kau jangan bohong Aron. Mana ada chef secantik dia"ujar Sarah tak percaya.
Mendengar pujian Nyonya Sarah pada Vane, Clara semakin terbakar emosi. Karena Nyonya Sarah tidak pernah memuji Clara yang merupakan pacar putranya. Tapi kenapa ibu itu bisa memuji Vane.
"Terima kasih atas pujiannya Nyonya"ujar Vane menyipitkan mata.
Vane menyadari tatapan membunuh dari Clara. Jika ini bukan di depan para tamu, maka Vane sudah menyiram wine ke wajah Clara.
"Aku sangat menyukai masakanmu. Dan aku tidak menyangka ada chef secantik dirimu"ujar Sarah penuh kekaguman.
"Itu sudah tugas saya untuk memanjakan lidah para tamu dengan masakan saya"jawab Vane rendah hati.
Setelah puas memperkenalkan diri, Vane memutuskan kembali ke dapur. Tapi saat Vane akan berjalan, Clara dengan sengaja menjulurkan kaki jenjangnya ke arah Vane. Alhasil Vane pun tersandung dan hampir jatuh. Melihat Vane akan jatuh, dengan cepat Rey bangkit dari kursinya yang kebetulan dekat dengan Vane. Rey meraih tubuh Vane dan menahannya agar tidak jatuh.
Vane menoleh ke arah Rey yang sudah lebih dulu menatapnya. Wajah mereka begitu dekat bahkan tatapan mereka begitu dalam. Mata mereka saling bertemu dan berhasil membuat lomba pacu jantung.
"Apa kamu baik-baik saja?"tanya Rey lirih.
"Iyaa"jawab Vane singkat menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah dan mencoba mengerakkan tubuhnya agar Rey melepaskan tangannya.
Vane melirik Clara sekilas dengan tatapan tajam. Vane tahu Clara sengaja melakukannya untuk mempermalukan Vane. Kemudian Vane bergegas kembali ke dapur, sementara Rey kembali duduk.
"Van, kenapa muka lo keliatan sebel gitu?"tanya Amel yang melihat kedatangan Vane ke dapur.
"Habis ketemu setan"jawab Vane ketus.
"Bukannya lo habis ketemu Ibu Sarah ya plus liat si aktor tampan Reyvano. Astaga Van, gue iri sama lo deh. Beruntung banget bisa bertatap muka sama selebritis"ujar Amel kegirangan.
Beruntung apanya? Kalau kamu tahu apa yang dilakukan model sialan itu, pasti kamu bakal nyerocos terus, Mel, batin Vane.
Setelah acara dinner selesai, Nyonya Sarah dan rombongannya meninggalkan restoran. Karena kesal, Rey menyuruh Clara pulang naik taksi dengan alasan Rey ingin mengantarkan mamahnya pulang.
"Mamah udah sering bilang Rey, jangan pernah pacaran sama wanita yang lebih muda. Mereka itu manja dan kekanak-kanakan. Kamu lihat tadi gimana Clara hampir mempermalukan chef itu"ujar Sarah emosi.
Sebenarnya, Sarah lihat apa yang dilakukan Clara dan ingin menegur Clara saat itu juga. Tapi, karena tidak mau reputasinya turun di depan teman-temannya, Sarah memilih diam.
"Udahlah mah, chef itu juga nggak mempermasalahkan kok"ujar Rey datar.
Kalau ditanya, Rey juga marah dengan Clara. Tapi apa daya, Clara adalah pacarnya. Tapi tak bisa dipungkiri Rey masih terbayang-bayang dengan wajah Vane yang memerah saat Rey menolongnya tadi.
"Papah nggak pulang mah? Ini kan hari ulang tahun mamah. Kenapa sih papah selalu sibuk dengan bisnisnya di luar negri?"tanya Rey mencoba fokus menyetir.
Rey sadar papahnya sangat sulit memberi waktu untuk keluarganya. Bahkan bisa dibilang dia akan kembali ke Indonesia jika ada hal mendesak saja. Sisanya, dia akan tetap di Amerika. Bahkan Rey sendiri tidak tahu bisnis apa yang dikerjakan papahnya. Rey juga sampai tak habis pikir papahnya tidak pernah mau muncul di media bahkan tidak ada foto Adam Millford di internet.
"Kamu tahukan seperti apa papahmu? Dia sangat tertutup dengan dunia luar. Sama sepertimu. Cuma bedanya kamu masih bisa bersosialisasi tapi papahmu sama sekali tidak bisa. Bahkan dengan keluarga mamah"jawab Sarah.
Sarah sangat paham alasan suaminya menjaga jarak dengan keluarganya. Karena dulu saat dia ingin menikah dengan Adam, keluarganya menolak mentah-mentah. Karena keluarga Sarah masih ada kekerabatan dengan Keraton Surakarta dan pada saat itu Adam tidak memiliki apapun maka mereka menganggap Adam tidak pantas untuk Sarah. Ditambah kagi Adam hanya seorang turis biasa. Bagaimana seorang turis menjamin kehidupan seorang keturunan darah biru.
Karena sudah dibutakan oleh cinta Adam mengajak Sarah untuk kawin lari. Dan saat itu juga Sarah dijauhi keluarganya. Bahkan Sarah dibiarkan mengalami kesulitan ekonomi oleh keluarganya.
Tapi dengan tekad kuat, Adam merintis sebuah bisnis bertahun-tahun hingga dia memiliki banyak kekayaan dan bisa dibanggakan oleh keluarga Sarah. Setelah itu, Adam pun diakui sebagai menantu. Tapi tetap saja Adam menjaga jarak dengan keluarga Sarah.
Satu bulan setelah ulang tahun Nyonya Sarah tepatnya di bulan Januari.
Terhembus kabar, berakhirnya hubungan Rey dan Clara. Hal ini menimbulkan patah hati bagi fans keduanya yang berharap pasangan itu menikah. Antara Rey dan Clara tidak menjelaskan alasan berakhirnya hubungan mereka.
Banyak yang berasumsi alasan perpisahan mereka. Ada yang bilang orang ketiga, masalah restu keluarga, masalah kesibukan masing-masing. Semua hanya asumsi saja. Dan Rey nampak acuh dengan semua berita tentang hubungannya dan Clara.
Kini Rey menjalani hidupnya penuh ketenangan tanpa ada kerusuhan Clara di kehidupannya. Kebebasan inilah yang Rey impikan selama hampir setahun berpacaran dengan Clara.
*****
Tiga bulan kemudian, di bulan April yang menyenangkan.
Hari Jumat, adalah hari tersibuk bagi Vane karena hari ini Vane mendapat banyak pesanan menu dimana pelanggan ingin Vane yang memasaknya.
Vane sudah meminta libur besok sabtu, karena harus hadir di acara ulang tahun Satria. Bahkan, Satria meminta Vane membuatkan kue ulang tahun spesial.
Vane rasanya ingin berteriak karena sulit baginya untuk menikmati weekend bersama keluarganya. Apalagi dengan profesinya sebagai chef. Dimana restoran akan ramai di akhir pekan.
"Vanessa, Pak Aron memanggilmu untuk segera ke meeting room"bisik Chef Ronald mendekati Vane.
"Memang ada apa chef?"tanya Vane bingung.
Kayaknya pekerjaanku akhir-akhir ini oke kok, batin Vane.
"Sudahlah temui saja pria tua itu"ujar Chef Ronald menepuk punggung Vane.
Vane pun segera mencuci tangan dan bergegas meninggalkan dapur. Vane menaiki lift menuju lantai tiga dimana area kantor berada.
TOK...TOK...TOK
Vane membuka pintu perlahan dan masuk ke dalam ruangan. Betapa terkejutnya Vane saat melihat sosok yang tak asing dan pernah Vane temui beberapa bulan lalu di restoran.
"Nah ini dia orangnya"sahut Aron menghamburkan lamunan Vane.
Vane pun menghampiri Pak Aron yang duduk sambil menatap Vane.
"Vane tentu kamu kenalkan dengan Reyvano Millford aktor terkenal Indonesia. Masih ingatkan saat pesta ulang tahun Nyonya Sarah beberapa bulan lalu "ujar Aron
Hei, pertanyaan bodoh macam apa itu? Siapa yang tidak kenal Rey. Aku tidak sepikun itu Tuan Aron, batin Vane.
"Selain aktor berbakat dia juga memiliki gelar pendidikan Bachelor of Business Management dari Columbia University"terang Aron membeberkan riwayat pendidikan Rey yang sudah jelas tertera di wikipedia.
"Rey..."sapa Rey berdiri dan mengulurkn tangan pada Vane.
"Vane..."balas Vane menerima uluran tangan Rey.
Astaga, bagaimana bisa tangannya selembut sutra. Padahal pekerjaan dia begitu keras bertarung dengan peralatan dapur, batin Rey.
Rey menatap Vane dengan dekat dan mengamati setiap inci penampilan Vane. Wanita dengan tinggi 168 cm, kulit putih bersih, memakai chef jacket yang dilipat lengannya sampai siku memperlihatkan otot tangannya.
Sangat menawan, puji Rey dalam hati.
"Dan ini Pak Indro manager Rey"ujar Aron menunjuk pria yang ada di sebelah Rey.
Dengan cepat Vane beralih menyalami Pak Indro dan tersenyum padanya.
Rey masih memperhatikan Vane, bahkan sekarang Rey terbius oleh senyuman chef cantik ini. Jantungnya bahkan berpacu dua kali lebih cepat. Rey bahkan tidak pernah segila ini saat masih berpacaran dengan mantan-mantannya yang juga wanita cantik.
Tapi pesona Vane berbeda. Sejak awal bertemu sikap Vane sangat cuek tapi ada sifat ramah. Membuat ada aura tersendiri yang dapat mengalihkan dunia Rey seketika.
"Bisa kita lanjut?"seru Aron saat dia sadar Rey terus memperhatikan Vane, dan sekarang Aron berhasil menghentikan tatapan Rey terhadap Vane.
Vane pun duduk di sebelah Aron, berhadapan dengan Rey. Sesekali Aron melirik laptop yang ada di hadapannya. Rey terus saja menatap wajah Vane. Bahkan sekarang Rey melirik jari tangan Vane. Mencari tahu status Vane. Tidak ada cincin yang melingkar di jari manisnya. Rey pun bersorak gembira dalam hati.
"Vane, kedatangan mereka kesini ingin memintamu menjadi guru masak bagi Rey karena Rey akan berperan dalam sebuah film dimana dia akan memerankan peran seorang chef"jelas Aron menatap Vane.
Perkataan Aron berhasil membuat Vane terkejut. Bahkan ekspresi datarnya berubah terlihat dari kernyitan di dahinya.
"Maaf Rey, tapi sebagai seorang chef saya memiliki tanggung jawab yang..."
"Jadi chef Vane menolak menjadi guru masak untuk Rey?"tegas Indro yang langsung menatap tajam Vane.
Dasar manager gila. Belum juga selesai ngomong udah main sambar aja. Nggak bisa santai dikit apa?, gerutu Vane dalam hati.
"Bukan begitu maksud Vane, Pak Indro..."ujar Aron menenangkan
"Pak Aron, kami datang kesini meminta secara khusus agar chef Vane mau mengajari Rey karena rekomendasi kolega bisnis Rey yang mengatakan kehebatan chef anda ini"sambung Indro.
Vane sudah mulai malas mendengar ocehan manager Pak Indro. Sementara Rey tak pernah bosan terus memandangi Vane yang diam dengan tatapan dingin.
Ayolah Rey kendalikan dirimu, gumam Rey.
"Jika Vane tidak bisa, saya bisa gantikan dengan chef lain yang tak kalah profesional dari Vane"ujar Aron.
"Saya hanya menginginkan chef Vane. Apa yang saya inginkan tidak pernah dibantah. Dan ini pertama kalinya saya mendapat penolakan. Sangat tidak profesional"sambar Rey menatap tajam Vane.
Seumur hidup Rey, semua permintaan dia selalu dikabulkan, apapun itu. Dan hari ini, Rey harus bekerja keras untuk membuat Vane setuju menjadi guru masaknya.
Kenapa dia seenaknya sendiri. Aku juga belum ngasih persetujuan, gumam Vane.
"Vane bagaimana?"tanya Aron memecahkan lamunan Vane.
Vane terkejut dan sempat tersetak saat Aron menyetuh bahunya. Vane menghela nafas panjang dan berusaha mengontrol emosinya.
Vane hanya memberi anggukan sebagai jawaban. Vane cukup malas bersuara karena sikap Rey yang sangat menyebalkan. Kalau saja ini bukan meeting, mungkin Vane sudah menghajar Rey.
"Bagus. Rey akan mulai syuting film itu pada awal bulan Juni. Jadi dua minggu cukup kan untuk membuat Rey bisa memasak?"tanya Indro
"What? Bahkan saya harus menempuh pendidikan selama dua tahun untuk profesi sebagai chef and how I make him good in cooking!"sahut Vane dengan tegas.
Sikap Vane cukup mengejutkan, karena ini pertama kalinya bagi Aron selaku bos melihat sikap tegas karyawannya. Dan ini pertama kalinya Rey menerima perlakuan tegas dari seorang wanita.
"Lalu berapa waktu yang anda butuhkan chef?"tanya Rey.
"Satu bulan, bagaimana? Kalau tidak mau silahkan cari chef yang lain"tegas Vane dengan nada mengancam.
Rey dan Indro saling memandang. Lagi-lagi sikap Vane diluar dugaan mereka.
"It's okay, no problem"jawab Rey enteng.
"Besok chef Vane datang ke kantor Rey untuk mengurus masalah bayaran dan mengatur jadwal kursus memasak dengan Rey. Agar jadwal kursus Rey tidak bentrok dengan jadwal syutingnya"ujar Indro.
"Jam berapa saya harus datang?"tanya Vane.
"Jam tiga sore"jawab Rey
"I can't"tegas Vane sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Why?"tanya Rey penasaran.
Oh Tuhan, aku nggak mungkin bilang kalau aku harus bikin kue ulang tahun buat Kak Satria, batin Vane.
"Saya ada urusan pribadi"jelas Vane.
Jawaban Vane berhasil membuat Rey penasaran. Urusan apa? Apa Vane akan bertemu dengan kekasihnya atau calon tunangannya?
"Baik, datanglah sebelum jam 11 siang. Saya akan berikan alamat kantor Rey"ujar Indro.
Setelah meeting selesai, Rey dan managernya pamit undur diri. Vane dan Aron mengantar mereka sampai pintu utama restoran. Rey membiarkan managernya berjalan bersama Aron, agar Rey bisa berjalan berdampingan dengan Vane.
"Kamu ada acara apa besok?"tanya Rey.
Seketika Vane terkejut saat Rey berbicara tidak menggunakan kata saya-anda dan sudah berganti menjadi aku-kamu.
"Aku harus membuat kue ulang tahun untuk kakakku"ujar Vane tanpa sadar dirinya memberi tahu urusan pribadinya.
Bahkan sekarang Vane menutup mulutnya karena sadar dirinya sudah keceplosan.
Rey tersenyum lega saat tahu alasan Vane. Baru saja Rey mau berbicara lagi mereka sudah sampai di depan lift. Pak Indro sudah menunggu Rey di dalam lift. Segera Rey menyusul Pak Indro masuk.
"Kami tunggu kedatanganmu"ujar Indro sebelum pintu lift tertutup.
Mereka pun hilang dari pandangan setelah pintu lift tertutup..
"Sikapmu tetap sama sejak dulu Vane. Selalu membuat orang tak berkutik"ujar Aron terkekeh.
"What is my mistake, Sir?"tanya Vane menatap datar Aron.
"Vous fascinez toujours les gens avec vous-même et vous parvenez toujours à les contrôler"kata Aron menggunakan bahasa Prancis.
*Kamu selalu membuat orang terpesona dengan dirimu dan kamu selalu berhasil mengendalikan mereka.
"Vous réagissez de manière excessive, monsieur"jawab Vane serengia tertawa.
*Anda berlebihan tuan.
Aron sudah mengenal Vane sejak Vane menempuh pendidikan profesi chefnya di Prancis. Bahkan, Vane sudah bekerja di Bottega Ristorante yang ada di Prancis sebelum ke Indonesia.
Setelah mendengar ocehan dari bosnya, Vane kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya.
*****
Keesokan harinya, Vane datang ke alamat kantor Rey di kawasan perumahan elite di daerah menteng. Pukul 8 pagi Vane sudah sampai di tempat sesuai alamat yang diberikan Pak Indro.
Menelisik bangunan yang ada di depannya, itu lebih mirip sebuah rumah mewah memiliki empat lantai bergaya eropa dengan cat serba putih daripada sebuah kantor. Dengan halaman super luas dan ada beberapa bangunan lain di belakang bangunan utama. Dan hampir setengah bangunan utama itu berdinding kaca.
Vane memarkirkan Honda Jazznya di area parkir yang disediakan. Ada beberapa mobil mewah yang terparkir di depan rumah. Seperti Range Rover Sport, Porsche Cayman, dan BMW i8.
Ya ampun, berasa lagi dipameran otomotif kalau liat mobil mewah, batin Vane takjub.
Setelah puas mengamati mobil mewah, Vane beranjak masuk ke dalam bangunan itu. Disambutlah Vane oleh seorang perempuan yang berdiri dari kursi kerjanya saat Vane datang.
"Selamat pagi saya Sita sekertaris Pak Rey, ada yang bisa saya bantu?"tanya Sita ramah.
"Saya Chef Vane, datang kesini untuk bertemu Rey"jawab Vane.
Vane mengamati sekelilingnya, ini memang nampak seperti kantor karena ada meeting room, beberapa karyawan yang duduk di meja kerjanya, dan ada OB.
Tiba-tiba munculah Reza si aktor ftv dari dalam rumah melenggang dengan gagah memakai celana chinos dan kemeja lengan pendek.
"Za, lo liat Rey nggak?"tanya Sita.
Vane terkejut mendengar gaya bicara Sita yang tadinya sangat formal menjadi gaul ala anak Jakarta.
"Tadi gue liat di lantai dua, Sit"jawab Reza.
"Nih ada yang nyariin, namanya Chef Vane dia yang bakal ngajarin Rey masak buat persiapan film barunya"jelas Sita
"Kamu mau ketemu Rey? Ya udah aku anter ya"seru Reza menatap Vane.
Vane tersenyum lalu mengangguk. Lalu mengikuti langkah Reza menaiki tangga dan sampailah mereka di lantai dua. Di lantai dua hanya terlihat sebuah ruang makan dengan dapur dan ada beberapa kamar.
"Loh kok dia nggak ada sih? Tadi kayaknya di sini deh"ujar Reza bingung.
Vane hanya diam dan menatap Reza.
"Kayaknya di atas deh"ujar Reza.
"Di atas? Maksudnya?"tanya Vane buka suara.
"Jadi kamu nggak tahu? Selain jadi kantor Mill Films ini juga kediaman pribadi Rey. Untuk lantai tiga dan empat itu rumah Rey, kalau lantai satu itu kantor, dan lantai dua biasanya dipakai karyawan buat istirahat"jelas Reza.
Reza pun menaiki tangga lagi ke lantai tiga, dimana ada ruang keluarga, ruang makan dan dapur lagi serta taman. Vane terus saja di buat takjub dengan hunian mewah ini. Tak mendapati Rey di lantai tiga, Reza kembali mengajak Vane ke lantai empat.
Dan lantai empat sebagian beratap kaca memudahkan sinar matahari masuk ke dalam rumah. Ada kolam renang mewah, mini bar, dan beberapa kamar sepertinya.
Reza berjalan menuju salah satu kamar berpintu jati, dan membukanya. Terlihat sebuah kamar yang luas di dominasi warna putih dengan lantai nuansa kayu dengan kasur berukuran king size, dengan ruang ganti di dalamnya serta balkon yang cukup luas.
"Kayaknya Rey lagi mandi loh"ujar Reza saat mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.
Vane bingung kenapa Reza mengajaknya ke kamar Rey. Tapi bagaimana lagi, Vane sudah terlanjur masuk. Vane pun memilih duduk di sofa, sementara Reza merebahkan tubuhnya di kasur sembari memainkan remote TV.
Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, dan keluarlah sosok pria yang memakai handuk yang hanya menutupi pinggang sampai lutut dan satu handuk lagi dia pakai untuk mengelap wajahnya.
"Rey ada yang nyariin lo tuh"ujar Reza santai.
Sementara Vane tak bisa santai sama sekali, karena Vane menyaksikan perut super sixpack milik Rey yang berhasil membuat Vane panas dingin.
Ya Tuhan, bagaimana ada makhluk seseksi itu?, gumam Vane.
"Siapa?"tanya Rey yang tak melihat keberadaan Vane karena wajahnya tertutupi handuk.
"Liat aja sendiri"ujar Reza dengan nada jahil.
Rey yang selesai mengusap wajahnya langsung melihat sosok Vane yang memakai blouse warna merah dengan kerah V duduk di sofa dengan mulut menganga.
"Reza!!!"teriak Rey dengan wajah penuh emosi.
Menyadari Rey marah, Vane langsung bangkit dari sofa. Reza malah tertawa dengan puas karena berhasil mengerjai Rey dengan membawa Vane masuk ke kamarnya.
"Saya tunggu di luar, permisi"ujar Vane pergi dengan wajah yang memerah.
"Za, lo sengaja yang bawa dia masuk ke kamar gue?"tanya Rey.
"Kalau iya kenapa? Gue kan nggak tahu kalau lo lagi mandi"jawab Reza tanpa dosa.
"Lo pikir orang kalau di kamar mandi ngapain? Nyangkul? Gila lo kalau jahil nggak gini juga"gerutu Rey melempar Reza dengan remote AC.
"Ya kan bisa aja lo udah pakai baju di dalam kamar mandi. Lagi pula junior lo nggak keliatan juga"goda Reza yang berhasil membuat mood Rey berantakan.
"Sumpah ya, lo emang keterlaluan. Gue nggak pernah bawa cewek masuk ke kamar gue"seru Rey.
"Jadi selama lo pacaran sama Clara, lo nggak pernah bawa di ke kamar gitu? Lo nggak pernah ngapa-ngapain gitu sama dia? Itu pacaran apa ternak ayam?"tanya Reza tertawa keras.
"Ngapain? Emangnya lo. Gue masih punya harga diri ya"ujar Rey.
"Tapi Rey, chef itu cantik ya. Kelewat cantik malah"puji Reza cengar-cengir.
"Jangan deketin Vane!"tegas Rey.
"Emang kenapa? Kayaknya dia jomblo dan gue juga jomblo. Jadi secara hukum gue punya kesempatan deketin dia. Dan lo mending urus si Clara mantan lo yang masih suka caper di depan media"balas Reza.
"Awas aja Za, kalau lo deketin Vane"ancam Rey dengan tatapan tajam.
Sementara Vane berjalan cepat turun dari lantai empat. Vane memilih duduk di sofa yang ada di lantai tiga. Nafas Vane memburu saat melihat tubuh Rey yang setengah telanjang.
"Astaga, bagaimana dia bisa seseksi itu? Dan kenapa juga aku menikmatinya"runtuk Vane.
Setelah 10 menit menunggu, akhirnya Rey turun dan menemui Vane. Rey keluar dengan penampilan casual dan memakai kacamata. Entah kenapa Rey semakin seksi dengan memakai kacamata. Rey menyuruh Vane untuk ke meeting room membahas jadwal kursus memasak dan fee untuknya.
Rey membiarkan Vane berjalan lebih dulu dan Rey mengikuti Vane di belakang. Dari jarak satu meter Rey bisa mencium aroma vanila milik parfum Vane. Bagaimana wangi parfum itu membius Rey dan Vane bisa kelihatan sangat menawan hanya dengan memakai blouse warna merah.
Sesampainya di meeting room, dengan di temani Sita, Rey mengatur jadwal kursus memasaknya. Vane memutuskan jadwal kursus hanya ada dua kali pertemuan dalam seminggu. Dan kursus memasak dilakukan pagi hari dimulai minggu depan sampai bulan Juni. Rey pun memberi fee cukup besar untuk Vane mengingat status Vane sebagai chef dengan gelar pendidikan internasional.
"Jadi aku akan kasih kamu basic memasak lalu aku akan ajari kamu cara membuat makanan Prancis yang mudah"ujar Vane.
"Ya tidak masalah. Asal aku terlihat cukup pantas tampil di film itu"balas Rey dengan tersenyum.
"Apa aku boleh ke toilet?"tanya Vane.
"Tentu, biar ku antar"jawab Rey.
Mereka berdua sama-sama beranjak dari kursi. Rey pun mengajak Vane ke lantai empat.
"Siapa nama kakakmu yang berulang tahun?"tanya Rey.
"Kak Satria"
"Umur berapa?"tanya Rey lagi.
"30 tahun"
"Itu toiletnya"kata Rey menunjuk pimtu toilet di sudut ruangan.
Vane pun berjalan menuju toilet. Sementara Rey masuk ke dalam kamarnya.
Seteah 10 menit di toilet, Vane pun keluar dan tidak mendapati Rey disana.
"Vane..."panggil Rey berjalan menghampiri Vane.
"Ini ada kado ulang tahun dariku untuk kakakmu. Anggap saja ini ucapan maaf dariku karena mengacaukan harimu yang akan menyiapkan kue ulang tahun untuk kakakmu"ujar Rey memberikan sebuah kotak berwarna biru.
"Kamu tidak perlu repot-repot Rey. Tapi terima kasih. Boleh aku membukanya?"ujar Vane yang dibalas anggukan oleh Rey.
Vane membuka kotak itu, dan isinya sebuah dasi kerja yang begitu keren dan sepertinya harganya cukup mahal. Dan ada sebuah kartu ucapan di dalamnya.
To : Kak Satria
Happy Birthday
Wish you all the best
From : Reyvano Diharjo Millford
"Kak Satria pasti akan senang mendapat hadiah darimu. Kalau begitu aku permisi. Ini sudah hampir siang"ujar Vane berpamitan.
Rey pun mengantarkan Vane sampai teras rumah. Dan sampai mobil Vane meninggalkan kediamannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!