NovelToon NovelToon

Menikahlah Denganku Maka Aku Akan Menjadikan Mu Janda

Trauma

Dhiv tampak begitu antusias menemui calon tunangannya Clarissa. Ia sengaja tidak memberitahukan kedatangannya karena ingin memberikan surprise di hari jadi mereka yang ke lima tahun. Lelaki itu sengaja mempersiapkan sebuah lamaran kecil, sebagai hadiah untuk sang pujaan hati.

Ia berjalan mengendap-endap menuju ruang kerja Carissa. Pemuda itu sengaja menyuruh para asistennya untuk bersembunyi dan keluar setelah ia berhasil menyampaikan lamarannya.

Dhiv seketika menghentikan langkahnya dan mengurungkan niatnya untuk masuk saat mendengar suara kekasihnya sedang berbincang dengan seorang pria.

"Sedikit lagi rencana ku untuk menjadi Nyonya Dhivo Caffaso akan menjadi kenyataan. Aku harap semuanya akan berjalan lancar sesuai yang kita rencanakan,"

"Apa yang kamu lakukan Rel," gadis itu sedikit terkejut saat kekasihnya mencium bibirnya

"Aku hanya tidak ingin bule bodoh itu mendahuluiku." Lelaki itu mendorong tubuh Clarissa ke meja kerjanya.

Dhiv terkesiap saat melihat kekasihnya sedang memadu kasih di ruang kerjanya bersama pria lain. Rahangnya mengeras dan darahnya mendidih saat mendengar suara ******* keduanya. Ia kemudian menjatuhkan bucket mawar merah di depan pintu dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu dengan kekecewaan.

"Arrrrrghhh!!!" Lelaki itu meluapkan kekesalannya di villa keluarganya. Ia melemparkan gelas dan semua botol-botol minuman keras ke dinding kamarnya.

Ia terus mengumpat dan mengeluarkan sumpah serapahnya terhadap kekasihnya.

Malam itu ia sengaja tidak pulang dan memilih menghabiskan malamnya dengan mabuk-mabukan.

"Kenapa kau melakukan semua ini padaku Cla, teganya kau mengkhianati aku ketika aku selalu memperlakukan dirimu seperti seorang Ratu."

Dhiv begitu terpukul dan benar-benar depresi dengan apa yang dialaminya. Lelaki itu seperti orang gila yang terus menangis dan tertawa sendirian sepanjang malam.

Pagi Menjelang, seorang lelaki muda memasuki villa dan membangunkan Dhiv.

"Apa yang terjadi hingga kau menjadi kacau seperti ini?" lelaki itu memapah Dhiv dan memindahnya ke atas ranjangnya.

"Dia mengkhianati ku," ucapnya lirih

Ia kemudian bangun dan segera menuju toilet.

"Hueekkk!!" terdengar suara pemuda itu muntah-muntah

Lelaki itu segera menghampirinya dan membantunya mengeluarkan semua isi perutnya.

"Sebaiknya kau cepat berkemas, ayahmu sudah menghubungiku berkali-kali. Kau ingatkan kalau hari ini adalah hari pertunangan mu dengan Clarissa,"

"Tentu saja aku tidak pernah lupa Sam, aku bahkan selalu menantikan hari ini. Baiklah aku akan segera bersiap-siap, dan menunjukkan kepada Cla siapa diriku yang sebenarnya. Aku sudah tidak sabar melihat wajahnya yang sok lugu itu,"

Dhiv mendorong tubuh asisten pribadinya keluar dan segera menyiram tubuhnya dengan air hangat.

*Hotel Panghegar Bandung

Tak, tak, tak!!

Semua mata tertuju pada sosok lelaki berwajah tampan perpaduan Italia dan Jawa, mata hazelnya seketika membius kaum hawa yang langsung berdebar-debar memandangnya.

Siang itu Dhiv terlihat begitu elegan dengan setelan jas hitam yang membalut tubuh atletisnya.

Clarissa yang memakai gaun off shoulder tak berkedip menatap calon suaminya.

Dhiv tersenyum tipis dan menghampiri gadis itu. Ia begitu tenang dan tidak menunjukkan reaksi frontal seperti sebelumnya.

Acara pertunangan segera dimulai begitu dia datang, semua rencana berjalan lancar hingga acara inti tiba.

Assisten pribadi Dhiv menyerahkan sebuah kotak perhiasan berisi cincin berlian kepadanya. Clarissa begitu berbinar-binar saat melihat Dhiv mengambil cincin itu dan memegang jari manisnya.

"Hari ini adalah hari paling bahagia dalam hidup ku, dimana aku berharap seorang wanita cantik yang selalu membuat hidupku penuh warna menerima ku sebagai calon suaminya. Dia adalah alasanku tersenyum. Dia juga yang menjadi semangatku dalam mencapai kesuksesan. Segala yang kulakukan adalah untuknya. Sehingga aku tidak tahu bagaimana rasanya jika ia menolak ku apalagi berpaling dariku. Aku yakin itu bisa membuatku hancur, depresi dan mungkin juga mati."

Seketika ruangan menjadi hening saat Dhiv menghentikan ucapannya dan menghapus air matanya yang sudah menumpuk di sudut matanya.

"Dan semua itu sudah menjadi kenyataan sekarang. Aku benar-benar hancur dan tidak bisa berpikir jernih setelah melihat perselingkuhannya," ucap Dhiv menatap lekat wajah Clarissa

Semua tamu undangan terlihat begitu tercengang mendengar ucapan pemuda itu.

"Dia berhasil membuatku terguncang dan benar-benar depresi hingga aku tidak percaya lagi dengan cinta sejati. So, Maafkan aku jika tidak bisa melanjutkan pertunangan ini," imbuhnya kemudian membuang cincin pertunangannya dan segera pergi meninggalkan ballroom hotel.

Clarissa yang begitu terkejut dan malu langsung jatuh pingsan mendengar ucapan calon suaminya.

Lima tahun kemudian,

*Rumah sakit Medika Bandung,

"Sampai kapan kau akan terus melajang, apa kau benar-benar tidak bisa melupakan Cla hingga memutuskan menjomblo seumur hidupmu. Ayolah sayang, ibu sudah semakin tua, ibu hanya ingin melihat mu menikah sebelum meninggal dunia," bujuk Halimah

"Kenapa ibu begitu putus asa, apa kasih sayang yang aku berikan belum cukup membuatmu bahagia hingga kau selalu mendesak ku untuk menikah?" jawab Dhiv

Wanita itu terus membujuk dan memberikan pengertian kepadanya agar mau membuka hatinya kembali, namun semuanya sia-sia. Dhiv sudah benar-benar tidak mempercayai cinta dan menolak menikah meskipun ibunya terus mendesaknya. Halimah sadar jika putranya begitu trauma dengan percintaannya di masa lalu hingga membuatnya menjadi seorang yang dingin terhadap wanita.

"Sayang, apa kamu tidak mau tinggal bersama ayahmu lagi??"

Halimah mencoba bangun dari ranjangnya den menggenggam tangan putranya.

"Aku tidak mau, untuk apa tinggal di rumah mewah itu jika harus berpisah darimu," jawab Dhiv menatapnya lekat

Wanita itu begitu terkejut mendengar ucapan putra tunggalnya itu.

"Bagaimanapun juga semua yang kita miliki sekarang adalah milik ayahmu, aku tidak tahu kapan dia akan mengambilnya kembali dariku setelah menceraikan aku. Jadi aku mohon sebaiknya kau tinggalah bersamanya dan hiduplah bahagia dengan ayahmu." Halimah kemudian memberikan sepucuk surat dan memberikannya kepada Dhiv

Dhiv tersenyum kecut saat membaca isi surat itu.

"Jadi ini alasan Ibu memaksaku untuk segera menikah??" tanyanya getir

Halimah langsung mengangguk dan menghela nafas panjang.

"Kenapa dia melakukan semua ini kepada kita?. Apa tidak cukup ia sudah mencampakkan kita dan sekarang ingin mengambil semua milik kita. Perusahaan itu memang miliknya, tapi selama ini aku yang sudah membesarkannya hingga menjadi perusahaan garment terbesar di Bandung. Bagaimana seorang ayah bisa tega melakukan semua ini kepada darah dagingnya sendiri, haaaa!" seru Dhiv kemudian melepaskan pukulannya ke dinding tembok.

Halimah menghampiri pemuda itu dan memeluknya.

"Untuk itulah kau harus tinggal bersamanya dan tunjukkan kepadanya siapa dirimu. Karena balas dendam yang indah adalah dengan menunjukan kesuksesan kita kepada musuh kita," ucap wanita itu menepuk-nepuk punggung putranya

Malam Itu Dhiv begitu terkejut saat mendapati bangsal perawatan Halimah kosong.

Ia kemudian bertanya kepada perawat dimana ibunya berada. Ia benar-benar tidak menyangka saat melihat sosok ibunya terbaring di ruang kelas tiga rumah sakit.

"Sial, dia benar-benar membuatku kesal!" pekik Dhiv saat melihat ibunya tidak nyaman berada di ruangan itu

Ia segera menyuruh perawat untuk memindahkannya kembali ke ruang VIP, namun saat ia akan membayar tagihan rumah sakit tiba-tiba semua kartu kreditnya di blokir.

Dhiv yang begitu marah akhirnya membawa Halimah pulang malam itu dan memilih merawatnya di rumah. Setibanya di rumah ia juga harus kecewa saat melihat rumahnya sudah di segel. Ia kemudian membawa ibunya ke sebuah hotel. Ia sengaja menjual barang-barang pribadinya untuk membayar hotel.

"Apa yang harus aku lakukan Sam?" tanya Dhiv begitu frustasi

"Sebaiknya kau turuti saja kemauan ayahmu demi ibumu. Apa kau tidak kasihan melihatnya tersiksa karena keegoisan mu?" jawab Sam

"Tapi aku bukan seorang Arjuna yang bisa menaklukkan hati wanita dalam semalam,"

"Kalau begitu jangan mencari calon istri, tapi carilah wanita yang mau berpura-pura menjadi istrimu," jawab Sam

"Jangan gila Sam, dimana aku bisa mendapatkan wanita seperti itu," jawabnya pesimis

*Buuggghhh!!!

Tiba-tiba keduanya dikejutkan oleh suara gaduh para pengunjung hotel saat melihat seorang wanita mengamuk dan menganiaya salah seorang karyawan hotel.

"Dasar brengsek, kau benar-benar iblis, bagaimana kau bisa menipu pasanganmu dan membawa kabur uangku!"

"Sepertinya dia akan menjadi pasangan yang cocok untukmu," ucap Sam menunjuk kearah wanita itu

"Dia!!" Dhiv mengernyitkan keningnya saat Sam menyarankan padanya untuk mendekati wanita itu.

Terjebak

Layyana Dewi Assifa seorang mahasiswi jurusan Tata Rias Universitas Pendidikan Indonesia terpaksa harus drop out dari kampusnya setelah gagal mengikuti ujian akhir karena tidak bisa membayar ujian.

Tentu saja bukan karena ia tidak mampu membayar uang ujian, tapi karena uangnya ia pinjamkan kepada kekasihnya yang juga seorang mahasiswa kedokteran di universitas Padjajaran Bandung.

Gadis itu begitu cinta mati terhadap kekasihnya Andra hingga mau memberikan apapun yang diminta kekasihnya selagi ia bisa. Mengetahui kelemahan kekasihnya Andra memanfaatkan kepolosan kekasihnya untuk mengambil keuntungan darinya.

Siang itu Andra terlihat murung di kosannya. Melihat wajah gusar kekasihnya membuat Lala mengkhawatirkannya.

"Kenapa kamu terlihat gusar??" tanya Lala

"Ponselku kecopetan, kamu tahu kan tanpa gawai itu aku tak bisa berbuat apa-apa. Hidupku hampa," jawabnya dengan nada sedih

"Wah pasti kamu sedih banget ya Ndra," jawab Lala mencoba menghiburnya

"Hmm, Sebenarnya aku ingin membeli ponsel baru, tapi uangku tidak cukup, apa kamu mau meminjami aku uang?" tanya Andra menatap lekat Kekasihnya

"Aku tidak punya,"

"Tapi bukankah kau bilang ibumu mengirim uang kemarin??"

"Iya tapi itu untuk bayar Ujian dan membeli keperluan praktik, jadi aku tak berani meminjamkannya padamu," jawab Lala

"Memangnya kapan ujiannya?"

"Bulan depan,"

"Kalau begitu aku pinjam dulu uangnya, aku janji akan menggantinya sebelum kamu ujian," ujar Andra

"Tapi...."

"Kamu percaya kan sama aku?" tanya Andra menatap lekat wajah Layyana

"Hmm, baiklah tapi janji kamu harus melunasinya seminggu sebelum ujian,"

"Ok," jawab Andra mengerlingkan matanya

Seminggu menjelang Ujian Semester.

Layyana menunggu dengan cemas kedatangan Andra di depan pintu gerbang kampusnya.

Hari sudah menjelang petang, namun lelaki itu belum terlihat batang hidungnya. Lala mencoba menghubungi ponselnya namun selalu tidak aktif. Ia menanyakan keberadaannya kepada teman-teman dekatnya dan tidak seorangpun yang melihatnya.

Karena hari mulai gelap Lala pun akhirnya menyerah dan pulang. Gadis itu mendatangi kosan Andra untuk mencarinya di sana, namun lelaki itu sudah mengemasi barang-barangnya dan pindah dari indekosnya.

Lala begitu frustasi saat Andra benar-benar menghilang dan tak ada kabar. Ia semakin putus asa saat pihak kampus tidak memberinya waktu untuk mengikuti ujian susulan jika ia belum membayar uang ujian.

Mau tidak mau Lala harus mengulang di semester berikutnya yang tentu saja akan menambah lagi pengeluarannya.

Saat liburan semester gadis itu mencoba menemui ibunya untuk memberitahukan tentang kejadian yang dialaminya.

Namun setibanya di rumah ia mengurungkan niatnya ketika melihat kondisi ibunya yang sedang sakit keras. Bagaimanapun juga Lala tidak mau memperparah kondisi ibunya dengan memberitahukan kabar buruk kepadanya.

Kesedihannya semakin bertambah saat melihat ibunya tetap memaksakan diri untuk bekerja meskipun sakit demi membayar uang pinjaman yang diberikan padanya.

Karena tidak tega melihat ibunya menderita Lala kemudian memutuskan untuk keluar dari kampus dan memilih mencari pekerjaan untuk membantunya melunasi hutang-hutang ibunya.

Malam itu Lala melihat Andra mantan kekasihnya sedang menikmati dinner bersama seorang wanita cantik di restoran tempatnya bekerja.

Ia mengeratkan tangannya dan mendatangi lelaki itu.

"Dasar bajingan beraninya kau bersenang-senang di atas penderitaan ku!" seru Lala menarik kerah bajunya

Ia kemudian melepaskan pukulannya hingga membuat para pengunjung restoran berteriak histeris.

"Cepat kembalikan uangku atau aku akan menghabisi mu di sini!"

Ia kembali menghampiri Andra dan melepaskan pukulan kerasnya. Andra berusaha melawan namun semakin ia melawan semakin membuat Lala bersemangat untuk menghabisinya.

Andra jatuh tersungkur setelah terkena tendangan keras dari gadis itu.

*Buuggghhh!!

"Owwwhhh!!"

Dhiv dan Sammy terkejut saat mendengar suara gaduh para pengunjung hotel. Karena penasaran keduanya segera bergegas melihat apa yang terjadi. Sam tersenyum simpul saat

melihat seorang wanita mengamuk dan menganiaya seorang pelanggan restoran.

"Dasar brengsek, kau benar-benar iblis, bagaimana kau bisa menipu pasanganmu dan bersenang-senang bersama selingkuhan mu setelah membawa kabur uangku!" seru wanita itu kembali melepaskan menarik kerah lelaki itu dan memukulinya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Dhiv saat melihat Sam menatapnya intens

"Sepertinya dia akan menjadi pasangan yang cocok untukmu," ucap Sam menunjuk kearah wanita itu

"Dia!!" Dhiv mengernyitkan keningnya saat Sam menyarankan padanya untuk mendekati wanita itu.

"Yang benar saja, meskipun aku hanya menjadikan dia sebagai seorang istri pura-pura tapi aku juga memiliki standar sendiri, bukan asal comot!" kilah Dhiv

"Apa ada wanita sempurna yang mau dijadikan istri pura-pura, ingat Dhiv kita membutuhkan orang seperti dia agar misi mu berhasil," jawab Sam

"Kalau kau ingin seorang istri yang cantik, tenang saja aku akan menyulapnya menjadi seorang Cinderella," jawab Sam

Ia kemudian segera mengikuti sekuriti yang membawa Lala pergi.

Lala di bawa menemui manajer restoran untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Maaf kami terpaksa memecat mu tanpa memberi pesangon apalagi gaji, karena sudah merusak nama baik restoran. Meskipun kau adalah karyawan kami tetap saja kau harus mengganti rugi atas kerusakan inventaris restoran," ucap sang manager melemparkan secarik kertas padanya.

"Maaf pak tapi saya belum punya uang untuk membayar ganti rugi ini,"

"Tidak apa kau bisa datang kembali setelah mempunyai uangnya, jangan lupa kau juga harus menanggung biaya berobat lelaki itu. Sekarang kau boleh pergi," jawab Manager restoran

Lala berjalan gontai meninggalkan ruangan manager.

Entah kenapa ia begitu senang meskipun harus kehilangan pekerjaan dan membayar ganti rugi.

"Rasanya puas sekali bisa menghajar bajing*n itu,"

Tiba-tiba wajahnya langsung berubah muram saat melihat nota ganti rugi yang harus dibayarnya.

"Darimana aku mendapatkan uang untuk ganti rugi, sedangkan aku tidak punya pekerjaan sekarang. Tidak mudah mendapatkan pekerjaan di kota ini," keluh Lala

Ia kemudian duduk termenung di sebuah halte bus.

"Aku bisa membantumu jika kau mau," ucap Sam kemudian duduk disebelahnya

"Memangnya kamu bisa bantu apa?" jawab Lala balik bertanya

Sam menunjuk kearah kuitansi yang dipegang oleh Lala.

"Sebenarnya kau ini siapa, apa kau Dewa penolong yang dikirimkan Tuhan untuk membatu ku atau??" Lala memperhatikan Sam dengan seksama dari ujung rambut hingga ujung kaki

"Jangan bilang kau adalah seorang mucikari yang sengaja mencari gadis lemah sepertiku dan menolongnya kemudian menjual ku, ahhh lupakan saja aku tidak butuh uangmu," jawab Lala

"Jangan berprasangka buruk terhadap ku. Kebetulan aku tadi ada di restoran tempatmu bekerja dan melihat semuanya."

"Terus???"

"Kebetulan aku juga sedang memerlukan seorang gadis untuk memainkan sebuah peran dalam sebuah reality show," jawab Sam

"Apa kau seorang Sutradara??"

"Bukan,"

Sam kemudian menjelaskan semuanya kepada Lala.

"Bagaimana apa kau bersedia menjadi istri kontrak bos ku??" tanya Sam memastikan

"Memang saat ini aku sedang membutuhkan uang, tapi aku juga belum terpikirkan untuk menikah muda karena aku masih ingin menikmati masa mudaku, lagipula orang tuaku pasti akan terkejut jika aku menikah tiba-tiba bukan??. Maaf sepertinya aku tidak bisa menerimanya," jawab Lala

"Pikirkanlah sekali lagi, lagipula ini hanya nikah kontrak jadi kau masih bisa menikmati masa muda mu karena suamimu tidak akan menuntut apapun darimu, kau hanya berpura-pura menjadi istrinya didepan kedua orang tuanya saja dan bersikap manis kepada mereka," terang Sam

"Tetap saja aku tidak bisa," tolak Lala

Sam tak patah arang, ia kemudian memberikan kartu namanya kepada Lala.

"Hubungi aku jika kau berubah pikiran,"

Lala mengangguk pelan dan kemudian segera menghentikan sebuah angkot dan meninggalkan Sam.

Sam segera mencarikan calon pasangan untuk Dhiv saat Lala tak kunjung menghubunginya.

Sudah beberapa wanita itu kenalkan kepada Dhiv, namun lelaki itu selalu menolaknya dengan berbagai alasan hingga membuatnya frustasi.

"Sebenarnya kamu mencari wanita seperti apa sih Dhiv??"

"Entahlah Sam, yang jelas aku kurang nyaman saja sama mereka," jawab Dhiv kemudian merebahkan tubuhnya ke sofa

"Bagaimana keadaan ibumu?" tanya Sam

"Belum membaik,"

"Sebaiknya kau cepat menikah agar ibumu bisa perawatan terbaik. Setidaknya kau harus membahagiakannya sebelum dia meninggal bukan?"

"Apa kau pikir aku tidak membahagiakannya selama ini?" tanya Dhiv menarik dasi Sam

"Ayolah Dhiv, kau hanya akan memperpendek usianya jika terus menunda pernikahan itu. Ibumu perlu perawatan intensif agar bisa bertahan hidup, apa kau bisa membayar biaya pengobatannya jika kau hanya seorang pengangguran yang tidak memiliki apa-apa?. Berpikirlah dewasa dan jangan mengandalkan orang lain lagi," jawab Sam

"Baiklah, aku akan menemui ayahku malam ini, aku harap kau sudah menemukan kandidat yang tepat sebelum aku pergi menemuinya," jawab Dhiv kemudian meninggalkan Sam

*Tok, tok, tok!!

Lala segera membuka pintu kamarnya dan melihat siapa yang datang.

"Ibu???" gadis itu benar-benar tercengang saat melihat kedatangan ibunya.

Ia kemudian mempersilakan wanita itu masuk kedalam kamarnya.

"Maaf sudah mengejutkan dirimu karena ibu tidak mengabari mu sebelumnya,"

"Tidak apa ibu, memangnya ada hal penting apa sampai ibu malam-malam datang ke kosanku," jawab Lala

Wanita itu tersenyum getir dan kemudian memeluk erat putrinya.

"Maafkan Ibu nak, maafkan ibu karena tidak bisa membahagiakan dirimu dan hanya membuat mu susah," ucap wanita itu terisak

"Aku bahagia kok bu, kata siapa aku hidup susah. Ibu kenapa sedih, ayo cerita sama Lala?" tanya gadis itu mengusap air mata ibunya

"Sebenarnya uang yang ibu berikan padamu untuk membayar ujian kemarin adalah uang pinjaman dari juragan Sadam rentenir di kampung kita. Dan sekarang ia meminta ibu melunasi pinjaman itu atau dia akan menjadikan mu sebagai istri ke empat jika ibu tak bisa membayarnya. Maafkan ibu nak, ibu benar-benar tidak tahu jika juragan Sadam sudah mengincar mu hingga ia begitu baik dan memberikan pinjaman tanpa cuma-cuma kepada ibu," jawab wanita itu kembali terisak

"Aku tahu bu," jawab Lala kembali memeluk erat ibunya

"Apa kau mau menikah dengannya??"

"Tentu saja tidak ibu, mana mungkin aku mau menjadi istri keempat bandot tua itu,"

"Untuk itulah ibu datang kemari nak, aku harap kau segera pergi dari kota ini agar ia menemukan dirimu,"

"Tapi bagaimana dengan Ibu??"

"Ibu sudah tua, jadi jangan khawatir diriku. Aku bisa menghandle semuanya, percayalah nak ibu akan baik-baik saja. Sekarang cepat kemasi barang-barang mu dan pergilah ke Jakarta," ucap wanita itu kemudian memberikan sejumlah uang kepada Lala

"Uang itu memang tidak banyak, tapi setidaknya bisa untuk biaya hidupmu selama satu bulan di sana,"

Lala mengangguk dan segera mengemasi barang-barangnya dibantu oleh ibunya.

Keduanya kemudian menuju ke terminal bus Leuwi Panjang.

Lala terlebih dulu mengantar ibunya masuk kedalam bus.

"Hati-hati ya bu, aku janji akan mengabari Ibu jika sudah tiba di Jakarta," ucap gadis itu mencium punggung tangan ibunya

Ia kemudian segera mencari bus kearah Jakarta setelah memastikan ibunya pulang dengan selamat.

Saat hendak mencari tiket bus, tiba-tiba Lala melihat juragan Sadam dan anak buahnya.

"Sial, mereka pasti sedang mencari ku," gadis itu segera menutupi wajahnya dan berlari meninggalkan terminal bus.

"Itu dia!" seru anak buah Sadam segera mengejar Lala

Gadis itu berlari secepat mungkin agar tak tertangkap.

Saat melihat sebuah mobil berhenti didepannya ia segera membuka pintu mobil itu naik kedalamnya.

"Siapa kamu??"

"Sebaiknya cepat jalankan mobilnya aku akan menjelaskannya nanti," jawab Lala

Tanpa berpikir panjang Dhiv langsung melajukan kendaraannya.

"Syukurlah," ucap Lala

Gadis itu begitu lega saat berhasil kabur dari kejaran Sadam dan anak buahnya.

"Kenapa penampilan mu acak-acakan sekali, apa Sam tidak menyuruhmu untuk berdandan??" tanya Dhiv

"Dandan??" tanya Lala membulatkan matanya

"Tentu saja, mana mungkin ayahku akan merestui pernikahan kita jika melihat calon menantunya kumal dan kusam seperti gelandangan!" cibir Dhiv membuat Lala terbelalak

"Calon menantu???" ucap Lala kebingungan

Bagai telur diujung Tanduk

"Aku sudah menemukan kandidat yang tepat untuk dirimu, temui dia di terminal bus Leuwi Panjang,"

"Ok Sam, sebaiknya kau segera kirimkan fotonya agar aku tidak salah orang," jawab Dhiv

"Baik,"

Setelah berpamitan dengan ibunya Dhiv kemudian segera bergegas menuju terminal bus Leuwi Panjang.

Jalanan kota Bandung begitu padat merayap malam itu. Sebuah kecelakaan maut di jalan asia Afrika membuat laju kendaraan sedikit tersendat. Dhiv terpaksa memutar balik mobilnya dan mencari jalan alternatif lain untuk menghindari kemacetan.

Setibanya di terminal ia segera memarkirkan mobilnya dan menunggu wanita itu keluar dari dalam terminal.

Dhiv sesekali mengecek ponselnya berharap ada pesan dari Sam, "Kenapa Sam belum mengirimkan fotonya juga, kalau begini darimana aku bisa mengenali wanita itu,"

"Sepertinya aku terlambat," Dhiv kembali melajukan mobilnya meninggalkan area terminal bus Leuwi Panjang.

Dhiv tiba-tiba menghentikan mobilnya saat melihat Lala berlari kearahnya.

*Ciit!!

"Itu dia!" seru anak buah Sadam segera mengejar Lala

Gadis itu berlari secepat mungkin agar tak tertangkap.

Saat melihat sebuah mobil berhenti didepannya ia segera membuka pintu mobil itu, dan sepertinya dewi fortuna sedang memihaknya. Pintu mobil tak terkunci sehingga Lala bisa segera membuka pintunya dan naik kedalamnya.

"Siapa kamu??" Dhiv menatap lekat wanita yang duduk dibelakangnya.

"Sebaiknya cepat jalankan mobilnya aku akan menjelaskannya nanti," jawab Lala

"Tunggu, bukankah kau gadis bar-bar yang ada di restoran. Pantas saja ia tidak mengirimkan fotonya, ternyata gadis itu yang ia pilihkan untukku!"

Tanpa berpikir panjang Dhiv langsung melajukan kendaraannya.

"Syukurlah, akhirnya aku bisa bebas juga," ucap Lala

Gadis itu begitu lega saat berhasil kabur dari kejaran Sadam dan anak buahnya.

"Kenapa penampilan mu acak-acakan sekali, apa Sam tidak menyuruhmu untuk berdandan??" tanya Dhiv

"Dandan??" tanya Lala membulatkan matanya

"Tentu saja, mana mungkin ayahku akan merestui pernikahan kita jika melihat calon menantunya kumal dan kusam seperti gelandangan!" cibir Dhiv membuat Lala terbelalak

"Calon menantu???" ucap Lala kebingungan

"Jangan berlagak bodoh, sebaiknya kau diam saja dan ikuti perintah ku!" celetuk Dhiv

"Baik,"

Dhiv kemudian menghentikan mobilnya disebuah klinik kecantikan. Ia kemudian membawa Lala masuk kedalamnya.

"Selamat malam Mr. ganteng, Ada yang bisa dibantu?" tanya seorang lelaki gemulai menyapa Dhiv

"Tolong rubah dia menjadi Cinderella," sahut Dhiv

"Baik Mr. Ganteng," Lelaki itu segera mengandeng Lala dan mengajaknya duduk di meja rias.

Sementara Dhiv menunggu Lala yang sedang di make over, terdengar suara beberapa orang preman membuat keributan di depan klinik.

"Aku yakin ini mobilnya!" seru seorang preman mengamati mobil Dhiv dengan teliti.

"Kalau begitu hancurkan saja mobilnya, aku yakin dengan begitu mereka akan segera menampakkan batang hidungnya," jawab Sadam dengan wajah bengisnya

Saat para preman itu hendak merusak mobil Dhiv dengan batu, seorang petugas keamanan dan juru parkir mencoba menghalaunya, sehingga terjadi perkelahian antara mereka.

Karena kalah jumlah juru parkir dan petugas keamanan harus babak belur setelah dianiaya oleh preman-preman itu.

Mereka kemudian mendobrak pintu masuk klinik dan mencari keberadaan Lala.

Semua pengunjung klinik berteriak histeris saat melihat preman-preman itu memasuki klinik. Mereka berlarian keluar untuk menyelamatkan diri.

Sadam menyeringai saat melihat Lala terperanjat melihatnya, "Ternyata kau bersembunyi disini rupanya?"

Lelaki itu berjalan menghampiri Lala, "Kau benar-benar cantik Lala, tidak salah aku memilihmu sebagai istri keempat ku!" ucap Sadam mengusap wajah gadis itu

Lala segera menggigit tangan lelaki itu dan mendorongnya.

"Aarrghh, dasar gadis sialan, kejar dia!" seru Sadam memegangi tangannya

Lala berusaha melawan saat preman-preman itu hendak menangkapnya.

"Awww!!" gadis itu jatuh tersungkur saat sebuah pukulan keras mengenali ulu hatinya.

Dhiv segera beranjak dari duduknya dan memelintir lengan seorang preman saat akan menyentuh gadis itu.

"Wah ada pahlawan kesiangan rupanya, sebaiknya kita apakan dia!" ejek salah seorang dari mereka

"Bantai aja gengs!" teriak Sadam

Mereka segera mengeroyok Dhiv begitu Sadam memberikan perintah.

Dhiv berusaha menghajar satu persatu preman-preman itu. Jumlah yang tak sepadan membuat Dhiv kewalahan menghadapi mereka. Sebuah tendangan keras berhasil membuat Dhiv tumbang dan terkulai lemas di lantai.

Melihat lawannya tumbang Sadam segera mengambil kursi dan berjalan mendekatinya.

"Sekarang kau akan merasakan hukuman yang akan aku berikan karena berusaha membawa lari calon istriku!" tandas Sadam

Saat lelaki itu mengayunkan kursi kearah Dhiv, Lala segera mengambil sebuah spray pewarna rambut dan menyemprotkannya ke wajah Sadam.

Melihat Sadam lengah, Lala segera menarik Dhiv dan membawanya keluar dari klinik kecantikan.

"Mau kemana kalian!" seru anak buah Sadam menghadang keduanya

Lala terlihat begitu ketakutan saat melihat anak buah Sadam mengepungnya.

Kenapa nasibku begitu sial??

*Buuggghhh!!

Sebuah tendangan keras melesat saat anak buah Sadam hendak melukai Dhiv.

Tiba-tiba seorang lelaki datang menyelamatkan mereka dan melumpuhkan satu persatu anak buah Sadam.

"Maaf aku sedikit terlambat," ucap Sam memberikan sapu tangannya kepada Dhiv

"Sebaiknya kau urus gadis itu," ucap Dhiv kemudian masuk kedalam mobilnya.

Sammy mengangguk dan segera menghampiri Lala, " Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya lirih

Gadis itu mengangguk pelan.

Bukankah dia???

Sam mendongakkan dagu gadis itu dan menatap lekat wajahnya.

"Bagaimana kau bisa bersama Dhiv??" tanya Sam

"Ceritanya panjang," jawab gadis itu menyingkirkan tangan Sam dari wajahnya.

Sam kemudian mengajak gadis itu masuk kedalam mobilnya. Dhiv hanya menghela nafas saat melihat Sam begitu memperhatikan Lala.

Ia menghampiri sahabat sekaligus assisten pribadinya itu dan mengajaknya bicara,

"Sepertinya aku tidak bisa melakukan pernikahan kontrak dengan gadis itu. Dia memiliki masalah yang rumit. Sebaiknya kau selidiki dulu latar belakang gadis itu sebelum memutuskan untuk menjadikan dia sebagai calon istri kontrak ku. Meskipun hanya istri kontrak, aku rasa kita perlu mencari seseorang yang memiliki latar belakang yang bagus, agar tidak mendatangkan masalah di kemudian hari, bukan begitu Sam?" terang Dhiv

"Kau benar Dhiv. Sebelumnya aku minta maaf atas kesalahpahaman ini," jawab Sam

"Salah paham, apa maksudmu??" tanya Dhiv mengernyitkan keningnya

"Sebenarnya aku sudah menyiapkan calon istri untukmu, namun ia langsung mengundurkan diri saat tahu kau adalah putra Dario Caffaso,"

"Ah sial, jadi itu alasanmu tak mengirimkan fotonya padaku??"

"Benar,"

"Lalu kenapa kau tidak memberitahuku!" hardik Dhiv dengan nanda tinggi

"Maafkan aku, Ayahmu tiba-tiba menemui ku dan menyuruhku membawamu ke Jakarta malam ini juga," jawab Sam

"Kenapa, kenapa ia tiba-tiba ingin menemui ku?" tanya Dhiv begitu penasaran

"Maaf aku tidak tahu soal itu,"

Dhiv tersenyum kecut saat melihat ekspresi wajah Sam. Ia tahu jika sahabatnya itu menyembunyikan sesuatu darinya. Sebagai sahabatnya ia tahu betul jika Sammy adalah orang yang tak pandai berbohong selama ini.

Mengetahui jika Sam tidak akan memberitahu dirinya, membuat Dhiv berinisiatif untuk menghubungi ayahnya dan menanyakan sendiri, apa tujuan lelaki itu mengundangnya.

Sementara itu, melihat Lala termenung seorang diri, membuat Sam menghampiri gadis itu.

"Hari sudah malam, sebaiknya kau segera pulang," ucap Sam kemudian memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu untuk ongkos pulang.

"Apa tawaran mu waktu itu masih berlaku?" tanya Lala

Sam tersenyum simpul menatapnya, "Kami sudah menemukan calon istri yang tepat untuk bos kami, jadi maaf tawaran itu sudah tak berlaku lagi,"

Lala tertunduk sedih mendengar jawaban Sam. Ia kemudian mengembalikan uang pemberian Sam, "Maaf aku tidak bisa menerima uang ini," ucap gadis itu

"Sepertinya kau sangat membutuhkan uang ini jadi pakai saja. Lagipula kau juga terluka karena mencoba menyelamatkan Dhiv jadi anggap saja itu sebagai uang kompensasi dari kami untuk mengobati lukamu,"

"Tidak perlu, lagipula bukan dia yang membuat ku seperti ini. Justru aku yang seharusnya meminta maaf karena sudah membuatnya berada dalam bahaya," jawab Lala

Sammy menatap lekat lembaran uang yang di atas tangannya,

Sementara itu melihat Lala beranjak pergi membuat Dhiv langsung menyusulnya.

"Siapa bilang kau boleh pergi setelah membuatku seperti ini, kau harus bertanggung jawab setelah apa yang terjadi padaku?" ucap Dhiv menarik lengan gadis itu

"Jika kau meminta ganti rugi padaku maka aku akan memberikannya, tapi tidak sekarang karena aku belum punya uang," ucap gadis itu getir

"Apa kau menghinaku?" tanya Dhiv menyeringai

"Apa aku terlihat seperti orang tak mampu hingga aku harus meminta ganti rugi padamu, cih menyedihkan sekali!" cibir Dhiv

"Lalu apa yang kau inginkan dariku?" tanya Lala menatapnya nyalang

"Menikahlah denganku maka aku akan menolong mu," ucap Dhiv membuat Lala terpana mendengarnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!