Seruni berlari-larian sambil membawa secarik kertas ditangannya.Dari binar wajahnya terlihat ia sangat bahagia.Matanya menyapu sederet perahu ikan mencari Sang Bapak.Bagitu terlihat,Seruni berlari cepat menghampiri.
"Bapak!!"Serunya dengan nafas ngos-ngosan.
Pak Salam mendongak,ia tersenyum melihat putrinya mendekati.
"Bapak,Uni Lulus Pak dengan nilai terbaik"Ucap Seruni dengan netra berkaca-kaca.
"Benarkah?"Pak Salam melepas jaring ikan yang dipegangnya,ia menghampiri putri satu-satunya itu.Seruni mengangguk sambil menyerahkan kertas hasil ujian akhir.
Mata Pak Salam berbinar bahagia,ia mencium putrinya dengan penuh bangga.
"Woiii putriku lulus dengan nilai terbaik"Pak Salam melolong dengan kuatnya.Para nelayan yang ada disekitar pantai itu melihat ke arah mereka.Seruni tersenyum bahagia melihat gurat bahagia terpancar di wajah tua Bapaknya.Tidak sia-sia ia belajar dengan rajin meskipun mengalami banyak kendala.
Karena zaman sekarang jika mengikuti ujian harus mempunyai Handphone.Sedangkan Handphone milik Seruni hanya hp second dengan Ram 2GB.Jadi bisa dibayangkan gimana lemotnya.
Tapi sekarang perjuangannya terbayar dengan nilai terbaik yang ia capai.Pak Salam bersujud syukur ditempat itu,Seruni bermakmum disampingnya.
___Seruni melangkah ke emperan rumah sambil membawa dua cangkir kopi untuknya dan si Bapak.
"Ngopi dulu Pak"Sapa Seruni,Pak Salam yang tengah menganyam jaring ikan menoleh sesaat dengan senyuman lalu melanjutkan pekerjaannya.Seruni duduk bersila didipan kayu sambil lalu mengotak-atik handphonenya.
"Sudah sholat Maghrib belum?"Tanya Pak Salam tanpa menoleh.
"Sudah dong"
"Gimana rencana Uny setelah lulus sekolah?"
"Uny mau kerja bantuin Bapak"
Pak Salam menoleh dengan kening berkerut"Mau kerja apa disini?"
"Jual ikan,jadi Bapak yang nangkep ikan UNY yang jualin"Seruni menjawab dengan enteng,seperti sudah ia rencanakan.Pak Salam geleng-geleng kepala.Ia melanjutkan kembali pekerjaannya.
"Bapak ingin keluar dari desa ini"
Kini Seruni yang mengerutkan keningnya"Mau keluar Pak?"
"Nanti Bapak fikirkan,apa Uni mau ikut Bapak?"
"Ya jelaslah,masa iya Uni ninggalin Bapak"
Pak Salam tersenyum disela kesibukannya.
"Assalamualaikum"Terdengar Seseorang mengucapkan salam.
"Wa'alaikum salam"Seruni menjawab hampir bersamaan dengan Bapaknya.
"Eh Suryo,, masuk-masuk"Pak Salam menghentikan aktivitasnya.Ia bangkit menyambut tamunya lalu mempersilahkannya masuk.Seruni bangkit ingin membuatkan kopi tapi keburu Pak Salam memberi isyarat melarang Seruni ikut masuk.
Meskipun merasa aneh,tapi Seruni menurut saja.Ia melanjutkan memainkan benda pipih miliknya.
Tengah asyik bermain-main dengan handphonenya,tiba-tiba hawa dingin menelusup tengkuknya.Bulu kuduknya meremang,Seruni mengangkat kepalanya.Menoleh kesana kemari mencari sesuatu.
"Datang lagi"bisik Seruni "Mau minum kopi ya"Matanya tetap awas ke sekitar halaman rumahnya.Tapi tak terlihat apapun.Seruni menghela nafas panjang.Tercium aroma bunga melati yang begitu kuat.
"Sembunyi dimana kamu?"Seruni semakin menajamkan penglihatannya.Barulah ia menyadari bahwa sosok perempuan berpakaian putih tengah bertengger di dahan pohon di halaman rumahnya.Rambutnya panjang berjuntai menyentuh tanah.Sebagian wajahnya tertutup oleh rambut.
"Oh disitu kau rupanya"Seruni menunjuk tanpa rasa gerun."Tumben jam segini sudah muncul,biasanya tengah malam.Mau minum kopi ya?"
Sosok wanita itu tetap duduk bertengger dengan tatapan lurus ke arah Seruni"Sini kalau mau minum kopi"Bukannya takut Seruni malah melambaikan tangan memanggil.
"Eh"ia menutup mulutnya sendiri"Emang hantu bisa minum kopi?"Seruni cekikikan sendiri.
Sudah indigo dari kecil,jadi melihat hantu adalah hal yang biasa baginya.Termasuk Hantu wanita yang satu ini.Seruni selalu melihatnya.Mangkanya dia tidak takut,karena hantu itu bukan hantu jahat.
Sosok Kuntilanak itu melayang mendekat,Seruni melebarkan matanya."Eh mau ngapain kamu kesini?"Seruni meraih batang penyapu yang tak jauh darinya.
"Ayo sini kalau mau aku pukul pakek penyapu"Seruni menggenggam erat sapu itu dengan kedua tangannya.Ia sudah mengambil ancang-ancang untuk melibas si Hantu.
Kuntilanak itu makin mendekat makin siap Seruni untuk memukulnya.
"Uny...."Sebuah panggilan membuat Seruni mengalihkan perhatiannya.Dan hantu itupun lenyap dalam sekelip mata.Seruni celingukan,hantu itu benar-benar menghilang.
Qodir berlari kecil menghampiri Seruni,cowok itulah yang baru saja memanggilnya.
"Ada apa Dir?"
"Boleh aku bertamu?"Qodir bukan menjawab tapi malah balik bertanya.
"Oh silahkan"Seruni mempersilahkan teman sekelasnya untuk duduk.Qodir masuk ke emperan rumah Seruni dan duduk Dipan kayu.
"Bapakmu mana?"Qodir celingukan.
"Ada di dalam lagi ada tamu"Jawab Seruni sembari duduk tak jauh dari Qodir.
"Kamu mau lanjutin sekolah apa tetep dengan rencanamu untuk membantu Bapakmu?"Qodir bertanya hal yang sama seperti waktu kemarin.
"Entahlah Dir,Bapak katanya pengen keluar dari desa ini"
"Mau pergi kemana?"
"Aku pun tak tahu,kalau kamu sendiri gimana?"
"Aku mau kerja di kota Ni,lumayan gajinya dari pada disini.Dan rencananya aku pengen ngajak kamu"Qodir mengutarakan niatnya.
"Aku nggak akan ninggalin Bapak Dir,kamu tahu kan Bapak cuma ada aku dan beliau juga sudah sepuh.Jadi maaf ya"Dengan sopan Seruni menolak ajakan Qodir.Qodir nampak kecewa,tapi ia bisa apa.
"Ya sudah,kalau nanti kamu butuh bantuanku,kamu tahu kan nomor telepon aku"
Seruni mengangguk yakin,Qodir tersenyum.Ia pun pamit pulang.
Setelah Surya lenyap dipekatnya Malam,Pak Salam duduk di samping putrinya yang masih bermain dengan handphonenya.
"Uny..."Panggil Pak Salam lembut.
"Iya Pak"Seruni mendongak menatap Bapaknya.
"Suryo kesini mau ngajak Bapak pindah ke Kota"Pak Salam menjelaskan tanpa menunggu Seruni bertanya.
"Emang rencana Bapak di kota apa?"
"Disana ada kerjaan jadi tukang kebun,gajinya kan pasti nggak kayak nyari ikan"
"Terus Uni gimana?"
"Ya Uni ikut,bantuin Bapak"Jawab Pak Salam tenang.
"Emang nggak apa-apa tukang kebunnya dua?"
"Nanti Suryo atur semuanya,tapi Uni mau kan?"Pak Salam ingin memastikan keputusan putrinya.
"Uni terserah Bapak aja,dimana Bapak tinggal disitu ada Uni?"Jawab Seruni membuat Pak Salam tersenyum tenang.
Pak Salam memang bangga bisa punya anak seperti Seruni yang sangat berbakti.Dia berjanji setelah urusannya selesai dia akan membuat Seruni bahagia tanpa Permintaan apapun.
___
Jadwal keberangkatan ke Kota Tasik sudah tiba.Seruni dan Pak Salam dijemput oleh Suryo menggunakan truk Fuso.Yah karena Suryo adalah seorang supir logistik yang mengantarkan barang bahan makanan pokok ke beberapa Kota termasuk Kota Tasik.
Setelah sampai di tempat yang dijanjikan dengan saudara Suryo,mereka menunggu untuk dijemput.Karena truk Fuso dilarang masuk ke jalan Utama Kota.
Sebuah Mobil mewah datang menghampiri,ternyata saudara Suryo adalah supir pribadi ditempat yang menjadi tujuan Pak Salam mengais rezeki.Setelah berbincang sekedar basa-basi,Suryo pamit karena ia harus sampai tepat waktu di gudang.Kemudian Pak Salam dan Seruni ikut saudara Suryo yang bernama Said.
"Terimakasih ya Said,kalau bukan karena kamu,aku tidak akan bisa mendapatkan pekerjaan ini"Pak Salam mengungkapkan perasaannya.Ia duduk di kursi disebelah Said.Sedangkan Seruni duduk dijok belakang.
"Tidak usah sungkan,Suryo sudah banyak cerita kalau Pak Salam selalu membantunya.Juga pernah membantu saya disaat saya sakit keras dulu"Jawab Said tanpa kehilangan konsentrasi mengemudi.
"Membantu kamu saat sakit?"Pak Salam mengerutkan keningnya.
"Mungkin Pak Salam lupa,dulu Suryo pernah minta tolong karena saya sakit keras di bomoh orang"
Pak Salam diam,ia berusaha mengingat tapi benar-benar lupa karena memang Suryo sudah banyak kali meminta bantuannya.
"Aku benar-benar lupa"Pak Salam menertawai kepikunannya.Said ikut-ikutan tertawa.
Mobil yang ditumpangi Seruni masuk ke Perumahan elit.Rumah yang berjejer besar-besar dengan desain yang bermacam-macam.Seruni sampai mengap melihat rumah-rumah yang mentereng itu.
"Kapan aku bisa punya rumah sebagus ini?"Pikir Seruni.
Mobil memperlambat jalannya memasuki sebuah Rumah minimalis berlantai tiga.Halamannya luas,ada kolam renangnya juga.Ada taman kecil yang dilengkapi dengan air pancur.Seruni benar-benar terkagum-kagum dibuatnya.
"Tuan Jaka sekarang sedang keluar Kota,yang ada hanya Nyonya Desi istri Tuan Jaka"Said menjelaskan.Ia mengantar kedua Bapak dan anak itu masuk kedalam rumah besar itu.
"Permisi Nyonya"Sapa Said.Seorang wanita yang cantik meskipun diusianya yang sudah tidak lagi muda tersenyum penuh keibuan kepada supirnya itu."Ini tukang kebun yang saya ceritakan kepada Nyonya"Said menunjuk Pak Salam.Pak Salam merendahkan tubuhnya sebagai salam penghormatan.Nyonya Desi mengangguk sambil tersenyum.
"Gadis itu siapa?"Ny.Desi menunjuk Seruni.
"Putri saya Nyonya"Pak Salam menjawab.
"Tapi saya hanya minta tukang kebun,tidak nambah pembantu.Soalnya pembantu disini sudah ada dua"Ny.Desi menyatakan penolakan secara halus.
"Tidak mengapa kalau putri saya tidak digaji Nyonya,asal dia diijinkan untuk tinggal bersama saya.Kami hanya berdua saja didunia ini Nyonya.Ibunya sudah lama meninggal dunia.Kalau perlu biaya dia makan potong gaji saya"Ucap Pak Salam memelas.Seruni menatap Bapaknya penuh iba.
"Kenapa lah Bapak ini memaksa kerja di kota?Mau dapat berapa dia kalau uang gajinya harus di potong uang makan untukku"Pikir Seruni dalam hati.
Ny.Desi menatap lekat Seruni"Apa dia tidak sekolah?"Tanyanya kemudian.
"Dia baru saja lulus sekolah menengah atas Nyonya"Pak Salam menjelaskan dengan penuh antusias.
"Bisa liat ijazahmu"
Seruni mengangguk,ia segera membuka ranselnya untuk mengambil ijazah.Memang ia sengaja membawa ijazahnya siapa tahu diperlukan.
Ny,Desi memperhatikan nilai hasil ujian kepunyaan Seruni,dia manggut-manggut entah karena apa ?.
"Hasil ujian kamu bagus loh"Ny,Desi menyerahkan kembali Map Biru milik Seruni."Sayang kalau sekolah kamu tidak dilanjutkan"
"Gimana kalau kamu lanjutkan sekolah kamu,kamu kuliah di yayasan milikku.Akan aku gratiskan semuanya,asal kamu bisa mempertahankan prestasimu"Ny.Desi menatap Seruni dengan kesungguhan.
Seruni terpana,ia beralih menatap Bapaknya.Pak Salam tersenyum,ini adalah satu rezeki yang tidak disangka-sangka.
"Kamu mau?"Ny.Desi ingin kepastian dari Seruni.
"Mau Nyonya, terimakasih banyak Nyonya"Seruni menjawab dengan penuh semangat.Ny.Desi menjawab dengan senyuman.
"Said antar mereka ke kamarnya"Titah Ny.Desi.
"Baik Nyonya"Said menjalankan perintah dengan senang hati.
Adzan subuh sudah berkumandang,membangunkan para hamba Allah untuk melaksanakan kewajiban.Seruni dan Pak Salam sholat berjamaah di kamarnya.Karena memang yang tersedia hanya satu kamar,jadi mereka gunakan berdua.
Setelah selesai sholat,Seruni langsung ke dapur untuk membantu para ART menyiapkan sarapan.Sedangkan Pak Salam memulai pekerjaannya sebagai tukang kebun.
"Kamu anaknya tukang kebun yang baru itu ya?"Tanya Mbak Siti.
"Iya Mbak"Jawab Seruni sambil mengupas bawang.
"Katanya mau disekolahin sama Nyonya ya?"Sambung Mbak Rara.Seruni mengangguk cepat.
"Nyonya memang baik orangnya"Tambah Mbak Siti.Seruni tersenyum tipis."Baik-baik saja kerja disini,kalau dimarahi jangan dimasukkan kedalam hati"
"Masukkan ke dalam koper aja,langsung minggat"Seloroh Mbak Rara yang langsung disambut tawa.
__Jam sudah menunjukkan pukul 05,45.Semua masakan sudah terhidang di meja makan.Satu persatu penghuni rumah berdatangan duduk di meja makan.
Tuan Jaka yang baru datang jam 02.00 pagi tadi melihat Seruni dengan tatapan yang sangat lekat.Wajah Seruni seperti tidak asing baginya.
"Pa"Panggil Ny.Desi kepada suaminya.Tuan Jaka gelagapan,ia duduk dengan perasaan yang tak dapat diartikan."Kenapa lihat Seruni sampai begitu?"Ny.Desi merasa risih dengan sikap suaminya.
"Tidak ..emmm anu siapa tadi namanya?"Tuan Jaka merasa kurang jelas.
"Seruni"Jawab Ny.Desi.
"Seruni??"Tuan Jaka seperti mengingat seseorang."Asal darimana?"
"Desa Majang"
"Desa Majang???"ah berarti bukan,Tuan Jaka tersenyum lalu meraih dua potong roti.
"Emang kenapa Pa?"Ny.Desi masih belum puas dengan penjelasan dari suaminya.
"Tidak apa-apa,Ohya Roy gimana kuliahmu?kamu nggak bikin masalah lagi kan?"Tuan Jaka mengalihkan topik pembicaraan kepada anak sulungnya.
"Tidak dong Pa"Jawab Roy dengan santai.
"Bagus,lalu kamu Ge?gimana sekolahmu?"Giliran si bungsu Geysa yang ditanyakan.
"Ok ok aja Pa"Geysa juga menjawab dengan santai sambil menyantap roti bakarnya.Tuan Jaka manggut-manggut.
"Roy,besok temani Seruni daftar kuliah di kampus kamu"Ny.Desi berujar.
"Hah??Maksud Mama pembantu baru itu?"
"Iya,kenapa?"
"Dia mau kerja apa mau sekolah Ma?"Roy balik bertanya.
"Aku yang menyuruhnya melanjutkan ke bangku kuliah.Sayang sekali karena dia itu anaknya pintar"
"Terus yang biayain Mama gitu??enak dong jadi dia"Geysa ikut berkomentar.
"Apa gunanya Mama membangun yayasan kalau tidak untuk menolong orang Ge,apalagi yayasan Mama kan emang untuk orang yang kurang mampu"Bantah Ny Desi."Kamu mau nggak bantuin dia Roy?"
"Iya Ma"Jawab Roy setengah hati.
"Kalau dia sekolah kapan kerjanya Ma?"Tuan Jaka juga berkomentar.
"Dia kesini bukan untuk kerja Pa,kalau untuk kerja?Mama cuma butuh tukang kebun aja.Dia kesini memang khusus untuk sekolah,selepas dari sekolah kalau dia mau bantuin beres-beres ya kita bayar"Ny Desi begitu kekeh mempertahankan keputusannya.
Semua pada berjungkit bahu,tidak berani melawan lagi ucapan Ny Desi.Seruni mendengar semua percakapan yang terjadi di ruang makan itu.Diam-diam dia begitu kagum dengan kebaikan hati Ny Desi.Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi mahasiswa yang berprestasi agar Ny Desi tidak menyesal menyekolahkan dirinya.
Mbak Siti menepuk pundak Seruni hingga Seruni dibuat kaget"Ssstttt"Mbak Siti menarik tangan Seruni ke belakang Dapur.
"Jangan menguping pembicaraan majikan,nanti Tuan tahu kamu bisa dimarahin.Disini yang paling galak itu Tuan"Mbak Siti memberi tahu dengan suara yang dipelankan agar tidak terdengar siapapun.Seruni mengangguk mengerti.
"Bagus"
...****************...
Senja sudah berganti malam,para penghuni rumah sudah kembali ke tempat peristirahatan.Hanya Tuan Jaka yang belum pulang.Padahal makan malam sudah disiapkan.Terpaksa Ny Desi makan lebih dulu bersama kedua anaknya.
Jam sudah menunjukkan hampir jam sebelas malam,Tuan Jaka baru saja datang.Ia mengemudikan mobilnya sendiri,karena Said sudah diminta untuk pulang lebih dulu tadi.
Setelah memarkirkan mobilnya,Tuan Jaka melangkah masuk ke dalam rumahnya.
Namun langkahnya tertahan disaat ia mendengar suara perempuan sedang berkidung.Suaranya sangat lembut dibawa angin malam yang sepoi-sepoi.
"Siapa malam-malam berkidung?padahal dirumah ini tidak ada yang punya bayi?"Tuan Jaka berpikir sendiri.Tatapan matanya menyapu kesekitar.Tiba-tiba ia melihat sosok perempuan dengan memakai dress putih sedang menggendong bayi.
Tuan Jaka memicingkan matanya,tapi ia belum memastikan siapa gerangan wanita itu.Hatinya dilanda rasa penasaran,selangkah demi selangkah ia berjalan mendekat.Tapi anehnya semakin mendekat wanita itu seperti semakin menjauh.Padahal tak terlihat ia sedang berjalan.
Tuan Jaka semakin dibuat ingin lebih tahu,karena ia merasa mengenal sosok itu.
THUK
"Aduh"Tuan Jaka memegang kepalanya yang seperti terkena lemparan batu.Ia tercari-cari siapa yang menimpukinya dengan batu.Terlihat seruni berjongkok dibalik tanaman bonsai miliknya.Ia seperti bersembunyi,dan dengan gerakan cepat gadis itu melambaikan tangannya dan melarang Tuan Jaka untuk mengikuti wanita itu.
Tuan Jaka merasa jengkel,ia menoleh ke tempat wanita tadi yang berkidung sudah tidak ada.Tuan Jaka celingukan mencari wujud wanita itu,tapi benar-benar sudah menghilang.
"Cepat sekali dia pergi"Pikir Tuan Jaka.Seruni tetap saja memanggil-manggil majikannya dengan lambaian.Akhirnya Tuan Jaka mendekati Seruni.
"Ada apa?"Tuan Jaka bertanya dengan sangat kesal.
"Ssstttt jangan keras-keras,nanti hantu itu datang lagi"Seruni menjawab dengan suara yang berbisik-bisik.
"Hantu?"Tuan Jaka meremehkan Jawaban Seruni.Seruni celingukan seperti maling,ia bangkit lalu menarik majikannya dengan cepat masuk ke dalam rumah.
"Apa-apaan sih?"Dengan kasar Tuan Jaka melepaskan diri dari cekalan tangan Seruni setelah keduanya selamat sampai di dalam rumah.
"Maaf Tuan karena saya lancang,saya hanya tidak ingin Tuan kenapa-napa karena mengikuti panggilan hantu tadi"Seruni memberikan alasan.
"Hantu tadi yang mana?"
"Yang Tuan ikuti"
"Maksudmu wanita itu?"Tuan Jaka ingin memastikan.Seruni mengangguk cepat."Emang dia hantu?"
"Tuan nggak percaya sama hantu?"
Tuan Jaka tersenyum kecut lalu pergi meninggalkan Seruni.Seruni menatap kepergian Sang majikan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa cuma aku yang percaya sama hantu?"Seruni geleng-geleng kepala lalu kembali ke kamarnya.
Pak Salam menyaksikan semua kejadian itu,ia diam dibalik pohon akasia disamping rumah.
"Hemmmmm semua ini keinginanmu yang sangat ingin anakmu bisa melihatmu.Sekarang keinginanmu sendiri yang menghalangi niatmu dari dulu"Pak Salam bergumam sendiri.Ia kemudian keluar dari tempat persembunyiannya.
"Kemana Bapak?"Seruni bingung ketika Pak Salam tidak ada di kamarnya."Padahal tadi masih tidur?Apa pergi ke toilet ya?Hemmm mungkin "
Seruni naik ke atas tilam,ia menarik selimutnya"Semoga tidak ada suara atau penampakan lagi,aku harus tidur karena besok aku akan pergi kuliah"Seperti biasa Seruni selalu berbicara sendiri.Setelah membaca doa mau tidur,ia segera memejamkan matanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!