pagi hari yang cerah, hulya tengah mengaitkan jarum pentul di hijab pashmina mint nya ia tampil cantik dengan gamis hitam polos namun elegan ditambah dengan sepatu flat berwarna senada dengan hijab nya, kali ini dia bersiap pagi bukan untuk pergi ke sekolah untuk mengajar melainkan untuk bertemu calon suami atau lebih tepat nya calon pilihan bunda nya.
"hulyaaa, cepetaan keburu siang nanti"
teriak bunda Rahma yang tengah menunggu di ruang utama
"iya bund sabaar"
"wahhh cantiknya anak ayah" mata ayah berbinar dan langsung meraih pundak hulya
"anak ayah kan emang cantik dari lahir hehee"
"ihh narsis banget sihh" sahut bunda
"iya iyaa sayang, siapa dulu dong ayah nya?"
"ihh ayah nih, hulya cantik kaya gitu karena keturunan dari bunda yaa"
"iya bunda iyaaa, siapa dulu dong suami nya hahaha"
"ahhh dasar ayah narsis" hulya terkekeh
kedua belah keluarga bertemu di salah satu restoran ternama di kota j milik keluarga prasaja.
"assalamualaikum" seru bunda Rahma sambil memegang kedua pundak sahabat nya yang tengah duduk.
"wa'alaikum salam, ehhh Alhamdulillah udah nyampe yaa"
kedua nya langsung bersalaman dan cipaka-cipikoooyy ala emak-emak
"apa kabar pras" sapa ayah Raka sambil menyalami dan merangkul tubuh Prasaja
"Alhamdulillah kabar baik, kamu sendiri bagaimana? asam lambung aman kan?"
"ahahaa Alhamdulillah aman terkendali"
keduanya terkekeh
hulya tampak kakuk dan kemudian ummi Farida menyalami nya dan mempersilahkan duduk
"Masya Allah, bidadari mu ini cantik sekali ya ma" puji Farida yang sontak membuat hulya malu-malu dia hanya menundukkan kepalanya karna memang tidak tau harus berkata apa
"iyaaa terimakasih, lohh Farhan mana ini?"
"ohh masih ke toilet, sebentar lagi pasti kesini"
"oh iya hulya masih ngajar anak SD?" tanya ummi Farida yang kini tengah memandangi hulya
"iya Tante"
"ehh kok Tante, panggil ummi aja ya sayang"
"iyaa tan,ehh mii"
"hahah, lucu sekali anak mu ini Prass cocok bila di sandingkan dengan Farhan yang dingin nya macam kulkas dua pintu"
"abiii, seneng banget ngatain Anak sendiri" sambil mencubit pinggang Ayah Pras
"haha memang seperti itu kan ummi"
"assalamualaikum" ucap Farhan yang tiba-tiba muncul
"wa'alaikum salam" ucap semua nya dengan serempak
hulya mendongak kan kepala nya dan memandangi pria yang tengah di gadang akan menjadi jodoh nya itu
"hemm ganteng juga, tapi kok dia kaya patung gitu sih. ga ada ekspresi lain apa?" batin hulya
"ehhh Farhan, duduk nak" sahut ummi sambil menarik tangan Farhan
"kenapa dia ga ngelirik aku sama sekali yaa? apa aku seburuk itu?" batin hulya lagi
"jadi bagaimana? kalian setuju untuk menikah kan?" tanya ayah Raka yang sontak mendapat senggolan dari istrinya
"hehee, maksudnya udah pada siap buat sarapan belum ini? seperti nya sudah pada lapar kan"
semua nya pun tergelak
kecuali Farhan yang masih diam mematung tanpa Ekspresi
setelah acara sarapan pagi selesai mereka kembali bercakap ringan dan disertai dengan sedikit canda agar tidak terkesan kaku, kedua pasang orang tua tersebut pun tak luput sedikit melontarkan pertanyaan mengenai pekerjaan,hobby, dan lainnya.
"farhaan, gimana? kamu mau kan menikah dengan hulya?"tanya bunda
"Farhan nurut sama bunda aja" jawab Farhan singkat
"Alhamdulillah"
"kalo hulya gimana nak?" tanya umi yang justru membuat hulya sedikit tersentak karna semenjak tadi dia tengah melamun
"emm gimana umi?"
"haduuh jangan melamun dong sayang masih pagi" sahut bunda
"hehe maaf, tadi umi nanya apaan?"
"kamu mau kan nikah sama Farhan?" tanya umi lagi
"emm enggak, ehh enggak salah maksudnya" semuanya tergelak kecuali si kulkas 2 pintu alias Farhan. dia hanya menatap wajah hulya tanpa ekspresi sama sekali
"dasar Patung hidup!" batin hulya kesal
pertemuan pertama pun berjalan lancar, kedua keluarga berencana untuk bertemu lagi untuk menentukan tanggal pernikahan, kedua belah keluarga memang tidak ingin berlama-lama.
"satset lebih jelas dari pada bertele-tele banyak fitah" kata ayah Raka tadi.
hulya hanya terdiam selama perjalanan pulang, sesekali dia tertawa dengan candaan yang dibuat oleh kedua orang tuanya. namun sebenarnya ia masih belum merasa siap sama sekali, karna sejujurnya ia ingin melajang dulu hingga cita-cita nya menjadi novelis tercapai. namun apalah daya, dia memang tak bisa lagi menolak keinginan kedua orang tuanya yang memang sudah lama sekali ingin melihat nya menikah dan menimang cucu.
sesampai di rumah, hulya langsung masuk kedalam kamar nya. bunda Rahma tau mungkin itu keputusan nya untuk menikah kan putrinya adalah hal yang egois, tapi dia yakin bahwa Farhan adalah pria yang pantas untuk jadi imam putri semata wayangnya
"ayah, apakah bunda egois?"
"mungkin bisa dibilang begitu, tapi in syaa Allah Farhan itu pria yang bisa di andalkan"
"aamiin semoga saja ya ayaah"
"iya bunda, ya sudah ayo kita istirahat"
lain hal nya dengan Rahma yang tengah kebingungan dengan rencana pernikahan nya.
saat ini Farhan tengah memandangi foto wanita cantik,dan berhasil membuat nya tersenyum sendiri, siapa lagi kalo bukan si tengil hulya yaa benar sekali Farhan memang tak pernah menolak untuk dijodohkan dengan hulya, karna pertama dia tertarik dengan senyum hulya yang berada di galeri handphone nya. dia sengaja dikirimi foto hulya oleh umi nya, dan itu membantu proses perjodohan ini menjadi lancar.
namun tak lama kemudian handphone nya berdering, notif itu bukan dari calon istri nya melainkan dari nadira, yaa nadira.
Nadira adalah anak abah yai yang diam-diam mencintai farhan namun seperti nya farhan belum menyadari akan hal itu
📱Ning dira
"assalamualaikum, mas"🤭
mengetik..
"duh lama banget ngetik nya" ujar dira seorang diri
📱Calon idaman❤️
"wa'alaikum salam.. ada apa ning?"
nadira tersenyum dan berguling-guling di atas kasur nya
📱Ning dira
"lagi sibuk ndak, mas? takut nya ganggu"
📱Calon idaman ❤️
"ga kok"
📱Ning dira
"nanti pas acara haul nya bah kung, kesini ndak?"
📱Calon idaman ❤️
"in syaa Allah kesitu, sekalian mau matur"
"Masya allah.. jangan-jangan dia mau khitbah aku, aamiin semoga saja ya Allah" Ujar Nadira sambil senyum-senyum sendiri.
Farhan memang pria yang sangat irit bicara,dan sangat susah mengekspresikan perasaan nya. namun dia rasa tak ada salah nya bila hulya menjadi istri nya, toh tak ada wanita yang dia cintai sebelumnya.
malam hari dikamar hulya
"tika tikus"
"hallo tik, kamu gimana sih dari tadi aku telpon baru diangkat kamu kemana aja sih? aku kan butuh kamu pake bangett ngeet ngeeettt"
"ihhh lebay banget sih kamu hul"
"ehhh malah ngatain, aku serius ini"
"emm gimana perjodohan antara Romeo and Juliet berhasil?"
"hei heiii ngawur yaaa, mana ada Romeo and Juliet di jodohin yang ada mereka tuh kaga direstuin kaliii ihh kelihatan banget ga suka baca"
"emang iyaa hahahahh"
"dasar radak setress emng"
"iyaa, dan kamu yang lebih setresss hahahha"
"ihh nyebelin banget sihh"
"iya iyaa maap, ehh gimana-gimana serius nih aku kepo banget, kamu setuju nikah sama Anak sahabat bunda?"
"hemm mau gimana lagi haa?"
"yaahh ga seru dong, ga da acara kawin lari gitu"
"iyaaa besok lari sama kambing deh ahahahha"
"hahah dasar orang gilaa"
"biarin"
"ehh tapi yakin nih kamu Nerima perjodohan ini? emang kalo nolak hukum nya haram ya?"
"iya ga juga sih, tapi gimana lagi dong.. aku udah sering banget nolak bunda, kasihan tau.. temen-temen bunda bunda udah pada punya cucu soalnya"
"ohhh jadi kamu langsung mau gas bikin anak ya hul?, wahhh keren banget"
"iyaa hahahaha"
"dasarrr"
"ehh udah dulu yaa, mau lanjut nulis nih"
"iyaa, semangat yaaa calon pengantin hahah"
"hemm"
tuuuttt
hulya kembali berkutat dengan laptop nya untuk mengerjakan novelnya, namun tak jadi karna pikiran dan hati nya sedang tak bisa di satukan dia butuh istirahat awal malam ini.
to be continued
hallo temen-temen, buat kalian yang mau mampir kesini jangan lupa buat like,comment dan jangan lupa sajen nya yaaa🥰😍😍🤩 matursuwun🙏🙏🙏😘
setelah pertemuan pertama antara kedua belah pihak terlaksana, pertemuan kedua pun dilanjut namun kali ini tak banyak drama karna hulya dan Farhan tak bisa ikut,
bukan tak bisa lebih tepat nya hulya malas untuk bertemu dengan Farhan di muka patung dan sedingin es batu itu.
kedua nya memang tak saling bertemu dan hanya pasrah dengan keputusan kedua orang tua nya.
lagi-lagi Farhan sedang sibuk dengan jadwal ngajar nya. karna dia adalah salah satu dosen dari universitas ternama di kota j.
"assalamualaikum bundaa, Anak bunda yang paling cantik udah pulang nihhh"
teriak hulya
kebiasaan nya memang tak pernah hilang, dia selalu ceria dimanapun dan kapanpun itu.
"wa'alaikum salam" sahut bunda sambil menyalami balik tangan hulya
"bunda, hulya laper nih"
" ya sudah, ganti baju cuci tangan terus makan"
"siap komandan"
bunda Rahma hanya menggeleng-gelengkan kepalanya
drrrrttt drrrtttt
"iya hallo, siapa nih?"
"Farhan"
"whaaaattt! ehh ngapain?"
"aku udah dibawah, buruan turun"
"ngapain disitu?"
"hari ini kita fitting baju"
"wait, tunggu hulya makan dulu ya"
"nanti kita bisa makan diluar aja"
"ehh tadi bunda udah nyuruh hulya makan"
"aku juga udah izin sama bunda buat ngajak kamu makan diluar"
"berdua?"
"sama umi"
"ohh oke deh, tunggu ya"
..
tuuuttt
"dasar cowok gilaa!!! hiiihhh nyebelin banget sih"
"lama banget sih sayang, ditungguin ummi nih"
sabut bunda
"mana anak nya mi?" tanya hulya
"eheemm itu di mobil"
"ohh, yaudah ayo umii" sambil menggandeng tangan umi
hulya membuka pintu mobil untuk umi Farida
dan kemudian menyusul duduk disebelahnya keduanya terlihat asyik bercanda, sesekali Farhan melirik hulya di kaca.
"cantik" batin Farhan
"Alhamdulillah udah sampek ya umi?"
"susah sayang"
hulya kembali menggandeng tangan umi dan pemandangan itu sontak membuat Farhan tersentuh karna dengan mudah hulya dapat berbaur dengan umi nya.
"gimana hulya? kamu suka bajunya?"
"suka umii, ini bagus bangeeet tapi pasti mahal banget ya umii?"
"Alhamdulillah kalo kamu suka, soal Harga ga usah dipikirin"
"boleh di coba kak baju nyaa" ucap salah satu pekerja butik tersebut
"ayo sayang dicoba" perintah umi
hulya mengangguk dan kemudian pergi ke ruang ganti
beberapa menit kemudian
.
.
.
"subhanallah, Masya Allah cantik sekali kamu hulyaaa" puji umii sambil menghampiri dan merangkul hulya
"ahh makasih umii"
"umii, kok anak umi diem aja apa dia ga suka sama baju ini ya?" bisik hulya
"coba gih tanya langsung"
"emm farhaan, ehh kak Farhan gimana aku cantik ga?" sambil berpose model
"emm bagus"
hulya memutar bola malas
dia pun kembali keruang ganti untuk di mengganti baju nya lagi.
"sekarang giliran kamu Farhan" kata umi sambil menepuk bahu putra nya
"Farhan rasa udah cocok lah umi"
"ehh, siapa tau ada yang kurang pas kan"
"pasti pas kok umi" jawab Farhan dengan lembut dan senyum penuh ketulusan
"kok dia bisa selembut itu yaa kalo sama umi nya, wah waaahhh ternyata dia ga sekulkas yang aku kiraa" batin hulya sambil mengulas senyum
"hulyaa, sayang, heiii" panggil umi sambil mengayunkan telapak tangan tepat di depan muka hulya
"ehhh iya mi ada apa?"
"lagi mikirin apa sih? kok senyum-senyum gitu"
"ehh ga kok mi, ga adaa"
tiba-tiba handphone farhan kembali berdering, dia sedikit menjauh dari tempat tersebut.
"hallo assalamualaikum, ada apa ning?"
"wa'alaikum salam.. ga papaa, aku ganggu ya mas?" tanya nadira
"emm, enggak kok.."
"lagi dimana mas?"
"di luar.."
"ohh"
"kak! cariin ummi tuh" ujar hulya yang kini berdiri di belakang Farhan
"sudah dulu ya ning... assalamualaikum" ujar Farhan memutuskan telpon nya sepihak
"dia dapet telpon dari siapa ya? kok pake ngejauh segala, apa dia punya pacar? astaghfirullah... semoga aja dugaan ku ga bener ya Allah..." ujar hulya sambil mengelus dada nya
1 Minggu kemudian
"wahhh anak bundaa sebentar lagi keluar dari rumah ini"
"ihh bunda jangan bikin sedih dong, make up nya luntur nanti"
"dasar anak nakal" sambil mencubit hidung mancung hulya
"kak Farhan udah nyampe bund?"
"udah dari tadi, sebentar lagi akad"
"kok malah Tika yang deg degan gini ya bund"
"haduh tikaaa, lebay deh"
ketiganya pun tergelak
sebelum pernikahan mereka berdua,Farhan dan keluarga menghadiri acara haul di pesantren nya dulu, selain itu dia juga memberitahukan kepada Abah dan ibu yai untuk meminta restu agar di perbolehkan menikah dengan wanita pilihan ibu nya.
mendengar itu nadira benar-benar terpukul, tak di sangka harapan nya kandas begitu saja. awal nya dia mengira bahwa kedatangan farhan adalah rencana untuk mengkhitbah nya, namun justru berbanding terbalik.
"ya Allah... kenapa hati hamba tidak rela melihat mas farhan menikah dengan orang lain hikss hiksss" nadira menangis di balik selimut nya
"saya terima nikah dan kawin nya hulya Aulia hayva binti Raka Atmajaya dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas 200gr dibayar tunaii!!"
"saksi sah?"
"sahhhh!!!!!"
"barokallahu lakuma......"
air mata hulya tak dapat terbendung lagi, hari ini adalah momen sakral yang membuat status nya berubah menjadi seorang istri dari Farhan Alfarezi prasaja.
bunda memeluk erat putri semata wayangnya itu, dan tak lupa disambut pelukan erat lagi dari sahabat hulya
ketiganya menangis dan saling mengeratkan pelukannya.
"udah yaa udaah nangis nyaa, ini kan hari bahagia kamu harus nya bunda bahagia bukan nya nangis"
"ayo bunda antar keluar"
hulya mengangguk dan menggandeng tangan bunda dan Tika
"istri Lo cantik banget bro! udah nyampe tuuu" sahut Dion yang berada di sebelah Farhan
"cantik banget subhanallah" batin Farhan
hulya menghampiri dan menyalami Farhan, meski keduanya nampak malu-malu.
tak lupa Farhan memegangi dahi istri untuk dibacakan do'a
setelah itu keduanya mempelai melakukan sungkeman kepada kedua orang tuanya, pernikahan hulya dan Farhan kali ini dihadiri oleh Abah yai dan ustad ustadzah pondok nya dulu tak lupa keduanya pun bersungkem kepada beliau.
setelah acara sungkem selesai hulya kembali berbaur bersama keluarga dan sahabat-sahabat nya. acara hari itu memang masih akad saja, untuk resepsi kedua keluarga berencana untuk melakukannya satu Minggu kemudian karna pernikahan tersebut bisa dikatakan mendadak.
pukul 17.00 wib
para tamu pun mula pulang kerumah masing-masing, saat ini hulya tengah sibuk memandikan dirinya.
Farhan pun mulai memasuki kamar pengantin dan membuka tuxedo yang ia pakai.
ceklek....
"aaaa" sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, hulya yang melihat Farhan bertelanjang dada pun terkejut
"kenapa?"
"apaan sih kak! ngawur deh ini kan kamu hulya"
"ini juga kamar aku"
"ngapain copot baju disitu!"
"emang apa masalah nya?" tanya Farhan dengan santai
"salah lah! aku kan belom terbisa lihat yang begituan"
"begituan apa?" sambil mendekat kan diri ke hulya
"heh, kak mau ngapain?"
"ini?" tanya Farhan sambil menunjuk ke arah dada bidang nya
hulya hanya mengangguk
"ini udah halal buat kamu lihat"
"emm, kak mending sekarang Kaka buruan mandi aja deh, udah sore"
"heem"
Farhan berlalu dan hulya pun menghempaskan nafas dengan kasar
"bikin jantung copot!" hulya berkata kepada dirinya sendiri
"gimana ini? gimana nanti malem ya Allah"
untuk membayangkan saja hulya belum bisa apalagi mengamalkan ilmu nya, dia memang tau bagaimana dan apa yang harus dilakukan istri di malam pertama. namun untuk melakukan itu dia sama sekali tak bisaaa
beberapa menit kemudian
ceklek...
"ayo sholat"
"nah gitu dong kak, pake baju"
"kan mau sholat, ayok"
kali pertama hulya di imaikan oleh suami nya, rasa nya hulya masih tak habis fikir, dia sudah punya imam sholat pribadi sekarang ini.seusai bersamalam keduanya berdoa hulya.
"hulya"tanya Farhan sambil membalikkan badannya kearah hulya
"kenapa?" hulya yang tak biasa ditatap pun pipi nya memerah
"ayoo kitaa"
"ga kak, jangan ehh maksudnya ayo kita ngapain aja dulu tapi jangan itu"
"itu apa?"
hulya membulat kan mata nya
"ituu, maksudnya jatah"
"itu urusan nanti, sekarang aku lapar pengen makan"
"what! nanti? kapan?"
"emang mau Sekarang?" tanya Farhan dengan tatapan melekat tepat di mata hulya
"ehh engga-engga nanti ajaa"
"yaudah ayo makan"
"iya ayoo"
"huuhh hulya bodoh! kenapa pake jawab nanti!"
batin hulya menyesali
to be continued
seusai makan kedua pengantin baru tersebut, masih terlihat dengan kesibukan nya masing-masing, hulya yang tengah repot membersihkan bekas piring yang sebenarnya pun tak apa bila dibiarkan, toh juga dia masih pengantin baru. namun dia memang sengaja melakukan itu agar dapat menghindari Farhan untuk sementara waktu, lain hal nya dengan hulya yang sok sibuk. Farhan tengah berkutat dengan handphone nya, dia tengah memberikan tugas-tugas untuk mahasiswa karna satu minggu kedepan dia akan mengambil cuti honeymoon bersama sang istri
itupun atas dukungan dari umii dan Ayahnya.
"hulyaa, udah ya sayang kamu mending masuk gih ke kamar buatin minuman hangat buat suami mu" sahut bunda sambil menyaut piring berbusa dari tangan hulya
"tapi bun, nanggung ini. bentar lagi selesai kok"
"alaaaah udah biarin bunda yang tanganin kamu ini pengantin baru ga perlu repot-repot cuci piring, mending kamu bantuin siap-siap buat honeymoon kalian besok"
"apaa?! bund? hulya ga salah denger kan? honeymoon?"
"iyaaa"
"siapa?"
"kamu sama farhan lah, masa iya bunda sama ayah honeymoon lagi hahaaa" jawab bunda sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan
"bund, apa ini ga terlalu cepat?, emm maksud hulya gini nihh" menghembuskan nafas kasar
"kan kita baru aja ketemu setelah itu langsung dinikahin, setelah itu honeymoon? bund kita butuh proses untuk saling mengenal kan?"
"iyaa bunda tau, justru itu kita para orang tua ingin kalian semakin dekat jadi perlu honeymoon "
"ckkkk, yaudah deh terserah" sambil berlalu pergi
"hey? ngambek nih?" ucap bunda sedikit berteriak
dengan langkai gontai hulyaa menuju ke kamar nya
ceklek...
"hahh, makasih ya ning, kenapa tidak datang?" ujar Farhan dari balik telpon nya, hulya pun mengerutkan dahi nya
"iyaa, maaf yaa.. mas janji lain kali akan lebih lama lagi di sana nya" ujar Farhan lagi, baru kali ini hulya melihat farhan bercakap dengan orang lain dan bisa tertawa selepas itu.
"astaghfirullah.. aku ga boleh su'udzon" ujar hulya sambil menarik nafas nya dengan kasar
"kak?" hulya menghampiri farhan, kemudian dengan tiba-tiba telpon itu di mati kan sepihak oleh nya, jujur saja hulya curiga.
namun sekuat mungkin dia menepis rasa tak enak dalam hati nya
"Hem"
"emang bener ya besok kita pergi honeymoon?"
"iya"
"kemana?"
"ke villa keluarga ku yang ada di kota L"
"emang penting banget yaa?" sambil mendudukkan bokong nya ke tepi kasur
Farhan yang tengah berada di meja kerja pun beranjak mendekati hulya
"penting lah" sambil membusungkan badan nya ke arah hulya, sangat dekat bahkan hanya berjarak 5cm
hulya pun membuang muka kearah lain karna takut bilang wajah malu nya tertangkap
"ya udah kalo gitu hulya mau siapin semuanya dulu" ia pun beranjak dari kasur dan dengan sigap tangan Farhan menarik lengan kecil berbalut gamis peach itu
"aaaawww" hulya terkejut karena posisi badan nya kini tengah tepat dalan pangkuan sang suami. dia benar-benar bisa merasakan nafas Farhan dengan jelas walaupun masih terhalang oleh hijab nya.
"apaan sih kak, hulya mau siapin baju dulu"
"ga perlu"
"kenapa?"
"aku udah siapin semua keperluan kita disana"
"Hah? kok bisa"
"ya bisalah"
"ya udah deh terserah" hulya pun beranjak dari posisi yang menurut nya kurang nyaman itu
namu secepat kilat farhan kembali memeluk pinggang ramping istrinya nya alhasil hulya kini semakin rapat dengan farhan, berada di dekapan orang yang baru ia kenali adalah suatu hal yang membuat nya risih.
dia tak pernah sedekat itu dengan pria,
hulya mencoba menghempaskan tangan yang melingkar itu namun semakin dia memberontak semakin erat pula pelukan tersebut
"kak, lepasin dong! hulya ga biasa di pegang cwok!"
"aku suami mu hulya"
"iii iy iyaa sih tapii kan tetep aja ga terbiasa"
"okay buat kali ini aku lepasin kamu, karna aku juga masih sibuk"
"hufftt" setelah di bolehkan bebas dari pelukan Farhan, hulya pun buru-buru keluar untuk mencari udara segar .
"ya Allah, aku benar-benar belum bisa melakukan kewajibanku. tapi aku juga takut bila dosa ku semakin banyak"
ucap hulya sambil mengusap kasar wajahnya
Maghrib pun tiba, farhan bergegas menuju ke mushola terdekat bersama ayah mertua nya.
hulya masih sibuk menyiapkan beberapa keperluan ringan seperti minyak angin,tissue,dan make up seadanya. biar bagaimanapun dia harus membawanya di perjalanan besok.
tok tok tok...
"masuk bund" teriak hulya
"udah sholat belum?"
"belum nih bund"
"ya udah ayo sholat bareng bunda"
"ayoo"
hulya menyalami tangan bunda kemudian dibalas kecupan ringan di dahi hulya.
"bunda mau kamu jadi istri yang sholehah buat farhan, bunda yakin putri bunda ini anak yang baik dan serba bisaa, dengan begitu farhan akan mencintai hulya seperti bunda mencintai hulya"
"heem aamiin"
"hulya tau kan? bagaimana kewajiban wanita?"
hulya mengangguk
"ya sudah bunda kembali ke kamar bunda yaa, bunda ga mau gannggu pengantin baru, seperti nya sebentar lagi suami mu pulang" bunda terkekeh
"ihh bundaaa godaiin hulya terus deh"
"hehee, dada sayang" sambil kembali menutup pintu
"Farhan!"
"ya ayah?" jawab farhan yang tengah berjalan dibelakang ayah Raka
"abis isya sholat sama hulya aja yaa, biar ga ribet hahah"
"ohh iya ayah"
"good" sambil mengangkat ibu jari
hikss hikks hikks
terdengar suara tangisan hulya dari balik pintu
"hulya? ngapain dia?" tanya Farhan yang tengah menguping di balik pintu
ceklek...
"kamu kenapa?" dengan cepat Farhan menghampiri hulya yang tengah duduk bersila di kasur
"lihat, deh kak sad ending lagi nih drakornyaa huhuuuuhhh"
"Astaghfirullah" Farhan menghembuskan nafas kasar
"kirain kenapa" ucap Farhan lagi
hulya kembali fokus menonton drakor dengan posisi kedua tangan menyangga dagu nya
"cantik juga dia kalo ga pake hijab, subhanallah" ucap Farhan dalam hati
"ngapain sih kak ngeliatin hulya terus?"
"kamu cantik deh kalo kelihatan rambut nya kaya gini"
"dari dulu"
"ehhh, kerudung mana? haduhhh Kaka jangan lihat dong" sambil celingak-celinguk mencari kerudung nya
"ini?" Farhan menenteng kerudung hulya
"siniin kak"
"eiiitss, ga boleh"
"apaan sihh, siniin ga?".
"enggak"
"ga usah di pake ini kan di kamar"
"malu kak, belom terbiasa"
"sekarang harus terbiasa"
"cckkkk" hulya menyilangkan tangan Di dada nya tak lupa di sertai bibir manyun nya
Farhan yang melihat aksi ngambek istrinya pun tergelak, namun bukan farhan bila tak jahil dia bahkan mengacak-acak rambut hulya yang tergerai.
alhasil terjadilah pertempuran guling.
seperti bukan adegan romantis seperti layaknya nya pengantin baru namun itu awal yang baik bagi hubungan mereka berdua
Allahu Akbar Allahu Akbar...
"kak, udah adzan tuh ke Masjid sana"
"aku mau sholat disini"
"ehh kenapa gitu?"
"ga papa, tadi ayah bilang biar ga ribet" sambil menyeringai licik
"apaan sihh"
"ya udah aku mau wudhu dulu"
"hemm"
hulya terlihat sedikit bingung,canggung,bahkan takut. dia bolak-balik macam setrik. wajah nya merah padam badan nya keringat dingin.
sudah hampir setengah jam dia berada di dalam kamar mandi
"hulyaa, buruan lama banget sih"
"iya kak bentar"
"bentar-bentar terus dari tadi"
"ehh kok kaya ada yang aneh yaa, aaaa semoga aja bener"
"yessss! akhirnya aku ga jadi Dosa malam ini! yesss aku haid yesss!" teriak hulya dalam kamar mandi
ceklek...
"udah kak"
"lama banget sih
"sorry"
"kok belum pake mukenah"
"aku ga mau sholat kak"
"kenapa?"
"aku lagiiii haid"
"what? haid? kamu tadi belum kan?"
"barusan aja keluar"
"astaghfirullah haladzim sabar farhaan sabaaar malam ini aku harus puasa" batin farhan
muka farhan terlihat jelas berbeda seperti kecewa tapi masih tak begitu nampak.
karna dia ahli nya menyembunyikan ekspresi.
malam itu tidak ada pergulatan panas layak nya pengantin baru, kedua nya saling tidur dengan posisi tenyaman masing-masing
farhan terlihat sedikit menjaga jarak. mungkin di takut khilaf 😁
to be continued
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!