NovelToon NovelToon

My Lovely Daddy

gadis kecil

seorang gadis berlari tanpa melihat sekitarnya, gadis itu bahkan terus menangis setelah apa yang dia saksikan.

gadis kecil itu baru saja menyaksikan hal yang mengerikan, pembunuhan atas keluarganya.

dia menyaksikan bagaimana ayahnya meregang nyawa di tangan para perampok-perampok kejam itu.

bahkan ibunya yang sedang hamil.lima bulan pun di perkosa di depan matanya.

dia yang bersembunyi di bawah ranjang pun menyaksikan dari kaca meja rias,

gadis kecil itu berhasil lolos setelah para perampok itu pergi, dia tak mengira dalam satu malam dia kehilangan segalanya.

dia lari karena ketakutan melihat genangan darah dimana-mana, bahkan wajah ibunya yang mati setelah di lecehkan.

di sebuah klub malam, ada sepasang kekasih yang sedang bermesraan.

bahkan pria itu begitu menikmati servis dari kekasihnya yang begitu liar.

tapi saat dia merasakan kepuasan, kekasihnya itu sedang membersihkan segala sisa-sisa bekas mereka bercinta.

tapi sebuah telpon membuat pria itu kesal, ternyata itu dari maminya, meski dia sudah berusia tiga puluh satu tahun.

"halo mama, ada apa? jangan membuatku malu, aku sudah dewasa tak perlu mana terus memantau ku seperti ini, dan minta pengawal mu pergi sebelum aku membuat mereka mati di tangan ku," kata pria itu dengan dingin.

"hei anak busuk, siapa yang kamu panggil mama, cepat pulang ke rumah atau perlu aku menyeret mu!" teriak seorang pria yang masih terlihat tampan di usianya yang sudah sangat matang.

Samuel menghela nafas panjang, putra keduanya sudah tak bisa di kendalikan lagi.

pasalnya pria itu sudah lima belas tahun ini memilih tinggal sendiri setelah kakaknya pergi ke luar negri dan menetap di Amerika.

Sagara Alexander Graham, pemilik sebuah perusahaan properti yang sangat terkenal memiliki integritas kerja tinggi dan kompeten.

tak menjadikan pria itu bermalas-malasan, meski menjadi pewaris dari perusahaan terkenal Graham group tapi dia memilih untuk membuat perusahaannya sendiri.

"honey kamu akan pergi?" tanya kekasih dari Saga melihat kekasihnya itu

"ya, karena pria tua ini terus mengomel, paling-paling ada kakek datang jika tidak kakakku pulang," jawab pria itu.

"uh... padahal aku masih ingin bersama mu,"

"lusa weekend kita ke puncak, aku ingin melakukan panjat tebing di sana, kamu bisa ikut, kalian semua bertiga juga," kata saga pada kedua temannya.

"terserah kamu saja," jawab Fardhan.

"aku juga ikut saja," jawab Levi.

"aku juga boleh kan?" tanya Ryan

"tentu, jika kamu tak ikut, siapa yang akan membuatku senang di sana, baiklah aku pergi dulu," kata Saga yang kemudian pergi.

Ryan pun sempat memberikan ciuman, Levi dan Fardhan tak kaget karena mereka merasa biasa saja.

Saga pun mengendarai mobil mewah miliknya itu, mobil keluaran terbaru itu membelah jalanan kota Surabaya dengan cukup kencang.

tapi hujan deras turun dengan derasnya, dan saat Saga tak fokus untuk mengendarai mobilnya.

dia menabrak sesuatu, Saga pun menghentikan mobilnya dan melihat sesosok tubuh turun setelah tertabrak dari atas kap mobil.

dia pun terbengong melihatnya, dia pun segera turun, darah sudah tercampur dengan air.

Saga ingin meninggalkan tubuh itu, tapi suara itu menghentikan langkahnya.

"tolong..." lirih bocah itu mengulurkan tangannya pada Saga.

"****..."

Saga langsung mengendong bocah itu yang ternyata seorang gadis kecil.

dia pun segera membawa tubuh gadis itu ke sebuah rumah sakit terdekat, dan itu adalah rumah sakit milik keluarga dari sepupunya.

mobil mewah itu sampai di depan kamar UGD, dan langsung masuk tanpa mengantri.

"dokter keluar, cepat tolong gadis ini," teriak Saga yang tak ingin gadis itu kenapa-kenapa.

seorang dokter jaga keluar dan langsung membawa tubuh gadis itu ke ruang operasi, karena luka gadis itu sangat parah.

sedang saga mengambil baju di mobilnya dan memilih berganti baju di mobilnya.

dia pun menunggu gadis itu sadar, tapi ponselnya terus berdering karena panggilan dari nomor ponsel sang mama.

"suster Vega, jika operasi dan gadis itu kenapa-kenapa, tolong hubungi aku ya, kamu mengerti kan cantik," kata Saga mencolek dagu wanita itu.

"tentu tuan muda," jawab suster Vega yang tau siapa pria itu.

dia tau karena ayah pria itu adalah pemilik saham besar kedua di rumah sakit ini.

Saga pun memutuskan untuk pulang dan saat sampai rumah mewah itu masih nampak terang benderang.

"ya Tuhan,ini ada pesta atau bagaimana, kenapa rumah ini di hias seperti ini," kesalnya.

pria itu melemparkan kunci mobilnya pada seorang pengawal rumah.

tapi saat masuk dia terkejut karena semua orang sudah menatapnya dengan tatapan tajam.

"wah ada apa ini, kenapa melihatku seperti itu?" tanya saga dengan enteng.

terlebih pria itu datang dengan celana Jeans pendek, dan kaos oblong dengan sangat santai.

"wah ada apa ini, papa mau nikah lagi?" tanya Saga dengan wajah tengilnya.

"Saga!!" teriak Samuel tak tau lagi.

pasalnya di rumah sedang ada tamu yang ingin menjodohkan putrinya dengan pria itu.

tapi Saga dengan santai menanggapi Semuanya, "maaf ya tuan Adiguna, putra kami memang suka bercanda,"

"tidak masalah nyonya Naura, kami juga tau siapa putra anda ini, pengusaha muda yang sangat sukses di usia mudanya, pasti banyak wanita yang ingin menjadi istrinya," jawab pria itu.

"tapi yang pasti bukan putri anda, karena aku tak ingin menikah, jadi papa berhenti melakukan ini atau aku benar-benar tak ingin lagi berhubungan dengan keluarga ini," kata Saga mengancam orang tuanya.

ingin sekali rasanya Samuel memukul putranya itu, tapi Naura menahan suaminya itu.

"lagi pula lamaran ini sedikit mendadak bukan, mereka bahkan tak saling mengenal, dan lagi saga butuh wanita yang bisa merawatnya, bukan menjadi beban di hidupnya," kata Naira yang langsung berdiri sambil tersenyum.

"ayo sayang,mama ingin bicara padamu," kata Naira menarik Putranya itu.

"ih mama, kenapa aku di tinggal?" kesal Nabila.

"heh anak bocah, diem deh, jangan buat aku memotong uang jajan mu," kata Saga pada adiknya itu.

"kakak menyebalkan, padahal aku adik mu yang paling cantik ini," kata Nabila langsung memeluk Naura.

mereka pun pergi, sedang Samuel di buat puding dengan tiga orang itu, "mereka menghinaku tuan, dia menghina putriku!" marah tuan Adiguna.

"itu kesalahan mu sendiri tuan, kamu sudah tau jika putra ku tak ingin menikah tapi kamu nekat datang dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi, sekarang kamu kecewa ingin menyalahkan aku, ayolah jangan jadi bodoh dan berani menantang ku, apa kamu lupa siapa aku tuan?" kata Samuel dengan dingin.

pria itu pun langsung diam, dia lupa jika keputusannya yang di hitung tak tau malu itu.

demi menjalin relasi dengan keluarga Graham yang sangat kaya raya.

bahkan kekayaan keluarga itu mungkin tak habis di makan tujuh turunannya.

itulah kenapa membuat pria itu berusaha keras untuk mendekati Samuel dan Saga.

hilang ingatan

Saga sedang berada di ruang perpustakaan milik sang mama bersama adiknya Nabila.

"jadi mama, ada apa?" tanya Samuel yang sibuk memutar bola dunia di ruangan itu.

Naura mengeluarkan beberapa foto dan melemparkannya di depan meja Saga.

"oh... ku kira apa, itu hanya salah foto saja, mama kan tau aku berteman mereka," jawab Saga enteng.

"loh ini bukannya ini pak Fardhan, dia pemilik yayasan di sekolahku bukan," tanya Nabila.

"diem bocah, sudah ma jangan pasang amarah di wajah cantik mu itu, nanti kerutan mu nambah banyak," goda Saga pada mamanya.

"ya Tuhan, aku harus bagaimana lagi menghadapi mu Saga, kamu begitu tidak bisa di atur, apa aku harus memanggil Elna agar pulang," kata Naura yang tak tahan lagi

"jangan ganggu dia mama, dia sudah bahagia, tolong lah ma hormati kesukaan ku, apa susahnya, toh aku juga tetap membanggakan keluarga ini," kata Saga yang memang tak ingin di atur sedikitpun.

"Saga, tolong jangan buat kami malu," kata Samuel.

"sudahlah pa, jika papa malu, papa bisa mencoret ku dari kartu keluarga ini, toh aku juga tak berharap di kenal sebagai keluarga Graham, karena aku ingin di kenal sebagai Sagara yang membangun semuanya dari nol, bukan hasil warisan keluarga," kata Saga yang langsung pergi.

"dasar anak pembangkang, menurut dari siapa sikap itu," marah Samuel.

Nabila dan Naura pun menunjuk ke arahnya, sedang Samuel hanya bisa memijat keningnya pusing.

pria itu pergi meninggalkan rumah dan memacu kendaraannya cukup tinggi.

dia berkendara tanpa tujuan yang jelas, tapi dia memutuskan untuk pulang karena dia tak bisa terus berada di jalanan.

dia pun sampai di sebuah kompleks perumahan yang cukup di area Pinggiran kota.

tapi wilayah itu terkenal sebagai kawasan elit yang di huni oleh banyak PNS dan pemilik perusahaan besar atau bahkan orang keturunan.

bahkan saat masuk saja mereka harus menunjukkan id penghuni perumahan pada satpam.

atau melakukan scan kode QR, Saga pun sampai di rumahnya yang nampak mewah meski berdesain minimalis.

rumah itu memiliki kolam renang di area samping yang terhubung ke ruang keluarga.

dan di samping kolam ada tempat gym dan sebelahnya adalah dapur, di bawah tak ada kamar satu pun.

karena di sana hanya khusus untuk tamu dan keluarga sahabat saat bertamu.

di samping kolam ada ruangan seperti perpustakaan yang sangat terbuka dan sangat sejuk.

di depan ruang tamu cukup luas dan ada sebuah pintu yang menghubungkan dengan semua ruangan di tengah.

Saga naik ke lantai dua setelah mengambil anggur di kenari penyimpan di bawah tangga.

dia pun sampai di kamar atas, di sana ada empat kamar dan Semuanya memiliki luas yang sama.

ketiga kamar memiliki desain kamar yang mirip, dan furniture yang hampir sama hanya beda warna.

sedang di kamar dekat tangga adalah kamar khusus kerja milik Saga.

kamar itu khusus menyimpan semua hal yang rahasia, mulai dari perusahaan, keuangan hingga rahasia cinta yang tak semestinya.

Saga sampai di kamar paling ujung di lantai itu, karena pemandangan balkon sangat cantik dari kamar utama.

dia pun melepaskan semua bajunya dan berdiri di balkon kamar sambil minum anggur dari botolnya secara langsung.

dia membiarkan angin malam menerpa tubuh bagian atasnya.

"kenapa aku terus terlihat dengan gadis yang aku tabrak tadi, tapi kenapa gadis sekecil itu ada di jalanan,"

Saga pun menghentikan aksi minumnya dan memutuskan untuk mandi.

setelah itu dia pun tidur karena besok masih banyak pekerjaan yang harus dia lakukan.

di rumah sakit, dokter Aiden berhasil menyelamatkan gadis itu, tapi dua puluh empat jam kedepan adalah masa kritis setelah operasi.

jadi dia menempatkan beberapa perawat untuk menjaganya, terlebih gadis itu di bawa langsung oleh Saga.

keesokan paginya, Saga bangun dan langsung menuju ke kamar mandi untuk bersiap ke kantor, dia pagi ini sedikit terlambat bangun jadi tak ada waktu untuk olahraga.

dia langsung menyalakan mobil dan menuju ke kantor, tak lupa dia menelpon asistennya Veve untuk membelikan sarapan untuk dirinya.

karena dia tak pernah masak di rumah dan itu merepotkan, dan dia memilih untuk sarapan di dapur.

sesampainya di kantor dia langsung turun dan di sambut oleh semua karyawan.

"selamat pagi pak," sapa mereka.

"pagi," jawab pria itu yang langsung menuju ke lift.

mereka semua pun di buat meleleh mendengar suara bariton Sri pria tampan berjenggot rapi itu.

bahkan tubuhnya yang tegap dan kulit bersih itu seakan jadi magnet bagi lawan jenis.

belum lagi tubuh sempurna di tunjang dengan kaki panjang yang memakai semua setelan mahal dan menjadikannya begitu sempurna.

Levi datang dengan semua jadwal dari Saga, mereka berdua sahabat tapi saat bekerja mereka tetap profesional.

Veve datang membawa sarapan dan kopi milik Saga, "permisi bos,"

"letakkan di meja, dan Levi tolong baca semua jadwal kegiatan ku hari ini," kata saga.

Veve pamit dan meninggalkan keduanya, dia tau siapa Saga hingga dia tak berani memiliki niatan apapun untuk bisa bersama pria itu.

terlebih dari juga sudah tau bagaimana Saga dan Levi memiliki circle pertemanan yang sedikit melenceng.

"apa rapat sampai sore, bisakah kamu memindahkan rapat sore nanti, karena aku ada janji dengan seseorang," kata Saga.

"tentu, tapi besok kamu tak bisa pergi kemana pun Karen seharian kita banyak rapat," kata Levi mengingatkan.

"baiklah, tolong atur saja," jawab Saga yang selalu memasrahkan semuanya pada Levi.

Saga benar-benar sibuk hari itu sampai pukul tiga sore rapat baru selesai.

bahkan selama di mobil pun dia terus mengerjakan beberapa pekerjaan yang bisa sambil di lihat saat senggang.

dia benar-benar memanfaatkan waktunya dengan benar, pukul empat sore, Saga sudah pergi dari perusahaan untuk ke rumah sakit.

hari ini dia ada pemeriksaan kesehatan full bersama dokter Aiden sekalian akan melihat gadis yang ditabraknya.

dia langsung berganti baju saat sampai di rumah sakit dan mulai melakukan general cek up.

setelah selesai, dia memutuskan mengunjungi gadis kecil yang masih di ruang ICU setelah operasi.

"apa dia sudah sadar?" tanya Saga.

"tadi dia sudah melewati masa kritis dan seminar sadar, tapi kalau dari respon yang di berikan, sepertinya dia mengalami hilang ingatan parah, terlebih luka di kepalanya dan juga seperti ada trauma besar padanya, dan aku takut dia bisa cacat mental saat bangun nantinya," kata dokter Aiden.

"apa? kamu jangan gila, aku ingin kalian melakukan apapun untuk kesembuhan gadis ini, dan ingat tak usah memikirkan tentang biaya, aku yang akan menanggungnya," kata Saga.

"baik aku mengerti," jawab dokter Aiden.

dia baru kali ini melihat Saga yang nampak khawatir itupun untuk orang lain.

nama apa?

saat Saga masih di ruang ICU, tiba-tiba gadis kecil itu membuka mata.

gadis itu melihat Saga dan langsung meneteskan air matanya, dia mencoba mengulurkan tangannya pada pria di depannya itu.

"tolong..." lirih gadis kecil itu.

Saga dan dokter Aiden menoleh dan kaget melihat hal itu, dokter Aiden langsung memeriksa kondisi dari gadis itu.

tapi gadis itu tetap menangis dan berusaha mengulurkan tangannya pada Saga.

melihat itu dia pun mendekat dan langsung mengenggam tangan gadis kecil itu.

"tolong..." tangis gadis itu.

"iya aku disini, dan aku akan menolong mu," jawab Saga dengan mencium tangan bocah itu.

dokter Aiden pun merasa aneh karena kondisi gadis kecil itu langsung stabil saat ada saga di sisinya.

"sepertinya dia hanya mempercayai mu, bahkan kondisinya langsung membaik saat kamu disini," kata dokter Aiden.

"kalau begitu tolong cepat sembuh ya cantik," kata Saga yang tersenyum ke arah gadis kecil itu.

"setidaknya berikan dia nama," kata dokter Aiden.

"cantik sayang, kamu bisa beritahu aku siapa namamu nak?" tanya Saga.

gadis itu mengeleng pelan, "baiklah karena tak tau kamu bernama siapa, aku akan memberikan nama Zoya,"

"tapi kenapa nama itu, bukankah nama itu identik dengan orang Islam?" tanya dokter Aiden.

"ah kamu benar, aku panggil kamu Zoey, yang artinya tetap sama kehidupan," Jawab Sagara.

"kamu tentunya tak hanya akan memberikan nama itu, terlebih kamu harus membuatkan sebuah identitas baru untuknya," kata dokter Aiden.

"namanya Zoey Sahara, karena nama namaku Sagara, jadi nama kami biarkan saja mirip," jawab Saga.

tak lama gadis itu kembali tidur, kedua pria itu pun keluar dan tak ingin menganggu gadis itu.

saat berada di lobi, mereka melihat sebuah berita tentang kematian satu seorang jaksa agung yang terkenal sangat jujur dan tak bisa di siap mengalami perampokan.

"di dapat dari keterangan polisi, jaksa Agung Suprapto, di bunuh saat terjadi perampokan, sedang istri yang sedang hamil juga mengalami pelecehan sebelum di bunuh, sampai berita ini di turunkan, polisi belum menemukan putri dari jaksa Agung yang hilang, di duga gadis kecil itu di culik oleh para perampok-perampok itu, terlebih gadis itu di duga menjadi saksi ku ci dari peristiwa itu," kata pembawa acara itu.

"lihatlah pria jujur pembela rakyat miskin dari para penjajah seperti mu harus mati dengan begitu buruk, apa kamu tak iba," tanya dokter Aiden.

"maaf ya, aku memang belum pernah bertemu dengannya di pengadilan, tapi dua proyek besar dari Graham groups harus kandas karena tuntutan jaksa itu, dan aku harus memutar otak dulu," jawab Saga.

"ya setidaknya berilah ucapan bela sungkawa," kata dokter Aiden.

"aku mengerti," jawab Saga.

dia pun langsung pulang untuk beristirahat dan meminta Veve untuk mengirimkan bunga dan ucapan duka cita.

dan keesokan harinya semua orang sedang berkumpul di rumah jaksa agung Suprapto.

kedua peti mati itu sudah berada di ruang tamu, beserta foto yang terpajang di sana.

Saga masuk bersama sang papa yang juga datang untuk mengucapkan bela sungkawa.

tapi mata dari Saga menatap gadis kecil di foto yang terpajang di dinding, itu sangat mirip dengan gadis yang dia tabrak.

tapi itu versi balita, "dia putri dari jaksa agung yang hilang itu, pria itu memang jarang memfoto putrinya karena takut putrinya jadi objek sasaran oleh para musuhnya, tapi lihatlah sekarang," bisik Samuel

"iya pa, orang baik selalu cepat mati, sedang orang brengsek matinya lama," saut Saga.

"mulutmu lama-lama makin pedas ya Saga," kesal Samuel memukul putranya itu.

akhirnya keluarga dari jaksa agung di makamkan di pemakaman umum di komplek khusus.

Saga langsung menuju ke kantor setelah pemakaman dan melanjutkan semua pekerjaannya.

bahkan dia menghadiri tiga rapat yang sudah di atur oleh Levi, sedang di rumah sakit perlahan Zoey sudah mulai membaik.

satu persatu alat yang menempel di tubuh gadis berusia sepuluh tahun itu di lepas.

terlebih gadis itu memiliki keinginan untuk sembuh sangat kuat, karena Saga terus mengawasi gadis itu dari ponsel.

karena dia tak bisa datang ke rumah sakit, jadi hanya itu yang bisa dia lakukan, ya pekerjaannya sudah menumpuk terlebih dia ingin pergi liburan.

bahkan Saga juga membatalkan semua rencana liburan karena dia harus melihat semua pekerjaan.

terlebih dia juga harus melihat hasil dari pemeriksaan keseluruhan dari tubuhnya.

terlebih dokter Aiden tak ingin mengatakannya saat mereka baru selesai.

dia benar-benar tak boleh sembarangan terhadap laporan kesehatannya karena jika sesuatu tak sehat mana Saga harus menyingkirkan hal yang buruk itu dari hidupnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!