NovelToon NovelToon

Selingkuh

Bab 01

"Kamu ini kerjaannya tiap hari main ponsel terus, tuh cuci sekarang baju Mama" teriak Bu Yuni saat melihat Hana sedang asik bermain ponsel si dalam kamarnya, Bu Yuni juga melemparkan cucian kotor ke arah Hana.

"Iya Ma".

"Enak yah kerjaan kamu hanya ongkang - ongkang kaki sambil main ponsel, sedangkan anak saya banting tulang nyari uang" gerutu Bu Yuni.

"Kan Mas Bima yang melarang Hana untuk kerja" bela Hana.

"Kamu itu yah !! Hardik bu Yuni. "Cepat cuci baju Mama" titahnya.

"Kan ada bi Imas yang nyuci Ma" jawab Hana.

"Mulai hari ini bi Imas Mama pecat !!".

"kenapa di pecat Mah ?".

"Karena mulai hari ini kamu yang akan menggantikan tugas bi Imas, enak saja kamu ongkang - ongkang kaki di rumah sedangkan anak saya banting tulang kerja di luar sama !!" Seru bu Yani.

Hana mengambil baju kotor yang berserakan di lantai lalu membawanya ke tempat cucian.

Hari ini Hana mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri dari mulai memasak, membereskan rumah hingga mencuci, baru saja Hana menyelesaikan kerjaanya bu Yuni telah menyuruhnya membuatkan makanan dan minuman yang di inginkan mertuanya. Kegiatan hari ini sungguh melelahkan untuk Hana sehingga tak sadar jika ia tertidur di sofa ruang televisi.

"Hana bangun. . " Teriak Bima.

Mendengar teriakan Hana langsung bangun kepalanya pusing karena di bangunkan dengan tiba - tiba.

"Kenapa mas ?".

"Kamu yah enak - enakkan tidur di sini, itu lihat Mama sedang menyapu di halaman, kata Mama juga kamu telah memecat bi Imas dan menyuruh Mama menggantiakan semua kerjaan bi Imas" bentak Bima.

"kamu bicara apa Mas, bukannya Mama yang telah memecat bi Imas dan aku yang menggantiakan mengerjakan kerjaan Bi Imah, karena lelah mengerjakan pekerjaan rumah hingga aku tertidur pulas di sini Mas" bela Hana.

"Terus kamu bilang Mama Bohong ?".

"Tega sekali kamu Hana memfitnah Mama" bu Yuni tiba - tiba datang.

"Mama, Hana tidak memfitnah itu kenyataannya" bela Hana.

"Sudahlah aku cape baru saja pulang kerja" Bima berlalu meninggalkan istri dan Ibunya .

"Mama kenapa bicara seperti itu pada Mas Bima ?" Tanya Hana.

"Jika kamu tak ingin Mama bicara seperti itu, minta pada suami mu agar kamu bisa kembali bekerja". Ketus bu Yuni.

"Tapi kan Mas Bima melarang aku bekerja".

"Pokoknya kamu harus kerja lagi !!" Bu Yuni pun berlalu meninggalkan Hana.

Hana merasa heran dengan perubahan mertuanya yang mendadak berubah, memang mertuanya tak begitu menyukainya, namun selama ini Bu Yuni bersikap bodo amat terhadap Hana.

Hana dan Bayu telah menikah selama satu tahun, awal menikah Hana di izinkan untuk bekerja namun tiga bulan kebelakang Bima meminta Hana untuk berhenti bekerja karena merasa cemburu karena Hana selalu di kelilingi para lelaki yang merupakan rekan kerjanya.

"Kenapa kamu malah memfitnah ibu ?" Tanya Bima saat mereka sedang berdua di dalam kamar.

"Aku tidak memfitnahnya Mas".

"Lalu kamu bilang ibu itu berbohong ?".

"Ya memang begitulah kenyataannya".

"Atas dasar apa ibu memfitnah kamu ?".

"Karena ibu ingin aku kembali bekerja" jawab Hana jujur.

"Kamu gunakan ibu agar kamu bisa kembali bekerja lagi ?".

"Tidak mas, tapi memang itu kenyataannya".

"Kamu tidak boleh bekerja lagi !!" Seru Bima.

Adzan subuh berkumandang, Hana bergegas bangun dan membangunkan sang Suami namun Bima tak menunjukan reaksi apa pun sehingga Hana memutuskan untuk shalat subuh sendiri.

Setelah Shalat subuh Hana bergegas ke dapur untuk membuat sarapan, biasanya Bi Imas yang akan mengerjakan ini semua namun bu Yuni telah memecatnya sehingga tugasnya di ambil alih oleh Hana.

Mereka sarapan bertiga tanpa ada pembicaraan apa pun, setelah selesai makan Hana langsung membereskan bekas makan mereka dan langsung mencuci piringnya.

"Bim Mama mau ke depan, ikut bareng kamu yah" ujar Bu Yuni.

"Iya Mah".

Bima berangkat bersama bu Yuni, tak lupa juga Bima pamit seperti biasa pada sang istri, setelah Bima dan mertuanya pergi Hana langsung melanjutkan kerjaan yang lainnya berharap ketika mertuanya pulang kerjaanya sudah beres.

"Bim, ibu minta uang doang, ibu mau ikut arisan bareng ibu - ibu komplek, gak banyak kok cuma tiga juta saja perbulannya" ujar Bu Yuni saat mereka berada dalam mobil.

"Itu besar Mah, kan Mama tahu sendiri gaji Bima gak banyak belum lagi cicilan mobil" jawab Bima.

"Makanya kamu biarkan istri itu bekerja jadi bisa bantu - bantu keuangan kamu, walaupun kamu sudah nikah kamu masih wajib menafkahi Mama, Memangnya kamu mau jadi anak durhaka".

"Tapi Mah".

"Mama tidak suka Hana tiap hari ongkang - ongkang kaki di rumah sedangkan kamu banting tulang mencari uang dan nanti uangnya Hana yang menikmati".

"Kan sudah kewajiban suami mencari rezeki dan menafkahi istrinya".

"Kamu itu jadi cowok jangan bodoh - bodoh banget, kamu kerja pulang tidur begitu saja tiap hari apa kamu tak ingin menikmati hidup mu nongkrong bareng teman - teman mu". bu Yuni terus menghasut Bima agar mengizinkan Hana untuk bekerja kembali.

"Mama turun di sini, pikirkan lagi baik - baik kata - kata Mama tadi" lanjut Bu Yuni lalu turun dari mobil Bima.

Semua kerjaan rumah selesai, Hana segera membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena keringat, selesai mandi Hana langsung mengambil ponselnya dan asik dengan ponselnya sehingga kedatangan bu Yuni pun tak di sadari oleh Hana.

"Enak yah duduk manis sambil main ponsel sedangkan suaminya kerja banting tulang" Sindir bu Yuni ketika melewati Hana yang sedang bermain ponsel di ruang televisi.

"Mah, aku sudah ngomong sama Mas Bima untuk kerja lagi tapi dia tetap tidak mengizinkan". ujar Hana.

"Makanya kalau kerja itu fokus pada kerjaan bukan mepet para lelaki, di kira kamu saja yang bisa banyak mepet lelaki anak saja juga bisa mepet banyak perempuan" ketus bu Yuni.

"Loh kok Mama bicara seperti itu".

"Ya menang begitu kenyataannya, kamu bisa apa tanpa anak saya, kalau Bima tahu kerjaan mu hanya bermain ponsel, lama - lama kamu di ceraikan oleh anak saya, gak guna mempertahankan perempuan macam kamu kerjaannya main ponsel, ngabisin duit suami dan gak bisa kasih keturunan lagi" ketus bu Yuni.

"Bu aku bermain ponsel karena ada alasannya, untuk soal ke turunan aku pasrahkan sama yang di atas".

"Atau jangan - jangan kamu mandul lagi"

"Astaghfirullah Mah".

"Ya memang kenyataannya begitu, kalian sudah menikah satu tahun tapi sampai sekarang kamu belum hamil - hamil juga, kalau bukan mandul terus apa doang ?" bu Yuni bicara tanpa merasa bersalah sedikit pun, mulutnya begitu lancar menghakimi Hana yang sampai sekarang masih berjuang untuk mendapatkan keturunan.

Bab 02

Hati perempuan mana yang tak sakit ketika di katakan mandul, apalagi yang berbicara adalah mertua sendiri yang sudah di anggap sebagai orang tua yang sepatutnya memberikan semangat bukan malah menghinanya.

Hana berlalu meninggalkan mertuanya, hatinya begitu sakit dengan ucapan mertuanya yang mengatakan dirinya mandul dan juga kerjaannya bermain ponsel nyatanya sejak pagi Hana sudah mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.

Setelah Hana tak lagi bekerja, bu Yuni sering menuding Hana telah menghabiskan uang suaminya untuk bersenang - senang. Bu Yuni tak tahu berapa uang bulanan yang di berikan oleh Bima untuk kebutuhan rumah, Bima memberikan gajinya hanya lima puluh persen saja, karena dua puluh lima persen untuk pegangannya dan dua puluh lima persen lagi di berikan pada bu Yuni. ketika Hana masih bekerja Hana tak masalah jika Bima hanya memberinya lima puluh persen saja karena ia bisa menggunakan gajinya untuk menutupi kekurangannya, namun sekarang Hana harus memutar otaknya agar uang tersebut cukup untuk satu bulan.

"Hana . . Hana . . Hana !" teriak bu Yuni.

"Ada apa Mah ?" dengan malas Hana membuka pintu kamarnya.

"Bagi Mama uang !" Seru bu Yuni.

"Bukannya Mama sudah mendapat bagian bulanan dari Mas Bima, kenapa minta sama Hana" ujar Hana.

"Kamu itu ya, Mama mau ikut ibu - ibu komplek buat jenguk bu Ajeng yang lagi di rawat".

"Hana tak punya uang, Mama tahu sendiri sekarang Hana tak kerja lagi".

"Makanya kerja lagi, jangan cuma duduk manis ngabisin uang suami" gerutu bu Yuni.

"Tapi kan Mas Bima tak mengizinkan aku buat kerja lagi".

"Makanya kalau kerja itu yang benar jangan sambil tebar pesona" ketus Bu Yuni.

"Ada apa ini ?" perdebatannya membuat mereka tak menyadari ke datangan Bima.

"Mama cuma mau pinjam uang pada istri mu, tapi istri mu itu malah menghina Mama" jelas Bu Yuni .

"Kok Mama bicaranya seperti itu, bukannya Mama tadi minta uang buat jenguk bu Ajeng yang lagi di rawat" bela Hana.

"Hana kenapa sekarang kamu berubah dan yang lebih parah lagi sekarang kamu tega memfitnah Mama depan Bima" bu Yuni menangis tersedu - sedu.

"Hana kenapa kamu melakukan itu semua pada Mama !" bentak Bima.

"Mas aku tak melakukan apa pun pada Mama, tadi Mama datang untuk minta uang tapi aku gak kasih karena memang gak ada uang lebih, ada juga buat bayar air dan listrik" jelas Hana.

"Kalau kamu memang tak ingin memberi Mama pinjaman juga gak apa - apa tapi jangan hina Mama yang hanya memeras uang kalian" lirih bu Yuni.

"Kalian itu setiap aku pulang kerja berantem saja terus, aku pusing dengarnya. kamu juga Hana sebagai istri harusnya menyambut ke datangan suami ketika pulang kerja dengan senyuman bukan dengan sebuah pertengkaran !" Bima benar - benar muak dengan tingkah istri dan Mamanya yang sering ribut akhir - akhir ini.

Hana berlalu mengikuti sang suami menuju kamar mereka, Ya Hana merasa bersalah karena akhir - akhir ini sering berantem dengan mertuanya, bahkan Hana juga heran kenapa akhir - akhir ini mertuanya selalu berbuat ulah seperti sedang mengadu domba dirinya dan sang suami.

"Mas maaf yah" lirih Hana.

"Aku heran sama kalian kenapa sering sekali kalian bertengkar".

"Aku juga gak tahu Mas, tapi benar tadi Mama minta uang, namun tak aku langsung kasih, kamu tahu sendiri bagaimana keuangan kita sekarang" Hana berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Mungkin Mama marah karena gak aku kasih uangnya" lanjut Hana.

"Memangnya kamu tak punya tabungan sedikit pun ?".

"Tidak Mas, dulu semua gaji ku habis untuk menutupi semua kekurangan belum lagi kadang Mama suka minta uang tiba - tiba dengan alasan ini itu" jelas Hana.

'Apa aku izinkan saja dia kembali bekerja tapi. . ahh itu urusan nanti' batin Bima.

"Ya sudah jika mau bekerja kembali aku izinkan namun syaratnya kamu tak boleh dekat dengan lelaki dan setelah kerja kamu harus benar - benar pulang kerumah".

"Kamu seriusan Mas ?".

"Iya aku serius".

" Terima kasih sayang, aku janji akan bekerja dengan sungguh - sungguh". Hana merasa begitu senang setelah mendapatkan izin untuk bekerja kembali.

Pagi hari Hana melakukan pekerjaan rumah, dari membersihkan rumah, mencuci dan juga memasak untuk sarapan, setelah semuanya beres, Hana langsung membangunkan suaminya, karena ini hari libur jadi sang suami bangun agak siangan.

"Mas ayo bangun sarapan dulu" ujar Hana.

"Kamu sarapan saja duluan bareng Mama, aku masih ingin lanjut tidur lagi" ujar Bima.

"Ya sudah".

Hana sarapan sendirian, entah ke mana bu Yuni karena sejak ia bangun belum bertemu dengan sang Mertua, setelah selesai sarapan Hana langsung membereskan sisa makanan dan kemudian mencuci piring yang kotor.

Semalam Hana telah menghubungi sahabat dekatnya Tiara untuk membicarakan soal kerjaan, sehingga hari ini mereka berdua janjian buat bertemu di salah satu Cafe.

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh, Hana sudah siap untuk pergi, namun sang suami belum juga bangun.

"Mas, Hana pergi dulu ada janji dengan Tiara mau membahas soal kerjaan" ujar Hana seraya menggoyangkan tubuh Bima.

"Ya terserah kamu saja" ujar Bima lalu kembali menarik selimutnya.

Hana langsung berangkat menuju cafe tersebut, namun baru melangkah keluar pintu sang mertua datang menghentikan langkahnya.

"Mau ke mana kamu hah ?!" Tiba - tiba bu Yuni datang menghalangi jalan Hama

"Hana mau bertemu Tiara, mau membicarakan soal kerjaan semalam Mas Bima telah mengizinkan aku untuk kembali bekerja" jelas Hana.

"Mana Bima ?".

"Dia masih tidur Mah"

"Kalau gitu sebelum kamu pergi bagi Mama uang !!" bentak bu Yuni.

"Untuk apa lagi Mah ?".

"Kamu kepo sekali yah, emang harus gitu setiap Mama minta uang sama kamu lalu Mama harus memberi mu rincian uangnya Mama gunakan untuk apa saja".

"Ya tidak begitu juga Mah".

"Kalian bisa tidak sehari saja tidak bertengkar, aku ini lagi istirahat !" tiba - tiba Bima datang menghampiri Hana dan juga Bu Yuni.

"Istri mu pelit sekali, Mama pinjam buat ke klinik saja tidak di beri, Mama mau cek kolestrol karena akhir - akhir ini Mama sering pusing".

"Memangnya Mama butuh uang berapa ?" tanya Bima.

"Satu juta".

"Banyak sekali Mah, ke klinik paling seratus dua ratus ribu juga cukup" sahut Hana.

"Kan sekalian mau jenguk bu Ajeng".

"Tapi Hana tidak ada uang segitu".

"Sekarang bi Imas sudah tidak kerja lagi di sini, berarti uang yang harusnya bagian bi Imas bisa Mama pinjam dong".

"Uangnya sudah aku pake buat belanja kebutuhan sehari - hari" jawab Hana.

"Hana Mama itu pinjam bukan minta, nanti jika sudah ada Mama balikin sama Kamu".

"Ya walaupun minjem tapi kalau tidak ada bagaimana, bukannya Mama juga dapat bagian bulanan dari Mas Bima apa uangnya sudah habis ?".

"Hana sudahlah kasih dulu Mama uang yang di mintanya, pakai saja uang yang ada nanti aku ganti" pinta Bima.

"Ada sihh tapi itu uang buat bayar air dan listrik".

"Kan sudah ku bilang pakai saja yang ada". sahut Bima yang mulai kesal.

Hana berlalu ke kamarnya untuk mengambil uang yang di minta mertuanya, dalam hatinya terus mengerutu karena akhir - akhir ini mertuanya selalu mengajaknya bertengkar seputar masalah keuangan.

Bab 03

"Mah ini uangnya" Hana menyerahkan uang ke tangan bu Yuni.

"Kamu mau nuduh Mama yang menghabiskan uang Bima, harusnya kamu mikir sejak kamu tak bekerja lagi kamu menguasai seluruh gaji anak ku" ujar bu Yuni seraya menghitung kembali uang yang di beri oleh Hana.

"Aku tak menguasai gaji Mas Bima, malah aku hanya di kasih lima puluh persen saja dari gajinya Mas Bima" jelas Hana.

"Di Kira Mama percaya gitu" bu Yuni berlalu meninggalkan Hana.

Perdebatan dengan mertuanya membuat ia hampir lupa dengan janjinya yang akan bertemu dengan Tiara.

Hana segera pergi menggunakan motornya menuju cafe , dan ternyata di sana Tiara sudah menunggunya.

"Maaf telat tadi ada gangguan dikit" ujar Hana.

"Suami mu berubah pikiran ?".

"Bukan, tapi mertua ku minta uang". jelas Hana. "Semakin ke sini mertua ku semakin membuat ku sesal, kadang seperti sedang mengadu domba ku dengan Mas Bima, dan kadang juga ia tak segan mengatai ku mandul, yang lebih parah lagi ia menuduhku menguasai uang Mas Bima nyatanya aku hanya di beri setengahnya dari gajinya". Hana mencurahkan perasaanya pada sahabatnya Tiara.

"Mertua mu berubah ya sekarang, perasaan dulu dia cuek bahkan seperti bodo amat terhadap kamu" ujar Tiara.

"Entahlah, aku juga bingung, emang dulu juga ia kadang sering minta uang karena keuangan ku masih baik - baik saja jadi tidak masalah, namun sekarang seperti semakin menjadi - jadi mungkin karena keuangan ku sedang tidak baik - baik saja" jelas Hana.

Hana dan Tiara berbincang - bincang soal pekerjaan, Hana mendapat tawaran sebuah kerjaan sebagai staff biasa, karena memang belum ada lowongan kerjaan yang sesuai ijazah yang Hana miliki.

"Tidak masalah, yang terpenting aku bisa bekerja dan menghasilkan uang" jelas Hana.

"Baiklah, kamu bisa datang besok dan bawa lamaran lengkap".

"Baiklah".

"Salesai makan, nonton yuk ada film bagus banget, ini tentang suaminya yang menikah lagi secara diam - diam".

"Aku hubungi Mas Bima dulu ya" ujar Hana, namun setelah berkali - kali menghubungi suaminya nomornya tidak aktif.

"Bagaimana Han ?".

"Hmm baiklah kita nonton, tapi setelah itu aku langsung pulang ya".

"Oke".

Hana dan Tiara menonton di sebuah bioskop yang terletak di sebuah pusat perbelanjaan, antrian penonton sampai panjang, mungkin karena film ini sedang viral - viralnya.

Hana sampai terbawa suasana menonton film tersebut, saat keluar bioskop dan pergi ke toilet ia baru sadar matanya sembab karena selama menonton Hana tak henti - hentinya menangis.

"Gila lu ya Han, sampai sembab begitu" ledek Tiara.

"Terlalu menghayati" ujar Hana seraya tertawa.

Hana pamit untuk pulang duluan karena Tiara akan shopping terlebih dahulu, Hana tak bisa menemani Tiara ia tak enak jika pergi lama ap lagi suaminya ada di rumah karena ini hari libur.

Hana sedang menunggu taksi lewat, ia tak bisa memesan taksi online karena kuotanya habis dan lupa untuk di isi, namun tiba - tiba ponselnya berdering.

"Kamu di Mana cepat kembali ke dalam Mall aku tunggu kamu di lantai tiga depan butik Key" ujar Tiara dari sebrang telepon dengan nada yang seperti panik.

"Kamu kenapa ti ?".

"Cepat kamu ke sini, nanti aku jelaskan, ini penting".

"Baiklah".

Hana kembali masuk gedung pusat perbelanjaan tersebut menuju tempat yang sudah di katakan tadi oleh Tiara, tak perlu waktu lama Hana langsung bertemu dengan Tiara.

"Ada apa sihh Ti ?" tanya Hana penasaran. "Kamu baik - baik saja kan ?".

"Lihat sepasang pria dan wanita itu, bukannya itu suami mu Bima" ujar Tiara menunjuk ke arah butik.

"Mana ?".

"Itu yang cowoknya pake kemeja merah" tunjuk Tiara.

Hana meneliti sepasang manusia yang di tunjuk oleh Tiara, pria itu sangat mirip dengan suaminya, namun Hana belum bisa memastikan jika itu suaminya atau bukan karena belum melihat wajahnya dengan jelas.

"Lebih baik kita ke dalam, biar jelas" usul Tiara.

Karena Hana juga penasaran, ia pun menyetujui saran dari Tiara, keduanya memasuki butik tersebut, Tiara berpura - pura sedang memilih pakaian sementara Hana langsung mendekat ke arah tujuan.

"Mas Bima" Hana menepuk bahu pria tersebut, dalam hatinya berharap jika ia salah orang tak apa malu dari pada harus menanggung sakit hati.

Pria itu menoleh secara perlahan bersama perempuan yang sedang bersamanya.

"Ha. . Hana !" Bima terkejut bahkan saja hampir loncat, ia tak menyangka akan bertemu istrinya di sini, bukankah tadi dia bilang kalau ia akan ke cafe bertemu Tiara kenapa sekarang ada di Mall, bodohnya Bima ia tak menanyakan cafe mana yang akan di kunjungi istrinya.

Hana menatap suami dan perempuan tersebut dengan tatapan nyalang seolah - olah Hana siap menerkam mereka hidup - hidup.

"Apa ini kelakuan mu di luar Mas !! hardik Hana.

Hana mampu menahan tangisnya namun ia tak mampu menahan kemarahannya, bagaimana bisa suaminya bisa selingkuh dengan sahabatnya sendiri.

"Elisa, kamu adalah sahabat ku, entah bagaimana perasaan mu saat jalan dengan suami sahabat mu itu !!" Hana berusaha tak mengeluarkan air matanya.

"Maaf tolong jangan ribut di sini karena bisa mengganggu pengunjung lainnya" seorang perempuan datang menghampiri mereka.

"Maaf atas keributan ini" ujar Tiara.

Tiara, Hana, Bima dan Elisa keluar dari butik tersebut, beberapa pasang mata memperhatikan langkah mereka.

"Ti pulang yuk" ajak Tiara.

"Tapi. .".

"Aku sudah tak peduli dengan mereka" ujar Hana.

Akhirnya Tiara mengikuti langkah Hana keluar dari pusat perbelanjaan tersebut lalu di susul oleh Bima yang terus teriak memanggil nama Hana.

"Itu suami mu Han" ujar Tiara.

"Sudah biarkan saja".

Hana memutuskan untuk tak pulang kerumahnya, ia memilih untuk ikut pulang ke rumah Tiara agar bisa menenangkan pikirannya dan mampu berpikir jernih ketika akan mengambil sebuah keputusan terhadap hubungannya dengan Bima.

"Apa tak sebaiknya kamu pulang saja, dan selesaikan semuanya baik - baik". saran Tiara.

"Aku ingin menenangkan pikiran ku dulu".

"Ya udah jika itu mau kamu".

"Aku tak menyangka jika Mas Bima tega melakukan ini semua padaku, apalagi ini dengan sahabat ku, tadi ingin rasanya ku cakar habis wajah si Elisa tapi untungnya aku bisa berpikir jernih hingga aku tak mengotori tangan ku sendiri".

Sementara Ketika Bima ingin mengejar Hana dan Tiara tiba - tiba tangannya di tahan oleh Elisa.

"Sudahlah Mas tak perlu kamu mengejarnya, biarkan saja, bukannya kamu sudah tak mencintainya lagi" ujar Elisa seraya bergelayut manja di tangan Bima tak peduli dengan pandangan orang - orang terhadapnya.

"Ahhhhhggggghghhhhh" Bima kesal sendiri dan mengacak - ngacak rambutnya untuk melampiaskan emosinya.

"Kita lanjut nonton yuk, ada film bagus yang romatis tahu" ujar Elisa. entah sihir apa yang di gunakan oleh Elisa yang membuat Bima langsung menuruti ke inginannya dan tak peduli lagi dengan istrinya yang sedang marah bahkan mungkin sangat kecewa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!