🌹🌹🌹🌹 HAPPY READING 🌹🌹🌹🌹
💞💞💞💞💞
" Delia ....... " Teriak ibu Siti ,ibu mertua delia di pagi hari. Saat ini delia sedang tidak enak badan, jadi dia belum bangun untuk menyiapkan sarapan untuk suami nya.
Mendengar teriakan ibu mertua nya delia pun segera bangun dengan badan yang lemas langsung menghampiri ibu mertua nya.
" Jam segini baru bangun!! Apa kamu kira ini itu hotel sehingga kamu bisa bangun seenak jidat kamu. Apa kamu tidak lihat meja makan masih kosong dan suami mu mau berangkat kerja ! " Ucap ibu mertua delia sambil berteriak.
Kejadian seperti ini sudah sering delia alami bahkan hampir setiap hari. Delia sebenarnya tinggal mengontrak berdua dengan suami nya, namun ibu mertua nya sering datang ke kontrakan delia dan marah - marah tidak jelas. Ibu siti tinggal dengan anak perempuan nya Tini dan Joko suami tini, dan Harun adik suani delia. Rumah kontrakan delia hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumah ibu mertua nya.
Setiap datang ada saja barang yang di ambil, kadang bahan makanan, atau masakan yang sudah jadi bahkan seperti shampo dan sabun pun sering di ambil. Ibu mertua nya memang dari dulu tidak menyukai delia, karena delia hanya wanita miskin dan tamatan SMP.
Sebenarnya delia masih punya adik ipar laki - laki yang saat ini sudah bekerja di dealer mobil terbesar di kota ini. Dengan gaji yang cukup besar bila di bandingkan gaji suami delia. Namun sang adik tidak pernah mau tahu dengan keuangan di rumah ibu nya, dia beralasan uang nya di tabung untuk modal menikah.
" Maaf ya bu pagi ini delia tidak masak , karena badan delia tidak enak bu . Ibu bisa sarapan di rumah ibu minta mbak Tini untuk masak atau ibu beli saja sarapan nya" Ucap delia lembut sambil memegang kepala nya yang sakit.
" Kamu sudah berani membantah saya Delia !!" Seru ibu Siti dengan lantang.
" Delia tidak bermaksud membantah ibu tapi delia memang sedang tidak enak badan bu " Ucap delia mencoba menjelaskan.
Namun ibu siti tidak perduli dia tetap meminta delia untuk membuatkan sarapan untuk nya dan anak nya di rumah.
" Ini ada apa bu ? Kok ibu marah - marah suara nya kedengaran sampai luar, malu bu di dengar orang " Ucap Amar suami delia yang baru saja datang membawa sebungkus bubur ayam, amar hanya membeli sebungkus saja karena delia tidak mau.
" Ajari istri kamu sopan santun dulu mar, ibu menyuruh nya membuat sarapan tapi dia malah membantah. Menantu macam apa itu, dasar parasit bisa nya cums bermalas - malasan dan menghabiskan gaji anak ku saja, kenapa dulu amar menikahi wanita seperti mu. " Ucap ibu siti dengan ketus.
" Bu hari ini delia tidak enak badan, amar yang nyuruh delia istirahat. Ini amar sarapan aja beli bu, bukan nya amar mau membela delia bu, ibu kan dirumah ada mbak tini jadi kenapa tidak minta mbak tini untuk memasak jadi kalian tidak harus mengandalkan delia terus. Tiap bulan ibu juga sudah amar kasih uang bulanan ." Seru amar berbicara dengan lembut agar sang ibu tidak tersinggung.
Tapi begitulah ibu siti semua ucapan nya tidak bisa di bantah, bahkan biarpun dia salah dia tidak mau mengakui kesalahan nya. Dia beranggapan semua yang dia ucapkan itu benar semua.
" Kamu juga sudah berani membantah ibu mar !! Disini ibu punya menantu jadi apa guna nya menantu kalau di rumah kami harus memasak juga. " Ucap ibu siti.
" Delia cepat buatkan sarapan, sebentar lagi Faisal mau berangkat kerja, tini dan joko juga pasti sudah lapar " Perintah ibu siti seenak nya.
Amar akan membantah perintah ibu nya namun delia melarang nya, delia memegang tangan amar sambil menggelengkan kepala nya, delia tidak mau ibu mertua nya semakin marah.
" Baiklah delia buatkan sarapan dulu ya bu, ibu tunggu saja di depan " Ucap delia akhirnya menuruti perintah ibu mertua nya.
Delia mulai memasak dengan cepat rasa sakit kepala dia tahan agar masakan nya cepat selesai dan segera bisa istirahat kembali.
" Maaf kan mas ya dek, kamu sudah di perlakukan seenak nya sama ibu. " Ucap sesal amar meminta maaf kepada istrinya.
" Sudah mas gak apa - apa, sekarang mas cepat sarapan, itu bubur ayam nya pasti sudah dingin lalu segera berangkat kerja nanti terlambat loh sudah jam setengah tujuh itu " Ucap delia sambil menunjuk jam dinding.
Amar memakan bubur ayam yang tadi sudah dia beli, selesai sarapan amar langsung berangkat kerja. Sebelum nya sudah berpamitan kepada delia dan ibu nya yang sedang menunggu delia memasak sarapan.
Setelah tiga puluh menit masakan delia pun sudah selesai, delia hanya memasak nasi goreng beruntung nasi kemarin sore masih ada. Jadi delia hanya menggoreng nasi dan kerupuk saja, stok bahan makanan juga sudah habis.
" Cuma nasi goreng sama kerupuk ?" Tanya ibu siti saat melihat makanan yang di hidangkan di meja makan.
" Iya bu cuma ada nasi sama kerupuk saja, itu pun cuma sepiring ini saja. Stock bahan makanan di rumah sudah habis bu. Mas amar juga belum gajihan " Ucap delia pasrah.
" Apa ?? Ini baru pertengahan bulan delia kenapa uang dan stock makanan sudah habis? Kamu kemanakan uang gaji anak ku itu, dasar boros pantas saja uang anak ku cepat habis dasar menantu parasit. Terus ini bagaimana sarapan untuk kakak dan adik ipar mu ?" Ucap ibu siti.
" Cuma ada nasi sepiring saja bu, terserah ibu mau ibu makan atau ibu bawa pulang. Kalau mau di bawa pulang jangan lupa piring nya di bawa kesini lagi " Ucap delia yang paham dengan kelakuan ibu mertua nya.
Setiap membawa makanan dengan menggunakan wadah perkakas milik delia, ibu siti jarang mau memulangkan jika delia tidak mengambil nya sendiri. Beruntung perkakas delia semua di beri nama dengan alat permanen.
" Terserah saya dong lagi pula perkakas ini kamu beli menggunakan uang anak ku. Kalau kamu mau ya ambil saja di rumah, lagi pula kamu ini kan cuma pengangguran yang bisa nya cuma menghabiskan uang anak ku saja. " Ucap ibu siti selalu menghina delia.
" Iya bu nanti aku cari kerja biar bisa menghasilkan uang sendiri " Ucap delia.
" Bagus lah jadi uang anak ku tidak habis karena kamu, jadi istri itu jangan boros harus bisa hemat supaya biar cepat punya rumah tidak mengontrak terus. Lagi pula pekerjaan apa yang bisa kamu kerjakan, kamu kan cuma tamatan SMP, mungkin ya pekerjaan rendahan seperti pembantu." Seru ibu siti lalu pergi meninggalkan delia.
Delia hanya memandang kepergian ibu mertuanya dengan kesal, tiada hari tanpa hinaan dari ibu mertua nya. Selalu memandang rendah delia, seoarang wanita yang hanya tamatan SMP.
* Ya Allah pertebal lagi kesabaran ku untuk menghadapi keluarga suami ku.* Gumam delia dari dalam hati nya.
Setelah ibu siti pulang delia menutup pintu lalu masuk kembali ke kamar nya untuk betistirahat, karena badan delia memang masih terasa lemas dan kepala nya pusing. Kedatangan ibu mertua membuat kepala nya tambah pusing, teriakan dan hinaan ibu siti sudah menjadi makanan sehari - hari bagi delia. Setiap tingkah laku dan perbuatan delia selalu salah dimata ibu mertua nya, namun delia tetap saja bersabar dan berharap suatu saat nanti ibu mertua nya bisa berubah.
******
💞💞💞💞💞💞
Alhamdulillah Author kembali menulis cerita kembali, semoga para pembaca menyukai novel Author. ❤❤
Silahkan jika berkenan tinggalkan Like, komen, vote, favorite dan berikan hadiah nya. Jangan lupa Rate bintang 5 nya ❤❤
TERIMAKASIH 🙏❤
🌹🌹🌹🌹 HAPPY READING 🌹🌹🌹🌹
💞💞💞💞💞
Dua tahun menikah dengan amar, sekali pun belum pernah ibu mertua delia bersikap baik kepada delia yang ada mertua nya justru benci dan membenci delia. Dulu amar akan di jodohkan dengan anak teman ibu siti yang bekerja sebagai PNS di kantor kabupaten, tetapi amar lebih memilih delia.
Suami delia bekerja di salah satu perusahaan swasta dengan gaji 6 juta per bulan. Namun gaji itu tidak semua di berikan kepada delia, amar memberikan 2,5 juta kepada ibu nya dan 1,5 juta kepada delia. Dan untuk bayaran kridit motor 800 ribu, 500 ribu untuk bayar kontrakan. Sisa nya amar pegang untuk keperluan nya.
Delia bukan tidak tahu jatah bulanan mertua nya yang lebih banyak dari uang jatah bulanan milik nya. Namun delia hanya diam dan tidak mempermasalahkan nya, dia membiarkan suami nya berbakti kepada ibu nya.
" Bu bagi duit dong, aku mau beli makanan " Ucap tini sambil menengadagkan tangan nya.
" Uang terus kamu itu, suruh dulu suami mu itu bekerja tin jadi tidak mengandalkan uang bulanan ibu terus " Ucap ibu siti yang sudah mulai geram dengan tini dan suami nya, joko.
" Mas joko itu sudah usaha cari pekerjaan bu, tapi memang belum dapat saja. Lagi pula dia baru dua bulan menganggur, itu pun bukan karena dia yang tidak mau bekerja dia menganggur karena kena PHK bu " Ucap tini tetap membela suami nya.
" Ini belikan sekalian buat ibu " Seru ibu siti sambil memberikan uang 50 ribu kepada tini.
Tini menerima uang itu dan berlalu pergi membeli makanan yang tidak jauh dari tempat tinggal nya.
" Ehh mbak tini, mau beli makanan mbak ?" Tanya ibu - ibu yang sedang duduk di warung bu ambar.
" Iya bu, sudah waktu nya makan siang jadi beli makanan dong. Malas mau masak ribet, jadi beli saja kan praktis. Uang suami saya kan masih banyak jadi tak masalah dong kalau makan harus beli " Ucap tini membanggakan suami nya dengan kebohongan nya sendiri.
Ibu - ibu itu pun hanya mengiyakan dan percaya dengan ucapan bohong tini.
" Bu ambar nasi pakai ikan tiga bungkus ya " Seru tini memesan makanan.
" Kok pakai ikan mbak, tidak mau daging atau ayam gitu kan uang nya banyak " Seru ibu - ibu yang ada di warung ibu ambar.
" Lagi pengen makan pakai ikan bu " Jawab tini sedikit bingung.
Ibu ambar sudah paham dengan kelakuan tini, apa yang di ucapkan tini memanglah bohong tetapi ibu ambar memilih diam, tah tini beli makanan sama dia.
" Ini mbak total nya 45 ribu " Ucap bu ambar memberikan pesanan tini.
Tini menyerahkan uang lima puluh ribu nya, dan setelah mendapat kembalian nya dia segera pergi. Dia malas berlama - lama ada di warung, menurut nya ibu - ibu yang ada di sana bukan level kasta nya.
" Ini bu makanan nya " ucap tini sambil meletakkan nasiul bungkus yang baru saja dia beli di atas meja makan.
Ibu siti langsung mengambil nasi bungkus nya dan segera memakan nya dengan lahab.
" Makan siang untuk harun mana bu ?" Tanya harun yang baru saja pulang untuk makan siang. Sebenarnya gaji nya cukup besar dan tidak rugi jika dia makan siang di luar, tapi karena malas mengeluarkan uang dia lebih memilih makan siang dibrumah.
Biasa nya ibu nya akan selalu membawa makan siang dari rumah kakak nya, tentu nya tanpa sepengetahuan sang kakak, amar. Amar hanya tau jika ibu nya kadang saja ikut sarapan di rumah nya. Sebenarnya hampir tiap hari ibu nya minta sarapan di rumah amar , ibu siti akan datang setelah amar berangkat kerja.
" Hari ini ibu tidak ke rumah kakak mu, delia sedang sakit jadi dia tidak masak. Kamu beli saja sih run kan gaji kamu juga utuh sesekali beli aja " Ucap ibu siti sambil memakan nasi bungkus nya.
" Kalau istri bang amar sakit, ibu atau mbak tini kan bisa masak . Bang amar juga sudah memberikan uang bulanan kan bu. " Ucap harun seenak jidat nya.
" Kamu itu run, mana mau mbak mu tini itu masak. Dia masak air saja belum tentu bisa apalagi masak makanan yang ada rusak semua barang - barang ibu di dapur. " Ucap ibu siti sambil melipat dan membuamg bungkus nasi nya di tong sampah dekat kompor.
Harun melangkah menjauh dari ibu nya, dia malas berdebat dengan ibu nya. Lebih baik dia beli makan siang di luar saja, keluar uang 50 ribu untuk dirinya sendiri juga tidak merugikan.
* Ini semua gara - gara mbak delia, gara - gara dia tidak masak aku jadi beli makan di luar. Awas saja besok aku akan meminta ganti kepada mbak delia, awas saja dia * Gumam harun dalam hati nya.
Sedangkan di tempat lain delia sudah mulai sehat kembali dan kini delia mulai membereskan rumah nya yang sudah seharian tidak dia bereskan. Delia mulai menyapu dan mengepel lantai rumah, lalu menyiapkan makanan untuk suami nya. Karena jam sudah menunjukan jam lima sore delia bergegas mandi agar saat suami nya pulang delia sudah wangi dan bersih.
" Mas amar bentar lagi pulang jadi aku harus terlihat cantik, dari kemarin aku tidak menunaikan kewajiban ku sebagai isteri karena aku sakit. Malam ini akan aku buat mas amar bahagia, semoga kamu pun segera di beri momongan oleh Allah. Aamiin " Ucap delia sambil berkaca di meja rias nya.
Sambil menunggu amar pulang, delia menonton televisi cukup lama delia menunggu suami nya pulang akhir nya yang di tunggu pun pulang. Suara motor amar terdengar sampai dalam rumah, delia langsung berlari kedepan untuk membukakan pintu dan menyambut kepulangan suami nya.
" Mas sini tas nya aku bawain" Ucap delia dengan senyum mengembang menghiasi bibir tipis nya.
Amar terpesona melihat istri nya yang sudah rapi dan cantik, pada dasar nya delia memang sudah cantik tanpa mek up. Tapi kali ini berbeda delia mengenakan mek up walau tipis.
" Emhh.. iya dek " Seru amar dengan gugup.
Delia pun mengambil tas kerja amar tak lupa dia juga mencium punggung tangan kanan amar. Delia membawa tas amar masuk kedalam rumah dan di ikuti amar dari belakang.
" Mas mau mandi dulu ya , sebentar lagi magrib selesai sholat kita makan malam bersama. Aku sudah memasak makanan ke sukaaan mas amar" Ucap delia.
" Iya dek, mas mandi dulu ya " Ucap amar lalu mengambil handuk yang tergantung di samping lemari.
Delia mengangguk sambil tersenyum manis , kamar mandi memang ada yang di dalam kamar sehingga amar tidak perlu memakai kamar mandi yang ada di dapur lagi.
" Dek... " Panggil amar yang hendak membuka pintu kamar mandi.
" Iya mas, ada apa ? " Tanya delia sambil menyiapkan baju ganti untuk suami nya.
" Emhh... kamu.. kamu cantik banget " Seru amar yang akhirnya menyampaikan yang sedari tadi dia ingin sampaikan. Tanpa menunggu delia, amar langsung masuk ke kamar mandi.
Delia hanya senyum - senyum mendengar pengakuan dari suami nya, delia memang sengaja berdandan cantik untuk suami nya. Jarang sekali delia berdandan, delia memang wanita yang sederhana jika dia pergi hanya mek up tipis yang dia pakai. Bedak dan lipglos saja tidak perlu yang tebal - tebal.
Suara gemercik air di dalam kamar mandi sudah mulai terdengar, delia keluar dari kamar dan menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur untuk mengambil air wudhu karena lima menit lagi adzan magrib.
💞💞💞💞💞
******
Tetap berikan dukungan untuk karya Author ya kak, tanpa kakak pembaca author tidak bisa sampai seperti sekarang ini ❤
TERIMAKASIH 🙏❤
🌹🌹🌹🌹 HAPPY READING 🌹🌹🌹🌹
💞💞💞💞💞💞
Semalam delia benar - benar memanjakan suami nya, dan amar pun sangat bahagia karena delia sudah sembuh dan bisa memenuhi kewajuban nya lagi.
" Dek, hari ini kita jalan - jalan yuk ! Kita sudah lama loh tidak keluar jalan, kebetulan hari ini kan mas gak kerja dan kemarin mas baru saja dapat bonus. " Ucap amar saat sedang menikmati pisang goreng dan segelas teh hangat buatan delia.
" Mas serius ? Apa boleh delia mintak sesuatu mas ?" Tanya delia yang sudah duduk di samping amar.
" Kamu mau mintak apa dek ?" Tanya amar sambil meletakkan cangkir teh nya di meja.
Delia seakan ragu mengatakan apa yang dia inginkan, tapi sepertinya delia benar - benar menginginkan nya
" Mas, maaf sebelum nya aku tidak bermaksud untuk menagih nya, begini mas tadi bilang dapat bonus bagaimana kalau uang bonus itu mas belikan cincin saja, cincin untuk mengganti cincin yang waktu itu mas pinjam untuk menambahi uang mbak tini yang kurang saat mbak tini akan beli motor setahun yang lalu. " Ucap delia sangat hati - hati karena takut menyinggung suami nya.
" Astaghfirullah... mas benar - benar lupa dek. Maaf.. maaf kan mas ya dek, tapi mas fikir itu sudah di pulangin mbak tini karena mbak tini waktu itu bilang nya pinjam. " Ucap amar tak percaya.
Delia menggeleng kan kepala nya, dia merasa tini tidak pernah datang ke rumah untuk membayarkan hutang nya, yang ada setiap datang selalu mengambil bahan makanan dan meminta uang. Memang tidak banyak kadang 20 ribu, 50 ribu tapi itu sering seminggu bisa 2 sampai 3 kali.
" Baiklah nanti uang bonus ini kita belikan cincin saja, karena itu cincin memang milik mu pribadi. Mas tidak ada hak dengan cincin itu, dan nanti mas akan coba tanyakan dengan mbak tini soal hutang cincin itu " Ucap amar sebelum menyuapkan pisang goreng di mulut nya.
" Wah ada yang dapat bonus nih, bagi dong ! Ibu juga butuh uang nih mar mau arisan tapi uang ibu habis. Daripada uang kamu di habiskan oleh istri mu lebih baik kamu berikan buat ibu, hati ibu senang jadi jaminan surga untuk mu. " Ucap ibu siti yang tiba - tiba datang tanpa permisi.
Amar bingung harus bagaimana, sebenar nya dia ingin sekali membahagiakan istrinya dengan membelikan cincin baru sebagai ganti cincin yang di pinjam mbak tini setahun yang lalu. Namun di lain sisi ada seorang ibu yang harus dia nafkahi dan dia bahagiakan bahkan surga nya ada dalam diri sang ibu.
" Ibu memang butuh berapa untuk arisan ?" Tanya amar dengan lembut, begitulah amar pasti akan sangat lemah lembut jika bicara dengan ibu nya. Walaupun sang ibu selalu bicara keras bahkan tak jarang marah - marah kepada nya amar selalu membalas nya dengan senyum nya yang lembut dan tutur kata nya yang halus.
Kelemah lembutan nya inilah yang membuat delia jatuh cinta kepada amar, selama menikah dengan amar sekalipun belum pernah amar bicara keras atau kasar kepada delia. Namun ibu siti selalu menggunakan surga nya untuk mengancam amar, sebagai seorang istri sebenarnya delia pun ingin di perhatikan atau di manjakan oleh suami nya namun delia selalu mengalah kepada ibu mertuanya.
" Arisan ibu 500 ribu mar, tapi ibu juga minta untuk uang dapur. Uang dari kamu sudah habis " ucap ibu siti dengan santai nya tanpa memperdulikan delia yang sudah cemberut.
" Tapi ini baru pertengahan bulan bu 2,5 juta sudah habis? Bu , di rumah kan ada harun mbak tini dan mas joko mintalah sama mereka jangan amar terus yang ibu mintain uang. Amar tidak ada uang sebanyak itu bu " ucap amar mencoba protes kepada ibu nya karena ibu nya terlalu boros dan selalu mengandalkan amar.
Padahal harun adik nya juga bekerja dengan gaji yang lumayan tetapi sedikitpun tidak mau tahu urusan keuangan di rumah begitupun dengan tini dan suami nya.
" Kamu ini sudah mulai membantah ibu Mar, semua ini pasti karena hasutan delia " Ucap ibu siti sambil menunjuk delia yang sedang duduk sambil mendengarkan perdebatan suami dan ibu mertuanya.
" Ini tidak ada hubungan nya dengan delia bu, dan uang yang amar punya ini untuk membelikan cincin delia sebagau ganti cincin yang dulu di pinjam mbak tini, karena sampai sekarang mbak tini belum memulangkan cincin atau uang cincin ke delia bu " Ucap amar mencoba membela delia.
" Cincin tidak seberapa, lagi pula itu juga cincin kamu yang beliin , jadi tidak perlu di ganti juga " ucap ibu siti seenak nya.
" Tidak bisa begitu dong bu, yang nama nya hutang itu harus di bayar karena hutang itu di bawa mati bu. Lagi pula itu cincin punya delia, delia belia pakai uang delia sendiri. " Ucap amar menjelaskan kembali.
" Uang darimana dia bisa beli cincin ? Itu juga uang kamu yang di pakai untuk beli cincin, asal kamu tahu istri mu ini boros " ucap ibu siti membuat hati delia semakin tidak karuan.
Delia ingin sekali membantah ucapan sang mertua, tetapi dia urungkan karena dia tidak mau memperkeruh suasana. Yang ada ibu mertua nya akan semakin membencinya. Delia lebih memilih meninggalkan ibu mertua nya dan masuk kedalam kamar, karena dia sudah tidak sanggup mendengar ucapan ibu mertua nya lagi.
" Makanya suruh istri kamu itu bekerja mar jangan bisa nya cuma menghabiskan uang mu saja. Istri macam apa yang bisa nya cuma foya- foya, tidak bisa menghasilkan uang. Kalau istri mu bekerja uang kamu kan bisa kamu tabung atau kamu simpan sama ibu. " Seru ibu siti .
" Bu tolong sedikit saja hargai delia bu, setidak nya jagalah persaan delia jangan ibu hina terus istri ku. Delia itu tanggung jawab ku bu. " Seru amar mencoba menasehati ibu nya.
Ibu siti tidak terima amar membela delia, bagi nya amar harus selalu patuh dengan kata - kata nya. Tidak akan di biarkan delia menguasai amar dan uang nya. Tanpa uang amar ibu siti tidak bisa apa - apa.
" Kamu membantah ibu mu mar ? kamu tega sekali mar, aku ibu yang melahirkan mu mar. Ibu yang sudah menyusui dan merawat mu, kamu berubah mar! Hanya demi wanita seperti delia kamu melawan ibu, ingat aku ini surga mu mar!" Seru ibu siti selalu mengeluarkan kata - kata andalan nya sambil pura - pura sedih.
Jika ibu siti sudah berkata seperti itu amar pasti amar hanya diam saja, inilah kelemahan amar dia tidak bisa melihat sang ibu bersedih seperti sekarang ini.
Amar memang tidak bisa tegas dengan keluarga nya, dia selalu mengalah dan mengalah. Sehingga keluarga nya selalu memanfaatkan dirinya. Delia sebagai seorang istri sudah sering kali mengingatkan amar untuk bisa tegas kepada keluarga nya, namun justru amar hanya diam seakan tidak memperdulikan ucapan delia.
Di dalam kamar nya delia mendengarkan perdebatan antara suami nya dan mertuanya dengan mata yang berkaca - kaca. Ibu mertua nya sama sekali tidak memikirkan perasaan delia, dia masih saja tidak bisa menerima delia sebagai menantu nya.
* Bu sampai kapan kamu akan memperlakukan ku seperti ini ? aku juga ingin bu bercerita dan bercanda dengan mu bu, seperti orang - orang yang selalu bahagia bersama mertua nya * Gumam delia dari dalam hati nya.
💞💞💞💞💞
******
Semoga karya Author bisa menjadi teman bersantai para pembaca ❤❤
Jika berkenan silahkan tinggalkan like, komen, vote, favorite, hadiah nya dan rate bintang 5 nya ❤❤
TERIMAKASIH ❤❤🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!