Zhao Jian menghela nafas panjang dan segera meninggalkan halaman depan Akademi Kerajaan Zhao, padahal acara puncak kelulusan baru saja dimulai dengan dipanggilnya Liu Ruxu, Lin Tao dan Gu Chang'an ke atas panggung.
Ketiga murid tersebut adalah murid lulusan terbaik Akademi Kerajaan Zhao tahun ini. Mereka tersenyum bahagia dan Raja Zhao Tian langsung menyambut mereka di atas panggung—untuk memberikan penghargaan atas prestasi gemilang mereka.
“Hei, Zhao Jian! Mau ke mana?”
Pria gemuk yang juga teman satu asramanya menyapa Zhao Jian. Mulutnya kembung karena masih menyantap hidangan makanan gratis yang disediakan Akademi Kerajaan Zhao dalam acara perayaan kelulusan mereka.
Zhao Jian menoleh ke belakang dan berkata, “Aku bosan di sini. Lebih baik Aku pulang ke rumah dan tidur siang saja!”
“He-he-he... bilang saja kamu malu karena menjadi murid peringkat terbawah kedua!” ejek Pria gemuk itu.
“Bodoh! Nilaiku itu masih termasuk lumayan lah, daripada kamu... peringkat terakhir!” Zhao Jian mengejeknya juga dan langsung pergi meninggalkan halaman Akademi Kerajaan Zhao.
Zhao Jian sebenarnya cukup pintar dan selalu mendapatkan nilai tinggi dalam ujian teori. Namun, saat di ujian Praktek—maka ia akan menjadi nomor dua paling yang paling lemah diantara Seratus murid satu angkatan dengannya.
Penyebabnya adalah basis kultivasi Zhao Jian yang rendah. Rekan-rekannya telah mencapai Ranah Penempaan Tubuh Tahap Tian Tingkat Satu, ia masih di Ranah Penempaan Tubuh Tahap Di Tingkat Satu—sehingga ia tak sanggup melawan murid-murid lain saat ujian praktek.
Dalam dunia beladiri, bakat bawaan adalah yang utama—setelah itu barulah latihan dan bantuan eksternal lainnya, seperti Pil dari Alkemis, Pembimbing serta faktor keluarga yang mendukung Kultivator tersebut.
Sekuat apapun latihan yang dilakukan kalau bakat bawaan rendah—maka itu akan menjadi sia-sia saja dan Zhao Jian telah menyadari hal itu, makanya ia tak terlalu sedih dengan nasibnya itu. Karena dari awal ia telah mengetahui kalau ia tidak berbakat dalam dunia beladiri.
Adapun tingkatan basis kultivasi dalam dunia beladiri;
• Ranah Penempaan Tubuh Tahap Huang
~ Tingkat 1—5
• Ranah Penempaan Tubuh Tahap Xuan
~ Tingkat 1—5
• Ranah Penempaan Tubuh Tahap Di
~ Tingkat 1—5
• Ranah Penempaan Tubuh Tahap Tian
~ Tingkat 1—5
• Ranah Spirit (Alam Roh)
• Ranah Jie Zhu (Penguasa Alam)
• Ranah Tianzun (Utusan Surga)
• Ranah Saint (Orang Yang Diagungkan)
• Ranah Paramita ( Ranah Kesempurnaan)
• Ranah Immortal ( Keabadian)
• Ranah World Master (Penguasa Dunia)
Ranah Spirit adalah batas yang dapat dicapai dengan berkultivasi secara normal. Untuk mencapai Ranah yang lebih tinggi maka dibutuhkan Kristal Beast dari Gui Dao, dan semakin besar Gui Dao-nya maka semakin berharga Kristal Beast tersebut.
Gui Dao sendiri adalah Beast Kura-Kura raksasa yang membawa Pulau yang dihuni para manusia, karena tak ada lagi daratan di Dunia ini—setelah jutaan tahun yang lalu terjadi pertempuran besar antar Dua kubu Ranah Word Master.
Untuk mencegah kepunahan manusia, para Ranah Word Master memburu Gui Dao dan memaksa Beast yang memiliki umur panjang itu membawa Pulau yang dihuni manusia menjelajahi lautan.
Namun, seiring berjalannya waktu, salah satu Ranah Word Master menemukan cara memperbesar Gui Dao, yaitu dengan cara melahap Gui Dao lain—sehingga Gui Dao berukuran kecil dimangsa oleh Gui Dao berukuran besar.
Tujuan ahli beladiri di Gui Dao besar bukan hanya untuk memperbesar Gui Dao mereka saja. Namun, juga untuk mengambil Kristal Beast Gui Dao kecil untuk diberikan pada generasi muda berbakat mereka agar basis Kultivasi-nya meningkat.
Setelah peristiwa itu, Gui Dao berukuran kecil memilih kabur saat mendeteksi keberadaan Gui Dao besar—walaupun beberapa Gui Dao besar kini memilih jalur diplomasi untuk mendapatkan Gui Dao kecil, dengan cara menampung penghuni Gui Dao kecil di Gui Dao mereka.
Bahkan kini ada beberapa Gui Dao besar yang menjadi pusat perdagangan Dunia dan menjamu semua Gui Dao yang mendekat ke Gui Dao mereka. Tentu lebih banyak Gui Dao yang saling berusaha melahap satu sama lain.
...***...
Zhao Jian tak menyadari dirinya telah sampai di tembok dekat pantai atau bagian tepi Gui Dao, karena terlalu larut dalam lamunannya yang berangan-angan menjadi Ranah Word Master dan memiliki harem yang cantik-cantik. Padahal ahli beladiri terhebat di Kerajaan Zhao hanya Ranah Spirit saja—karena Gui Dao kecil mereka tak pernah melahap Gui Dao lain dan selalu kabur saat mendeteksi keberadaan Gui Dao lain yang mendekati Gui Dao mereka.
{Gui Dao Kerajaan Zhao sebesar Pulau Bali}
“Anda mau ke mana, Nak?” Prajurit Kerajaan Zhao menghadang Zhao Jian di pintu gerbang tembok besar yang mengelilingi seluruh Gui Dao.
Zhao Jian tersadar dari lamunannya dan tersenyum masam menatap Prajurit yang berusia empat puluhan tahun di depannya. Matanya tertuju ke hamparan lautan yang hanya berjarak seratus langkah saja dari tembok besar. Dan ia tertarik ke sana, tetapi ia harus mencari alasan agar dibiarkan melewati pintu gerbang yang selalu dijaga ketat untuk mengantisipasi masuknya Beast yang berbahaya dari lautan—karena kadang-kadang Beast Buaya serta Beast lainnya berusaha memasuki Pulau untuk mencari makanan yang tentunya adalah para Manusia.
“Aku ingin mencari Kerang dan Udang ke Pantai, Pak... bolehkah aku melewati tembok dan aku berjanji tak akan berenang di laut!” sahut Zhao Jian dengan memasang ekspresi wajah berbinar-binar.
Prajurit tersebut mengerutkan kening, bukannya terharu—ia malah jijik melihat Zhao Jian walaupun ia kelihatan tampan seperti anak manja yang berasal dari Klan besar.
Zhao Jian tahu Prajurit di hadapannya ini sangat sulit diajak bekerja sama, ia pun mengeluarkan satu Tael Perak dari Kantung Penyimpanannya dan menyelipkannya ke kantung baju Prajurit tersebut.
“Ehmmm ....” Prajurit itu berdehem. “Jangan lama-lama ya, nenekmu butuh obat dari kerang ajaib. Ah, aku kasihan sekali padanya, cepatlah Nak. Nyawa seseorang sedang dipertaruhkan!” Dia sengaja berkata dengan suara keras agar Prajurit lainnya tidak menghadang Zhao Jian yang langsung berlari ke arah bibir pantai.
Prajurit tersebut tersenyum lebar, karena Satu Tael Perak itu setara dengan 1000 Tael Perunggu, sedangkan Satu Tael Emas setara dengan 100 Tael Perak. Dia langsung menyimpan Satu Tael Perak-nya ke Kantung Penyimpanannya—tanpa memberikan jatah untuk rekan yang lain.
“Airnya sangat jernih sekali... apa Gui Dao sedang berada di tempat tropis?” gumam Zhao Jian, karena kadang-kadang Gui Dao membawa mereka ke tempat yang sangat dingin dan kadang sangat panas—serta ada yang memiliki empat musim.
Zhao Jian melihat ada benda aneh mendekat ke bibir Pantai, sehingga ia langsung mundur beberapa langkah. Namun, ia tak merasakan Niat Membunuh dari benda aneh itu, sehingga ia tak memanggil Prajurit Kerajaan Zhao untuk memeriksanya.
Benda aneh itu makin mendekat dan Zhao Jian terkejut, ternyata itu adalah mayat manusia yang dipenuhi luka-luka.
Zhao Jian mendekati mayat manusia yang ternyata adalah Pria yang tampak seumuran dengan Prajurit yang berjaga di pintu gerbang tembok besar. Dia mengambil ranting pohon di dekatnya dan menusukkan ujung ranting pohon ke wajah Pria itu.
Namun, tiba-tiba Pria membuka matanya, sehingga Zhao Jian segera berbalik badan. Namun, karena terlalu takut—ia malah jatuh tersungkur mencium Pasir.
“Hei, Nak! Sepertinya kamu memiliki hati yang baik, walaupun beberapa saat yang lalu kamu mengotori sedikit hatimu. Namun, itu tak terlalu jadi masalah!” kata Pria itu dengan suara sangat lemah, dengan nafas terengah-engah. “Apakah kamu ingin menjadi Penegak Keadilan?” tanyanya tanpa menatap Zhao Jian yang sedang menyeka pasir dari wajahnya.
“Penegak Keadilan? Omong kosong apa itu, di Akademi Kerajaan saja aku malah jadi samsak tinju,” gerutu Zhao Jian dalam hatinya.
“Itu tak masalah, aku akan memberikanmu Tiga Beasts yang masih belia dan bila kamu membesarkannya dengan baik—maka kamu akan menjadi Kultivator terkuat di Pulau ini. Eh, bukan hanya di Pulau ini, mungkin kamu bisa melawan ahli beladiri dari Gui Dao besar. Namun, kamu harus berjanji untuk menjadi Penegak Keadilan, maka aku akan memberikan Beasts-ku, Pedang Zhengyi dan Kitab Keadilan,” sahut Pria itu—sehingga Zhao Jian terkejut, bagaimana Pria ini bisa membaca pikirannya.
“Mungkinkah ia Ranah World Master?” gumam Zhao Jian.
“Kamu terlalu tinggi menilaiku ha-ha-ha... uhuk-uhuk!” Pria itu muntah darah—karena tertawa disaat tubuhnya mengalami luka dalam yang sangat mengerikan. “Aku tak memiliki banyak waktu lagi, aku akan menganggap kamu menerima warisanku. Ambillah ini dan besarkan mereka!”
Pria itu mengeluarkan Dua Rubah kecil dan sebuah telur, kemudian seberkas cahaya menembus kening Zhao Jian—sehingga ia langsung memahami cara menggunakan Kitab Keadilan serta langsung memiliki ikatan Kontrak Jiwa dengan ketiga Beasts tersebut.
“Hebat sekali ha-ha-ha... Aku akan menjadi Protagonis di dunia beladiri!” Zhao Jian tertawa bangga. “Ah, aku harus rendah hati lebih dulu, karena aku masih terlalu lemah. Masih belum terlambat untuk menjadi Pahlawan di masa depan,” gumamnya lagi.
Namun, bila pihak lain mengetahui ia memiliki tiga beasts yang sangat berharga ini—maka mereka pasti akan berebutan mengambil beasts tersebut darinya, sehingga Zhao Jian mengepal tangannya. Bagaimana cara mengatasi masalah ini.
“Ah, kenapa aku lupa dengan Paman Zhao Tu, ha-ha-ha... ia pasti bisa mempertemukanku dengan Raja dan Aku akan memintanya untuk menjadikanku sebagai Hakim yang akan menegakkan keadilan mutlak!” gumam Zhao Jian senang. Kemudian ia menoleh ke arah Pria tadi yang kini tak bergerak lagi.
Zhao Jian menekan dada Pria itu dan tak ada lagi detak jantungnya, sehingga Zhao Jian mengerutkan keningnya. “Hei, senior... setidaknya berikan padaku Kantung Penyimpanan-mu agar tidak sia-sia!” gerutunya. “Apa aku melakukan nafas buatan saja, mana tahu ia masih bisa hidup beberapa tarikan nafas?” pikirnya lagi.
Namun, Zhao Jian hanya menghela nafas panjang, karena tak ingin ciuman pertamanya justru dilakukan dengan mayat Pria. Dia kemudian menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat.
Zhao Jian juga sangat menyayangkan Pria ini hanya memintanya merawat Ketiga Beasts saja dan tidak mengungkapkan siapa yang telah melukainya. Zhao Jian berpikir mungkin lawan yang ia hadapi sangat kuat—sehingga Pria ini tak mau dirinya terlibat dalam masalahnya.
Zhao Jian berlari ke pintu gerbang tembok besar dengan ekspresi wajah panik dan sengaja bernafas dengan terengah-engah, seperti melakukan latihan fisik ekstrim saja.
Prajurit yang disuap oleh Zhao Jian tadi langsung mengerutkan keningnya dan berkata, “Ada apa, Nak? Kenapa kamu sangat panik?”
“Di-di sana... ada mayat Pria yang dibawa ombak ke Pantai!” sahut Zhao Jian sembari menitikkan air mata. “Dia dipenuhi luka-luka, mungkin ia disergap beasts liar di lautan saat memancing. Namun, Pakaian yang ia kenakan seperti pakaian yang sering dipakai para Kultivator!” Zhao Jian berpura-pura bodoh.
“Apaaaaa?”
Prajurit itu terkejut dan rekan-rekannya yang lain juga segera mendekat.
Bila ada mayat asing yang terdampar di Pantai maka kemungkinan besar ada Gui Dao yang mendekati Gui Dao Kerajaan Zhao.
“Kau pulang lah, Nak. Nenekmu pasti menunggumu!” kata Prajurit yang disuap oleh Zhao Jian—karena tak ingin Zhao Jian diperiksa sebagai saksi nantinya dan bila ia ketahuan telah disuap—maka karirnya sebagai Prajurit Kerajaan Zhao akan habis, bahkan ia juga akan dihukum berat oleh Pengadilan.
Zhao Jian tersenyum cerah dan segera kembali ke Kediamannya yang masih berada di sekitar Kediaman utama Klan Zhao dan juga berdekatan dengan Istana Kerajaan, karena Raja—Kerajaan Zhao itu turun temurun berasal dari Klan Zhao.
Zhao Jian memasuki Kediamannya yang lengang karena ia tak memiliki Pelayan dan hanya Paman Zhao Tu-nya saja yang datang sebulan sekali untuk memberikan biaya hidup untuk satu bulan ke depan.
Ibu Zhao Jian meninggal saat melahirkannya, karena menurut Ayahnya—sebenarnya ibunya hamil prematur dan tabib mengatakan harus menggugurkan Zhao Jian saja. Namun, ibunya malah bersikeras untuk tetap akan melahirkan Zhao Jian. Dia menyalurkan energi spiritual-nya sendiri agar Zhao Jian lahir dengan tubuh normal, akan tetapi efek sampingnya nyawa ibunya tak bisa diselamatkan lagi.
Kelahiran Zhao Jian juga dirahasiakan karena ayahnya adalah petinggi Klan Zhao dan saudaranya Zhao Jian yang lain juga memiliki bakat beladiri yang hebat—makanya tak ada yang tahu siapa orangtuanya, kecuali petinggi Klan Zhao saja.
Bila teman-teman Zhao Jian di Akademi Kerajaan Zhao menanyakan siapa orangtuanya, Zhao Jian hanya menjawab dia hanya memiliki Paman Zhao Tu saja yang merawatnya selama ini.
...***...
Zhao Jian langsung menuju kamar dan meletakkan Dua bayi Beasts Rubah di atas kasur dan sebuah telur. “Imut sekali Beasts Rubah ini dan ada Simbol bulan sabit serta matahari di kening mereka,” gumam Zhao Jian. “Oo, ternyata mereka menyerap esensi Bulan dan Matahari, apakah ini seperti konsep Yin dan Yang?” pikirnya lagi—karena sangat sedikit informasi yang diberikan Pria itu padanya.
Zhao Jian kemudian memperhatikan dengan seksama telur yang tiba-tiba mengeluarkan suara retakan dan sesaat kemudian muncul ulat berwarna ungu yang membuat Zhao Jian terjungkal ke belakang—karena kaget melihatnya.
“Kampret, bikin jantungan saja! Namun, kenapa ia menatapku berbinar-binar begitu?” Zhao Jian keheranan. “Apa ia menyangka aku adalah induknya, ya?”
Zhao Jian meletakkan ujung jarinya ke depan wajah Ulat Ungu itu yang langsung mengelus-elus Zhao Jian dengan wajahnya.
“Umm, aku harus memberikan kalian nama,” kata Zhao Jian—karena ia tak mungkin memanggil mereka Ulat dan Rubah. “Kamu akan aku namai Violet, bagaimana apakah kamu suka?” tanya Zhao Jian dengan senyum cerah.
Beasts Ulat Ungu itu menganggukkan kepala, sehingga Zhao Jian makin tercengang karena tak menyangka Beasts baru lahir ini akan memahami ucapannya.
Zhao Jian makin senang dan berpikir ucapan Pria itu tentang dirinya akan menjadi Kultivator hebat di masa depan adalah benar, karena dirinya bisa meminjam kekuatan mereka. Tentu itu luar biasa sekali, Rubah dengan Simbol bulan sabit di keningnya memiliki energi Spritual Es dan Rubah dengan Simbol Matahari di keningnya memiliki energi Spritual Api, sementara Violet belum tahu apa kekuatannya. Namun, saat ia Awakening nanti menjadi Beasts Kupu-Kupu maka ia memiliki energi spritual Racun.
“Ummm ....”
Tiba-tiba Rubah dengan Simbol bulan sabit di keningnya melompat ke arah Zhao Jian yang langsung memeluknya. Ekornya yang memiliki bulu tebal bergoyang-goyang tak karuan, ia menatap Zhao Jian dengan mata berbinar-binar.
“Apakah kamu ingin Aku namai juga?” tanya Zhao Jian sembari mengelus bulu tubuhnya yang tebal tersebut. “Bagaimana kalau kuberi nama Huli Jing dan ....” Zhao Jian menatap Rubah dengan Simbol Matahari di keningnya yang tetap rebahan di kasur walaupun ia sudah membuka matanya. Namun, ia tampak malas bergerak tidak seperti Huli Jing yang terus menempel pada Zhao Jian. “Kamu bernama Daji!” Namun, Daji hanya menggerakkan ekornya sekali dan segera memejamkan matanya lagi.
“Grekkkkkkkkk!”
Perut Violet berbunyi dan Zhao Jian langsung teringat kalau Beasts itu juga butuh makanan, sehingga ke depannya ia harus memikirkan cara mendapatkan biaya tambahan agar bisa memberikan mereka makanan yang bernutrisi tinggi—agar mereka cepat berawakening.
“Ah, Beasts Ulat kan makan dedaunan, kebetulan sekali ada Rumput musim dingin di Kantung Penyimpananku,” gumam Zhao Jian segera memberikan Sepuluh helai Rumput musim dingin.
Violet menatap Rumput musim dingin itu dengan mata berbinar-binar dan air liurnya menetes saking tergiurnya melihat makanan lezat yang muncul di hadapannya tersebut.
Dalam sekejap ia melahap semua rumput musim dingin dan langsung bersendawa, sehingga Zhao Jian tertawa terkekeh-kekeh melihatnya.
Namun, ia tiba-tiba terkejut saat melihat Basis Kultivasi Violet yang awalnya hanya Ranah Penempaan Tubuh Tahap Huang Tingkat Satu saja, tiba-tiba meningkat ke Ranah Penempaan Tubuh Tahap Xuan Tingkat Lima.
“Kamu terlalu hebat, Violet... aku saja butuh waktu sangat lama hanya untuk melewati satu tingkatan saja!” Zhao Jian sangat senang. “Aku harus mengumpulkan banyak uang, tapi bagaimana cara mendapatkan uang dengan cepat, ya?” Kini masalah sumberdaya untuk Beasts-nya inilah yang paling mendesak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!