Deandra Adley, gadis cantik dengan sejuta pesona yang selalu ceria. Namun judes dan arogant. Putri dari Ardiya Tiandra Adley, salah satu pengusaha tenama yang mendunia.
Jika kalian mengira hidupnya sangatlah sempurna. Ya itulah kenyataannya, dengan keluarga yang utuh dan sangat menyayanginya. Juga kemewahan yang sudah mendarah daging dalam dirinya.
Aruna Rezkia, ibu yang telah melahirkannya ke dunia. Walau Mom Aru dan Dad Tian sudah tidak bersama, tapi itu tidak mengurangi rasa cinta kedua orang tuanya.
Sungguh hidupnya sangat beruntung, karena kebanyakan para anak yang kedua orang tuanya telah berpisah membuat mereka kehilangan kasih sayang. Namun tidak dengannya.
Walau Mom dan Dadnya tidak tinggal satu atap lagi dan keduanya sudah memiliki pasangan masing-masing. Tapi itu tidak membuat kasih sayang dan cinta untuknya berkurang.
Dad Tian menikah dengan Buba Ressa yang merupakan saudara tiri Mom Aru. Sedang Mom Aru menikah dengan Dad Denis yang merupakan sahabat Dad Tian. Memang tidak masuk akal tapi itulah kenyataan yang terjadi pada keluarganya.
Dari mereka ia memiliki dua orang adik bernama Raindra si tengil dan Dhera yang sangat manja. Raindra merupakan putra Dad Tian dan Buba Ressa. Sedang Dhera, putri dari Dad Denis dan Mom Aru.
Namun kesempurnaan itu hanya tinggal kata. Ketika Dad Tian memaksanya menikah diusia muda dengan pria yang tidak dicintainya. Dan tidak boleh ada kata penolakan dari mulutnya.
“Dad, I don't want to get married now.” Ucap Dea tegas, “aku mau selesaikan kuliah dan bekerja. Aku gak mau jadi ibu rumah tangga, Dea punya impian Daddy.”
“Dea tahu, Daddy tidak menerima penolakan. Dengan kamu menikah bukan berarti akan berhenti kuliah dan tidak bisa mengejar impianmu. Jadi Daddy akan tetap menikahkanmu.” Putus Tian sepihak tanpa persetujuan putrinya.
“Selama ini Dea selalu menurut dengan apa yang Dad Tian mau, maaf untuk kali ini Dea tidak bisa.” Gadis berusia sembilan belas tahun itu menatap intens Dad Tian kemudian beralih pada Buba Ressa. Disana juga ada Dad Denis dan Mom Aru yang sedang menatap ke arahnya dengan tatapan sendu. Sungguh ia tidak bisa melihat wajah-wajah sedih itu. Namun Dea juga tidak bisa mempertaruhkan masa depannya dengan menikah muda.
“Bagaimana kalau Dea berkenalan dulu, kamu gak harus menikah sekarang Sayang.” Bujuk Ressa lembut dan tersenyum manis pada putri sambungnya.
"Sayang," Tian tidak setuju dengan perkataan sang istri. Ressa tersenyum dan mengedipkan mata pada suaminya.
“Buba benar, Dea bisa berkenalan dulu. Siapa tahu cocok,” Aruna menimpali.
“Baik, Dea akan mengenalnya dulu.” Putri Tian itu tersenyum manis menuruti keinginan dua orang perempuan tersayangnya. “Tapi aku gak bisa janji untuk menerimanya,” lanjut Deandra dengan tegas.
“Good girl,” puji Tian sambil mengelus rambut Deandra dengan sejuta rencana dalam otak besarnya. Tidak berbeda dengan sang putri yang sedang menyusun rencana dalam otak kecilnya.
Sungguh, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Begitulah kata pepatah mengatakan, keduanya tersenyum dengan tujuan masing-masing.
Sementara di mansion Hansel juga sedang terjadi perdebatan yang tidak jauh berbeda. Harry Hansel sedang berdebat dengan putra sulungnya yang keras kepala dan arogant sama seperti dirinya.
“Suka tidak suka kau tetap harus menikah dengannya!!”
“No Dad. Apapun yang Daddy katakan aku tidak akan menurutinya!!” Edric Hansel berucap tak kalah tegas dengan tatapan yang tak surut dari keangkuhan.
Mata hazel itu semakin menajam, keangkuhan tak mengurangi kadar ketampanannya. Malah semakin membuat seorang Edric Hansel lebih mempesona.
“Bagus, lakukan sesuka hatimu dan mulai sekarang jangan kau panggil aku Daddy. Silahkan angkat kaki dari mansion ini!!”
“Oh Dad please, jangan mengancamku seperti anak kecil. Calon menantu yang Daddy pilih itu belum tentu yang terbaik untukku. Aku ini belum saatnya menikah.”
“Jika yang Daddy pilih saja belum tentu yang terbaik untukmu, apalagi yang kau pilih sendiri!” Harry tersenyum meremehkan.
“Oh Tuhan!!” Edric mendesah berat, “susah bicara dengan orang tua!” Sindirnya, kemudian pergi dari hadapan Dad Harry.
“Edric Hansel, Daddy belum selesai bicara!!” Teriak Harry tegas dengan suara menggelegar. Untung mereka sedang berada di ruang kerjanya.
Mom Linn yang duduk di samping Dad Harry tidak ikut bicara. Menikmati perdebatan sengit antara anak dan ayah.
Edric langsung menghentikan langkahnya, “bicaralah aku akan mendengarkannya.” Sahut Edric tanpa menoleh ke arah Dad Harry.
.
.
.
.
.
...🌹🌹🌹...
Selamat datang di karya baru othor yang masih belajar ini 😄.
Story ini seri lanjutan dari Aksara Cinta.
Di sarankan mampir ke sebelah terlebih dulu. Dukung terus karya othor dengan memberikan like, komen dan vote 🥰.
Sambil menunggu Love You Mr. Arrogant update bisa mampir dulu di karya othor yang lain.
Yang merupakan seri sebelumnya cerita ini :
📚 El & Ken
📚 Kesucian Cinta
📚 Aksara Cinta
Cerita lain :
📚 Ajari Aku Mencintaimu
📚 Gemuruh Cinta Sang Guntur
Amuz Resto
Setelah mendengarkan keinginan Dad Harry dan Mom Linn yang memohon dengan mata berkaca-kaca. Akhirnya disinilah Edric sekarang berada.
Padahal ia tahu air yang keluar dari mata sang mommy hanyalah air mata buaya. Tapi Edric tetap tidak tega melihat wanita yang paling dicintainya menjatuhkan air mata berharga itu.
Edric menatap tajam gadis cantik yang sangat sempurna kalau dilihat sekilas dari penampilannya. Siapapun yang bertemu dengannya pasti akan terpesona. Tapi tidak bagi, dia sama sekali tidak tertarik dengan gadis angkuh yang duduk di hadapannya ini. Bahkan tidak ada senyum sama sekali yang keluar dari bibirnya.
"Jadi aku diundang kesini hanya untuk kau tatap dengan penuh kebencian seperti ini?" Deandra buka suara lebih dulu setelah hampir lima belas menit mereka saling menatap tajam.
"Kau membuang waktuku saja!!" Ketus Dea menunjuk jam rolex datejust yang melingkar di pergelangan tangannya, setelah tidak mendapat tanggapan. Ia mengangkat pantatnya untuk segera pergi dari hadapan manusia angkuh itu.
"Tunggu gadis sombong!! Kau kira aku ini pengangguran, hah!!" Edric mencengkram tangan Deandra yang ingin pergi dari mejanya.
"Bukan aku yang mengatakan, kau sendiri yang mengakuinya." Dea tersenyum miring, menghempaskan tangan Edric sampai cengkramannya terlepas.
"Jika aku gadis sombong, maka kau tidak jauh berbeda." Lanjutnya dengan tawa meremehkan.
"Apa maksud Dad Tian menjodohkan aku dengan pria tidak berakhlak seperti ini!" Umpat Dea dalam hati, tidak sadar kalau dia sama tidak berakhaknya.
"Duduk!! Atau aku telpon Daddymu sekarang!!" Ancam Edric.
"Kau pikir aku takut dengan ancamanmu itu?" Deandra semakin tertawa nyaring.
"Sial, bagaimana mungkin aku bisa hidup dengan gadis pembangkang seperti ini." Edric menghela napas panjang, sungguh kesialan yang tak berujung apa yang dia temui.
"Kau mungkin tidak takut dengan ancamanku. Tapi tidakkah kau berpikir penolakanmu ini akan melukai hati orang-orang yang kau cintai." Edric bersiul penuh kemenangan sambil membuang tatapan ke arah lain.
Untung Mom Linn memberitahu kalau gadis di depannya ini sangat mencintai orang tuanya dan penurut.
Deandra mendengus kesal, menghempaskan pantatnya kembali duduk di kursi. "Katakan apa yang kau inginkan?"
"Menikahlah denganku!!" Edric menyeringai licik. Dia akan membuat gadis sombong ini bertekuk lutut padanya. Tidak boleh ada wanita yang berani menentang apa yang dia ucapkan kecuali sang mommy. Dan gadis di depannya ini sudah melakukannya. Edric tidak suka itu.
"Mimpi!!" Deandra berdecih dengan angkuh, "jangan harap aku mau menikah denganmu. Melihat wajahmu pun aku tidak sudi!!"
"Really?" Edric menautkan kedua alisnya, "dan kau pikir aku sudi menikah dengan gadis sombong sepertimu. Mau apa jadinya anak-anakku nanti." Edric tertawa meremehkan membuat Deandra kesal.
"Aku memang angkuh, tapi tidak perlu kau meremehkan anak-anak yang akan lahir dari rahimku nanti." Deandra langsung berdiri dan sebelum beranjak ia menyiramkan jus ke kepala Edric. Pria yang sedang tertawa itu mendadak menyimpan suara emasnya.
"Siapa kau jadi berani menghinaku!!" Ucap Deandra dingin lalu beranjak pergi dengan wajah angkuh yang tak kunjung redup.
"Damn!!" Umpat Edric, baru kali ini dia dikalahkan sekaligus dipermalukan di tempat umum.
Deandra yang langsung naik ke mobil setelah keluar dari restoran hanya bisa termenung. Ia meminta supir untuk mengantarnya kembali ke kampus.
Dalam hatinya masih tersimpan satu nama yang sampai saat ini belum bisa ia lupakan. Ia juga pernah berjanji untuk menunggu pemilik nama itu pulang. Tapi sampai kapan dia harus menunggu. Apa alasan yang harus ia berikan untuk menghentikan perjodohan ini.
.
.
.
.
...🌹🌹🌹...
Selamat datang di karya baru othor yang masih belajar ini 😄.
Story ini seri lanjutan dari Aksara Cinta.
Di sarankan mampir ke sebelah terlebih dulu. Dukung terus karya othor dengan memberikan like, komen dan vote 🥰.
Sambil menunggu Love You Mr. Arrogant update bisa mampir dulu di karya othor yang lain. Yang merupakan seri sebelumnya cerita ini.
📚 El & Ken
📚 Kesucian Cinta
📚 Aksara Cinta
Cerita lain :
📚 Ajari Aku Mencintaimu
📚 Gemuruh Cinta Sang Guntur
"Sebentar lagi masa tahanan Azmi berakhir. Dea harus menikah secepatnya, agar ada orang yang bisa menjaganya." Tian berkata serius pada sahabat yang sekarang menjadi ayah sambung putrinya.
"Putrimu itu keras kepala sepertimu Tian, bagaimana kita bisa membujuknya. Kau dengarkan apa yang dilakukannya tadi siang pada calon suaminya."
Denis sampai menahan napas saat mendapat cerita kalau Edric disiram jus oleh putri sambungnya di tempat umum. Walau ada rasa bangga dengan keberanian Deandra yang sulit ditaklukkan. Tapi dia juga khawatir dengan kekerasan hati anak gadisnya itu.
"Ya, aku juga tidak tahu, Dea masih mengharapkan Azmi untuk kembali." Tian menghela napas berat dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Hampir setiap malam ia melihat putrinya menangisi laki-laki brengsek itu. Sungguh hatinya sangat sakit. Putrinya yang terlihat angkuh dan kuat itu memiliki perasaan yang sangat rapuh.
"Aku sangat menyayanginya Denis, aku tidak ingin Dea sampai jatuh ke pelukan Azmi." Lirih Tian, sungguh dia tidak rela putri tersayangnya jatuh dalam pelukan musuhnya.
...🐥🐥🐥...
"Boleh Buba bicara Sayang?" Ressa mendatangi kamar putrinya sesuai permintaan sang suami untuk membujuk Deandra.
"Of course Buba, sejak kapan Buba harus ijin dulu kalau mau bicara sama Dea." Gadis itu tersenyum hangat. Sikapnya saat di luar dan di rumah sangatlah bertolak belakang.
"Apa Dea tetap menolak keinginan Dad Tian?" Ressa duduk di samping putrinya dan berbicara dengan sendu. Walau kasihan dengan Dea tapi ia yakin keputusan sang suami yang terbaik.
"Kenapa Buba, kenapa harus menikah sekarang. Dan kenapa harus dengan manusia angkuh itu?" Tanya Deandra menggebu-gebu sambil menahan tangisnya.
"Dea tahu, Dad Tian selalu mengusahakan yang terbaik untuk Dea dari dulu." Ressa memeluk putrinya, bukan Deandra yang menangis. Malah dia yang lebih dulu menangis.
"Daddy melakukan semua ini karena sangat menyayangi Dea. Karena tidak ingin Dea jatuh pada orang yang salah," lirih Ressa.
"Apa semua ini karena Om Azmi sebentar lagi akan bebas dari penjara Buba?" Tanya Dea dengan air mata yang sudah berjatuhan di pipinya.
Ressa mengangguk pelan, "Dea pasti tahu alasan dibalik apa yang Daddy lakukan ini." Ucapnya sangat yakin, karena putrinya ini sangatlah cerdas dan pengertian.
"Ya Dea tahu. Dea akan menerima perjodohan ini," ucap Deandra. Lagi-lagi dia harus mengesampingkan perasaannya. Dari dulu ia memang selalu menjaga perasaan orang lain terlebih para orang tuanya.
"Maafkan Buba, Sayang." Ressa semakin menangis keras, "Buba tahu ini berat buat kamu. Dari dulu kamu harus menjaga perasaan Dad Tian dan Mom Aru."
"Berhentilah menangis Buba," Dea tidak tahan kalau harus melihat orang yang disayanginya menangis.
"Sayang," Tian yang sejak tadi memperhatikan interaksi ibu dan anak itu dari balik pintu langsung menyusul Ressa dan membawanya ke kamar.
Deandra kembali termenung setelah sendirian di kamar. "Kalian bisa memilih cinta kalian masing-masing. Sedang aku harus mengikuti pilihan kalian."
Deandra tersenyum getir, kadang merasa iri melihat para orang tuanya bermesraan di depannya.
"Maafkan Dea tidak bisa menepati janji itu. Maafkan Dea harus menuruti keinginan Dad Tian." Deandra bergumam sambil memeluk lututnya yang bergetar dengan air mata yang kembali meleleh.
Ia memang tidak pernah menunjukkan kelemahannya saat berada di luar. Terutama di depan Mom Aru. Karena tidak ingin membuat mommy-nya yang sangat baperan itu kepikiran dan sedih berkepanjangan.
Tian yang kembali mendatangi Deandra setelah mengantarkan istrinya ke kamar bisa menyaksikan dengan jelas bagaimana rapuhnya putri tersayangnya itu sekarang. Ia membawa tubuh mungil itu dalam pelukan.
"Tidak seharusnya Dea menderita karena Daddy. Maafkan Daddy yang lagi-lagi egois Sayang."
Deandra menggelengkan kepala, membalas pelukan Dad Tian. Meluapkan seluruh rasa sakitnya di dada bidang itu dengan tangisan.
.
.
.
.
...🌹🌹🌹...
Selamat datang di karya baru othor yang masih belajar ini 😄.
Story ini seri lanjutan dari Aksara Cinta.
Di sarankan mampir ke sebelah terlebih dulu. Dukung terus karya othor dengan memberikan like, komen dan vote 🥰.
Sambil menunggu Love You Mr. Arrogant update bisa mampir dulu di karya othor yang lain. Yang merupakan seri sebelumnya cerita ini.
📚 El & Ken
📚 Kesucian Cinta
📚 Aksara Cinta
Cerita lain :
📚 Ajari Aku Mencintaimu
📚 Gemuruh Cinta Sang Guntur
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!