Mihuang membuka matanya pelan, keningnya mengerut karena merasa terusik dengan suara ribut-ribut. Mengapa berisik sekali? Bukankah dia tertidur di kamar apartemen-nya?
Mihuang bangkit, mengambil posisi duduk. Saat dia telah membuka matanya dengan jelas, Mihuang terkejut bukan main. Ruangan ini ... Di mana dia? Ini bukan kamar Apartemen-nya!
"Xiaojie!" seru wanita yang tidak Mihuang kenali. Mihuang segera menoleh, lalu dia semakin bingung sekaligus terkejut. Siapa mereka? Mihuang melihat mereka memakai pakaian zaman Dinasti China kuno, Hanfu.
Mihuang mengerutkan keningnya semakin dalam ketika merasakan pening mendadak di kepalanya. Wanita yang tadi memanggil 'Xiaojie' ke Mihuang segera berseru panik. "Tabib! Tabib! Cepat!"
Segera dua pria berpakaian putih khas tabib kerajaan china kuno berlari kecil menghampiri Mihuang, mereka dengan sopan serta hati-hati memeriksa Mihuang. Mihuang hanya diam, memperhatikan mereka semua sambil menahan rasa pening di kepalanya.
"Huangtaihou niangniang datang!" suara lantang seorang pria terdengar, segera seluruh orang menoleh ke arah pintu dan berlutut di lantai. Mihuang semakin bingung, dia hanya diam dan duduk di atas kasur. Matanya menatap penasaran ke arah pintu, lalu tak lama, muncul wanita tua dengan hanfu berjubah emas. Lambang Phoenix terjahit jelas di jubahnya, rambut putih wanita itu disanggul rapih, ada hiasan seperti tusuk rambut dan mahkota Phoenix di kepalanya. Penampilannya sangat mewah, menunjukkan bahwa dia bukan wanita dari keluarga main-main.
"Shuang'er!" ujar wanita tua tersebut dengan nada bicara khawatir. Kedua sudut alisnya menyatu, matanya menatap sendu ke arah Mihuang. Mihuang yang dipanggil seperti itu tentu saja langsung merasa aneh, siapa itu Shuang'er?
"Sungguh diberkati Tuhan! Keponakanku selamat!" ucap Huangtaihou. Mihuang yang mendengar ini hanya diam dan menatap Huangtaihou datar, dia tidak tahu harus berbuat apa karena tidak mengenali mereka semua. Huangtaihou yang melihat keponakannya hanya diam pun segera melirik tabib kerajaan tajam. "Apa yang terjadi kepada Junzhu? Mengapa dia tidak menjawab Aija? Apakah kalian telah melakukan sesuatu di dalam pengobatan keponakan Aija?!" Para tabib yang mendengar ucapan marah Huangtaihou pun segera kembali berlutut lebih dalam. "Menjawab niangniang! Xiao Junzhu sepertinya mengalami lupa ingatan, mengingat sang Junzhu membenturkan kepalanya ke pilar!"
Huangtaihou yang mendengar ini pun segera kembali menatap Mihuang, kali ini tatapan matanya lebih sendu. Huangtaihou menarik Mihuang ke dalam pelukannya, mengusap punggung Mihuang penuh sayang. "Shuang'er keponakanku, kau sungguh malang. Bibi berjanji akan membujuk Kaisar untuk menjadikanmu salah satu permaisurinya. Bibi akan membujuk Kaisar agar memberikanmu gelar 'Huang Guifei', bibi berjanji."
Mihuang yang mendengar ini tertegun. Kaisar? Huangtaihou? Huang Guifei? Itu adalah gelar-gelar tersohor di Kekaisaran China kuno! Walaupun 'Huang Guifei' masih masuk ke dalam kategori selir, namun gelar tersebut hanya berbeda satu tingkat dengan istri utama Kaisar, 'Huanghou'.
"Niangniang, anda harus beristirahat, kini sudah larut malam. Xiao Junzhu juga pasti membutuhkan istirahat," ucap seorang pelayan wanita. Dilihat dari pakaiannya yang terlihat spesial di antara pelayan biasa lainnya, sudah pasti dia adalah pelayan pribadi sang Huangtaihou. Huangtaihou yang mendengar ini pun mengangguk. "Ay, benar. Xiao Mishuang, kamu harus beristirahat. Ingat, jangan melakukan hal-hal bodoh lagi! Kamu adalah mutiara di telapak tangan! Aija sangat menyayangimu!" ujar Huangtaihou, matanya menatap Mihuang.
Mihuang hanya mendengarkan, tidak mengangguk atau pun menjawab. Tak lama kemudian, Huangtaihou berdiri dan berjalan keluar, namun sebelum melewati ambang pintu, wanita dengan gelar terhormat itu berhenti dan menoleh ke arah Mihuang sambil berkata,"Ayahmu akan datang besok pagi, dia terlambat karena ada hal mendesak. Ingat, jangan melakukan hal bodoh." Kemudian dia segera melanjutkan langkah kakinya, keluar dari kamar.
Para tabib pun demikian, tak lama setelah Huangtaihou pergi, mereka segera membungkuk ke arah Mihuang dan pamit undur diri. Kini hanya tersisa Mihuang dan wanita yang memanggilnya 'Xiaojie'.
"Xiaojie, anda tidak tidur? Sudah larut malam," tanya wanita itu, wajahnya memelas khawatir. Mihuang yang mendengar ini menghela napas pelan, kemudian untuk pertama kali semenjak hadir di situasi aneh ini, dia mengeluarkan suara untuk bertanya. "Siapa kamu?"
Wanita tersebut terkejut, kemudian dia segera duduk di samping Mihuang dengan mata berkaca-kaca. "Xiaojie, anda sungguh melupakan Nubi?"
Mihuang menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan melupakan, memang tepatnya aku tidak mengenalimu." Saat wanita itu hendak menjawab, Mihuang segera kembali berbicara,"Bahkan bukan hanya dirimu, tetapi semua orang yang barusan keluar pun aku tidak mengenalinya."
Mihuang mulai merasa curiga, apa jangan-jangan dia diculik? Apa ada kamera yang terpasang di sekitar sini?
Tidak mungkin, sih... Tetapi... Bagaimana bisa dia ada di sini? Hal gila apa lagi yang baru saja menimpanya? Terakhir kali dia tersadar, dia memergoki pacarnya dan teman kantornya berkencan. Ughh... Rasanya ingin muntah setiap kali Mihuang mengingat ini, tetapi muntah pun tidak ada gunanya.
"Xiaojie, sepertinya lupa ingatan anda benar-benar parah. Ck, ini karena Kaisar menjengkelkan itu! Bagaimana mungkin dia mengabaikan anda dan malah mengangkat Wu Yunyen sebagai Huanghou? Kaisar sudah sangat melukai harga diri anda! Dia tidak memandang Huangtaihou yang mendukung anda sedikit pun!" ucap wanita itu dengan raut wajah kesal serta suram, sepertinya 'Kaisar' ini sudah membuat kesalahan besar kepada wanita yang bernama 'Xiao Mishuang'.
"Memangnya apa yang terjadi?" tanya Mihuang penasaran, saat wanita itu hendak menjawab, Mihuang segera menahannya dengan cepat dan bertanya,"Namun sebelum itu, siapa namamu?"
Raut wajah wanita itu yang tadi kesal, kini berubah cepat menjadi sendu kembali. "Juxie. Nona sendiri yang memberikan nama itu untuk Nubi," jawab Juxie. Mihuang yang mendengar ini mangangguk, kemudian dia kembali terdiam dan menunggu Juxie menceritakan apa yang tadi dia tanya. Juxie menghapus raut wajah sedihnya, lalu mulai menceritakan semuanya.
"Anda adalah anak dari perdana menteri sayap kiri Kaisar sebelumnya, begitu juga dengan sekarang. Ayah anda adalah kakak dari Huangtaihou, dan Kaisar yang saat ini bukanlah anak kandung sang Huangtaihou, dia adalah anak dari selir yang tidak beruntung ketika dalam proses melahirkan. Karena Kaisar sebelumnya merasa kasihan kepada anak laki-laki pertamanya, Kaisar menugaskan Huangtaihou untuk merawat pangeran tersebut. Kebetulan ibu kandung pangeran tersebut adalah selir bergelar Guifei dari keluarga Zhang, menteri pengadilan Kekaisaran."
Mihuang menganggukkan kepalanya mengerti, lalu bertanya,"Mengapa Huangtaihou menjadikan anak yang bukan darah dagingnya penerus takhta?" saat pertanyaan itu terlontar dari mulut Mihuang, Juxie segera menutup mulut Mihuang cepat menggunakan telapak tangannya. Wanita itu dengan hati-hati menoleh ke kanan dan ke kiri, memperhatikan keadaan sekitar. "Xiaojie, anda harus berhati-hati saat berbicara ini. Huangtaihou dinyatakan tidak dapat melahirkan keturunan oleh tabib, sudah lama sekali beliau menikah dengan Kaisar sebelumnya, Huangtaihou tak kunjung hamil. Dan alasan lain karena pangeran dari anak mendiang Zhang Guifei naik ke atas takhta adalah, dia anak laki-laki pertama Kaisar sebelumnya. Didukung dengan Huangtaihou menjadi ibu sambungnya, hal ini membuat pangeran tersebut memiliki kekuatan luar biasa untuk meraih kursi takhta."
Mihuang mengangguk mengerti. Ah... Ternyata begitu, kemudian dia mengerutkan keningnya lagi. "Lalu apa hubungannya diriku dengan Kaisar saat ini?"
Juxie yang mendengar pertanyaan Mihuang segera menghela napas, lalu menjawab,"Baru-baru ini ada pemilihan kursi Huanghou khusus di kalangan wanita bangsawan kelas atas, atas izin istimewa Huangtaihou, anda berhak mengikuti seleksi tersebut. Jangankan menggunakan seleksi, tanpa seleksi pun anda pantas menduduki kursi tersebut, namun bodohnya Kaisar tidak memilih anda. Dia mempermalukan wajah anda di depan umum, mengatakan bahwa anda tidak pantas menjadi Huanghou karena memiliki sifat yang buruk dan jahat. Huangtaihou yang mendengar ini marah, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa pun. Anda yang mendengar ini kecewa berat dan marah, lalu anda berlari ke pilar Istana dan menabrakkan kepala di sana. Seluruh orang panik, bahkan Laoye marah besar. Alasan mengapa beliau tidak langsung menemui anda, itu karena dia ingin membuat perhitungan dengan Kaisar."
Ketika Mihuang mendengar ini, samar-samar di ingatannya muncul ingatan asing.
"Bagaimana mungkin Kekaisaran makmur ini memiliki Huanghou buruk sepertimu? Sifat anda terlalu buruk, Xiao Junzhu. Jika anda ingin menjadi menantu Kekaisaran, maka menikahlah dengan adik ketigaku!"
Suara yang tidak Mihuang kenali terdengar, sepertinya barusan adalah potongan ingatan dari Xiao Mishuang. Mihuang segera beranjak turun dari kasur, kemudian mencari cermin dan menatap wajahnya di sana. Mihuang tertegun, wajahnya dengan wajah Xiao Mishuang terlihat sangat mirip! Bagaimana bisa ada kebetulan seperti ini? Apakah dia tidak sengaja melakukan transmigrasi saat sedang menangis kecewa di atas kasur karena sahabat serta pacarnya berselingkuh? Itu konyol.
"Xiaojie, ada apa?" tanya Juxie bingung karena tiba-tiba Mihuang berlari cepat ke arah cermin. Mihuang menggelengkan kepalanya cepat, tidak mungkin dia menjelaskan situasi aneh yang dimilikinya kepada Juxie.
Tak lama kemudian, pening di kepala Mihuang kembali muncul. Rentetan kejadian peristiwa macam-macam yang bukan miliknya, muncul di otaknya. Juxie yang melihat Mihuang kesakitan ingin segera berlari keluar untuk mencari tabib, namun Mihuang menahannya.
"Tidak. Jangan... Jangan panggil tabib, aku baik-baik saja."
Mihuang melihat, sepertinya Xiao Mishuang adalah wanita bangsawan berperilaku buruk yang memanfaatkan kekuatan keluarganya untuk mempermalukan yang lemah serta naik ke kursi tinggi secara instan. Mengingat bibinya adalah Huangtaihou, ibu sambung dari Kaisar saat ini, serta ayahnya yang seorang perdana menteri sayap kiri. Apa lagi yang kurang di hidup Xiao Mishuang? Tidak ada, wanita ini sempurna dari segi manapun.
"Juxie, aku ingin tidur. Padamkan lilin, kau bisa istirahat juga," ucap Mihuang, tatapan matanya berubah dingin. Kejadian memalukan yang dialami Xiao Mishuang, tentu saja akan berpengaruh kepada dirinya yang saat ini memasuki tubuh Xiao Mishuang. Saat ini Mihuang tidak mempunyai cara untuk mengembalikan wajah Xiao Mishuang, satu-satunya cara yang dapat dia lakukan saat ini adalah... Tidak menambah hal bodoh, seperti yang dilakukan Xiao Mishuang. Untuk apa dia mengemis menyedihkan ke Kaisar? Sedangkan di belakangnya sudah ada seorang Huangtaihou dan Perdana menteri? Xiao Mishuang yang bodoh....
Baiklah... Mulai saat ini, Mihuang akan menjadi Xiao Mishuang.
Keesokan paginya, Xiao Mishuang dilayani oleh banyak pelayan wanita untuk mandi dan berganti pakaian. Hanfu berwarna putih--biru terlihat elegan di tubuhnya, rambut panjang Xiao Mishuang pun disanggul setengah, menyisakan helai rambut untuk selalu tergerai. Tusuk rambut kupu-kupu berwarna biru serta beberapa jepit rambut yang manis, menghiasi kepala Xiao Mishuang dengan indah.
Saat hendak keluar, Tiba-tiba Huangtaihou muncul, membuat seluruh pelayan yang berada di belakang Xiao Mishuang membungkuk. Xiao Mishuang juga demikian, namun sebelum dia membungkuk, Huangtaihou sudah menahannya. "Aiya, tidak perlu membungkuk seperti itu saat ini kepada Aija."
Xiao Mishuang tersenyum tipis. "Terima kasih banyak, bibi." Huangtaihou yang mendengar ini tertegun, kemudian raut wajahnya berubah menjadi sangat senang. "Apakah ingatan Shuang'er sudah kembali?" tanya Huangtaihou, matanya melirik Juxie. Juxie yang mendengar ini merasa ragu untuk menjawab, namun untungnya Xiao Mishuang sudah langsung berkata,"Benar, bibi. Ingatan Shuang'er sudah kembali, walaupun masih sedikit buruk." Huangtaihou yang mendengar ucapan Xiao Mishuang menghela napas lega. "Aija merasa lega."
Xiao Mishuang mengangguk pelan, bibirnya masih tersenyum.
"Shuang'er, sekarang juga ikut Aija ke Aula Kekaisaran. Bibi akan berbicara kepada Kaisar untuk merubah hasil akhirnya, bibi tidak bisa melihat keponakannya menderita seperti ini," ujar Huangtaihou, tangannya mengusap lembut pipi Xiao Mishuang. Xiao Mishuang mengangguk, dia tidak berkomentar apa pun. Dia akan mengatakannya sendiri nanti jika sudah bertemu Kaisar, untuk apa menjadi Huanghou? Tidak ada untungnya, dia nantinya hanya akan disibukkan oleh urusan Harem jika menjadi Huanghou.
Xiao Mishuang dan Huangtaihou segera pergi bersama menuju Aula Kekaisaran menggunakan tandu, mereka terlihat sangat akrab. Xiao Mishuang bahkan tidak terlihat seperti seorang keponakan, tetapi putri kandung Huangtaihou.
Setelah sampai, Huangtaihou dan Xiao Mishuang segera turun dari tandu. Mereka berdua segera berjalan berdampingan untuk menaiki tangga, Xiao Mishuang menggandeng tangan Huangtaihou, menjaga jalan wanita agung tersebut. Ketika sudah dekat dengan pintu masuk, seorang kasim yang berjalan di belakang mereka berdua segera berseru,"Huangtaihou niangniang dan Xiao Junzhu memasuki ruangan!"
Seluruh orang segera menoleh ke arah pintu, Xiao Mishuang yang melihat berbagai macam tatapan hanya diam sambil memasang wajah datar. Lagi pula, siapa yang berani menyentilnya sekarang? Dia memiliki Huangtaihou di samping. Orang gila yang secara terang-terangan mencibirnya, kecuali Kaisar.
Semua orang langsung membungkuk ke arah Huangtaihou, kecuali Kaisar. Xiao Mishuang melepaskan pegangannya dari Huangtaihou, kemudian dengan formal membungkuk dan menyapa Kaisar. "Xiao Mishuang, menyapa yang mulia Kaisar."
Kaisar yang melihat Xiao Mishuang hanya diam dan memasang raut wajah kesal, sepertinya Xiao Mishuang telah mendapatkan reputasi buruk di mata pria itu. Xiao Mishuang tidak peduli, dia segera menegakkan badannya kembali sebelum Kaisar membalas salamnya. Xiao Mishuang tersenyum, menatap Kaisar. Xiao Mishuang diam-diam menilai penampilan Kaisar tersebut, ternyata... Pria itu cukup tampan. Wajar jika Xiao Mishuang tergila-gila padanya, namun sepertinya 'tergila-gila' Xiao Mishuang sudah kelewatan gila.
"Kaisar, tentu anda sudah tahu apa maksud kedatangan Aija," ucap Huangtaihou, matanya menatap tajam Kaisar. Kaisar yang mendengar ini menghela napas gusar. "Muhou, tentu anda-" belum sempat Kaisar berbicara lengkap, Huangtaihou sudah menyelak,"Kaisar, aija membesarkan anda dengan kasih sayang. Apakah-" dan kini, giliran ucapan Huangtaihou yang belum lengkap diselak, namun oleh Xiao Mishuang. "Maafkan Shuang'er yang sudah mengganggu pembicaraan bibi dengan yang mulia, namun Shuang'er ingin mengatakan sesuatu."
Huangtaihou yang mendengar ini segera menatap Xiao Mishuang. "Katakan apa yang ingin kau katakan, Shuang'er."
Xiao Mishuang mengangguk mengerti, kemudian menatap wajah Kaisar dingin. Kedua tatapan mata mereka bertemu, Kaisar menatap jijik ke arah Xiao Mishuang. Xiao Mishuang tersenyum tipis, lalu berkata,"Jika memang keputusan Kaisar demikian, maka sebaiknya Shuang'er tidak perlu memaksa. Dan lagi, bukankah yang mulia Kaisar sendiri yang berkata, jika Junzhu ini ingin menjadi menantu Kekaisaran, sebaiknya menikah saja dengan pangeran ketiga, Qin Wangye?"
Huangtaihou yang mendengar ini membelalakkan matanya, seorang pria paruh baya pun maju dan menepuk pundak Xiao Mishuang pelan. "Shuang'er, apakah kamu bersungguh-sungguh?" tanya pria itu. Xiao Mishuang segera menoleh, matanya menatap pria paruh baya tersebut. Sepertinya dia adalah ayah kandung dari Xiao Mishuang. Xiao Mishuang tersenyum tipis dan mengangguk, kemudian tangannya menggenggam hangat tangan pria paruh baya tersebut. "Benar, bagaimana mungkin Shuang'er berani bercanda di situasi saat ini?"
"Tetapi... Mengapa harus Qin Wangye?" bisik Xiao Rugo, ayah Xiao Mishuang. Xiao Mishuang terkekeh. "Mengapa tidak? Lagi pula, ini tidak sungguhan, hanya mengulang ucapan Kaisar yang kemarin."
Seluruh orang yang ada di Aula Kekaisaran tertegun, mereka tidak menyangka bahwa gadis yang sebelumnya terlihat hampir gila karena kecewa tidak mendapatkan gelar Huanghou, kini merelakannya dengan senyum manis. Seolah gelar itu hanya sebuah gelar biasa.
"Shuang'er, kau tidak perlu membohongi bibi seperti ini. Bibi tahu-" ketika Huangtaihou kembali berbicara, Xiao Mishuang kembali memotong,"Dengan hormat, Huangtaihou niangniang dan yang mulia Kaisar, Shuang'er sudah tidak merasa keberatan. Sebaiknya masalah ini cukup sampai di sini, Shuang'er tidak enak hati karena membuat ayah serta Huangtaihou berseteru kepada yang mulia Kaisar." Setelah mengucapkan itu, Xiao Mishuang berlutut di lantai menghadap Huangtaihou dan Kaisar. Huangtaihou yang melihat ini tertegun, kemudian dengan cepat meminta Xiao Rugo untuk membawa Xiao Mishuang kembali bangkit.
Huangtaihou berjalan mendekati Xiao Mishuang kembali, lalu berkata,"Shuang'er, kau tidak perlu takut, Aija ada di belakangmu! Bagaimana mungkin-"
"Bibi, Shuang'er sudah merasa cukup menjadi keponakan kesayangan anda. Pengumuman pemilihan Huanghou sudah disebar luaskan, kita tidak mungkin menariknya kembali dan mempermalukan wajah keluarga Wu," selak Xiao Mishuang. Huangtaihou yang mendengar ini menghela napas, kemudian menatap Kaisar tajam serta kecewa. Kaisar hanya diam, matanya menatap dingin ke arah Xiao Mishuang. Diam-diam Kaisar merasa curiga, bagaimana mungkin Xiao Mishuang yang tergila-gila padanya merelakan posisi Huanghou begitu saja?
"Lalu, apakah setelah ini anda akan meminta gelar 'Huang Guifei'?" tanya Kaisar, nada bicaranya terkesan merendahkan. Wajah Xiao Rugo pun berubah suram ketika mendengar pertanyaan Kaisar, dia tidak terima putrinya diperlakukan seperti ini.
Xiao Mishuang menaikkan alis kirinya, kemudian terkekeh pelan dan berkata,"Yang mulia, seberapa besar kepercayaan diri anda? Untuk apa seorang Junzhu seperti saya harus berakhir menjadi selir? Walaupun gelar tersebut juga sangat mulia, namun saya menolak keras. Ada banyak pria lain yang bersedia menjadikan saya istri utama mereka."
Kaisar yang mendengar ini tersenyum miring. "Anda yakin dengan ucapan anda barusan? Tidak bersedia menjadi 'Huang Guifei' Zhen?"
Xiao Mishuang mengangguk dan menjawab lembut. "Benar."
Kaisar terdiam, matanya masih menatap dingin dan penuh curiga ke arah Xiao Mishuang. Xiao Mishuang tidak peduli, dia ingin segera pergi dari tempat ini. Xiao Rugo yang mengerti perasaan anaknya yang terlihat sudah tidak nyaman berlama-lama segera membungkuk ke arah Kaisar dan berkata,"Yang mulia, sepertinya masalah ini cukup sampai di sini. Maafkan saya karena berbicara pahit kepada anda sebelumnya, saya yakin anda mengerti tentang perasaan ayah yang khawatir terhadap putrinya. Karena masalahnya sudah selesai, izinkan saya dan putri saya pamit undur diri."
Huangtaihou yang mendengar ini langsung menahan lengan baju Xiao Rugo. "Gege, saya masih...."
Xiao Rugo tersenyum ke arah adiknya, Huangtaihou. "Niangniang, shuang'er sudah berkata demikian. Saya sangat berterima kasih karena anda memperlakukan Shuang'er dengan sangat penuh kasih sayang."
Huangtaihou menghela napas lagi, lalu mengangguk mengerti, kemudian dia mengusap lembut kepala Xiao Mishuang. "Setelah ini istirahatlah yang baik, Shuang'er. Ketika tubuhmu sudah merasa lebih baik, datanglah ke Istana lagi untuk mengunjungi bibimu."
Xiao Mishuang mengangguk. "Tentu, bibi."
"Perdana menteri Xiao, apakah setelah ini berarti status anakmu tidak terikat oleh pria manapun?" Tiba-tiba suara laki-laki asing terdengar, seluruh orang langsung menoleh dan melihat pria dengan rambut berwarna hitam dan bola mata berwarna biru. Penampilannya sangat sopan dan berkelas, menunjukkan dia bangsawan kelas elite. Qin Jiangchen, pangeran kelima Kekaisaran Timur. Qin Jiangchen memiliki senyum yang sangat manis, namun sangat berbisa. Dia adalah pria rubah, kesan rubahnya selalu bertambah setiap kali dia tersenyum, pria itu kebetulan suka sekali tersenyum. Setiap marah, senang, sedih, dia selalu tersenyum, membuat orang sulit menebak isi kepalanya.
Pertama kali melihat, Xiao Mishuang sudah merasakan sesuatu yang tidak nyaman di hatinya. Seolah ada peringatan yang memerintahkan dirinya agar tidak terlalu dekat-dekat dengannya. Qin Jiangchen tersenyum, matanya menatap Xiao Mishuang. Ugh... Xiao Mishuang benar-benar merasa tidak nyaman, segera dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Benar, Wangye," jawab Xiao Rugo, dia terkejut karena tiba-tiba Qin Jiangchen bertanya demikian.
Qin Jiangchen mengangguk mengerti, lalu tersenyum semakin dalam menatap Xiao Mishuang. "Mungkin setelah mengunjungi Huangtaihou nanti ketika Anda selesai beristirahat, anda bisa mengunjungi Wangfu saya? Sepertinya Xiao Junzhu adalah orang yang asik diajak berteman."
Xiao Rugo yang mendengar ini tertegun, ada apa ini? Apakah Qin Jiangchen mencoba mendekati Xiao Mishuang setelah ditolak Kaisar? Di Kekaisaran ini, sudah menjadi rahasia umum, bahwa ada tiga kubu besar.
Pertama, kubu Kaisar. Kedua, kubu Qin Wangye (pangeran ketiga) yang saat ini tengah berada di kamp militer daerah perbatasan. Ketiga, kubu Jian Wangye (pangeran kelima). Dan yang berhasil menang menduduki takhta adalah Pangeran pertama, Qin Feijing, Kaisar saat ini. Tentu saja berkat bantuan Huangtaihou.
"Sebuah kehormatan untuk Shuang'er, Wangye." Saat Xiao Rugo masih berpikir untuk menjawab apa, Xiao Mishuang sudah langsung mengambil alih. Mungkin Huangtaihou yang mendengar ini merasa tidak senang, tetapi tidak ada alasan untuk Xiao Mishuang menolak undangan Qin Jiangchen.
********
"Wangye, anda sudah mendengar berita yang baru saja terjadi di Kekaisaran?" tanya pria berpakaian militer lengkap kepada pria yang juga memakai outfit baju yang sama.
"Sudah," jawab pria itu singkat. Wajah pria tersebut sangat tampan! Alisnya yang indah sempurna seperti pedang, hidung yang mancung sempurna, serta kulit yang tetap putih walaupun terbakar sinar matahari. Bola matanya segelap malam, serta aura yang dikeluarkannya selalu misterius. Dia adalah Qin Wangye, Qin Longxian. Putra ketiga dari Kaisar sebelumnya.
"Wangye, bukankah ini bagus? Sepertinya Huangtaihou dan Kaisar sedang tidak baik," ujar pria yang tadi memulai percakapan, dia adalah pengawal pribadi Qin Longxian, Jingchi.
Qin Longxian tersenyum sarkas. "Tidak ada gunanya menyalip di antara mereka berdua saat ini, Jingchi." Jingchi yang mendengar ini pun mengerutkan keningnya. "Lalu apa yang akan anda lakukan? Tidakkah ini kesempatan yang bagus?"
Qin Longxian menaruh pedangnya setelah tadi selesai melatih para tentara, kini mereka berada di dalam tenda.
"Benwang ingin menikahi Xiao Junzhu. Bukankah Kaisar bodoh itu tidak membutuhkannya?" ucap Qin Longxian, membuat Jingchi terbelalak.
"Wangye, namun-!"
"Ini satu-satunya cara untuk meraih kunci, Jingchi. Jiangchen juga pasti telah melakukan cara yang licik untuk menggunakan wanita itu. Xiao Junzhu, adalah harta karun sesungguhnya, dulu dia tidak berguna di pertarungan ini karena tergila-gila dengan Kaisar. Namun sekarang, wanita itu melepas Kaisar, dan bodohnya Kaisar malah membiarkannya. Kau mungkin tidak mengerti apa alasannya, tetapi nanti kau akan mengerti," selak Qin Longxian.
"Siapkan kuda untuk besok, tepat fajar, kita akan kembali ke ibu kota," sambung Qin Longxian.
“Xiaojie, hati-hati,” ucap Juxie kepada Xiao Mishuang, wanita itu membantu nonanya turun dari kereta kuda keluarga Xiao.
“Shuang’er, beristirahatlah di kediamanmu, jangan pikirkan hal lain lagi ya, nak,” ujar Xiao Rugo sembari mengelus kepala anaknya lembut.
Xiao Mishuang tersenyum tipis, setelah itu mengangguk lembut dan menjawab,”Baik, ayah. “
Xiao Rugo yang melihat senyum putrinya merasa semakin sedih, hatinya seperti tersayat. Di dalam pandangannya, saat ini Xiao Mishuang tengah memaksa menutupi kesedihannya dengan senyum. Xiao Rugo menghela napas tipis sambil balas mengangguk. “Ya-ya, setelah ini kau ingin berbelanja apa pun bebas, ayah akan membelikan baju, perhiasan, dan semua yang kau inginkan.”
Xiao Mishuang mengangguk lagi. “Sungguh? Baik, ayah.”
“Iya, nak. Jadi sekarang kau kembali ke kediamanmu dan beristirahatlah. Besok sore, ayah akan menemanimu berbelanja secara khusus, bagaimana?”
Xiao Mishuang mengerutkan keningnya, lalu menggeleng pelan dan sedikit membungkuk. “Shuang’er tidak berani mengganggu waktu ayah yang sibuk.”
Xiao Rugo yang mendengar Xiao Mishuang berkata demikian tertegun, bagaimana mungkin? Selama ini anaknya selalu merengek dan menempel kepadanya, jika Xiao Rugo tidak memenuhi keinginannya, biasanya Xiao Mishuang akan mengurung diri di kediamannya tanpa makan dan minum, atau membuat keributan di Xiao Fu. Putrinya yang selalu ingin dimanja dan ditemani, kini dengan dewasa dan tenang mengatakan bahwa ia tidak berani mengganggu waktu sibuknya? Tentu saja Xiao Rugo terkejut.
Tetapi, beberapa detik kemudian, raut wajah terkejut Xiao Rugo berubah menjadi sendu kembali. Dia berpikir, perubahan sikap drastic anaknya karena luka berat yang telah terjadi di hati Xiao Mishuang. Memikirkan anaknya sakit hati sampai mempengaruhi kepribadiannya karena Kaisar membuat Xiao Rugo semakin benci terhadap Kaisar.
Xiao Rugo merasa sangat marah, selama ini keluarga Xiao selalu berada di garis depan untuk Kaisar. Bahkan saat pertama kali pria itu naik takhta dan diremehkan oleh kalangan pejabat karena bukan anak kandung dari Huangtaihou, keluarga Xiao lah yang maju dan membuktikan kelayakannya menjadi Kaisar. Tetapi sekarang, apa yang telah Kaisar perbuat kepada putrinya? Pria itu menyakiti hati putrinya dan mempermalukan keluarga Xiao!
Xiao Mishuang memperhatikan raut wajah Xiao Rugo, dia dapat menebak apa yang kiranya tengah Xiao Rugo pikirkan. Xiao Mishuang terkekeh di dalam hati, jika pria paruh baya di depannya ini berpikir bahwa dirinya kini tengah patah hati berat karena Kaisar, maka Xiao Rugo salah besar. Untuk apa dirinya menangisi Kaisar? Bahkan jika tidak menjadi Huanghou pun uangnya sudah cukup untuk membeli sebuah negara, keluarga Xiao adalah bangsawan paling kaya nomor satu di Kekaisaran. Justru saat ini Xiao Mishuang tengah tidak sabaran untuk berbelanja besok sore.
Malas berkata banyak lagi, Xiao Mishuang segera membungkuk dan berkata,”Jika tidak ada lagi yang ingin ayah bicarakan, Shuang’er pamit undur diri.”
Xiao Mishuang tidak ada niatan sama sekali untuk meyakinkan orang-orang bahwa ia baik-baik saja, justru image patah hati saat ini ia butuhkan. Karena seperti Huangtaihou dan Xiao Rugo pasti akan merasa sedih untuknya dan akan terus memanjakannya dengan tujuan agar ia tidak patah hati lagi, padahal sedari awal pun sudah baik-baik saja.
Saat memasuki kediaman nona tertua Xiao, Xiao Mishuang segera pergi ke kamarnya dan memperhatikan tatanan ruangan Xiao Mishuang. Elegan dan mewah, benar-benar seperti yang ada di drama kolosal china kebanyakan, namun yang dimiliki Xiao Mishuang di sini agak sedikit lebih mewah.
“Xiaojie, apa anda sekarang sudah merasa baik-baik saja?” tanya Juxie, dia diam-diam khawatir kepada nonanya. Nonanya terlihat tenang dan terus tersenyum lembut, tidak seperti biasanya yang suka mengamuk dan terlihat sangat agresif. Apa lagi nonanya baru saja ditolak menjadi Huanghou di depan para bangsawan kemarin, jika melihat kepribadian nonanya yang kemarin, seharusnya saat ini Xiao Mishuang sudah memecahkan barang, menyiksa para pelayan, lalu membuat masalah di kediaman keluarga bangsawan Wu untuk membuat perhitungan kepada Wu Yunyen.
Xiao Mishuang mengangguk. “Iya, aku baik-baik saja. Mengapa semua orang terlihat sangat murung dari tadi? Aku baik-baik saja. Jika memang Kaisar tidak memilihku, aku tidak bisa berbuat apa pun selain turut berbahagia atas terpilihnya Huanghou. Aku yakin, Wu Yunyen adalah wanita yang lebih baik dari pada diriku, maka dari itu yang mulia Kaisar memilihnya. Aku juga yakin, Wu Yunyen akan membantu Kaisar dengan baik dalam urusan Kekaisaran. Aku juga ikut bahagia jika Kekaisaran makmur.”
Kedua bola mata Juxie segera berkaca-kaca begitu mendengar nonanya berkata demikian, sepertinya luka yang dialami oleh nonanya sangat dalam. Kata-kata yang dikeluarkan oleh Xiao Mishuang juga sangat menyayat hati Juxie, Juxie melihat nonanya kini seperti sebuah tokoh di salah satu dongeng yang terpaksa harus merelakan pasangannya menikah dengan orang lain.
Xiao Mishuang menggelengkan kepalanya sambil menghela napas tipis. “Juxie, lebih baik sekarang kau kembali saja ke kamarmu. Aku ingin beristirahat dan menikmati waktu sendiri.”
Juxie tidak ada pilihan lain selain mengangguk dan menuruti permintaan nonanya. Mungkin saat ini nonanya benar-benar sangat sedih sehingga membutuhkan waktu sendiri yang damai. “Baik, Xiaojie.”
Setelah Juxie keluar dari kamarnya, Xiao Mishuang menghela napas lega, kemudian dia menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya untuk menahan suara tawa. Saat ini Xiao Mishuang tertawa keras, akting-nya sebagai nona bangsawan yang lembut, berkelas, dan terlihat sedikit patah hati itu benar-benar luar biasa. Xiao Mishuang memberi tepuk tangan kepada dirinya sendiri, padahal seingatnya dulu dia tidak pernah bergabung ke audisi teater dan sebagainya.
Xiao Mishuang menghabiskan sebagian besar waktunya di kamar, wanita itu menjelajahi kamar ‘Xiao Mishuang’ untuk melihat-lihat. Banyak sekali baju, perhiasan, dan barang-barang mahal lainnya dengan kualitas tinggi. Xiao Mishuang sama sekali tidak menyangka bahwa keluarganya sekaya ini. Jika terus begini, Xiao Mishuang bisa akan terus berfoya-foya bersama pria tampan, lebih seru seperti itu dari pada harus terkurung di dalam harem dan mengurus negara.
Saat malam hari tiba, Xiao Mishuang diantar Juxie berjalan menuju ruang makan keluarga. Saat memasuki ruang makan bersama, Xiao Mishuang melihat dua orang wanita. Satu wanita paruh baya, sepertinya dia adalah selir Xiao Rugo, ingatan baru muncul di kepala Xiao Mishuang, selir itu sering disapa ‘Li Yiniang’.
Lalu di samping Li Yiniang, ada wanita berpakaian manis, sama seperti tadi, ingatan baru muncul. Wanita manis itu bernama Xiao Suyi, adik perempuan Xiao Mishuang sekaligus nona kedua keluarga Xiao atau Er Xiaojie.
Begitu Xiao Suyi melihat Xiao Mishuang masuk, wanita itu segera berdiri bersama ibunya Li Yiniang dan memberi hormat kepada Xiao Mishuang.
“Da Xiaojie,” sapa mereka berdua.
“Shuang’er, kemari duduk dan segera makan,” ucap Xiao Rugo.
Xiao Mishuang duduk berhadapan di samping Xiao Suyi, mereka semua makan bersama di meja bundar yang melingkar, hal ini menambah kedekatan satu sama lain dari pada harus makan di meja panjang biasa yang terkesan formal.
“Da Xiaojie, selir ini dengar suasana hati anda sedang tidak baik, jadi secara khusus saya memerintahkan pihak dapur untuk memasakkan sup ayam kesukaan anda,” ucap Li Yiniang, wanita itu tersenyum hangat yang keibuan sambil menuangkan sup ayam hangat ke mangkuk makanan Xiao Mishuang.
Xiao Mishuang melirik ke sup ayam singkat, lalu mengangguk singkat. “Terima kasih banyak, Li Yiniang.”
Li Yiniang yang mendengar ucapan terima kasih untuknya keluar dari mulut Xiao Mishuang tertegun, dia terkejut sampai menjatuhkan sedikit kuah sup ayam ke meja.
“Aiya, maafkan saya, saya akan segera membereskannya,” celetuk Li Yiniang begitu menyadari dia menumpahkan sedikit kuah sup ayam dan segera mengambil sapu tangannya sendiri untuk mengelap sup ayam yang tumpah.
Xiao Mishuang tidak berkata apa pun, dia justru malah menatap Li Yiniang aneh, mengapa wanita itu terlihat sangat terkejut? Padahal dirinya hanya mengucapkan terima kasih.
Xiao Mishuang mengambil sendok miliknya, lalu perlahan mulai menyeruput kuah sup ayam dengan tenang. Saat Xiao Suyi tengah mengambil makanan yang ada di tengah meja, hal itu membuat lengan hanfunya sedikit terangkat. Xiao Mishuang tidak sengaja melirik dan melihat pergelangan tangan wanita itu yang dipenuhi bekas luka cambuk.
Xiao Mishuang mengerutkan dahinya, setelah itu spontan memegang lengan Xiao Suyi, membuat semua orang terkejut termasuk Xiao Suyi sendiri. Sumpit di tangan kanan wanita itu sampai terjatuh, raut wajahnya juga mendadak ketakutan. Li Yiniang juga langsung membelalakkan matanya, menatap khawatir ke anaknya. Sedangkan Xiao Rugo, pria itu langsung berhenti mengunyah makanannya dan memperhatikan kedua putrinya.
“A – ada apa … Da Xiaojie?” tanya Xiao Suyi takut.
“Ada apa dengan tanganmu?” tanya Xiao Mishuang.
Xiao Suyi melirik pergelangan tangannya yang dipenuhi bekas luka, lalu tiba-tiba Su Yiniang berdiri dan berlutut ke arah Xiao Mishuang. “Xiaojie, tolong ampuni Yi’er, anak itu ceroboh dan bodoh.”
Melihat Li Yiniang berlutut ke arahnya, Xiao Mishuang mengerutkan keningnya dalam, mengapa mereka semua terlihat sangat ketakutan?
“I – ini karena saya ceroboh telah merusak salah satu tanaman yang Da Xiaojie rawat dengan susah payah. Suyi sangat menyesal,” jawab Xiao Suyi sambil menundukkan kepalanya dalam, jika saat ini pergelangan tangannya tidak Xiao Mishuang genggam, mungkin wanita itu juga akan ikut berlutut dengan ibunya.
Ingatan baru muncul di kepalanya, tentang Xiao Mishuang yang memiliki perilaku buruk kepada mereka. Xiao Mishuang selalu berbuat kasar dan menindas Xiao Suyi, karena memang posisi Xiao Mishuang kuat karena disayang oleh Xiao Rugo dan Huangtaihou, membuat Xiao Suyi dan Li Yiniang tidak bisa berbuat apa pun selain diam.
Xiao Mishuang merasa tak enak hati, sepertinya ‘Xiao Mishuang’ tidak memiliki perasaan belas kasihan sama sekali.
Xiao Mishuang menghela napas tipis, lalu melepas pergelangan tangan Xiao Suyi dan beralih menatap Li Yiniang. “Li Yiniang, berdirilah, anda tidak perlu berlutut.”
Saat Xiao Mishuang berkata demikian, Li Yiniang dengan ragu dan raut wajah cemas berdiri, kemudian kembali duduk di kursinya dan menatap cemas lagi ke putrinya.
Xiao Mishuang mengambil sendoknya lagi, setelah itu berkata,”Selesai makan malam, ikut aku ke kediamanku. Sepertinya obat salep yang kau pakai tidak memiliki kualitas yang baik, bagaimana mungkin masih menyisakan bekas luka? Tabib murahan mana yang kamu pakai? Seorang Xiaojie dari kediaman Xiao harus mendapatkan kualitas apa pun dengan baik.”
Xiao Suyi tertegun, matanya menatap bingung ke Xiao Mishuang, begitu juga dengan Li Yiniang dan Xiao Rugo, mereka bertiga menatap bingung ke Xiao Mishuang.
“Ma – maksud Da Xiaojie?” tanya Xiao Suyi takut.
“Aku akan memberimu salep khususb yang pernah diberikan Huangtaihou untuk mengobati bekas lukamu, seorang nona bangsawan tidak boleh memiliki bekas luka sedikit pun, atau kau akan langsung dicap cacat. Kau masih sering berpergian keluar untuk sekolah dan berbelanja, bagaimana jika ada orang yang melihat bekas lukamu ini? Selain wajahmu, wajah keluarga Xiao juga akan turut malu,” jawab Xiao Mishuang.
Xiao Mishuang menyampaikan niat baiknya dengan sedikit arogan, agar kesan seorang ‘Xiao Mishuang’ yang biasanya tidak hilang begitu saja.
“Anda … anda sungguh-sungguh?” tanya Xiao Suyi.
Xiao Mishuang melirik Xiao Suyi, lalu mengangguk sambil tersenyum tipis. “Ya, jadi habiskan makananmu dengan cepat.”
Xiao Suyi yang mendengar ini tertegun, matanya terlihat berkaca-kaca, dia segera balas tersenyum dan mengangguk cepat. “Baik!”
Xiao Rugo dan Li Yiniang hanya bisa saling tatap dengan heran, tetapi kemudian mereka tersenyum diam-diam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!