NovelToon NovelToon

Dia Jodohku

Pak Sopir

Pagi ini adalah pagi yang paling menyebalkan bagi seorang Ayla Khairani Putri, pasalnya hari ini adalah hari pertama ia menjadi mahasiswi magang di PT. EK Grup sebuah perusahaan yang cukup ternama dan terkenal di manca negara.

Ayla berkali-kali melirik jam tangannya namun taksi online yang sudah beberapa menit lalu dipesan tidak juga kunjung datang.

" Ishhh.... kemana sih taksinya, udah hampir telat gini belum juga datang?" gumam Ayla dengan gusar

Disaat Ayla sedang mengumpat dan menggerutu sendiri tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam berhenti di hadapannya, dan tanpa pikir panjang Ayla langsung menghampiri mobil tersebut mengetuk kaca mobil meminta sang sopir untuk membuka pintu mobilnya.

Ayla tanpa bertanya lagi langsung menyerobot masuk ke dalam mobil tersebut dan dengan beraninya ia malah menyuruh sang pemilik mobil untuk melajukan mobilnya

" Siapa kamu?" tanya seorang pemuda yang duduk di belakang kemudi

" Sudahlah pak supir, jangan banyak tanya aku sudah hampir telat!" sahut Ayla dengan santai seraya merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan.

" Turun!" titahnya dingin

" Jangan bercanda pak supir, aku tuh sudah nunggu dari setadi, ini sudah sangat telat. ayo dong pak cepetan jalankan mobilnya!" pinta Ayla

" Aku tidak peduli, turun!" tegasnya

" Ishh, ini orang ngeselin banget sih!" gerutu Ayla mengerucutkan bibirnya

" Cepat turun!" bentaknya

Ayla menarik napas dalam-dalam lalu menatap lekat kearah sang sopir

"Ayolah pak supir yang tampan, jalankan mobilnya. tolong hari ini bantu aku ya!" pinta Ayla yang enggan beranjak dari tempat duduknya

" Cepatlah jalankan mobilnya aku sudah sangat terlambat, ini adalah hari pertama aku magang di Perusahaan EK Grup" Ayla lagi-lagi menatap jam yang melingkar di tangannya

" Di mana kau bilang?"

" Perusahaan EK Grup, perusahaan yang sangat ternama, ini adalah suatu keberuntungan untuk aku bisa magang di perusahaan tersebut" jawab Ayla

" Apa kau yakin magang di perusahaan besar tersebut adalah sebuah keberuntungan? atau jangan-jangan bisa saja hal itu menjadi sebuah kesialan untuk mu!" ucap Alveer dengan senyum menyeringai

" Apa maksudmu?" tanya Ayla bingung

" Tidak ada maksud apa-apa, silahkan pakai sabuk pengaman mu kita akan segera meluncur ke PT Erlangga Grup!" ucap Alveer seraya menjalankan laju mobilnya kembali

...Hening...

" Pak sopir!" panggil Ayla namun Alveer masih bergeming fokus dengan kemudinya

" Pak sopir, hey!" panggil Ayla untuk kedua kalinya namun tetap Alveer tidak mempedulikannya

" Ishh, ini orang tuli atau apa sih, dipanggil gak mau nyaut!" gumam Ayla pelan namun sedikit masih bisa di dengar oleh Alveer

" Heyy..... kau mendengar ku tidak!" teriak Ayla sedikit kesal karena sedari tadi memanggilnya tidak dihiraukan

" Berisik sekali, tidak bisa apa kau duduk manis dan diam!" bentak Alveer

" Iya aku akan diam tapi biarkan aku bertanya sebentar saja!" pinta Ayla

Alveer menoleh sekilas " Tanya apa? aku paling tidak suka dengan wanita yang cerewet dan banyak bicara!" ucap Alveer dingin

". Iya... iya.. aku tahu kau ini adalah tuan sopir yang sangat irit bicara!" balas Ayla

" Cepat katakan sebelum aku berubah pikiran!" tegas Alveer

" Iya bawel banget sih" kesal Ayla

"Apa kamu bilang?"

" Ah tidak ada apa-apa, aku hanya ingin bertanya apakah pak sopir tahu siapa pemilik perusahaan EK Grup?" tanya Ayla dengan polos

"Jadi kamu kerja magang di perusahaan sebesar itu tapi belum mengetahui nama pemilik perusahaan tersebut?" Ayla menggelengkan kepalanya pelan

"Belum"

" Bukankah dia pengusaha terkenal dan fotonya pasti terpampang dimana-mana, masa kau tidak mengetahuinya!"

" Aku benar-benar tidak tahu, aku tidak ada waktu untuk bermain sosial media. waktu ku hanya untuk belajar dan bekerja " sahut Ayla membuat Alveer terdiam sejenak lalu melirik sekilas ke arah gadis yang tengah tersenyum kearahnya.

" Gadis yang manis!" batin Alveer

" Sudahlah pak sopir, buat apa juga aku mengenalnya toh dia itu orang yang memiliki jabatan tertinggi di perusahaan pastinya tidak akan mau mengenal bawahannya, apalagi mahasiswa magang seperti ku!" ucap Ayla santai

" Kenapa kamu bicara seperti itu?" Alveer menoleh dan menunggu jawaban dari Ayla

" Kenyataannya memang seperti itu bukan?, orang yang memiliki kekuasaan mana mau menoleh pada orang rendahan!" jawab Ayla menatap lurus ke depan

"Stop!"

Ayla tiba-tiba menyuruh Alveer menghentikan mobilnya

Ciittttttt

Alveer yang kaget dengan teriakan Ayla langsung mengerem mendadak

Dug

" Awww!" pekik Ayla mengusap keningnya yang membentur dasboard mobil.

" Kau ini bisa menyetir tidak sih?" kesal Ayla

" Ka_!" belum sempat Alveer bicara Ayla sudah kembali bicara

" Buka pintu mobilnya aku turun disini saja, kondisi macet begini yang ada aku semakin telat!" cerocosnya seraya membuka sabuk pengaman

" Kau in_!"

" Ini ongkosnya, kalau kurang nanti kalau kita bertemu lagi akan aku lunasi!" Ayla meraih tangan alveer dan langsung memberikan uang 50 ribuan setelah itu turun dari mobil dengan tergesa-gesa sementara Alveer sendiri masih tercengang menatap uang yang Ayla letakkan di tangannya.

Mencari tahu

Ayla berlari membelah kemacetan yang terjadi di area sekitar kantor, sesampainya di depan perusahaan EK grup Ayla menghentikan langkahnya dan menatap bangunan yang menjulang tinggi tersebut dengan napas yang ngos-ngosan.

" Huhhh...!" Ayla menghela napas lelah

Setelah merapihkan pakaian dan rambutnya Ayla masuk ke dalam gedung tersebut ada beberapa mahasiswa magang yang sudah berkumpul di lobi kantor.

" Telat loe?" sapa Mina teman satu kampus Ayla seraya menepuknya dari arah belakang

" Somplak, kaget gue!" Ayla mengusap dadanya karena terkejut

" Loe ngapain aja baru datang jam segini? untung aja masih ada waktu 10 menit" ucap Mina

" Apes gue hari ini, paman sama bibi biasa sebelum gue berangkat suruh ngerjain ini itu eh sialnya lagi taksi online yang gue pesan pake acara terlambat pula" keluhnya

" Udah yang sabar, sekarang kita siap-siap aja, katanya kerja di sini tuh harus disiplin tinggi karena bosnya itu cukup galak dan enggak terima kesalahan sedikit pun" terang Mina

" Serius loe?"

" Iya, makanya beruntung loe tadi belum telat banget kalau enggak bisa di tendang balik loe ke kampus" sahut Mina

Mahasiswa magang kini sedang dikumpulkan di aula untuk menerima arahan dan bimbingan oleh para senior.

Ayla, Mina dan beberapa mahasiswa magang lainnya dari kampus yang berbeda ditempatkan di bagian pemasaran dan penjualan sesuai dengan bidang studi yang diambil oleh Ayla.

Brakk

Pintu ruangan dibuka kasar oleh Alveer yang sedari tadi merasa uring-uringan sendiri karena otaknya tiba-tiba diganggu oleh bayangan seorang gadis yang memberinya uang 50 ribuan.

" Ishh!" kesal Alveer mengendurkan dasinya

" Ada apa loe uring-uringan kayak gitu, ini masih pagi bro enggak biasanya loe begini?" tanya Arlan asisten sekaligus sahabatnya sendiri yang baru masuk ke ruangan bos nya itu

" Apa hari ini ada mahasiswa magang di perusahaan kita?" tanya Alveer

" Setiap tahun juga selalu ada tapi kenapa baru kali ini loe bertanya soal itu?" Arlan mengernyit

" Mereka ditempatkan di bagian apa?" bukan menjawab Alveer malah kembali bertanya

" Ada yang ditempatkan di bagian Pemasaran dan Penjualan, dibagian Arsip dan ada juga yang berada di bagian lapangan" jawab Arlan

" Beri aku data-data mereka semua, dan awasi mereka dengan baik ingat jangan sampai ada kesalahan, aku tidak mau terjadi masalah kedepannya!" ucap Alveer membuat Arlan semakin dibuatnya bingung

" Sejak kapan loe jadi ngurusin anak magang segala, selama ini loe cuek aja dan enggak pernah ada masalah juga kan? gue kok jadi curiga ya?" Arlan memicingkan matanya

" Jangan banyak tanya, udah sebaiknya cepat urus yang gue pinta tadi !" Sahut Alveer melempar Arlan dengan pulpennya.

" Sabar bro, ini sih sumpah bikin gue jadi tambah penasaran, pasti ada sesuatu ini sih!" Arlan menaik turunkan alisnya

" Banyak bicara gue potong gaji loe sebulan!" ancam Alveer

" Ehhh... jangan, tega amat gaji gue mau dipotong sebulan"

" Ya makanya jangan banyak tanya" kesal Alveer dengan sekretaris laknutnya yang super kepo

" Bos memang selalu menang" pasrah Arlan

" Itu tau, kenapa masih banyak tanya" balas Alveer

" Udah cepat sana pergi, tunggu apalagi!" usir Alveer

" Nasib seorang bawahan" keluh Arlan

" Mengeluh 2 kali potong gaji"

" Ancam terus!" Arlan dengan langkah gontai berjalan ke arah pintu keluar

" Menggerutu dibelakang 3 kali potong gaji" teriak Alveer

" Potong aja terus potong, ish...!" kesal Arlan pasang wajah cemberut.

" Ha... ha...!" Alveer tertawa melihat wajah cemberut Arlan dan seketika sahabat yang sekaligus merangkap sebagai asisten pribadinya itu pun tercengang

" Sepertinya benar-benar ada yang enggak beres ini, udah lama gue enggak liat dia bisa ketawa selepas ini , pasti ada sesuatu ini sih gue yakin!" batin Arlan

"Kenapa loe malah bengong?" tanya Alveer membuat Arlan tersentak kaget

" Gak ada apa-apa, gue cuma kaget aja udah lama loe enggak ketawa selepas itu bro" ucap Arlan setelah itu berjalan keluar dan menutup pintu

Alvee terdiam memikirkan kata-kata yang baru saja Arlan ucapkan

" Apa benar yang Arlan bilang ya? tapi jujur aja gue merasa lebih tenang hari ini, apa karena gadis tadi ya? akhh... jadi penasaran!" gumam Alveer seraya menatap uang biru yang ada di tangannya

Setelah mendapat tugas dadakan dari bosnya Arlan yang penasaran dengan bosnya yang tiba-tiba meminta data peserta magang, apalagi dengan sikapnya yang sedikit berbeda dari biasanya dengan cepat ingin segera mencari tahu

" Ada apa dengan bos ya, jangan-jangan ada peserta magang yang bos taksir lagi. duh gue jadi penasaran!" gumam Arlan seraya berjalan menuju bagian HRD

Setelah mendapatkan apa yang dicari, Arlan yang merasa penasaran membuka satu persatu amplop yang berisi identitas para peserta magang tersebut.

" Apa ada yang bos kenal ya?" satu persatu foto mahasiswi magang di perhatikan secara detail oleh Arlan

" Loe sibuk banget, lagi ngapain sih?" tanya Desi salah satu staf yang bekerja di bagian pemasaran

" Ini bos nyuruh gue nyari tahu identitas para peserta magang, enggak biasanya banget kan bos begitu?" Dewi manggut-manggut

" Apa loe gak tanya gitu buat apa?" tanya Desi

" Udah, tapi banyak tanya katanya potong gaji !" sahut Arlan.

" Udah ah gue mau mengantar ini dulu, loe ada apa datang ke sini?"

" Gue cuma mau mengantarkan ini!" sahut Desi seraya memberikan map yang dibawanya

" Oke, nanti gue cek. sekarang loe boleh pergi gue mau ke ruangan bos dulu!"

Alveer yang merasa penasaran akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruangannya, ia berjalan menuju ruang Arsiparis.

Semua karyawan yang berada di ruangan itu tentu sangat terkejut karena tiba-tiba bos besar pemilik perusahaan tersebut datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sebelumnya.

Suasana ruangan menjadi hening tidak ada yang berani bicara dan tatapan mata mereka pun semuanya menunduk

Alveer memperhatikan satu peserta peserta magang tersebut tapi tidak ada wanita yang dicarinya.

Setelah mengunjungi bagian Arsip, kali ini Alveer mendatangi bagian kerja lapangan dan hasilnya sama tidak ada gadis si duit biru.

Alveer merasa kesal sendiri, ingin ke bagian Pemasaran tapi Arlan sudah menghubunginya berkali-kali.

..." Iya, aku segera kembali!" jawabnya datar...

Alveer berjalan dengan langkah cepat dan siapa yang menduga akhirnya gadis yang dicarinya sedari tadi muncul lewat dihadapannya

" Itu dia?" Alveer tersenyum senang dan memperhatikan gadis tersebut dari jauh

Ayla yang sedang mendapat arahan dari salah satu staf terlihat begitu fokus hingga tidak menyadari keberadaan Alveer.

"Apa sekarang kamu sudah mengerti?" tanya Mbak Nia yang sedang memberitahu semua hal yang harus Ayla ketahui tentang apa saja yang harus dia kerjakan selama magang

" Mengerti Mba!" sahut Ayla

"Bagus, lakukan dengan baik jangan sampai ada kesalahan, karena saya tidak akan tolerir akan kesalahan sekecil apapun" tegas Mba Nia

" Iya mba" Sahut Ayla menunduk

" Ya sudah sekarang kamu bisa kembali ke ruangan mu!"

" Baik mba" Ayla pun dengan langkah gontai berjalan menuju ruangannya

" Beginilah nasib jadi junior, tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun, cih... manusia tidak ada yang sempurna mba, wajar kalau salah sedikit mah, cantik tapi jutek" gerutu Ayla sepanjang jalan

" Tidak baik mengumpat orang di belakangnya!" ucap Alveer, membuat Ayla terkejut dan membulatkan bola matanya

" Pak sopir?" pekik Ayla menatapnya tak percaya

Senyam-senyum Alveer

"Pak sopir?" pekik Ayla menatapnya tak percaya

" Pak sopir kenapa ada di sini, duh maaf ya pak sopir uang aku tuh cuma tinggal segitu, aku tidak ada uang lagi nanti kalau sudah ada uang pasti akan aku bayar ke kurangannya, sekarang pak sopir pergi saja dulu ya!" cerocos Ayla panjang lebar

" Sudah bicaranya?" tanya Alveer menaikkan satu alisnya

" Ya?" Ayla malah terbengong

" Berikan ponsel mu!" Alveer menjulurkan tangannya

" Untuk apa?" Ayla menatapnya curiga

" Sudah mana cepat berikan!" kesal Alveer karena Ayla tidak juga memberikan ponselnya

" Aku hanya punya ponsel satu jika aku memberikannya padamu lalu aku pakai apa?"

" Siapa yang mau mengambil ponsel mu? aku hanya ingin kau menyimpan nomor ku, jika kau sudah ada uang kau bisa menghubungiku!"

" Aishhh....!" Ayla mencibikkan bibirnya seraya memberikan ponselnya pada Alveer

Setelah menyimpan nomornya di ponsel Ayla, Alveer pun memberikan kembali ponsel milik Ayla

" Ingat hubungi aku jika sudah ada uangnya!" pesan Alveer sebelum pergi

" Iya, cerewet sekali" Ayla mengerucutkan bibirnya

Alveer pergi meninggalkan Ayla yang masih saja menggerutu.

" Memangnya berapa sih tarif taksi online? kenapa semahal itu? uang 50 ribu saja masih kurang" Ayla menggerutu sepanjang jalan menuju ruangannya.

Setelah sampai di ruangannya, Mina langsung menghampirinya

" Elo dari mana aja?" tanya Mina kepo

" Huhhh" Ayla menghembuskan nafasnya kasar

" Gue habis di ajak keliling sama Mbak Nia" jawab Ayla setelah menempati meja kerjanya

" Keliling?" Ayla mengangguk

" Iya, selain kita terfokus dengan pekerjaan kita yang satu ini kita juga harus bisa bekerja sama dengan bagian lainnya yang sama di bidang pemasaran dan penjualan"

" Bukannya tugas kita hanya membuat rancangan produk yang akan dijual?" tanya Mina

" Siapa bilang, selain itu kita juga harus mengecek dan meninjau produk apa saja yang laris dan ngetrend dipasaran, bukan hanya itu saja kita juga harus bisa membuat produk yang lain dari pada yang lain jangan sampai produk yang kita buat itu terlalu pasaran bisa-bisa nanti kita dibilang menjiplak" terang Ayla

" Benar juga ya?"

" Hem" Ayla mengangguk

Tanpa terasa waktu bergulir menuju jam istirahat makan siang.

" Ay loe mau makan dimana?" tanya Mina

" Makan bareng kita aja yuk Ay di kantin!" ajak Sasa

" Emmm... gue istirahat disini aja deh" jawab Ayla seraya menunjukkan roti yang baru saja ia keluarkan dari dalam tasnya

" Emangnya loe kenyang makan roti doang?" tanya Mina

" Kenyang, kan perut gue mah kecil" Ayla terkekeh

" Itu mah terlalu kecil, loe sih kebanyakan makan roti" ejek Sasa

" Gue traktir deh gimana?" tawar Mina

" Enggak usah terima kasih, gue makan ini aja juga udah cukup kok" tolak Ayla halus

" Yaudah kalau gitu kita ke kantin dulu ya" ucap Sasa

" Iya udah sana pergi kalau jatuh bangun sendiri ya!" ledeknya

Sasa dan Mina hanya geleng-geleng kepala

Sementara di ruangan lain Alveer sedang tersenyum-senyum sendiri seraya menatap ponsel miliknya.

Arlan yang sudah berkali-kali mengetuk pintu pun tidak didengarnya, sampai akhirnya ia memutuskan untuk masuk

Ceklek

Arlan dibuat tercengang dengan sikap bosnya yang sedang tersenyum-senyum sendiri.

" Ini orang benar-benar udah enggak waras, pantas aja udah berkali-kali ketuk pintu dia enggak dengar taunya lagi senyam-senyum enggak jelas kayak gitu" batin Arlan

" Bos!" panggil Arlan namun masih tak ada respon

Arlan menghela napasnya lalu geleng-geleng kepala melihat tingkah konyol bosnya yang satu itu.

" Al... Alveer!" teriak Arlan sontak hal tersebut membuat Alveer terkesiap dari lamunannya

" Arlan kau mau cari mati ya!" marah Alveer

" Maaf bos!" ucap Arlan

" Apa tidak bisa ketuk pintu dulu sebelum masuk?"

" Sudah, berapa kali gue ketuk pintu tapi Loe nya yang malah asik ngelamun. gue panggil berkali-kali juga tetap aja malah senyam-senyum enggak jelas gitu. bikin ngeri aja ngeliatnya" sahut Arlan yang tidak menggunakan bahasa resmi kalau sedang berdua dengan bos sekaligus sahabatnya itu

" Mana ada gue kayak gitu?" elak Alveer

" Mana ada mana ada, ya ada itu tadi barusan apa yang gue liat? Loe malah asik liatin hp sambil senyum-senyum, apa loe udah punya gebetan baru?" Arlan menaik turunkan alisnya seraya menggoda Alveer

" Banyak bicara gue potong gaji!" ancamnya membuat Arlan memutar bola matanya malas

" Jadi bos memang enak, sebentar-sebentar ancam potong gaji" oceh Arlan

" Ada apa loe kesini? enggak istirahat makan siang loe?" tanya Alveer

" Gue mau ngasih ini" Arlan langsung memberikan beberapa amplop coklat yang berisi biodata para Mahasiswa magang

Alveer mengambil salah satu amplop yang Arlan letakkan di atas meja kerjanya

" Sebenarnya buat apaan sih loe minta data mereka?" tanya Arlan penasaran

" Apa ini data mahasiswa magang yang berada di bagian pemasaran?" bukan menjawab pertanyaan Arlan lagi-lagi Alveer malah balik bertanya

" Ini data semua mahasiswa magang, di semua bagian" jawab Arlan

" Data mahasiswa magang yang ditempatkan di bagian pemasaran yang mana?"

Arlan mengambil 5 amplop coklat dan memberikannya pada Alveer

" Ini"

Alveer mengecek satu persatu dan akhirnya pada amplop terakhir dia menemukan data Ayla Khairani Putri. Alveer menyunggingkan senyum saat membaca biodata Ayla.

" Yahhhh... ini anak kumat lagi, sekarang senyam-senyum sendiri lagi" batin Arlan lalu menepuk jidatnya sendiri

" Cari tahu tentang gadis ini" Alveer melemparkan amplop berisi biodata Ayla pada Arlan

Arlan melihat dan menelisik foto yang ada di data tersebut.

" Gadis yang cantik!" ucap Arlan pelan namun masih terdengar oleh Alveer

" Jangan sembarang memuji jika tidak mau aku potong gaji" Arlan membola mendengar Alveer lagi-lagi mengancamnya potong gaji

" Ya ampun Al, gue enggak salah dengar? cuma memuji ini cewek loe sampai segitunya, emangnya ini cewek siapa sih, kok loe sampai penasaran gitu?" kepo Arlan

" Jangan banyak tanya ka_" belum selesai bicara Arlan sudah lebih dulu bicara

" Kalau tidak mau potong gaji" lanjut Arlan

" Yaps, itu sudah paham bukan" ucap Alveer

Arlan hanya bisa pasrah tapi dibalik itu semua ia pun merasa senang pasalnya sudah hampir 2 tahun belakangan ini Alveer tidak pernah terlihat tersenyum.

Semenjak tunangannya memutuskan pergi meninggalkannya Alveer menjadi sosok yang pendiam, dan hanya menghabiskan waktu untuk bekerja tanpa mempedulikan ocehan kedua orang tuanya yang selalu mendesaknya agar cepat-cepat menikah.

" Al gue senang melihat loe udah bisa senyum lagi, semoga kali ini kalian berjodoh" ucap Arlan sebelum keluar dari ruangan Alveer

Alveer tidak menggubris ucapan Arlan ia menyandarkan punggungnya pada kursi kebesarannya.

" Gue juga berharap begitu, semoga Dia jodohku"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!