Kantin kampus
" Gila pedes banget nih bakso " ucap bella. dia kalah taruhan dan hukumannya makan bakso super pedas.
" Ha ha ha " tawa risa dan citra bersamaan. mereka berteman sejak awal masuk kuliah.
Aisyah bella seorang gadis ceria, energik dan selalu optimis. Bercita cita ingin menjadi pekerja kantoran sehingga dia menempuh pendidikan sebagai Mahasiswi akademi perkantoran semester 4 dengan beasiswa.dia anak yatim piatu tapi bukan tinggal di panti asuhan loh ya. semenjak orang tuanya meninggal bella tinggal bersama nenek, paman, bibi, dan sepupunya. Tidak ada kejahatan loh ya, bibi yang membenci keponakannya atau paman yang menjualnya pada pria hidung belang demi membayar hutang, itu hanya di novel dan ini kisah nyata seorang gadis manis yang lumayan cantik, tingginya sekitar 155, berat badan ideal, gak bahenol pastinya, malah bisa dibilang kurus, yang berjuang untuk menyelesaikan pendidikannya di kota M.
Paman dan bibinya sangat menyayanginya, awalnya bibinya tidak mengijinkan bella kuliah di luar kota, karena tidak mau bella tinggal sendirian tapi karena kegigihannya, akhirnya keluarganya menyerah. Dan disinilah bella saat ini, menerima hukuman laknat dari kedua sahabatnya. hahaha.
"ayo bella, semangat" goda risa. si centil teman bella sejak pertama kali menginjakkan kaki dikampus. Risa dan citra berasal dari keluarga yang berkecukupan, ayahnya pegawai negeri. Sedangkan citra anak dari pengusaha laundry dan sudah punya 3 cabang.
" Aku nyerah, gak kuat pedes banget, perutku mules, gak lucu kan kalau buang gas disini. " ucap bella dengan mimik memelas.
" Gak bisa,, kamu sudah kalah taruhan. " sanggah citra, teman yang paling jahil. " Tapi.... " dengan tersenyum licik sambil melihat ke arah pintu masuk kantin.
Suasana kantin mendadak heboh. hampir semua mahasiswi di kantin berteriak. norak banget kan, kayak siapa aja yang datang, tapi serius kedatangan mereka bisa mengalahkan kedatangan pejabat. siapa lagi kalau bukan pria pria keren kampus.
" Wah... mereka benar - benar tampan " kagum risa. " Ya Allah, bolehkah aku meminta, jadikanlah salah satu dari mereka jodohku. " menatap ke tiga pria yg sudah duduk di depan meja mereka.
" Amin... semoga terkabul " jawab bella dan citra kompak, kemudian mereka tertawa.
" Bella mana yang kamu suka " tanya citra. sambil melihat arah pandang bella dan.. ting tong... (hayooo bella suka siapa ya)
"aku... aku... suka mereka semua hahaha. " ucap bella dengan tertawa renyah
" Tapi kenapa kau hanya menatap Evan " goda risa sambil menatap bella yang salah tingkah. kemudian .
" issh... kalian... mereka tidak bisa digapai, ibarat pohon itu terlalu tinggi, susah dipanjat. " tapi kalau jodoh ya tak kan kemana lanjutnya dalam hati dan pandangan mereka bertemu.. ( cie cie bella gugup kayak orang jatuh cinta saja, tapi bener).
" yuk.. ke kelas " ajak bella setelah memutuskan pandangannya dari evan.
" Ee. e... mau kabur kemana, baksonya belum abis" cegah citra.
" curang nih bella " lanjut risa.
" please... dong... udah ya, sumpah pedes banget. " mohon bella dengan wajah super sedih tapi tak memberi pengaruh apapun. kedua sahabatnya kekeh dan mereka tersenyum licik.
" Oke, kau bisa lepas dari hukumanmu, tak perlu makan ni bakso lagi, tapi dengan satu syarat. " ucap citra. bella menatap citra curiga sepertinya akan terjadi hal yang buruk batin bella.
" Berikan ini pada Evan." lanjut citra dan menyodorkan segelas jus yang masih utuh kehadapan bella.
" Aku setuju. " risa mendukung syarat citra, meskipun dia juga merasa gugup kalau bella akan menerima hukuman yang berubah menjadi tantangan ini. karena Evan lebih cuek dan dingin dibanding kedua temannya andre dan Tomi. Meskipun mereka tampan tapi juga menakutkan.
" Apa? " bella terbelalak kaget dengan syarat yang diajukan citra. huh.
Dengan tangan bergetar aku membawa segelas jus jeruk, melangkah sedikit demi sedikit, semakin mendekat.
" Hai... ini untukmu. minumlah." aku meletakkan gelas jus tepat didepan Evan, dia terpaku menatapku. Apa boleh sedikit saja aku berfikir dia punya rasa padaku? Tidak boleh ya... oh Tuhan....menegangkan sekali.
" Terima kasih. " lanjut ku kikuk kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka yang hanya terdiam, entah apa yang mereka pikirkan.
...****************...
" Siapa dia? wanita yang cukup berani . " andre bersuara dengan tangan yang bergerak mengambil jus yang diberikan bella dan glek.... glek.... habis. " ah segarnya, aku haus sekali. " Evan menatapnya tajam. " Kenapa? jangan bilang kalau kau mau meminum jus dari wanita itu. " lanjut andre. Evan tetap dengan tatapan datarnya. membosankan sekali
" Wah.. sepertinya sahabat kita ini akan segera meninggalkan status jomblo. " sambung Tomi dan mereka tertawa dengan evan yang menatap mereka tajam. Sungguh lucu sekali menggoda sahabat mereka yang kaku ini.
"Tapi aku sungguh penasaran, siapa wanita itu. " ucap andre.
" Meskipun tak secantik ehmmmm... " Tomi menghentikan kalimatnya ketika mengingat wanita masa lalu evan. " Tapi dya cukup manis. " lanjut Tomi.
Pov Evan
Aku menatapnya, pandangan kami bertemu, yang membuatnya salah tingkah, lucu sekali. Bukannya sombong tapi banyak wanita yang tergila gila padaku, bahkan dari mereka menunjukkan perasaannya secara terang terangan, bahkan merayu ku. Hingga aku jengah dengan tingkah mereka. Aku tampan kaya dan menawan, wajarlah kalau mereka mengidolakan ku.
Tapi wanita ini berbeda, dia tidak menunjukkan ketertarikannya padaku, tidak berusaha untuk menarik perhatianku seperti wanita lain, apa ini yang namanya suka dalam diam. Aku tahu dia menyukaiku karena setiap bertemu dia selalu mencuri curi pandang padaku. Entah kenapa aku memikirkannya. Aku tetap menatapnya.
Entah apa yang mereka bicarakan, tapi melihat ekspresi wajahnya dengan mata melotot, itu lucu sekali, kemudian dengan ragu dia mengambil segelas jus berdiri dan melangkah. Mau kemana dia. Ternyata dia mendekat ke meja kami, dan meletakkan segelas jus dihadapanku.
*ini untukmu. minumlah. Terima kasi. kata kata yang dia ucapkan*.
aku berpikir apa dia sekarang berusaha untuk mendekatiku. Seharusnya dia duduk dan bergabung tapi dia pergi. kenapa aku kecewa. Ah apa yang kupikirkan.
glek glek... Andre, dia meminum jus nya. ah sial. kenapa aku tidak menyukainya.
...****************...
Pov Bella
Aku ketahuan sedang menatapnya. Pandangan kami bertemu , aku mengalihkan pandanganku ke arah lain, duh hanya diliatin saja aku sudah salah tingkah, ya Aku menyukainya saat pertama kali bertemu, suka pada pandangan pertama hehe. Siapa yang tidak akan jatuh hati. Dia sangat tampan, benar benar membuatku terpesona tapi itu hanya rasa suka bukan cinta. Karena aku tidak berani untuk mencintainya.
Aku bukan cinderella, itu hanya drama dan ini kisah nyata. Kami berbeda. Dia terlalu tinggi untuk diraih, bukan tinggi badan loh ya. Dia kaya dan aku .... meskipun jodoh ditangan Tuhan, tapi juga harus sadar diri lah. Karena jika aku berani mencintainya maka aku harus siap untuk patah hati. aku juga belum siap mati muda, sakit sakitan karena patah hati trus mati. *Oh No..
" Apa*? " citra risa kalian keterlaluan. Apa yang harus aku lakukan, jika aku menolak tantangan ini maka... oh aku tidak mau sakit perut.
Tapi jika aku menerimanya, apa aku bisa, ini adalah pertama kali aku menyapanya.
" Hai.. ini untukmu.. minumlah " ucapku. Dia menatapku dengan wajah dinginnya. satu detik dua... dia tetap diam. Terima kasih. ucapku lagi. dengan tergesa aku pergi, bisa mati berdiri melihat tatapannya.
Tapi sekarang ada hal lain yang aku takutkan. Aku takut jatuh cinta padanya. Melihatnya sedekat itu, tatapan matanya membuatku bergetar. hatiku berdesir aneh. *Oh ya Allah, jangan biarkan hamba mencintainya*.
Di cafe
" Bell. meja no 12 ya " ucap Andi teman kerjanya.
" Ok kak " melangkah ke meja 12.
Deg
*Mereka.... kenapa harus ketemu lagi, batinku. oke jangan gugup, mereka bukan siapa siapa. fokus*.
" Permisi Tu.. " Ucapan Bella terpotong.
" Hai.. si gadis jus.. " aku hanya tersenyum.
" Mau pesen apa? " tanyaku setelah memberikan daftar menu.
" Kamu kerja disini? " tanya andre dan Tomi bersamaan. ternyata mereka cukup ramah. Kecuali laki laki yang dari tadi hanya diam dan menatapku. bikin gugup saja.
" I.. iya. jadi pesan apa? " Tanyaku lagi. Mau pesen aja lama, tapi hanya terucap di dalam hatiku.
" Apa kau tidak mau mentraktir kami, kita kan satu kampus ". Tomi membuka suara
" Maaf.. kita tidak sedekat itu "
" Baiklah.. Ayo kita dekat. Duduklah, kita makan bersama agar terlihat semakin dekat" lanjut Tomi
" Apa kau tidak melihat seragamku. " lama lama aku jadi kesal, keluh bella dalam hati.
" Baiklah, mungkin lain kali kau mentraktir kami. " Tomi tetap minta ditraktir.
" Maaf aku belum gajian. ehhmm.. apa kau kekurangan uang sehingga kau minta dtraktir? Apa kau mau minta diskon? Aku masih punya jatah diskon, jika kau mau aku akan memberikannya padamu. " jawabku tegas, ternyata mereka pelit.
" Apa maksudmu? Diskon? Apa kami terlihat... " ucap Tomi, sebelum ucapannya selesai.
" Sudahlah, kau ini membuatnya tidak nyaman. " potong andre.
" Bukan aku yang membuatnya tidak nyaman, tapi laki laki yang duduk disebelahmu, dari tadi dia menatap si gadis jus tanpa berkedip, apa dia mau.
.. " sebelum kalimatnya selesai, Evan menatapnya tajam. Tomi menghentikan ucapannya.
" Orange jus , stik " ucap Evan. Akhirnya suara emasnya keluar juga pikirku. Dari tadi dia menatapku, apa kejadian kemarin itu membuatnya salah paham. Apa dia pikir aku menyukainya,, sepertinya pikiranku mulai gagal fokus.
" Samakan saja. " Ucap Tomi dan Andre bersamaan.
...****************...
" Akhirnya, pekerjaan selesai dan pulang, huft. " ucapku dalam hati.
" Bell, pulang bareng yuk, aku antar. " Tawar kak Andi.
" Yach kak,, aku bawa motor, lain kali aja dah, kebetulan aku juga mau ke swalayan, biasa mau beli kebutuhan wanita, udah banyak yang habis. " jawabku cengengesan. Kak Andi baik, kalau gak bawa sepeda biasanya kami pulang bersama, tapi jangan salah kami tidak pacaran dan dia juga tidak menyukaiku, kami hanya berteman.
" Ok deh.. o ya.. tumben teman temanmu jarang kesini" tanya kak Andi.
" Kenapa? ada yang kangen ya.. hahah " goda bella.
" Ihh.. malah ngledek.. udah sana pulang, anak gadis tidak baik keluyururan malam - malam.
" Iya iya, ni udah mau pulang, dah kak Andi " aku melambaikan tangan setelah naik ke sepeda motor matic kesayanganku. Itu hadiah dari Paman dan bibi, katanya biar aku lebih mudah untuk kemana mana. Terima kasih paman bibi, aku merindukan kalian, apa aku harus pulang kampung ya.
*Bukankah itu Evan. Disampingnya wanita yang.. wah cantik sekali*.
Brak
aku meletakkan belanjaan di sofa kamar kost, setelah memarkirkan sepeda motor kemudian menutup pintu kamar. Ya aku tinggal di kos putri.
*Pikiranku mulai melayang, apa yang kulihat tadi cukup membuatku down. Apa benar aku menyukainya atau aku sudah mencintainya, ternyata sangat mudah untuk mencintainya. sepertinya aku harus menertawakan diriku sendiri. Bodoh. Aku ini siapa, sungguh berani mengharapkan seorang Evan Sanjaya. Apa dia kekasihnya? cocok sekali tampan dan cantik dan sama sama kaya*.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!