NovelToon NovelToon

Aku Hanyalah Pengganti

Menggantikan Bella

"Kau harus menggantikan Bella untuk menikah dengan Eden pada hari yang ditentukan. Ibu tidak mau menerima penolakan dengan alasan apapun juga. Lagipula kau harus bersyukur kamu tidak kami nikahkan dengan orang sembarangan. Dia adalah pemilik Nugroho grup !", tegas Mita, ketika melihat Tiara menggelengkan kepala.

"Jangan membantah, ingatlah hutang budi mu pada keluarga Wijayanto, bahkan kau sudah kami anggap putri sendiri sejak kecil!", sambung Mita lagi, sama sekali tidak memberikan kesempatan Tiara untuk berbicara, sambil menatap kesal ke arah Tiara.

Kali ini Tiara hanya diam dan menatap tak berdaya ke arah Mita.

"Kalau Eden begitu bagus, mengapa Bella kabur dari pernikahan ini? Sejak kapan ibu menganggap aku sebagai anak mu sendiri? Hanya pak Wijayanto yang menganggap aku seperti anak nya. Aku sendiri dari dulu pun tidak mengerti, mengapa kalian mengangkat aku menjadi anak kalian, kalau ibu sebenarnya tidak pernah menyukaiku?", pikir Tiara hanya dalam hati, tapi tidak pernah berani mempertanyakan hal itu, karena dia tahu akan percuma saja

********

Tiara hanya bisa menatap berlalunya Mita. Mita segera ke luar dari ruangan, sesudah selesai memberikan instruksi, karena tidak mau mendengar penolakan Tiara.

Akhirnya hanya tertinggal pak Wijayanto yang dari tadi hanya diam saja dan tidak berkata apa-apa mendengar perkataan istrinya.

"Tapi setidaknya kau menjadi istri tuan Eden tidak akan susah Ara, Tuan Eden orang yang kaya dan terpandang, dan saat itu mungkin ibu tidak akan menghina kamu lagi", ujar pak Wijayanto menghibur.

Wijayanto memang tahu kalau istrinya tidak pernah menyukai Tiara, anak angkat nya.

"Bahkan ayah pun menilai kebahagiaan seseorang berdasarkan materi, bahkan ayah sudah lupa kalau ini hanya seperti pernikahan paksa saja, hanya menggantikan Bella, sampai Bella berhasil ditemukan kembali!", pikir Tiara kecewa, padahal selama ini hanya pak Wijayanto saja yang benar-benar tulus menganggap dia seperti keluarga sendiri.

"Tapi bagaimana dengan nasibku sesudah pernikahan ini? bukankah statusku menjadi seorang janda. Akan kah Bram bersedia menerima ku kembali? Tentu tidak! aku sudah menjadi bekas pria lain, belum lagi Bram juga berasal dari keluarga terpandang juga", pikir Tiara dalam hati, teringat baru seminggu yang lalu dia menerima pernyataan cinta dari Bram, sebelum dia kembali ke Indonesia bersama Bella, dan belum ada yang mengetahui hubungan mereka.

********

"Tapi apakah Tuan Eden bersedia menikah dengan ku?", tanya Tiara penasaran.

"Huh kenapa seorang pria bersedia menikah hanya gara-gara calon pengantin nya hilang, bahkan dengan perempuan yang belum pernah dia lihat saja, koq mau?", gerutu Tiara dalam hati.

"Tuan Eden tidak akan tahu! Tuan Eden baru satu kali bertemu dengan Bella, tentu mereka masih belum saling mengenal sifat masing-masing, jadi saat kau bersama dengan tuan Eden, kau harus mengaku bernama Bella", ujar pak Wijayanto.

"Walau baru satu kali bertemu dengan Bella, pasti dia bisa mengenal kalau aku bukan Bella, yah! Dia kan tidak buta! Bagaimana aku bisa membohongi tuan Eden?", tanya Tiara menatap bingung ke ayah angkatnya itu.

"Tuan Eden tidak akan bisa mengenalimu, karena saat ini Tuan Eden buta. Tuan Eden baru saja mengalami kebutaan karena kecelakaan. Tuan Eden bisa melihat lagi kalau mendapat donor mata yang cocok, dan untuk mendapatkannya tidak lah mudah", ujar pak Wijayanto.

Tiara langsung terdiam dan tertegun sejenak, dia tidak menyangka ucapan dia yang hanya asal keluar itu ternyata benar.

"Pantas saja Bella kabur dari pernikahan ini", keluh Tiara dalam hati teringat Bella yang selalu menjujung kesempurnaan.

"Lalu bagaimana dengan keluarga tuan Eden, apakah mereka bersedia menerima aku yang hanya anak angkat di keluarga Wijayanto?", tanya Tiara lagi, setidaknya dia harus berusaha menghindari pernikahan yang harus dilakukan nya karena Bella menghilang.

"Kau hanya sementara saja menggantikan Bella. Semoga saja Bella cepat ditemukan kembali, bagus-bagus ditemukan sebelum pernikahan", ujar pak Wijayanto lagi berusaha menenangkan Tiara sambil menghela nafas.

"Apakah keluarga Nugroho tidak marah mendengar Bella kabur dari pernikahan ini?", tanya Tiara lagi, semakin penasaran

"Tentu saja akan marah, justru itu kita tidak boleh membiarkan mereka tahu. Kau dan Bella sudah sejak kecil di Australia, dan baru kembali seminggu yang lalu. Dan ayah belum sempat merayakan kembalinya kalian, jadi tentu tidak ada yang mengenal identitas kalian di sini. Jadi tentu tidak sulit untuk menukar identitas kalian di sini!", ujar pak Wijayanto lagi.

"Ayah harap kamu bersedia Tiara, kalau tidak keluarga Nugroho akan marah besar, apalagi kalau mereka tahu Bella kabur karena mendengar Tuan Eden buta.

Kau tahu sendiri ayah baru mulai usaha di Indonesia kembali, dan beruntung keluarga Nugroho mau membantu usaha ayah. Kali ini ayah benar-benar memohon pada mu Ara!", ujar pak Wijayanto memandang Tiara dengan pandangan memohon.

"Yang tahu hanya ibu tiri Tuan Eden, dan kau tahu sendiri, ibu tiri Tuan Eden adalah kakak ibu mu, tentu dia akan membantu kita menyembunyikan identitas mu.Bahkan ibu tiri Tuan Eden lah mengatur perjodohan ini. Kalau sampai pernikahan ini gagal, tentu dia juga akan kena getah nya. Apalagi hubungan nya dan Tuan Eden juga tidak terlalu baik!", ujar pak Wijayanto menjelaskan.

Mendengar perkataan ayah nya, Tiara kali ini benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Sepertinya kali ini aku harus membayar hutang budi ku pada keluarga Wijayanto, bagaimanapun mereka merawat ku sejak kecil. Walaupun ibu tidak pernah baik pada ku, tapi ayah tidak pernah membedakan kami, bahkan kami selalu disekolahkan di tempat yang sama.

Biarlah kali ini aku melunasi hutangku, walaupun aku mencintai Bram, hubungan kami boleh dibilang baru, mulai sekarang aku harus menghilangkan semua jejak ku, agar Bram tidak bisa menghubungi ku lagi. Bram akan cepat melupakan aku, hubungan kami juga masih baru", pikir Tiara dalam hati memutuskan, walaupun hatinya merasa sakit.

Untungnya Bram baru akan pulang dua Minggu lagi, dan selama mereka berhubungan lewat telepon, Bram juga belum pernah menanyakan Tiara tinggal di mana, karena mereka asyik bercerita tentang hal-hal umum dan tempat kuliah mereka saja.

Bagaimanapun Tiara menyayangi pak Wijayanto, satu-satunya orang yang menyayanginya ketika kedua orang tua nya meninggal dalam kecelakaan, bahkan akhirnya mengangkat nya sebagai anak, walau Mita dan Bella tidak terlalu suka pada nya.

"Baiklah yah, aku akan melakukan permintaan ayah. Aku akan berusaha melakukan yang terbaik. Tapi bagaimana kalau suatu hari ketahuan oleh tuan Eden? Bagaimana kalau suatu hari tuan Eden bisa melihat kembali?Apakah yang harus kulakukan?", tanya Tiara yang merasa tidak tenang, selama ini Tiara adalah orang yang menjujung tinggi kejujuran dan membenci kebohongan.

Tetapi sekarang malah dia harus berbohong dan mengganti identitas nya.

"Tidak akan ketahuan Tiara, selama kau mengikuti petunjuk kami. Di sana juga ada Ibu tiri Tuan Eden yang akan membantumu menyimpan identitas mu!", ujar pak Wijayanto menarik nafas lega, karena Tiara sudah bersedia menggantikan Bella.

"Yang penting sekarang kamu mempersiapkan diri untuk menikah dengan tuan Eden, pernikahan akan dilaksanakan seminggu lagi!", sambung pak Wijayanto lagi.

"Mengapa secepat itu yah? Waktu itu bukankah katanya Bella akan menikah setengah tahun lagi?", tanya Tiara kaget.

"Habislah aku kali ini, sepertinya aku harus menjalani pernikahan ini, kemungkinan semakin kecil untuk menemukan Bella dalam waktu seminggu!", pikir Tiara yang tadinya masih berharap rencana itu batal.

Bersambung........

...Hai pembaca tercinta, bertemu lagi di karya author yang baru ini. Akan diusahakan up 1x sehari, jadi sabar ya, kalau baca karya author....

...Jangan lupa dukung author dengan Vote, like dan comment....

...Semoga terhibur selalu dengan cerita author....

...Terimakasih, Love you all...

...😘😘😘😘😘...

Rencana menghindari pernikahan

"Keluarga Nugroho yang ingin mempercepat pernikahan ini, mereka lebih suka Tuan Eden dirawat oleh istrinya sendiri, daripada orang lain", ujar Wijayanto.

Mendengar jawaban ayah angkatnya Tiara hanya termenung dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, hanya bisa menggerutu dalam hati,

"Ah mereka sebenarnya mencari istri untuk anaknya atau perawat?"

Sedangkan Wijayanto yang melihat Tiara berdiri termenung, segera mengambil kesempatan itu, menghampiri Tiara dan menekan kedua bahu Tiara,

"Ayah sangat berterimakasih sekali pada mu Tiara, sudah mau membantu ayah kali ini, maaf ayah juga terpaksa!", sesal Wijayanto, segera berlalu dari hadapan Tiara, sebelum Tiara bertanya lebih banyak lagi.

...********...

...#Villa Nugroho#...

"Seharusnya kau tetap menikah dengan Tuan Eden, bukan menghindar Bella! Tuan Eden adalah keluarga kaya, ayah yakin suatu hari tuan Eden bisa melihat kembali!", ujar pak Wijayanto marah.

"Aku sudah pernah bertemu dengan tuan Eden, ayah! Sifatnya sangat kaku dan jarang bicara. Aku seorang psikolog. Biasa nya orang seperti itu akan semakin jelek sifat nya karena menjadi buta tiba-tiba. Aku tidak siap dan tidak sesabar itu menghadapi suami seperti itu. Lagi pula keluarga Nugroho secepat itu ingin aku menikah dengan anak mereka, sudah dipastikan aku hanya akan dijadikan perawat untuk anak nya yang buta itu!", sahut Bella.

"Walau harus kuakui Eden sangat tampan dan kaya, tapi aku tidak mau punya suami yang buta! Mengapa ayah harus repot-repot sih? Kan tinggal dibatalkan saja!", sambung Bella tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Tapi waktu itu bukankah kamu sudah setuju? Mengapa sekarang baru kau menjelekkan sifat tuan Eden?", tanya pak Wijayanto kesal.

"Waktu itu Eden tidak buta, walau sikapnya dingin, setidaknya aku bisa membuatnya jatuh cinta dengan kecantikan ku", sahut Bella dengan percaya diri. Memang Bella miliki paras yang cantik, apalagi Bella memang pintar berdandan.

"Tapi sekarang dia sudah buta, apa yang bisa dia lihat lagi? untuk apa aku harus bersusah payah mendapatkan cinta seorang pria, kalau di luar sana banyak yang memuja aku?", sambung Bella dengan angkuh.

"Kau....kau....!", ujar pak Wijayanto sampai tak bisa berkata-kata mendengar jawaban anaknya itu.

"Sudah lah mas, masak kau mau anak kita menikah dengan pria cacat. Aku pun tidak setuju, setelah mendengar cerita Bella saat pertama mereka bertemu. Aku tidak mau anak satu-satunya kita menderita, hanya karena tuan Eden kaya", ujar Mita yang malah memihak anaknya.

"Kau tahu sendiri Mita, kalau usaha kita tidak disokong keluarga Nugroho, tentu tidak dapat berjalan dengan lancar. Kita baru pindah belum lama dari Australia, karena usaha kita di sana hampir bangkrut! Kau terlalu memanjakan anak mu itu!", ujar pak Wijayanto lagi.

"Kan Tiara sudah bersedia menggantikan Bella? Mengapa kau masih meributkan masalah ini mas?", tanya Mita.

Pak Wijayanto akhirnya menatap ke arah Mery, ibu tiri Eden yang hadir di pertemuan rahasia mereka itu.

"Menurut mu bagaimana ini kak?!apakah kau setuju kalau Tiara menggantikan Bella?", tanya pak Wijayanto.

"Iya, lebih baik diganti Tiara saja. Aku rasa Bella tidak akan kuat menghadapi Eden, biasa saja sifatnya sudah keras, apalagi sekarang Eden sudah buta, biar identitas nya aku yang atur nanti, toh belum ada yang pernah ketemu dengan Bella selain Eden sendiri. Pak Nugroho juga sedang melakukan pengobatan di luar negeri, dan mungkin masih setengah tahun lagi baru kembali. Jadi saat ini kita aman mengganti Bella dengan Tiara. semua pekerja rumah bisa aku atur", ujar Mery, yang menyayangi Bella, karena Merry tidak memiliki anak.

"Dan aku tahu, Eden sendiri yang meminta pernikahan ini dipercepat, sepertinya dia memang hendak menguji Bella, bisa jadi ingin membuat Bella tidak tahan dengan kelakuan nya, karena Eden tidak terlalu suka pada ku. Apalagi dia curiga aku senang atas kejadian kecelakaan yang menimpa dia!", ujar Merry.

"Kalau tuan Eden tidak suka pada mu, mengapa kamu menjodohkan tuan Eden dengan Bella?", tanya Wijayanto.

"Suamiku ingin Eden segera menikah. Karena itu lah aku tidak ikut Nugroho ke luar negeri, karena Nugroho ingin aku segera menemukan calon istri untuk Eden. Bella yang pernah melihat Eden tertarik dan mengajukan diri. Waktu itu aku sudah beritahu dia kalau hubungan ku dengan Eden tidak terlalu baik, tapi Bella yakin bisa membuat Eden jatuh cinta padanya. Akhirnya aku juga berpikir, siapa tahu dengan menikahnya Eden dan Bella, hubunganku dengan Eden bisa lebih baik", jawab Mery menjelaskan.

"Bagaimana kalau suatu hari Eden bisa melihat kembali?", tanya Wijayanto lagi.

"Saat itu kita bisa memikirkan rencana lain, tapi sepertinya hal itu kemungkinan kecil. Memang Eden berasal dari keluarga kaya, tidak ada hal yang tidak mungkin. Tetapi Eden trauma kalau harus operasi, sejak ibunya meninggal karena operasi pengangkatan tumor!", sahut Merry menenangkan Wijayanto.

"Baiklah kalau kalian semua sudah setuju! Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi! Aku hanya kasihan Tiara yang menjadi korbannya, hanya karena Bella yang tidak bertanggung jawab!", ujar Wijayanto yang menatap kesal ke arah Bella.

"Bu, lihat tuh! Ayah lebih menyayangi Tiara dan selalu lebih memihak Tiara daripada aku!", ujar Bella sambil menggoyangkan tangan Mita.

"Anggap saja dia membalas budi, kita sudah membesarkannya sejak kecil dan mengangkatnya menjadi anak kita!", ujar Mita membela Bella.

"Kau sudah lupa darimana asal modal kita saat kita berangkat ke Australia dan memulai usaha di sana?", tanya Wijayanto.

"Sampai sekarang hatiku tidak tenang setiap mengingat hal itu!", ujar Wijayanto dengan wajah kusut.

"Sudahlah mas, hal yang sudah lewat jangan diungkit lagi! Yang penting sekarang Tiara sudah bersedia menggantikan Bella. Aku berjanji akan menjaga dan membantunya kak!", ujar Mery melerai pertikaian itu dan berusaha menenangkan Wijayanto.

Akhirnya Wijayanto hanya bisa menghela nafas,

"Ingat! Kau jangan keluyuran sebelum hari pernikahan Tiara dan Eden!" Kalau sampai kau bertemu Tiara, kau sendiri yang harus menjalani pernikahan ini!", ujar Wijayanto mengancam, sebelum keluar dari ruang pertemuan itu tanpa menunggu jawaban Bella.

"Ayah selalu saja membela Ara. Heran! siapa sih anak kandung nya?", ujar Bella dengan wajah cemberut.

"Ayah tetap lebih menyayangi mu Bella. Dia hanya merasa bersalah saja pada Ara", ujar Mita, sambil menepuk punggung Bella menghibur.

"Tapi aku gak tahan Bu, kalau harus bersembunyi di sini dan tidak boleh ke mana-mana Bu!", ujar Bella merajuk pada Mita.

"Kali ini kau harus tahan Bella!Kalau kau tidak ingin menikah dengan Eden, kau harus menahan dirimu", ujar Mery yang menjawab pertanyaan Bella kali ini, karena dia tahu kalau adiknya sangat memanjakan Bella.

"Untuk sementara kau jangan keluar dari villa ini, ibu mu akan menemani mu! Villa ini aman, tidak akan ada yang datang, apalagi Eden sekarang buta, dan pak Nugroho sedang melakukan pengobatan di luar negeri", sambung Mery lagi.

Bella akhirnya terdiam dan tidak berani protes lagi, bagaimana pun dia segan kepada bibi Mery, dia tahu bibi nya sudah banyak berjasa, sehingga keluarga Nugroho bersedia membantu usaha ayah nya saat pertama dibuka di Indonesia.

Bersambung........

...Author ucapkan terimakasih buat yang sudah mendukung karya author.Semoga selalu terhibur....

...🙏🙏🙏...

...Love you all...

...😘😘😘...

Curiga

Tiara termenung menatap ke taman depan rumahnya dan menghela nafas panjang.

"Ah, sepertinya harapan ku agar Bella ditemukan sebelum hari pernikahan semakin kecil. Sampai sekarang tidak ada kabar apapun mengenai Bella. Bahkan ayah tidak berkata apa-apa", pikir Tiara dalam hati sedih.

"Ibu juga sudah beberapa hari menghilang, jangan-jangan ibu terlibat dengan menghilangnya Bella. Ibu sangat memanjakan Bella dan selalu menuruti kemauan Bella", pikir Tiara curiga.

Tiara tentu tidak menyangka kalau ayah angkatnya juga terlibat, jadi harapannya agar Bella ditemukan sebelum hari pernikahan, adalah harapan yang sia-sia.

Entah sudah berapa kali Tiara menghela nafas untuk mengurangi beban hatinya. Pandangan Tiara kali ini beralih ke telpon genggamnya yang berbunyi singkat

Tiara segera mengambil handphone itu dan melihat notifikasi email masuk di handphonenya.

Tiara memang sudah mengganti nomor teleponnya agar Bram tidak bisa menghubunginya lagi, tapi ternyata Bram belum menyerah, Bram sudah berkali-kali mencoba menghubungi Tiara lewat email.

"Maafkan aku Bram, semoga kau cepat melupakan ku. Aku harap kau segera menemukan seorang gadis yang segalanya melebihi aku. Maaf, kalau aku sudah mengecewakan mu", ujar Tiara pada dirinya sendiri, berusaha menghilangkan perasaan bersalahnya pada Bram.

Tiara juga sudah tidak mau membuka email dari Bram lagi, karena dia takut hatinya akan semakin sedih dan menjadi bimbang kembali.

"Sudahi Ara, apa yang harus ditakuti! Hanya menikah saja. Lagipula aku juga menikah dengan orang kaya. Tidak semua orang mendapatkan keberuntungan seperti ini, bisa menikah dengan orang kaya dan terpandang, walaupun dia buta!", ujar Tiara menghibur dan menyemangati dirinya sendiri.

Tiara memang seorang gadis yang berhati tegar dan optimis, bahkan Tiara jarang meneteskan air mata, namun demikian apa yang diucapkannya, tidaklah sesuai dengan hatinya yang masih merasa gelisah, bagaimanapun dia tetap merasa gentar harus menggantikan Bella untuk menikahi Tuan Eden, yang sama sekali belum pernah dia temui!

...********...

Baru kali ini Eden dan Mery memiliki pandangan yang sama dalam mengambil keputusan. Biasanya Eden selalu bersikap berlawanan dengan semua keinginan Mery, ibu tirinya itu.

Eden memang tidak suka ada orang yang menggantikan posisi ibunya, walaupun ibunya sudah tiada. Eden memiliki hati yang mudah curiga, apalagi dia selalu beranggapan kalau seorang ibu tiri selalu identik dengan sifat tidak baik dan tulus. Apalagi mereka adalah keluarga kaya, jadi Eden beranggapan kalau Mery menikahi ayahnya karena harta dan kedudukan saja.

Akhirnya hubungan Eden dan Mery tidak terlalu baik. Padahal Mery cukup baik kepadanya, bahkan hubungan Mery dengan Lily, adiknya yang saat ini masih kuliah di luar negeri cukup baik.

"Berarti kamu yakin kalau pernikahan mu dengan Bella tidak perlu dirayakan, hanya menandatangani surat nikah saja?", tanya Mery meyakinkan lagi, karena selama ini Eden selalu berlawanan dengannya.

Bahkan saat pertama dia menjodohkan Eden dan Bella, tidaklah mudah, mungkin Eden tidak akan mau, kalau saja dia tidak dibantu Nugroho, suaminya.

"Iya! Harus ngomong berapa kali sih? Dengan keadaanku yang sekarang, sungguh tidak leluasa, Tanyakan saja pada Bella, apakah dia bersedia menikah tanpa diadakan pesta?", ujar Eden ketus, "Kalau dia tidak bersedia, ya sudah, batalkan saja!", sambung Eden lagi dengan ringan.

"Tentu dia bersedia, Bella adalah perempuan yang pengertian, tentu saja dia memaklumi keputusan mu itu", ujar Mery menunjukkan kelebihan Bella

Mendengar jawaban Mery, Eden terdiam.

"Aku tidak yakin Bella akan setuju. Aku sudah pernah bertemu sekali dengan Bella, penampilannya sangat glamour, walaupun harus aku akui sangat cantik.

Bagaimana dia bisa setuju untuk menikah dengan ku tanpa perayaan seperti rencana semula?", pikir Eden dalam hati yang sudah menilai buruk pada Bella sejak pertama bertemu.

...********...

Eden memang tidak terlalu suka dengan penampilan Bella yang bisa dibilang seperti bintang film. Memang harus diakui penampilan Bella sangat sempurna dan cantik. Tapi Eden lebih suka wanita yang berpenampilan apa adanya, seperti almarhum ibunya dulu.

Saat Eden mengalami kebutaan, dia sangat berharap pernikahan dia dengan Bella dibatalkan saja.

Apalagi sejak pertama Eden memang terpaksa menerima Bella sebagai calon istrinya karena desakan ayahnya.

Demi menyenangkan ayahnya yang sedang sakit, akhirnya Eden menerima perjodohan itu.

Eden yang pendiam dan sibuk meneruskan usaha ayahnya, sangat jarang bersosialisasi, akhirnya Eden hanya sibuk dengan pekerjaannya, bahkan sudah lupa kalau usianya sudah cukup untuk berkeluarga.

Ketika ayahnya perlu melakukan pengobatan di luar negeri, ayahnya mendesak terus agar Eden segera mencari seorang calon istri.

Eden tak bisa berkutik lagi, ketika sang ayah juga mengancam akan memberikan kekuasaan kepada Mery, apabila Eden masih tidak mau menerima calon istri yang sudah dicarikan Mery.

Eden tahu ayahnya tidak pernah main-main dengan ucapannya, apalagi sang ayah juga cukup mempercayai Mery.

Dengan terpaksa Eden menerima calon istrinya, Bella, yang dia ketahui merupakan keponakan Mery.

...********...

Setelah mengalami kebutaan, sifat Eden pun menjadi semakin buruk lagi. Mudah emosi hanya karena masalah kecil dan sifat curiganya semakin jadi.

"Aku akan meminta supaya bibi Mery mempercepat pernikahan ini, akan kulihat sampai di mana Bella tahan melayaniku. Bagus kalau dia tidak tahan, aku ingin tahu bagaimana bibi Mery bisa membuat alasan pada ayah, kalau keponakannya kabur meninggalkan ku yang buta ini!", putus Eden akhirnya.

Tapi ternyata Mery akhirnya mengiyakan permintaan Eden agar pernikahan dipercepat.

Akhirnya Eden memikirkan cara lain lagi agar Bella keberatan menikah dengannya

Sebab itulah yang membuat Eden mengajak Mery berbicara.

Mery yang pertamanya kaget mendengar kalau Eden meminta dia ke kamarnya karena ingin membicarakan sesuatu, segera menghampiri Eden.

Mery yang tidak menyangka kalau Eden meminta agar pernikahan nya tidak ingin dirayakan, tentu langsung berseru senang dalam hati. Bagaimanapun semakin sedikit orang yang mengenali Tiara, akan semakin baik buat penyaruan yang sudah dia rencanakan.

Eden bertambah bingung ketika Mery langsung mengiyakan keinginannya, bahkan Mery langsung setuju dengan keinginannya kali ini.

Berbeda dengan permintaannya pertama kali, saat Eden meminta agar pernikahannya dipercepat, dengan alasan dia ingin istrinya yang merawatnya, bukan orang lain, Mery sempat keberatan.

Tapi akhirnya perdebatan mereka dimenangkan oleh Eden, setelah Nugroho juga setuju dengan keinginan Eden, kalau lebih baik istrinya yang merawat Eden dibandingkan orang lain.

"Menikah sekarang atau enam bulan lagi sama saja, pada akhirnya menikah juga", ujar Nugroho di video call pada Mery, sehingga Mery tak bisa menolak keinginan Eden lagi.

Mery hanya bisa menatap kesal ke Eden, dan bertambah kesal ketika melihat senyum kemenangan Eden.

"Baru kali ini melihat dia tersenyum lagi setelah mengalami kebutaan, dia selalu merasa senang kalau dia menang berargumen dengan ku. Sungguh hal yang tidak logika, mempercepat pernikahan hanya dalam waktu seminggu!", gerutu Mery hanya dalam hati kala itu, karena dia tidak yakin Bella bersedia atau tidak.

Benar saja Bella tidak mau, bahkan bukan karena dipercepat, tapi Bella tidak mau memiliki suami yang buta, walaupun kaya.

Dan Mery bersyukur, akhirnya mereka menemukan jalan keluarnya, mengganti Bella dengan Tiara.

"Setidaknya Tiara lebih bisa diandalkan daripada Bella yang terlalu manja, aku yakin tidak akan sampai satu hari, Bella akan kabur kalau melayani Eden", ujar Mery pada saat Mita mengajukan usul mengganti Bella dengan Tiara.

"Bagaimana aku harus bertanggung jawab pada Nugroho kalau sampai Bella kabur?", sambung Mery yang langsung setuju dengan usul Mita saat itu.

Bersambung........

...Terimakasih buat yang sudah mendukung karya author, semoga terhibur selalu...

...🙏🙏🙏...

...Love you all...

...😘😘😘😘😘...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!