NovelToon NovelToon

Passion Of My Enemy

** Accidental Slaughter **

 

Satu persatu suara jeritan dan rintihan itu perlahan menghilang. Waktu seolah berhenti di keheningan malam pekat, kabut dari asap api yg dibuat oleh para pembantai mulai naik mengudara melingkupi mansion tempat Amy dibesarkan.

Nanar ia menatap para penjahat itu berlalu lalang di setiap ruangan dalam mansion, tiada yang memedulikan kehadirannya yang duduk diam di samping jenazah ayah yang sangat ia cintai yang telah meregang nyawa. Matanya melebar mencari di tiap sudut dan mengawasi tiap gerakan dalam ruangan besar itu.

Tidak ada laki laki yang dibiarkan hidup dalam pembantaian itu. Semua pengawal dan pekerja ayahnya yang setia telah dihabisi, hanya para wanita yang dibiarkan hidup, para pelayan itu dilihat Amy digiring keluar mansion dan sampai saat ini ia tak bisa melihat mereka. Ia mencoba keluar dari ruangan itu untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh para musuh pada para wanita itu. Namun baru saja menegakkan tubuh untuk melihat, pandangan tajam dari para pria yang ada di ruangan itu menghentikan langkahnya.

Amy tidak tahu apa yang mereka tunggu, atau kenapa mereka tidak membunuhnya juga? Ia sangat ingin mengetahui kemana perginya pria mengerikan yang tadi telah menembak ayahnya bahkan tanpa berkedip, sambil menyuarakan tawa kepuasan.

Pria itu tidak memedulikan pernyataan menyerah sang ayah yang ingin berdamai, rela mengikuti syarat apapun demi keselamatan semua orang yang menjadi tanggung jawabnya. Namun setelah mendengar pernyataan ayahnya, pria brengsek itu malah meludah. Tertawa, lalu menghujaninya dengan tembakan untuk kemudian menyeret tubuh sang ayah ke dalam mansion.

Amy tak bisa menjerit, menangis, rasa syok melihat ayah yang dicintainya telah dibunuh membuat suaranya tiba-tiba tak bisa keluar. Dia hanya terdiam di samping jenazah sang ayah dengan mata nanar menatap, mencari ke sana kemari satu sosok yang ia harap selamat dari pembantaian mengerikan ini.

 

Suara barang - barang yang dilempar dan ditumpuk di tengah ruangan mengalihkan perhatian Amy. Terkejut ia melihat pria kejam itu telah kembali dengan seutas tali menuju ke arahnya.

Para anak buah pria itu sibuk mengumpulkan semua harta yang bisa mereka ambil dari mansion. Mereka merusak apapun yang terkunci, mengobrak-abrik semua isi mansion.

Tanpa ekspresi Amy melihat pemimpin pembantaian itu menuju ke arahnya, Ia berusaha menjaga agar tak ada yang tersirat di wajah datar yang ia tampilkan.

Tak ada yang tahu betapa jantungnya berdegup tak terkendali, rasa takut, marah dan keinginan membalas menderu di dalam hatinya.

Dengan cepat dan kasar pria itu mengikat kedua tangan Amy di depan tubuhnya. Kekuatan ikatan itu terasa menyakitkan di kulitnya yang lembut, dan ia meringis ketika pria itu mengotak-atik tali sehingga menimbulkan gesekan menyakitkan di kulitnya.

Merasa berhasil memancing reaksi dari Amy, kembali pria itu menggerak-gerakkan tali sehingga gesekan semakin kuat dan membuat perih kulitnya. Amy meringis kesakitan dan pria itu malah tertawa, seolah reaksi Amy merupakan sebuah hiburan menyenangkan baginya. Tapi pria itu belum puas bila Amy belum menangis dan memohon ampun. Sikap Amy yang tenang dan waspada ketika berhadapan dengannya membuat pria itu bertambah jengkel.

 

"Kau sangat manis, Sayang."

Pria itu berkata lalu menarik tali yang mengikat tangan Amy dengan kencang sehingga ia terseret dan jatuh tersungkur ke arah kaki pria itu.

"Wah ... kau tak perlu berlutut sayang, tanpa berlutut pun tentu saja aku akan menikmatimu dan membawamu selalu bersamaku."

Tawa menggema di dalam ruangan dari para pria pengawal pria itu. Amy tak dapat menahan diri, dengan geram ia meludahi pria di hadapannya. Rasa puas merayapinya ketika melihat ekspresi tak percaya di wajah pria itu.

PLAKKK!

Tamparan itu begitu keras. Rasa sakit yang membuat telinga Amy sampai berdenging. Seketika ia merasa lidahnya juga terasa asin dan darah mulai mengalir di sudut bibirnya yang robek.

"Dasar tak tahu terimakasih! Kau seharusnya bersyukur nyawamu kuampuni!"

Suara ribut yang mendatangi ruangan mengalihkan perhatian pria itu.

"Jack ... lihatlah. Yang satu ini kutemukan mengendap-endap di sudut mansion. Ia telah menghabisi sepuluh orang kita di luar sana!"

Suara tangan kanan pria yang dipanggil Jack itu menggema. Terlihat ia menyeret seorang wanita berambut hitam yang wajahnya dipenuhi oleh darah. Jack melihat sambil mengerutkan alis ke arah tangan kanannya, seakan bertanya ada apa dengan wajah wanita itu.

"Well ... Aku agak kesulitan meringkusnya. Sepertinya ia bukan pelayan. Ia mahir dengan pistol, jadi aku memberikan sedikit pelajaran pada wajahnya."

Amy melotot ke arah wanita itu, rasa lega segera membanjiri hatinya. Namun, segera ia mengatur wajahnya agar kembali tanpa ekspresi.

Wanita yang datang itu hanya memandang Amy sekilas, lalu segera membuang pandangan. Sekali lihat ke arah wajah Amy membuat hatinya geram, rasa marah melingkupinya.

Para bajingan ini telah memukul putri tuannya hingga berdarah. Pipi gadis itu terlihat merah, sudut bibirnya robek dan ada darah di sana. Namun saat ini belum ada yang bisa ia lakukan. Saat ini ia hanya bisa melihat dan menilai sampai ia menemukan celah yang mungkin bisa menyelamatkan mereka berdua.

Dengan isyarat tangan Jack memberikan perintah pada tangan kanannya untuk mengikat tawanan wanita itu seperti Amy. lalu ia duduk di kursi besar yang biasa di pakai ayah Amy di ruangan itu.

Matanya melihat sekeliling. Memandangi hasil penaklukannya ke mansion keluarga Sky. Mereka menyerang tepat setelah tengah malam. Melakukan pembantaian tanpa mau mendengarkan pernyataan menyerah dari kepala keluarga Sky. Senyum puas menghiasi bibir kejam pria itu.

"Sekarang takkan ada perdamaian yang akan kau bicarakan dengan keluarga kepaarat ini, Derek," bisiknya puas.

**********

From Author,

Hai readers, terima kasih sudah mampir. Lanjut baca ya, semoga suka.

Jangan lupa likenya ditekan ya readers, kasih bintang lima dan tekan love dulu, lalu ketik kemontarnya, sebelum lanjut membaca.

Terima kasih semuanya.

Salam, DIANAZ.

** Indignant **

 

Derek mengatupkan geraham. Kemarahan menguar dari tubuhnya, tangannya terkepal dengan mata fokus pada meja kerja yang jadi penghalang antara dirinya dan Mike. Bayangan wajah Jack seolah menari-nari di pelupuk mata Derek, dengan senyum penuh kemenangan dan percaya diri.

 

"Dasar orang bodoh! Apa yang dia pikirkan! Orang mati tidak akan berguna untukku! Sialaan!"

Dengan kuat genggaman tangan itu melayang ke atas meja seolah tengah memukul wajah seseorang.

Mike diam membisu, bersyukur ada meja kerja besar yang memisahkannya dari pimpinan mereka yang tengah marah besar. Entah apa niat Jack kembali menguji kesabaran pimpinannya itu.

"Dia membunuh semua laki laki dalam naungan keluarga Sky. Terakhir kudengar mansion itu sudah penuh kubangan darah," ucap Mike.

Derek mengusap wajah. Bukan ini yang ia harapkan terjadi pada musuhnya. Ia tahu Arthur tua sudah akan menyerah. Tinggal masalah waktu membicarakan kesepakatan yang akan mengakhiri pertikaian lama antara kedua keluarga tersebut.

Arthur Sky telah memberikan sinyal bahwa ia akan menyerahkan kekuasaan dan mengakhiri dendam warisan turun temurun dari pendahulunya itu. Mereka hanya perlu membicarakan waktu untuk melakukan kesepakatan dan membicarakan persyaratan masing-masing.Tapi sekarang ....

Kembali Derek mengusap wajah. Pria sialan itu tidak akan pernah puas dan akan selalu membuat masalah untuknya.

"Siapkan segala sesuatunya, Mike. Kita akan berkunjung ke mansion Sky. Akan aku lihat sejauh mana Jack akan bertindak!"

**********

 

Dibiarkan sendiri di dalam ruangan kerja luas itu membuat Derek kembali melayang ke masa lalu. Ketika sang ayah angkat menggenggam tangannya dan membisikkan pesan terakhir.

 

"Arthur Sky sudah tua, Derek. Begitupun diriku. Tak akan ada lagi pertikaian yang bisa kami kobarkan dan memang sejak lama itu telah berhenti sejak Greta telah tiada ... Greta memilih pria itu daripada diriku, dan itu juga penyebab yang membuat aku selalu mencari masalah dengan Arthur."

Kekehan menghiasi ucapan ayahnya seolah olah ia geli hanya dengan mengingat Arthur Sky.

"Tentu saja selain permusuhan warisan yang telah ditanamkan turun temurun dari ayahku. Tapi kau tak perlu melanjutkannya Derek, aku yakin Arthur tuapun merasakan hal yang sama, dia tak punya anak laki-laki untuk melanjutkan peperangan." Kembali tawa ceria ayahnya menggema di kamar VVIP rumah sakit.

Derek hanya diam mendengarkan. Kekhawatiran terasa menggayuti perasaannya, sampai kapankah waktu sang ayah? Orang yang telah memungutnya saat berusia 9 tahun. Ketika berada di jalanan kota yang semrawut, mengorek sisa makanan yang ada di tong sampah. Memberikan padanya sebuah roti hangat yang di sambar cepat oleh lengan kurusnya yang penuh luka, lalu tangan besar itu mengelus rambut kusut Derek yang tengah rakus mengunyah.

"Bagaimana kalau kau ikut denganku, Nak?"

Derek memejamkan mata mengingat waktu lalu yang telah mengubah nasib dan seluruh kehidupannya itu.

Lalu dimulailah kehidupan baru yang penuh dengan kecukupan bagi Derek kecil. Erland begitu senang mengajarinya berbagai hal. Terutama berbagai macam ilmu bela diri, senjata ... mulai dari pisau hingga senjata api, untuk kemudian mulai mengajari Derek berbagai macam hal menyangkut kerajaan bisnis Erland.

Entah kenapa Erland enggan meletakkan tanggung jawab kerajaan bisnis keluarganya pada keponakan satu-satunya yaitu Jack Langton. Anak haram dari adik laki-laki Erland yang telah tiada.

Jack merupakan satu-satunya orang yang mempunyai hubungan darah langsung dengannya. Namun hubungan keduanya tidak berjalan dengan baik. Jack telah diberikan sebagian kewenangan dari kerajaan bisnis Langton. Tapi hal itu sepertinya belum membuat ia puas.

Hingga kemarahan Jack akhirnya benar- benar tersulut saat mengetahui bahwa pewaris yang akan menerima keseluruhan bisnis keluarga Langton adalah sang anak angkat, Derek Langton.

**********

From Author,

Lanjut baca dulu ya Readers ... Jangan lupa klik like, bintang lima, love lalu vote.

Terima kasih,

Salam, DIANAZ.

 

** Reggie's Plan **

 

Reggie perlahan menyipitkan matanya. Para pembantai itu tengah tertidur seperti perkiraan rencananya.

Mereka memutuskan berpesta di mansion itu setelah kemenangan yang mereka dapatkan dari pembunuhan yang terjadi dan Reggie menjadi salah satu hadiah yang diberikan oleh pemimpin mereka pada para serigala kejam itu. Namun ia melihat satu kesempatan untuk menjalankan sebuah rencana.

Karenanya ia bertahan ketika tangan-tangan kotor para pembantai itu mulai menjamah dan menelanjanginya. Atasannya robek menyisakan kaos yang terkulai menutupi sebagian bahunya. Celana jeans yang awalnya menutupi kedua kaki jenjangnya telah dilucuti oleh para pria itu.

Melihat pemandangan mengerikan itu Amy mulai berjengit, bibirnya mulai bergerak ingin berteriak. Namun isyarat gelengan sekilas dari Reggie membuat ia pucat pasi, ia kembali diam, lalu segera memalingkan muka .

Melihat reaksi Amy yang berjengit kemudian pucat terhadap tindakan bawahannya membuat Jack senang. Ia telah berulang kali memancing reaksi dan mencoba memancing Amy bersuara, tetapi selalu saja gagal. Bahkan gesekan tali yang membuat kulit lengannya berdarah tidak lagi bisa membuat Amy sekedar meringis. ketenangan nya membuat Jack semakin jengkel, Ia ingin membuat gadis keras kepala itu memohon ampun padanya.

 

"Bagaimana kalau kalian berpesta dengan gadis itu?"

Jack berkata tanpa memalingkan wajahnya dari Amy. Mendengar saran dari bos mereka para serigala itu makin beringas menelanjangi Reggie.

Amy menggeretakkan giginya. Secepat kilat ia berdiri dan menyarangkan tendangan sekuat tenaga kearah perut Jack yang tidak menduga akan mendapatkan reaksi secepat itu. Ia merasakan nyeri tepat di ulu hati nya akibat kaki Amy yang mendarat disana.

Namun bukannya marah, Jack malah tertawa terbahak bahak sambil menarik tali yang mengikat Amy.

"Rupanya wanita itu berharga buatmu, Sayang. Sehingga kau bereaksi terhadap perintahku."

Dengan kuat Jack menarik tali dan menangkap Amy yang terseret jatuh ke pelukannya.

"Bagaimana kalau aku mencicipi bibir manismu ini, dan kita lihat seperti apa reaksimu."

Amy tak berdaya menolak ciuman menjijikkan dari penawannya itu.Tubuhnya di jepit sekuat tenaga oleh Jack hingga bernapaspun ia merasa sangat sulit.

Rasa mual mulai berputar di perut Amy ketika merasakan bibir basah Jack mulai memaksakan untuk membuka bibirnya. Rasa pusing mulai menguasai kepalanya, membuatnya merasa berputar, dan sebelum kegelapan melingkupinya, Amy sempat mendengarkan teriakan Reggie sebelum wanita itu menerjang ke arah Jack.

Reggie berhenti berpura pura lemah ketika melihat Jack mulai menciumi nonanya. Rasa jijik melihat perbuatan pria itu membuatnya segera melemparkan para pria penuh nafsu yang mengelilingi. Mereka yang tidak siap sangat terkejut dan terkesima menerima serangan tiba tiba dari Reggie yang ternyata mahir ilmu bela diri.

Reggie menerjang ke arah Jack dengan maksud menjauhkan nonanya dari jangkauan Jack.

 

"Lepaskan dia kau bajingaan!"

Teriakan Reggie yang menggelegar didengar Amy sebelum ia pingsan dan kegelapan nan pekat menyambutnya.

DORRRR!

Tembakan itu menghentikan Reggie. Ia berlutut ketika sebelah kakinya didera nyeri tak terkira. Melihat kebawah Reggie mendapati pergelangan kakinya telah bersarang sebuah peluru.

"Sebaiknya kau berhenti wanita amazon, atau aku akan mulai menembaki kepalamu."

Jack mulai berdiri sambil menggendong Amy dalam pelukannya.

"Layani anak buahku amazon. Berikan mereka makanan dan minuman." Lalu ia memandang kearah tangan kanannya seolah memberikan perintah untuk membereskan sisanya sebelum pergi meninggalkan mereka.

**********

Reggie mengeluarkan seluruh persediaan minuman keras dalam bar di mansion, 3 orang pelayan diperbantukan untuk membantunya melayani menuangkan minuman pada para serigala. Reggie menambahkan obat tidur pada setiap kesempatan, ketika para pembantai dan tangan kanan Jack lengah. Para pelayan yang membantunya terlalu ketakutan untuk menyadari tindakan Reggie. Reggie berpikir itu lebih baik ....

Lebih baik mereka tidak tahu, semoga bisa memberikan mereka kesempatan hidup jika akhirnya aku ketahuan.

**********

Tekan love, like, bintang lima, komentar dan vote ya,

Author ucapin terima kasih.

Salam, DIANAZ

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!