NovelToon NovelToon

Jihad Cinta

EPISODE 1

Sore hari yang indah tepat terkumandangkannya adzan sholat ashar. Terlihat seorang gadis berhijab yang cantik, putih dananggun berjalan menuju mushola untuk mengajar mengaji anak-anak di daerah tersebut. Gadis cantik nan anggun itu Annisa Fauzia Putri. Anak-anak di tempat Annisa mengajar mengaji, semuanya memanggil dengan sebutan Kakak. Maklum karena Annisa sendiri masih sangat muda,usianya masih 19tahun dan kini dia masih duduk di bangku kuliah. Annisa adalah seorang gadis yang santun, sholiha, pintar dan selalu mendapat prestasi di sekolahnya bahkan dia mendapat beasiswa untuk masuk ke Universitas. Tapi jangan salah walaupun begitu Annisa tetap gadis modern, pemberani, percaya diri tapi tetap sesuai aturan. Dia tau bagaimana menempatkan sikap sesuai situasi dan kondisi. Annisa selalu mengisi waktu sore harinya dengan mengajar mengaji tanpa mengharapkan imbalan apapun. Hitung-hitung untuk mengisi waktu luang.

" Assalamualikum teman-teman....." Sapa Annisa pada anak-anak didiknya.

" Waalakumsalam Kak Annisa..." Jawab mereka dengan kompak.

" Baiklah mari kita buka surat Al fiil ya. Mari kita baca bersama-sama setelah itu kita terjemahkan&memaknainya bersama."

" Baik,Kak."

" Sebelumnya kita baca surat Al Fatihah&doa belajar dulu ya." Mereka pun memulai membaca surat Al Fatiha bersama-sama di lanjutkan membaca doa belajar dansetelah itu barulah menafsirkan surat Al Fiil bersama. Annisa lebih senang di panggil Kakak daripada harus di panggil Ustadzah karena Annisa merasa belum pantas jika harus mendapat panggilan itu. Annisa merasa ilmu yang di milikinya belumlah mumpuni. Jadi dia menganggapnya hanya sekedar berbabgi ilmu kepada anak-anak di sekitar rumahnya. Rata-rata mereka masih duduk di bangku sekolah Dasar.

Annisa selalu pulang setelah adzan maghrib karena sesudah mengajar mengaji Annisa melanjutkan dengan tadarus hingga menjelang maghrib.

" Assalamualikum." Sapa Annisa dengan ceria kepada Ayah&Ibunya.

" Waalaikumsalam. Ayo nak kita makan dulu." Ajak Ibu Ratih sembari menyiapkan makan malam di meja.

" Iya bu. Ayah mana?" Tanya Annisa sambil berlalu ke kamar untuk meletakkan mukenanya.

" Ayah baru saja keluar."

" Memangnya kemana bu?"

" Kenapa nggak nunggu makan malam sekalian."

" Kerumah teman katanya,mendadak&penting katanya. Ya udah kita makan aja dulu."

" Baiklah bu." Kata Annisa sambil menyendokkan nasi di piringnya.

 

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

 

VISUAL DARI "BAD BOYS" LEADER DARREN

Di lain tempat. Tepatnya di diskotik, segerombolan anak muda sedang asyik berdugem ria. Sesekali mereka menenggak minuman beralkohol dan dengan di dampingi banyak wanita seksi. Mereka terdiri dari 4 orang dan mereka sendiri masih tercatat sebagai mahasiswa di Universitas ternama. Mereka menamai gang mereka Bad Boys. Ya nama itu sangat cocok dengan sikap mereka yang super Bad tapi sangat di gilai para kaum hawa karena ketampanan, kepopuleran dan kekayaan mereka. Dimanapun mereka berada, mereka selalu menjadi pusat perhatian. Mereka adalah Darren, Rio, Kevin dan Tori. Diantara mereka berempat Darren yang paling kaya, orang tuanya sekaligus pemilik kampus tempat dimana mereka kuliah dan Darren juga sebagi leader di geng mereka.

Darren terkenal sebagi sosok cowok yang cool, pemarah, cuek, suka seenaknya sendiri dan yang belum mengenal namanya cinta.

Rio, dia adalah cowok yang paling ceria, kocak, cerewet, ember, suka gombalin cewek-cewek , hehehe.

Kevin, dia cowok yg paling kalem sebenarnya, setia kawan, paling dewasa di antara yg lain.

Terakhir adalah Tori, si cowok playboy penakluk hati wanita. Hehehe.

Sekalipun pergi ke diskotik mereka tidak pernah bermain perempuan sekalipun ada yg playboy tapi tetap tau batas karena hanya sekedar iseng&yg jelas mereka SAY NO TO DRUG. Kenakalan mereka masih dalam batas wajar menurut mereka sendiri, hahahahaha.

" Darren, cabut yuk. Udah jam 12 nih,bisa gawat kalau besok telat ngampus. Besok kan ada kuis." Kata Rio sedikit khawatir.

" Yaelah, Ri. Gitu aja takut, kan pemilik kampus bokap gue, tenang aja." Sahut Darren dengan nada setengah mabuk.

" Punya lo, sih punya lo. Tapi lo tau sendiri kan bokap lo itu kan netral. Emangnya lo pingin apa semua fasilitas lo di cabut lagi." Rio mencoba mengingatkan dengan nada telernya. Satu-satunya yg masih sadar ya cuma Kevin, si calm boy. Nggak cocok sebenernya si Kevin masuk geng Bad Boys.

" Udah, ayo, Dar. Kita cabut, gue sih ogah kena masalah gara-gara nurutin, lo." Sahut Kevin.

" Iya...iya...Ayo cabut." Darren beranjak dari tempat duduknya begitu juga dengan Rio&Kevin.

" Eh sebentar, mana si Tori." Tambah Kevin yang merasa geng mereka belum lengkap. Mata Kevin berkeliling mencari Tori dan akhirnya Kevin menemukan Tori sudah terkapar alias mabuk berat di kursi seberang. Kevin pun hanya bisa menggeleng gelengkan kepala sambil berjalan menghampiri lalu memapah Tori.

" Kita mau kemana? Pesta belum kelar narik2 gue." Kata Tori dengan nada super mabuk,setelah itupun Tori sudah tidak sadar lagi. Untung saja mereka pergi dengan menggunakan mobil Kevin karena mereka sudah paham setiap kali pergi ke diskotik, selalu wajib pakai mobil Kevin plus Kevin jadi supir mereka.

" Kalau sudah seperti ini,selalu gue yang jadi korbannya." Batin Kevin. Mereka sebenarnya sudah bersahabat sejak kecil hingga sekolah pun selalu sama2 karena orang tua mereka orang elit jadi sekolahpun selalu elit&selalu bersama.

Tugas Kevin adalah mengantarkan mereka semua dari rumah kerumah dan yang terakhir adalah mengantar Darren pulang. Tibalah Kevin di rumah yang super mewah, luas dan megah. Dengan desain modern klasik, yang mana rumah Darren terdiri fasad rumah yang megah, pagar yang tinggi, pilar- pilar besar yang simetris serta foyer yang luas di tambah banyak ornamen-ornamen kristal dan ukiran khas di setiap sudut semakin menambah kesan mewah bak istana.

Kevin membopong Darren menuju kamarnya di lantai 2 yang tak kalah megah. Kevin melepas sepatu serta menyelimuti Darren. Sikap Kevin seolah olah seperti emaknya Darren,hehehehe good friend lah Kevin. Kemudian Kevin segera turun dan menemui Bi Inah yang bekerja di rumah Darren sejak orang tua Darren menikah. Jadi ya jelas sudah belasan tahun.

" Bi, Darren sudah di kamarnya. Kemana Om dan Tante?"

" Tadi sore berangkat ke Singapura, Mas. Katanya emmermenci"

" Emmermenci." Kevin mencoba menelaah kata- kata Bi Inah dengan senyuman.

" Emergency, Bi." Tawa Kevin.

" Ah pokoknya itu lah,mas. Maklum Mas lidah ndeso." Bi Inah tertawa.

" Hehehe,ya sudah Bi. Saya pamit dulu ya."

" Makasih ya,mas sudah antar Den Darren pulang."

" Sama-sama,Bi."

" Hati-hati ya,mas."

" Ok, Bi." Kata Kevin sambil berlalu meninggalkan rumah Darren.

EPISODE 2

Hallo semua... Gimana episode 1 ku?? Semoga kalian suka ya. Dan maaf sekali kalau masih banyak salah dalam penulisannya karena ini adalah pengalaman pertamaku. Selalu di tunggu kritik dan sarannya. 😘😘😘

Jam menunjukkan pukul 08.00 Annisa segera bergegas berangkat ke kampus dengan mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga. Meskipun berhijab, Annisa termasuk icon hijab modern anak 1 kampus, mereka yang dulu menganggap jika berhijab itu kuno, katrok dan culun tapi Annisa merubah pandangan mereka.

Meskipun berhijab mereka tetap bisa bergaul, berkarya dan percaya diri dengan menjadi hijabers. Karena dengan memperkenalkan pengertian berhijab seperti itu,mereka mau belajar sedikit demi sedikit untuk menutup aurat sesama muslimah, sedangkan untuk akhlak biarlah berjalan dan terus belajar untuk menjadi yang lebih di setiap waktu. Hingga Annisa di kampus mempunyai komunitas hijabers.

Annisa pun tidak pernah memaksakan kehendaknya, siapapun yang mau ikut boleh sekalipun mereka belum berhijab. Karena pada dasarnya semua itu harus datang dari hati. Kebetulan Annisa sekolah mengambil jurusan Fashion desainer dan tak jarang Annisa sering kali menjadi model majalah dadakan untuk kampusnya. Karena setiap bulan, kampus tempat Annisa kuliah menerbitkan majalah tiap bulan dengan berbagi macam tema danberita tentunya selalu ada fashion hijabers dan fashion modern. Bahkan Annisa juga membuat desain pakaian biasa seperti gaun ataupun gaya casual jadi tidak hanya tentang hijab karena Annisa mencoba untuk netral dan belajar banyak hal.

Sesampainya di kampus,Annisa segera menuju kelasnya dan menyapa teman-temannya.

" Hai, Del, Va." Sapa Annisa pada Dela&Reva.

" Hai, Ustadzah Annisa." Kata Dela&Reva dengan kompak.

" Husss, apaan sih kalian. Udah ah jangan gitu. Aku malu dan belum siap tahu dengan panggilan itu."

" Hehehehe, becanda kali beb, serius amat." Tambah Dela.

" Ke perpus, yuk. Aku mau cari referensi buat artikel majalah bulan depan." Ajak Annisa.

" Emang temanya apa, An." Tanya Reva.

" Tentang jihad cinta." Kata Annisa.

" Hmmm berat amat ya, temanya. Emang si penulis udah pernah ngrasain cinta. Mau jihad cinta segala." Ledek Dela.

" Annisa sih sudah jihad tapi kayaknya jihadnya belum kelar sama senior kita Kak Adam." Tambah Reva yang semakin membuat Annisa terpojok.

" Udah, ledek aja terus sepuas kalian. Udah lah aku berangkat sendiri saja daripada sama kalian aku selalu di ledekin." Keluh Annisa.

" Kita ikut lah, kita kan mau nemenin kamu berjihad, An." Sahut Dela.

" Mulai lagi, deh." Kesal Annisa sambil berlalu begitu saja, sedangkan Dela&Reva segera mengekor Annisa dari belakang kemudian mereka saling merangkul lengan Annisa. Annisa hanya bisa tersenyum melihat tingkah lucu teman-temnnya. Selama perjalanan menuju perpustakaan mereka mennyusuri koridor bangunan yang luas dan megah. Dan langkah Annisa tehenti saat melihat sosok laki-laki yang tampan siapa lagi kalau bukan Adam. Laki-laki yang sangat dia kagumi dari awal masuk kuliah karena selain tampan juga sholih, idaman sekali.

" Kok berhenti, An." Kata Dela sambil mengikuti mata Annisa memandang.

" Ohhhh, rupanya ada pangeran." Tambah Dela yang di ikuti pandangan Reva.

" Itu yang buat langkah Annisa terhenti, Kak Adam. Pangeran Arab." Sahut Reva. Ya,wajah Adam memang berbau Arabia, jadi bisa kebayang gantengnya kayak apa.

" Husss, apaan sih. Memandangnya dari jauh saja sudah cukup. Udah ah ke perpus yuk." Ajak Annisa dengan senyuman penuh makna. Mereka pun melanjutkan perjalanan lagi. Maklum lah kampus besar dan elit jadi perjalanan dari kelas menuju kampus cukup lama. Di tengah perjalanan lagi, mereka bertiga dari jauh melihat segerombolan cowok-cowok keren yang bagi Annisa bikin matanya menjadi sakit tetapi tidak untuk kedua temannya.

" Ya ampun, Del. Lihat para pangeran sedang berjalan. Uwuw banget." Kata Reva yang begitu terpesona melihat BAD BOYS melenggang dengan gaya berjalan bak model international.

" Iya, Rev. Pagi-pagi emang wajib ngelihat yang seger-seger kayak gini. Ngalahin segernya rujak Bang Somad depan kampus." Tambah Dela. Sikap Reva&Dela justru membuat Annisa merasa risih.

" Del, Rev. Mata kalian bermasalah apa,kayak gitu di bilang pangeran. Hmmm dandannya aja lihat, masak laki-laki pakai anting, pakai kalung, dandanya menyerupai wanita." Keluh Annisa.

" Mereka kayak oppa-oppa Korea, An. Sedangkan tipe-tipe kamu kan yang berbau Arabia." Kata Dela. Annisa hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah kedua temannya. Saat mereka berpapasan, Dela danReva melambai genit pada geng BAD BOYS tetapi mereka tetap dengan gaya coolnya, sedangkan Annisa memilih bersikap acuh pada geng BAD BOYS.

" Istighfar, woi." Tegur Annisa pada teman-temannya sambil berlalu meninggalkan mereka dalam imajinasinya.

Di perpustakaan Annisa sibuk memilah buku mencari referensi untuk artikel islaminya. Annisa pun menyusuri setiap rak dalam ruangan hingga di celah-celah tumpukan buku, matanya bertemu dengan sepasang mata indah khas timur tengah, yes Adam. Hehehe. Seketika jantung Annisa berdetak tidak karuan, sepasang mata itupun membalas pandangan Annisa dengan melontarkan senyuman terindahnya.

" Masya Allah, indah sekali." Batin Annisa.

" Hai, An." Sapa Adam. Mereka sering beberapa kali bertemu dalam acara tausyiah kampus. Jadi mereka cukup saling mengenal.

" Hai, Kak Adam." Balas Annisa dengan gugup. Adam pun menghampiri Annisa.

" Nyari apa, Annisa."

" Eh ini,Kak. Referensi untuk artikel islami bulan depan."

" Oh... Aku selalu kagum sama tulisan-tulisan kamu. Dan juga desain-desain baju kamu selalu bagus."

" Terima kasih, Kak." Jawab Annisa dengan malu-malu. Mereka pun berjalan beriringan dengan tetap menyusuri setiap rak di dalam perpustakaan dan Adam pun akhirnya ikut membantu Annisa mencari referensi. Di tangan Adam sudah penuh tumpukan buku,begitu juga dengan Annisa. Saat akan menuju meja baca, karena keasyikan ngobrol. BRUK. Annisa tidak sengaja menabrak gerombolan geng Darren dan tepat yang di tabrak Annisa adalah Darren. Annisa pun kaget saat dia mendongak keatas yang dia lihat adalah oppa-oppa Korea, eh oppa-oppa Korea menurut versi Dela dan Reva.

" Maaf...maaf." Kata Annisa dengan gugup sambil membereskan buku-bukunya. Dengan sigap Adam segera membantu Annisa membereskan buku-bukunya.

" Makanya kalau jalan pakai mata, di lihat jalannya jangan pacaran." Ketus Darren.

" Maaf, aku nggak sengaja. Aku kan sudah minta maaf."

" Kalau kata maaf bisa di ucapkan untuk apa ada polisi." Tambah Darren dengan kesal. Seketika mood Darren berubah.

" Tanya aja sama pak polisi, mana ku tahu." Celetuk Annisa dengan entengnya dan membuat Darren semakin kesal.

" Udah, An. Nggak usah di ladeni, kita pergi saja." Kata Adam mencoba menenangkan Annisa.

Annisa segera membereskan buku-bukunya dengan di bantu Adam. Namun langkah Annisa terhenti dan berbalik arah ke arah Darren.

" Nih baca, biar paham." Ketus Annisa sambil menyodorkan buku HUKUM&TATA NEGARA. Darren pun semakin kesal dengan tingkah Annisa karena baru kali ini ada orang yang berani melawannya, cewek lagi. Sedangkan teman Darren yg lain pun terkekeh melihat sikap Annisa yang spontan dan Darren yang pemarah.

EPISODE 3

" Siapa sih,Kak mereka." Tanya Annisa penasaran dengan nada yang kesal.

" Ya mereka anak-anak orang kaya. Tadi si Darren itu anak pemilik kampus ini. Mereka menamai diri mereka dengan geng Bad Boys."

" Hmmm panteslah Bad Boys, mereka memang sangat Bad. Bad attitude." Gerutu Annisa.

" Udah lah, nggak usah di pikirin. Mending aku antar kamu ke kelas saja."

" Makasih ya, Kak udah bantuin.Maaf juga udah ngrepotin."

" Santai aja." Jawab Adam dengan lembut. Sesampainya di kelas, Annisa langsung di sambut Dela&Reva. Mereka melihat Annisa&Adam jalan berdua sambil membawa buku dari perpustakaan.

" Cieee....cieeeee....dianterin Pangeran Arab nih." Ledek Reva.

" Kalian darimana aja sih,kok nggak nyusulin."

" Tadinya sih kita mau nyusulin,pas kita masuk ke perpus ada pangeran Arab nyamperin permaisuri jadi kita pergi aja. Dayang-dayang kan nggak lagi di butuhin." Gurau Dela.

" Huuuhhhh." Annisa menarik nafas panjang.

" Kok tiba-tiba bete gitu. Kenapa?" Tanya Reva.

" Hmmm tadi ketemu oppa-oppa Korea kalian dan bikin masalah. Masya Allah sombong sekali mereka." Gerutu Annisa sambil merapikan hijabnya.

" Ya rata2 karakter oppa di drama kan gitu, arogan tapi sebenernya sweet." Tambah Dela sambil menangkupkan kedua tangannya&berimajinasi. Melihat tingkah sahabatnya yang penuh kehaluan membuat Annisa semakin pusing,hingga dia duduk dengan melipat kedua tangannya di atas meja sambil menenggelamkan wajahnya. Tanda bahwa Annisa menyerah dengan kehaluan Dela&Reva.

Jam kampus selesai, Annisa segera mengambil sepedanya menuju ketempat parkir. Tetapi Annisa merasakan berat pada sepedanya dan dia menoleh ke arah ban belakang sepeda yang ternyata kempes. Annisa segera memeriksanya dan kaget melihat ban sepedanya robek.

" Ya Allah, kenapa ban sepeda aku bisa kayak gini. Padahal tadi berangkat baik2 aja." Kata Annisa dengan kepanikannya karena dia nanti sore ada jadwal mengajar mengaji karena jam menujukkan pukul 13.00 sedangkan jarak rumah ke kampus sekitar 45 menit.

" Ya udahlah,aku tuntun saja. Sambil nyari bengkel." Annisa pun menuntun sepedanya di tengah terik matahari. Dan tiba-tiba melintas mobil sport mewah&berhenti tepat di samping Annisa.

" Gimana,capek nggak? Emang enak. Makanya jangan belagu jadi cewek." Dan siapa lagi kalau bukan Darren(Ini mobilnya Darren mobil sport yg rooftopnya di buka ya,jadi pasti kelihatan,hehehe). Annisa pun menghentikan langkahya dengan penuh amarah.

" Oh...ternyata lo. Heh jangan beraninya sama cewek,cemen banget lo. Sikap lo itu pengecut." Bantah Annisa. Darren pun turun dari mobilnya. Dia membungkukan tubuhnya,menatap Annisa dengan tajam. Maklum tinggi Darren bak super model,sedangkan Annisa ya tinggi cewek pada umumnya tapi tetap imut-imut.

" Ngapain melotot kayak gitu, gue nggak takut." Kata Annisa dengan tegas.

" Makanya jangan banyak tingkah." Sahut Darren

dengan geram. Annisa langsung mengusapkan tangannya yang hitam akibat memegang ban sepedanya tadi ke wajah Darren. Alhasil hitamlah wajah Darren.

" Tuh,ngaca muka lo." Ledek Annisa yang kemudian segera berlari menyeret sepedanya dengan segera lalu masuk ke dalam gang sempit supya tidak terkejar oleh Darren. Mendengar ucapan Annisa&tindakan Annisa belum cukup membuat Darren sadar sehingga saat berbalik badan saat akan menaiki mobil teman-temannya tertawa terbahak-bahak.

" Kenapa kalian ketawa." ketua Darren.

" Lebih baik nyaca deh,lo." Sahut Rio tanpa bisa menahan tawanya. Darren langsung memutar kaca spion ke arahnya&dia kaget setengah mati.

" Kurang ajar, sialan tu cewek. Dia pikir siapa berani nglecehin gue."

" Lo juga sih kebangetan,ngapain ban sepedanya lo kempesin terus lo robek" Kata Kevin sambil menahan tawanya.

" Hmmmm hebat tuh cewek,bisa bikin Darren kayak pantat panci gosong." Tambah Tori yang semakin membuat Darren kesal tapi membuat teman-temannya bahagia.Hahahahaahaha....

 

❤️❤️❤️❤️❤️

 

Setelah hampir 1 jam berada di jalanan, Annisa pun sampi di rumah.

" Maafin Annisa Ya Allah, tadi marah2 habis cowok tadi keterlaluan banget. Dia yang salah tapi dia yang buat masalah." Gerutu Annisa sambil mengibas-ngibaskan ujung jilbab ke wajahnya.

" Pulang nggak salam kok malah ngedumel, nak." Sahut Bu Ratih dari dalam.

" Ya Allah buk, maaf. Assalamualaikum." Kata Annisa sambil mencium tangan ibunya.

" Walaikumsalam. Kamu kok telat. Ada jam tambahan ?" Tanya Bu Ratih.

" Nggak kok buk, tadi ban sepeda Annisa kempes. Jadi Annisa nyari bengkel dulu."

" Ya udah, kamu istirahat aja dulu terus makan. Oh ya tapi tadi kamu kenapa kok ngedumel."

" Oh, nggak apa-apa kok buk. Annisa ke dalam dulu ya. " Kata Annisa mengalihkan pembicaraan karena dia sedang malas menceritakan tentang geng Bad Boys atau apalah itu.

Di rumah, Darren bersama temannya sedang bermain musik. Di tambah dengan hisapan Vape yang asapnya memenuhi ruangan di tambah dengan beberapa jenis wine koleksi orang tua Darren. Darren memainkan drum sekencang mungkin, berirama sih tapi penuh dengan emosi. Ketiga temannya merasa bingung&heran dengan sikap Darren.

" Kenapa tuh anak?" Tanya Tori penuh selidik.

" Iya, kenapa sih Darren. Kuping gue sakit dengerin dia mukul drum nggak jelas gitu." Tambah Rio dengan penuh rasa penasaran.

" Paling gara-gara cewek hijabers tadi. Lucu juga sih dia." Tambah Kevin dengan senyum penuh arti. Mendengar jawaban Kevin,Rio&Tori semakin bingung sampai akhirnya Darren membuang stik drumnya ke sembarang tempat lalu duduk&menenggak wine-nya.

" Siapa sih tu cewek?" Tanya Darren membuat ketiga temannya kaget.

" Tumben,lo penasaran sama cewek. Biasanya cuek-cuek aja." Ledek Tori. Melihat sahabatnya penasaran, membuat Rio berinisiatif membuka website kampus&mencari info tentang Annisa. Dan Rio sangat kaget ketika melihat wajah Annisa terpampang di halaman depan sampul kampus.

" Wah, cantik juga dia. Hijabers modern, aktif, percaya diri&menginspirasi Annisa Fauzia Putri." Kata Rio sambil membaca judul time line di website kampus. Tori pun langsung kepo & mengambil handphone Rio.

" Wah gila, hebat juga dia menginspirasi banget. Kok gue ikutan penasaran." Tambah Tori. Mendengar kedua sahabatnya heboh, Darren langsung merebut handphone Rio dari tangan Tori. Darren pun hanya memandangi saja tanpa berekspresi.

" Ngapain lo penasaran. Biasanya lo kan suka yang seksi-seksi. Lihat yang bungkusan rapet gini ngapain juga kepo." Ledek Rio pada Tori.

" Kalian pernah berfikir nggak sih,mereka yang terbungkus itu justru membuat penasaran,gimana isi di dalamnya, bentuknya, karena mereka yang terbungkus akan terbuka hanya untuk suaminya. Sedangkan mereka yg terbuka udah nggak bikin penasaran karena sudah terlihat. Ibarat permen yang masih terbungkus, kita pasti penasaran pingin icip rasanya, beda dengan permen yang udah kebuka pasti ketebak rasanya." Kata Tori dengan filosofi play boy nya panjang lebar & mengimajinasikannya.

" Ngeres otak, lo." Sahut Kevin sambil menoyor kepala Tori.

" Yaelah, Vin. Lo ngacauin ceramah sang casanova cinta."

" Tapi masuk akal juga, Tor." Sahut Rio sambil beradu tos dengan Tori. Maklum Rio kan murid abadinya Tori. Mendengar ocehan teman-temannya Darren hanya diam tak bergeming entah apa yang sedang dia pikirkan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!