NovelToon NovelToon

Memuaskan Nafsu Kakak Ipar

Lamaran

"Mau kah kau menikah denganku?" ucap Boy, CEO muda yang baik hati.

Pricella begitu bahagia saat di lamar oleh Boy Dinata, pujaan hatinya. Mereka telah menjalin kasih selama dua tahun belakangan ini.

Awal pertemuan Boy dengan Pricella adalah ketika mobil yang di kendarai Boy tiba-tiba rusak di satu malam yang saat itu turun hujan. Pricella yang saat itu kebetulan pulang dari tempat ia bekerja tiba-tiba saja memayungi Boy yang sedang memperbaiki mesin mobilnya.

"Makasih," ucap Boy kepada Pricella saat gadis cantik itu berada di sampingnya.

Sejak saat itulah Pricella dan Boy menjadi dekat dan lama kelamaan benih-benih cinta tumbuh bersemi di hati mereka masing-masing.

Kini tepat dua tahun mereka berpacaran, Pricella yang saat ini bekerja di kantor Boy kini tengah dilamar oleh CEO dari Adinata Grup tersebut.

"Cella?" panggil Boy sekali lagi membuyarkan lamunan Pericella saat itu.

"Kau yakin ingin menikahi ku Boy?" tanya Pricella seperti ragu.

"Ya, aku yakin akan menghabiskan sisa hidupku denganmu," jawab Boy menggenggam tangan Pricella.

"Tapi aku ini tak sebanding dengan mu yang lebih dari segala-gala nya," jawab Pricella menatap mata Boy.

"Aku tak peduli sama sekali Cella. Aku mohon jangan tolak lamaran ku ini. Kau tau yang ku punya di dunia ini hanya kamu dan kak Brian," ucap Boy setengah memohon.

"Boy aku bukannya menolak lamaran mu. Tapi aku takut suatu hari nanti akan ada wanita lain yang akan membuat cinta mu goyah," balas Pricella yang takut jika Boy akan berpaling dari dirinya.

"Ya ampun Cella. Aku berani bersumpah jika tak akan ada wanita lain di dalam kehidupan kita. Kau bisa memegang ucapan ku," jawab Boy meyakinkan Pricella.

"Maaf Boy," jawab Cella menatap Boy.

"Maaf? Kau menolak ku?" tanya Boy melepaskan tangannya dari tangan Pricella.

"Maaf aku tak bisa menolak mu," jawab Pricella tersenyum menatap Boy.

"Pricella.. Makasih sayang.. Makasih," ucap Boy senang dan mencium punggung tangan Pricella berkali-kali lalu memasangkan sebuah cincin bertahta berlian di jari manis wanita cantik itu.

Boy dan Pricella pun akhirnya berpelukan dan menghabiskan malam di restauran romantis yang sudah di boking oleh Boy.

Mereka makan dan berdansa sepanjang malam dengan diiringi musik romantis yang menambah suana hangat di antara mereka.

Keesokan harinya, Boy membawa Pricella ke rumahnya dan memperkenalkannya kepada Brian kakak kandung Boy dan keluarga satu-satunya yang Boy miliki setelah semua keluarganya meninggal dalam kecelakaan pesawat saat akan pergi berlibur ke London.

"Kak Brian, kenalkan ini Pricella Anastasya calon istriku," ucap Boy memperkenalkan Cella kepada kakaknya.

"Hai, kenalkan saya Brian Dinata, kakak kandung Boy. Kapan kalian akan menikah?" tanya Brian mengulurkan tangannya.

"Kenalkan saya Pricella Anastasya, saya dan Boy rencananya akan menikah akhir bulan ini kak. Saya mohon doa dan restunya ya kak," jawab Cella membalas uluran tangan calon kakak iparnya itu.

"Akhir bulan? Berarti dua minggu lagi ya," ucap Brian menatap Boy dan juga Cella bergantian.

Dua minggu kemudian, hari yang di tunggu-tunggu oleh Boy dan Cella akhirnya tiba. Kini mereka berdua telah resmi menjadi sepasang suami dan istri.

Setelah semua kerabat yang menjadi wakil dari mendiang kedua orang tua Cella pulang, Boy langsung memboyong istri tercintanya ke rumah dimana Boy dan kakaknya Brian tinggal.

"Sekali lagi selamat ya Boy, Cella. Kakak bahagia jika kalian juga bahagia. Oh ya Cella, anggap saja rumah ini sebagai rumahmu sendiri. Di rumah ini kita hanya tinggal berdua, jadi harap dimaklumi jika agak sedikit berantakan karena kami tidak menggunakan jasa pembantu," jelas Brian menatap adik iparnya itu.

Lima tahun lalu, semua keluarga besar Boy meninggal dalam kecelakaan pesawat menuju London, termasuk kedua orang tuanya. Jadi semua harta dan peninggalan mereka semua resmi jatuh ke tangan Boy dan juga Brian, termasuk rumah yang mereka tinggali saat ini.

"Iya kak, tidak masalah kok. Nanti Cella akan membantu membersihkannya," jawab Cella tersenyum.

Ya sudah kalau gitu aku dan Cella ke kamar dulu ya kak," pamit Boy kepada kakaknya.

'Kau memang selalu beruntung Boy,' batin Brian menatap punggung Boy dan juga Cella yang berjalan ke lantai dua rumah mereka.

Setibanya di kamar, Boy memutuskan untuk langsung mandi sebelum memulai malam pertamanya. Sedangkan Cella tengah duduk di meja rias menghapus semua sisa-sisa make up yang menempel di wajah cantiknya.

Beberapa saat kemudian, setelah Boy dan juga Cella selesai mandi, mereka berdua sama-sama duduk di tepi ranjang yang berukuran king size tersebut. Rasa gugup kini tengah melanda keduanya. Mereka sama-sama bingung harus memulai dari mana.

"Cella," panggil Boy lembut dan pelan.

"Ya," jawab Cella meremas lingerie kimono yang ia kenakan.

"Apa kita akan melakukannya sekarang?" tanya Boy dengan gugup.

"Aku terserah kamu nya saja. Kamu maunya kapan?" jawab Cella baik bertanya.

"Kalau sekarang gimana? Apa kamu siap?" tanya Boy gugup.

"Siap," jawab Cella mengangguk malu dengan pipi yang merah merona.

Dengan pelan tapi pasti, Boy pun mulai mendekati sang istri dan mengelus wajah Pricella dengan jari jemarinya.

Boy mendekatkan wajahnya lalu menciumi bibirnya secara perlahan namaun semakin lama ciuman itu semakin menuntut.

"Boy pelan-pelan," ucap Cella saat Boy akan menunaikan nafkah batin pertamanya.

"Baik sayang," jawab Boy dengan suara parau.

Setelah berusaha cukup keras, Boy akhirnya bisa memiliki wanita yang kini telah menjadi istrinya itu sepenuhnya.

Malam itu mereka larut dalam alunan cinta sebagai sepasang pengantin baru yang tengah berbulan madu.

Sedangkan di balik pintu kamar Boy dan juga Cella, Brian berdiri dan telinganya menjadi saksi dari kenikmatan yang tengah di rasakan oleh sepasang pengantin baru itu.

Karena mendengar ******* Cella, Brian pun menjadi terobsesi untuk ikut menyicipi wanita yang kini menjadi adik iparnya itu.

Hampir dua jam Boy dan juga Cella memadu kasih di atas ranjang pengantin mereka. Boy yang sudah mengeluarkan benihnya pun akhirnya tertidur pulas dengan keadaan masih tanpa busana. Sedangkan Cella beringsut-ingsut turun dari ranjangnya untuk menuju kamar mandi.

'Perih sekali,' batin Cella yang berjalan dengan tertatih-tatih.

Setibanya di kamar mandi, Cella memutuskan untuk berendam di bathtub agar ia merasa sedikit rileks.

Beberapa saat kemudian.......

"Cella? Kamu di dalam sayang?" teriak Boy dari luar.

"Iya, aku sedang berendam. Ada apa Boy?" jawab Cella berteriak.

"Aku masuk ya. Aku mau mandi juga," teriak Boy membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak di kunci oleh istrinya tersebut.

Alhasil, setelah Boy masuk, maka terjadilah permainan kedua yang tak dapat di elak kan oleh Cella.

Brian

"Cella? Kamu di dalam sayang?" teriak Boy dari luar.

"Iya, aku sedang berendam. Ada apa Boy?" jawab Cella berteriak.

"Aku masuk ya. Aku mau mandi juga," teriak Boy membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak di kunci oleh istrinya tersebut.

Alhasil, setelah Boy masuk, maka terjadilah permainan kedua yang tak dapat di elak kan oleh Cella.

***

Sementara itu, di balik pintu kamar Boy dan Cella, Brian tengah berdiri menyimak percakapan antara Boy dan Cella. Brian begitu panas saat mendengar racauan proses malam pertama yang sedang berlangsung di dalam kamar tersebut.

Kembali ke Cella dan Boy, sepasang pengantin baru itu kini tengah menikmati malam pertama mereka.

"Ah, Boy," ucap Cella yang merasakan geli dan juga sensasi unik yang belum pernah ia rasakan sama sekali, sedangkan tangan Cella menjambak rambut suami tampannya itu.

Kini tiba saatnya mereka akan melakukan malam pertama sebagai pasangan suami istri.

Boy dan Cella tampak ragu-ragu dan gugup satu sama lainnya.

"Boy...," ucap Cella memanggil sang suami.

"Ya sayang?" jawab Boy dengan suara serak dan tatapan sayu.

"Pelan-pelan," ucap Cella kemudian tersenyum dengan nafas yang saling memburu dan dada yang kembang kempis.

"Baik sayang," jawab Boy lalu kembali berusaha membuka segel milik Cella.

Berkali-kali Boy mencoba untuk menerobos pertahanan Cella, namun ia selalu gagal dan gagal.

Seakan tak mau menyerah, Boy terus saja berusaha. Boy yakin, ia pasti bisa menaklukkan sang istri tercinta, hingga ia tak sadar jika ia sedikit membuat istrinya merasakan kesakitan.

"Boy... Sakiiiitt," lirih Cella meremas sprei dengan kuat. Terlihat bulir air mata mulai jatuh dari sudut matanya indahnya.

"Maaf sayang. Sakit ya. Apa kita lanjutkan lain kali saja," ucap Boy yang tidak tega melihat istrinya itu.

"Gak usah. Kita lanjutkan saja, tapi pelan-pelan ya Boy," jawab Cella yang tak mau menunda lagi. Wanita cantik itu yakin, Boy pasti menginginkannya malam ini. Alangkah sangat egoisnya Cella jika ia menunda malam pertamanya.

"Kamu yakin?" tanya Boy menatap Cella.

"Aku yakin sayang," jawab Cella tersenyum.

Boy kemudian mencium bibir Cella sekilas, lalu Boy kembali fokus dengan bagian bawah tubuh Cella.

Boy memasukkannya perlahan demi perlahan hingga akhirnya laki-laki tampan itu akhirnya berhasil membobol pertahanan milik Cella dan kini Boy telah berhasil memiliki Cella seutuhnya.

"Aww, sakit," lirih Cella yang terisak-isak dengan tangisannya. Ia meremas sprei sangat kuat. Sprei putih itu kini tampak ternoda dengan darah kesucian milik Cella.

Boy menghentikan aktifitasnya untuk sesaat. Ia memeluk Cella sesaat untuk menenangkan sang istri tercinta.

"Maafkan aku Cella. Tapi percayalah, orang bilang sakitnya hanya sebentar," ucap Boy menenangkan Cella.

"Iya. Semoga saja," jawab Cella tersenyum pilu.

Beberapa saat kemudian....

"Apa masih sakit?" tanya Boy menatap Cella yang sudah mulai tenang.

"Masih, tapi tak sesakit yang tadi," jawab Cella manja.

"Apa aku bisa memulainya kembali?" tanya Boy lagi.

"Tentu. Tapi pelan-pelan dulu ya sayang," jawab Cella yakin.

Boy pun kembali melanjutkan aktivitasnya dengan perlahan tapi pasti.

"Arrrgghhh Cella," gumam Boy merasakan kepunyaan Cella yang sempit.

"Boy," panggil Cella mulai merasakan nikmatnya surga dunia.

Tubuh Cella terus saja tergguncang ke sana kemari.

Makin lama permainan kedua suami istri itu semakin panas dan bergairah. Rasa sakit yang tadi sempat menunda permainan mereka kini seolah sudah hilang entah kemana dan digantikan dengan rasa nikmat dan indahnya surga dunia yang sedang mereka rasakan satu sama lainnya.

Berbagai model kini tengah mereka coba. Cella dan Boy kini benar-benar tengah merasakan nikmatnya malam pertama sebagai sepasang suami istri.

Brian yang tadinya berada di balik pintu kamar Boy dan Cella, kini laki-laki tampan yang merupakan kakak kandung Boy itu sudah kembali lagi ke kamarnya.

Ia duduk di ranjang dan membayangkan kira-kira apa yang terjadi di dalam kamar Boy dan juga Cella.

"Andin, andai dulu kamu tidak kabur, pasti aku tak akan seperti ini," gumam Brian yang kembali mengingat Andin, tunangannya yang ternyata hamil anak dari sahabatnya sendiri.

Semenjak saat itu, Brian jadi pribadi yang tertutup dan ia juga menutup hatinya pada semua wanita. Namun entah kenapa, melihat Cella, Brian merasakan ada sesuatu yang lain dari diri Cella yang mampu membuatnya menginginkan Cella. Brian sadar jika Cella kini sudah menjadi adik iparnya. Tapi perasaan itu tak dapat ia pungkiri bahwa dirinya juga menginginkan Cella.

Lelah bermain panas bersama sang istri, Boy kini hendak melakukan pelepasan pertamanya didalam rahim sang istri, berharap pelepasan itu akan tumbuh menjadi janin di dalam perut Cella.

"Makasih sayang," ucap Boy mencium kening Cella sekilas.

"Sama-sama sayang. Ternyata rasanya seperti ini. Aku benar-benar tidak menyangka," jawab Cella dengan napas yang masih tersengal-sengal.

Keesokan paginya, Cella telah bangun terlebih dahulu di saat Boy dan Brian masih tertidur lelap. Cella berjalan dengan terseok-seok itupun pergi ke pasar yang tak jauh dari rumahnya saat ini untuk berbelanja kebutuhan sarapan paginya, Boy dan juga kakak iparnya Brian.

Selesai berbelanja, Cella langsung mengolahnya menjadi makanan yang akan ia sajikan sebagai sarapan pagi.

Saat Cella tengah asik memasak di dapur, tiba-tiba saja seseorang memeluknya dari belakang.

Saat Cella akan berteriak, mulutnya langsung di bekap menggunakan tangan orang yang memeluknya.

"Ikut aku," bisik orang tersebut yang suaranya tidak asing di telinga Cella.

Cella sudah berkali-kali mencoba untuk memberontak, namun ia kalah tenaga dengan laki-laki yang tengah memeluknya saat ini.

Setibanya di kamar, laki-laki tersebut mendorong Cella ke ranjang empuk yang berukuran king size tersebut.

"Kak Brian? Apa yang kakak lakukan?" tanya Cella kaget dan juga takut.

Ia tak menyangka jika kakak iparnya akan melakukan hal seperti ini.

"Apa yang akan aku lakukan? Aku akan melakukan sama persis seperti apa yang di lakukan Boy semalam kepadamu," jawab Brian menghampiri Cella ke ranjang.

"Kak sadar kak. Aku ini istrinya Boy, adik ipar kakak," jawab Cella gemetaran.

"Aku tau kamu istrinya Boy, dan kamu juga harus tau, aku ini kakak ipar mu. Jadi jangan berani menolak," ucap Brian mulai mendekati tubuh Cella.

"Kak jangan kak, aku mohon," mohon Cella dengan ratapan air mata.

"Sudah diam, aku yakin kamu akan lebih puas dengan pelayanan ku," ucap Brian dengan nafsu yang berapi-api.

"Kak Brian sadar. Jangan lakukan ini," ucap Cella berusaha lepas dari dekapan Brian.

Meskipun sudah mohon, namun Brian sama sekali tidak peduli dengan Cella. Brian terus mendekati adik iparnya itu hingga membuat Cella ketakutan.

Mengikat Cella

"Sudah diam, aku yakin kamu akan lebih puas dengan pelayanan ku," ucap Brian dengan nafsu yang berapi-api.

"Kak Brian sadar. Jangan lakukan ini," ucap Cella berusaha lepas dari dekapan Brian.

***

Karena cemas akan terdengar oleh Boy, Brian kemudian mengambil lakban yang ada di laci meja kamarnya, lalu menutup mulut Cella menggunakan lakban tersebut.

Tak hanya itu, Brian kemudian mengambil tali lalu mengikat kaki dan tangan Cella.

Wajah cantik Cella benar-benar merasakan ketakutan yang teramat sangat. Mulutnya yang tertutup seolah mengatakan jangan lakukan itu pada dirinya.

Keringat ketakutan sudah mengucur deras di seluruh tubuh Cella.

Dengan buas, Brian lalu menggunting daster minim yang di kenakan Cella untuk menutupi tubuhnya itu.

Kini hanya tinggal pakaian dalam saja.

"Waw, begitu banyak bekas tanda kepemilikan yang dibuatkan Boy untukmu. Aku baru tau, ternyata adikku sebegitu buasnya di ranjang," ucap Brian saat melihat banyak bekas merah di seluruh tubuh Cella.

Saat Brian mulai mencumbui Cella, wanita cantik itu hanya bisa pasrah dan berusaha menghindarkan ciumannya dengan cara menggeleng ke kiri dan kanan.

"Aku semakin bernafsu dengan sikapmu yang seperti ini adik ipar," ujar Brian dengan buas menggerayangi tubuh Cella.

Dengan brutal dan penuh nafsu, Brian menjelajahi setiap inci tubuh Cella. Tangannya bermain ke sana ke mari, menari-nari di atas tubuh Cella yang terikat pasrah tak berdaya.

"Cella, apa kau menikmatinya?" tanya Brian dengan nafas tersengal-sengal.

Cella hanya bisa menangis dan menggeleng pertanda ia masih belum terima dengan perlakuan kakak iparnya itu.

"Apa? kau belum puas? Baik, aku akan memberimu lebih dari yang tadi. Itu hanya pemanasan, sekarang kita akan memulainya," jawab Brian menyalah artikan maksud Cella.

Tanpa ragu-ragu, Brian mulai membuka seluruh pakaiannya tanpa terkecuali. Cella begitu kaget dan takutnya semakin bertambah setelah melihat P Brian yang memiliki ukuran lebih besar daripada Boy.

"Jangan memejamkan matamu sayang, kakak tidak suka. Apa kamu tidak ingin melihat kepunyaan ku yang berukuran besar ini?" ucap Brian membuat Cella jijik.

Dengan perlahan tapi pasti, Brian kembali mendekati Cella dan memberinya kecupan demi kecupan kembali. Ia juga meninggalkan banyak bekas tanda kepemilikan di tubuh Cella, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi jika Boy mengetahui kelakuan kakak kandungnya itu.

Puas melakukan pemanasan, dengan kasar, Brian langsung menghujamkan P nya ke dalam V Cella tanpa perasaan dan lemah-lembut sedikitpun. Ia tidak peduli dengan rasa sakit yang dirasakan Cella. Tak hanya itu, tanpa jeda sedikitpun, Brian bahkan langsung memulai permainannya dengan sangat brutal dan penuh nafsu setan.

Puas bermain api dengan adik iparnya itu, Brian menanamkan benih terlarangnya itu di dalam rahim adik iparnya. Benih yang bercampur aduk dengan benih sang adik kandung, Boy.

"Terima kasih sayang. Lain kali aku akan kembali memuaskan mu," bisik Brian di telinga Cella.

Gadis itu hanya bisa pasrah sembari menangisi yang telah terjadi kepada dirinya.

Sebelum Brian membuka ikatan di tangan dan kaki Cella, laki-laki itu kembali memasangkan semua pakaian milik Cella kembali. Brian kemudian melepaskannya lalu memberikan Cella sebuah handuk untuk menutupi tubuhnya.

"Pergilah ke kamarmu dan bersihkan tubuh itu. Lain kali aku akan menjamah tubuh indah itu kembali. Ingat, jangan sampai Boy tau semua perbuatan kita ini. Jika dia tau, aku tidak akan segan-segan untuk menyiksamu dan menjauhkan mu dari suami mu itu," ucap Brian lalu mengancam adik iparnya itu.

Setelah Brian memastikan keadaannya aman, Cella pergi meninggalkan kamar kakak iparnya itu dengan handuk putih yang menutupi sebagian tubuhnya dengan langkah kaki yang tertatih-tatih.

Harus Cella akui, jika Brian memang lebih unggul daripada Boy dalam urusan ranjang.

Dengan perlahan, Cella membuka pintu kamarnya dan masuk ke kamar mandi dengan mengendap-endap agar Boy tidak terbangun.

Cella melepaskan semua tangisannya di bawah shower yang membasahi tubuhnya. Ia tak menyangka jika akan mendapat perlakuan seperti ini dari kakak iparnya sendiri.

"Aku sudah kotor sekarang. Aku bukan istri yang baik untuk Boy," gumam Airin mengusap seluruh tubuhnya dengan kasar dan jijik.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaiman jika Boy mengetahuinya? Dia pasti akan sangat kecewa denganku," tambah Cella yang kini terduduk di bawah shower yang mengalir.

Saat Cella masih meratapi nasibnya, tiba-tiba saja Boy masuk dan melihatnya dalam keadaan hancur seperti ini.

"Sayang kamu ngapain duduk di bawah sana. Ada apa hmm? Matamu bengkak seperti orang yang sedang menangis," tanya Boy kepada sang istri yang tidak menggunakan sehelai benangpun.

"Bo.. Boy? Aku.. Aku tidak apa-apa. Hanya saja, tadi waktu aku memasak sarapan pagi, tiba-tiba saja punyaku terasa perih, lalu aku memutuskan untuk mandi setelahnya," jawab Cella berbohong.

'Aku tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada Boy. Aku takut dia akan marah dan kecewa kepadaku. Maafkan aku Boy,' batin Cella masih gelisah.

"Maafkan aku ya Cella, gara-gara aku, kamu jadi seperti ini. Kamu pasti kesakitan sekali kan?" tanya Boy memeluk tubuh sang istri.

"Tidak apa sayang. Aku yang seharusnya minta maaf kepadamu," balas Cella memeluk tubuh suaminya itu.

Akhirnya, pada pagi itu, mereka mandi berdua dan kembali mengulang permainan panasnya.

Meskipun Cella masih merasakan perih yang teramat sangat, tapi ia tidak tega menolak permintaan suaminya.

Cella berusaha tersenyum dan menikmati permainan sang suami, agar tidak ada kekecewaan yang dirasa oleh Boy.

"Cella, bekas ini... Bekas ini banyak sekali," ucap Boy yang tak menyangka jika terdapat banyak bekas kepemilikan di tubuh istrinya itu.

"Iya bekas ini ulah mu Boy. Kamu mencemari tubuhku dengan banyak bekas merah seperti ini," jawab Cella pura-pura tenang dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Apakah aku melakukannya sebanyak itu? Buas sekali suamimu ini. Maafkan aku sayang," balas Boy kembali melanjutkan permainan mereka.

Di kamar Brian, laki-laki itu kini juga sedang mandi di kamarnya. Namun Brian lebih memilih untuk berendam di bathub kamar mandinya untuk kembali mengingat bagaimana permainannya dengan Cella beberapa waktu yang lalu.

"Ternyata dia benar-benar nikmat. Beruntung sekali Boy mendapatkan istri seperti Cella," gumam Brian yang saat ini membayangkan tubuh dan wajah Cella.

Ia kembali membayangkan bagaimana ekspresi wajah Cella saat bermain ranjang dengannya.

"Aku yakin Cella pasti puas sekali. Lain kali aku akan lebih lembut memperlakukannya," tambah Brian kemudian menenggelamkan seluruh tubuhnya di dalam bathtub untuk sesaat.

.

.

Selesai mandi dan berganti pakaian, Cella dan Boy langsung turun ke bawah untuk menikmati sarapan pagi yang di buat oleh Cella sebelumnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!